Anda di halaman 1dari 20

The Calgary Family Assessment Model

The Calgary Family Assessment Model (CFAM) merupakan pengkajian yang menyeluruh, system
kerangka kerja multidimensional, sibernetika, komunikatif dan merubah teori dasar. Kita mengadaptasi
CFAM sebagai kerangka pengkajian keluarga yang dikembangkan oleh Tom & Sanders (1983) dan
sekarang telah mengalami perbaikan. Adapun 3 kategori mayor CFAM meliputi structural,
developmental, fungsional. Masing-masing kategori memuat subkategori. Ini sangat penting bagi
perawat untuk memutuskan kategori yang relevan dan tepat untuk dikaji dengan tiap keluarga pada tiap
poin saat itu juga. Tidak semua subkategori memerlukan pengkajian pada saat pertemuan pertama
dengan keluarga dan beberapa subkategori tidak perlu dikaji. Jika perawat menggunakan semua
subkategori, membuat data berlebihan.
 
CFAM merupakan konsep yang menggunakan 3 kategori pengkajian (structural, developmental,
fungsional) dan dari tiap cabang diagram mempunyai banyak subkategori. (seperti diagram berikut)

1. Pengkajian Struktural
a. Internal
i. Komposisi keluarga
Hal-hal yang perlu dikaji dalam kategori ini adalah anggota dan tipe keluarga,
kepemilikan keluarga tentang anggotanya, perubahan dalam komposisi keluarga.
Ada 5 hal penting dalam konsep keluarga, antara lain :
1) Keluarga adalah sistem atau unit
2) Anggotanya bisa saling berhubungan atau tidak, dan bisa tinggal bersama-sama
atau tidak
3) Terdapat kehadiran anak atau tidak
4) Memiliki komitmen dan ikatan diantara anggota keluarga untuk pencapaian tujuan
masa depan
5) Fungsi dari unit care giving meliputi proteksi, pemenuhan kebutuhan makanan, dan
sosialisasi dari anggotanya 
ii. Jenis Kelamin
Jenis Kelamin merupakan suatu kepercayaan atau harapan mengenai perilaku dan
pengalaman pria dan wanita. Kepercayaan tersebut berkembang karena budaya, agama,
dan pengaruh keluarga. Jenis kelamin sangat penting diketahui perawat karena
perbedaan pengalaman laki-laki dan perempuan di dunia adalah inti komunikasi
terapeutik. Pengkajian subkategori ini termasuk pandangan keluarga terhadap
maskulinitas dan femininitas.
iii. Urutan Posisi
Urutan posisi yang dimaksud adalah posisi anak-anak dalam keluarga sesuai usia dan
jenis kelamin. Poin penting dalam pengkajian subkategori ini adalah urutan kelahirna,
jenis kelamin, dan jarak kelahiran.
iv. Subsistem
Subkategori ini digunakan untuk melabeli atau menandai tingkat sistem diferensiasi
keluarga. Keluarga menjalankan fungsinya melalui subsistem yang dimiliki. Masing-
masing orang memiliki tingkatan kekuasaan dan penggunaan kemampuan yang
berbeda. Pengkajian subkategori ini meliputi adanya subgroup dalam keluarga serta
pengaruhnya
v. Batasan
Sub kategori ini berhubungan dengan peraturan ”mendefinisikan siapa yang terlibat
atau termasuk dan berapa banyak”. Sistem dan sub sistem keluarga memiliki batasan,
yang fungsinya untuk melindungi proses deferensiasi dari sistem atau sub sistem.
Batasan-batasan itu cenderung berubah seiring waktu.
Gaya atau jenis batasan keluarga dapat memfasilitasi atau bahkan memberi
ketidakleluasaan dari fungsi keluarga. Batasan cenderung berubah seiring waktu.
b. Eksternal
i. Keluarga Besar
Yang termasuk keluarga besar itu adalah keluarga asli dan keluarga prokreasi generasi
sekarang. Pengkajian dalam subkategori ini termasuk pentingnya keluarga inti dan
pengaruhnya.
ii. Sistem Luas
Subkategori ini mengacu pada agen-agen sosial dan personal yang memiliki hubungan
berarti dengan keluarga. Seperti sistem yang umun secara luas meliputi, sistem kerja,
dan untuk beberapa keluarga mencakup keselamatan atau kesejahteraan umum,
keselamatan anak, perawatan perkembangan, dan klinik pengobatan untuk klien yang
rawat jalan. Sistem secara luas juga didesain untuk populasi khusus. Dalam pengawasan
klinik yang perlu diperhatikan adalah makna sistem luas bagi keluarga.
c. Konteks
Konteks menjelaskan keadaan secara utuh atau latar belakang yang relevan terhadap beberapa
kejadian atau kepribadian. Masing-masing sistem keluarga berkumpul dengan sistem luar
seperti tetangga, kelas, daerah dan negara serta berpengaruh terhadap sistem keluarga.
i. Etnis
Subkategori ini dimaksudkan untuk konsep kebangsaan keluarga yang berasal dari
kombinasi dari kebudayaan, ras dan agama. Etnis menjelaskan secara umum dari
kesadaran dan ketidaksadaran proses yang dipancarkan oleh keluarga keseluruhan dan
selalu dikuatkan oleh komunitas yang ada di sekelilingnya. (McGoldrick, 1988a). Suku
adalah faktor penting yang mempengaruhi interaksi keluarga. Perbedaan etnis dalam
keluarga dan pengaruhnya terhadap keluarga perlu dikaji. Perawat perlu mengetahui
perbedaan nilai dan kepercayaan dalam keluarga.
ii. Ras
Ras dipengaruhi oleh diri individu dan identifikasi kelompok. Hal ini merupakan
perluasan yang terdiri dari berbagai variabel seperti kelas, agama dan etnisitas. Tingkah
laku rasisme, stereotype dan diskriminasi berpengaruh terhadap interaksi dalam
keluarga, dan bila hal tersebut tidak dapat dikenali maka akan berdampak negatif
terhadap keleluasaan hubungan antara keluarga dan perawat.
iii. Kelas Sosial
Subkategori ini terbentuk dari pendidikan yang dicapai, penghasilan, dan pekerjaan.
Pengelompokan kelas sosial berdasarkan nilai, gaya hidup, dan perilaki yang
berpengaruh pada interaksi keluarga. Kelas sosial juga berhubungan dengan sistem nilai
dan kepercayaaan.
iv. Agama 
Subkategori ini mempengaruhi nilai, ukuran keluarga, pelayanan kesehatan dan praktek
sosial. Sedangkan spiritualitas adalah kepercayaan konvensional yang berpikir linier yang
menyebabkan dan mempengaruhi pemikiran. Pengkajian untuk subkategori ini meliputi
pengaruh agama dan aspek spiritual serta pengaruhnya terhadap perilaku kesehatan.
v. Lingkungan
Meliputi aspek komunitas yang lebih luas, tetangga dan lingkungan rumah. Faktor
lingkungan seperti area yang adekuat dan bersifat pribadi serta akses menuju sekolah,
pelayanan kesehatan, rekreasi dan transport umum yang mempengaruhi fungsi
keluarga. Hal penting yang perlu dikaji adalah layanan masyarakat serta penggunaannya
oleh keluarga dan pengaruhnya terhadap keluarga.

Struktur Alat Pengkajian

Genogram dan ecomap adalah dua alat yang sangat membantu perawat dalam merencanakan struktur
keluarga internal dan eksternal. Alat ini dikembangkan dalam pengkajian, perencanaan dan intervensi.

1. Genogram
Genogram adalah diagram susunan keluarga. Bagan genogram menggambarkan hubungan genetic
dan bagan genealogi. Menggambarkan kurang lebihnya 3 generasi. Anggota keluarga digambarkan
dengan garis horizontal. Anak digambarkan dengan garis vertical. Lalu urutan posisi anak
digambarkan dari kiri ke kanan dimulai dari yang paling tua. Lalu setiap individu di beri symbol
sesuai jenis kelamin. Dalam bentuk siklus harus dicantumkan nama dan usia. Jika dalam keluarga
ada yang meninggal (dia pria/wanita) disimbolkan garis pada sudut symbol.
2. Ecomap
Ecomap adalah diagram kontak keluarga dengan lingkungan. Tujuan ecomap adalah untuk
menunjukkan hubungan anggota keluarga dengan sistem yang lebih besar. Ecomap menunjukkan
sebuah gambaran dari keluarga dalam situasinya: menggambarkan perhatian penting atau konflik
hubungan antara keluarga dan lingkungan. 

Genogram dan ecomap dapat digunakan dalam semua setting perawatan kesehatan untuk
meningkatkan kepedulian perawat pada seluruh keluarga dan interaksi keluarganya dengan system
yang lebih besar dan keluarga besarnya (extended familinya). 
2. Pengkajian Develompental

Untuk memahami struktur keluarga, perawat perlu memahami siklus perkembangan kehidupan
dari masing-masing keluarga. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, pengkajian developmental
terdiri dari tahapan, tugas dan kasih sayang dalam keluarga.

Dalam CFAM dijelaskan tahapan siklus kehidupan keluarga, proses transisi emosional dan
perubahan kedua yang selanjutnya terjadi. Isu ini dapat menyempurnakan tugas di setiap tahapan.
Dalam usaha untuk menjelaskan keanekaragaman perkembangan keluarga, berikut ini 5 contoh
tipe siklus kehidupan keluarga beserta tugas keluarga dan kasih sayang di dalamnya:

1) Tahapan siklus kehidupan keluarga warga Amerika Utara kelas menengah


Tahapan 1 : Dimulainya Kehidupan Dewasa Muda
Tugas:
o Perbedaan diri sendiri dalam hubungan keluarga
o Perkembangan hubungan intim dengan teman sebaya
o Perkembangan dirinya sendiri dalam hubungan untuk bekerja dan kebebasan finansial.

Kasih Sayang
Tidak ada kasih sayang yang benar maupun salah dalam tahap ini. Pengkajian yang penting bagi
perawat adalah kepercayaan keluarga terhadap kasih sayang antar anggota dan penghormatan
terhadap kasih sayang tersebut.

Tahap 2 : Pernikahan : Menjadi Anggota Keluarga


Tugas:
o Membangun identitas Pasangan
o Memantapkan hubungan dengan keluarga besar dari suami dan istri.
o Merencanakan menjadi orang tua

Kasih Sayang
Kasih sayang dalam tahap ini biasanya menggambarkan ikatan antara suami dengan istri atau
suami/istri dengan keluarganya.

Tahap 3: keluarga dengan anak muda 


Tugas:
1. Sistem pengaturan hubungan untuk membuat ruang gerak pada anak. 
2. Ikut serta dalam memandirikan anak, tugas financial dan rumah tangga 
3. Memantapkan hubungan dengan keluarga besar. 
Kasih Sayang
Orang tua perlu mengatur ikatan pernikahan, komunikasi tambahan dengan anak, waktu untuk
pribadi dan waktu bersama. Anak memerlukan keamanan dan kasih sayang yang hangat dari
orang dewasa, seperti mengembangkan hubungan persaudaraan yang positif.

Tahap 4: Keluarga dengan anak remaja


Periode ini selalu dikarakteristikkan sebagai masa transisi, baik dalam segi perubahan biologi,
emosional, dan sosiokultural terjadi perubahan besar dan meningkat dengan cepat.
Tugas:
1. Perubahan dari hubungan orang tua-anak kepada mengijinkan remaja untuk diam di rumah
atau keluar.
2. Memfokuskan kembali kepada isu keluarga dan karir.
3. Memulai perubahan ke depan dengan ikut terlibat dalam perawatan generasi tua.
Kasih Sayang
Semua anggota keluarga melanjutkan untuk memiliki hubungan dalam keluarga, atau lebih
meningkat lagi, remaja lebih suka menjadi anggota dalam pertemanan daripada menjadi
anggota keluarga. Suami dan istri perlu meninjau kembali hubungan dalam pernikahan mereka. 

Tahap 5: Melepas Anak-Anak dan Membiarkannya Bergerak


Tugas:
1. Merundingkan kembali mengenai susunan pernikahan.
2. Perkembangan hubungan yang lebih dewasa antara anak remaja dan orang tuanya.
3. Meluruskan kembali keputusan untuk tinggal bersama-sama mertua dan anak remaja.
4. Mengurus keterbatasan dan kematian kakek/nenek
Kasih Sayang
Setiap anggota keluarga melanjutkan untuk memiliki keterkaitan di luar dan membangun peran
baru yang sesuai dengan tahap ini.

Tahap 6 : Keluarga di saat hidup terakhir


Tugas
1. Mempertahankan fungsi diri dan pasangan yang mulai mengalami kemunduran fisiologis
2. Membuat ruangan yang menyenangkan
3. Adaptasi dengan perubahan kehilangan pasangan, saudara dan mempersiapkan kematian.
Kasih Sayang
Pasangan akan mebangun kembali dan memodifikasi huungan sesuai tingkatan fungsi dari
keduanya. Terdapat penyediaan interdependensi terhadap generasi selanjutnya. Orang tua
sama-sama membantu dan menyuport anaknya, terutama anak perempuan. Hubungan
intergenerasi cenderung lebih kuat dengan anak perempuan. 

2) Tahapan siklus kehidupan keluaraga yang bercerai dan pasca bercerai


Sebagai pasangan yang tertua menemukan diri mereka dalam peran sebagai kakek/nenek dan
ibu/ayah mertua, mereka harus mengurus pasangan anak mereka dan membuka jarak untuk
cucu baru mereka.
Tahap Proses emosi dari perubahan tingkah laku Isu yang berkembang
Perceraian
Memutuskan bercerai Menerima ketidakmampuan untuk memecahkan masalah perkawinan
demi kelanjutan hubungan. Menerima pasangan sebagai bagian dari diri sendiri pada kegagalan
berumah tangga.
Rencana perubahan Mendukung biaya bagi seluruh system a. bekerja sama dalam masalah
penjagaan, kunjungan dan financial

Menghadapi perpecahan keluarga akibat perceraian


Perpisahan 
1. secara sukarela melanjutkan hubungan suami istri secara kooperatif dan ikut mendukung
financial anak
2. membangun kasih sayang terhadap pasangan a. berduka cita atas hilangnya nuclear family
3. membangun kembali kedudukan pasangan dan hubungan antara anak dan orang tua serta
financial ; beradaptasi untuk hidup terpisah 
4. mendapatkan kembali harapan, impian, dan keinginan tentang perkawinan
perceraian
Lebih bekerja pada emosi perceraian ; mengatasi rasa bersalah, terluka, amarah, dst.
Memperbaiki kembali hubungan baik dengan keluarga yang telah berpisah ; tetap berhubungan
dengan pasangan keluarga yang berpisah

Setelah Perceraian
Single family (yang sudah menikah lagi secara hukum) Keinginan untuk memberikan tanggung
jawab financial, melanjutkan kontak orangtua dengan pasangan dan mendukung kontak anak
dengan mantan pasangan dan keluarganya a. memudahkan kunjungan dengan mantan
pasangan dan keluarganya
 membangun sumber keuangan sendiri
 membangun hubungan social
Single family (belum berkeluarga lagi) Keinginan untuk mengatur kontak orang tua dengan
mantan pasangan dan mendukung pemeliharaan hubungan dengan anak a. menemukan jalan
untuk melanjutkan hubungan orang tua yang efektif dengan anak
 mengatur tanggung jawab keuangan terhadap pasangan dan anak
 membangun jaringan social
Perceraian dapat terjadi di berbagai tahapan siklus kehidupan keluarga, maka dampaknya dapat
berbeda-beda. 

Quin & Alen menyebutkan dalam studinya dari 30 keluarga yang single parent mengalami
kesulitan dalam mengatur waktu, uang, dan energinya. Keluarga ini menyatakan keperhatinanya
secara serius tentang kegagalanya untuk bertemu keluarga besar dan harapan sosial untuk
kehidupan berkeluarga secara normal dengan dua orang tua. Para perempuan merasa mereka
harus memperhatikan tingkah laku yang bertentangan dengan tingkah laku yang mereka
asumsikan. Mereka harus memperlihatkan bahwa mereka harus menikah lagi. Mereka merasa
terus menerus dalam tekanan keluarga, teman, dan gereja untuk menikah lagi untuk
memberikan kehidupan berkeluarga secara normal. Para perempuan tersebut dilaporkan
terjebak dalam dua jepitan, mencoba menunjukkan sikap yang mungkin mereka dan suami baru,
di sisi lain mencoba menggunakan sikap yang seakan-akan bertentangan yang memperbolehkan
mereka untuk mengatur kehidupan mereka secara sukses. Upaya perawat dengan keluarga
single parent untuk mengeksplorasikan mereka tentang harapan yang bertentangan ini adalah
cara untuk menolong perempuan untuk merencanakanvrespon mereka dalam beberapa situasi
yang bertentangan. 

3) Tahapan siklus kehidupan keluarga dengan pernikahan dengan pasangan baru


Proses emosional keluarga dalam transisi ke pernikahan kembali berisi perjuangan yang penuh
dengan ketakutan menjalin hubungan yang baru. Pernikahan kembali mengandung banyak
permusuhan atau reaksi kurang baik (marah) dari anak, keluarga kedua belah pihak, dan dari
mantan pasangan. Dibutuhkan penjelasan tentang keambiguan dari organisasi keluarga yang
baru, termasuk peran dan hubungan. Seringkali terjadi peningkatan rasa penyesalan orang tua
dan lebih berfokus kepada anak, dan mungkin merupakan goncangan positif maupun negative
dari hubungan lama dengan mantan pasangan.

Tabel 3.3 Pembentukan Keluarga Yang Menikah Lagi: Sebuah Perkembangan


Langkah 
1. Memasuki Hubungan Baru Pengembalian dari kehilangan dari pernikahan yang pertama /
sebelumnya Berkomitmen ulang untuk menikah dan membentuk sebuah keluarga dengan
kesiapan dalam mengatasi kekompleksitasan dan ketidakjelasan.
2. Mengonsep dan merencanakan pernikahan dan keluarga baru Menerima ketakutan
pasangan baru dan anak berkaitan dengan pernikahan kembali dan pembentukan keluarga
tiri.

Menerima kebutuhan dan sabar dalam mengatasi peningkatan kompleksitas dan keambiguan
meliputi:
1. Berbagai macam aturan baru
2. Batas: ruang, waktu, keanggotaan, kepemilikan
3. hubungan perasaan : rasa bersalah, keloyalitasan, hasrat, luka yang tidak teratasi a.
bersikap terbuka pada hubungan baru untuk menghindari kepura-puraan
a. Merencanakan untuk menjaga kerjasama keuangan dan hubungan dengan mantan
pasangan
b. Merencanakan untuk menolong anak menghadapi ketakutan, konflik loyalitas, dan
kepemilikan dalam dua system
c. Meluruskan hubungan dengan keluarga kedua belah pihak dengan melibatkan pasangan
baru dan anak.
d. Merencanakan menjaga hubungan anak dengan keluarga pasangan yang lama 
Menikah lagi dan membentuk keluarga Resolusi final dari sebuah ikatan dengan pasangan
sebelumnya dan hubungan keluarga ideal 

Menerima perbedaan model keluarga dengan batasan-batasan yang bisa dimodifikasi.

a. menyusun ulang struktur batasan keluarga yang memungkinkan masuknya orang tua tiri
yang baru.
b. Meluruskan kembali hubungan dan pengaturan keuangan termasuk sub systemnya yang
memungkinkan campur tangan dari beberapa system.
c. Membuat ruang untuk membina hubungan dengan anak dan orang tua biologisnya, kakek
nenek, dan keluarga terpisah yang lain.
d. Berbagi kenangan dan sejarah untuk mengembangkan hubungan keluarga yang lebih jauh.
4) Perbandingan tahapan siklus kehidupan keluarga berada dengan keluarga berpenghasilan
rendah
Tabel 3-4. Perbandingan pada tahapan siklus kehidupan keluarga
Umur Keluarga tingkat profesional Keluarga berpendapatan rendah
12-17
• Mencegah kehamilan
• Lulus dari SMA
• Orang tua mengizinkan anak untuk mencapai kebebasan lebih besar
• Terjadi kehamilan pertama
• Berusaha lulus dari SMA
• Orang tua memberikan control ketat sebelum kehamilan pertama. Setelah hamil, menjadi
orang tua baru untuk bayinya

18-21
• Mencegah kehamilan 
• Meninggalkan keluarga orang tua untuk kuliah
• Menyesuaikan untuk perpisahan orang tua-anak
• Terjadi kehamilan kedua
• Tidak ada pendidikan lebih lanjut
• Ibu muda mendapatkan status dalam keluarga

22-25
• Mencegah kehamilan 
• Berkembangnya identitas profesional lulusan sekolah
• Memiliki hubungan relasi yang serius • Terjadi kehamilan ketiga
• Menikah: meninggalkan orang tua untuk menetapkan langkah memulai keluarga baru
• Mengatur jaringan kekerabatan

26-30
• Mencegah kehamilan 
• Menikah: berkembangnya pasangan inti, terpisah dari orang tua
• Mengembangkan karir yang dimiliki • Terpisah dari suami
• Ibu menjadi kepala keluarga dengan jaringan kekerabatan
31-35
• Kehamilan pertama
• Kembali kontak dengan orang tua
• Membedakan karir dan hubungan anak antara suami dan istri
• Pertama mampunyai cucu
• Ibu menjadi nenek dan merawat anak perempuan dan bayinya

5) Tahapan siklus kehidupan keluarga adopsi.


Status baru yang legal pada keluarga dengan adopsi tidak secara otomatis memberi efek yang
sama terhadap psikologis. Perawat harus memberikan perhatian khusus dalam pembentukan
keluarga adopsi. Sebagai contoh, sebagian besar agensi (penyalur anak-anak yang dapat
diadopsi) menawarkan layanan adopsi yang terbuka, tidak menutup kemungkinan bagi mereka
yang telah bercerai, orang tua tunggal, menikah, atau pasangan rujuk untuk menjadi orang tua
adopsi. 
Proses adopsi dapat menjadi stressful atau joyful bagi beberapa keluarga. Selama fase
perkembangan preschool, keluarga haus mengakui bahwa adopsi adalah kenyataan dalam
keluarganya. Pertanyaan tentang hubungan tersebut seringkali muncul baik dari anak maupun
orang tua. Beberapa hipotesis untuk menjelaskan penggambaran yang berlebihan dari anak-
anak adopsi (terutama pada usia antara 11 sampai 16 tahun) dalam sistem rawat jalan
kesehatan mental, antara lain:
1. Faktor genetik atau keturunan.
2. Kurangnya perawatan prenatal dan perinatal.
3. Efek samping adopsi, termasuk berbagai macam kekacauan pada awal kehidupan bersama.
4. Keadaan keluarga adopsi, termasuk masalah-masalah internal keluarga sebelumnya.
5. Perbedaan temperamen antara anak yang diadopsi dengan orang tua angkatnya.
6. Penyesuaian cara menghormati dan berkomunikasi, termasuk sikap orang tua tentang adopsi.
7. Kesulitan membentuk identitas yang kuat pada masa remaja.
8. Perbedaan usia yang terlalu jauh antara orang tua angkat dan anak adopsi.

3. Pengkajian Fungsional

Pengkajian fungsional lebih fokus terhadap bagaimana individu menjalani hubungan satu dengan
yang lainnya.
a. Instrumental
Aktivitas Sehari-hari Kehidupan
Aspek instrumental kaluarga dalam subkategori ini mengenai aktivitas rutin seperti makan, tidur,
memasak, melakukan pengobatan, mengganti pakaian, dan sebagainya. Untuk keluarga dengan
masalah kesehatan, ini adalah masalah yang sangat penting. Aktifitas instrumental kehidupan
sehari-hari biasanya lebih banyak, lebih sering terjadi, memiliki arti yang lebih besar karena
sakitnya anggota keluarga.

b. Ekspresif
kebanyakan keluarga telah menghadapi sebuah kombinasi antara masalah instrumental dan
ekspresif. Contohnya, seorang wanita tua mengalami luka bakar. Masalah instrumen seputar
perubahan balutan dan program latihan. Masalah ekspresif atau afektif mungkin berpusat pada
peran atau penyelesaian masalah. Jika sebuah keluarga tidak menanggulangi masalah
instrumental dengan baik, kemudian masalah ekspresif juga hampir selalu ada, bagaimanapun
sebuah keluarga dapat menghadapi dengan baik masalah instrumental dan masih memiliki
masalah ekspresif atau emosional. Ini sangat berguna bagi perawat untuk menggambarkan
instrumental dari masalah ekspresif. Keduanya memerlukan penyelidikan dalam pengkajian
keluarga dengan cermat.
Bentuk interaksi adalah tujuan utama dari kategori pengkajian fungsional. Keluarga secara jelas
tersusun atas individu-individu, tetapi fokus dari pengkajian keluarga tidak hanya pada individu
tetapi lebih pada interaksi seluruh anggota keluarga. Oleh karena itu, keluarga dilihat sebagai
sebuah sistem interaksi anggota keluarga. Dalam memimpin pengkajian keluarga, perawat
menjalankan asumsi bahwa individu memiliki pemahaman terbaik dalam konteks sosial sekitar
mereka. 
i. Komunikasi emosi
Subkategori ini menunjukkan rentang dan tipe emosi atau perasaan yang diekspresikan atau
ditunjukkan atau keduanya. Pada umumnya keluarga mengekspresikan spektrum luas
perasannya dari senang, sedih sampai ke marah, dimana keluarga dengan kesulitan sering
memiliki bentuk yang cukup kaku dalam rentang ekspresi emosional yang sempit.
ii. Komunikasi verbal
Fokus subkategori ini terutama pada hubungan yang diekspresikan oleh isi verbal, dan hanya
secara tidak langsung dari makna kata. 
iii. Komunikasi non verbal
Subkategori ini memfokuskan pada variasi pesan nonverbal dan paraverbal pada saat
anggota keluarga berkomunikasi. Pesan nonverbal meliputi posisi tubuh, kontak mata,
sentuhan, gestur dan seterusnya. Kedekatan atau jarak diantara anggota keluarga
merupakan sebuah komunikasi nonverbal yang penting. Paraverbal meliputi gaya bahasa,
nada bahasa, menangis, gagap, dan lain-lain. Pengkajian perawat seharusnya menyertakan
timing komunikasi nonverbal yang digunakan.
iv. Komunikasi sirkular
Subkategori ini meliputi komunikasi timbal balik antar orang. Ini merupakan pola untuk isu
hubungan. Komunikasi sirkular bersifat adaptif.
v. Pemecahan masalah
Sub kategori ini merujuk pada kemampuan keluarga untuk memecahkan masalahnya sendiri
dengan efektif. Hal yang penting untuk dikaji adalah siapa yang mengidentifikasi
permasalahan pertama kali dan apakah dia berasal dari dalam atau luar keluarga, pola
penyelesaian masalah keluarga. 
vi. Peran
Sub kategori ini merujuk kepada pembangunan pola tingkah laku anggota keluarga. Peran
adalah perilaku yang konsisten pada sebuah situasi tertentu. Peran bersifat tidak statis
tetapi berkembang melalui interaksi individu dengan yang lain. Peran itu dipengaruhi orang
lain, sanksi dan norma. Peran yang formal adalah peran yang disetujui secara luas oleh
masyarakat ada pada norma. Misalnya peran ibu, suami dan anak. Peran yang informal
berhubungan dengan pola pembentukan perilaku yang idiosinkratik pada sebagian individu,
pada situasi tertentu. 
Hal penting yang perlu dikaji perawat adalah bagaimana anggota keluarga menguasai dan
menjalankan perannya.
vii. Pengaruh
Subkategori ini merupakan metode dalam mempengaruhi kebiasaan orang lain. Pengaruh
atau control instrumental adalah penggunaan objek atau hak sebagai imbalan (seperti uang,
nonton TV, menggunakan computer atau telepon, permen, rekreasi, dll). Pengaruh
psikologis adalah penggunaan komunikasi dan perasaan untuk mempengaruhi perilaku.
Sedangkan kontrol badaniah adalah hubungan badan secara nyata misalnya peukan,
tamparan, dan lain-lain. Pengaruh positif maupun negatif terhadap keluarga sangat penting
untuk dikaji.
viii. Kepercayaan
Subkategori ini adalah sesuatu yang mendasari ide, pendapat, dan asumsi yang dimiliki
individu dan keluarga. Kepercayaan dan perilaku memiliki huungan yang sangat dekat.
ix. Persekutuan
Subkategori ini berfokus pada hubungan yang terarah, seimbang dan intensif antara anggota
keluarga atau antara keluarga dan perawat. Sebagai perawat dengan mengkaji subkategori
fungsional dari persekutuan / koalisi, perawat akan membantu memahami interkoneksi
dengan kategori struktur dan perkembangan. Batasan subkategori struktural merupakan
suatu bagian penting dari subkategori persekutuan / koalisi.
 
b.
 
Fungsi Ekspresive1.
 
 
Komunikasi emosi
-
 
Siapa dalam keluargamu yang cenderung untuk memulai mengungkapkan tentangperasaan ?-
 
Bagaimana kamu dapat mengatasi ketika ayahmu mempunyai perasaan senang, marah,sedih ?-
 
Bagaiman dengan ibumu ?-
 
Apa akibatnya ketika kamu marah dengan anakmu ?-
 
Apa yang ibumu lakukan ketika ayahmu marah ?-
 
Ketika nenekmu mengexpresikan kesedihan untuk orang tuamu bagaiman menurutmureaksi orang
tuamu ?-
 
Ketika kakakmu sudah melakukan suatu tindkan membunuh dalam sebuah insiden, apayang keluargamu
bantu untuk mengatasi kesedihannya ?-
 
Observasi
: Bagaimana anggota keluarga dapat mengekspresikan kemarahan/emosinyaketika adanya suatu
masalah.
2.
 
Komunikasi verbal
-
 
Siapa diantara keluargamu yang komunikasinya baik dan lancar secara verbal ?-
 
Ketika kamu memulai dari anakmu yang laki-laki yang kecil apa reaksi darinya?-
 
Ketika anak remajamu bicara secara langsung tentang bagaimana menggunakan kondom,apa yang akan
kamu lakukan ?-
 
Jika anak remajamu mengatakan denganmu dan suamimu tentang keamanan sex, apayang reaksi dan
apa yang kau fikirankan ?-
 
Apa jalan yang kamu dan suami lakukan untuk percakapan langsung ?-
 
Pada anggota keluarga dengan gangguan bicara mungkin dapat ditanyakan pada keluargakomunikasi
apa yang sering digunakan dalam berkomunikasi sehari-hari ?
3.
 
Komunikasi nonverbal
-
 
Observasi :
Komunikasi tidak langsung dari lawan bicaranya yaitu melalui nadabicaranya atau menangis, tatapan
mata, ekspesi muka sehingga dapat menilai sejauhmana sikap lawan bicara kita dalam saat
berkomunikasi ?-
 
Bagaimana keluarga memberikan dorongan emosional kepada anggota keluarga yang laindengan
menggunakan komunikasi verbal dan nonverbal ?
4.
 
Komunikasi Sirkular
-
 
Bagaimana timbal balik dari komunikasi antara anggota keluarga ?
 
-
 
Sebelumnya tanyakan kepada anggota keluarga tentang konteks diskusi yang merekadilakukan ?
 
-
 
Bagaimana pola komunikasi antara anggota keluarga atau antara perawat dan keluarga,apakah bersifat
adaptif atau tidak ?
 5.
 
Pemecahan Masalah
-
 
Bagaimana keyakinan keluarga keyakinan keluarga tentang kemampuan dan kesuksesanmasa lalu dalam
memecahkan masalahnya sendiri secara efektif ?-
 
Sejauhmana pengaruh keyakinan keluarga mengidentifikasi masalah ?-
 
Siapa yang mengidentifikasi masalah tersebut pertama kali ?-
 
Bagaimana pola solusi dalam keluarga ?-
 
Sumber daya apa yang diandalkan untuk membantu dari dalam mapun dari luar keluarga?-
 
Apakah keluarga mengetahui dampak dari penyelesaian masalah tersebut misalnyaadanya biaya ?
 
6.
 
Peran
-
 
Bagimana pengaruh sanksi dan norma yang berlaku terhadap penampilan peran dalamkeluarga oleh
anggota keluarga ?-
 
Bagaimana anggota keluarga dapat mengatasi masalahnya dengan perannya masing-masing ?-
 
Apakah ada peran konflik atau kerjasama ?-
 
Apakah peran dibedakan berdasarkan usia, tingkatan, jenis kelamin, kelas sosial ataubudaya ?-
 
Apakah wanita lebih banyak terlibat / berperan dalam keluarga ?-
 
Apakah laki-laki kurang mendengarkan wanita dalam keluarga tentang stres dalamkeluarga ?-
 
Bagimana peran formal yang telah disepakati dalam norma masyarakat dan diakui olehkeluarga ?-
 
Bagaimana peran informal anggota keluarga ?-
 
Bagaimana peran keluarga berevolusi ?-
 
Apa dampak pada fungsi keluarga ?-
 
Apakah keyakinan yang dibutuhkan keluarga dapat diubah berhubungan dengan peran ?-
 
Pada siapa Anda akan pergi ketika Anda memerlukan seseorang untuk berbicara ?-
 
Apakah efek bila ada konflik peran atau regangan peran ?
7.
 
Influence and Power
-
 
Siapa yang mengambil keputusan dalam keluarga?
 
-
 
Siapa yang suka mendominasi pembicaraan antara anggota keluarga?
 
-
 
Bagaimana pola penerapan disiplin dalam keluarga? Siapa yang membuat aturan dalamkeluarga?
 
-
 
Apa yang dilakukan jika ada anggota keluarga yang tidak mematuhi aturan dalamkeluarga? Siapa yang
memberikan hukuman?
 
-
 
Bagaimana pendapat dan perasaan masing-masing anggota keluarga terhadap aturan yangditerapkan
dalam keluarga?
 
-
 
Bagaimana masing-masing anggota keluarga menunjukkan pengaruh dan kekuasaannya?
 
-
 
Siapa yang paling berpengaruh dan berkuasa dalam keluarga?
 8.
 
Beliefs
Bagaimana keyakinan anggota keluarga tentang masalah kesehatan, antara lain tentang :-
 
Keyakinan tentang penyebab penyakit, proses perawatan, prognosis penyakit, peran daritenaga
kesehatan yang terlibat dalam perawatan, peran keluarga, pengontrolan,penyembuhan, religi dan
spiritual?-
 
Pengaruh keluarga terhadap masalah kesehatan, meliputi: pengaruh keluarga dalampemanfaatan
sumber daya internal dan eksternal untuk mengatasi masalah kesehatan, danpengaruh keluarga
terhadap medikasi dan perawatan?-
 
Pengaruh masalah kesehatan terhadap keluarga, seperti respon pasien terhadap penyakit,respon
anggota keluarga terhadap penyakit, kesulitan dan perubahan yang dirasakanterkait dengan
masalah kesehatan?-
 
Kekuatan berhubungan dengan masalah kesehatan saat ini?-
 
Kekhawatiran berhubungan dengan masalah kesehatan saat ini?
9.
 
Alliances and Coalitions
-
 
Bagaimana hubungan antara ayah dengan ibu?-
 
Bagaimana hubungan antara ayah dengan anak?-
 
Bagaimana hubungan antara ibu dengan anak?-
 
Bagaimana hubungan diantara anak-anak (kakak dengan adik)?-
 
Bagaimana hubungan antara anggota keluarga dengan kelurga besar (misalnya kakek,nenek, paman,
bibi, sepupu, cucu, dan lain-lain)?-
 
Bagaimana hubungan antara keluarga dengan tetangga sekitar?-
 
Bagaimana hubungan antara keluarga dengan perawat/petugas kesehatan lain?

 
-
 
Apa saja hambatan yang terjadi dalam hubungan-hubungan tersebut? Jelaskan!-
 
Bagaimana intensitas hubungan-hubungan tersebut?-
 
Bagaimana keluarga menerima adanya anggota baru dalam keluarga?-
 
Bagaimana keluarga menghadapi kematian anggota keluarga?-
 
Bagaimana keluarga menerima dan menghadapi anggota keluarga yang sakit?-
 
Dengan siapa saja anak-anak bermain? Apakah sering terjadi perkelahian? Dengan siapaperkelahian itu
terjadi? Siapa yang memulai perkelahian? Siapa yang mengakhiriperkelahian?
B.
 
HIPOTESIS / KESIMPULAN
......................................................................................................................................................
 
......................................................................................................................................................
 C.
 
TUJUAN DAN RENCANA
......................................................................................................................................................
 
......................................................................................................................................................
 D.
 
TANDA TANGAN
................
 Atau hasil pengkajian dapat ditulis dalam bentuk sebagai berikut :
Outline pengkajian Model
CalgaryNama KK : ...................Anggota keluarga yang hadir : ...................Pengaji : ...................Tanggal Pe
ngkajian : ...................Tempat pengkajian : ...................I.
 
Masalah kesehatan dan rujukanII.
 
Komposisi keluargaIII.
 
Keterikatan keluargaIV.
 
Riwayat keluarga dan tumbuh kembangV.
 
Kekuatan keluarga dan masalahVI.
 
Hipotesis/ kesimpulanVII.
 
Tujuan dan rencanaVIII.
 
Tanda tangan

Anda mungkin juga menyukai