Contohnya
Pembahasan ini berisi tentang pengertian kebutuhan manusia, macam-macam kebutuhan
manusia; kebutuhan dasar manusia (kebutuhan primer) dan contoh kebutuhan primer,
kebutuhan ekonomi, kebutuhan pokok manusia, kebutuhan biologis, kebutuhan hidup
manusia, kebutuhan rohani, kebutuhan sosial, teori kebutuhan, alat pemuas kebutuhan, faktor
yang mempengaruhi kebutuhan manusia dan jenis-jenis kebutuhan.
Jenis kebutuhan tersebut disebut kebutuhan dasar. Kebutuhan dasar ini bersifat primer,
artinya dibutuhkan oleh semua manusia di dunia ini. Apabila kebutuhan dasar ini tidak
tercukupi, maka manusia tidak bisa hidup.
Jenis kebutuhan dasar mencakup sandang, pangan, dan papan. Kebutuhan dasar ini muncul
sebagai dorongan biologis manusia untuk dapat bertahan.
Makanan berguna sebagai sumber tenaga yang dipergunakan untuk melakukan berbagai
kegiatan
hidup. Jenis makanan yang dikonsumsi setiap orang berbedabeda tergantung pada adat
kebiasaan, keadaan wilayah, dan ketersediaan sumber daya alam.
Misalnya, suku Dani di pedalaman Papua mengonsumsi ubi sebagai makanan utama, orang
Eskimo mengonsumsi daging, dan orang Eropa umumnya mengonsumsi roti dan gandum.
Selain makanan pokok yang dikonsumsi setiap hari, untuk mencukupi kebutuhan gizi kita
memerlukan makanan tambahan. Dalam masyarakat Indonesia dikenal dengan prinsip empat
sehat lima sempurna.
b) Tempat perlindungan
Sebagai makhluk yang memiliki akal dan pikiran, manusia dianugerahi Tuhan kemampuan untuk
berpikir. Salah satunya berpikir cara melindungi diri dari berbagai ancaman, baik yang datang dari
alam (hujan, badai, dan panas), maupun yang datang dari manusia sendiri (perampokan dan
penjarahan).
Untuk melindungi dirinya, manusia menciptakan berbagai alat yang bisa dipergunakan sebagai
senjata. Untuk melindungi dari ancaman alam, manusia menciptakan rumah dengan berbagai bentuk
sesuai dengan kondisi alam. Rumah yang berada di daerah beriklim tropis tentu saja berbeda dengan
bentuk rumah yang berada di daerah beriklim kutub.
a) Kegiatan bersama
Homo socius atau makhluk sosial merupakan predikat manusia sebagai makhluk yang tidak
dapat hidup sendiri dalam kehidupannya. Kelangsungan hidupnya sangat tergantung pada
bantuan orang lain, mulai dari kegiatan dengan skala yang besar sampai pada kegiatan yang
skalanya kecil. Pola hubungan sosial tersebut merupakan simpul yang saling menyatu, dalam
arti tidak dapat terpisahkan satu dengan yang lainnya.
Contohnya, Pak Tani menanam padi untuk mencukupi kebutuhan pangan masyarakat. Di
samping itu, Pak Tani juga membutuhkan pakaian yang tidak dapat diproduksi sendiri dan
tersedia di toko pakaian. Maka terjadilah hubungan timbal balik yang saling membutuhkan
antara Pak Tani dengan produsen pakaian dan toko pakaian.
Untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, manusia dituntut untuk selalu berkomunikasi dengan
sesamanya. Dengan komunikasi, terjadi pertukaran informasi. Selain itu komunikasi juga
memiliki nilai yang lebih tinggi yaitu merekatkan tali silaturahmi.
Dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, sarana komunikasi sangat banyak dan
mudah dipergunakan. Ditemukannya teknologi internet, memungkinkan orang yang berada di
Benua Asia dapat berkomunikasi dengan orang yang berada di Benua Afrika, sehingga dapat
mempercepat waktu dan jarak. Coba kamu bayangkan apa jadinya kalau kita tidak
berkomunikasi?
c) Pendidikan
Pendidikan merupakan usaha sadar manusia untuk mewujudkan sisi 'kemanusiaan' manusia.
Dengan pendidikan, pola perilaku manusia dapat berubah dari tidak berpendidikan menjadi
seorang yang berpendidikan.
Secara formal, pendidikan dilangsungkan di dalam kelas yang diawasi oleh guru dengan
berpatokan pada aturan yang telah ditentukan. Tujuh tahun yang lalu, kamu mulai memasuki
sekolah, yaitu sebuah dunia yang penuh dengan berbagai bidang keilmuan mulai cara
membaca sampai cara berhitung. Untuk mendapatkan ilmu yang banyak, kamu harus belajar
dan banyak bertanya.
Apakah pendidikan harus selalu dilakukan di dalam kelas seperti yang biasa kamu lakukan
setiap hari? Jawabannya, tidak. Pendidikan bisa dilakukan di mana saja dan kapan saja, ada
atau tidak ada pembimbing. Ilmu yang kita pelajari setiap harinya tidak akan pernah habis,
semakin digali suatu ilmu, semakin besar pula manfaat yang dapat kita ambil.
Maka semakin pintarlah kita. Orang yang berpendidikan biasanya akan mendapatkan
penghargaan lebih di mata masyarakat.
Kebutuhan integratif adalah jenis kebutuhan akan kebersamaan, persatuan, dan keberpaduan.
Sebagai makhluk yang berpikir, manusia selalu mencari jalan agar mereka tetap bersatu dan
tidak hanya memikirkan dirinya sendiri.
Misalnya Thomas Alfa Edison yang menciptakan bola lampu pijar. Hasil temuannya sampai
sekarang dipergunakan oleh seluruh penduduk dunia dan tidak dipergunakan sendiri oleh
Edison. Kebutuhan integratif meliputi hal-hal sebagai berikut.
Prinsip benar salah adalah asas penilaian yang menjadi dasar seseorang untuk memutuskan
dan menjalankan sesuatu. Dengan adanya prinsip ini, manusia memiliki pagar sebagai batas
tindakannya agar tidak semena-mena atau sekehendak hati.
Misalnya, tindakan mencuri merupakan tindakan yang salah karena bertentangan dengan nilai
dan norma yang berlaku di masyarakat. Selain merugikan diri sendiri juga akan merugikan
orang yang kehilangan barang tersebut.
Prinsip benar salah dihasilkan dari pemikiran akal manusia terhadap penilaian sesuatu dengan
berdasar pada keserasian. Melalui kemampuan berpikirnya, manusia dapat membuat
penggolongan berbagai perilaku sehingga perilaku manusia mengarah pada suatu keteraturan
sosial.
Hal inilah yang sangat dibutuhkan manusia sebagai simpul pemersatu masing-masing
individu yang berbeda. Prinsip benar dan salah berfungsi sebagai alat pengontrol tindakan
manusia.
Timbulnya perasaan kolektif itu merupakan sifat hakiki manusia karena keinginannya untuk
berkumpul dan bersatu dengan sesamanya. Bentuk yang lebih luas dapat kita saksikan pada
pesta demokrasi yang diselenggarakan lima tahun sekali, di mana setiap penduduk bersatu
untuk menyalurkan hak pilihnya guna menentukan pemimpin bangsa.
Perasaan keyakinan diri yang melekat pada diri manusia dapat menjadi sebuah kekuatan,
sehingga ia dapat berpikir positif terhadap segala sesuatu yang berada di sekitarnya.
Contohnya, kamu harus memiliki keyakinan diri untuk dapat menjuarai suatu kejuaraan
apabila kamu telah bertekad untuk menang. Keberadaan adalah usaha manusia untuk selalu
mempertahankan eksistensi dirinya.
Nilai estetika merupakan nilai yang abstrak, dalam arti setiap orang memiliki ukuran yang
berbeda dalam menilai sesuatu apakah indah, bagus, atau tidaknya. Pengungkapan nilai
estetika atau keindahan diwujudkan dalam berbagai bentuk, dari wujud gerak sampai wujud
bentuk.
Contohnya, penikmat seni memandang lukisan Affandi akan berdecak kagum dan memuji
hasil karyanya. Tetapi orang awam yang tidak begitu paham akan seni lukis, menganggap
karya Affandi tersebut hanya berupa coretan cat di kanvas yang tidak mengandung arti apa-
apa.
Rekreasi dan hiburan pada dasarnya hampir sama, perbedaannya hanya terdapat pada letak
pemenuhannya. Rekreasi merupakan sebuah kegiatan yang ditujukan sebagai pemulihan
kembali suasana (refresh) setelah bergelut dengan berbagai aktivitas rutin. Sedangkan hiburan
ditujukan hanya untuk mencari kesenangan semata.
Kebutuhan manusia menurut intensitasnya, bilamana kebutuhan akan barang dan jasa
tersebut dipandang dari urgensinya (pentingnya), atau mendesak tidaknya suatu kebutuhan
bagi kehidupan manusia.
Kebutuhan ini dikelompokkan menjadi tiga: kebutuhan primer, kebutuhan sekunder, dan
kebutuhan tertier.
Dewasa ini banyak barang yang semula dipandang mewah, sekarang telah digolongkan
menjadi kebutuhan sekunder, seperti: pesawat televisi (TV), handphone (HP), sepeda motor,
laptop dan komputer. Demikian juga untuk pendidikan dan kesehatan telah digolongkan
menjadi kebutuhan primer, mengingat kebutuhan ini sangat mendesak dan penting bagi
kehidupan manusia.
Kebutuhan menurut sifatnya dibedakan yaitu suatu kebutuhan hidup manusia yang
keberadaannya didasarkan menurut dampak atau pengaruhnya terhadap jasmani dan rohani.
Dengan demikian menurut sifatnya kebutuhan dibagi menjadi:
1. Kebutuhan jasmani, yaitu kebutuhan yang berhubungan dengan badan lahiriah atau
tubuh seseorang. Contohnya seperti makanan, minuman, pakaian, sandal, pisau cukur,
tidur, buang air kecil dan besar, seks, dan lain sebagainya.
2. Kebutuhan rohani, yaitu kebutuhan yang dibutuhkan seseorang untuk mendapatkan
sesuatu bagi jiwanya. Contohnya seperti mendengarkan musik, siraman rohani,
beribadah kepada Tuhan YME, bersosialisasi, pendidikan, rekreasi, hiburan, dan lain-
lain.
Kebutuhan hidup manusia menurut waktu dibedakan antara kebutuhan pada waktu sekarang
dan kebutuhan pada waktu masa yang akan datang.
1. Kebutuhan sekarang adalah kebutuhan yang harus dipenuhi sekarang juga, pada saat
ini. Kebutuhan yang benar-benar diperlukan pada saat ini secara mendesak. Contoh
adalah kebelet pipis, makan karena sangat lapar, pengobatan akibat kecelakaan,
payung disaat hujan, dan lain sebagainya.
2. Kebutuhan masa depan adalah pemenuhan kebutuhan yang dapat ditunda untuk waktu
yang akan datang. Contoh: tabungan hari tua, asuransi kesehatan, pergi haji, dan
sebagainya.
Kebutuhan menurut wujud dibedakan antara kebutuhan material dan kebutuhan in-material,
yang dideskripsikan sebagai berikut.
1. Kebutuhan material, yaitu kebutuhan berupa barang-barang yang dapat diraba dan
dilihat. Contoh: buku, sepeda, komputer, rumah, pabrik, dan sebagainya.
2. Kebutuhan immaterial, yaitu kebutuhan yang tidak berwujud. Contoh: keamanan,
keadilan, kesehatan, kebebasan, pendidikan, dan sebagainya.
3. Kebutuhan Menurut Subyek
Kebutuhan menurut subyek adalah kebutuhan yang dibedakan menurut pihak-pihak yang
membutuhkan. Kebutuhan menurut subyek meliputi:
1. Kebutuhan individu, yaitu kebutuhan yang dapat dilihat dari segi orang yang
membutuhkan. Contoh: kebutuhan petani berbeda dengan kebutuhan seorang guru,
kebutuhan pelajar berbeda dengan kebutuhan buruh pabrik.
2. Kebutuhan masyarakat, disebut juga kebutuhan kolektif atau kebutuhan sosial, yaitu
alat pemuas kebutuhan yang digunakan bersama. Kebutuhan sosial adalah kebutuhan
akan berbagai barang dan jasa yang digunakan untuk memuaskan kebutuhan sosial
suatu kelompok masyarakat. Contohnya adalah jalan umum, penerangan tempat
umum, berserikat mengeluarkan pendapat, berbisnis, berorganisasi, telepon umum,
jalan umum, WC umum, dan sebagainya.
Berbagai kebutuhan tidak tersusun dalam satu hierarki (bertingkat) yang sedemikian rupa,
sehingga kebutuhan yang lebih rendah tingkatnya harus dipuaskan lebih dahulu sebelum
orang merasakan timbulnya kebutuhan yang lebih tinggi dan terdorong untuk berusaha.
Kebutuhan tersebut dalam kondisi normal harus dipenuhi semuanya, miskipun ada skala
prioritasnya. Contohnya, manusia akan berusaha memenuhi kebutuhan fisik terlebih dahulu,
baru kemudian kebutuhankebutuhan yang lain seperti rasa aman, kebutuhan sosial, dan
sebagainya.
Namun demikian dalam kondisi yang normal, kesemua kebutuhan tersebut diatas harus
dipenuhi, tidak boleh ada yang ditinggalkan atau diabaikan, walaupun tingkatannya lebih
rendah dibandingkan lainnya. Kecuali dalam kondisi tidak normal, seperti kala terjadi
bencana atau perang maka kebutuhan fisik dan rasa aman menjadi yang utama. Perhatikan
dalam peristiwa banjir, tanah longsor, kebakaran dan sejenisnya bantuan pertama yang datang
kepada korban adalah sembako.
Sumber: Rochmadi N.W. 2008. Ilmu Pengetahuan Sosial Jilid 1 untuk SMK. Direktorat
Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar
dan Menengah, Departemen Pendidikan Nasional: Jakarta
Lima kebutuhan pokok manusia
Mar 13
Posted by irwantav
Maslow adalah seorang psikolog humanistik. Humanis tidak percaya bahwa manusia yang
mendorong dan ditarik oleh kekuatan mekanik, salah satu dari rangsangan dan bala bantuan
(behaviorisme) atau impuls naluriah sadar (psikoanalisis). Humanis berfokus pada potensi.
Mereka percaya bahwa manusia berusaha untuk tingkat atas kemampuan. Manusia mencari
batas-batas kreativitas, tertinggi mencapai kesadaran dan kebijaksanaan. Ini telah diberi label
“berfungsi penuh orang”, “kepribadian sehat”, atau sebagai Maslow menyebut tingkat ini,
“orang-aktualisasi diri.”
Maslow telah membuat teori hierarkhi kebutuhan. Semua kebutuhan dasar itu adalah
instinctoid, setara dengan naluri pada hewan. Manusia mulai dengan disposisi yang sangat
lemah yang kemudian kuno sepenuhnya sebagai orang tumbuh. Bila lingkungan yang benar,
orang akan tumbuh lurus dan indah, aktualisasi potensi yang mereka telah mewarisi. Jika
lingkungan tidak “benar” (dan kebanyakan tidak ada) mereka tidak akan tumbuh tinggi dan
lurus dan indah.
Maslow telah membentuk sebuah hirarki dari lima tingkat kebutuhan dasar. Di luar
kebutuhan tersebut, kebutuhan tingkat yang lebih tinggi ada. Ini termasuk kebutuhan untuk
memahami, apresiasi estetik dan spiritual kebutuhan murni. Dalam tingkat dari lima
kebutuhan dasar, orang tidak merasa perlu kedua hingga tuntutan pertama telah puas, maupun
ketiga sampai kedua telah puas, dan sebagainya. Kebutuhan dasar Maslow adalah sebagai
berikut:
1. Kebutuhan Fisiologis
Ini adalah kebutuhan biologis. Mereka terdiri dari kebutuhan oksigen, makanan, air, dan suhu
tubuh relatif konstan. Mereka adalah kebutuhan kuat karena jika seseorang tidak diberi semua
kebutuhan, fisiologis yang akan datang pertama dalam pencarian seseorang untuk kepuasan.
2. Kebutuhan Keamanan
Ketika semua kebutuhan fisiologis puas dan tidak mengendalikan pikiran lagi dan perilaku,
kebutuhan keamanan dapat menjadi aktif. Orang dewasa memiliki sedikit kesadaran
keamanan mereka kebutuhan kecuali pada saat darurat atau periode disorganisasi dalam
struktur sosial (seperti kerusuhan luas). Anak-anak sering menampilkan tanda-tanda rasa
tidak aman dan perlu aman.
Ketika kebutuhan untuk keselamatan dan kesejahteraan fisiologis puas, kelas berikutnya
kebutuhan untuk cinta, sayang dan kepemilikan dapat muncul. Maslow menyatakan bahwa
orang mencari untuk mengatasi perasaan kesepian dan keterasingan. Ini melibatkan kedua
dan menerima cinta, kasih sayang dan memberikan rasa memiliki.
4. Kebutuhan Esteem
Ketika tiga kelas pertama kebutuhan dipenuhi, kebutuhan untuk harga bisa menjadi dominan.
Ini melibatkan kebutuhan baik harga diri dan untuk seseorang mendapat penghargaan dari
orang lain. Manusia memiliki kebutuhan untuk tegas, berdasarkan, tingkat tinggi stabil diri,
dan rasa hormat dari orang lain. Ketika kebutuhan ini terpenuhi, orang merasa percaya diri
dan berharga sebagai orang di dunia. Ketika kebutuhan frustrasi, orang merasa rendah, lemah,
tak berdaya dan tidak berharga.
Ketika semua kebutuhan di atas terpenuhi, maka dan hanya maka adalah kebutuhan untuk
aktualisasi diri diaktifkan. Maslow menggambarkan aktualisasi diri sebagai orang perlu untuk
menjadi dan melakukan apa yang orang itu “lahir untuk dilakukan.” “Seorang musisi harus
bermusik, seniman harus melukis, dan penyair harus menulis.” Kebutuhan ini membuat diri
mereka merasa dalam tanda-tanda kegelisahan. Orang itu merasa di tepi, tegang, kurang
sesuatu, singkatnya, gelisah. Jika seseorang lapar, tidak aman, tidak dicintai atau diterima,
atau kurang harga diri, sangat mudah untuk mengetahui apa orang itu gelisah tentang. Hal ini
tidak selalu jelas apa yang seseorang ingin ketika ada kebutuhan untuk aktualisasi diri.
Teori hierarkhi kebutuhan sering digambarkan sebagai piramida, lebih besar tingkat bawah
mewakili kebutuhan yang lebih rendah, dan titik atas mewakili kebutuhan aktualisasi diri.
Maslow percaya bahwa satu-satunya alasan bahwa orang tidak akan bergerak dengan baik di
arah aktualisasi diri adalah karena kendala ditempatkan di jalan mereka oleh masyarakat
negara. Dia bahwa pendidikan merupakan salah satu kendala. Dia merekomendasikan cara
pendidikan dapat beralih dari orang biasa-pengerdilan taktik untuk tumbuh pendekatan orang.
Maslow menyatakan bahwa pendidik harus menanggapi potensi individu telah untuk tumbuh
menjadi orang-aktualisasi diri / jenis-nya sendiri. Sepuluh poin yang pendidik harus alamat
yang terdaftar:
1. Kita harus mengajar orang untuk menjadi otentik, untuk menyadari diri batin mereka
dan mendengar perasaan mereka-suara batin.
2. Kita harus mengajar orang untuk mengatasi pengkondisian budaya mereka dan
menjadi warga negara dunia.
3. Kita harus membantu orang menemukan panggilan mereka dalam hidup, panggilan
mereka, nasib atau takdir. Hal ini terutama difokuskan pada menemukan karier yang
tepat dan pasangan yang tepat.
4. Kita harus mengajar orang bahwa hidup ini berharga, bahwa ada sukacita yang harus
dialami dalam kehidupan, dan jika orang yang terbuka untuk melihat yang baik dan
gembira dalam semua jenis situasi, itu membuat hidup layak.
5. Kita harus menerima orang seperti dia atau dia dan membantu orang belajar sifat batin
mereka. Dari pengetahuan yang sebenarnya bakat dan keterbatasan kita bisa tahu apa
yang harus membangun di atas, apa potensi yang benar-benar ada.
6. Kita harus melihat itu kebutuhan dasar orang dipenuhi. Ini mencakup keselamatan,
belongingness, dan kebutuhan harga diri.
7. Kita harus refreshen kesadaran, mengajar orang untuk menghargai keindahan dan hal-
hal baik lainnya di alam dan dalam hidup.
8. Kita harus mengajar orang bahwa kontrol yang baik, dan lengkap meninggalkan yang
buruk. Dibutuhkan kontrol untuk meningkatkan kualitas hidup di semua daerah.
9. Kita harus mengajarkan orang untuk mengatasi masalah sepele dan bergulat dengan
masalah serius dalam kehidupan. Ini termasuk masalah ketidakadilan, rasa sakit,
penderitaan, dan kematian.
10. Kita harus mengajar orang untuk menjadi pemilih yang baik. Mereka harus diberi
latihan dalam membuat pilihan yang baik.
Pada dasarnya setiap manusia mempunyai dua macam kebutuhan pokok /dasar yaitu
kebutuhan materi dan kebutuhan non materi.untuk dapat mengetahui kebutuhan dasar
manusia ada beberapa hal yang perlu diperhatikan perawat terkait dengan karakteristik
kebutuhan dasar manusia
1.semua orang mempunyai dasar yang sama walaupun masing”mempunyai latar belakang
sosial budaya,pengetahuan yang berbeda.
2.setiap manusia mempunyai kebutuhan dasar sesuai dengan tingkat prioritas masing”
3.kebutuhan dasar umumnya harus terpenuhi ,sebagian dari kebutuhan itu dapat di tunda.
4.kegagalan dalam memenuhi salah satu kebutuhan dasar dapat menimbulkan
ketidakseimbangan yang dapat menyebabkan sakit.
5.munculnya keinginan untuk memenuhi kebutuhan dasar dipengaruhi oleh stimulus internal
maupun eksternal,misalnya kebutuhan untuk minum.seseorang bisa merasa haus karena
berkurangnya cairan dalam tubuh atau akibat melihat minuman segar di siang hari yang terik.
6.kebutuhan dasar manusia saling berhubungan dan saling memengaruhi.sebagian
contoh,kebutuhan makan,akan diikuti dengan kebutuhan minum.
7.jika seseorang merasa perlu terhadap kebutuhannya,ia akan berusaha memenuhinya dengan
segera.
Tahap perkembangan
Setiap tahap perkembangan, manusia mempunyai kebutuhan yang berbeda, baik kebutuhan
biologis, psikologis, sosial, maupun spiritual.
Kebutuhan dasar manusia menurut Abraham Maslow
Abraham Maslow dilahirkan di Brooklyn, New York, pada tahun 1908 dan wafat pada tahun
1970 dalam usia 62 tahun. Abraham Maslow dikenal sebagai pelopor aliran psikologi
humanistik. Maslow percaya bahwa manusia tergerak untuk memahami dan menerima
dirinya sebisa mungkin. Teorinya yang sangat terkenal sampai dengan hari ini adalah teori
tentang Hierarchy of Needs (Hirarki Kebutuhan).
Kebutuhan terakhir menurut hirarki kebutuhan Maslow adalah kebutuhan akan aktualisasi
diri. Jenis kebutuhan ini berkaitan erat dengan keinginan untuk mewujudkan dan
mengembangkan potensi diri. Menurut Abraham Maslow, kepribadian bisa mencapai
peringkat teratas ketika kebutuhan-kebutuhan primer ini banyak mengalami interaksi satu
dengan yang lain, dan dengan aktualisasi diri seseorang akan bisa memanfaatkan faktor
potensialnya secara sempurna.
Kemudian, setelah ketiga kebutuhan di atas terpenuhi, akan timbul kebutuhan akan harga diri.
Menurut Maslow, terdapat dua jenis, yaitu lower one dan higher one. Lower one berkaitan
dengan kebutuhan seperti status, atensi, dan reputasi. Sedangkan higher one berkaitan dengan
kebutuhan akan kepercayaan diri, kompetensi, prestasi, kemandirian, dan kebebasan. Jika
kebutuhan ini tidak terpenuhi, maka dapat timbul perasaan rendah diri dan inferior.
Kebutuhan akan rasa kasih sayang dan rasa memiliki (love and Belonging needs)
Ketika seseorang merasa bahwa kedua jenis kebutuhan di atas terpenuhi, maka akan mulai
timbul kebutuhan akan rasa kasih sayang dan rasa memiliki. Hal ini dapat terlihat dalam
usaha seseorang untuk mencari dan mendapatkan teman, kekasih, anak, atau bahkan
keinginan untuk menjadi bagian dari suatu komunitas tertentu seperti tim sepakbola, klub
peminatan dan seterusnya. Jika tidak terpenuhi, maka perasaan kesepian akan timbul.
Kebutuhan rasa aman dan perlindungan (Safety and security needs)
Ketika kebutuhan fisiologis seseorang telah terpenuhi secara layak, kebutuhan akan rasa
aman mulai muncul. Keadaan aman, stabilitas, proteksi dan keteraturan akan menjadi
kebutuhan yang meningkat. Jika tidak terpenuhi, maka akan timbul rasa cemas dan takut
sehingga dapat menghambat pemenuhan kebutuhan lain
Kebutuhan fisiologis (Physiological)
Jenis kebutuhan ini berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan dasar semua manusia seperti,
makan, minum, menghirup udara, dan sebagainya. Termasuk juga kebutuhan untuk istirahat,
buang air besar atau kecil, menghindari rasa sakit, dan seks.
Jika kebutuhan dasar ini tidak terpenuhi, maka tubuh akan menjadi rentan terhadap penyakit,
terasa lemah, tidak fit, sehingga proses untuk memenuhi kebutuhan selanjutnya dapat
terhambat. Hal ini juga berlaku pada setiap jenis kebutuhan lainnya, yaitu jika terdapat
kebutuhan yang tidak terpenuhi, maka akan sulit untuk memenuhi kebutuhan yang lebih
tinggi.
Referensi :
1. Bobak, K. Jensen, 2005, Perawatan Maternitas. Jakarta. EGC
2. Elly, Nurrachmah, 2001, Nutrisi dalam keperawatan, CV Sagung Seto, Jakarta.
A. Konsep Manusia
Konsep manusia dibagi menjadi dua bagian: Manusia sebagai makhluk holistik dan Manusia
sebagai sistem
1. Manusia sebagai Makhluk Holistik
Manusia sebagai makhluk holistik mengandung pengertian, manusia makhluk yang terdiri
dari unsur biologis, psikologis, sosial dan spritual, atau sering disebut juga sebagai makhluk
biopsikososialspritual. Dimana, keempat unsur ini tidak dapat terpisahkan, gangguan
terhadap salah satu aspek merupakan ancaman terhadap aspek atau unsur yang lain.
a. Manusia sebagai makhluk biologis, disebabkan karena:
• Manusia terdiri dari gabungan sistem-sistem organ tubuh
• Manusia mempertahankan hidup
• Manusia tidak terlepas dari hukum alam.
b. Manusia sebagai makhluk psikologis, karena:
• Setiap individu memiliki kepribadian yang unik (sanguin, melankholik,dll)
• Setiap individu memiliki tingkahlaku yang merupakan manifestasi dari kejiwaan
• Setiap individu memiliki kecerdasan dan daya pikir
• Setiap individu memiliki kebutuhan psikologis untuk mengembangkan kepribadian
c. Manusia sebagai Makluk sosial, karena:
• Setiap individu hidup bersama dengan orang lain
• Setiap individu dipengaruhi oleh kebudayaan
• Setiap individu terikat oleh norma yang berlakuk dimasyarakat
• Setiap individu dipengaruhi dan beradaptasi dengan lingkungan social
• Setiap individu tidak dapat hidup sendiri perlu bantuam orang lain
d. Manusia sebagai makhluk Spritual, karena:
• Setiap individu memiliki keyakinan sendiri tentang adanya Tuhan
• Setiap individu memiliki pandangan hidup, dan dorongan sejalan dengan keyakinan yang
dipegangnya
2. Manusia sebagai Sistem
Manusia ditinjau sebagai sistem, artinya manusia terdiri dari beberapa unsur/sistem yang
membentuk suatu totalitas; yakni sistem adaptif, sitem personal, sistem interpersonal, dan
sistem sosial
a. Manusia sebagai sistem adaptif, disebabkan:
• Setiap individu dapat berubah
• Setiap individu merespon terhadap perubahan
b. Manusia sebagai sistem personal, disebabkan:
• Setiap manusia memiliki proses persepsi
• Setiap manusia bertumbuh kembang
c. Manusia sistem interpersonal, karena:
• Setiap manusia berinteraksi dengan yang lain
• Setiap manusia memiliki peran dalam masyarakat
• Setiap manusia berkomunikasi terhadap orang lain
d. Manusia sebagai sistem social, karena:
• Setiap individu memiliki kekuatan dan wewenang dalam pengambilan keputusan dalam
lingkungannya; keluarga, masyarakat, dan tempat kerja
B. Homeostatis
Homeostasis merupakan suatu keadaan tubuh untuk mempertahankan keseimbang-an dalam
mempertahankan kondisi yang dialaminya. Proses homeostasis ini dapat terjadi apabila tubuh
mengalami stres yang ada sehingga tubuh secara alamiah akan melakukan mekanisme
pertahanan diri untuk menjaga kondisi yang seimbang, atau juga dapat dikatakan bahwa
homeostasis adalah suatu proses perubahan yang terus-menerus untuk memelihara stabilitas
dan beradaptasi terhadap kondisi lingkungan sekitarnya. Homeostasis yang terdapat dalam
tubuh manusia dapat dikendalikan oleh suatu sistem endokrin dan syaraf otonom. Secara
alamiah proses homeostasis dapat terjadi dalam tubuh manusia.
Dalam mempelajari cara tubuh melakukan proses homeostasis ini dapat melalui empat cara
yaitu :
1. Self regulation
Sistem ini dapat terjadi secara otomatis pada orang yang sehat seperti dalam pengaturan
proses sistem fisiologis tubuh manusia.
2. Cara kompensasi
Tubuh akan cenderung bereaksi terhadap ketidaknormalan dalam tubuh. Sebagai contoh,
apabila secara tiba-tiba lingkungan menjadi dingin, maka pembuluh darah perifer akan
mengalami konstriksi dan merangsang pembuluh darah bagian dalam untuk meningkatkan
kegiatan (misalnya menggigil) yang dapat menghasilkan panas sehingga suhu tetap stabil,
pelebaran pupil untuk meningkatkan persepsi visual pada saat terjadi ancaman terhadap
tubuh, peningkatan keringat untuk mengontrol kenaikan suhu badan.
3. Cara umpan balik negative
Proses ini merupakan penyimpangan dari keadaan normal. Dalam keadaan abnormal tubuh
secara otomatis akan melakukan mekanisme umpan balik untuk menyeimbangkan
penyimpangan yang terjadi.
4. Umpan balik untuk mengoreksi ketidakseimbangan fisiologis
Sebagai contoh apabila seseorang mengalami hipoksia akan terjadi proses peningkatan
denyut jantung untuk membawa darah dan oksigen yang cukup ke sel tubuh.
Homeostasis psikologis berfokus pada keseimbangan emosional dan kesejahteraan mental.
Proses ini didapat dari pengalaman hidup dan interaksi dengan orang lain serta dipengaruhi
oleh norma dan kultur masyarakat. Contoh homeostasis psikologis adalah mekanisme
pertahanan diri seperti menangis, tertawa, berteriak, memukul.
C. Homeodinamik
Homeodinamik merupakan pertukaran energi secara terus-menerus antara manusia dan
lingkungan sekitarnya. Pada proses ini manusia tidak hanya melakukan penyesuaian diri,
tetapi terus berinteraksi dengan lingkungan agar mampu mempertahankan hidupnya.
Proses homeodinamik bermula dari teori tentang manusia sebagai unit yang merupakan satu
kesatuan utuh, memiliki karakter yang berbeda-beda, proses hidup yang dinamis, selalu
berinteraksi dengan lingkungan yang dapat dipengaruhi dan mempengaruhinya, serta
memiliki keunikan tersendiri dalam proses homeodinamik ini.
Adapun beberapa prinsip hemodinamik adalah sebagai berikut :
1. Prinsip integralitas.
Prinsip utama dalam hubungan antara manusia dengan lingkungan yang tidak dapat
dipisahkan. Perubahan proses kehidupan ini terjadi secara terus-menerus karena adanya
interaksi manusia dengan lingkungan yang saling mempengaruhi.
2. Prinsip resonansi.
Prinsip bahwa proses kehidupan manusia selalu berirama dan frekuensinya bervariasi,
mengingat manusia memiliki pengalaman beradaptasi dengan lingkungan.
3. Prinsip helicy.
Prinsip bahwa setiap perubahan dalam proses kehidupan manusia berlangsung perlahan-lahan
dan terdapat hubungan antara manusia dan lingkungan
Referensi:
Hidayat, A.Aziz Alimul, 2006, Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia Aplikasi Konsep dan Proses Keperawatan,
Jakarta: Salemba Medika.
http://blogs.unpad.ac.id/difude/2010/12/11/ciri-kebutuhan-dasar-manusia/
http://blogs.unpad.ac.id/difude/2010/12/12/pendapat-beberapa-ahli-tentang-model-kebutuhan-dasar-manusia/
http://bosciliknganjuk.blogspot.com/2011/12/faktor-yang-mempengaruhi-kebutuhan.html
http://dianwiris.blogspot.com/2012/12/konsep-manusia-dan-kebutuhan-dasar.html
http://duniabaca.com/faktor-yang-mempengaruhi-kebutuhan-manusia.html
http://enyretnaambarwati.blogspot.com/2009/12/homeostasis-dan-hemodinamik.html
http://fanfanfani.wordpress.com/2010/11/30/homeostatis-dan-homeodinamis/
http://foryourinformations2.blogspot.com/2012/05/kebutuhan-dasar-manusia-menurut-para.html
http://fuadramadan.wordpress.com/2012/01/23/kebutuhan-dasar-manusia/
http://hafikoandresni005.blogspot.com/2013/05/makalah-tumbuh-kembang-anak.html
http://hanyasekedarblogg.blogspot.com/2013/05/konsep-pertumbuhan-dan-perkembangan.html
http://hatyascenter.blogspot.com/2011/03/konsep-tumbuh-kembang-manusia.html
http://id.shvoong.com/social-sciences/psychology/2182595-definisi-faktor-dan-ciri-ciri/
http://kapukpkusolo.blogspot.com/2011/01/abraham-maslow-kebutuhan-dasar-manusia.html
http://iissadiyah1.blogspot.com/2012/10/konsep-tumbuh-kembang-manusia-tugas-ikd_23.html
http://muzavipahlevi.wordpress.com/2011/04/17/konsep-kebutuhan-dasar-manusia/
http://online-ners.blogspot.com/2013/02/kebutuhan-dasar-manusia-menurut-para.html
http://rememberverar.blogspot.com/2013/04/normal-0-false-false-false-in-x-none-x.html
http://reshayainiresha.wordpress.com/2010/04/09/pengertian-homeostasis/
http://ririsriezqia.blogspot.com/2012/10/konsep-manusia-dan-kebutuhan-dasar.html
http://semi-yanto.blogspot.com/2011/07/pertumbuhan-dan-perkembangan-manusia.html
http://skooci.blogspot.com/2013/02/kebutuhan-dasar-manusia.html
http://utaminoverima.wordpress.com/2012/11/28/konsep-kebutuhan-dasar-manusia-menurut-maslow-henderson/
BAB I
PENDAHULUAN
Manusia memiliki kebutuhan dasar yang bersifat heterogen. Setiap orang pada
dasarnyamemiliki kebutuhan yang sama, akan tetapi karena budaya, maka kebutuhan
tersebutpun ikut berbeda. Dalam memenuhi kebutuhan manusia menyesuaikan diri dengan
prioritas yang ada.Lalu jika gagal memenuhi kebutuhannya, manusia akan berpikir lebih
keras dan bergerak untuk berusaha mendapatkannya.
Kebutuhan dasar manusia merupakan unsur-unsur yang dibutuhkan oleh manusia dalam
mempertahankan keseimbangan fisiologis maupuan psikologis, yang tentunya bertujuan
untuk mempertahankan kehidupan dan kesehatan. Kebutuhan dasar manusia menurut
Abraham Maslow dalam teori Hirarki. Kebutuhan menyatakan bahwa setiap manusia
memiliki lima kebutuhan dasar yaitu kebutuhan fisiologis, keamanan, cinta, harga diri, dan
aktualisasi diri (Potter dan Patricia, 1997).
Dalam mengaplikasikan kebutuhan dasar manusia (KDM) yang dapat digunakan untuk
memahami hubungan antara kebutuhan dasar manusia pada saat memberikan perawatan.
Beberapa kebutuhan manusia tertentu lebih mendasar daripada kebutuhan lainnya. Oleh
karana itu beberapa kebutuhan harus dipenuhi sebelum kebutuhan lainnya. Kebutuhan dasar
manusia seperti makan ,air, keamanan dan cinta merupakan hal yang penting bagi manusia.
Dalam mengaplikasikan kebutuhan dasar manusia tersebut dapat digunakan untuk memahami
hubungan antara kebutuhan dasar manusia dalam mengaplikasikan ilmu keperawatan di dunia
kesehatan. walaupun setiap orang mempunyai sifat tambahan, kebutuhan yang unik, setiap
orang mempunyai kebutuhan dasar manusia yang sama. Besarnya kebutuhan dasar yang
terpenuhi menentukan tingkat kesehatan dan posisi pada rentang sehat-sakit.
Hirarki kebutuhan dasar manusia menurut maslow adalah sebuah teori yang dapat digunakan
perawat untuk memahami hunbungan antara kebutuhan dasar manusia pada saat memberikan
perawatan. Menurut teori ini, beberapa kebutuhan manusia tertentu lebih dari pada
kebutuhan lainnya; oleh karena itu, beberapa kebutuhan harus dipenuhi sebelum kebutuhan
yang lain. Misalnya, orang yang lapar akan lebih mencari makanan daripada melakukan
aktivitas untuk meningkatkan harga diri.
BAB II
PEMBAHASAN
Manusia dapat ditinjau dari dua sudut pandang, yaitu manusia sebagai makhluk holistik dan
manusia sebagai sistem.
Manusia sebagai makhluk holistik merupakan makhluk yang utuh atau paduan dari unsur
biologis, psikologis, sosial dan spiritual.
Sebagai makhluk psikologis manusia memiliki struktur kepribadian, tingkah laku sebagai
manifestasi kejiwaan dan kemampuan berpikir serta kecerdasan.
Sebagai makhluk sosial manusia perlu hidup bersama orang lain, saling bekerja sama untuk
memenuhi kebutuhan dan tuntutan hidup, mudah dipengaruhi kebudayaan serta dituntut
untuk bertingkah laku sesuai dengan harapan dan norma yang ada.
Sebagai makhluk spiritual manusia memiliki keyakinan, pandangan hidup dan dorongan
hidup yang sejalan dengan keyakinan yang dituntunya.
Manusia sebagai sistem terdiri atas sistem adaptif yang merupakan proses perubahan individu
sebagai respon terhadap perubahan lingkungan yang dapat mempengaruhi integritas atatu
keutuhan.
Sebagai sistem personal, manusia memiliki proses persepsi dan bertumbuh kembang.
Sedangkan sebagai sistem sosial, manusia memiliki kekuatan dan wewenang dalam
pengambilan keputusan di lingkungannya, baik dalam keluarga, masyarakat maupun
lingkungan pekerjaan.
Secara fisiologis hakikat manusia sebagai makhluk individu itu bersifat bebas, tidak
mempunyai hubungan yang ketat anatara sesama. Kata manusia berasal dari kata manu
(Sansekerta) atau mens (Latin) yang berarti berpikir, berakal budi, atau homo (Latin) yang
berarti manusia. Istilah individu berasal dari bahasa Latin, yaitu individu, yang artinya
sesuatu yang tidak dapat dibagi-bagi lagi atau suatu kesatuan yang terkecil dan terbatas.
Secara kodrati, manusia merupakan mahluk monodualis. Artinya selain sebagai mahluk
individu, manusia juga berperan sebagai mahluk sosial. Jiwa dan raga inilah yang membentuk
individu.
Manusia juga diberi kemampuan (akal, pikiran, dan perasaan) sehingga sanggup berdiri
sendiri dan bertanggung jawab atas dirinya. Disadari atau tidak, setiap manusia senantiasa
akan berusaha mengembangkan kemampuan pribadinya guna memenuhi hakikat
individualitasnya (dalam memenuhi berbagai kebutuhan hidupnya).
Hal terpenting yang membedakan manusia dengan makhluk lainnya adalah bahwa manusia
dilengkapi dengan akal pikiran, perasaan dan keyakinan untuk mempertinggi kualitas
hidupnya. Manusia adalah ciptaan Tuhan dengan derajat paling tinggi di antara ciptaan-
ciptaan yang lain. Dalam pembahasan tentang hakikat manusia sebagai makhluk individu dan
sosial kita bisa melihatnya dalam kehidupan sehari-hari, contohnya pada saat kita kesusahan
pasti kita membutuhkan bantuan dari orang lain dan ketika kita mempunyai persoalan yang
bersifat pasti kita akan menjadi manusia yang individu agar orang lain tidak dapat
mengetahui persoalan pribadi yang kita punya.
Pengertian manusia sebagai makhluk individu, mahluk dan individu secara etimologi
diartikansebagaiberikut:
Manusia berarti mahluk yang berakal budi dan mampu menguasai mahluk lain.
Mahluk yaitu sesuatu yang diciptakan oleh Tuhan.
Individu mengandung arti orang seorang, pribadi, organisme yang hidupnya berdiri
sendiri.
Manusia sebagai system terdiri atas system adaftif , personal , interpersonal dan social .
Sistem adaftif merupakan proses perubahan individu sebagai respons terhadap perubahan
lingkungan yang dapat memengaruhi integritas atau keutuhan . Sebagai system personal,
manusia memiliki proses persepsi dan bertumbuh kembang sebagai system interpersonal,
manusia dapat berinteraksi, berperan dan berkomunikasi terhadap orang lain. Sedangkan
sebagai system social, manusia memiliki kekuatan dan wewenang dalam pengambilan
keputusan di lingkungannya, baik dalam keluarga, masyarakat, maupun lingkungan
pekerjaan.
Manusia sebagai bagian integral yang berintegrasi satu sama lainnya dalam motivasinya
memenuhi kebutuhan dasar (fisiologis,keamanan, kasih sayang,harga diri dan aktualisasi
diri). Setiap kebutuhan manusia merupakan suatu tegangan integral sebagai akibat dari
perubahan dari setiap komponen sistem.Tekanan tersebut dimanifestasikan dalam perilakunya
untuk memenuhi kebutuhan atau tujuan sampai terpenuhinya tingkat kepuasan klien.
Dasar kebutuhan manusia adalah terpenuhinya tingkat kepuasan agar manusia bisa
mempertahankan hidupnya. Peran perawat yang utama adalah memenuhi kebutuhan dasar
manusia dan tercapainya suatu kepuasan bagi diri sendiri serta kliennya, meskipun dalam
kenyataannya dapat memenuhi salah satu dari kebutuhan membawa dampak terhadap
perubahan sistem dalam individu (biologis, intelektual, emosional, social, spiritual, ekonomi,
lingkungan, patologi dan psikopatologi).
Hal ini menggambarkan suatu bagian di mana penerapan proses keperawatan selalu
difokuskan pada kebutuhan individu yang unik dan sebagai suatu bagian integral dari
keluarga dan masyarakat. Keseimbangan antar kebutuhan tersebut menjadi tanggungjawab
dari setiap orang.Misalnya tanggung jawab orangtua terhadap anaknya, demikian juga
tanggung jawab perawat untuk membantu memenuhi kebutuhan dasar klien. Peran tersebut
dapat dilaksanakan secara optimal melalui pendekatan proses keperawatan.
Manusia memiliki kebutuhan dasar yang bersifat heterogen. Setiap orang pada
dasarnyamemiliki kebutuhan yang sama, akan tetapi karena budaya, maka kebutuhan
tersebutpun ikut berbeda. Dalam memenuhi kebutuhan manusia menyesuaikan diri dengan
prioritas yang ada.Lalu jika gagal memenuhi kebutuhannya, manusia akan berpikir lebih
keras dan bergerak untuk berusaha mendapatkannya.
2. Hubungan keluarga
Hubungan keluarga yang baik dapat meningkatkan pemenuhan kebutuhan dasar karena
adanya saling percaya merasakan kesenangan hidup tidak ada rasa curiga.
3. Konsep Diri
Konsep diri manusia memiliki peran dalam pemenuhan kebutuhan dasar. Konsep diri yang
positif akan memberikan makna dan keutuhan bagi seseorang. Orang yang merasa positif
tentang dirinya akan mudah berubah, mudah mengenali kebutuhan dan mengembangkan cara
hidup yang sehat, sehingga mudah memenuhi kebutuhannya.
4. Tahap Perkembangan
Sejalan dengan meningkatnya umur, manusia mengalami perkembangan dan pada setiap
tahap perkembangan tersebut memilikikebutuhan yang berbeda, baik kebutuhan biologis,
psikologis, sosial, maupun spiritual.
Misalnya, seorang yang kekurangan makanan, keselamatan, dan cinta biasanya akan mencari
makanan terlebih dahulu daripada mencari cinta.
Kebutuhan fisiologis hal yang penting untuk bertahan hidup. Manusia memiliki delapan
macam kebutuhan fisiologis, yaitu kebutuhan akan oksigen dan pertukaran gas, kebutuhan
cairan dan elektrolit, kebutuhan nutrisi, kebutuhan eliminasi urin dan fekal, kebutuhan
istirahat dan tidur, kebutuhan tempat tinggal, kebutuhan temperatur, serta kebutuhan seksual.
Penting untuk mempertahankan kebutuhan tersebut guna kelangsungan umat manusia.
Dengan mengetahui konsep kebutuhan dasar menurut Maslow, kita perlu memahami bahwa :
Untuk beralih ke tingkat kebutuhan yang lebih tinggi, kebutuhan dasar di bawahnya harus
terpenuhi dulu.Artinya, terdapat sesuatu jenjang kebutuhan yang “lebih penting” yang harus
dipenuhi sebelum kebutuhan yang lain dipenuhi. Sebagai contoh, jika kebutuhan fisiologis
seseorang seperti makan, cairan, istirahat dan lain sebagainya belum terpenuhi, tidak
mungkin baginya untuk memenuhi kebutuhan harga diri atau aktualisasi diri dengan
mengabaikan kebutuhan yang pertama.
2. Virginia Henderson
Teori keperawatan Virginia Handerson (Hammer dan Henderson, 1955) mengcangkup
seluruh kebutuhan dasar seorang manusia. Handerson (1964) mendefinisikan keperawatan
sebagai :
Membantu individu yang sakit dan yang sehat dalam melaksanakan aktivitas yang memiliki
kontribusi terhadap kesehatan dan penyembuhannya. Dimana individu tersebut akan mampu
mengerjakannya tanpa bantuan bila ia memiliki kekuatan, kemauan, dan pengetahuan yang di
butuhkan. Dan hal ini dilakukan dengan cara membantu mendapatkan kembali
kemandiriannya secepat mungkin.
Kebutuhan berikut ini, sering kali disebut 14 kebutuhan dasar henderson , memberikan
kerangka kerja dalam melakukan asuhan keperawatan (Henderson, 1966):
1. Bernapas secara normal
2. Makan dan minum yang cukup
3. Eliminasi (buang air besar dan kecil)
4. Bergerak dan mempertahankan postur yang diinginkan
5. Tidur dan istirahat
6. Memilih pakaian yang tepat
7. Mempertahankan susu tubuh dalam kisaran normal dengan menyesuaikan pakaian
yang dikenakan dan modifikasi lingkungan
8. Menjaga kebersihan diri dan lingkungan
9. Menghindari bahaya dari lingkungan dan menghindari yang membahayakan orang
lain
10. Berkomunikasi dengan orang lain dalam mengekspresikan emosi, kebutuhan,
kekhawatiran dan opini
11. Beribadah sesuai dengan agama dan kepercayaan
12. Bekerja sedemikian rupa sebagai modal untuk membiayai kebutuhan hidup
13. Bermain dan berpartisipasi dalam berbagai bentuk rekreasi
14. Belajar, menemukan atau memuaskan rasa ingin tahu yang mengarah pada
perkembangan yang normal, kesehatan, dan penggunaan fasilitas kesehatan yang
tersedia.
3. Watson
Filosofi Watson tentang asuhan keperawatan (1979,1985,1988) berupaya untuk
mendifinisikan hasil dari aktivitas keperawatan yang berhubungan dengan aspek humanistik
dari kehidupan ( Watson 1979;marriner-Tomey,1994). Tindakan keperawatan mengacu
langsung pada pemahaman hubungan antara sehat, sakit dan perilaku manusia.Keperawatan
memperhatikan peningkatan dan mengembalikan kesehatan serta pencegahan terjadinya
penyakit.
Model Watson meliputi proses asuhan keperawatan, pemberian bantuan bagi klien dalam
mencapai atau mempertahankan kesehatan atau mencapai kematian yang damai. Intervensi
keperawatan berkaitan dengan proses keperawatan manusia. Perawatan manusia
membutuhkan perawat yang memahami perilaku dan respon manusia terhadap masalah
kesehatan yang aktual ataupun yang potensial, kebutuhan manusia dan bagaimana merespon
terhadap orang lain dan memahami kekurangan dan kelebihan klien dan keuarganya ,
sekaligus pemahaman pada dirinya sendiri. Selain itu perawat memberikan kenyamanan dan
perhatian serta empati pada klien dan keluargannya. Asuhan keperwatan tergambar pada
seluruh faktor-faktor yang digunakan oleh perawat dalam pemberian pelayanan keperawatan
pada klien ( Watson, 1987).
Jean Watson (dalam B Talento, 1995) membagi kebutuhan dasar manusia kedalam dua
perangkat utama, yaitu:
Kebutuhan yang tingkatnya lebih rendah (lower order needs)
Kebutuhan yang tingkatnya lebih tinggi (higher older needs)
Pemenuhan kebutuhan yang tingkatnya lebih rendah tidak selalu membantu upaya kompleks
manusia untuk mencapai aktualisasi diri, tiap kebutuhan dipandang dalam konteksnya
terhadap kebutuhan lain, dan semuanya dianggap penting.
4. King
Manusia merupakan individu reaktifan yang dapat bereaksi terhadap situasi, orang dan objek
tertentu. Sebagai makhluk yang berorientasi pada waktu, manusia tidak terlepas dari kejadian
masa lalu dan masa sekarang yang akan berpengaruh terhadap masa depannya. Sebagai
makhluk sosial, manusia hidup bersamaorang lain dan berinteraksi satu sama lain.
Berdasarkan hal tersebut, kebutuhan dasar manusiadi bagi menjadi tiga yaitu:
1. Kebutuhan akan informasi kesehatan
2. Kebutuhan akan pencegahan penyakit
3. Kebutuhan akan perawat ketika sakit.
King (1987, dalam potter, 2005) mengatakan bahwa pemenuhan kebutuhan dasar manusia
berfokus pada tiga sistem, yaitu:
1. Sistem personal
2. Sistem interpersonal, dan
3. Sistem social
5. Martha E. Rogers
Manusia merupakan satu kesatuan yang utuh serta memiliki sifat dan karakter yang berbeda.
Manusia selalu berinteraksi dengan limgkungan dan memengaruhi satu sama lain. Dalam
proses kehidupannya, manusia diciptakan dengan karakteristik dan keunikannya masing-
masing. Dengan kata lain, setiap individu berbeda satu dengan yang lain. Konsep Martha E.
Rogers ini di kenal dengan konsep manusia manusia sebagai unit.
6. Dorothy E. Jhonson
Jhonson mengungkap pandangannya dengan menggunakan pendekatan sistem
perilaku.Dalam pendekatan ini, individu di pandang sebagai sistem prilaku yang selalu ingin
mencapai keseimbangan dan stabilita, baik dalam lingkungan internalmaupun
eksternal.Individu juga memiliki keinginan untuk mengatur dan menyesuaikan dirinya
terhadap pengaruh yang timbul.
Jhonson mengkonseptualkan manusia sebagai sistem perilaku dimana fungsi adalah observasi
perilaku yang merupakan teori system biologi, yang menyatakan bahwa manusia merupakan
system biologi yang terdiri dari bagian biologi dan penyakit adalah hasil dari gangguan
sistem biologi.
Dalam proses penyesuaian diri, individu harung meningkatkan energinya agar mampu
mencapai tujuan berupa kelangsungan hidup, perkembangan, reproduksi serta keunggulan.
Dengan demikian, individu memiliki tujuan untuk meningkatkan respon adaptif. Oleh karena
itu Roy secara ringkas berpendapat bahwa individu sebagai makhluk biopsikososio-spiritual
yang merupakan satu kesatuan yang utuh, memiliki mekanisme untuk beradaptasi dengan
perubahan lingkungan yang terjadi melalui interaksi yang dilakukan terhadap perubahan
lingkungan tersebut.
8. Halbert Dunn
Halbert dunn (1958) membagi Kebutuhan Dasar Manusia (KDM) menjadi dua belas (12)
kebutuhan, diantaranya:
Adat istiadat atau kepercayaan
Komunikasi
Persahabatan
Kebutuhan untuk tmbuh
Kebutuhan berimajinasi
Kebutuhan untuk mendapatkan kasih sayang
Keseimbangan
Lingkungan fisik maupun sosial
Sosialisasi
Falsafah hidup
Dignity (kedudukan),
Kemerdekaan.
BABIII
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Manusia sebagai bagian integral yang berintegrasi satu sama lainnya dalam motivasinya
memenuhi kebutuhan dasar (fisiologis,keamanan,kasih sayang,harga diri dan aktualisasi diri).
Setiap kebutuhan manusia merupakan suatu tegangan integral sebagai akibat dari perubahan
dari setiap komponen sistem.Tekanan tersebut dimanifestasikan dalam perilakunya untuk
memenuhi kebutuhan atau tujuan sampai terpenuhinya tingkat kepuasan klien.
Beberapa ahli mengemukakan teori tentang model kebutuhan dasar manusia seperti Abraham
Maslow, Virginia Henderson, Watson, King, Martha E. Rogers, Johnson, Sister Calista Roy.
Manusia dan kebutuhannya senantiasa berubah dan berkembang. Jika seseorang sudah bisa
memenuhi salah satu kebutuhannya, dia akan merasa puas dan akan menikmati kesejahteraan
serta bebas untuk berkembang menuju potensi kebutuhan yang lebih besar. Sebaliknya, jika
proses pemenuhan kebutuhan itu terganggu maka akan timbul suatu kondisi patologis.
3.2 Saran
Mempelajari tentang kebutuhan dasar manusia sangat penting untuk diterapkan dalam praktik
keperawatan. Sebagai perawat, kita harus mengetahui kebutuhan dasar dari pasien, karena ini
merupakan hal yang mendasar yang harus dipenuhi. Kita juga seharusnya bisa memprioritas
kebutuhan yang mana harus dipenuhi terlebih dahulu disamping kebutuhan – kebutuhan dasar
lainnya.
Rujukan :
BAB I
KONSEP DASAR
PSIKOLOGIS DAN SPIRITUAL
2. FAKTOR – FAKTOR
Faktor yang mempengaruhi kebutuhan spiritual :
a. Perkembangan
Usia perkembangan dapat menetukan proses pemenuhan kebutuhan spiritual, karena setiap
tahap perkembangan memiliki cara mmeakini kepercayan terhadap tuhan.
b. Keluarga
Seluarga memiliki peran yang cukup strategis dalam memnuhi kebutuhan spiritual, karena
keluarga memiliki ikatan emosional dan selalu berinteraksi dalam kehidupan sehari-hari.
c. Ras / suku
Memiliki keyakinan atau kepercayaan yang berbeda, sehingga proses kebutuhan spiritual
berbeda sesuai dengan keyakinan yang dimiliki
d. Agama yang dianut
Keyakinan pada agama tertentu yang dimilki oleh seseorang dapat menetukan arti pentingnya
kebutuhan spiritual
e. Kegiatan keagamaan
Adanya kegiatan keagamaan dapat selalu mengingatkan keberadaan dirinya dengan Tuhan
dan selalu mendekatkan diri kepada penciptanya.
3. PERKEMBANGAN SPIRITUAL
Perkembangan spiritual seseorang menurut Westerhoff’s dibagi dalam 4 tingkatan
berdasarkan kategori umur :
a. Usia anak-anak
Tahap perkembangan kepercayaan berdasarkan pengalaman. Perilaku yang didapat antara
lain : adanya pengalaman dari interaksi dengan orang lain, belum mempunyai pemahaman
salah atau benar kepercayaan ata keyakinan mungkin hanya mengikuti ritual atau meniru
orang lain.
b. Usia remaja akhir
Merupakan tahap perkumpulan kepercayaan yang ditandai dengan adanya patisipasi aktif
pada aktivitas keagamaan. Pada perkembangan ini sudah mulai pada keinginan untuk
pencapaian kebutuhan spiritual seperti mulai meminta atau berdoa kepada penciptanya.
c. Usia awal dewasa
Merupakan masa pencarian kepercayaan dini diawali dengan proses pertanyaan akan
keyakinan. Pada masa ini pemikiran sudah bersifat rasional dan keyakinan sudah dikaitkan
dengan hal yang rasional.
d. Usia pertengahan dewasa
Pada masa ini kepercayaan dari diri sendiri diawali dengan semakin kuat percyaan diri yang
dipertahankan walaupun menghadapi perbedaan keyakinan.
4. ASPEK SPIRITUAL
Menurut Burkhardt (dalam Hamid, 2000) spiritualitas meliputi aspek sebagai berikut:
a. Berhubungan dengan sesuatu yang tidak diketahui atau ketidakpastian dalam kehidupan
b. Menemukan arti dan tujuan hidup
c. Menyadari kemampuan untuk menggunakan sumber dan kekuatan dalam diri sendiri
d. Mempunyai perasaan keterikatan dengan diri sendiri dan dengan Yang Maha Tinggi.
b. Diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan yang berkaitan dengan masalah spiritual menurut North American
Nursing Diagnosis Association adalah distress spiritual (NANDA, 2006). Pengertian dari
distres spiritual adalah kerusakan kemampuan dalam mengalami dan mengintegrasikan arti
dan tujuan hidup seseorang dihubungkan dengan din, orang lain, seni, musik, literature, alam,
atau kekuatan yang lebih besar dari dirinya (NANDA, 2006).
Menurut North American Nursing Diagnosis Association (NANDA, 2006) batasan
karakteristik dari diagnosa keperawatan distress spiritual adalah:
1) Berhubungan dengan diri, meliputi; pertama mengekspresikan kurang dalam harapan, arti
dan tujuan hidup, kedamaian, penerimaan, cinta, memaafkan diri, dan keberanian. Kedua
marah, ketiga rasa bersalah, dan keempat koping buruk.
2) Berhubungan dengan orang lain, meliputi; menolak berinteraksi dengan pemimpin agama,
menolak berinteraksi dengan teman dan keluarga, mengungkapkan terpisah dari sistem
dukungan, mengekspresikan terasing.
3) Berhubungan dengan seni, musik, literatur dan alam, meliputi; tidak mampu
mengekspresikan kondisi kreatif (bernyanyi, mendengar / menulis musik), tidak ada
ketertarikan kepada alam, dan tidak ada ketertarikan kepada bacaan agama.
4) Berhubungan dengan kekuatan yang melebihi dirinya, meliputi; tidak mampu ibadah, tidak
mampu berpartisipasi 'alam aktifitas agama, mengekspresikan ditinggalkan atau marah
kepada Tuhan, tidak mampu untuk mengalami transenden, meminta untuk bertemu pemimpin
agama, perubahan mendadak dalam praktek keagamaan, tidak mampu introspeksi dan
mengalami penderitaan tanpa harapan.
Menurut North American Nursing Diagnosis Association (NANDA, 2006) faktor yang
berhubungan dari diagnosa keperawatan distress spiritual adalah; mengasingkan diri,
kesendirian atau pengasingan sosial, cemas, deprivasi/kurang sosiokultural, kematian dan
sekarat diri atau orang lain, nyeri, perubahan hidup, dan penyakit kronis diri atau orang lain.
c. Perencanaan keperawatan
Menurut (Kozier, 2005) perencanaan pada pasien dengan distress spiritual dirancang untuk
memenuhi kebutuhan spiritual pasien dengan:
1) Membantu pasien memenuhi kewajiban agamanya,
2) Membantu pasien menggunakan sumber dari dalam dirinya dengan cara yang lebih efektif
untuk mengatasi situasi yang sedang dialami,
3) Membantu pasien mempertahankan atau membina hubungan personal yang dinamik dengan
Maha Pencipta ketika sedang menghadapi peristiwa yang kurang menyenangkan,
4) Membantu pasien mencari arti keberadaannya dan situasi yang sedang dihadapinya,
meningkatkan perasaan penuh harapan, dan
5) Memberikan sumber spiritual atau cara lain yang relevan.
d. Implementasi keperawatan
Pada tahap implementasi, perawat menerapkan rencana intervensi dengan melakukan prinsip-
prinsip kegiatan asuhan keperawatan sebagai berikut :
1) Periksa keyakinan spiritual pribadi perawat,
2) Fokuskan perhatian pada persepsi pasien terhadap kebutuhan spiritualnya,
3) Jangan beranggapan pasien tidak mempunyai kebutuhan spiritual,
4) Mengetahui pesan non verbal tentang kebutuhan spiritual pasien,
5) Berespon secara singkat, spesifik, dan aktual,
6) Mendengarkan secara aktif dan menunjukkan empati yang berarti menghayati masalah
pasien, dan
7) Membantu memfasilitasi pasien agar dapat memenuhi kewajiban agama,
8) Memberitahu pelayanan spiritual yang tersedia di rumah sakit.
Pada tahap implementasi ini, perawat juga harus memperhatikan 10 butir kebutuhan dasar
spiritual manusia seperti yang disampaikan oleh Clinebell (Hawari, 2002) yang meliputi:
1) kebutuhan akan kepercayaan dasar,
2) kebutuhan akan makna dan tujuan hidup,
3) kebutuhan akan komitmen peribadatan dan hubungannya dengan keseharian,
4) kebutuhan akan pengisian keimanan dengan secara teratur mengadakan hubungan dengan
Tuhan,
5) kebutuhan akan bebas dari rasa bersalah dan dosa,
6) kebutuhan akan penerimaan diri dan harga diri,
7) kebutuhan akan rasa aman terjamin dan keselamatan terhadap harapan masa depan,
8) kebutuhan akan dicapainya derajat dan martabat yang makin. tinggi sebagai pribadi yang
utuh,
9) kebutuhan akan terpeliharanya interaksi dengan alam dan sesama manusia,
10) kebutuhan akan kehidupan bermasyarakat yang penuh dengan nilai - nilai rel
e. Evaluasi keperawatan
1) Untuk mengetahui apakah pasien telah mencapai kriteria hasil yang ditetapkan pada fase
perencanaan, perawat perlu mengumpulkan data terkait dengan pencapaian tujuan asuhan
keperawatan. Tujuan asuhan keperawatan tercapai apabila secara umum pasien :
2) Mampu beristirahat dengan tenang,
3) Mengekspresikan rasa damai berhubungan dengan Tuhan,
4) Menunjukkan hubungan yang hangat dan terbuka dengan pemuka agama,
5) Mengekspresikan arti positif terhadap situasi dan keberadaannya, dan
6) Menunjukkan afek positif, tanpa rasa bersalah dan kecemasan.
B. KEBUTUHAN PSIKOLOGIS
1. DEFINISI
Kebutuhan adalah suatu yang perlu, berguna dan diperlukan sekali untuk menjaga
homeostatis dalam hidup dan menjadi dorongan, tingkah laku dan sikap. Pada dasarnya
manusia mempunyai kebutuhan yang sama tapi ada kalanya satu kebutuhan lebih penting
bagi seseorang dari pada kebutuhan lainnya.
Jika jasmani tidak sehat maka rohani ( psikis ) ikut terpengaruh, misalnya karena
badan tidak sehat maka daya ingat akan lemah, kemampuan belajar dan bekerja
menurun. Bila makanan tidak memenuhi gizi dapat berpengaruh pada pertumbuhan
corteks, yaitu selaput luar otak, pusat keaktifan jiwa dapat tergangggu yang berakibat
keaktifan jiwanya ikut lemah, sebaliknya masalah – masalah psiko / jiwa dan tekanan jiwa
dapat mempengaruhi kondisi tubuh, kurang nafsu makan, daya tahan tubuh berkurang dan
akibatnya penyakit lebih mudah menyerang. Menurut Ensiklopedi Nasional Indonesia Jilid
13 (1990), Psikologi adalah ilmu yang mempelajari perilaku manusia dan binatang baik yang
dapat dilihat secara langsung maupun yang tidak dapat dilihat secara langsung. Menurut
Muhibbin Syah (2001), psikologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laku
terbuka dan tertutup pada manusia baik selaku individu maupun kelompok, dalam
hubungannya dengan lingkungan. Tingkah laku terbuka adalah tingkah laku yang bersifat
psikomotor yang meliputi perbuatan berbicara, duduk , berjalan dan lain sebgainya,
sedangkan tingkah laku tertutup meliputi berfikir, berkeyakinan, berperasaan dan lain
sebagainya. Menurut Dakir (1993), psikologi membahas tingkah laku manusia dalam
hubungannya dengan lingkungannya.
Dari beberapa definisi tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa pengertian psikologi adalah
ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laku manusia, baik sebagai individu maupun
dalam hubungannya dengan lingkungannya. Tingkah laku tersebut berupa tingkah laku yang
tampak maupun tidak tampak, tingkah laku yang disadari maupun yang tidak disadari.
Kebutuhan tersebut dapat dipenuhi secara sadar maupun tidak sadar, contohnya
makan dan bernafas dan kadang ditentukan oleh kebudayaan dimana individu tersebut
tinggal. Kebutuhan juga dipengaruhi oleh faktor eksternal dan internal individu yang
bersangkutan, meskipun pada dasarnya semua kebutuhan tersebut harus dipenuhi namun
beberapa kebutuhan tersebut dapat ditunda, hal ini berdasarkan urutan prioritas kebutuhan
dasar yang paling penting. Bila proses memenuhi kebutuhan terganggu / kegagalan
memenuhi kebutuhan dasar maka akan timbul kondisi yang psikologis.
Sebaliknya bila semua kebutuhan dasar manusia terpenuhi maka individu tersebut akan
sejahtera dan bebas menuju tujuan hidup, salah satu KDM tersebut adalah kebutuhan
psikologis, yang menurut A.H Maslow terdiri dari :
a. Safety need : Rasa aman dan keselamatan.
b. Love need : Rasa kasih sayang, rasa memiliki dan dimiliki, serta hubungan yang berarti
bagi orang lain
c. Esteem need : Rasa harga diri dan pengakuan dari orang lain.
d. Aktualisasi diri : Kebutuhan akan peran dan fungsi di masyarakat, keluarga dan lingkungan
pekerjaan.
Tingkat dan jenis kebutuhan dasar tersebut satu dan lainnya tidak dapat dipisahkan karena
merupakan satu rangkaian dengan yang lainnya. Kebutuhan psikologis dan sosiogis saling
berhubungan erat dan mempunyai hubungan timbal balik. Gangguan salah satu diantara
kedua jenis kebutuhan dasar tersebut akan mengakibatkan apa yang disebut dengan
psikomatik. Dalam ilmu psikologi modern dipahami jiwa dan raga manusia sehingga
keseluruhan yang baik dapat dipecahbelahkan. Hubungan jiwa dan raga demikian erat
sehingga tekanan jiwa yang kuat, dapat mempengaruhi kesehatan badan, penyakit yang
psikogen dan sebaliknya.
Daftar Pustaka
PENDAHULUAN
I. LATAR BELAKANG
Keperawatan menurut Virginia Handerson dapat di definisikan membantu individu
yang sakit dan sehat dalam melaksanakan aktifitas yang memiliki kontribusi terhadap
kesehatan dan penyembuhannya. Dimana individu tersebut akan mampu mengerjakannya
tanpa bantuan bila pasien memiliki kekuatan, kemauan dan pengetahuan yang dibutuhkan dan
hal ini dilaksanakan dengan cara membantu mendapatkan kembali kemandiriannya secepat
mungkin.
Dalam hal ini klien dianggap sebagai tokoh utama (central figure) dan menyadari
bahwa tim kesehatan pada pokoknya adalah membantu tokoh utama tadi. Usaha perawat
menjadi sia-sia bila klien tidak mengerti, tidak menerima atau menolak atas asuhan
keperawatan, karenanya jangan sampai muncul klien tergantung pada perawat/tim kesehatan.
Pada dasarnya tanggung jawab seorang perawat adalah menolong klien dalam membantu
klien menjalankan pekerjaan-pekerjaan yang biasanya dia lakukan tanpa bantuan.
1. Teori Virginia Handerson berfokus pada individu yang berdasarkan pandangannya, yaitu
bahwa jasmani (body) dan rohani (mind) tidak dapat dipisahkan. Menurut Handerson,
manusia adalah unik dan tidak ada dua manusia yang sama. Dimana pasien merupakan
mahluk sempurna yang dipandang sebagai komponen bio, psiko, cultural, dan spiritual yang
mempunyai empat belas kebutuhan dasar. Kebutuhan dasar individu tercermin dalam 14
komponen dari asuhan keperawatan dasar(basic nursing care). 1. Aktifitas bernafas secara
normal, 2. Aktifitas makan dan minum sesuai kebutuhan, 3. Aktifitas eliminasi secara normal,
4. Aktifitas bergerak dan mempertahankan posisi yang dikehendaki, 5. Aktifitas istirahat dan
tidur, 6. Aktifitas berpakaian dan melepas pakaian, 7. Aktifitas mempertahankan suhu tubuh
normal dengan berpakaian dan modifikasi lingkungan, 8. Aktifitas menjaga tubuh tetap bersih
dan rapi, 9. Kebutuhan rasa aman dan nyaman
, 10. Aktifitas berkomunikasi dengan orang lain, 11. Aktifitas beribadah menurut keyakinan,
12. Aktifitas bekerja, 13. Aktifitas bermain dan rekreasi, 14. Aktifitas belajar atau memuaskan
keingintahuan.
II. TUJUAN
1. Tujuan umum
Mahasiswa mampu mengaplikasikan teori keperawatan dalam memberikan asuhan
keperawatan.
2. Tujuan khusus
a. Mahasiswa mengerti dan mampu menjelaskan konsep dasar teori dan model keperawatan
Virginia Handerson
b. Mahasiswa mampu menjelaskan prinsip umum teori dan model konsep keperawatan dari
Virginia Handerson dengan komponen bio, psiko, cultural, dan spiritual yang mempunyai
empat belas kebutuhan dasar
c. Menentukan masalah keperawatan berdasarkan konsep keperawatan menurut Virginia
Handerson
d. Mahasiswa mampu menyusun rencana dan melakukan asuhan keperawatan yang dibutuhkan
oleh pasien sesuai kebutuhan manusia sehari-hari yang disajikan menggunakan pendekatan
teori keperawatan Virginia Handerson.
Piagiet Menurut piaget perkembangan kognitif merupakan suatu proses genetic, yaitu proses yang
didasarkan atas mekanisme biologis dalam bentuk perkembangan system syaraf. Piaget berpendapat
bahwa belajar ditentukan karena adanya karsa individu artinya pengetahuan berasal dari
individu.Siswa berinteraksi dengan lingkungan sosial yaitu teman sebayanya dibanding orang-orang
yang lebih dewasa.Penentu utama terjadinya belajar adalah individu yang bersangkutan (siswa)
sedangkan lingkungan sosial menjadi faktor sekunder. Keaktifan siswa menjadi penentu utama dan
jaminan kesuksesan belajar, sedangkan penataan kondisi hanya sekedar memudahkan belajar.
Perkembangan kognitif merupakan proses genetik yang diikuti adaptasi biologis dengan lingkungan
sehingga terjadi ekuilibrasi. Untuk mencapai ekuilibrasi dibutuhkan proses adaptasi (asimilasi dan
akomodasi). Melalui asimilasi siswa mengintegrasikan pengetahuan baru dari luar ke dalam struktur
kognitif yang telah ada dalam dirinya.Sedangkan melalui akomodasi siswa memodifikasi struktur
kognitif yang ada dalam dirinya dengan pengetahuan yang baru. Pendekatan kognitif dalam belajar
dan pembelajaran yang ditokohi oleh Piaget yang kemudian berkembang dalam aliran kontruktivistik
juga masih dirasakan
5
kelemahannya. Teori ini bila dicermati ada beberapa aspek yang dipandang dapat menimbulkan
implikasi kotraproduktif dalam kegiatan pembelajaran, karena lebih mencerminkan idiologi
individualisme dan gaya belajar sokratik yang lazim dikaitkan dengan budaya barat. pendekatan ini
kurang sesuai denga tuntutan revolusi-sosiokultural yang berkembang akhir-akhir ini. B.
Vygotsky Vygotsky menjelaskan dalam tulisannya pada tahun 1920-an dan 1930-an menekankan
bagaimana interaksi anak dengan orang dewasa memberikan sumbangan terhadap perkembangan
keterampilan. Menurut Vygotsky, orang dewasa yang sensitif memperhatikan kesiapan anak untuk
tantangan baru, dan mereka menyusun kegiatan yang tepat untuk membantu anak-anak
mengembangkan keterampilan baru. Orang dewasa berperan sebagai mentor dan guru,
mengarahkan anak ke dalam
zone of proximal development
–
istilah Vygotsky untuk rentang keterampilan yang tidak dapat dilakukan anak sendiri tanpa bantuan
orang dewasa yang ahli. Orang tua dapat mendorong konsep angka sederhana, misalnya dengan
menghitung bibit biji kakau dengan anak-anak atau menakar beras untuk dimasak bersama, dan
mengisi angka yang tidak diingat anak.Saat anak berpartisipasi pada pengalaman semacam itu
sehari-hari dengan orang tua, guru, dan orang lain, mereka secara bertahap belajar praktek,
keterampilan, dan nilai kebudayaan (Trianto, 2008:67). Jalan pikiran seseorang dapat dimengerti
dengan cara menelusuri asal usul tindakan sadarnya dari interaksi sosial (aktivitas dan bahasa yang
digunakan) yang dilatari sejarah hidupnya. Peningkatan fungsi-fungsi mental bukan berasal dari
individu itu sendiri melainkan berasal dari kehidupan sosial atau kelompoknya. Kondisi sosial sebagai
tempat penyebaran dan pertukaran pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai sosial budaya.Anak-
anak memperoleh berbagai pengetahuan dan keterampilan melalui interaksi sehari-hari baik
lingkungan sekolah maupun keluarganya secara aktif. Perolehan pengetahuan dan perkembangan
kognitif sesuai dengan teori sosiogenesis yaitu kesadaran berinteraksi dengan lingkungan dimensi
sosial yang bersifat primer dan demensi individual bersifat derivatif atau turunan dan sekunder,
sehingga teori belajar Vygotsky disebut dengan pendekatan Co-Konstruktivisme artinya
perkembangan kognitif seseorang disamping ditentukan oleh individu sendiri secara aktif, juga
ditentukan oleh lingkungan sosial yang aktif pula. Menurut Vygotsky perkembangan kognisi seorang
anak dapat terjadi melalui kolaborasi antar anggota dari satu generasi keluarga dengan yang lainnya.
6
Perkembangan anak terjadi dalam budaya dan terus berkembang sepanjang hidupnya dengan
berkolaborasi dengan yang lain. Dari perspektif ini para penganut aliran sosiokultural berpendapat
bahwa sangatlah tidak mungkin menilai seseorang tanpa mempertimbangkan orang-orang penting di
lingkungannya. Banyak ahli psikologi perkembangan yang sepaham denga konsep yang diajukan
Vygotsky.Teorinya yang menjelaskan tentang potret perkembangan manusia sebagai sesuatu yang
tidak terpisahkan dari kegiatan-kegiatan sosial dan budaya.Ia menekankan bahwa proses-proses
perkembangan mental seperti ingatan, perhatian, dan penalaran melibatkan pembelajaran dengan
orang
–
orang yang ada di lingkungan sosialnya. Selain itu ia juga menekankan bagaimana anak-anak dibantu
berkembang dengan bimbingan dari orang-orang yang sudah terampil di dalam bidang-bidang
tersebut. Lev Vygotsky yang wafat pada usia muda (38 tahun, pada 1934) sudah sangat
menyumbangkan pemikirannya khususnya dalam bidang kognitifisme sosial di antaranya: a.
Proses mental kompleks mulai sebagai kegiatan sosial; sebagaimana anak berkembang, anak secara
bertahap menginternalisasi proses ini dan dapat menggunakannya secara mandiri pada lingkungan di
sekelilingnya. b.
Berpikir dan bahasa awalnya masing-masing berkembang secara mandiri, keduanya menjadi mandiri
saat anak berusia sekitar dua tahun. c.
Anak dapat menyelesaikan tugas yang lebih sulit saat mereka mendapat bantuan dari orang yang
lebih dewasa dan komponen dari diri mereka. d.
Pelayanan Keperawatan
23 November 2017 / Endri Widodo
Pelayanan keperawatan adalah merupakan sebuah bantuan, dan pelayanan keperawatan ini
diberikan karena adanya kelemahan fisik dan mental, adanya keterbatasan pengetahuan serta
kurangnya kemampuan menuju kepada kemampuan melaksanakan kegiatan hidup sehari –
hari secara mandiri. Pada hakikatnya kegiatan atau pun tindakan keperawatan bersifat
membantu (assistive in nature). Perawat dalam hal ini membantu klien atau pasien mengatasi
efek – efek dari masalah – masalah sehat maupun sakit (health illness problems) pada
kehidupan sehari-harinya.
Pelayanan keperawatan yang berada dalam kerangka pelayanan kesehatan ini dilakukan oleh
perawat bersama- sama dengan tenaga kesehatan lainnya dalam rangka mencapai tujuan dan
pemeliharaan kesehatan, pencegahan penyakit, diagnosis dini, penyembuhan dan
kesembuhan dari penyakit / kecelakaan dan rehabilitasi. Yang intinya adalah untuk mencapai
kesehatan bagi setiap manusia. Itulah pelayanan keperawatan yang tentunya dilaksanakan
oleh perawat itu sendiri.
1. Fisiologis.
Setiap pasien akan mengalami gangguan fisiologis pengaruh dari penyebab dari tiap – tiap
bibit penyakit yang menyerang / diderita oleh pasien.
2. Psikologis.
Setiap pasien akan mengalami trauma sehingga psikologis juga mengalami gangguan apabila
masalah psikologis tidak segera ditangani dengan baik makan akan mempengaruhi lembatnya
kesembuhan dari pasien itu sendiri.
Orang yang sakit akan mempengaruhi sosial dan kultural berkurang bahkan kegiatan interaksi
dengan sosial dan kultural. Hal ini dibutuhkan dorongan atau semangat dari orang – orang
sekitar (sosial)
Dan pelayanan keperawatan ini diberikan karena ada beberapa faktor yaitu :
1. Ketidak mampuan
2. Ketidak mauan
Menurut Parasuraman (dalam Tjiptono, 1997) aspek-aspek mutu atau kualitas pelayanan
adalah :
1. Keandalan (reliability.
Yaitu kemampuan memberikan pelayanan yang dijanjikan dengan segera, akurat dan
memuaskan, jujur, aman, tepat waktu, ketersediaan. Keseluruhan ini berhubungan dengan
kepercayaan terhadap pelayanan dalam kaitannya dengan waktu.
5. Bukti langsung atau berujud (tangibles). Meliputi fasilitas fisik, peralatan pegawai,
kebersihan (kesehatan), ruangan baik teratur rapi, berpakaian rapi dan harmonis, penampilan
karyawan atau peralatannya dan alat komunikasi.
Sedangkan menurut Depkes RI (dalam Onny, 1985) telah menetapkan bahwa pelayanan
perawatan dikatakan berkualitas baik apabila perawat dalam memberikan pelayanan kepada
pasien sesuai dengan aspek-aspek dasar perawatan.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Kotler (1997) dan Tjiptono (2004), menjelaskan karakteristik dari pelayanan sebagai
berikut :
Definisi pelayanan kesehatan menurut Depkes RI (2009) adalah setiap upaya yang
diselenggarakan sendiri atau secara bersama-sama dalam suatu organisasi untuk memelihara
dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit serta memulihkan
kesehatan perorangan, keluarga, kelompok dan ataupun masyarakat.
Standar praktek keperawatan telah disahkan oleh MENKES Rl dalam Surat Keputusan
Nomor : 660/Menkes/SK/IX/1987. Kemudian diperbaharui dan disahkan berdasarkan SK
DIRJEN YANMED Rl No : 00.03.2.6.7637, tanggal 18 Agustus 1993. Kemudian pada tahun
1996,DPP PPNI menyusun standar profesi keperawatan SK No: 03/DPP /SKI/1996 yang
terdiri dari standar pelayanan keperawatan, praktek keperawatan, standar pendidikan
keperawatan dan standar pendidikan keperawatan berkelanjutan.
Mutu pelayanan difokuskan pada pengaturan staf, pasien dan masyarakat yang baik dengan
menjalankan supervisi, manajemen keuangan dan logistik dengan baik serta alokasi
sumber daya yang tepat (Wijono, 2000). Pelayanan keperawatan memerlukan
manajemen yang baik sehingga manajer keperawatan mempunyai peranan penting
dalam meningkatkan mutu pelayanan keperawatan dengan melaksanakan fungsi-fungsi
manajemen dengan baik yang memfokuskan pada pengelolaan staf keperawatan dan
pasien sebagai individu, keluarga dan masyarakat. Selain itu pengelolaan pun mencakup
pada manajemen keuangan dan logistik.
a. Sudut Pandang Institusi Pelayanan
Badan legislatif dan regulator sebagai pembuat kebijakan baik lokal maupun nasional
lebih menekankan pada mendukung konsep mutu pelayanan sambil menyimpan uang
pada program yang spesifik. Dan selain itu juga menekankan pada institusi-institusi
pelayanan keperawatan dan fasilitas pelayanan keperawatan. Badan akreditasi dan
sertifikasi menyamakan kualitas dengan mempunyai seluruh persyaratan administrasi dan
dokumentasi klinik yang lengkap pada periode waktu tertentu dan sesuai dengan
standar pada level yang berlaku. Sertifikat mengindikasikan bahwa institusi pelayanan
keperawatan tersebut telah sesuai standar minimum untuk menjamin keamanan pasien.
Sedangkan akreditasi tidak hanya terbatas pada standar pendirian institusi tetapi juga
membuat standar sesuai undang-undang yang berlaku (Meishenheimer , 1989).
Menurut Departemen Kesehatan RI (1998), mutu pelayanan didefinisikan sebagai suatu hal
yang menunjukkan kesempurnaan pelayanan kesehatan, yang dapat menimbulkan kepuasan
klien sesuai dengan tingkat kepuasan penduduk, serta pihak lain, pelayanan yang sesuai
dengan kode etik dan standard pelayanan yang professional yang telah ditetapkan.
Tappen (1995) menjelaskan bahwa mutu adalah penyesuaian terhadap keinginan
pelanggan dan sesuai dengan standar yang berlaku serta tercapainya tujuan yang
diharapkan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa mutu pelayanan kesehatan sesuatu hal yang
dapat meningkatkan kepuasan dan kenyamanan klien dengan menyelenggarakan sebuah
pelayanan yang optimal sesuai dengan kode etik dan standard pelayanan professional yang
berlaku serta selalu menerapkan pelayanan yang dinamis berdasarkan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi.
Quality Assurance mulai digunakan di rumah sakit sejak tahun 1960-an implementasi
pertama yaitu audit keperawatan. Strategi ini merupakan program untuk mendesain
standar pelayanan keperawatan dan mengevaluasi pelaksanaan standar tersebut
(Swansburg, 1999). Sedangkan menurut Wijono (2000), Quality Assurance sering
diartikan sebagai menjamin mutu atau memastikan mutu karena Quality Assurance
berasal dari kata to assure yang artinya meyakinkan orang, mengusahakan sebaik-
baiknya, mengamankan atau menjaga. Dimana dalam pelaksanaannya menggunakan
teknik-teknik seperti inspeksi, internal audit dan surveilan untuk menjaga mutu yang
mencakup dua tujuan yaitu : organisasi mengikuti prosedur pegangan kualitas, dan efektifitas
prosedur tersebut untuk menghasilkan hasil yang diinginkan.
Pendapat lain dikemukakan oleh Shortell dan Kaluzny (1994) bahwa Quality
Improvement merupakan manajemen filosofi untuk menghasilkan pelayanan yang baik.
Dan Continuous Quality Improvement sebagai filosofi peningkatan mutu yang
berkelanjutan yaitu proses yang dihubungkan dengan memberikan pelayanan yang baik
yaitu yang dapat menimbulkan kepuasan pelanggan (Shortell, Bennett & Byck, 1998)
Total Quality Manajemen (manajemen kualitas menyeluruh) adalah suatu cara meningkatkan
performansi secara terus menerus pada setiap level operasi atau proses, dalam setiap area
fungsional dari suatu organisasi, dengan menggunakan semua sumber daya manusia
dan modal yang tersedia dan berfokus pada kepuasan pasien dan perbaikan mutu
menyeluruh
Struktur adalah semua input untuk sistem pelayanan sebuah RS yang meliputi M1 (tenaga),
M2 (sarana prasarana), M3 (metode asuhan keperawatan), M4 (dana), M5 (pemasaran), dan
lainnya. Ada sebuah asumsi yang menyatakan bahwa jika struktur sistem RS tertata dengan
baik akan lebih menjamin mutu pelayanan. Kualitas struktur RS diukur dari tingkat
kewajaran, kuantitas, biaya (efisiensi), dan mutu dari masing-masing komponen struktur.
1. Proses
Proses adalah semua kegiatan dokter, perawat, dan tenaga profesi lain yang mengadakan
interaksi secara professional dengan pasien. Interaksi ini diukur antara lain dalam bentuk
penilaian tentang penyakit pasien, penegakan diagnosis, rencana tindakan pengobatan,
indikasi tindakan, penanganan penyakit, dan prosedur pengobatan.
1. Outcome
Outcome adalah hasil akhir kegiatan dokter, perawat, dan tenaga profesi lain terhadap pasien.
a. Indikator-indikator mutu yang mengacu pada aspek pelayanan meliputi:
1. Angka infeksi nosocomial: 1-2%
2. Angka kematian kasar: 3-4%
3. Kematian pasca bedah: 1-2%
4. Kematian ibu melahirkan: 1-2%
5. Kematian bayi baru lahir: 20/1000
6. NDR (Net Death Rate): 2,5%
7. ADR (Anasthesia Death Rate) maksimal 1/5000
8. PODR (Post Operation Death Rate): 1%
9. POIR (Post Operative Infection Rate): 1%
c. Indikator mutu yang berkaitan dengan kepuasan pasien dapat diukur dengan jumlah
keluhan pasien/keluarganya, surat pembaca dikoran, surat kaleng, surat masuk di kotak saran,
dan lainnya.
d. Indikator cakupan pelayanan sebuah RS terdiri atas:
1. Jumlah dan presentase kunjungan rawat jalan/inap menurut jarak RS dengan asal
pasien.
2. Jumlah pelayanan dan tindakan seperti jumlah tindakan pembedahan dan jumlah
kunjungan SMF spesialis.
3. Untuk mengukur mutu pelayanan sebuah RS, angka-angka standar tersebut di atas
dibandingkan dengan standar (indicator) nasional. Jika bukan angka standar nasional,
penilaian dapat dilakukan dengan menggunakan hasil penacatatan mutu pada tahun-
tahun sebelumnya di rumah sakit yang sama, setelah dikembangkan kesepakatan pihak
manajemen/direksi RS yang bersangkutan dengan masing-masing SMF dan staff
lainnya yang terkait.
Standar Nasional
Ʃ BOR 75-80%
Ʃ ALOS 1-10 hari
Ʃ TOI 1-3 hari
Ʃ BTO 5-45 hari
Ʃ NDR < 2,5%
Ʃ GDR < 3%
Ʃ ADR 1,15.000
Ʃ PODR < 1%
Ʃ POIR < 1%
Ʃ NTRR < 10%
Ʃ MDR < 0,25%
Ʃ IDR < 0,2%
Tabel 1. Standar Nasional Indikator Mutu Pelayanan
Menurut Depkes RI (2005), BOR adalah prosentase pemakaian tempat tidur pada satuan
waktu tertentu. Indikator ini memberikan gambaran tinggi rendahnya tingkat pemanfaatan
tempat tidur rumah sakit.Nilai parameter BOR yang ideal adalah antara 60-85% (Depkes RI,
2005).
Rumus :
(jumlah hari perawatan di rumah sakit) × 100%
(jumlah tempat tidur × jumlah hari dalam satu periode)
ALOS menurut Depkes RI (2005) adalah rata-rata lama rawat seorang pasien. Indikator ini
disamping memberikan gambaran tingkat efisiensi, juga dapat memberikan gambaran mutu
pelayanan, apabila diterapkan pada diagnosis tertentu dapat dijadikan hal yang perlu
pengamatan yang lebih lanjut.Secara umum nilai ALOS yang ideal antara 6-9 hari (Depkes,
2005).
Rumus :
(jumlah lama dirawat)
(jumlah pasien keluar (hidup + mati))
TOI menurut Depkes RI (2005) adalah rata-rata hari dimana tempat tidur tidak ditempati dari
telah diisi ke saat terisi berikutnya.Indikator ini memberikan gambaran tingkat efisiensi
penggunaan tempat tidur.Idealnya tempat tidur kosong tidak terisi pada kisaran 1-3 hari.
Rumus :
((jumlah tempat tidur × Periode) − Hari Perawatan)
(jumlah pasien keluar (hidup + mati))
BTO menurut Depkes RI (2005) adalah frekuensi pemakaian tempat tidur pada satu periode,
berapa kali tempat tidur dipakai dalam satu satuan waktu tertentu.Idealnya dalam satu tahun,
satu tempat tidur rata-rata dipakai 40-50 kali.
Rumus :
Jumlah pasien dirawat (hidup + mati)
(jumlah tempat tidur)
NDR menurut Depkes RI (2005) adalah angka kematian 48 jam setelah dirawat untuk tiap-
tiap 1000 penderita keluar. Indikator ini memberikan gambaran mutu pelayanan di rumah
sakit.
Rumus :
Jumlah pasien mati > 48 jam × 100%
(jumlah pasien keluar (hidup + mati))
GDR menurut Depkes RI (2005) adalah angka kematian umum untuk setiap 1000 penderita
keluar.
Rumus :
Jumlah pasien mati seluruhnya × 100%
(jumlah pasien keluar (hidup + mati))
Menurut Nursalam (2014), ada enam indikator utama kualitas pelayanan kesehatan di rumah
sakit:
1. Keselamatan pasien (patient safety), yang meliputi: angka infeksi nosokomial, angka
kejadian pasien jatuh/kecelakaan, dekubitus, kesalahan dalam pemberian obat, dan
tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan kesehatan
2. Pengelolaan nyeri dan kenyamanan
3. Tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan
4. Perawatan diri
5. Kecemasan pasien
6. Perilaku (pengetahuan, sikap, dan keterampilan) pasien.
2.3 Keselamatan Pasien
Keselamatan pasien (patient safety) merupakan suatu variable untuk mengukur dan
mengevaluasi kualitas pelayanan keperawatan yang berdampak terhadap pelayanan
kesehatan.Program keselamatan pasien adalah suatu usaha untuk menurunkan angka kejadian
tidak diharapkan (KTD) yang sering terjadi pada pasien selama dirawat di rumah sakit
sehingga sangat merugikan baik pasien itu sendiri maupun pihak rumah sakit. KTD bisa
disebabkan oleh berbagai faktor antara lain beban kerja perawat yang tinggi, alur komunikasi
yang kurang tepat, penggunaan sarana yang kurang tepat dan lain sebagainya.
Sebenarnya petugas kesehatan tidak bermaksud menyebabkan cedera pasien, tetapi fakta
tampak bahwa di bumi ini setiap hari ada pasien yang mengalami KTD (Kejadian Tidak
Diharapkan). KTD, baik yang tidak dapat dicegah (non error) mau pun yang dapat dicegah
(error), berasal dari berbagai proses asuhan pasien.
Solusi keselamatan pasien adalah sistem atau intervensi yang dibuat, mampu mencegah atau
mengurangi cedera pasien yang berasal dari proses pelayanan kesehatan. Sembilan Solusi ini
merupakan panduan yang sangat bermanfaat membantu RS, memperbaiki proses asuhan
pasien, guna menghindari cedera maupun kematian yang dapat dicegah.
Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit (KKPRS) mendorong RS-RS di Indonesia untuk
menerapkan Sembilan Solusi Life-Saving Keselamatan Pasien Rumah Sakit, atau 9 Solusi,
langsung atau bertahap, sesuai dengan kemampuan dan kondisi RS masing-masing.
Nama Obat Rupa dan Ucapan Mirip (NORUM), yang membingungkan staf pelaksana adalah
salah satu penyebab yang paling sering dalam kesalahan obat (medication error) dan ini
merupakan suatu keprihatinan di seluruh dunia. Dengan puluhan ribu obat yang ada saat ini
di pasar, maka sangat signifikan potensi terjadinya kesalahan akibat bingung terhadap nama
merek atau generik serta kemasan. Solusi NORUM ditekankan pada penggunaan protokol
untuk pengurangan risiko dan memastikan terbacanya resep, label, atau penggunaan perintah
yang dicetak lebih dulu, maupun pembuatan resep secara elektronik.
a. Pastikan Identifikasi Pasien
Kegagalan yang meluas dan terus menerus untuk mengidentifikasi pasien secara benar sering
mengarah kepada kesalahan pengobatan, transfusi maupun pemeriksaan; pelaksanaan
prosedur yang keliru orang; penyerahan bayi kepada bukan keluarganya, dsb. Rekomendasi
ditekankan pada metode untuk verifikasi terhadap identitas pasien, termasuk keterlibatan
pasien dalam proses ini; standardisasi dalam metode identifikasi di semua rumah sakit dalam
suatu sistem layanan kesehatan; dan partisipasi pasien dalam konfirmasi ini; serta
penggunaan protokol untuk membedakan identifikasi pasien dengan nama yang sama.
a. Komunikasi Secara Benar saat Serah Terima/Pengoperan Pasien
Kesenjangan dalam komunikasi saat serah terima/ pengoperan pasien antara unit-unit
pelayanan, dan didalam serta antar tim pelayanan, bisa mengakibatkan terputusnya
kesinambungan layanan, pengobatan yang tidak tepat, dan potensial dapat mengakibatkan
cedera terhadap pasien. Rekomendasi ditujukan untuk memperbaiki pola serah terima pasien
termasuk penggunaan protokol untuk mengkomunikasikan informasi yang bersifat kritis;
memberikan kesempatan bagi para praktisi untuk bertanya dan menyampaikan pertanyaan-
pertanyaan pada saat serah terima,dan melibatkan para pasien serta keluarga dalam proses
serah terima.
a. Pastikan Tindakan yang benar pada Sisi Tubuh yang benar
Sementara semua obat-obatan, biologics, vaksin dan media kontras memiliki profil risiko,
cairan elektrolit pekat yang digunakan untuk injeksi khususnya adalah
berbahaya.Rekomendasinya adalah membuat standardisasi dari dosis, unit ukuran dan istilah;
dan pencegahan atas campur aduk/bingung tentang cairan elektrolit pekat yang spesifik.
a. Pastikan Akurasi Pemberian Obat pada Pengalihan Pelayanan
Slang, kateter, dan spuit (syringe) yang digunakan harus didesain sedemikian rupa agar
mencegah kemungkinan terjadinya KTD (Kejadian Tidak Diharapkan) yang bisa
menyebabkan cedera atas pasien melalui penyambungan spuit dan slang yang salah, serta
memberikan medikasi atau cairan melalui jalur yang keliru. Rekomendasinya adalah
menganjurkan perlunya perhatian atas medikasi secara detail/rinci bila sedang mengenjakan
pemberian medikasi serta pemberian makan (misalnya slang yang benar), dan bilamana
menyambung alat-alat kepada pasien (misalnya menggunakan sambungan & slang yang
benar).
a. Gunakan Alat Injeksi Sekali Pakai
Salah satu keprihatinan global terbesar adalah penyebaran dan HIV, HBV, dan HCV yang
diakibatkan oleh pakai ulang (reuse) dari jarum suntik. Rekomendasinya adalah penlunya
melarang pakai ulang jarum di fasilitas layanan kesehatan; pelatihan periodik para petugas di
lembaga-lembaga layanan kesehatan khususnya tentang prinsip-pninsip pengendalian
infeksi,edukasi terhadap pasien dan keluarga mereka mengenai penularan infeksi melalui
darah;dan praktek jarum sekali pakai yang aman.
i. Tingkatkan Kebersihan Tangan (Hand hygiene) untuk Pencegahan lnfeksi
Nosokomial
Diperkirakan bahwa pada setiap saat lebih dari 1,4 juta orang di seluruh dunia menderita
infeksi yang diperoleh di rumah-rumah sakit. Kebersihan Tangan yang efektif adalah ukuran
preventif yang pimer untuk menghindarkan masalah ini. Rekomendasinya adalah mendorong
implementasi penggunaan cairan “alcohol-based hand-rubs” tersedia pada titik-titik pelayan
tersedianya sumber air pada semua kran, pendidikan staf mengenai teknik kebarsihan taangan
yang benar mengingatkan penggunaan tangan bersih ditempat kerja; dan pengukuran
kepatuhan penerapan kebersihan tangan melalui pemantauan/observasi dan tehnik-tehnik
yang lain.
Pasal 45 (1) UU No.44/2009 Tentang Rumah sakit; “Rumah Sakit Tidak bertanggung jawab
secara hukum apabila pasien dan/atau keluarganya menolak atau menghentikan pengobatan
yang dapat berakibat kematian pasien setelah adanya penjelasan medis yang kompresehensif.
“
1. Hak Pasien
Pasal 43 UU No.44/2009
a. RS wajib menerapkan standar keselamatan pasien
b. Standar keselamatan pasien dilaksanakan melalui pelaporan insiden,
menganalisa, dan menetapkan pemecahan masalah dalam rangka menurunkan
angka kejadian yang tidak diharapkan.
c. RS melaporkan kegiatan keselamatan pasien kepada komite yang membidangi
keselamatan pasien yang ditetapkan oleh menteri
d. Pelaporan insiden keselamatan pasien dibuat secara anonym dan ditujukan untuk
mengoreksi sistem dalam rangka meningkatkan keselamatan pasien.
2.4 Kenyamanan
Fenomena nyeri timbul karena adanya kemampuan system saraf untuk mengubah berbagai
stimulus mekanis, kimia, termal, elektris menjadi potensial aksi yang dijalarkan ke sistem
saraf pusat. Nyeri merupakan suatu mekanisme protektif bagi tubuh yang akan muncul bila
jaringan tubuh rusak, sehingga individu akan bereaksi atau berespons untuk menghilangkan
mengurangi rangsang nyeri. Nyeri adalah sensasi subjektif, rasa yang tidak nyaman biasanya
berkaitan dengan kerusakan jaringan aktual dan potensial (Nursalam, 2014).
Persepsi adalah interpretasi pengalaman nyeri dimulai saat pertama pasien sadar adanya
nyeri. Arti nyeri bagi setiap individu berbeda, bisa dianggap sebagai respon positif atau
negatif
1. Toleransi individu terhadap nyeri
Toleransi nyeri adalah toleransi seseorang yang berhubungan dengan intensitas nyeri dimana
individu dapat merespon nyeri lebih baik atau sebaliknya
1. Ambang nyeri
Ambang nyeri adalah intensitas rangsang terkecil yang akan menimbulkan rangsang nyeri,
suatu batas kemampuan seseorang untuk mau beradaptasi serta berespon terhadap nyeri
1. Pengalaman lampau
Lingkungan yang ramai, dingin, panas, lembab meningkatkan intensitas nyeri individu
1. Usia
Makin dewasa seseorang maka semakin dapat mentoleransi rasa sakit
1. Kebudayaan
Ada keyakinan bhawa nyeri merupakan suatu penyucian atau pembersihan dan hukuman atas
dosa mereka terhadap Tuhan
1. Kecemasan dan stres
Stres dan kecemasan dapat mengahmbat keluarnya endorfin yang berfungsi menurunkan
persepsi nyeri
1. Indikasi : dewasa dan anak (berusia lebih dari sembilan tahun) atau pasien pada
semua area perawatan yang mengerti tentang penggunaan angka untuk
menentukan tingkat dari intensitras rasa nyeri yang dirasakan.
2. Instruksi:
0 = tidak nyeri
1-3 = nyeri ringan, mengomel, sedikit mengganggu ADL
4-6 = nyeri sedang, cukup mengganggu ADL
7-10 = nyeri berat dan tidak mampu melakukan ADL
1. Tim kesehatan di dalam kolaborasinya dengan pasien/keluarga (bila
perlu), dapat menentukan intervensi yang dibutuhkan untuk menangani
nyeri pasien.
2.5 Kepuasan Pasien
Kepuasan pasien adalah suatu tingkat perasaan pasien yang timbul sebagai akibat dari kinerja
layanan kesehatan yang diperoleh setelah pasien membandingkannya dengan apa yang
diharapkan (Imbalo, 2006). Sedangkan Irawan (2003) mengatakan bahwa kepuasan adalah
perasaan senang atau kecewa dari seseorang yang mendapat kesan dari membandingkan hasil
pelayanan kinerja dengan harapan-harapannya. Sejalan dengan Oliver (1997, dalam Irawan,
2003) mengungkapkan kepuasan sebagai respon pemenuhan harapan dan kebutuhan pasien.
Respon ini sebagai hasil dari penilaian pasien bahwa produk/pelayanan sudah memberikan
tingkat pemenuhan kenikmatan.Tingkat pemenuhan kenikmatan dan harapan ini dapat lebih
atau kurang (Paparaya. 2009).
Pasien adalah orang dengan kebutuhan-kebutuhan yang sangat jauh berbeda dari orang
sehat.Kebutuhan-kebutuhannya pada saat itu bukan saja sangat menonjol tetapi mungkin
sudah dalam tingkatan ekstrim.Tidak saja harus makan agar penyakitnya cepat sembuh tetapi
harus disuapin.Tidak saja harus diberi obat tetapi harus disertai perhatian ekstra.
Bagi pasien kebutuhan yang paling menonjol bukanlah yang berkaitan dengan harga diri atau
untuk diakui kehebatannya tetapi adalah kebutuhan belongingness and social needs. Merasa
dicintai, didengarkan, tidak dianggap sebagai orang yang menyusahkan saja dan tidak pula
diperlakukan sebagai manusia yang tidak berguna (Tobing, 2008)
Menurut Leonard L. Barry dan pasuraman “Marketing servis competin through quality”
(New York Freepress, 1991:16) yang dikutip Parasuraman dan Zeithaml (2001)
mengidentifikasi lima kelompok karakteristik yang digunakan oleh pelanggan dalam
mengevaluasi kualitas jasa layanan, antara lain:
a. Tangible (kenyataan), yaitu berupa penampilan fasilitas fisik, peralatan materi
komunikasi yang menarik, dan lain-lain.
b. Empati, yaitu kesediaan karyawan dan pengusaha untuk memberikan perhatian
secara pribadi kepada konsumen.
c. Cepat tanggap, yaitu kemauan dari karyawan dan pengusaha untuk membantu
pelanggan dan memberikan jasa dengan cepat serta mendengar dan mengatasi keluhan
dari konsumen.
d. Keandalan, yaitu kemampuan untuk memberikan jasa sesuai dengan yang dijanjikan,
terpercaya dan akurat dan konsisten.
e. Kepastian, yaitu berupa kemampuan karyawan untuk menimbulkan keyakinan dan
kepercayaan terhadap janji yang telah dikemukakan kepada konsumen.
Supardi (2008) mengatakan model kepuasan yang komprehensif dengan fokus utama pada
pelayanan barang dan jasa meliputi lima dimensi penilaian sebagai berikut :
a. Responsiveness (ketanggapan), yaitu kemampuan petugas memberikan pelayanan
kepada pasien dengan cepat. Dalam pelayanan rumah sakit adalah lama waktu
menunggu pasien mulai dari mendaftar sampai mendapat pelayanan tenaga kesehatan.
b. Assurance (jaminan), yaitu kemampuan petugas memberikan pelayanan kepada
pasien sehingga dipercaya. Dalam pelayanan rumah sakit adalah kejelasan tenaga
kesehatan memberikan informasi tentang penyakit dan obatnya kepada pasien.
c. Emphaty (empati), yaitu kemampuan petugas membina hubungan, perhatian, dan
memahami kebutuhan pasien. Dalam pelayanan rumah sakit adalah keramahan
petugas kesehatan dalam menyapa dan berbicara, keikutsertaan pasien dalam
mengambil keputusan pengobatan, dan kebebasan pasien memilih tempat berobat dan
tenaga kesehatan, serta kemudahan pasien rawat inap mendapat kunjungan
keluarga/temannya.
d. Tangible (bukti langsung), yaitu ketersediaan sarana dan fasilitas fisik yang dapat
langsung dirasakan oleh pasien. Dalam pelayanan rumah sakit adalah kebersihan
ruangan pengobatan dan toilet
e. Reliability (kehandalan), yaitu kemampuan petugas memberikan pelayanan kepada
pasien dengan tepat. Dalam pelayanan rumah sakit adalah penilaian pasien terhadap
kemampuan tenaga kesehatan.
No. Karakteristik 1 2 3 4
1. Reliability (Keandalan)
a. Perawat mampu menangani masalah
perawatan Anda dengan tepat dan
professional
a. Perawat memberikan informasi
tentangfasilitas yang tersedia, cara
penggunaannya dan tata tertib yang berlaku di
RS
a. Perawat memberitahu dengan jelas tentang
hal-hal yang harus dipatuhi dalam perawatan
Anda
a. Perawat memberitahu dengan jelas tentang
hal-hal yang dilarang dalam perawatan Anda
a. Ketepatan waktu perawat tiba di ruangan
ketika Anda membutuhkan
2. Assurance (jaminan)
a. Perawat mmeberi perhatian terhadap keluhan
yang anda rasakan
a. Perawat dapat menjawab pertanyaan tentang
tindakan perawatan yang diberikan kepada
Anda
a. Perawat jujur dalam memberikan informasi
tentang keadaan anda
a. Perawat selalu memberi salam dan senyum
ketika bertemu dengan Anda
a. Perawat teliti dan terampil dalam
melaksanakan tindakan keperawatan kepada
Anda
3. Tangibles (Kenyataan)
a. Perawat memberi informasi tentang
administrasi yang berlaku bagi pasien rawat
inap di RS
a. Perawat selalu me.njaga kebersihan dan
kerapihan ruangan yang Anda tempati
a. Perawat menjaga kebersihan dan kesiapan
alat-alat kesehatan yang digunakan
a. Perawat menjaga kebersihan dan kelengkapan
fasilitas kamar mandi dan toilet
a. Perawat sellau menjaga kerapian dan
penampilannya
4. Empathy (Empati)
a. Perawat memberikan informasi kepada Anda
tindakan perawatan yang akan dilaksanakan
a. Perawat mudah ditemui dan dihubungi bila
Anda membutuhkan
a. Perawat sering menengok dan memeriksa
keadaan Anda seperti mengukur tensi, suhu,
nadi, pernapasan, dan cairan infus
a. Pelayanan yang diberikan perawat tidak
memandang pangkat/ status tetapi
berdasarkan kondisi Anda
a. Perawat perhatian dan memberi dukungan
moril terhadap keadaan Anda (menanyakan
dan berbincang-bincang tentang keadaan
Anda)
5. Responsiveness (Tanggung Jawab)
a. Perawat bersedia menawarkan bantuan
kepada Anda ketika mengalami kesulitan
walau tanpa diminta
a. Perawat segera menangani Anda ketika
sampai di ruangan rawat inap
Perawat menyediakan waktu khusus untuk
membantu Anda berjalan, BAB, BAK, ganti
posisi tidur, dan lain-lain
a. Perawat membantu Anda untuk memperoleh
Obat
Perawat membantu Anda untuk pelaksanaan
pelayanan foto dan laboratorium di RS ini
Keterangan:
1. = sangat tidak puas
2. = tidak puas
3. = puas
4. = sangat puas
Tabel 5. Instrumen kepuasan Pasien berdasarkan Lima Karakteristik (RATER)
2.7 Kecemasan
Kecemasan merupakan reaksi yang pertama muncul atau dirasakan oleh pasien dan
keluarganya di saat pasien harus dirawat mendadak atau tanpa terencana begitu mulai masuk
rumah sakit. Kecemasan akan terus menyertai pasien dan keluarganya dalam setiap tindakan
perawatan terhadap penyakit yang diderita pasien.
Cemas adalah emosi dan merupakan pengalaman subyektif individual, mempunyai kekuatan
tersendiri dan sulit untuk diobsevasi secara langsung.Perawat dapat mengidentifikasi cemas
lewat perubahan tingkah laku pasien.
Cemas adalah emosi tanpa objek yang spesifik, penyebabnya tidak diketahui dan didahului
oleh penglaman baru.Takut mempunyai sumber yang jelas dan obyeknya dapat
didefinisikan.Takut merupakan penilaian intelektual terhadap stimulus yang mengancam dan
cemas merupakan respon emosi terhadap penilaian tersebut.
Kecemasan adalah suatu kondisi yang menandakan suatu keadaan yang mengancam keutuhan
serta keberadaan dirinya dan dimanifestasikan dalam bentuk perilaku seperti rasa tidak
berdaya, rasa tidak mampu, rasa takut, dan fobia tertentu.
2.8 Pengetahuan
Menurut Notoadmodjo (2003:121) Pengetahuan merupakan hasil “tahu”, dan ini terjadi
setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Jadi pengetahuan ini
diperoleh dari aktivitas pancaindra yaitu penglihatan, penciuman, peraba dan indra perasa,
sebagian besar pengetahuan diperoleh melalui mata dan telinga (Nursalam, 2014).
Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk
tindakan seseorang. Penelitian Rogers (1974) dalam buku pendidikan dan perilaku kesehatan
(Notoatmodjo, 2003 dan Nursalam, 2007) mengungkapkan bahwa sebelum orang
mengadopsi perilaku baru, didalam diri orang tersebut terjadi proses yang berurutan, yaitu:
1. Awareness (kesadaran) ketika seseorang menyadari dalam arti mengetahui terlebih
dahulu terhadap stimulus (objek);
2. Interst (tertarik), ketika seseorang mulai tertarik pada stimulus;
3. Evaluation (menimbang-nimbang) terhadap baik dan tidaknya stimulus tersebut
baginya;
4. Trial (mencoba), ketika seseorang telah mencoba perilaku baru;
5. Adoption (adaptasi), ketika seseorang telah berprilaku baru yang sesuai dengan
pengetahuan, kesadaran, dan sikapnya terhadap stimulus.
Perencanaan pulang akan menghasilkan sebuah hubungan yang terintegrasi yaitu antara
perawatan yang diterima pada waktu di rumah sakit dengan perawatan yang diberikan setelah
pasien pulang. Perawatan di rumah sakit akan bermakna jika dilanjutkan dengan perawatan di
rumah. Namun, sampai saat ini perencanaan pulang bagi pasien yang dirawat belum optimal
karena peran perawat masih terbatas pada pelaksanaan kegiatan rutinitas saja, yaitu hanya
berupa informasi tentang jadwal kontrol ulang.(Nursalam, 2014).
Perencanaan pulang bertujuan:
1. Menyiapkan pasien dengan keluarga secara fisik, psikologis dan social;
2. Meningkatkan kemandirian pasien dan keluarga;
3. Meningkatkan perawtan yang berkelanjutan pada pasien;
4. Membantu rujukan pasien pada system pelayanan yang lain;
5. Membantu pasien dan keluarga memiliki pengetahuan dan keterampilan serta sikap
dalam memperbaiki serta mempertahankan status kesehatan pasien;
6. Melaksanakan rentang perawatan antar rumah sakit dan masyarakat.
Perencanaan pulang bertujuan membantu pasien dan keluarga untuk dapat memahami
permasalahan dan upaya pencegahan yang harus ditempuh sehingga dapat mengurangi risiko
kambuh, serta menukar informasi antara pasien sebagai penerima pelayanan dengan perawat
dari pasien masuk sampai keluar rumah sakit (Nursalam, 2014).
Tindakan keperawatan yang dapat diberikan pada pasien sebelum pasien diperbolehkan
pulang adalah sebagai berikut.
1. Pendidikan kesehatan: diharapkan bisa mengurangi angka kambuh atau komplikasi
dan meningkatkan pengetahuan pasien serta keluarga tentang perawatan pasca rawat.
2. Program pulang bertahan: bertujuan untuk melatih pasien untuk kembali ke
lingkungan keluarga dan masyarakat. Program ini meliputi apa yang harus dilakukan
pasien di rumah sakit dan apa yang harus dilakukan oleh keluarga.
3. Rujukan: integritas pelayan kesehatan harus mempunyai hubungan langsung antara
perawat komunitas atau praktik mandiri perawat dengan rumah sakit sehingga dapat
mengetahui perkembangan pasien di rumah.
DAFTAR PUSTAKA
Gillies, D.A. 1994. Nursing Management, A System Approach. Third Edition. Philadelphia :
WB Saunders.
Kozier, Erb & Blais. 1997. Profesional Nursing Practice: Concept & Perspectives. Third
Edition. California : Addison Wesley Publishing. Inc
Meisenheimer, C.G. 1989. Quality Assurance for Home Health Care. Maryland: Aspen
Publication.
Swansburg, R.C. & Swansburg, R.J. 1999. Introductory Management and Leadership for
Nurses. Canada : Jones and Barlett Publishers.
Tappen 1995. Nursing Leadership and Management: Concepts & Practice. Philadelphia :
F.A. Davis Company.
Wijono, D. 2000. Manajemen Mutu Pelayanan Kesehatan. Teori, Strategi dan Aplikasi.
Volume.1. Cetakan Kedua.Surabaya : Airlangga University Press.