Anda di halaman 1dari 32

MENINGITIS TB

Disusun Oleh :
Gregor y Hans Edwin Prmudita
Mety Rosrianti
Mochamad Algian Hermanto

Pembimbing :
dr. Irma Febrina, Sp.PD., M.Kes
IDENTITAS PASIEN

Pasien MRS pada tanggal 03 Desember 2017 dan anamnesis


dilakukan secara alloanamnesis pada tanggal 05 Desember 2017.

Identitas
Nama : Ny. A
Umur : 35 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Alamat : Ciledug Cirebon
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Status perkawinan : Menikah
Tanggal pemeriksaan : 24-01-2018
ANAMNESIS

 Riwayat Penyakit Sekarang


Anamesis
Keluhan Utama :
Sesak Nafas

 Pasien masuk IGD tanggal 21 Januari 2018 karena sesak nafas.


Sesak nafas dirasakan sejak kurang lebih 1 bulan yang lalu,
sesak nafas dirasakan terus menerus dan tidak dipengaruhi oleh
perubahan posisi. Sesak nafas tidak pengaruhin oleh aktifitas
fisik. Keluhan lain yang dirasakan pasien batuk sejak kurang
lebih 1 bulan yang lalu. Batuk berdahak warna kuning tidak ada
darah. Pasien juga mengeluhkan sakit perut, sakit di ulu hati,
menurut suami pasien, pasien mempunyai sakit lambung sudah
lama. Pasien sering berkeringat saat malam hari dan berat
badan pasien mengalami penurunan dari 44 k g menjadi 38 k g
semenjak 2 minggu yang lalu SMRS.
 Riwayat Penyakit Dahulu
- Riwayat Batuk Lama (-)
- Riwayat Hipertensi (-)
- Riwayat Diabetes Melitus (-)
- Riwayat pengobatan paru (-)
- Riwayat Alergi (-)
- Riwayat penyakit jantung (-)

 Riwayat Penyakit Keluarga


- Riwayat keluhan yang sama (-)

 Riwayat pribadi dan sosial


- Merokok (-)
PEMERIKSAAN FISIK

Pemeriksaan fisik tgl 24 Januari 2018

Keadaan Umum: Tampak sakit berat

Kesadaran: E3 V3 M5

Tensi : 120/70, S: 39 C, N: 80x/m, RR:28x/m


 Pemeriksaan Kepala : normocepal, distribusi rambut merata
 Pemeriksaan Mata : Ca -/-, Si -/-
 Pemeriksaan Leher : Pembesaran KGB ( -)

Pemeriksaan Fisik Thorax

 Pulmo
inspeksi : normochest, pergerakan dada simetris ka=ki,
palpasi : fremitus taktil teraba ka=ki, tidak ada nyeri
tekan, tidak ada krepitasi
perkusi : sonor seluruh lapang paru
Auskultasi : VBS +/+, RH +/+, WH -/-
Cor
Inspeksi : ictus cordis tidak terlihat.
Palpasi : ictus cordis teraba di ics V 2 cm ke lateral dari
linea mid clavicularis sinistra
Perkusi : batas kanan ics II linea para sternal dextra,
pinggang jantung ics IV parasternal sinistra, apex
ics v 2 cm ke lateral dari linea mid clavicularis
sinistra
Auskultasi : BJ I dan II reguler, M(-), G(-)
 Pem. Abdomen :
inspeksi : bentuk datar, jejas (-),
auskultasi : BU (+) normal
perkusi : timpani seluruh lapang abdomen
palpasi : NT (+) epigastrium
 Pem. Ekstremitas superior dan inferior
superior : akral hangat, edema ( -), CRT < 2s
inferior : akral hangat, edema ( -), CRT < 2s
PEMERIKSAAN FISIK

Pemeriksaan fisik tgl 25 Januari 2018

Keadaan Umum: Tampak sakit berat

Kesadaran: E2 V2 M5

Tensi : 70/60, S: 35,6 C, N: 90x/m, RR:23x/m


 Pemeriksaan Kepala : normocepal, distribusi rambut merata
 Pemeriksaan Mata : Ca -/-, Si -/-
 Pemeriksaan Leher : Pembesaran KGB ( -)

Pemeriksaan Fisik Thorax

 Pulmo
inspeksi : normochest, pergerakan dada simetris ka=ki,
palpasi : fremitus taktil teraba ka=ki, tidak ada nyeri
tekan, tidak ada krepitasi
perkusi : sonor seluruh lapang paru
Auskultasi : VBS +/+, RH +/+, WH -/-
Cor
Inspeksi : ictus cordis tidak terlihat.
Palpasi : ictus cordis teraba di ics V 2 cm ke lateral dari
linea mid clavicularis sinistra
Perkusi : batas kanan ics II linea para sternal dextra,
pinggang jantung ics IV parasternal sinistra, apex
ics v 2 cm ke lateral dari linea mid clavicularis
sinistra
Auskultasi : BJ I dan II reguler, M(-), G(-)
 Pem. Abdomen :
inspeksi : bentuk datar, jejas (-),
auskultasi : BU (+) normal
perkusi : timpani seluruh lapang abdomen
palpasi : NT (+) epigastrium
 Pem. Ekstremitas superior dan inferior
superior : akral dingin, edema (-), CRT < 2s
inferior : akral dingin, edema (-), CRT < 2s
 Diagnosis Banding
- Meningitis TB

 Usulan Pemeriksaan Penunjang


- Uji Mantoux
- Darah Rutin
- Pungsi Lumbal
- Rongten Thoraks
- CT-Scan
- Tes Sputum BTA

 Diagnosis Kerja
STATUS NEUROLOGIS

 Rangsang meningeal
 Kaku Kuduk : (+)
 Tanda Kerniq : (+)
 Tanda Laseque : (+)
 Tanda brudzinski I : (-)
 Tanda brudzinski II : (-)
PEMERIKSAAN PENUNJANG

Darah Rutin (3/12/17)  Basofil :0


 HB : 13.9  Eosinofil :9
 Ht : 42  Neu Batang :
 Tr : 271.000 1
 Leu : 18.3  Neu Segmen :
 MCV : 83.1 74
 MCH : 27.7  Limfosit : 11
 MCHC : 33.3  Monosit :5
 Eritrosit : 5.02  GDS stick : 122
 RDW CV : 14.9 Kimia klinik
 RDW SD : 45.0 • NA : 138.1
• K : 4.35
• Cl : 108.2
 Ureum :43,2
 Creatinin : 1,46
Cor: Normal
Pulmo: Kp duplex
lama masih aktif
dengan cavitas
PENATALAKSANAAN

 OAT CITO
PENATALAKSANAAN

 Umum
 -rawat inap
 Istirahat
 Edukasi etika batuk
 Edukasi tentang tata cara pemakaian obat ,ser ta Efek Samping Obat
 Edukasi kontrol 2 bulan setelah pengobatan

 KHUSUS:
 Inf Ringer Asetat / 1 2 jam’
 Inj Omeprazol 1x40mg
 Inj Cef triaxone 3 x 1gr
 Pro OAT kategori 1 (2RHZE + 4 RH)
 Vit B6 1x1
 KSR 3 x 600 mg
 Inj Asam Traneksamat
TINJAUAN PUSTAKA

 Definisi
Meningitis merupakan salah satu infeksi pada susunan saraf
pusat yang mengenai selaput otak dan selaput medulla spinalis
yang juga disebut sebagai meningens. Meningitis dapat
disebabkan oleh berbagai jenis mikroorganisme seperti bakteri,
virus, jamur dan parasit. Meningitis Tuberkulosis tergolong ke
dalam meningitis yang disebabkan oleh bakteri yaitu
Mycobacterium Tuberkulosa. Bakteri tersebut menyebar ke otak
dari bagian tubuh yang lain.
 Epidemiologi
Meningitis TB merupakan salah satu komplikasi TB primer.
Morbiditas dan mortalitas penyakit ini tinggi dan prognosisnya
buruk . Komplikasi meningitis TB terjadi setiap 300 TB primer yang
tidak diobati. CDC melaporkan pada tahun 1990 morbiditas
meningitis TB 6,2% dari TB ekstrapulmonal. Insiden meningitis TB
sebanding dengan TB primer, umumnya bergantung pada status
sosio-ekonomi, higiene masyarakat, umur, status gizi dan faktor
genetik yang menentukan respon imun seseorang. Faktor
predisposisi berkembangnya infeksi TB adalah malnutrisi,
penggunaan kortikosteroid, keganasan, cedera kepala, infeksi HIV
dan diabetes melitus. Penyakit ini dapat menyerang semua umur,
anak-anak lebih sering dibanding dengan dewasa terutama pada 5
tahun pertama kehidupan. Jarang ditemukan pada usia dibawah 6
bulan dan hampir tidak pernah ditemukan pada usia dibawah 3
bulan.
ANATOMI

 Otak dan sumsum otak belakang diselimuti meningea yang


melindungi struktur syaraf yang halus, membawa pembuluh
darah dan dengan sekresi sejenis cairan yaitu cairan
serebrospinal. Meningea terdiri dari tiga lapis, yaitu:
 Pia meter : yang menyelipkan dirinya ke dalam celah pada
otak dan sumsum tulang belakang dan sebagai akibat dari
kontak yang sangat erat akan menyediakan darah untuk
struktur-struktur ini.
 Arachnoid : Merupakan selaput halus yang memisahkan pia
meter dan dura meter.
 Dura meter : Merupakan lapisan paling luar yang padat dan
keras berasal dari jaringan ikat tebal dan kuat.
ETIOLOGI

 Keb a nya ka n kas us m e ni ng i t i s d i s eb ab ka n o l e h m i kro o r g a ni s m e , s ep e r t i v i r us ,


b a k te r i , j a m ur, a t a u p a r a s i t ya n g m e nye b a r d a l a m d a r a h ke c a i r a n o t a k .
 Pe nye b a b i n f e k s i i n i d a p a t d i k l a s i fi ka s i ka n a t a s :
 B a k te r i :
P n e u m o co c c us
M e n i n g o co c c us
H a e m o p h i lu s i n f l ue n z a
S t a p hy lo c o c cus
E s c h e r i c hi a c o l i
Salmonella
M yc o b ac te r ium t u b e rc ulo s i s
 Virus :
E n te r ov i r us
 Jamur :
C r y p to c o c cus n e o f o r m a n s
C o c c i d i o id e s i m m i t r i s
 P ad a l ap o r a n ka s us m e ni ng i ti s t ub e r kul o s a i ni , myc o b ac te r i um t ub e rc ulo s i s
m e r u p a ka n f a k to r p e nye b a b p a l i n g u t a m a d a l a m te r j a d inya p e nya k i t m e n i n g i t i s .
B TA m a s u k t u b uh

Te r s e r i n g m e l al ui i n h a l a s i
J a r a n g p a d a ku l i t , s a l u r a n c e r n a
`↓
M u l t ip l i ka s i

I n f e k s i p a r u / f o c us i n f e k s i l a i n

Pe nye b a r a n h e m a to g e n

Meningens

M e m b e n t uk t u b e r ke l

B TA t i d a k a k t i f / d o r m ai n

B i l a d aya t a h a n t u b uh m e n u r un

Ru p t ur e t u b e r ke l m e n i n g e n

Pe l e p a s a n B TA ke r u a n g s u b a r ac h n o i d

M E N I N G IT I S
MANIFESTASI KLINIS

 Gejala klinis meningitis TB berbeda untuk masing-masing


penderita. Faktor-faktor yang bertanggung jawab terhadap
gejala klinis erat kaitannya dengan perubahan patologi yang
ditemukan. Tanda dan gejala klinis meningitis TB muncul
perlahan-lahan dalam waktu beberapa minggu.
 Keluhan pertama biasanya nyeri kepala. Rasa ini dapat
menjalar ke tengkuk dan punggung. Tengkuk menjadi kaku.
Kaku kuduk disebabkan oleh mengejangnya otot-otot
ekstensor tengkuk . Bila hebat, terjadi opistotonus, yaitu
tengkuk kaku dalam sikap kepala tertengadah dan punggung
dalam sikap hiperekstensi. Kesadaran menurun, tanda
Kernig’s dan Brudzinsky positif.
 Gejala meningitis tidak selalu sama, tergantung dari usia si
penderita serta virus apa yang menyebabkannya. Gejala yang
paling umum adalah demam yang tinggi, sakit kepala, pilek,
mual, muntah, kejang. Setelah itu biasanya penderita merasa
sangat lelah, leher terasa pegal dan kaku, gangguan
kesadaran serta penglihatan menjadi kurang jelas.
 Stadium I : Stadium awal
Gejala prodromal non spesifik : apatis, iritabilitas, nyeri kepala,
malaise, demam, anoreksia

 Stadium II : Intermediate
Gejala menjadi lebih jelas
Mengantuk, kejang,
Defisit neurologik fokal : hemiparesis, paresis saraf
kranial(terutama N.III dan N.VII, gerakan involunter
Hidrosefalus, papil edema

 Stadium III : Advanced


Penurunan kesadaran
Disfungsi batang otak, dekortikasi, deserebrasi
DIAGNOSIS

 Diagnosa pada meningitis TB dapat dilakukan dengan beberapa cara :


 Anamnese : ditegakkan berdasarkan gejala klinis, riwayat kontak
dengan penderita TB
 Lumbal pungsi

 Gambaran LCS pada meningitis TB :


Warna jernih / xantokrom
Jumlah Sel meningkat MN > PMN
Limfositer
Protein meningkat
Glukosa menurun <50 % kadar glukosa darah

 Pemeriksaan tambahan lainnya :


Tes Tuberkulin
Ziehl-Neelsen ( ZN )
PCR ( Polymerase Chain Reaction )
 Rontgen thorax
TB apex paru
TB milier
 CT scan otak
Penyengatan kontras ( enhancement ) di sisterna basalis
Tuberkuloma : massa nodular, massa ring -enhanced
Komplikasi : hidrosefalus
 MRI
Diagnosis dapat ditegakkan secara cepat dengan PCR, ELISA dan
aglutinasi Latex. Baku emas diagnosis meningitis TB adalah
menemukan M. tb dalam kultur CSS. Namun pemeriksaan kultur
CSS ini membutuhkan waktu yang lama dan memberikan hasil
positif hanya pada kira-kira setengah dari penderita
PENATALAKSANAAN

 Rifampicin ( R )
Efek samping : Hepatotoksik
 INH ( H )
Efek samping : Hepatotoksik, defisiensi vitamin B6
 Pyrazinamid ( Z )
Efek samping : Hepatotoksik
 Streptomycin ( S )
Efek samping : Gangguan pendengaran dan vestibuler
 Ethambutol ( E )
Efek samping : Neuritis optika
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai