Anda di halaman 1dari 11

1. HEPATITIS B 7.

INDIKASI
- Semua bayi baru lahir tanpa
memandang status HBV pada ibu
1. DESKRIPSI
Vaksin hepatitis B adalah vaksin virus 8. KONTRAINDIKASI
rekombinan yang telah di inaktivasi dan - Reaksi anafilaksis pada vaksin dan
bersifat non infeksius. berasal dari konstituen vaksin (ragi)
HbsAg yang dihasilkan dalam sel rage
- Sakit sedang/berat dengan atau tanpa
(Hansenula Polymorpha) menggunakan
teksologi DNA rekombinan. demam
note : Tidak ada indikasi kontra absolut.
2. TUJUAN
Imunisasi aktif terhadap infeksi virus 9. KIPI
Hepatitis B (Virus DNA, Hepadna Virus) - Reaksi lokal yang bersifat sementara :
eritema, bengkak.
- Demam ringan 1-2 hari
3. SEDIAAN - Syok anafilaksis
Vial 5 ml, berisi suspense berwarna putih.

4. ISI
Tiap 0,5 ml mengandung : 2. POLIO
• HbsAg 10 mEq 3.
• Alhydroxid dan gel 0,25 mg
• Thimerosal 0,01 %
1. DESKRIPSI
5. CARA PEMEBERIAN & DOSIS Terdapat 2 kemasan vaksin polio yaitu
Sebelum digunakan vaksin harus di kocok OPV dan IPV yang berisi strain virus
agar suspensi menjadi homogen. di Polio 1 (Brunhilde), Polio 2 (Lanzig), dan
suntikkan secara IM 0,5 ml di Polio 3 (Leon).
anterolateral paha (musculus vastus
lateralis). OPV : Menghasilkan IgA dalam mukosa
usus dan orofaring sehingga mencegah
6. JADWAL PEMBERIAN replikasi virus di tempat tersebut dan
- HepB 1 : Diberikan <12 jam pertama selanjutnya akan menurunkan penurunan
setelah lahir, setelah pemberian Vit K. penularan penyakit melalui tinja.
- HepB 2 : Interval 1 bulan dari
HepB 1 (usia 1 bulan) IPV : Tidak memiliki risiko kejadian
- HepB 3 Vaccine assocoated polio paralysis.
: Interval minimal 2 bulan,
terbaik 5 bulan dari HepB 3 (usia 3-6 2. TUJUAN
bulan).
Imunisasi terhadap virus Polio (Virus
- Booster : Dipertimbangkan pada usia RNA golongan Picornaviridae) yang
10-12 tahun jika anti HBs < 10 ug/ml. dapat menyebabkan penyakit
Poliomyelitis.
note : Ibu dengan HbsAg (+) maka bayi
diberikan HbIg secara bersamaan dengan
vaksin Hepatitis B pada sisi kontralateral. 3. SEDIAAN
• OPV : Vial 1 ml warna orange berisi
virus hidup yang dilemahkan dengan
membiakkan di dalam sel non
manusia (jaringan ginjal kera).

Edited by : ariefmunandhar;rizkagayo;fauziramadhan;devihardianti;rahmadirawan
• IPV : Vaksin mengandung virus 9. KIPI
inaktif yang dipanaskan - Diare ringan
menggunakan Formaldehid. - Pusing
- Nyeri otot
4. ISI
- Strain virus Polio 1 (Brunhilde)
- Strain virus Polio 2 (Lanzig)
- Strain virus Polio 3 (Leon) 3. BCG(Bacillus Calmette Guerin)
Zat tambahan :
- Eritromisin 2 ug
- Kanamisin 10 ug
1. DESKRIPSI :
- Sukrosa 35% (sebagai zat penstabil) BCG adalah vaksin hidup yang dibuat
dari Micobacterium Bovis yang di
5. CARA PEMEBERIAN & DOSIS biakkan berulang selama 1-3 tahun
- OPV : Oral, 2 tetes (0,1 ml) sehingga di dapatkan basil yang tidak
- IPV : IM 0,5 ml di anterolateral paha virulen tetapi masih mempunyai
(musculus vastus lateralis). imunogenitas.

6. JADWAL PEMBERIAN 2. TUJUAN


- Polio 0 : Saat bayi baru lahir Imunisasi aktif terhadap penyakit TBC.
- Polio 1 : Interval 6-8 minggu
3. SEDIAAN
(usia 2 bulan)
Ampul warna coklat bentuk serbuk
- Polio 2 : Interval 6-8 minggu mengandung 1,5 mg vaksin + Pelarut (4
(usia 4 bulan) ml NaCl 0,9%)
- Polio 3 : Interval 6-8 minggu (usia 6
bulan) 4. CARA PEMBERIAN & DOSIS
note : Imunisasi ini dapat diberikan Intrakutan 0,05 ml di musculus deltoideus
bersamaan dengan DPT dan HIB dextra. Sebelum disuntikkan vaksin BCG
harus dilarutkan terlebih dahulu dengan 4
Booster : ml pelarut NaCl 0,9%.
- Polio 4 : Interval 1 tahun setelah Polio
3 (usia 18 bulan) 5. JADWAL PEMBERIAN
- Polio 5 : Saat masuk sekolah (usia 5 Optimal < 2 bulan, jika > 3 bulan Tes
tahun) Mantoux harus (-)

7. KONTRAINDIKASI 6. KONTRAINDIKASI
- Penyakit akut disertai demam - Reaksi Tuberkulin > 5 mm
- Muntah atau diare - Menderita HIV
- Sedang - Imunnocompromised akibat
dalam pengobatan
Kortikosteroid pengobatan Kortikosteroid
- Keganasan - Gizi Buruk
- Infeksi HIV/Kontak HIV serumah - Demam tinggi
- Imunodefisiensi - Infeksi kulit yang luas
- Reaksi anafilaksis terhadap neomisin, - Pernah sakit TBC
streptomisin, dan polimiksin - Mendapat pengobatan radiasi

Edited by : ariefmunandhar;rizkagayo;fauziramadhan;devihardianti;rahmadirawan
- Menderita penyakit keganasan yang - DTP 2 : Interval 4-8 minggu (usia 4
mengenai sumsum tulang dan sistem bulan)
limfe. - DTP 3 : Interval 4-8 minggu (usia 6
bulan)
7. KIPI
- Setelah penyuntikan menimbulkan Booster :
indurasi - DTP 4 : Interval 1 tahun setelah DTP
- Ulkus supersial 3 minggu pasca 3 (usia 18-24 bulan)
penyuntikan - DTP 5 : Saat masuk sekolah (usia 5
- Ulkus tertutup krusta akan sembuh tahun)
dalam 2-3 bulan - Td/TT : Setiap 10 tahun
- Meninggalkan jaringan parut bulat
diameter 4-8 mm 7. KONTRAINDIKASI
- Limfadenitis di axilla dan leher - Reaksi anafilaksis pada pemberian
vaksin sebelumnya
- Riwayat Ensefalopati pada pemberian
vaksisn Pertusis sebelumnya
4. DTP (Difteri, Tetanus, Pertusis) - Demam tinggi
- Diare berat
- Leukimia
1. DESKRIPSI : - Pertusis tahap awal
Vaksin Difteri dan Tetanus dierikan - Penyakit kelainan saraf baik keturunan
dalam bentuk toksoid. Vaksin Pertusis ataupun bukan
yang berikan pada vaksin DTwP - Defisiensi imun
merupakan suspensi Bordatella Pertusis
mati, sedangkan DTaP megandung fraksi
8. KIPI
sel Bordatella Pertusis.
- Reaksi lokal : eritema dan bengkak
2. TUJUAN - Demam ringan
Imunisasi aktif terhadap penyakit Difteri, - Anak gelisah atau menangis tanpa sebab
Pertusis dan Tetanus yang jelas selama beberapa jam
- Kejang demam
3. SEDIAAN - Ensefalopati
Vial 5 ml warna putih susu.
- Reaksi anafilaksis
4. ISI
- Toxoid Difteri murni 40 IU
- Toxoid Tetanus murni 15 IU 5. HIB (Haemophyllus Influenza Tipe B)
- Alfosfat 3 ml
- Mertiofolat 0,1 ml 1. DESKRIPSI :
- Bordatella Pertusis 24 IU Vaksin dibuat dari kapsul Hib disebut
Polyribosyribitol phosphate (PRP) dapat
5. CARA PEMBERIAN & DOSIS di konjugasiikan dengan :
0,5 ml secara IM pada anterolateral paha - Protein membran Neisseria Meningitis
(musculus vastus lateralis). : (PRP-OMP)
- Protein Tetanus : (PRP-T)
6. JADWAL PEMBERIAN
- DTP 1 : Dimulai pada usia 2 bulan

Edited by : ariefmunandhar;rizkagayo;fauziramadhan;devihardianti;rahmadirawan
2. TUJUAN 2. TUJUAN
Untuk mencegah meningitis dan Untuk mencegah penyakit infeksi saluran
pneumonia yang disebabkan oleh pernapasan pada anak.
H.Influenza tipe B
3. SEDIAAN
3. SEDIAAN Prefilled Syringe 5 ml
Vial 5 ml. Kemasan Pentabio : DTP-HB-
Hib Vaccine 4. ISI
- Vaksin Pneumokokus Polisakarida
4. CARA PEMBERIAN & DOSIS (PPV) merupakan vaksin PPV 23 valen
0,5 ml secara IM pada anterolateral paha mengandung 23 serotipe
(musculus vastus lateralis). - Vaksin Conjugate Vaccine (PCV)
merupakan vaksin PCV 13 valen
5. JADWAL PEMBERIAN mengandung 13 serotipe
PRP-OMP diberikan 2 kali sementara
PRP-T diberikan 3 kali. Note :
- Hib 1 : Dimulai pada usia 2 bulan PPV
- Hib 2 : Interval 4-8 minggu (usia 4 - T cell independent
bulan) - Tidak imunogenik pada usia < 2 tahun
- Hib 3 : Interval 4-8 minggu (usia 6 - Indikasi : usia > 2 tahun untuk risiko
bulan) tinggi
- Imunitas jangka panjang
Booster :
- Hib 4 : Usia 15-28 bulan PCV
- T cell dependent
6. KONTRAINDIKASI
- Tidak boleh diberikan pada bayi usia < - Imunogenik pada usia < 2 tahun
2 bulan - Indikasi : anak sehat dan anak risiko
- Reaksi anafilaksis pada vaksin tinggi, usia 2 bulan-5 tahun
- Reaksi anafilaksis pada konstituen - Imunitas jangka pendek
vaksin
- Sakit sedang atau berat dengan atau 5. CARA PEMBERIAN & DOSIS
0,5 ml secara IM pada anterolateral paha
tanpa demam (musculus vastus lateralis).
7. KIPI 6. JADWAL PEMBERIAN
- Reaksi lokal : eritema dan bengkak - Pemberian PCV minimal umur 6
- Demam ringan minggu sebanyak 3 dosis
- Interval antara setiap dosis 4-8 minggu
- Vaksin PCV diberikan pada bayi umur
2,4,6 bulan
6. PCV (Pneumokokus)
Booster :
1. DESKRIPSI : - Usia 12-15 bulan
Terdapat 2 jenis vaksin Pneumokokus
yaitu PPV dan PCV. Note :
Jika anak datang setelah usia > 7 bulan
maka :

Edited by : ariefmunandhar;rizkagayo;fauziramadhan;devihardianti;rahmadirawan
- Usia 7-11 bulan : diberikan 3 dosis. • Vaksin Pentavalen (Rotateq) :
Interval dosis 1 dan 2 adalah 4-8 Mengandung 5 galur Rotavirus
minggu, dosis 3 diberikan setelah 12 [G1,G2,G3,G4,G9, P1A[8]]
bulan, paling sedikit 2 bulan setelah
dosis kedua. 4. CARA PEMBERIAN & DOSIS
- Usia 12-23 bulan : diberikan 2 Oral
dosis. Interval kedua dosis paling
sedikit 2 bulan. 5. JADWAL PEMBERIAN
- ≥ 24 bulan – 5 thn • Monovalen : Dimulai sejak usia 6-
: diberikan 1
14 minggu dalam 2 dosis dengan
dosis
interval 4-10 minggu (usia 16-24
minggu).
7. KONTRAINDIKASI
• Pentavalen : Dimulai sejak usia 6-
- Reaksi anafilaksis pada vaksin
14 minggu dalam 3 dosis dengan
- Reaksi anafilaksis pada konstituen interval 4-10 minggu (dosis 2 usia
vaksin 16-24 minggu dan dosis 3 usia < 32
- Sakit sedang atau berat dengan atau minggu).
tanpa demam
6. KONTRAINDIKASI
8. KIPI - Diberikan bersama vaksin polio oral
- Reaksi lokal : eritema, bengka dan - Masih terdapat antibodi materna
indurasi - Adanya bakteri enterik patogen dalam
- Demam usus
- Gelisah
- Pusing 7. KIPI
- Tidur tidak tenang - Demam
- Nafsu makan menurun - Nyeri perut
- Diare - Diare
- Urtikaria - Feses berdarah
- Dehidrasi
- Muntah

7. ROTAVIRUS
8. INFLUENZA
1. DESKRIPSI :
Rotavirus merupakan virus penyebab 1. DESKRIPSI :
Gastroenteritis dengan manifestasi klinis Vaksin Influenza (seasonal)
berupa diare, demam, ringan dan muntah- mengandung antigen dari 2 subtipe
muntah. virus influenza A (A/H1N1 dan
A/H3N2) dan 1 galur virus influenza B
2. TUJUAN yang dikenal sebagai vaksin trivalen
Pencegan penyakit Gatroenteritis ec. yang terdiri dari 2 jenis:
Rotavirus - Trivalent Inactivated Vaccine :
Secara IM
3. SEDIAAN - Trivalent Live Attenuated Vaccine :
• Vaksin Monovalen (Rotarix) : Virus
Secara Oral (Belum tersedia
hidup mengandung 1 jenis Rotavirus
diindonesia)
Tipe G1P [8]

Edited by : ariefmunandhar;rizkagayo;fauziramadhan;devihardianti;rahmadirawan
2. TUJUAN - pada kasus demam tinggi, kejang-
Imunisasi aktif terhadap infeksi virus kejang, atau infeksi akut (vaksinasi
influenza (kelompok Orthomyxoviridae) harus ditunda)
- individu dengan hpersensitifitas
anakfilaksis terhadap pemberian
3. SEDIAAN influenza sebelumnya
Dus isi 2 vial @ 0.5 ml (1 dosis)
- penderita syndroma Guillain-Barre
Dus isi 2 vial @ 2.5 ml (5 dosis)
PENYIMPANAN
Simpan antara +2°C dan +8°C. Hindarkan
dari sinar matahari langsung. JANGAN 9. KIPI
DIBEKUKAN. Masa kadaluarsa selama - Reaksi lokal yang bersifat sementara :
12 bulan. eritema, bengkak.
- Demam
- Syok anafilaksis
4. ISI
Tiap 0,5 ml mengandung strain:
• A/Solomon Islands/3/2006 (IVR-145)
(H1N1) 9. CAMPAK
• A/Hiroshima/52/2005 (IVR-142)
(H3N2)
• B/Malaysia/2506/2004 1. DESKRIPSI
• Thimerosal Vaksin campak adalah vaksin virus
hidup yang dilemahkan, merupakan
5. CARA PEMEBERIAN & DOSIS vaksin beku kering berwarna kekuningan
Vaksin harus dikocok sebelum digunakan pada vial gelas, yang harus dilarutkan
untuk mendapatkan suspensi homogen . hanya dengan pelarut aquabidest.
Diberikan 0.5 ml per dosis secara
intramuskular pada lengan bagian atas. 2. TUJUAN
Dosis : Imunisasi aktif terhadap infeksi virus
< 3 tahun 0,25 ml campak (famili paramyxovirus).
≥ 3 tahun 0,5 ml

3. SEDIAAN
6. JADWAL PEMBERIAN Vaksin dilarutkan dengan aquabidest
- < 9 tahun : Diberikan 2 dosis, interval 4 sebanyak 5 mL pada setiap vial
minggu, diulung setiap 1 tahun. 10 dosis dan 10 mL pada setiap vial 20
- ≥ 9 tahun : cukup 1 kali pemberian. dosis.

4. ISI
7. INDIKASI Tiap dosis (0,5 mL) vaksin yang sudah
Vaksin direkomendasikan untuk dilarutkan mengandung:
pencegahan terhadap penyakit yang Zat aktif:
ditimbulkan oleh virus influenza pada • Virus Campak strain CAM 70 tidak
orang yang beresiko tinggi. kurang dari 1.000 CCID50*
* CCID50 = Cell Culture Infective Dose
50
8. KONTRAINDIKASI Zat tambahan:
- alergi telur, protein ayam atau • Kanamisin sulfat tidak lebih dari 100
konstituen vaksin. mcg
• Eritromisin tidak lebih dari 30 mcg

Edited by : ariefmunandhar;rizkagayo;fauziramadhan;devihardianti;rahmadirawan
Pelarut mengandung : 10. MMR (Measles, Mumps, Rubella)
• Air untuk injeksi

5. CARA PEMEBERIAN & DOSIS


Dosis : 0,5 mL disuntikan secara subkutan 1. DESKRIPSI :
pada lengan bagian atas. Vaksin MMR merupakan vaksin
kombinasi (Measles, Mumps, Rubella).
note: Dalam keadaan wabah imunisasi Vaksin MMR mengandung virus hidup
dapat diberikan mulai umur 6 bulan yang dilemahkan, harus disimpankan
disusul dengan suntikan ulangan 6 bulan pada suhu 2-8 C atau lebih dingin dan
kemudian dengan 1 dosis 0,5 mL secara terlindung dari cahaya. Digunakan 1 jam
subkutan. setelah dicampurkan dengan pelarut.

2. TUJUAN
6. JADWAL PEMBERIAN Imunisasi aktif terhadap infeksi virus
- Campak 1 : Diberikan pada usia 9 campak (Measles/Morbili) , gondongan
bulan. (Mump), dan rubela.
- Booster : 24 bulan (jika belum
mendapat MMR) dan 5-6 tahun setelah 3. SEDIAAN
imunisasi campak 1 (usia 6 tahun). Vial Lyophilized single dose 0,5 mL

4. ISI
7. INDIKASI Measles virus >1,000 CCID50, mumps
Vaksin digunakan untuk pencegahan virus >5,000 CCID50, rubella virus
terhadap penyakit campak. >1,000 CCID50 (all attenuated).

5. CARA PEMEBERIAN & DOSIS


8. KONTRAINDIKASI Dosis : 0,5 mL disuntikan secara subkutan
- Infeksi akut dengan demam tinggi dalam atau Intramuscular
- Imunodefisiensi
6. JADWAL PEMBERIAN
- Gangguan respon imun. - MMR 1 : Diberikan pada usia 15
bulan.
9. KIPI - Booster : Diberikan pada usia 5-6
• Demam > 39,5 , pada hari kelima-
tahun.
keenam berlangsung selama 5 hari
yang dapat menyebabkan kejang
7. INDIKASI
demam.
Vaksin digunakan untuk pencegahan
• Ruam
terhadap penyakit campak
• Gangguan fungsi SSP, ex: (Measles/Morbili) , gondongan (Mump),
Ensefalopati pasca imunisasi. dan rubela.

8. KONTRAINDIKASI
- Penyakit Keganasan yang tidak diobati
- Immunocompromised ( menggukanan
steroid jangka panjang, HIV)
- Demam akut.
- Mendapatkan vaksin hidup lainnya
dalam 4 minggu.

Edited by : ariefmunandhar;rizkagayo;fauziramadhan;devihardianti;rahmadirawan
- 3 bulan pasca transfusi
- Menerima suntikan imunoglobulin 3. SEDIAAN
dalam 6 minggu. - Vaksin oral
- Vaksin parenteral

9. KIPI 4. CARA PEMBERIAN & DOSIS


- Vaksin parenteral : 0,5 ml secara
- Malaise
IM atau SC pada daerah deltoid atau
- Demam paha
- Ruam - Vaksin oral : rekomendasi
- Trombositopenia untuk anak 6 tahun
- Ensefalitis • 1 kapsul vaksin dimakan tiap hari
ke 1,3 dan 5 pada 1 jam sebelum
- Meningoensefalitis
makan dengan minuman yang
- Kejang demam. tidak lebih dari 37°C
• Kapsul harus di telan secara utuh
dan tidak boleh di buka karena
kuman akan mati oleh asam
lambung
11. TIFOID
5. JADWAL PEMBERIAN
Jadwal anjuran pada usia 2-3 tahun

Booster :
1. DESKRIPSI : - Parenteral : Setiap 3 tahun
Vaksin Tifoid merupaka vaksin aktif
- Oral : Setiap 5 tahun
terdapat 2 bentuk.
- Vaksin Tifoid Oral :
6. KONTRAINDIKASI
Dibuat dari kuman Salmonela typhi
- Alergi terhadap bahan vaksin
galur non patogen yang telah
dilemahkan. Kuman dalam vaksin akan - Demam
mengalami siklus pembelahan dalam - Penyakit akut dan kronis progresif
usus dan di eliminasi dalam waktu 3
hari setelah pemakaiannya. Tidak 7. KIPI
seperti vaksin parenteral, respon imun - Demam
pada vaksin inii termasuk sekretorik - Nyeri kepala
IgA.
- Pusing
- Vaksin Polisakarida Parenteral : - Nyeri sendi
Susunan vaksin polisakarida setiap 0,5 - Nyeri otot
ml : - Nyeri perut
• Kuman salmonella typhi
• Polisakarida 0,025 mg
• Fenol
• Larutan bufer yang mengandung
Natrium Klorida, Disodium Fosfat,
Monosodium Fosfat
• Pelarut untuk suntikan

2. TUJUAN
Pencegahan penyakit Demam Tifoid

Edited by : ariefmunandhar;rizkagayo;fauziramadhan;devihardianti;rahmadirawan
7. KIPI
12. HEPATITIS A - Demam
- Reaksi lokal : eritema dan bengkak
1. DESKRIPSI :
Pencegahan penyakit Hepatitis A dapat
dilakukan dengan pemberian imuniasi
13. VARISELA
aktif dan pasif.
- Imunisasi Pasif
Merupakan NIHG (Normal Human
Immune Globulin) setiap mililiternya 1. DESKRIPSI :
mengandung 100 IU anti HAV Vaksin Varisela merupakan vaksin virus
- Imunisasi Aktif varisela-zoster (galur OKA) hidup yang
Dibuat dari virus yang dimatikan. telah dilemahkan dalam bentuk bubuk
Menyebabkan terbentuknya Serum kering (Lyophilized) . harus disimpan
Neutralizing Antibodies terhadap pada suhu 2-8 C atau lebih dingin dan
epitop permukaan virus. terlindung dari cahaya.

2. TUJUAN 2. TUJUAN
Pencegan penyakit Hepatitis A. Imunisasi aktif terhadap infeksi virus
varisela-zoster.
3. SEDIAAN
- Imunisasi pasif :
Imunoglobulin hepatitis A 3. SEDIAAN
- Imunisasi aktif : Virus DUS, 1 VIAL @ 0.5 ML + 1 AMPUL
yang dimatiikan PELARUT @ 0.5 ML

4. CARA PEMBERIAN & DOSIS 4. ISI


• Imunisasi pasif : 0,002 Lyophilized live attenuated OKA strain of
ml/kgBB secara IM, pada anak dan varicella-zoster virus.
dewasa ≤ 5 ml, sedangkan pada bayi
dan anak kecil tidak melebihi 3 ml. 5. CARA PEMEBERIAN & DOSIS
• Imunisasi aktif: anak 720 IU dan Dosis : 0,5 mL disuntikan secara
dewasa 1440 IU. subkutan.

5. JADWAL PEMBERIAN 6. JADWAL PEMBERIAN


• Imunisasi pasif : Setelah kontak atau Diberikan setelah umur 12 bulan, terbaik
profilaksis pasca paparan dengan sebelum masuk SD. Apabila usia 12 tahun
penderita hepatitis A > diberika 2 dosis dengan interval minimal
• Imunisasi aktif : ≥ 2 tahun 4 minggu.

Booster : 7. INDIKASI
- Imunisasi aktif : antara usia 6-18 - Imunisasi aktif terhadap varisela
bulan setelah dosis pertama - Pasien dengan risiko tinggi yang rentan
- Individu sehat yangg rentan/kontak erat
6. KONTRAINDIKASI dengan penderita varisela
- Pasien yang mengalami reaksi berat
pasca penyuntikan dosis pertama. 8. KONTRAINDIKASI
- Demam tinggi
- Limfosit <1200 /ul

Edited by : ariefmunandhar;rizkagayo;fauziramadhan;devihardianti;rahmadirawan
- Immunocompromised (pengguna 6. JADWAL PEMBERIAN
corticosteroid, HIV). Diberikan umur ≥10 tahun
- Alergi Neomisin - Bivalen : Interval 0, 1, 6 Bulan.
- Tetravalen : 0, 2, 6 Bulan.
9. KIPI
- Demam 7. INDIKASI
- Ruam vesikopapular ringan. - Pencegahan kanker serviks (karsinoma
sel skuamosa & adenokarsinoma),
neoplasia intraepitelial servikal (NIS),
NIS 1 & lesi pra kanker (NIS2 &
4. HUMAN PAPILLOMA VIRUS NIS3).
(HPV)
8. KONTRAINDIKASI
- Hipersensitivitas.

1. DESKRIPSI : 9. KIPI
Melalui teknik rekombinan saat ini - Lokal :Nyeri, Bengkak, Kemerahan
terdapat 2 jenis vaksin HPV, yaitu : - Nyeri Kepala
- Vaksin Bivalen : Melindungi terhadap - Gangguan Gastrointestinal
HPV 16 dan 18.
- Demam
- Vaksin Quadrivalen : Melindungi
terhadap HPV 16,18, 6 dan 11.

2. TUJUAN
Imunisasi aktif terhadap infeksi oleh HPV
16, 18 atau HPV 16, 18, 6 dan 11.

3. SEDIAAN
- Cervarix vaccine injeksi : (vial) 0.5
mL
- Gardasil :(pre-filled syrupinge) 0.5
mL

4. ISI
• Cervarix : Human papillomavirus
type 16 L1 protein 20 mcg, human
papillomavirus type 18 L1 protein 20
mcg (recombinant & ASO4
adjuvanted)
• Gardasil : Quadrivalent human
papillomavirus (types 6, 11, 16, 18)
recombinant vaccine.

5. CARA PEMEBERIAN & DOSIS


Dosis : 0,5 mL disuntikan secara
subkutan.

Edited by : ariefmunandhar;rizkagayo;fauziramadhan;devihardianti;rahmadirawan
Jadwal Imunisasi Anak Umur 0 – 18 tahun
Rekomendasi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Tahun 2014
Umur pemberian vaksin
Jenis vaksin Bulan Tahun
Lahir 1 2 3 4 5 6 9 12 15 18 24 3 5 6 7 8 10 12 18
Hepatitis B 1 2 3
Polio 0 1 2 3 4 5
BCG 1 kali
DTP 1 2 3 4 5 6 (Td) 7(Td)
Hib 1 2 3 4
PCV 1 2 3 4
Rotavirus 1 2 3
Influenza Ulangan 1 kali tiap tahun
Campak 1 2 3
MMR 1 2
Tifoid Ulangan tiap 3 tahun
Hepatitis A 2 kali, interval 6-12 bulan
Varisela 1 kali
HPV 3 kali

Keterangan 6. Vaksin pneumokokus (PCV). Apabila diberikan pada umur 7-12 bulan, PCV diberikan 2 kali
Cara membaca kolom umur: misal 2 berarti umur 2 bulan (60 hari) sd 2 bulan 29 hari (89 hari) dengan interval 2 bulan; pada umur lebih dari 1 tahun diberikan 1 kali, namun keduanya perlu
Rekomendasi imunisasi berlaku mulai 1 Januari 2014 dan dapat diakses pada website IDAI (http:// booster 1 kali pada umur lebih dari 12 bulan atau minimal 2 bulan setelah dosis terakhir. Pada
idai.or.id/public-articles/klinik/imunisasi/jadwal-imunisasi-anak-idai.html) anak umur di atas 2 tahun PCV diberikan cukup satu kali.
7. Vaksin rotavirus. Vaksin rotavirus monovalen diberikan 2 kali, vaksin rotavirus pentavalen
Untuk memahami tabel jadwal imunisasi perlu membaca keterangan tabel diberikan 3 kali. Vaksin rotavirus monovalen dosis I diberikan umur 6-14 minggu, dosis ke-2
1. Vaksin hepatitis B. Paling baik diberikan dalam waktu 12 jam setelah lahir dan didahului diberikan dengan interval minimal 4 minggu. Sebaiknya vaksin rotavirus monovalen selesai
pemberian suntikan vitamin K1. Bayi lahir dari ibu HBsAg positif, diberikan vaksin hepatitis B diberikan sebelum umur 16 minggu dan tidak melampaui umur 24 minggu. Vaksin rotavirus
dan imunoglobulin hepatitis B (HBIg) pada ekstremitas yang berbeda. Vaksinasi hepatitis B pentavalen : dosis ke-1 diberikan umur 6-14 minggu, interval dosis ke-2 dan ke-3, 4-10 minggu;
selanjutnya dapat menggunakan vaksin hepatitis B monovalen atau vaksin kombinasi. dosis ke-3 diberikan pada umur kurang dari 32 minggu (interval minimal 4 minggu).
2. Vaksin polio. Pada saat lahir atau pada saat bayi dipulangkan harus diberikan vaksin polio oral 8. Vaksin varisela. Vaksin varisela dapat diberikan setelah umur 12 bulan, terbaik pada umur
(OPV-0). Selanjutnya, untuk polio-1, polio-2, polio-3 dan polio booster dapat diberikan vaksin sebelum masuk sekolah dasar. Apabila diberikan pada umur lebih dari 12 tahun, perlu 2 dosis
OPV atau IPV, namun sebaiknya paling sedikit mendapat satu dosis vaksin IPV. dengan interval minimal 4 minggu.
3. Vaksin BCG. Pemberian vaksin BCG dianjurkan sebelum 3 bulan, optimal umur 2 bulan. Apabila 9. Vaksin influenza. Vaksin influenza diberikan pada umur minimal 6 bulan, diulang setiap tahun.
diberikan sesudah umur 3 bulan, perlu dilakukan uji tuberkulin. Untuk imunisasi pertama kali (primary immunization) pada anak umur kurang dari 9 tahun
4. Vaksin DTP. Vaksin DTP pertama diberikan paling cepat pada umur 6 minggu. Dapat diberikan diberi dua kali dengan interval minimal 4 minggu. Untuk anak 6 - < 36 bulan, dosis 0,25 mL.
vaksin DTwP atau DTaP atau kombinasi dengan vaksin lain. Untuk anak umur lebih dari 7 tahun 10. Vaksin human papiloma virus (HPV). Vaksin HPV dapat diberikan mulai umur 10 tahun. Vaksin
diberikan vaksin Td, dibooster setiap 10 tahun. HPV bivalen diberikan tiga kali dengan interval 0, 1, 6 bulan; vaksin HPV tetravalen dengan
5. Vaksin campak. Vaksin campak kedua tidak perlu diberikan pada umur 24 bulan, apabila MMR interval 0,2,6 bulan.
sudah diberikan pada 15 bulan.

Anda mungkin juga menyukai