LIMFADENITIS
Oleh
Dluharrohimah N.I (21904101066)
Pembimbing
dr. Fifien Pradina, Sp.THT-KL
Didistribusikan dalam kelompok sepanjang jalur pembuluh limfatik yang terletak di seluruh tubuh.
Sebagian besar kasus menunjukkan bentuk benigna terhadap infeksi lokal atau sistemik.
Dapat teraba pada daerah cervical, aksila, inguinalis, supraclavicular, epitrochlear, dan popliteal.
Limfadenitis dapat mempengaruhi satu nodus atau multiple nodus (adenopati regional).
TUJUAN
MANFAAT
- Mengetahui definisi, etiologi,
patofisiologi dan penegakan - Menambah wawasan
diagnosa limfadenitis. keilmuan mengenai
limfadenitis, mulai dari
- Mengetahui penatalaksanaan diagnosis hingga tatalaksana.
limfadenitis.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
ANATOMI DAN FISIOLOGI
Anatomi
Tertinggi adalah limfadenitis tuberkulosis 57,14%, limfadenitis mikroorganisme lainnya 21,7%, dan
limfadenitis HIV 21,12%.
Distribusi frekuensi usia penderita, limfadenitis TB usia 15-24 tahun 45,7%, limfadenitis HIV usia 45-
64 tahun 29,4%, dan limfadenitis mikroorganisme lain usia 15-24 20,0%.
Distribusi frekuensi jenis kelamin, limfadenitis TB dan HIV adalah wanita, yaitu 58,7% dan 52,9%.
Sebagian besar limfadenitis mikroorganisme pada jenis kelamin laki-laki sebanyak 54,3%.
Distribusi limfadenitis TB, HIV dan mikroorganisme lainnya yang paling sering adalah leher (daerah colli)
sebanyak 96%, 55,9%, dan 57,1%.
ETIOLOGI
Agen infeksi/penyebab : Penyakit utama limfoid atau
jaringan retikuloendothelial :
• Bartonella henselae
• Leukemia limfoblastik akut
• Coccidioides immitis
• Cytomegalovirus • Limfosarkoma
• Karies gigi / abses • Sarkoma sel reticulum
• Epstein-Barr virus • Limfoma non-Hodgkin
• Francisella tularensis • Histositosis maligna atau limfoma histositik
• Histoplasma capsulatum • Tumor Burkitt nonendemik
• Mycobacterium atipikal • Rhabdomyosarcoma nasofaring
• Mycobacterium tuberculosis
• Neuroblastoma
• Parvovirus
• Rubella • Karsinoma tiroid, tiroiditis limfositik kronis
• Salmonella • Histiocytosis X
• Dermatitis seborrheic, infeksi kulit kepala • Penyakit Kikuchi
• Staphylococcus aureus adenitis • Histiocytosis sinus benigna
• Streptokokus Group A faringitis • Limfadenopati angioimmunoblastik atau
• Toxoplasma gondii imunoblastik
• Faringitis virus • Limfadenopati pseudolymphomatous
• Yersinia enterocolitica kronis
• Yersinia pestis
ETIOLOGI
Sindrom
Gangguan imunologi
immunodeficiency Penyakit metabolik :
atau jaringan ikat :
dan disfungsi fagosit :
Penyakit
Juvenille rheumatoid
granulomatous kronis Penyakit Gaucher
arthritis
pada kanak-kanak
Sindrom
Graft versus host Penyakit Niemann-
immunodeficiency
disease Pick
dapatan
Sindrom
Hyperimmunoglobulin Cystinosis
E
ETIOLOGI
Penyakit
Gangguan lain : Obat-obatan :
hematopoietik :
Anemia Penyakit
Mesantoin
sickle cell Kawasaki
Sindrom
Thalassemia Hydantoin
PFAPA
Anemia
hemolitik Sarkoidosis
congenital
Anemia
Penyakit
hemolitik
Castleman
autoimun
PATOFISIOLOGI
Kelenjar getah bening cervical superficial menerima afferents dari mastoid, jaringan di leher, dan parotid (preauricular) dan
nodus submaxillary.
Nodus cervical deep superior mengalirkan ke palatine tonsil dan nodus submental.
Nodus cervical deep inferior mengalirkan ke laring, trakea, tiroid, dan esofagus.
Organisme biasanya pertama menginfeksi saluran pernapasan bagian atas, nares anterior, rongga mulut, atau kulit kepala
dan daerah leher menyebar ke kelenjar getah bening cervical.
Pembesaran nodus terjadi sebagai akibat dari proliferasi sel intrinsik ke nodus (misalnya limfosit, sel plasma, monosit, dan
histiosit) atau dengan infiltrasi sel ekstrinsik ke nodus (misalnya neutrofil).
DIAGNOSIS
Anamnesis
Pembesaran kelenjar getah bening (KGB) leher bagian posterior (belakang) infeksi rubela dan mononukleosis
Fluktuasi abses.
Pembesaran kelenjar berjalan mingguan-bulanan, mendadak, KGB menjadi fluktuatif dan kulit diatasnya menjadi tipis, dan dapat pecah infeksi
oleh mikobakterium
DIAGNOSIS
Pembengkakan wajah atau submandibular unilateral, eritema, tenderness, demam, dan irritability pada bayi infeksi
streptokokus grup B
Demam berkepanjangan, infeksi konjungtiva, inflamasi membrane mucus orofaringeal, edema perifer atau eritema, dan ruam
polimorf penyakit Kawasaki.
DIAGNOSIS
Pemeriksaan Lab
Tes Tuberkulin
Pemeriksaan XRay
• Ultrasonografi (USG) dapat membantu untuk membedakan massa padat dari massa
kistik dan untuk menetapkan kehadiran dan tingkat supurasi atau infiltrasi
• Resolusi tinggi dan color USG dapat memberikan informasi rinci tentang diameter
longitudinal dan transverse, morfologi, tekstur dan vaskularisasi kelenjar getah
bening
• Rasio sumbu panjang hingga pendek yang lebih besar dari 2 menunjukkan benignity,
sedangkan rasio kurang dari 2 menunjukkan malignancy
• USG juga dapat digunakan untuk memandu biopsi core-needle untuk mendiagnosis
penyebab limfadenopati cervical pada pasien tanpa keganasan dan dapat
menghilangkan biopsi eksisi yang tidak perlu
• Ultrasonografi endobronkial dapat membantu membedakan antara limfadenopati
intratoraks nonmalignant, termasuk tuberkulosis, sarkoidosis dan limfadenitis reaktif
DIAGNOSIS
Lymph
Abses gigi
Otitis externa
Node
Faringitis bakteri
Cytomegalovirus
Infeksi Adenovirus
Rubella
Toksoplasmosis
Epitrochlear
Lymph Infeksi yang terkait :
Node
Infeksi kulit dan jaringan lunak dari
trauma lokal
Keganasan yang terkait :
Limfoma
DIAGNOSIS BANDING
Supraclavicular Infeksi yang terkait :
Lymph Node
Intrathoracic mycobacterial, infeksi jamur (bukan pneumonia
bakteri atau infeksi bronkial)
Intra-abdominal
atau Infeksi yang terkait :
Retroperitoneal Tuberkulosis
Lymph Node
Infeksi Y.enterocolitica
Deep abses
Keganasan yang terkait :
Limfoma Hodgkin (kelenjar panggul dan retroperitoneal)
Limfoma non-Hodgkin (node mesenterik)
DIAGNOSIS BANDING
Limfadenitis General
Infeksi terkait :
Infeksi virus Epstein-Barr
Infeksi cytomegalovirus
Toksoplasmosis
Penyakit HIV
Tuberkulosis (lanjutan)
Histoplasmosis
Coccidioidomycosis
Brucellosis
Endokarditis bakteri
Hepatitis
Sifilis (sekunder)
DIAGNOSIS BANDING
Keganasan terkait :
Leukemia limfoblastik akut
Leukemia limfositik kronis
Limfoma
Hiperplasia kelenjar getah bening angiofollicular (penyakit Castleman)
PENATALAKSANAAN
PENATALAKSANAAN
Farmakologi
Bakteri (limfadenitis) antibiotik oral 10 hari dengan pemantauan dalam 2 hari pertama flucloxacillin 25 mg/kgBB
empat kali sehari
Reaksi alergi antibiotik golongan penisilin cephalexin 25 mg/kg (sampai dengan 500 mg) tiga kali sehari atau
eritromisin 15 mg/kg (sampai 500 mg) tiga kali sehari
Mycobacterium tuberculosis obat anti tuberculosis
PENATALAKSANAAN
Non Farmakologi
Pencegahan dengan menjaga kesehatan dan kebersihan badan bisa membantu mencegah terjadinya berbagai infeksi.
Untuk membantu mengurangi rasa sakit, kelenjar getah bening yang terkena bisa dikompres hangat.
Penyebab oleh virus dapat sembuh sendiri dan tidak membutuhkan pengobatan apa pun selain dari observasi
Kemoterapi dan radioterapi digunakan untuk pengobatan keganasan
PENATALAKSANAAN
Konseling dan Edukasi
Keluarga turut menjaga kesehatan dan kebersihan sehingga mencegah terjadinya berbagai infeksi dan penularan.
Keluarga turut mendukung dengan memotivasi pasien dalam pengobatan.
Rencana follow up, pasien kontrol untuk mengevaluasi KGB dan terapi yang diberikan.
PENATALAKSANAAN
Kriteria Rujukan
Kegagalan untuk mengecil setelah 4-6 minggu dirujuk untuk mencari penyebabnya (indikasi untuk dilaksanakan
biopsi kelenjar getah bening).
Biopsi dilakukan bila terdapat tanda dan gejala yang mengarahkan kepada keganasan, KGB yang menetap atau
bertambah besar dengan pengobatan yang tepat, atau diagnosis belum dapat ditegakkan.
KOMPLIKASI
Selulitis
Suppuration
Keterlibatan sistemik
Trombosis vena jugularis internal
Fenomena septik emboli
Arteri karotis pecah
Abses mediastinal
Perikarditis purulen
PROGNOSIS
Prognosis
tergantung pada
etiologi dan waktu
intervensi. Pada
umumnya bonam.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
- Limfadenitis adalah peradangan kelenjar getah bening
- Didistribusikan dalam kelompok sepanjang jalur pembuluh limfatik yang
terletak di seluruh tubuh
- Epidemiologi limfadenitis tertinggi adalah limfadenitis tuberkulosis yaitu
sebanyak 57,14%
- Diagnosis limfadenitis ditegakkan berdasarkan anamnesis lengkap dan
pemeriksaan fisik, serta pemeriksaan peunjang
- Prognosis dari limfadenitis pada umumnya bonam
KESIMPULAN DAN SARAN
Saran
- Sebagai tenaga medis sebaiknya memahami penyakit limfadenitis dimulai dari
anamnesis hingga penegakkan diagnosis.
- Dengan demikian, tenaga kesehatan dapat memberikan tatalaksana dan edukasi
yang baik kepada pasien dan juga meningkatkan prognosis baik pada limfadenitis.