LIMFADENOPATI
Disusun oleh :
Fahrul Rozy
1102013103
Pembimbing :
dr. H. Trimayu Sukandar, Sp.B
limfonodus (Kelenjar Getah Bening). Pembesaran kelenjar getah bening yang abnormal
terjadi bila besar KGB diameternya >10 mm. Kelenjar Getah Bening (KGB) adalah
sebagaian dari system pertahanan tubuh manusia. Tubuh manusia memiliki kurang lebih
600 KGB. Kelenjar getah bening terdapat di beberapa tempat, yaitu di submandibulla,
aksila atau inguinal yang teraba pada orang sehat. Sekitar 55% pembesaran KGB terjadi
Limfadenopati atau hyperplasia limfoid merujuk pada KGB yang abnormal, baik
sebagai respon terhadap proliferasi sel T atau limfosit B. Limfadenopati biasanya terjadi
setelah infeksi suatu mikroorganisme. Organ ini sangat penting untuk fungsi system
kekebalan tubuh, diman tugasnya adalah menyerang infeksi dan menyaring cairan getah
bening. 3
Kelenjar Getah Bening (KGB) memiliki peran penting dalam system kekebalan
tubuh. Limfonodus/KGB menyaring cairan limfe yang beredar di system limfe. Limfe adalah
cairan yang dikembalikan dari cairan intestinum ke plasma melalui system limfe untuk
pertahanan imun.
Limfosit memiliki dua bentuk, yang berasal dari sel T (Thymus) dan sel B (Bursa)
atau sumsum tulang. Fungsi dari limfosit B dan sel-sel turunannya seperti sel plasma,
berperan untuk cell-mediated immunity. Terdapat tiga daerah pada KGB yang berbeda:
Bagian-bagian KGB yang terdiri dari subkapsular, korteks (folikel primer, folikel
skunder dan zona interfolikuler) folikel di korteks ada tempat sel B proliferasi, interfolikuler
adalah tempat diferensiasi dan proliferasi antigen-dependent T-cell. Bagian terdalam dari
KGB adalah bagian medulla yang terdiri dari sel plasma dan small B lymphocytes yang
lokalisata) KGB lokal hanya terjadi pada satu aerah saja dan KGB umum (limfadenopati
generalisata) pada dua atau lebih daerah yang berjauhan dan simetris.5
2.2. LIMFADENOPATI
A. Definisi
Limfadenopati (I88) adalah hyperplasia limfoid adalah pembesaran kelenjar limfe
sebagai respon terhadap proliferasi limfosit T atau limfosit B. Limfadenopati biasanya terjadi
B. Etiologi
Banyak keadaan yang dapat menimbulkan limfadenopati. Keadaan-keadaan tersebut
dapat diingat dengan mnemonik MIAMI: malignancies (keganasan), infections (infeksi),
autoimmune disorders (kelainan autoimun), miscellaneous and unusual conditions (lain-lain
dan kondisi tak-lazim), dan iatrogenic causes (sebab-sebab iatrogenik).7
Penyebab Diagnostik
Keganasan
- Limfoma (C81) Biopsi kelenjar
- Leukimia (C92.0) Pemeriksaan hematologi, aspirasi
- Neoplasma Kulit (L00) Biopsi lesi
- Sarkoma Kaposi Biopsi lesi
Infeksi
- Influenza-like-illnes Antibody CMV, PCR
- HIV, infeksi primer HIV RNA
- Faringitis Kultur tenggorokan
- Rubella Serologi
- Tuberkullosa Kultur sputum, foto thorax
- Demam tifoid Kultur darah
- Hepatitis virus Serologi hepatitis, uji fungsi hati
- Sifilis Rapid plasma reagin
Autoimun
- Lupus eritematous sistemik Hematologi, LED, ANA
- Artritis Rematoid Radiologi, faktor rheumatoid
- Sindrom Sjorgen Uji Schimmer, biopsi bibir, LED
Lain-lain & Iatrogenik
- Penyakit Kawasaki Kriteria klinis
- Sarkoidosis ACE serum, foto thorax, biopsi
paru/ kelenjar hilus
- Karena Obat-obatan Penghentian obat
Obat-obat yang dapat menyebabkan limfadenopati, antara lain, adalah3: alopurinol,
atenolol, kaptopril, karbamazepin, emas, hidralazin, penisilin, fenitoin, primidon,
pirimetamin, kuinidin, trimetoprimsulfametoksazol, sulindak.
C. Patofisiologi
dan sel (misalnya sel kanker dan mikroorganisme) dalam ruang interstisial, bersama dengan
bahan selular tertentu, antigen dan partikel asing masuk ke pembuluh limfatik, menjadi cairan
limfe.
Kelenjar getah bening menyaring cairan limfe dalam perjalanan ke sirkulasi vena
sentral, menghilangkan sel-sel an bahan lainnya. Proses penyaringan juga menyajikan antigen
kepada limfosit yang terkandung dalam KGB. Respon imun dari limfosit melibatkan
proliferasi sel limfosit dan makrofag, yang dapat menyerang KGB untuk memperbesar
(limfadenopati reaktif). Patogen mikroorganisme dibawa dalam cairan limfe, dapat juga
langsung menginfeksi KGB yang akan menyebabkan limfadenitis, dan apabila terdapat sel-
D. Lokasi Limfadenopati
Penyebab utama limfadenopati servikal adalah infeksi. Kelenjar gtah bening servikal
yang mengalami inflamasi dalam beberapa hari, kemudian befluktuasi, terutama bila
terinfeksi pada anak-anak biasanya akibat infeksi staphylococcus dan streptococcus, selain
itu limfaenopati servikal juga merupakan manifestasi limfadenitis tuberkulosa. Kelenjar getah
bening yang keras, terutama pada usia lanjut dan perokok menunjukkan metastasis keganasan
anterior dan sentral yang dapat teraba sebelum ditemukannya tumor primer. Limfoma
jarang jarang bermanifestasi sejak awal atau kalaupun bermetastasi hanya dikelenjar getah
bening aksila.
d. Limfadenopati Supraklavikula (I88.9)
dengan keganasan abdominal (lambung, kandung empedu, pancreas, testis, ovarium atau
prostat).
yang jinak dan infeksi merupakan penyebab tersering limfadenopati inguinal. Namun ada
beberapa kasus keganasan seperti pada karsinoma sel skuamosa pada penis dan vulva.
E. Diagnosis
Kemungkinan penyebab keganasan sangat rendah pada anak dan meningkat seiring
bertambahnya usia. Kelenjar getah bening teraba pada periode neonatal dan sebagian besar
anak sehat mempunyai kelenjar getah bening servikal, inguinal, dan aksila yang teraba.
Sebagian besar penyebab limfadenopati pada anak adalah infeksi atau penyebab yang bersifat
jinak. Berdasarkan sebuah laporan, dari 628 penderita yang menjalani biopsi karena
limfadenopati, penyebab yang jinak dan swasirna (self-limiting) ditemukan pada 79%
penderita berusia kurang dari 30 tahun, 59% penderita antara 31-50 tahun, dan 39% penderita
di atas 50 tahun.9
Di sarana layanan kesehatan primer, penderita berusia 40 tahun atau lebih dengan
limfadenopati mempunyai risiko keganasan sekitar 4%. Pada usia di bawah 40 tahun, risiko
kurang dari 2 minggu atau lebih dari 1 tahun tanpa progresivitas ukuran mempunyai
• Pajanan
Anamnesis pajanan penting untuk menentukan penyebab limfadenopati. Pajanan
binatang dan gigitan serangga, penggunaan obat, kontak penderita infeksi dan riwayat infeksi
rekuren penting dalam evaluasi limfadenopati persisten. Pajanan setelah bepergian dan
riwayat vaksinasi penting diketahui karena dapat berkaitan dengan limfadenopati persisten,
sampar, dan anthrax. Pajanan rokok, alkohol, dan radiasi ultraviolet dapat berhubungan
dengan metastasis karsinoma organ dalam, kanker kepala dan leher, atau kanker kulit.
Pajanan silikon dan berilium dapat menimbulkan limfadenopati. Riwayat kontak seksual
limfoma maligna non-Hodgkin meningkat pada kelompok ini. Riwayat keganasan pada
keluarga, seperti kanker payudara atau familial dysplastic nevus syndrome dan melanoma,
keringat malam, dan penurunan berat badan lebih dari 10% dapat merupakan gejala limfoma
B symptom. Pada limfoma Hodgkin, B symptom didapatkan pada 8% penderita stadium I dan
68% penderita stadium IV. B symptom juga didapatkan pada 10% penderita limfoma non-
Hodgkin. Gejala artralgia, kelemahan otot, atau ruam dapat menunjukkan kemungkinan
dermatomiositis. Nyeri pada limfadenopati setelah penggunaan alkohol merupakan hal yang
Diagnosis
F. Pemeriksaan Fisik
Kelenjar getah bening yang keras dan tidak nyeri meningkatkan kemungkinan
penyebab keganasan atau penyakit granulomatosa. Limfoma Hodgkin tipe sklerosa nodular
Limfadenopati karena virus mempunyai karakteristik bilateral, dapat digerakkan, tidak nyeri,
dan berbatas tegas. Limfadenopati dengan konsistensi lunak dan nyeri biasanya.10
disebabkan oleh inflamasi karena infeksi. Pada kasus yang jarang, limfadenopati yang
nyeri disebabkan oleh perdarahan pada kelenjar yang nekrotik atau tekanan dari kapsul
Pada umumnya, kelenjar getah bening normal berukuran sampai diameter 1 cm, tetapi
beberapa penulis menyatakan bahwa kelenjar epitroklear lebih dari 0,5 cm atau kelenjar getah
bening inguinal lebih dari 1,5 cm merupakan hal abnormal. Terdapat laporan bahwa pada 213
penderita dewasa, tidak ada keganasan pada penderita dengan ukuran kelenjar di bawah 1 cm,
keganasan ditemukan pada 8% penderita dengan ukuran kelenjar 1-2,25 cm dan pada 38%
Pada anak, kelenjar getah bening berukuran lebih besar dari 2 cm disertai gambaran
radiologi toraks abnormal tanpa adanya gejala kelainan telinga, hidung, dan tenggorokan
disease, atau sarkoidosis) atau kanker (terutama limfoma). Tidak ada ketentuan pasti
mengenai batas ukuran kelenjar yang menjadi tanda kecurigaan keganasan. Ada laporan
bahwa ukuran kelenjar maksimum 2 cm dan 1,5 cm merupakan batas ukuran yang
memerlukan evaluasi lebih lanjut untuk menentukan ada tidaknya keganasan dan penyakit
granulomatosa.10
G. Pemeriksaan Penunjang
Laboratiorium:
Darah lengkap dan apusan untuk melihat kemungkinan infeksi atau keganasanan
darah. LED untuk melihat adanya tanda inflamasi akut, infeksi akut dan kronis, kerusakan
jaringan (nekrosis), penyakit kolagen, rheumatoid, malignansi.11
• Biakan Darah
• Tes mantoux
• Rongent toraks
Rongent toraks diperlukan pada kecurigaan adanya kelainan dari paru seperti pada
tuberculosis, lymphoma dan neuroblastoma, untuk melihat adanya limfadenopati mediastinal.
Gambar. Limfadenopati mediastinum bilateral pada rongent toraks
• Ultrasonografi (USG)
USG merupakan salah satu teknik yang dapat dipakai untuk mendiagnosis
limfadenopati servikalis. Penggunaan USG untuk mengetahui ukuran, bentuk, echogenicity,
gambaran mikronodular, nekrosis intranodal dan ada tidaknya kalsifikasi. USG dapat
dikombinasi dengan biopsi aspirasi jarum halus untuk mendiagnosis limfadenopati dengan
hasil yang lebih memuaskan, dengan nilai sensitivitas 98% dan spesivisitas 95%.13
Biopsi dapat dilakukan dengan mengambil sel keluar melalui jarum atau dengan
operasi menghapus satu atau lebih kelenjar getah bening. Sel-sel atau kelenjar getah bening
akan dibawa ke lab dan diuji. Biopsy KGB memiliki nilai sensitifitas 98 % dan spesifisitas 95
%. Kegagalan untuk mengecil setelah 4-6 minggu dapat menjadi indikasi untuk dilaksanakan
biopsy KGB. Biopsi dilakukan terutama bila terdapat tanda dan gejala yang mengarahkan
kepada keganasan.14
H. Tatalaksana
dilaksanakannya biopsy KGB. Biopsi dilakukan terutama bila terdapat tanda dan gejala yang
mengarah kepada keganasan. KGB yang menetap atau yang bertambah besar, walaupun
Fungsi utama limfonodus adalah sebagai filtrasi dari berbagai mikroorganisme asing
dan partikel-partikel akibat hasil dari degradasi sel-sel atau metabolism, mengembalikan
cairan & protein dari jaringan ke sirkulasi darah, mengangkut limfosit, membawa lemak
emulsi dari usus, menyaring & menghancurkan mikroorganisme untuk menghentikan
penyebaran, menghasilkan zat antibody
Dari anamnesis dapat diperoleh keterangan lokasi, gejala –gejala penyerta (gejala
infeksi, konstitusional, kegansan) riwayat penyakit, riwayat pemakaian obat dan riwayat
pekerjaan
Dari Pemeriksaan Fisik dapat diperoleh Lokasi Limfadenopati, ukuran, nyeri tekan,
konsistensi dan mobilitas. Ketika limfadenopati lokalisata , maka kita harus memeriksa
infeksi, lesi kulit atau tumor di daerah yang dilewati aliran drainase kelenjar getah bening
tersebut. Pada pasien dengan limfadenopati generalisata, pemeriksaan fisik harus fokus dalam
mencari tanda-tanda penyakit sistemik. Temuan yang paling membantu adalah ruam, lesi
selaput lendir, hepatomegali, splenomegali atau arthritis.
Pemeriksaan penunjang dapat dilakukan jika tidak dapat disingkirakn dari anamnesis dan
pemeriksaaan fisik. Dapat dilakukan Pemeriksaan Darah lengkap, LED, Biakan Darah,
Serologi (Toxoplasma, EBV, CMV, HIV dll) , Rongent toraks ,Ultrasonografi (USG) ,CT
Scan, Biopsi.
DAFTAR PUSTAKA