LIMFADENOPATI COLLY
Oleh :
202020461011049
Kelompok 11
2021
1
DAFTAR ISI
Limfadenopati Colli....................................................................................................................3
Daftar Pustaka...........................................................................................................................11
2
LIMFOMADENOPATI COLLI
Limfadenopati merujuk kepada nodul limfa yang tidak normal ukurannya (lebih dari 1
cm) atau pada konsistensinya. Nodul supraklavikula, poplitea, dan iliaka yang teraba, dan
nodul epitrochlear yang lebih besar dari 5 mm, dianggap abnormal (Rasyid,2018)
Secara umum banyak hal yang dapat menyebabkan limfadenopati, keadaan tersebut
dapat diingat dengan singkatan MIAMI yang terdiri dari malignansi atau keganasan
(limfoma, leukemia, neoplasma kulit, sarkoma kaposi, metastasis), infeksi (bruselosis,
cat-scratch disease, CMV, HIV, infeksi primer, limfogranuloma venereum,
mononukleosis, faringitis, rubela, tuberkulosis, tularemia, demam tifoid, sifilis, hepatitis),
autoimun (lupus eritematosus sistemik, artritis reumatoid, dermatomiositis, sindrom
sjogren), miscellaneous and unusual conditions atau berbagai macam dan kondisi tidak
biasa (penyakit kawasaki, sarkoidosis), dan penyebab iatrogenik (serum sickness, obat)
(Rasyid,2018).
1. Infeksi virus
Infeksi yang disebabkan oleh virus pada saluran pernapasan bagian atas seperti Rinovirus,
Parainfluenza Virus, influenza Virus, Respiratory Syncytial Virus (RSV), Coronavirus,
Adenovirus ataupun Retrovirus. Virus lainnya Ebstein Barr Virus (EBV), Cytomegalo
Virus (CMV), Rubela, Rubeola, Varicella-Zooster Virus, Herpes Simpleks Virus,
Coxsackievirus, dan Human Immunodeficiency Virus (HIV).
3
membutuhkan tindakan biopsi eksisi, oleh karena itu diagnosis subtipe limfoma dengan
menggunakan biopsi aspirasi jarum halus masih merupakan kontroversi.
6. Penyakit sistemik lainnya Penyakit lainnya yang salah satu gejalanya adalah
limfadenopati adalah penyakit Kawasaki, penyakit Kimura, penyakit Kikuchi, penyakit
Kolagen, penyakit Cat scratch, penyakit Castleman, Sarcoidosis, Rhematoid arthritis dan
Sisestemic lupus erithematosus (SLE).
a. Lemas
b. Demam
c. Berkeringat ketika malam
4
d. Berat badan turun
e. Pegal dan Nyeri sendi
f. Sakit Kepala
g. Mudah Lelah
h. Batuk atau Sesak
i. Ruam Kulit
D. Pemeriksaan Diagnostik
1. Laboratorium
a. Pemeriksaan Darah Lengkap Pemeriksaan darah lengkap untuk melihat kemungkinan
infeksi atau keganasan darah. Laju Endap Darah, dilakukan untuk melihat adanya
tanda inflamasi akut, infeksi akut dan kronis, kerusakan jaringan (nekrosis),penyakit
kolagen, rheumatoid, malignansi.
b. Kultur Darah Kultur darah dilakukan untuk melihat adanya penyebab infeksi dengan
bakteri yang spesifik.
2. Ultrasonography (USG)
USG merupakan salah satu teknik yang dapat dipakai untuk mendiagnosis
limfadenopati servikalis. Penggunaan USG untuk mengetahui ukuran, bentuk,
echogenicity, gambaran mikronodular, nekrosis intranodal dan ada tidaknya
kalsifikasi. USG dapat dikombinasi dengan biopsi aspirasi jarum halus untuk
mendiagnosis limfadenopati dengan hasil yang lebih memuaskan, dengan
nilaisensitivitas 98% dan spesivisitas 95%.
3. CT Scan
CT scan dapat mendeteksi pembesaran KGB servikalis dengan diameter 5mm atau
lebih. Satu studi yang dilakukan untuk mendeteksi limfadenopati supraklavikula pada
17 penderita nonsmall cell lung cancer menunjukkan tidak ada perbedaan sensitivitas
yang signifikan dengan pemeriksaan menggunakanUSG atau CT scan
E. Patofisiologi Limfadenopati (Pathway)
Sistem limfatik berperan pada reaksi peradangan sejajar dengan sistem vaskular
darah. Biasanya ada penembusan lambat cairan interstisial kedalam saluran limfe
jaringan, dan limfe yang terbentuk dibawa kesentral dalam badan dan akhirnya bergabung
kembali kedarah vena. Bila daerah terkena radang, biasanya terjadi kenaikan yang
menyolok pada aliran limfe dari daerah itu. Telah diketahui bahwa dalam perjalanan
peradangan akut, lapisan pembatas pembuluh limfe yang terkecil agak meregang, sama
5
seperti yang terjadi pada 16 venula, dengan demikian memungkinkan lebih banyak bahan
interstisial yang masuk kedalam pembuluh limfe. Bagaimanapun juga, selama peradangan
akut tidak hanya aliran limfe yang bertambah, tetapi kandungan protein dan sel dari
cairan limfe juga bertambah dengan cara yang sama. Sebaliknya, bertambahnya aliran
bahan-bahan melalui pembuluh limfe menguntungkan karena cenderung mengurangi
pembengkakan jaringan yang meradang dengan mengosongkan sebagian dari eksudat.
Sebaliknya, agen-agen yang dapat menimbulkan cedera dapat dibawa oleh pembuluh
limfe dari tempat peradangan primer ketempat yang jauh dalam tubuh. Dengan cara ini,
misalnya agen-agen yang dapat menular dan menyebar. Penyebaran sering dibatasi oleh
penyaringan yang dilakukan oleh kelenjar limfe regional yang dilalui oleh cairan limfe
yang beregerak menuju dalam tubuh.
7
yang jinak dan infeksi merupakan penyebab tersering limfadenopati inguinal.
Limfadenopati inguinal jarang disebabkan oleh keganasan. Karsinoma sel skuamosa
pada penis dan vulva, limfoma, serta melanoma dapat disertai limfadenopati inguinal.
Limfadenopati inguinal ditemukan pada 58%penderita karsinoma penis atau uretra.
F. Limfadenopati generalisata Limfa denopati generalisata lebih sering disebabkan oleh
infeksi serius, penyakit autoimun, dan keganasan, dibandingkan dengan limfadenopati
lokalisata. Penyebab jinak pada anak adalah infeksi adenovirus. Limfadenopati
generalisata dapat disebabkan oleh leukemia, limfoma, atau penyebaran kanker padat
stadium lanjut. Limfadenopati generalisata pada penderita luluh imun
(immunocompromised) dan AIDS dapat terjadi karena tahap awal infeksi HIV,
tuberkulosis, kriptokokosis, sitomegalovirus, toksoplasmosis, dan sarkoma Kaposi.
Sarkoma Kaposi dapat bermanifestasi sebagai limfadenopati generalisata sebelum
timbulnya lesi kulit
G. Diagnosa Keperawatan
Terapeutik
8
- Berikan Teknik Nonfarmakologis Untuk
Mengurangi Rasa Nyeri (Mis. Tens, Hypnosis,
Akupresur, Terapi Musik, Biofeedback, Terapi Pijat,
Aroma Terapi, Teknik Imajinasi Terbimbing, Kompres
Hangat/Dingin, Terapi Bermain)
- Kontrol Lingkungan Yang Memperberat Rasa
Nyeri (Mis. Suhu Ruangan, Pencahayaan, Kebisingan)
- Fasilitasi Istirahat Dan Tidur
Edukasi
Kolaborasi
9
Edukasi:
1. Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan
2. Informasikan hasil pemantauan, jika perlu
3 Risiko Setelah Observasi:
silakukan 1. monitor tanda gejala infeksi lokal dan sistemik
infeksi
tindakan Terapeutik:
keperawatan 1.berikan perawatan kulit
2x24 jam, 2. pertahankan teknik aspetik pada pasien beresiko tinggi
maka tingkat Edukasi:
infeksi 1. jelaskan tanda gejala infeksi
menurun
dengan
kriteria hasil:
1. kemerahan
menurun
2. nyeri
menurun
3. bengkak
menurun
10
Daftar Pustaka
PPNI, T. P. S. D. (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (1st ed.). Jakarta Selatan:
Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia.
PPNI, T. P. S. D. (2018b). Standar Luaran Keperawatan Indonesia (1st ed.). Jakarta Selatan:
Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia.
Rasyid, R.S, 2018. Diagnosis dan Tata Laksana Limfadenopati. Majority | Volume 7 | Nomor
3 | Desember 2018
11