Anda di halaman 1dari 44

REFERAT

LIMFADENITIS
Oleh
Dluharrohimah N.I (21904101066)

Pembimbing
dr. Fifien Pradina, Sp.THT-KL

LABORATORIUM ILMU PENYAKIT THT


RSUD SYARIFAH AMBAMI RATO EBU BANGKALAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM MALANG
2020
BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG

Limfadenitis adalah peradangan kelenjar getah bening.

Didistribusikan dalam kelompok sepanjang jalur pembuluh limfatik yang terletak di seluruh tubuh.

Sebagian besar kasus menunjukkan bentuk benigna terhadap infeksi lokal atau sistemik.

Dapat teraba pada daerah cervical, aksila, inguinalis, supraclavicular, epitrochlear, dan popliteal.

Limfadenitis dapat mempengaruhi satu nodus atau multiple nodus (adenopati regional).

Mungkin unilateral atau bilateral.

Timbulnya limfadenitis dapat terjadi akut, subakut, atau kronis.


TUJUAN DAN MANFAAT

TUJUAN
MANFAAT
- Mengetahui definisi, etiologi,
patofisiologi dan penegakan - Menambah wawasan
diagnosa limfadenitis. keilmuan mengenai
limfadenitis, mulai dari
- Mengetahui penatalaksanaan diagnosis hingga tatalaksana.
limfadenitis.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
ANATOMI DAN FISIOLOGI
 Anatomi

Kelenjar getah bening


terletak di seluruh sistem
limfatik, terkonsentrasi di Drainase limfatik mengikuti
daerah-daerah tertentu dari pola.
tubuh, termasuk kepala dan
leher.

Lokasi kelenjar getah


bening yang membesar
menunjukkan indikasi
masuknya organisme
penyebab.
ANATOMI DAN FISIOLOGI
Letak kelenjar limfe leher dibagi dalam
lima daerah penyebaran (Suen, 1989):
• I. Kelenjar yang terletak di segitiga sub-mental dan
submandibula.
• II. Kelenjar yang terletak di 1/3 atas dan termasuk
kelenjar limfa jugular superior, kelenjar digastrik
dan kelenjar servikal posterior superior.
• III. Kelenjar limfa jugularis di antara bifurkasio
karotis dan persilangan m.omohioid dengan
m.sternokleidomastoid dan batas posterior
m.sternokleidomastoid.
• IV. Grup kelenjar di daerah jugularis inferior dan
supraklavikula.
• V. Kelenjar yang berada di segitiga posterior
servikal.
ANATOMI DAN FISIOLOGI
 Fisiologi Jaringan getah bening
Limfosit B memori
masuk melalui satu Limfosit B dan T
diaktifkan sel-sel
atau lebih pembuluh berproliferasi
dendritik.
afferent

Meresap melalui Menciptakan banyak


Limfosit ini dapat
saluran limfosit (mengenali
mengaktifkan limfosit
reticuloendothelial- dan mengikat protein
B naive.
lined yang bersatu asing)

Protein asing terikat


Mengalir melalui Limfosit T dan
pada molekul MHC
pembuluh limfatik makrofag melepaskan
kelas II  aktivasi
efferent sitokin
limfosit T helper

Materi partikulat di Protein asing terikat Menginduksi leukosit


fagositosit oleh pada antigen major chemotaxis dan ↑
makrofag di lapisan histocompatibility permeabilitas
saluran limfatik (MHC) vascular
DEFINISI

Limfadenitis adalah peradangan kelenjar


getah bening. Kelenjar getah bening
berukuran kecil, ovoid nodul biasanya
berkisar dalam ukuran dari beberapa
milimeter hingga 2 cm. Didistribusikan
dalam kelompok sepanjang jalur pembuluh
limfatik yang terletak di seluruh tubuh.
EPIDEMIOLOGI

Tertinggi adalah limfadenitis tuberkulosis 57,14%, limfadenitis mikroorganisme lainnya 21,7%, dan
limfadenitis HIV 21,12%.

Distribusi frekuensi usia penderita, limfadenitis TB usia 15-24 tahun 45,7%, limfadenitis HIV usia 45-
64 tahun 29,4%, dan limfadenitis mikroorganisme lain usia 15-24 20,0%.

Distribusi frekuensi jenis kelamin, limfadenitis TB dan HIV adalah wanita, yaitu 58,7% dan 52,9%.

Sebagian besar limfadenitis mikroorganisme pada jenis kelamin laki-laki sebanyak 54,3%.

Distribusi limfadenitis TB, HIV dan mikroorganisme lainnya yang paling sering adalah leher (daerah colli)
sebanyak 96%, 55,9%, dan 57,1%.
ETIOLOGI
Agen infeksi/penyebab : Penyakit utama limfoid atau
jaringan retikuloendothelial :
• Bartonella henselae
• Leukemia limfoblastik akut
• Coccidioides immitis
• Cytomegalovirus • Limfosarkoma
• Karies gigi / abses • Sarkoma sel reticulum
• Epstein-Barr virus • Limfoma non-Hodgkin
• Francisella tularensis • Histositosis maligna atau limfoma histositik
• Histoplasma capsulatum • Tumor Burkitt nonendemik
• Mycobacterium atipikal • Rhabdomyosarcoma nasofaring
• Mycobacterium tuberculosis
• Neuroblastoma
• Parvovirus
• Rubella • Karsinoma tiroid, tiroiditis limfositik kronis
• Salmonella • Histiocytosis X
• Dermatitis seborrheic, infeksi kulit kepala • Penyakit Kikuchi
• Staphylococcus aureus adenitis • Histiocytosis sinus benigna
• Streptokokus Group A faringitis • Limfadenopati angioimmunoblastik atau
• Toxoplasma gondii imunoblastik
• Faringitis virus • Limfadenopati pseudolymphomatous
• Yersinia enterocolitica kronis
• Yersinia pestis
ETIOLOGI
Sindrom
Gangguan imunologi
immunodeficiency Penyakit metabolik :
atau jaringan ikat :
dan disfungsi fagosit :

Penyakit
Juvenille rheumatoid
granulomatous kronis Penyakit Gaucher
arthritis
pada kanak-kanak

Sindrom
Graft versus host Penyakit Niemann-
immunodeficiency
disease Pick
dapatan

Sindrom
Hyperimmunoglobulin Cystinosis
E
ETIOLOGI
Penyakit
Gangguan lain : Obat-obatan :
hematopoietik :

Anemia Penyakit
Mesantoin
sickle cell Kawasaki

Sindrom
Thalassemia Hydantoin
PFAPA

Anemia
hemolitik Sarkoidosis
congenital

Anemia
Penyakit
hemolitik
Castleman
autoimun
PATOFISIOLOGI

Kelenjar getah bening cervical superficial menerima afferents dari mastoid, jaringan di leher, dan parotid (preauricular) dan
nodus submaxillary.

Drainase efferent berakhir di kelenjar getah bening cervical deep superior.

Nodus cervical deep superior mengalirkan ke palatine tonsil dan nodus submental.

Nodus cervical deep inferior mengalirkan ke laring, trakea, tiroid, dan esofagus.

Organisme biasanya pertama menginfeksi saluran pernapasan bagian atas, nares anterior, rongga mulut, atau kulit kepala
dan daerah leher  menyebar ke kelenjar getah bening cervical.

Pembesaran nodus terjadi sebagai akibat dari proliferasi sel intrinsik ke nodus (misalnya limfosit, sel plasma, monosit, dan
histiosit) atau dengan infiltrasi sel ekstrinsik ke nodus (misalnya neutrofil).
DIAGNOSIS
 Anamnesis

Limfadenitis akut Limfadenitis subakut,


Kontak dengan hewan,
berdurasi 2 minggu, yaitu 2-6 minggu dan
Demam terutama anak kucing
disebabkan oleh virus disebabkan oleh etiologi
atau ternak
atau invasi bakteri yang jauh lebih luas

Gejala infeksi saluran


Berkeringat di malam
Perawatan gigi baru-baru pernapasan atas, sakit Batuk berulang dan
hari, dan penurunan
ini atau kesehatan gigi tenggorokan, sakit telinga, hemodesis menunjukkan
berat badan  limfoma
yang buruk coryza, konjungtivitis, tuberkulosis.
atau tuberkulosis.
atau impetigo

Paparan seseorang Demam yang tidak dapat


Penggunaan hydantoin dengan infeksi saluran dijelaskan, kelelahan, dan Riwayat perjalanan /
dan/atau mesantoin baru- pernapasan atas, faringitis arthralgia  penyakit travelling ke daerah
baru ini streptokokus atau pembuluh darah kolagen endemis tertentu
tuberkulosis atau serum sickness
DIAGNOSIS
DIAGNOSIS
 Pemeriksaan Fisik

Pembesaran kelenjar getah bening (KGB) leher bagian posterior (belakang)  infeksi rubela dan mononukleosis

Pembesaran KGB bilateral  infeksi virus

Nyeri tekan, kemerahan dan hangat  infeksi bakteri

Fluktuasi  abses.

Teraba keras dan tidak dapat digerakkan  keganasan

Pembesaran kelenjar berjalan mingguan-bulanan, mendadak, KGB menjadi fluktuatif dan kulit diatasnya menjadi tipis, dan dapat pecah  infeksi
oleh mikobakterium
DIAGNOSIS

Bintik-bintik perdarahan (bintik


Tenggorokan yang merah,
merah yang tidak hilang dengan
bercak-bercak putih pada Faringitis, ruam-ruam dan
penekanan), pucat, memar yang
tonsil, bintik-bintik merah pada pembesaran limpa  infeksi
tidak jelas penyebabnya,
langit-langit  infeksi bakteri Epstein Barr Virus
disertai pembesaran hepar dan
streptokokus
limpa  leukemia

Selaput pada dinding


tenggorok, tonsil, langit-langit
Beefy red throat, eksudat pada
yang sulit dilepas dan bila
Radang pada selaput mata dan tonsil, petechiae pada hard
dilepas berdarah,
bercak koplik  Campak palate dan lidah stroberi 
pembengkakan pada jaringan
infeksi S. pyogenes
lunak leher (bull neck) 
infeksi bakteri Difteri
DIAGNOSIS

Pembengkakan wajah atau submandibular unilateral, eritema, tenderness, demam, dan irritability pada bayi  infeksi
streptokokus grup B

Gingivostomatitis  infeksi dengan HSV

Herpangina  infeksi coxsackievirus

Ruam dan hepatosplenomegaly  infeksi EBV atau CMV

Konjungtivitis dan bintik-bintik koplik  rubeola.

Demam berkepanjangan, infeksi konjungtiva, inflamasi membrane mucus orofaringeal, edema perifer atau eritema, dan ruam
polimorf  penyakit Kawasaki.
DIAGNOSIS

Aspek pemeriksaan fisik :

• Lokasi - Tergantung pada etiologi yang mendasarinya


• Jumlah - Tunggal, kelompok lokal (regional) atau general
(multiple region)
• Ukuran / bentuk - Pembesaran nodus lebih besar dari 2-3
cm dengan bentuk biasa/tidak teratur
• Konsistensi - Lembut, tegas, rubbery, keras, fluktuan, hangat
• Tenderness - Sugestif dari proses infeksi tetapi tidak
mengesampingkan penyebab maligna
DIAGNOSIS
DIAGNOSIS
 Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan Lab

• Leukositosis dengan shift to the left dan granulasi beracun 


limfadenitis bakteri
• Limfositosis atipikal  infeksi mononukleosis
• Pansitopenia, leukositosis atau adanya sel-sel blast  leukemia
• Tingkat sedimentasi eritrosit dan protein C-reaktif naik  limfadenitis
bakteri
• Tes antigen streptokokus cepat atau culture tenggorokan untuk infeksi
streptokokus
• Elektrokardiogram dan ekokardiogram jika curiga penyakit Kawasaki.
DIAGNOSIS

Tes Tuberkulin

• Dilakukan pada pasien dengan adenitis subakut atau kronis


• Radiografi dada harus dilakukan jika skin test tuberculin
positif atau jika curiga patologi dada, terutama pada anak
dengan limfadenopati kronis atau general
• Tes serologic untuk B. henselae, EBV, CMV, brucellosis, sifilis,
dan toksoplasmosis harus dilakukan ketika adanya indikasi
• Jika serologi positif, diagnosis dapat ditetapkan dan biopsi
eksisi dapat dihindari
DIAGNOSIS

Pemeriksaan XRay

• Ultrasonografi (USG) dapat membantu untuk membedakan massa padat dari massa
kistik dan untuk menetapkan kehadiran dan tingkat supurasi atau infiltrasi
• Resolusi tinggi dan color USG dapat memberikan informasi rinci tentang diameter
longitudinal dan transverse, morfologi, tekstur dan vaskularisasi kelenjar getah
bening
• Rasio sumbu panjang hingga pendek yang lebih besar dari 2 menunjukkan benignity,
sedangkan rasio kurang dari 2 menunjukkan malignancy
• USG juga dapat digunakan untuk memandu biopsi core-needle untuk mendiagnosis
penyebab limfadenopati cervical pada pasien tanpa keganasan dan dapat
menghilangkan biopsi eksisi yang tidak perlu
• Ultrasonografi endobronkial dapat membantu membedakan antara limfadenopati
intratoraks nonmalignant, termasuk tuberkulosis, sarkoidosis dan limfadenitis reaktif
DIAGNOSIS

Fine Needle Aspiration (FNA)

• Harus dipertimbangkan dalam kasus-kasus di mana limfadenitis tidak jelas


terkait dengan penyebab infeksi, kelenjar getah bening tetap membesar
untuk jangka waktu yang lama (4-6 minggu), kelenjar getah bening berada
di lokasi supraclavicular, kelenjar getah bening memiliki konsistensi tegas /
rubbery, adanya ulserasi, pasien tidak respon dengan terapi antibiotik, atau
pasien memiliki gejala sistemik (misalnya demam, penurunan berat badan)
• Jika keganasan dicurigai, biopsi parsial atau eksisi lebih disarankan
• Insisi dan drainase adalah pengobatan untuk limfadenitis dengan
pembentukan abses.
• Untuk NonTuberculosis Mycobacteria (NTM) lymphadenitis, eksisi bedah
lengkap adalah kuratif
DIAGNOSIS BANDING
Limfadenitis Regional

Cervical Infeksi yang terkait :


Infeksi kulit dan jaringan lunak pada wajah

Lymph
Abses gigi
Otitis externa

Node
Faringitis bakteri
Cytomegalovirus
Infeksi Adenovirus
Rubella
Toksoplasmosis

Keganasan yang terkait :


Limfoma Hodgkin
Limfoma non-Hodgkin
Karsinoma sel skuamosa nasofaring atau laring
DIAGNOSIS BANDING

Axillary Infeksi yang terkait :


Infeksi B.henselae (penyakit catscratch)
Lymph Sporotrichosis
Node Tularemia
Infeksi kulit staphylokokus atau streptokokus

Keganasan yang terkait :


Limfoma
Melanoma
Karsinoma payudara
DIAGNOSIS BANDING

Epitrochlear
Lymph Infeksi yang terkait :
Node
Infeksi kulit dan jaringan lunak dari
trauma lokal
Keganasan yang terkait :
Limfoma
DIAGNOSIS BANDING
Supraclavicular Infeksi yang terkait :
Lymph Node
Intrathoracic mycobacterial, infeksi jamur (bukan pneumonia
bakteri atau infeksi bronkial)

Keganasan yang terkait :


Keganasan intratoraks dan intra-abdomen
Kanker payudara
Penyakit lain yang terkait :
Sarkoidosis
DIAGNOSIS BANDING

Inguinal Infeksi yang terkait :


Selulitis ekstremitas bawah
Lymph
Infeksi kelamin - Sifilis, chancroid, infeksi virus herpes
Node simpleks, limfogranuloma venereum

Keganasan yang terkait :


Limfoma
Melanoma metastatik dari ekstremitas bawah
Karsinoma sel skuamosa dari genital
DIAGNOSIS BANDING

Hilar atau Infeksi yang terkait :


Tuberkulosis
Mediastinal Infeksi jamur
Lymph
Node Keganasan yang terkait :
Karsinoma bronkogenik
Limfoma
Limfoma Hodgkin

Penyakit lain yang terkait :


Sarkoidosis
DIAGNOSIS BANDING

Intra-abdominal
atau Infeksi yang terkait :
Retroperitoneal Tuberkulosis
Lymph Node
Infeksi Y.enterocolitica
Deep abses
Keganasan yang terkait :
Limfoma Hodgkin (kelenjar panggul dan retroperitoneal)
Limfoma non-Hodgkin (node mesenterik)
DIAGNOSIS BANDING
Limfadenitis General

Toksisitas obat terkait :


Hydralazine
Allopurinol

Infeksi terkait :
Infeksi virus Epstein-Barr
Infeksi cytomegalovirus
Toksoplasmosis
Penyakit HIV
Tuberkulosis (lanjutan)
Histoplasmosis
Coccidioidomycosis
Brucellosis
Endokarditis bakteri
Hepatitis
Sifilis (sekunder)
DIAGNOSIS BANDING

Penyakit imunologi terkait :


Sarkoidosis
Rheumatoid arthritis
Lupus

Keganasan terkait :
Leukemia limfoblastik akut
Leukemia limfositik kronis
Limfoma
Hiperplasia kelenjar getah bening angiofollicular (penyakit Castleman)
PENATALAKSANAAN
PENATALAKSANAAN
 Farmakologi

 Bakteri (limfadenitis)  antibiotik oral 10 hari dengan pemantauan dalam 2 hari pertama flucloxacillin 25 mg/kgBB
empat kali sehari
 Reaksi alergi antibiotik golongan penisilin  cephalexin 25 mg/kg (sampai dengan 500 mg) tiga kali sehari atau
eritromisin 15 mg/kg (sampai 500 mg) tiga kali sehari
 Mycobacterium tuberculosis  obat anti tuberculosis
PENATALAKSANAAN
 Non Farmakologi

 Pencegahan dengan menjaga kesehatan dan kebersihan badan bisa membantu mencegah terjadinya berbagai infeksi.
 Untuk membantu mengurangi rasa sakit, kelenjar getah bening yang terkena bisa dikompres hangat.
 Penyebab oleh virus dapat sembuh sendiri dan tidak membutuhkan pengobatan apa pun selain dari observasi
 Kemoterapi dan radioterapi digunakan untuk pengobatan keganasan
PENATALAKSANAAN
 Konseling dan Edukasi

 Keluarga turut menjaga kesehatan dan kebersihan sehingga mencegah terjadinya berbagai infeksi dan penularan.
 Keluarga turut mendukung dengan memotivasi pasien dalam pengobatan.
 Rencana follow up, pasien kontrol untuk mengevaluasi KGB dan terapi yang diberikan.
PENATALAKSANAAN
 Kriteria Rujukan

 Kegagalan untuk mengecil setelah 4-6 minggu dirujuk untuk mencari penyebabnya (indikasi untuk dilaksanakan
biopsi kelenjar getah bening).
 Biopsi dilakukan bila terdapat tanda dan gejala yang mengarahkan kepada keganasan, KGB yang menetap atau
bertambah besar dengan pengobatan yang tepat, atau diagnosis belum dapat ditegakkan.
KOMPLIKASI

 Selulitis
 Suppuration
 Keterlibatan sistemik
 Trombosis vena jugularis internal
 Fenomena septik emboli
 Arteri karotis pecah
 Abses mediastinal
 Perikarditis purulen
PROGNOSIS

Prognosis
tergantung pada
etiologi dan waktu
intervensi. Pada
umumnya bonam.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan
- Limfadenitis adalah peradangan kelenjar getah bening
- Didistribusikan dalam kelompok sepanjang jalur pembuluh limfatik yang
terletak di seluruh tubuh
- Epidemiologi limfadenitis tertinggi adalah limfadenitis tuberkulosis yaitu
sebanyak 57,14%
- Diagnosis limfadenitis ditegakkan berdasarkan anamnesis lengkap dan
pemeriksaan fisik, serta pemeriksaan peunjang
- Prognosis dari limfadenitis pada umumnya bonam
KESIMPULAN DAN SARAN

Saran
- Sebagai tenaga medis sebaiknya memahami penyakit limfadenitis dimulai dari
anamnesis hingga penegakkan diagnosis.
- Dengan demikian, tenaga kesehatan dapat memberikan tatalaksana dan edukasi
yang baik kepada pasien dan juga meningkatkan prognosis baik pada limfadenitis.

Anda mungkin juga menyukai