INDONESIA
MAKALAH
Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Pancasila
Disusun oleh:
Ai Silpi Padilah
Asri Aulia
Isyeu Nursyahlati
Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat serta karunia-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini untuk memenuhi tugas mata kuliah
Pancasila. Sesuai judul makalah, materi yang akan kami presentasikan adalah Pancasila
Dalam Kajian Sejarah Indonesia. Kami memilih materi tersebut karena kami ingin
mendalami materi ini.
Kami menyadari sepenuhnya di dalam penulisan makalah ini banyak terdapat
kekurangan, oleh karena itu kami mengharapkan adanya kritik dan saran demi kesempurnaan
makalah ini.
Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
penyusunan makalah ini. Semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi kita semua dan
khususnya bisa bermanfaat bagi penyusun dan dapat menambah wawasan kita.
Kelompok 1
BAB I
A. LATAR BELAKANG
Pancasila adalah lima nilai dasar luhur yang ada dan berkembang bersama dengan
bangsa Indonesia sejak dahulu. Sejarah merupakan deretan peristiwa yang saling
berhubungan. Peristiwa-peristiwa masa lampau yang berhubungan dengan kejadian masa
sekarang dan semuanya bermuara pada masa yang akan datang. Hal ini berarti bahwa semua
aktivitas manusia pada masa lampau berkaitan dengan kehidupan masa sekarang untuk
mewujudkan masa depan yang berbeda dengan masa yang sebelumnya.
Dasar Negara merupakan alas atau fundamen yang menjadi pijakan dan mampu
memberikan kekuatan kepada berdirinya sebuah Negara. Negara Indonesia dibangun juga
berdasarkan pada suatu landasan atau pijakan yaitu pancasila. Pancasila, dalam fungsinya
sebagai dasar Negara, merupakan sumber kaidah hukum yang mengatur Negara Republik
Indonesia, termasuk di dalamnya seluruh unsur-unsurnya yakni pemerintah, wilayah, dan
rakyat. Pancasila dalam kedudukannya merupakan dasar pijakan penyelenggaraan Negara
dan seluruh kehidupan Negara Republik Indonesia.
Pancasila sebagai dasar Negara mempunyai arti yaitu mengatur penyelenggaraan
pemerintahan. Konsekuensinya adalah Pancasila merupakan sumber dari segala sumber
hukum. Hal ini menempatkan pancasila sebagai dasar Negara yang berarti melaksanakan
nilai-nilai Pancasila dalam semua peraturan perundang-undangan yang berlaku. Oleh karena
itu, sudah seharusnya semua peraturan perundang-undangan di Negara Republik Indonesia
bersumber pada Pancasila.
B. RUMUSAN MASALAH
Rumusan masalah pada makalah ditunjukan untuk merumuskan permasalahan yang
akan dibahas pada pembahasan dalam makalah. Adapun rumusan masalah yang akan dibahas
dalam makalah , sebagai berikut :
1. Pancasila Pada Era Pra Kemerdekaan
2. Pancasila Pada Era Kemerdekaan
BAB II
PEMBAHASAN
Nilai Religious
Nilai Perikemanusiaan
Tampak dalam perilaku kehidupan saat itu misalnya penghargaan terhadap hakikat
kemanusiaan yang ditandai dengan penghargaan yang tinggi terhadap manusia meskipun
sudah meninggal. Hal ini menggambarkan perilaku berbuat baik terhadap sesama manusia,
yang pada hakekatnya merupakan wujud kesadaran akan nilai kemanusiaan. Mereka juga
sudah mengenal sistem barter antara kelompok pedalaman dengan pantai dan persebaran
kapak. Selain itu mereka juga menjalin hubungan dengan bangsa-bangsa lain. Hal ini
menandakan bahwa mereka sudah bisa menjalin hubungan sosial.
Nilai Kesatuan
Nilai Musyawarah
Kehidupan mereka berkelompok dalam desa-desa, klan, marga atau suku yang
dipimpin oleh seorang kepala suku yang dipilih secara musyawarah berdasarkan Primus Inter
Pares (yang pertama diantara yang sama).
2. Kerajaan Kutai
Indonesia memasuki zaman sejarah pada tahun 400 M, dengan ditemukannya prasasti
yang berupa 7 yupa (tiang batu). Diyakini prasasti tersebut berasal dari kerajaan yang
bernama Kutai. Berdasarkan prasasti tersebut dapat diketahui bahwa raja Mulawarman
keturunan dari raja Aswawarman keturunan dari Kudungga. Raja Mulawarman mengadakan
kenduri dan memberikan sedekah kepada Brahmana dan para Brahmana membangun Yupa
itu sebagai tanda terima kasih kepada Raja yang dermawan.
Masyarakat kutai yang membuka zaman sejarah Indonesia pertama kalinya ini
menampilkan nilai-nilai politik, dan ketuhanan dalam bentuk kerajaan, kenduri, serta sedekah
kepada para brahmana.
3. Kerajaan Sriwijaya
Pada abad ke VII munculah suatu kerajaan di Sumatra yaitu kerajaan Wijaya, di
bawah kekuasaaan bangsa Syailendra. Hal ini termuat dalam prasasti Kedudukan Bukit di
kaki bukit Sguntang dekat Palembang yang bertarikh 605 caka atau 683 M. yang ditulis
dalam bahasa melayu kuno huruf Pallawa. Kerajaan itu adalah kerajaan Maritim yang
mengandalkan kekuatan lautnya, kunci-kunci lalu-lintas laut di sebelah barat dikuasainya
seperti selat Sunda (686), kemudian selat Malaka (775). Pada zaman itu kerajaan Sriwijaya
merupakan kerajaan besar yang cukup disegani di kawasan Asia Selatan. Perdagangan
dilakukan dengan mempersatukan pedagang pengrajin dan pegawai raja yang disebut Tuhan
An Vatakvurah sebagai pengawas dan pengumpul semacam koperasi sehingga rakat mudah
untuk memasarkan dagangannya. Demikian pula dalam sistem pemerintahaannya terdapat
pegawai pengurus pajak, harta benda, kerajaan, rokhaniawan yang menjadi pengawas teknis
pembangunan gedung-gedung dan patung-patung suci sehingga pada saat itu kerajaan dalam
menjalankan sistem negaranya tidak dapat dilepaskan dengan nilai Ketuhanan.
Agama dan kebudayaan dikembangkan dengan mendirikan suatu universitas agama
Budha, yang sangat terkenal di negara lain di Asia. Banyak musafir dari negara lain misalnya
dari Cina belajar terlebih dahulu di universitas tersebut terutama tentang agama Budha dan
bahasa Sansekerta sebelum melanjutkan studinya ke India. Malahan banyak guru-guru besar
tamu dari India yang mengajar di Sriwijaya misalnya Dharmakitri. Cita-cita tentang
kesejahteraan bersama dalam suatu negara adalah tercemin pada kerajaan Sriwijaya tersebut
yaitu berbunyi „marvuat vanua criwijaya dhayatra subhiksa‟ (suatu cita-cita negara yang adil
dan makmur).
5. Kerajaan Majapahit
Pada tahun 1293 berdirilah kerajaan Majapahit yang mencapai zaman keemasannya
pada pemerintahan raja Hayam Wuruk dengan mahapatih Gajah Mada yang dibantu oleh
Laksamana Nala dalam memimpin armadanya untuk menguasai nusantara. Empu Prapanca
menulis Negarakertagama (1365). Dalam kitab tersebut telah terdapat istilah “Pancasila”.
Empu Tantular mengarang buku Sutasoma, dan di dalam buku itulah kita jumpai seloka
persatuan nasional yaitu Bhinneka Tunggal Ika yang bunyi lengkapnya Bhinneka Tunggal Ika
Tan Hana Dharma Mangrua, artinya walaupun berbeda tapi tetap satu jua.
Sumpah Palapa yang diucapkan oleh Mahapatih Gajah Mada dalam sidang Ratu dan
Menteri-menteri di paseban keprabuan Majapahit pada tahun 1331, yang berisi cita-cita
mempersatukan seluruh nusantara raya sebagai berikut : “Saya baru akan berhenti berpuasa
makan pelapa jikalau seluruh nusantara bertakluk di bawah kekuasaan Negara, jikalau Gurun,
Seram, Tanjung, Haru, Pahang, Dempo, Bali, Sunda, Palembang dan Tumasik telah
dikalahkan.
Dalam hubungannya dengan negara lain raja Hayam Wuruk mengadakan hubungan
bertetangga dengan baik dengan kerajaan Tiongkok, Ayodya, Champa, dan Kamboja.
Majapahit menjulang dalam arena sejarah kebangsaan Indonesia dan banyak meninggalkan
nilai-nilai yang diangkat dalam nasionalisme negara kebangsaan Indonesia 17Agustus 1945.
6. Zaman Penjajahan
Setelah Majapahit rutuh pada permulaan abad XVI maka berkembanglah agama islam
dengan pesatnya di Indonesia. Bersama dengan itu berkembang pulalah Kerajaan-kerajaan
Islam seperti kerajaan Demak, dan mulailah berdatangan orang-orang eropa di nusantara,
antara lain orang Portugis yang kemudian di ikuti oleh orang-orang Spanyol yang ingin
mencari pusat tanaman rempah-rempah.
Bangsa asing yang masuk ke Indonesia yang awalnya berdagang adalah orang-orang
bangsa Portugis. Namun lama kelamaan bangsa Portugis mulai menunjukkan peranannya
dalam bidang perdagangan yang meningkat menjadi praktek penjajahan misalnya Malaka
sejak tahun 1511 dikuasai oleh Portugis.
Pada akhir abad ke XVI Bangsa Belanda datang juga ke Indonesia. Untuk
menghindarkan persaingan diantara mereka sendiri Belanda kemudian mendirikan suatu
perkumpulan dagang yang bernama VOC (Verenigde Oost Indische Compagnie), yang
dikalangan rakyat dikenal dengan istilah „Kompeni‟.
Mataram dibawah pemerintahan Sultan Agung (1613-1645) berupaya mengadakan
perlawanan dan penyerangan ke Batavia pada tahun 1628 dan 1629, walaupun tidak berhasil
meruntuhkan namun Gubernur Jendral J .P. Coen tewas dalam serangan Sultan Agung yang
ke dua itu.
Beberapa saat setelah sultan Agung mangkat maka mataram menjadi bagian
kekuasaan kompeni. Di Makasar yang memiliki kedudukan yang sangat vital berhasil juga
dikuasai oleh kompeni tahun (1667) dan timbulah perlawanan dari rakyat Makasar di bawah
Hasanudin. Menyusul pula wilayah Banten (Sultan Agung Tirtoyoso) dapat di tundukkan
pula oleh kompeni pada tahun 1684. Perlawanan Trunojoyo, Untung Suropati di Jawa Timur
pada akhir abad ke XVII, nampaknya tidak mampu meruntuhkan kekuasaan kompeni pada
saat itu. Demikian Belanda pada awalnya menguasai daerah-daerah yang strategis yang kaya
akan hasil rempah-rempah pada abad ke XVII dan nampaknya semakin memperkuat
kedudukannya dengan didukung oleh kekuatan militer.
Pada abad itu sejarah mencatat bahwa Belanda berusaha dengan keras untuk
memperkuat dan mengintensifkan kekuasaan di Indonesia. Melihat praktek-praktek
penjajahan Belanda tersebut maka meledaklah perlawanan rakyat di berbagai wilayah
nusantara, antara lain : Pattimura di Maluku (1817), Baharudin di Palembang (1819), Imam
Bonjol di Minangkabau (1821-1837). Pangeran Diponegoro di Jawa Tengah (1825-1830),
Jlentik, Polim, Teuku Tjik di Tiro, Teuku Umar dalam perang Aceh (1860), Anak Agung
Made dalam perang Lombok (1894-1895), Sisingamangaraja di tanah Batak (1900) dan
masih banyak perlawanan lainnya. Penghisapan mulai memuncak ketika Belanda mulai
menerapkan sistem monopoli melalui tanam paksa (1830-1870) dengan memaksakan beban
kewajiban terhadap rakyat yang tidak berdosa.
Pada tanggal 29 Mei 1945 dibentuk suatu badan yang bertugas untuk menyelidiki
usaha-usaha persiapan kemerdekaan Indonesia yaitu Badan Penyelidik Usaha-usaha
Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) atau Dokuriti Zyunbi Tioosakai.
Pada hari itu juga di umumkan nama-nama ketua, wakil ketua serta para anggota
sebagai berikut:
Ketua (Kaicoo): Dr. K.R.T. Radjiman Wediodiningrat
Ketua Muda: Itibangase ( Seorang anggota luar biasa)
(Fuku Kaicoo Tokubetsu Iin )
Ketua Muda: R.P. Soeroso ( merangkap kepala)
(Fuku Kaicoo atau Zimukyoku Kucoo ).
Nama para anggota ini menurut nomor tempat duduknya dalam sidang adalah sebagai
berikut:
1) Ir. Soekarno
2) Mr. Muh Yamin
3) Dr. R. Kusuma Atmaja
4) R. AbdulrahimPratalykrama
5) R. Aris
6) K. H. Dewantara dan masih banyak lagi yang lainnya
Beliau juga mengusulkan bahwa pancasila adalah sebagai dasar filsafat negara dan
pandangan hidup bangsa Indonesia. Soekarno mengemukakan dasar-dasar sebagai berikut:
”Sekarang banyaknya prinsi; kebangsaan, internasionalisme, mufakat, kesejahteraan, dan
ketuhanan, lima bilangannya. Namanya bukan Panca Dharma, tetapi saya namakan ini
dengan petunjuk seorang teman kita ahli bahasa – namanya ialah Pancasila. Sila artinya azas
atau dasar, dan diatas kelima dasar itulah kita mendirikan negara Indonesia, kekal dan abadi,”
kata beliau.
Oleh karena itu, pada tanggal 1 Juni 1945 ditetapkan sebagai hari lahir Pancasila.
Kemudian tanggal 18 Agustus pada rapat PPKI, ditetapkan UUD 1945 dan Presiden serta
Wakilnya. Sesudah itu dimulailah pergolakan politik dalam negeri seperti berikut ini:
1 Pembentukan Negara Republik Indonesia Serikat (RIS)
Sebagai hasil dari konferensi meja bundar (KMB) maka ditanda tangani suatu
persetujuan (mantel resolusi) oleh Ratu Belanda Yuliana dan wakil pemerintah RI di
Kota Den Hag pada tanggal 27 Desember 1949, maka berlaku pulalah secara otomatis
anak-anak persetujuan hasil KMB lainnya dengan konstitusi RIS.
2 Konstitusi RIS menentukan bentuk negara serikat (federalis) yaitu 16 Negara pasal (1
dan 2).
3 Konstitusi RIS menentukan sifat pemerintah berdasarkan asas demokrasi liberal
dimana mentri-mentri bertanggung jawab atas seluruh kebijaksanaan pemerintah
terhadap parlemen (pasal 118 ayat 2)
4 Mukadiamah RIS telah menghapuskan sama sekali jiwa dan semangat maupun isi
pembukaan UUD 1945, proklamasi kemerdekaan sebagai naskah Proklamasi yang
terinci.
5 Sebelum persetujuan KMB, bangsa Indonesia telah memiliki kedaulatan, oleh karena
itu persetujuan 27 Desember 1949 tersebut bukannya penyerahan kedaulatan
melainkan “pemulihan kedaulatan” atau “pengakuan kedaulatan.
KESIMPULAN
Pengertian Pancasila dalam sejarah bangsa Indonesia menunjukkan hal-hal sebagai berikut:
a. Pancasila merupakan produk otentik pendiri negara Indonesia (The Founding
fathers).
b. Nilai-nilai Pancasila bersumber dan digali dari nilai agama, kebudayaan, dan
adat istiadat.
c. Pancasila merupakan pandangan hidup bangsa dan dasar filsafat kenegaraan.
1878, Pancasila ditinjau dari segi historis,yudiris constitutional dan filosofis, Malang
http///www.google.com
http://kuliahkumanajemenpendidikan.wordpress.com
http//Birokrasi.kompasiana.com
https//www.slideshare.net/DWIAYU2/sejarah-pancasila
https://prezi.com/nw7zmgu02ghp/pancasila-dalam-kajian-sejarah-bangsa-indonesia/
https://blog.ub.ac.id/gumilangrama95/2015/09/13/pancasila-dalam-kajian-sejarah-
bangsa-indonesia/
https://repository.unikom.ac.id/65643/1/Review%20Pancasila%20dalam%20Kajian%
20Sejarah%20Bangsa%20Indonesia.pdf