Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan hidayahNya
sehingga modul praktikum mata kuliah Praktikum Hukum ini dapat terwujud. Modul ini
disusun agar dapat membantu mahasiswa dalam mengembangkan kemampuan dan
keterampilan dasar yang telah dimiliki melalui mata kuliah pendukung yang telah
dipelajari sebelumnya.
Modul praktikum ini merupakan salah satu instrumen pelengkap proses belajar
mengajar khususnya pada mata kuliah praktikum hukum, sebagai salah satu langkah
perbaikan proses belajar mengajar dalam rangka menyelenggarakan program
pendidikan tinggi hukum di Fakultas Hukum Universitas Merdeka Malang yang
berkualitas dengan memadukan penguasaan teori/akademik dengan praktek, demi
menghasikan lulusan yang profesional baik sebagai praktisi maupun akademisi di
bidang hukum.
Modul ini dapat membantu mahasiswa untuk belajar secara mandiri sesuai
dengan Satuan Acara Perkuliahan (SAP) masing-masing mata kuliah praktikum hukum
yang terperinci, dan dinamis sesuai dengan perkembangan kemajuan keilmuan. Selain
bagi mahasiswa, modul ini juga dipergunakan dosen sebagai petunjuk/pedoman
pelaksanaan kegiatan belajar mengajar, sehingga modul praktikum hukum ini dapat
bermanfaat dalam meningkatkan kualitas proses belajar mengajar dan membantu
mahasiswa dalam melaksanakan praktikum yang sesuai dengan perkembangan dunia
peradilan di Indonesia.
i
ii
ii
DAFTAR ISI
Cover ………………………………………………………………………………………………………... . i
Kata Pengantar ............................................................................................................................. ii
Daftar Isi .......................................................................................................................................... iii
1. Pokok Bahasan 1: Pengertian dan Jenis-Jenis Perselisihan Hubungan Industrial
1.1. Pengertian .................................................................................................................... 5
1.2. Perselisihan Hak ......................................................................................................... 5
1.3. Perselisihan Kepentingan ........................................................................................ 6
1.4. Perselisihan PHK ……………………………………………………………………………. 6
1.5. Perselisihan SP Hanya dalam Satu Perusahaan ………………………………. . 6
2. Pokok Bahasan 2: Penyelesaian Perselisihan di Tingkat Perusahaan (Bipartit)
2.1. Penyelesaian Bipartit ................................................................................................ 8
2.2. Surat-Surat yang Terkait .......................................................................................... 10
3. Pokok Bahasan 3: Membuat Perjanjian Bersama
3.1. Perjanjian Bersama .................................................................................................... 17
3.2. Contoh Perjanjian Bersama .................................................................................... 18
4. Pokok Bahasan 4: Penyelesaian Perselisihan Melalui Mediasi
4.1. Penyelesaian Melalui Mediasi ................................................................................ 19
4.2. Surat-Surat yang Terkait .......................................................................................... 20
5. Pokok Bahasan 5: Penyelesaian Perselisihan Melalui Konsiliasi
5.1. Penyelesaian Melalui Konsiliasi ............................................................................ 29
5.2. Surat-Surat Terkait .................................................................................................... 30
6. Pokok Bahasan 6: Penyelesaian Perselisihan Melalui Arbitrase
6.1. Penyelesaian Melalui Arbitrase ............................................................................. 39
6.2. Surat-Surat yang Terkait …………………………………………………………………. 42
7. Pokok Bahasan 7: Penyelesaian Perselisihan Melalui Pengadilan Hub. Industrial
7.1. Penyelesaian Melalui PHI ........................................................................................ 53
7.2. Surat Kuasa Khusus ……………………………………………………………………….. 57
7.3. Surat Gugatan ………………………………………………………………………………… 59
7.4. Jawaban Gugatan …………………………………………………………………………… 64
Daftar Pustaka
iii
iii
iv
1. Identitas Mata Kuliah:
b. Kode :
c. SKS : 2
d. Semester : V
Hukum Acara dan Praktek Peradilan Hubungan Industrial ini merupakan bagian dari
hukum positif sebagaimana diatur dalam Undang-Undang No. 2 tahun 2004 tentang
Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial. Mata kuliah Hukum Acara dan Praktek
Peradilan Hubungan Industrial ini bertujuan agar mahasiswa mampu mengerti konsep
yuridis Peradilan Hubungan Industrial dan mampu menjelaskan dan mempraktekkan
mekanisme penyelesaian perselisihan hubungan industrial yang terjadi antara tenaga
kerja/ pekerja dengan pengusaha, baik penyelesaian secara non litigasi maupun
penyelesaian secara litigasi. Untuk mencapai tujuan yang maksimal maka mata kuliah ini
diawali dengan memberikan pengertian dan jenis perselisihan hubungan industrial,
penyelelesaian di tingkat perusahaan (Bipartit), penyelelesaian di tingkat Dinas
Ketenagakerjaan (Tripartit) dan penyelelesaian di tingkat Pengadilan Hubungan
Industrial.
Tujuan diajarkannya mata kuliah ini adalah agar mahasiswa mampu membuat surat-
surat atau dokumen yang diperlukan dalam proses beracara dalam penyelesaian
perselisihan hubungan industrial, baik secara non litigasi maupun litigasi, dan mampu
mempraktekkan penyelesaian perselisihan hubungan industrial. Dalam mata kuliah ini
mahasiswa melakukan kegiatan membuat surat-surat atau dokumen yang diperlukan
dalam proses beracara dalam penyelesaian perselisihan hubungan industrial, baik secara
non litigasi maupun litigasi yang meliputi surat-surat atau risalah yang terkait dengan
penyelesaian bipartit dan tripartit, perjanjian bersama, surat anjuran, dan surat-surat
dalam penyelesaian di tingkat Pengadilan Hubungan Industrial.
1
3. Capaian Pembelajaran
Setelah mengikuti mata kuliah ini mahasiswa mampu memahami pengertian, jenis-
jenis, dan cara penyelesaian perselisihan hubungan industrial serta mampu membuat
surat-surat atau risalah yang diperlukan dalam proses penyelesaian perselisihan hubungan
industrial baik secara bipartit, tripartit maupun litigasi.
4. Materi Pembelajaran
Mata kuliah ini terdiri dari pokok bahasan dan sub pokok bahasan sebagai berikut:
1. Pengertian dan jenis perselisihan hubungan industrial.
5. Strategi Pembelajaran
Strategi pembelajaran dalam mata kuliah ini adalah memberikan penjelasan tentang
pembuatan dan penyusunan surat-surat yang terkait dengan penyelesaian perselisihan
hubungan industrial baik secara bipartit, tripartit maupun melalui Pengadilan Hubungan
Industrial. Kemudian mahasiswa membuat, menyusun surat-surat atau risalah tersebut di
bawah bimbingan dan arahan dari dosen pengampu mata kuliah yang bersangkutan.
Setelah itu, mahasiswa mempresentasikan hasil pekerjaannya di depan kelas. Setelah
memperoleh masukan dari mahasiswa lain dan arahan dari dosen pengampu, mahasiswa
memperbaiki hasil pekerjaannya.
2
perselisihan hubungan industrial masuk ke Pengadilan Hubungan Industrial, masing-
masing kelompok bertindak sebagai penggugat, untuk kelompok ganjil menangani kasus
1 dan kelompok genap kasus 2.
6. Penilaian
3
POKOK BAHASAN 1
5
pelaksanaan atau penafsiran terhadap ketentuan
peraturan perundang-undangan, perjanjian kerja,
peraturan perusahaan atau perjanjian kerja
bersama.
Contoh: kekurangan upah lembur dari kelebihan
jam kerja, pembayaran upah lebih rendah dari
UMP, BPJS Ketenagakerjaan, dll.
• Perselisihan kepentingan adalah perselisihan
yang timbul dalam hubungan kerja karena tidak
adanya kesesuaian pendapat mengenai
pembuatan, dan/atau perubahan syarat-syarat
kerja yang ditetapkan dalam perjanjian kerja,
atau peraturan perusahaan, atau perjanjian kerja
bersama.
Contoh: perundingan PKB, tuntutan pemberian
tunjangan jabatan, tunjangan cuti dan lain-lain
yang belum ada pengaturannya.
• Perselisihan pemutusan hubungan kerja adalah
perselisihan yang timbul karena tidak adanya
kesesuaian pendapat mengenai pengakhiran
hubungan kerja yang dilakukan oleh salah satu
pihak.
Contoh: semua jenis PHK.
• Perselisihan antar serikat pekerja/serikat buruh
adalah perselisihan antara serikat
pekerja/serikat buruh dengan serikat
pekerja/serikat buruh lain hanya dalam satu
perusahaan, karena tidak adanya persesuaian
paham mengenai keanggotaan, pelaksanaan hak,
dan kewajiban keserikatkerjaan.
Contoh: siapa yang berhak merundingkan PKB,
anggota siapa yang lebih banyak.
6
POKOK BAHASAN 2
7
hubungan industrial di tingkat perusahaan
(penyelesaian bipartit) sesuai dengan kasus yang
ditangani.
d. Sub Pokok Bahasan : 2.1. Penyelesaian Bipartit
2.2. Surat-surat yang Terkait dengan Penyelesaian
secara Bipartit
8
kesepakatan.
Jika perundingan gagal maka salah satu pihak atau kedua belah pihak
mencatatkan perselisihannya kepada instansi yang bertanggungjawab di
bidang ketenagakerjaan setempat dengan melampirkan bukti upaya
penyelesaian bipartit telah dilaksanakan.
Dalam hal para pihak tidak menetapkan pilihan maka instansi terkait
melimpahkan penyelesaian perselisihan kepada mediator.
9
~ Kesimpulan atau hasil perundingan, dan
berunding.
............................ ……………………
10
Formulir A.1.b: Daftar hadir perundingan
Hari :
Tanggal:
Tempat:
Masalah:
11
Formulir A.1.c. : Permintaan Perundingan
PERMINTAAN PERUNDINGAN SECARA BIPARTIT
Dengan hormat,
Sehubungan dengan adanya permasalahan yang perlu dirundingkan
secara Bipartit maka kami mengajukan untuk melakukan musyawarah pada,
Hari :
Tanggal :
Pukul :
Tempat :
Untuk menyelesaikan masalah sebagai berikut :
1........................................
2.........................................
3.........................................dst
Atas perhatian dan kesediaannya kami ucapkan terima kasih.
Pihak
*) Pengusaha Pekerja/Buruh/SP/SB
12
Formulir A.3 : Permohonan Pencatatan
PERMOHONAN PENCATATAN PERSELISIHAN
HUBUNGAN INDUSTRIAL
Dengan hormat,
Sehubungan dengan upaya maksimal untuk mengusahakan penyelesaian
perselisihan hubungan industrial antara :
1. Nama Perusahaan :
2. Jenis usaha :
3. Alamat :
Dengan
1. Nama Pekerja/Buruh/SP/SB :
2. Alamat Pekerja/Buruh/SP/SB :
Masalah..................................................................................................................
................................
Maka sesuai ketentuan Undang-undang No. 2 tahun 2004, Pasal 4 ayat
(1) dengan ini kami mohon bantuan Saudara untuk dicatat dan membantu
penyelesaian perselisihan hubungan industrial dengan risalah perundingan
terlampir.
Atas perhtian dan kesediaanya kami ucapkan terima kasih.
Hormat kami *)Pihak Pengusaha, Pekerja/Buruh/SP/SB
............................ ..............................................
*) Coret yang tidak perlu
Dinas Tenaga Kerja setempat akan berkirim surat kepada pihak yang
berselisih apabila surat permohonan pencatatan perselisihan hubungan
industrial tidak dilampiri dengan risalah perundingan secara bipartit.
13
Berikut contoh surat kelengkapan berkas:
(..........................................)
14
Menindaklanjuti surat permohonan pencatatan perselisihan hubungan
industrial, Dinas Tenaga Kerja akan mengajukan surat penawaran
penyelesaian perselisihan hubungan industrial melalui konsiliasi atau
arbitrase. Pihak yang berselisih diminta untuk memilih salah satu dan
apabila tidak memilih maka perselisihan hubungan industrial akan
diselesaikan melalui mediasi. Berikut contoh surat penawaran
penyelesaian perselisihan hubungan industrial:
15
Formulir B. 3.4 : Surat Undangan
Hari : ..............................................
Tanggal : ..............................................
Pukul : ..............................................
Tempat : ...............................................
Bertemu dengan : Sdr .........................................
(..........................................)
16
POKOK BAHASAN 3
17
Pengadilan Hubungan Industrial memiliki konsekuensi hukum yang
berbeda. PB yang belum didaftarkan tidak memiliki kekuatan eksekusi.
Jika salah satu pihak tidak melaksanakan maka pihak yang dirugikan
dapat mengajukan tuntutan hukum. Sedangkan PB yang telah didaftarkan
memiliki kekuatan eksekusi dan jika PB tidak dilaksanakan maka pihak
yang dirugikan dapat mengajukan eksekusi.
Contoh perjanjian bersama sebagai berikut:
............................. .............................................
18
POKOK BAHASAN 4
19
mengadakan sidang mediasi.
Mediator dapat memanggil saksi/saksi ahli.
Dalam hal tercapai kesepakatan maka dibuat perjanjian bersama yang
ditandatangani para pihak & disaksikan oleh mediator serta
didaftarkan di PHI utk mendapatkan alat bukti pendaftaran.
Dalam hal tdk tercapai kesepakatan maka:
~Mediator mengeluarkan anjuran tertulis.
~Anjuran tertulis hrs sdh disampaikan kepada para pihak selambat-
lambatnya 10 hari kerja sejak sidang mediasi pertama.
~Jawaban tertulis dari para pihak yg isinya menyetujui atau menolak
anjuran tertulis hrs diberikan selambat-lambatnya 10 hari kerja setelah
menerima anjuran tertulis.
~Jika tdk memberikan pendapatnya maka dianggap menolak anjuran
tertulis.
~Jika para pihak menyetujui anjuran tertulis maka selambat-lambatnya 3
hari kerja sejak anjuran tertulis disetujui, mediator hrs sdh selesai membantu
membuat perjanjian bersama, kemudian didaftarkan di PHI utk mendapatkan
alat bukti pendaftaran.
~Jika anjuran tertulis ditolak salah satu pihak atau para pihak maka para
pihak atau salah satu pihak dpt melanjutkan penyelesaian ke PHI, dilakukan
dg pengajuan gugatan oleh salah satu pihak.
20
Formulir C. 1 : Surat Perintah Kerja
KOP-INSTANSI YANG BERTANGGUNG JAWAB
DIBIDANG KETENAGAKERJAAN
21
Formulir C.2 : Panggilan Sidang
22
Formulir C. 3 : Perjanjian Bersama bila terjadi Kesepakatan dalam Sidang
Mediator.
PERJANJIAN BERSAMA
Pada hari ini ............... tanggal .......... bulan ...........tahun ................ kami
yang bertanda tangan di bawah ini :
1. Nama :
Jabatan :
Perusahaan :
Alamat :
Yang selanjutnya disebut Pihak ke I (Pengusaha)
2. Nama :
Jabatan :
Alamat :
Yang selanjutnya disebut Pihak ke II (Pekerja/Buruh/SP/SB)
Berdasarkan ketentuan Undang-undang No, 2 Tahun 2004 Pasal 13 ayat
(1) antara Pihak Ke I dan Pihak Ke II telah tercapai kesepakatan penyelesaian
perselisihan hubungan industrial melalui Mediasi sebagai berikut :
.............................................................................................................................
Kesepakatan ini merupakan perjanjian bersama yang berlaku sejak
ditandatangani di atas meteri cukup.
Demikian Perjanjian Bersama ini dibuat dalam keadaan sadar tanpa
paksaan dari pihak manapun , dan dilaksanakan dengan penuh rasa tanggung
jawab yang didasari itikad baik.
................................... ...............................
Menyaksikan
23
Formulir C. 4 : Panggilan Saksi/ Saksi Ahli
...............................
NIP. ........................
24
Formulir C. 5 : Anjuran Mediator Hubungan Industrial
MENGANJURKAN
1........................................................................................................................................
2........................................................................................................................................
3. Agar kedua belah pihak memberikan jawaban atas anjuran tersebut selambat-
lambatnya dalam jangka waktu 10 hari kerja setelah menerima surat anjuran ini.
Demikian untuk diketahui dan menjadi perhatian
Mengetahui Mediator
Instansi yang bertanggung jawab .......................................
Di bidang ketenagakerjaan NIP. .......................
25
Formulir C. 6: Risalah Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial
Oleh Mediator
8. Pendapat Pekerja/Buruh/SP/SB :
9. Pendapat Pengusaha :
................................
NIP. ........................
26
Formulir C. 7 : Laporan Hasil Mediasi
28
POKOK BAHASAN 5
29
Dalam hal tercapai kesepakatan maka dibuat perjanjian bersama yg
ditandatangani para pihak dan disaksikan oleh konsiliator serta
didaftar di PHI utk mendapatkan akta bukti pendaftaran.
Jika anjuran tertulis ditolak salah satu pihak atau para pihak maka salah
satu pihak atau para pihak dpt melanjutkan penyelesaian perselisihan ke
PHI, dilaksanakan dengan pengajuan gugatan oleh salah satu pihak.
30
Formulir D.1 : Kesepakatan para pihak untuk
Penunjukan Konsiliator Hubungan Industrial
KOP-INSTANSI YANG BERTANGGUNG JAWAB
DIBIDANG KETENAGAKERJAAN
1. Nama : (Pengusaha)
Jabatan :
Perusahaan :
Alamat :
2. Nama : (Pekerja/Buruh/SP/SB)
Jabatan :
Alamat :
Sesuai surat dari instansi yang bertanggung jawab di bidang
ketenagakerjaan No.....Tanggal....... Perihal undangan mengenai
penyelesaian perselisihan hubungan industrial melalui Konsiliator atau
arbiter, dengan ini kami sepakat untuk memilih penyelesaian perselisihan
melalui Konsiliator sesuai ketentuan Undang-undang No. 2 tahun 2004
pasal 17.
Demikian untuk diketahui dan terima kasih.
Hari : .........................................................
Tanggal : ..........................................................
Pukul : .........................................................
Tempat : .........................................................
.............................
Tembusan Yth:
1. Kepala Instansi yang bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan
setempat.
2. Arsip.
32
Formulir D.3 : Perjanjian Bersama bila terjadi
Kesepakatan dlm Sidang Konsiliator
PERJANJIAN BERSAMA
Pada hari ini ..... tanggal ........ bulan .......... tahun ............. kami yang
bertanda tangan di bawah ini :
1. Nama :
Jabatan :
Perusahaan :
Alamat :
Yang selanjutnya disebut Pihak Ke I (Pengusaha)
2. Nama :
Jabatan :
Alamat :
Menyaksikan
.............................
(Konsiliator Hubungan Industrial)
33
Formulir D 4 : Panggilan Saksi/ Saksi Ahli
KOP KONSILIATOR
Hari : .............................................
Tanggal : .............................................
Pukul : ..............................................
Tempat : ..............................................
....................
34
Formulir D. 5 : Anjuran Konsiliator
KOP KONSILIATOR
35
MENGANJURKAN
1...............................................................................................................
2...............................................................................................................
3. Agar kedua belah pihak memberikan jawaban atas anjuran tersebut
selambat-lambatnya dalam jangka waktu 10 hari kerja setelah
menerima surat anjuran ini.
Konsiliator
..................................
36
Formulir D. 6: Risalah Penyelesaian Perselisihan Hubungan
Industrial Oleh Konsiliator
8. Pendapat Pekerja/Buruh/SP/SB :
9. Pendapat Pengusaha :
Konsiliator
Hubungan Industrial
.................................
37
Formulir D.7.: Laporan Hasil Konsiliasi
KONSILIATOR
Konsiliator
Hubungan Industrial
....................................
*) Laporan ditujukan kepada :
Bupati/ Walikota yang diselesaikan di tingkat Kabupaten/Kota, dan
kepada Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI cq Dirjen PHI dan
Jamsos.
38
POKOK BAHASAN 6
39
Biaya arbitrase dan honorarium arbiter.
Pokok putusan.
41
~Dokumen yg bersifat menentukan disembunyikan pihak lawan.
42
Formulir : E. 1.: Kesepakatan para pihak untuk Penyelesaian
Melalui Arbiter Hubungan Industrial
KOP ARBITER
43
Formulir E. 2. A : Perjanjian Arbitrase
PERJANJIAN ARBITRASE
44
Fomulir E. 2. B.: Kesepakatan para pihak untuk
Penunjukan Arbiter Hubungan Industrial
Pada hari ini ........... tanggal. ........bulan ........ tahun ........ bertempat di
................ Pihak Ke I dan Pihak Ke II sepakat membuat perjanjian untuk
menyerahkan perselisihan kepada Pihak Ke I (Arbiter) untuk diselesaikan
dan diambil putusan yaitu sebagai berikut:
1. Bahwa pokok permasalahan yang menjadi perselisihan.
a. ............................
b. ................dst
2. Bahwa Biaya dan Honorarium Arbiter disepakati sebesr
...........................
3. Bahwa Para Pihak tunduk dan bersedia melaksanakan
45
keputusan Arbitrase;
4. Bahwa Arbiter menyatakan tidak melampaui kewenangan dalam
penyelesaian perkara yang ditanganinya;
5. Bahwa Arbiter tidak mempunyai hubungan keluarga, sedarah
atau semenda sampai dengan derajat kedua dengan salah satu
pihak yang berselisih.
46
Formulir E.2.C.: Surat Pengunduran Diri sebagai Arbiter.
....................,..................20...........
Nomor : Kepada Yth.
Lampiran : 1. ...............................
Perihal : Pemberitahuan (Pekerja/Buruh/SP/SB)
Pengunduran diri 2. ..................................
Sebagai Arbiter (Pengusaha)
Di ................................
Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama (Arbiter) : ........................................................
No. Legitimasi : ........................................................
Alamat : .......................................................
Berkenaan dengan surat penunjukan arbiter No. ...............................
tanggal ....... bulan ......... tahun .......... oleh para pihak menangani perkara
.......................... karena alasan ....................................... kami
mengundurkan diri sebagai arbiter dari perkara yang sedang kami tangani.
Hormat saya
Arbiter Hubungan
Industrial
.................................
47
Formulir E.2.D.: Penunjukan Arbiter Pengganti
PENUNJUKAN ARBITER PENGGANTI
......................................
49
Formulir E.3 : Perjanjian Bersama bila terjadi Kesepakatan dlm
Arbitrase
AKTA PERDAMAIAN
Pada hari ini ..... tanggal ........ bulan .......... tahun ............. kami yang
bertanda tangan di bawah ini :
1. Nama :
Jabatan :
Perusahaan :
Alamat :
Yang selanjutnya disebut Pihak Ke I (Pengusaha)
2. Nama :
Jabatan :
Alamat :
Yang selanjutnya disebut Pihak Ke II (Pekerja/Buruh/SP/SB)
Berdasarkan ketentuan Undang-undang No. 2 tahun 2004 Pasal 13
ayat (1) antara Pihak Ke I dan Pihak Ke II telah tercapai kesepakatan
penyelesaian perselisihan hubungan industrial melalui Arbitrase sebagai
berikut :
..........................................................................................................................
Kesepakatan ini merupakan perjanjian bersama yang berlaku sejak
ditandatangani di atas meterai cukup.
Demikian Perjanjian Bersama ini dibuat dalam keadaan sadar tanpa
paksaan dari pihak manapun, dan dilaksanakan dengan penuh rasa tanggung
jawab yang didasari itikad baik.
.......................... ...................
Menyaksikan
.............................
(Arbiter Hubungan Industrial)
50
Formulir E. 4 : Panggilan Saksi/Saksi Ahli
KOP ARBITER
Hari : .............................................
Tanggal : .............................................
Pukul : ..............................................
Tempat : ..............................................
Arbiter
Hubungan industrial
................................
51
Formulir E.5 : Putusan Arbitrase
PUTUSAN ARBITRASE
Nomor..... / Arbiter/......../ 20......
MELAWAN
52
POKOK BAHASAN 7
53
hukumnya meliputi tempat pekerja bekerja.
54
~Majelis hakim dpt memanggil saksi atau saksi ahli.
~Jika salah satu pihak atau para pihak tdk hadir mk ketua
majelis hakim menetapkan hari sidang berikutnya maksimal
7 hari stlh tgl penundaan.
~Dlm putusan PHI ditetapkan hak & kwj para pihak atau
salah satu pihak.
55
~Jk dikabulkan mk Ketua PN dlm 7 hari kerja stlh
penetapan, menentukan majelis hakim, hari, tempat, & wkt
sidang tanpa melalui prosedur pemeriksaan.
Pengambilan Putusan
56
~Permohonan kasasi disampaikan secara tertulis melalui sub
kepaniteraan PHI pd PN setempat & selambat-lambatnya 14
hari sejak tgl penerimaan permohonan kasasi, berkas perkara
hrs sdh disampaikan kpd ketua MA.
Di pengadilan tertentu.
SURAT KUASA
Nama:…………………………………………….
Pekerjaan:……………………………………….
Bertenpat tinggal
di:………………………………………….. dstnya.
57
kepada:
Nama:……………………………………..
Pekerjaan:……………………………….
Bertempat tinggal/berkantor
di:……………………………………… dstnya
KHUSUS
……,………….
Materai 6.000
……………….. …………………..
58
Surat Gugatan
Mengapa menggugat.
Gugatan diatur dlm psl. 118 & 120 HIR, psl. 142,
144 R.Bg.
59
Psl. 8 (3) Rv gugatan memuat tiga hal:
60
atau belum.
Kompetensi dibedakan :
61
d. Hindari gugatan yang kabur atau obscuur libel :
-Batas-batas obyek sengketa tidak jelas.
-Dalam satu gugatan dasar gugatannya wanprestasi
dan Perbuatan Melawan hukum.
e. Kurangnya pihak yang ditarik dalam perkara itu .
f. Dan lain-lain.
62
Contoh Surat Gugatan:
Tanggal………..
Kepada: Yth
Di …………..
Dengan hormat.
1. Bahwa ……..
2. Bahwa …….
3. Dan seterusnya.
63
1. Mengabulkan gugatan penggugat untuk seluruhnya.
2. Menyatakan ……
Hormat kami,
1……………… 2 …………....
Jawaban Gugatan
64
d. Eksepsi Obscuur Libel ( Isinya Gelap) ;
e. Dan lain-lain
Berwenang ;
- Dan Lain-lain.
65
DALAM KONPENSI :
DALAM REKONPENSI :
-Tuangkan semua dalil gugatan saudara terhadap Tergugat
Rekonpensi.
-Posisi para pihak berubah, dimana Penggugat dalam
Konpensi disebut Tergugat Rekonpensi dan Tergugat
Konpensi dalam Rekonpensi disebut Penggugat Rekonpensi.
-Posita / fundamentum petendi harus jelas.
-Petitumnya juga harus jelas dan ada benang merah dengan
posita gugatan rekonpensi.
Kepada: Yth.
Di ………..
Dengan hormat,
66
gugatan Penggugat selengkapnya sebagai berikut:
DALAM EKSEPSI
…………………………(uraikan argumentasinya).
DALAM REKONPENSI
1. Bahwa uraian dalam konpensi merupakan bagian
yang tidak terpisahkan dari dan karenanya mohon
dianggap termuat kembali dalam gugatan
Rekonpensi ini.
2. ………………………………………………..
3. ……………………………. Dan seterusnya.
Berdasarakan urai di atas, mohon majelis hakim
memutuskan sebagai berikut:
DALAM EKSPEPSI
1. Mengabulkan eksepsi Tergugat untuk seluruhnya.
2. Menyatakan gugatan Penggugat tidak dapat diterima
atau NO.
DALAM POKOK PERKARA
67
1. Menolak gugatan Penggugat untuk seluruhnya.
DALAM REKONPENSI
1. Mengabulkan gugatan Penggugat Rekonpensi untuk
seluruhnya.
2. Menyatakan ……. dan seterusnya.
DALAM KONPENSI DAN REKONPENSI
1. Menghukum Tergugat Rekonpensi atau Penggugat
Konpensi untuk membayar biaya perkara.
Demikian jawaban ini kami sampaikan dengan harapan
majelis hakim yang mulia dapat mengabulkannya. Atas
berkenannya menolak gugatan Penggugat Konpensi dan
mengabulkan gugatan rekompensi, kami sampaikan terima
kasih.
………………………… ………………………..
68
DAFTAR PUSTAKA
Retnowulan Sutantio & Iskandar O., 2009, Hukum Acara Perdata dalam Teori dan Praktek,
Industrial.
69