Anda di halaman 1dari 24

CRS

EFFUSI PLEURA
MUHAMMAD KEMAL AKBAR
IGNATIUS RONALDI JOEWONO
DINA SOFIANA
VISALAKSHI A/P RAMANATHAN
IDENTITAS PASIEN

 Nama : Ny. D
 Usia : 71 tahun
 Jenis Kelamin : Perempuan
 Alamat : Sumedang
 Pekerjaan : Tidak bekerja
 Tanggal Pemeriksaan : 12 Oktober 2017
 Ruangan : Poliklinik bedah toraks
Anamnesis
 Keluhan Utama : Sesak Napas

 Riwayat Penyakit Sekarang :


Pasien dikeluhkan sesak nafas sejak 1 tahun SMRS. Pada awalnya keluhan sesak hilang timbul,
namun sejak 8 bulan SMRS sesak terjadi terus-meneerus. Sesak dirasakan berkurang dengan berbaring
miring ke kanan. Sesak tidak dipengaruhi perubahan waktu dan aktivitas. Keluhan sesak disertai batuk
sejak 1 tahun SMRS yang terjadi terus-menerus. Keluhan batuk disertai darah tidak ada. Keluhan juga
disertai dengan penurunan berat badan sejak 9 bulan SMRS, berat badan pasien sebelumnya 65kg.
Keluhan sesak napas tidak disertai dengan mengi, demam, keringat malam, benjolan pada tubuh, mual
muntah, bengkak pada mata, perut, tangan dan kaki serta berkurangnya BAK. Karena keluhannya,
pasien berobat ke RSUD Sumedang, dikatakan asma. Pasien kemudian berobat ke RS Dustira, diperiksa
rontgen dada dan dikatakan TB paru. Pasien tidak minum obat dari RS Dustira karena mual dan muntah.
Pada 6 hari SMRS, pasien berobat ke RSUD CIbabat, diperiksa rontgen dada dan USG, kemudian
dirujuk ke poli bedah toraks RSHS.
Anamnesis

 Riwayat penyakit dahulu:


Pasien memiliki penyakit darah tinggi dengan tekanan darah tertinggi 200,
namun hanya minum obat saat tensi tinggi. Riwayat alergi tidak ada. Riwayat asma
sebelumnya tidak ada. Riwayat merokok ada sejak pasien masih muda, namun sudah
berhenti sejak 5 tahun SMRS. Pasien tidak memiliki riwayat trauma di daerah
dadanya, riwayat penyakit jantung, riwayat penyakit ginjal, dan riwayat keganasan.

 Riwayat Penyakit Keluarga:


Tidak ada anggota keluarga yang memiliki riwayat asma ataupun batuk
lama yang diobati selama 6 bulan.
Pemeriksaan Fisik

 Keadaan umum : Tampak sakit sedang


 Kesadaran : Compos Mentis
Tanda-tanda vital
 Tekanan darah : 100/60 mmHg
 Nadi : 106x per menit
 Respirasi : 32x per menit
 Suhu : 36,3oC
Pemeriksaan Fisik

 Kepala : Conjunctiva anemis +/+| Sclera icteric -/-


 Leher : Tidak teraba pembesaran KGB, trakea deviasi ke kiri
 Dada :
Inspeksi : Bentuk dan Gerak Simetris, retraksi intercostal -/+
Palpasi : vocal fremitus sulit dinilai
Perkusi : dullness pada seluruh hemitoraks thorax dextra
Auskultasi : VBS kanan < kiri, Rhonci -/-, Wheezing -/-
Cor : BJ S1 S2 murni reguler, murmur (-), gallop (-), tidak ada kardiomegali
 Abdomen : datar lembut, bising usus (+), normal, nyeri tekan (-)
 Ekstrimitas : akral hangat, CRT <2 detik
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Foto Thorax (06/10/17) - Cibabat
 Effusi pleura Kanan massif
 Atherosclerosis aorta
Pemeriksaan Penunjang
USG Thorax (06/10/2017) - RSUD Cibabat
 Effusi pleura kanan massif
 Atelektasis kompresi paru kanan
 Tidak tampak efusi pleura kiri
Hemoglobin 10,2 g/dL

Hematokrit 31%

Leukosit 8,400 /mm3

Batang 1%

Segment 77%
LABORATORIUM Limfosit 21%

(06/10/17) – RSUD Monosit 1%

Cibabat Trombosit

AST (SGOT)
490,000 /mm3

16

ALT (SGPT) 7

Ureum 30

Crea 0,5
BTA sputum

LABORATORIUM BTA 1 Tidak ditemukan

(06/10/17) – RSUD BTA 2 Tidak ditemukan

Cibabat
DIAGNOSIS

Effusi Pleura Dextra ec DD/ (1) Keganasan


(2) TB paru
TINDAKAN

 Pleurocentesis thorax dextra


 Warna : serosanguin
 Volume : 1,700 mL
RENCANA TATALAKSANA

 X-ray Thorax AP (upright) + Lateral


 Citologi + Analisa Cairan
 Pemasangan CTT
 USG ovarium
 CT scan thorax
 BTA cairan pleura dan sputum
Prognosis

 Quo ad vitam : dubia ad bonam


 Quo ad functionam : dubia ad bonam
 Quo ad sanantionam : dubia ad bonam
PEMBAHASAN KASUS –
EFUSI PLEURA
DEFINISI

 Efusi pleura adalah penimbunan cairan pleura di dalam rongga pleura.


 Efusi pleura Merupakan tanda suatu penyakit.
 Pada keadaan normal, rongga pleura hanya mengandung cairan sebanyak 10-20
ml, dengan fungsi utama sebagai pelicin gesekan antara permukaan kedua pleura
pada waktu pernafasan.
 Biasanya efusi pleura terjadi akibat ketidakseimbangan produksi dan absorbsi
cairan pleura.

 Pada kasus ini terdapat effusi pleura massif (1,700 mL)


ETIOLOGI

 Light’s Criteria
 Transudative :
 Penyakit jantung kronis
 Hepatic cirrhosis
 Hipoalbuminemia
 Exudative
 Pneumonia
 Malignancy
 Pulmonary embolism
Light’s Criteria

 Effusi pleura digolongkan sebagai exsudative jika salah satu dari kriteria
terpenuhi

 Ratio protein Effusi / Protein darah > 0,5


 Ratio LDH effusi / LDH darah >0,6
 Effusi LDH 2/3 lebih tinggi dari batas normal Laboratorium
DIAGNOSIS

 Gejala yang berhubungan dengan efusi pleura adalah nyeri dan sesak nafas.
 Pada nyeri pleuritik penderita merasa tidak nyaman sewaktu inspirasi dalam atau
batuk dan biasanya gejala ini berhubungan dengan inflamasi pleura. Penimbunan
cairan di rongga pleura dapat tanpa nyeri. Sementara gejala sesak nafas hanya
timbul jika efusi dalam jumlah yang banyak.
 pada pemeriksaan fisik dapat ditemukan :
1. Pergerakan dinding dada tertinggal pada hemithoraks yang terkena dan
terbatas jika nyeri
2. Vocal fremitus, vocal resonance dan vocal breath sounds menurun atau tidak
ada
3. Pada perkusi dada redup.
ANALISIS CAIRAN PLEURA

 Transudat  putih jernih seperti air (pada NS, Ascites, Meigg syndrome, VCSS)
 Eksudat  jernih kekuningan (pada tumor, infeksi sistemik/non spesifik, infark
paru)
 Haemorhagic  merah bata dan cair, (pada trauma, tumor, infeksi spesifik/non
spesifik)
 Chylotoraks  putih seperti susu, (pada trauma duktus toracicus, limfangitis)
 Empyema  Pus, kental, keruh, bau (pada anaerob)
 Amoebiasis  anchory colar dan bau
 Mesotelioma Ganas  kental dan mudah berdarah
ANALISIS CAIRAN PLEURA
ANALISIS CAIRAN PLEURA
Sitologi:
 Leukosit > 25.000/mm3  empyema
 PMN >>  pneumonia, TBC
 Limfosit >>  TBC, limfoma, keganasan
 Eosinofil >>  emboli, parasit, jamur
 Eritrosit 5-10 rb/mm3  pneumonia, keganasan
 Eritrosit 100 rb/mm3  keganasan (sudah invasi vascular), trauma, infark paru
 Sel ganas  keganasan
 
Kimia Klinik:
 Glukosa < 30 mg/100 cc = pleuritis somatic
 Glukosa 30 – 40 mg/100 cc = TBC, keganasan, empyema
 Amilase pleura > serum = pancreatitis, rupture esophagus
 pH darah dan CO2 = TBC
TATALAKSANA

 Penanganan ditujukan kepada penyebab dari efusi pleura. Tidak mungkin


dilakukan aspirasi cairan terus menerus tanpa mengobati penyebabnya.
Penanganan paliatif pada efusi pleura dapat berupa aspirasi cairan, pleurodesis,
dan pembedahan. Tujuan tindakan ini adalah mengurangi dan mencegah
penimbunan kembali cairan pleura, menghindari komplikasi akibat efusi pleura,
dan mengembalikan fungsi normal.
 Aspirasi cairan yang dihubungkan dengan Water Seal Drainage (WSD) perlu
diawasi setiap hari dan jika sudah tidak terlihat undulasi pada selang, maka cairan
mungkin sudah habis dan jaringan paru sudah mengembang. Untuk memastikan
hal ini, dapat dilakukan pembuatan foto toraks. Selang toraks dapat dicabut jika
produksi cairan harian kurang dari 100 ml dan jaringan paru telah mengembang,
yang ditandai oleh terdengarnya kembali suara nafas dan terlihat pengembangan
paru pada foto toraks. Selang dicabut pada waktu ekspirasi maksimum
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai