Oleh :
Bella Pratiwi Anzani
Meylita Zahra R. E
Natasha Naomi H. P.
Tania Matalauta S
Setiawan Prayogi
Preceptor :
dr. Rasyidah, Sp. Rad
Umur 27 tahun
Keluhan Tambahan
Anamnesis Batuk dan tidak nafsu makan
Disertai batuk-batuk dan tidak nafsu makan dan lebih nyaman dalam posisi duduk karena jika
berbaring lebiih terasa sesak
Sebelumnya pasien pernah mengalami keluhan seperti ini dan dirawat pada tanggal 24 Januari
2019 karena efusi pleura.
Saat itu sudah dilakukan pengambilan cairan pleura yang didapatkan sebanyak ±1000 ml
Beberapa hari setelah pulang dari Rumah Sakit, pasien mengatakan sesak muncul kembali dan
tidak membaik sehingga pasien kembali dibawa ke RS
Riwayat penyakit dahulu
pernah mengalami keluhan seperti ini sebelumnya pada 24
Januari 2019 karena efusi pleura dilakukan pungsi pleura
dengan didapatkan cairan sebanyak ±1000 ml.
Riwayat pribadi
Merokok (-), alkohol (-), narkoba (-)
Pemeriksaan Fisik
Tanda-tanda vital
Tekanan
Keadaan Kesadaran:
darah: Pernafasan: Nadi: Suhu:
umum: compos
110/80 32x/menit 98x/menit 36,70C
lemah mentis
mmHg
Kepala dan muka
• Bentuk dan ukuran: Normocephal, simetris
• Mata: konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), pupil isokor
• Telinga dan hidung: lesi (-/-), sekret (-/-)
• Tenggorokan To-To
• Mulut: sianosis (-), pucat (-)
• Gigi: karies (-)
Leher
• KGB: pembesaran (-/-)
• Tiroid: pembesaran (-/-)
• JVP: peningkatan JVP (-)
Thorax
Anterior Posterior
Inspeksi Ketinggalan gerak dinding dada (-/+) Ketinggalan gerak dinding dada (-/+)
Perkusi Bunyi redup pada hemithoraks sinistra Bunyi redup pada hemithoraks sinistra
Bunyi sonor pada hemithoraks dextra Bunyi sonor pada hemithoraks dextra
Abdomen
• Inspeksi : Datar, lesi (-)
• Palpasi : Organomegali (-), Nyeri tekan (-)
• Perkusi : Timpani
• Auskultasi : Bising usus (+) normal
Regio lumbal
• Inspeksi : Massa (-), lesi (-)
• Palpasi : Nyeri tekan (-)
• Perkusi : Nyeri ketok CVA -/-
• Auskultasi : Tidak dilakukan
Ekstremitas
• Superior: Fraktur (-/-), edema (-/-)
• Inferior: Fraktur (-/-), edema (-/-)
Tulang Belakang
• Spondilitis(-), kifosis (-),
lordosis (-), fraktur terbuka (-)
Pemeriksaan Penunjang
Da Ki
•Hb : 12,9 gr/dl (N:
11,5-16,5 g/dl)
•Ht : 37 % (N: 37-
47%)
•LED : 10 mm/jam
•Ureum:
(N: 0-15 mm/jam)
14 (N:
mi
•Leukosit :
h 13-43
15.500 /ul (N:
4.500-10.800 /uL)
•Trombosit :
350.000 /ul (N: mg/dL)
a
154.000-385.000
/uL) •Creatini
Ru
•Eritrosit: 4,6 (N:
3,8-5,8 juta/uL)
•MCV : 82(N: 76- ne :
Da
96 fL)
•MCH : 27 (N: 27-
32 g/dl)
0,31
•MCHC : 33 (N:
(N:
tin
30-35 g/dl)
0,55-
•Hitung Jenis
rah
•Basofil : 0% (0-
1%)
•Eosinofil : 0% (2-
4%)
1,02
•Batang : 0% (3-
5%) mg/dL)
•Segmen : 65% (50-
70%)
Pemeriksaan Radiologi – Rontgen Thorax PA & Lateral
Expertise
Rontgen Thorax :
Nodul opak multipell berbagai ukuran di kedua lapang
paru terutama kiri
Efusi pleura kiri
Diagn
Efusi pleura
osis
Kerja pulmo sinistra
Tatalaksana
Rencana Lanjutan
Konsultasi dokter spesialis
paru untuk dilakukan
Metilprednis evaluasi efusi pleura dan
IVFD RL tindakan pungsi pleura.
olon 125
XX gtt/menit
mg/12 jam
Prognosis
Qua ad vitam : dubia
Racikan Furosemide Qua ad sanationam : dubia
sesak 40 mg 1-0-0 Qua ad fungsionam : dubia
TINJAUAN PUSTAKA
Efusi Pleura
Penumpukan cairan dari dalam kavum pleura diantara pleura parietalis dan pleura viseralis
Dapat berupa cairan transudat atau cairan eksudat yang disebabkan oleh
ketidakseimbangan antara pembentukan dan pengeluaran cairan pleura
Dalam keadaan normal, jumlah cairan dalam rongga pleura sekitar 10-20 ml
Klasifikasi
Transudat
Gangguan kardiovaskular,
hipoalbumin, hidrothoraks hepatik,
Meig’s syndrome,Dialisis
peritoneal
Efusi pleura tipe transudatif dibedakan dengan eksudatif
melalui pengukuran kadar Laktat Dehidrogenase (LDH)
dan protein di dalam cairan pleura.
Kenaikan tekanan hidrostatik dan penurunan tekan onkotik pada sirkulasi kapiler
Hipoproteinemia
Kenaikan permeabilitas kapiler dan penurunan aliran limfe dari rongga pleura
Manifestasi Klinis
Sesak
• Rasa penuh dalam
dada atau dispneu
Nyeri
• Dapat timbul akibat efusi yang
banyak berupa nyeri dada
pleuritik atau nyeri tumpul
Pemeriksaan Fisik
Inspeksi
• Pengembangan dada asimetris dengan pengembangan dada yang tidak terjadi atau terlambat pada sisi yang mengalami efusi
Palpasi
• Gerakan dada yang tertinggal dan penurunan fremitus vocal atau taktil pada sisi yang sakit
Perkusi
Auskultasi
Foto
USG
Thoraks
Torakosent
CT Scan
esis
Foto Thoraks
Permukaan cairan yang terdapat dalam Efusi pleura kiri yang moderate dengan classic meniscus sign
rongga pleura akan terlihat
meningkatnya opasitas hemithorax
Foto thoraks
Pada foto dada posterior anterior (PA) permukaan cairan yang terdapat dalam rongga
pleura akan terlihat meningkatnya opasitas hemithorax.
Permukaan cairan yang terdapat dalam rongga pleura akan membentuk bayangan
seperti kurva membentuk dengan permukaan daerah lateral lebih tinggi dari pada
bagian medial (meniscus sign), tampak sudut kostrofrenikus menumpul.
Pada pemeriksaan foto dada posisi lateral dekubitus, cairan bebas akan mengikuti
posisi gravitasi.
Jika efusi pleura yang terjadi bersifat masif, maka seluruh bagian hemithoraks akan
tampak opak dan jantung serta jantung mungkin terdorong ke sisi yang normal.
B. Efusi sudut kostofrenikus tumpul (black
A. Normal sudut kostofrenikus arrows)
lancip (white arrows)
.
.
Foto Thoraks
Perkusi
• Redup pada hemithoraks sinistra
Auskultasi
• Vesikuler menurun pada
hemithoraks sinistra
Kesimpulan:
-Bayangan opak yang terlihat dapat
mengindikasikan adanya cairan dalam
rongga thoraks
Posisi Lateral
Pleurodesi
Chest tube