Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Hubungan India dan Cina dengan Indonesia sudah terjalin sangat


lama sekali bahkan jauh sebelum Indonesia itu merdeka, bahkan sampai
sekarang hubungan antara Indonesia dengan Cina dan India masih terjalin
dengan cukup baik. Hubungan antara Indonesia dengan Cina dan India
adalah karena awalnya pelayaran dan perdagangan di Asia semakin ramai
setelah ditemukan jalan melalui laut antara Romawi dan Cina. Rute jalur
yang dilalui dalam hubungan dagangan Cina dengan Romawi telah
mendorong hubungan dagang pada daerah-daerah yang dilalui, termasuk
wilayah Indonesia. Karena posisi Indonesia yang stategis ditengah-tengah
jalur hubungan dengan Cina dengan Romawi, maka terjadilah hubungan
dagang anatara Indonesia dan Cina beseta India.

Dari hubungan dagang tersebut para pedagang yang singgah pun


membuat hubungan secara tidak lansung dengan Indonesia, dan tampa
disadari hubungan tersebut masih terjadi sampai sekarang dan berjalan
cukup baik, yang melatarbelakangi hubungan tersebut akan dibahas dalam
bab pembahsan.

1.2 Rumusan Masalah

1. Hubungan seperti apakah yang terjalin antara Indonesia dengan


Cina dan India ?
2. Bagaimanakah hubungan antara Indonesia dengan Cina dan India
bisa terjalin? Dan bagaimana proses terjadinya?
3. Kapan kah hubungan antara Indonesia dengan Cina dan India
terjalin?

1
4. Apakah dari hubungan yang terjalin atara Indonesia dengan Cina
dan India membawa suatu pengaruh kepada kebudayaan
Indonesia? Jika ada jelaskan!

1.3 Tujuan

1. Agar penyusun dan peserta diskusi memahami bagaimana sejarah


hubungan antara Indonesia dengan Cina dan India bisa terjalin dari
dulu hingga sekarang.
2. Agar penyusun dan peserta diskusi memahami bagaimanakah
hubungan antara Indonesia dengan Cina dan India bisa terjalin Dan
bagaimana proses terjadinya.
3. Agar penyusun dan peserta diskusi memahami kapankah hubungan
antara Indonesia dengan Cina dan India terjalin.
4. Agar penyusun dan peserta diskusi memahami siapa sajakah tokoh-
tokoh yang memilki pengaruh dalam hubungan antara Indonesia-
Cina dan India.
5. Agar penyusun dan peserta diskusi memahami apakah dari
hubungan yang terjalin atara Indonesia dengan Cina dan India
membawa suatu pengaruh kepada kebudayaan Indonesia.
6. Dan tujuan utamanya adalah agar setelah memahami kita semoga
bisa berguna untuk dikemudian hari.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 HUBUNGAN DAGANG ANTARA INDONESIA-INDIA DAN CINA


SERTA PROSES MASUKNYA BUDAYA INDIA KE INDONESIA
ABAD KE V MASEHI.

Indonesia mulai memasuki zaman sejarah abad ke-V masehi atau


kurang lebih 400, dengan ditemukannya sumber-sumber tertulis di daerah
Kutai di Kalimantan Timur dalam suatu penelitian yang dilakukan pada
tahun 1940. dalam penelitian itu diketemukan tujuh buah yupa, yaitu
semacam tugu batu yang menyerupai menhir dan memuat tulisan dengan
huruf Pallawa dalam bahasa Sansekerta, tersusun dalam bentuk bahasa
puisi. Melihat bentuk dan jenis huruf Pallawa yang digunakan tersebut
diperkirakan berasal dari zaman permulaan abad ke-V Masehi.

Berdasarkan penelitian di oleh para ahli sejarah. yang kita dapat


mengetahui adanya peninggalan benda-benda yang mengandung ciri-ciri
dan menunujukkan adanya hubungm antara kepulauan dengan berbagai
kawasan di daerah Asia Tenggara. Menurut para ahli, hubungan itu
dilakukan dalam bentuk hubungan dagang yang masih sangat sederhana,
dalam arti belum terdapat hubungan dagang seperti sekarang ini.
Hubungan dagang itu baru mengalami perkembangan dalam masa
Indonesia kuno terutama dengan India dan Cina. 1

2.1.1 Terbentuknya Jaringan Nusantara Melalui Perdagangan di Perkembangan

Perkembangan palayaran penguasaan perairan membuat kerajaan-


kerajaan di Nusantara mampu melebarkan kekuasaannya. Pembentukan
armada laut yang kuat guna melakukan pengawasan alur dan invasi-invasi

1
Drs. Maskun, M.H, 2017. SEJARAH INDONESIA SAMPAI ABAD KE XV, Pendidikan Sejarah,
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Lampung, Bandar Lampung. Hlm 71-72.

3
menjadi aktor penting untuk menguasai jalur perdagangan dan daerah-
daerah strategis, Keamanan di perairan dan terdapatnya komoditas
membuat para pedagang dengan senang hati untuk datang dan berdagang.
Di masa Sriwijaya dan Majapahit kemampuan penguasaan perairan
mendapat perhatian yang sangat baik. Hal itu mendorong terjadinya
penyatuan politik dan wilayah yang dipisahkan oleh lautan.Pemerintahan
pusat dapat dengan melakukan pangawasan wilayah kekuasaan dan
melakukan kontrol politik. Sriwijaya dan Majapahitlah yang memiliki
andil besar dalam penyatuan antarpulau di Nusantara.

Perkembangan penguasaan perairan lambat laun membentuk


jaringan antar daerah. Daerah-daerah yang tidak dikenal dan kerajaan-
kerajaan kecil yang sebenarnya mengahasilkan komoditas perdagangan
mulai mendapat perhatian. Di daerah-daerah penghasil komoditas mulai
dibangun pelabuhan-pelabuhan kecil, Komoditas dari daerah kemudian
dikirim ke pelabuhan-pelabuhan besar yang menjadi pusat perdagangan.
Pedagang luar negeri dapat mudah mendapalkan barang dagangan yang
diinginkan di pelabuhan besar.

Akhirya berkembang jaringan perdagangan dan pengawasan yang


berada di Nusantara. Jaringan ini mengakomdir perdagangan dan
pemerintahan. Hubungan pemerintah terjadi berupa hubungan saling
menguntungkan. Keuntungan penguasa pusat mendapat pengakuan
sebagai penguasa, pajak atau upeti yang masuk ke kerajaan, dan suplai
barang dagangan yang diperlukan untuk meramaikan pelabuhan dalam
perdagangan Internasional. Kerajaan kecil atau daerah kekuasan mendapat
keuntungan berupa perlindungan, keamanan, kebanggan karena menjadi
bagian kekuasan yang besar, dan tentu saja dapat memasarkan hasil
alamnya.

Jalur Sutera yang dianggap tidak efektif lagi membuat jalur


perdagangan antara Cina dan India dipindahkan melalui jalur laut.
Perdagangan keduanya merupakan bagian dari perdagangan internasional.
Dari India barang-barang dagang yang didapatkan dari Cina disalurkan

4
lagi ke Eropa. Karena peralihan jalur perdagangan yang menggunakan
perairan membuat penduduk Nusantara mendapatkan berkah tersendiri.
Nusantara yang di lewati kapal-kapal pedagang harus diintegrasikan dalam
jalur perdagangan internasional tersebut. Selat Malaka menjadi gerbang
penting bagi perdagangan internasional.

Di samping kian terbukanya jalur niaga Selat Malaka dengan


perdagangan dunia internasional, jaringan perdagangan antarbangsa dan
penduduk di Kepulauan Indonesia juga berkembang pesat selama masa
Hindhu-Buddha. Jaringan dagang dan jaringan budaya antar kepulauan di
Indonesia itu terutama terhubungkan oleh jaringan laut Jawa hingga
knpulauan Maluku. Mereka secara tidak langsung juga terintegrasikan
dengan jaringan ekonomi dunia yang berpusat di sekitar Selat Malaka, dan
sebagian di pantai barat Sumatra seperti Barus.

Seiring dengan perkembangan perdagangan internasional di


Nusantara. Para pedagang Cina dan India mulai mengenal barang-barang
komoditas Nusantara. Barang-Barang komoditas Nusantara ternyata juga
laku diperdagangan internasional. Komoditas penting yang menjadi barang
perdagangan pada saat itu adalah rempah-rempah, seperti kayu manis,
cengkih, dan pala. Banyak pedagang Cina dan India biasanya hanya
singgah di Malaka mulai masuk lebih jauh ke pedalaman Nusantara untuk
mendapatkan barang dagangan. Terkadang barang dagangan dari bandar-
bandar di Nusantara dikirim ke Malaka guna dibawa oleh para pedagang
India dan Cina. Perkembangan selanjutnya adalah para pedagang
Nusantara juga banyak yang berdagang ke Cina dan India, Sejak saat itu
jaringan dagang dan jaringan budaya antarkepulauan Indonesia terhubung
dengan jaringan ekonomi dunia.

Nusantara Berdasarkan catatan perjalanan Cina, muncul beberapa


nama kerajaan di Nusantara. Kerajaan-kerajaan inilah yang disinyalir aktif
dalam perdagangan Internasional. kerajaan itu adalah Melayu dan
Sriwijaya yang berada di Sumatra. Di Jawa terdapat empat kerajaan yang
dikenal pedagang-pedagang Cina, yaitu Tarumanegara dengan rajanya

5
Purnawarman, di Jawa Tengah terdapat Kalingga, dan di Jawa Timur
terdapat Singasari dengan rajanya bemama Kertanegara, dan Majapahit
dengan rajanya bernama Hayam Wuruk. 2

2.2 HUBUNGAN DAGANG INDONESIA-INDIA

Menurut J.C Van Leur dan O. W Wolters bahwa hubungan dagang


antara Indonesia dengan India lebih dahulu berkembang, daripada
hubungan dagang Indonesia Cina. Untuk mengetahui awal dimulainya
hubungan antara Indonesia dengan India sangatlah sulit, karena tidak
adanya sumber-sumber tertulis mengenai adanya hubungan dagang
tersebut. Jika pun ada bukti, maka itu kurang akurat. Untuk meneliti
kembali tentang adanya hubungan dagang antar Indonesia dengan India,
digunakan sumber-sumber yang datangnya dari luar, yaitu:

1. Sumber-sumber dari India.

Yakni sumber-sumber yang berupa kitab-kitab sastra yang


sebenarnya tidak bertujuan untuk menguraikan tentang hubungan
dagang Indonesia dengan India. Kitab-kitab tersebut antara lain:

a. Kitab Jataka yaitu sebuah kitab yang menguraikan kisah-


kisah hidup sang Budha, tetapi di dalmnya ada
menyebutkan sebuah nama Suwarnabhumi (pulau Sumatra),
yang berarti negeri emas, yaitu sebuah negeri yang
memerlukan perjalanan penuh bahaya.
b. Kitab Ramayana, yaitu sebuah kitab yang mengisahkan
kepahlawanan Rama dalam membebaskan kekasihnya Dewi
Shinta dari cengkraman Rahwana, tetapi didalamnya
terdapat nama Yawadwipa (pulau Jawa), yang berarti pulau
emas dan pulau perka serta menyebutkan pula
Swannadwipa (pulau Sumatra) yang berarti pulau emas.
2
Putra Nugraha, Bahan Ajar, 2013, Sejarah Indonesia untuk SMA/SMK kelas X,
Surakarta:Zamrud. Hlm 17-18.

6
Namun kedua kitab tersebut tidak menyebutkan dengan jelas
hubungan dengan tempat-tempat di Indonesia. Salah satu kitab
sastra India lainnya yang dapat memberikan petunjuk kedatangan
masyarakat India ke Indonesia sejak abad ke-3 adalah kitab
Mahanidessa. 3

2 Sumber-sumber dan Barat.

Dalam usaha untuk mengetahui awal hubungan India dengan


daerah-daerah yang ada di sebelah Timuniya, para peneliti
mengkaji sumber-sumber Barat zaman kuno. Kitab-kitab tersebut:
antar lain:
a. Periploustes Erytas Thalasses, yaitu sebuah kitab kitab
pedoman untuk berlayar di lautan Erythrasa (Samudra
Indonesia). Dalam kitab inilah ditemukan keterangan
lengkap mengenai jalur pelayaran antar Asia Barat dan
India. Namun daerah yang letaknya agak jauh ke Timur
sangat samar-samar, Suatu yang menarik dalam kitab ini
juga, yaitu mengenai hubungan orang India dengan suatu
tempat disebut Chrisye yang berarti emas. Karena itu
mengingatkan kita pada masa swarnabhumi dan
Swarnadwipa.
b. Geographike Hyphegenesis, yaitu kitab petunjuk membuat
peta yang disurun oleh Cladius Ptolemeus pada abad ke-II
Masehi. Dalam kitab-kitab tersebut di tulis nama-nama
logam mulai, seperti Argyre Chora (negeri perak), Chryse
Chora (negeri emas) dan Chryse Chersonessos
(Semenanjung emas). Kitab ini menyebutkan pula nama

3
Ririn Darini, S. S., M. Hum, 2013. SEJARAH KEBUDAYAAN INDONESIA MASA HINDU
BUDHA, Yogyakarta: Ombak Dua. Hlm 25.

7
pulau Sumatra atau bagian dari Pulau Sumatra. Jadi bukan
untuk menyebutkan Pulau Jawa adalah dengan kata Jawa
adalah Prasasti Canggal yang berangka tehun 654 saka atu
732 Masehi, dalam prasasti tersebut terdapat perjanjian
untuk Dwipa Yawa.

2.3 HUBUNGAN DAGANG INDONESIA-CINA

Hubungan dagang antara Indonesia dengan Cina hanyalah


hubungan pelayaran langsung antar kedua tempat, Hubungan pelayaran
Hu dapat merupakan bagian dari hubungan pelayaran antara Asia Barat
dengan Cina, tetapi juga dapat merupakan hubungan tersendiri antara
Indonesia dengan Cina, kalau Menurut Wolters, bukti-bukti yang
menunjukan bahwa niaga melintasi laut Cina Selatan untuk pertama
kalinya terjadi antara abad ke-III Masehi dan abad ke-V Masehi. Tetapi
bukti yang pasti mengenai pelayaran antara Indonesia dengan Cina berasal
dari abad ke-V masehi.
Keadaan pelayaran itu dapat disimpulkan dari perjalanan dua orang
pendeta beragama Budha, yaitu:
1. Perjalanan Fa-Hsien, sumber ini isinya antara lain bahwa Fa-Hsien
bertolak dari Srilanka pada tahun 413 Masehi Ia menempuh
perjalanan kembali ke Cina dari Yeh-Po-T’i. dalam laporannya
mengenai perjalanan itu telah melampaui batas waktu berlayar
yang lazim untuk mencari kanton dari Yeh-Po-T’i. para
penumpang merasa khawatir dan mereka menduga bahwa kapal
mereka telah kehilangan arah, sedangkan batas waktu untuk
berlayar yang lazim, yakni kurang lebih 50 hari. Pada waktu itu
mereka telah melampaui batas waktu tersebut selama berhari-hari.
Menurut para ahli, Yeh-Po-T’I diartikan sebagai Yawa Dwipa
(pulau Jawa).
2. Perjalanan Gunavarman, sumber ini berisi antara lain bahwa
Gunavarman bertolak dari She-P’o yaitu untuk singgah di sebuah

8
kerajaan kecil, yaitu pulau Jawa tetapi karena cuaca baik maka
diputuskan untuk berlayar langsung. Sebuah berita Cina lain yang
menerangkan tentang hubungan Indonesia Cina adalah berita
mengenai datangnya utusan dari Ho-Co-Tan, sebuah negeri di She-
P’o dalam tahun 430 Masehi.

2.4 PROSES MASUKNYA BUDAYA INDIA DAN CINA KE INDONESIA

Proses masuknya budaya India ke Indonesia dikenal dengan istilah


penghinduan atau Hinduisasi, walaupun pengaruh budaya itu tidak semata-
mata dari Hindu saja, tetapi juga dari agama Budha. Semua itu tumbuh
dalam bentuk satu kesatuan sinkretisme dalam bentuk Siwa Budha.4

Perjumpaan dengan budaya India dan Cina tidak dapat Indonesia


dipungkiri,telah berpengaruh besar dalam budaya membangun di
Indonesia. Budaya India dengan Hinduisme dan Budhisme telah
memengaruhi kehidupan sehari-hari dibeberapa daerah terutama Jawa
yang jumlah penduduknya merupakan mayoritas di Indonesia. Cara
membangun bangunan ibadah seperti candi dan pura, meletakkan dasar-
dasar arsitektur bangunan ibadah dan bertebaran di berbagai pelosok
Indonesia. Hinduisme bahkan mendapatkan bentuk baru di Bali yang kita
kenal sebagai Hindu-Bali, membentuk suatu ciri tersendiri yang
membuktikun kekuatan semangat lokal dalam menggarap budaya yang
dihadapinya. Penataan ruang melalui tata letak dan sosok bangunan di Bali
berangkat dari kaidah kaidah budaya membangun Hinduisme, namun
menghasilkan suatu corak kuat.

Budaya Cina juga menurunkan pengetahuan pertukangan,


makanan, dan seni tata letak yang populer kita kenal sebagai
fengsui(adalah ilmu topografi kuno dari Cina yang mempercayai
bagaimana manusia dan surga (astronomi), serta bumi (geografi) dapat

4
Drs. Maskun, M.H, 2017. SEJARAH INDONESIA SAMPAI ABAD KE XV, Pendidikan Sejarah,
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Lampung, Bandar Lampung. Hlm 72-76.

9
hidup dalam harmoni untuk membantu memperbaiki kehidupan dengan
menerima Qi positif. Qi terdapat di alam sebagai energi yang tidak terlihat.
Qi dialirkan oleh angin dan berhenti ketika bertemu dengan air.

Qi baik, disebut juga dengan istilah napas kosmik naga. Jenis Qi ini
dipercaya sebagai pembawa rezeki dan nasib baik. Namun, ada pula Qi
buruk yang disebut Sha Qi, yang dipercaya sebagai pembawa nasib buruk.
Terdapat berbagai aliran feng shui, di antaranya yaitu bintang terbang,
waktu, dan topografi. 5

Pertukangan kayu yang ditawa para pendatang orang Cina dan


keturunannya memberi warna (tersendiri Perumahan di tempat yang kita
kenal sebagai Pecinan di hampir seluruh pelosok kota-kota di seluruh
Indonesia juga membentuk suatu ciri tersendiri di dalam kehidupan
bermukim di Indonesia. Meski bentuk dari daratan Cina tampaknya
keadaan lokal memberi tantangan sehingga terdapat perubahan
sebagaimana kita saksikan di kota-kota pesisir Jawa dan Sumatra. 6

2.4.1 SIKAP BANGSA INDONESIA DALAM MENANGGAPI


KEBUDAYAAN INDIA.

Dalam menerima pengaruh budaya India, bangsa Indonesia memiliki sikap


antara lain:

1. Pasif, yaitu sikap dimana bangsa Indonesia menerima pengaruh


budaya India itu apa adanya Pendapat ini sulit diterima dengan
kenyataan, karena budaya yang ada di Indonesia tidak sama seperti
di India misalnya masalah kasta di Bali. Penggolongan masyarakat
Bali dalam bentuk kasta bukan pengaruh dari India, tetapi sebagai
pengaruh Imperialisme Barat yang ingin memecah belah bangsa
Indonesia khususnya di Bali.

5
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Feng_Shui

6
Mukhlis PaEni, dkk, 2009, SEJARAH KEBUDAYAAN INDONESIA , Jakarta : PT. Raja
Grafindo Persada. Hlm 159.

10
2. Aktif, yaitu suatu sikap menerima budaya India secara selektif,
yakni tidak menerima apa adanya. Pendapat ini dapat diterima,
karena anggapan ini sesuai dengan sikap bangsa Indonesia yang
tidak menerima secara langsung budaya yang datang dari India.
Hal ini dikarenakan bangsa Indonesia bersedia untuk menerima
pengaruh budaya India asalkan tidak meninggalkan keaslian
budaya Indonesia yang ada telah berkembang pada waktu itu.

A. PROSES MASUKNYA BUDAYA INDIA

Ada beberapa hipotesa mengenai masuknya proses masuknya budaya


India ke Indonesia yang dikemukakan para ahli, antara lain:

1. Anggupan pertama

Menurut para ahli bahwa proses masuknya pengaruh


budaya India ke Indonesia melalui kolonisasi orang India ke
Indonesia. Berdasarkan anggapan ini, maka yang paling
berpengaruh dan berperan dalam masukan budaya ini adalah
golongan prajurit. Oleh sebab itu Bosch menyebutnya sebagai
Hipotesa Ksatria. Hipotesa ini sulit diterima oleh para ahli lainnya
dengan alasan:

Ia menganggap bahwa kolonisasi di Indonesia tidak pemah ada.


Sebab yang namanya koloniosasi itu disertai dengan bukti
penaklukan dari India di Indonesia sudah tidak ada sebab itu kalau
ada minimal Indonesia ada proses pemindahan nilai-nilai sosial
budaya, social masyarakat, nilai seni atau bentuk pemerintahan dari
daerah penakluk. Misalnya di Indonesia tidak ada pola rumah yang
dipengaruhi dari India begitu juga mengenai penggunaan bahasa
yang ada di Indonesia tidak sama dengan yang digunakan di India.
Karena yang melakukan kolonisasi itu para prajurit maka
hipotesisis ini masih diragukan, sebab secara umum para prajurit
memiliki keahlian dalam bidang keprajuritan, bukan dalam bidang
bidang kultur yang ada tetapi sedikit saja dari India ini sangat kecil

11
2. Anggapan Kedua

Menurut Krom, masuknya pengaruh India di Indonesia


dilakukan melalui golongan pedagang, karena itu kasta Waysa,
maka disebut hipotesisi Waysa. Alasannya karena pedagan selain
untuk berdagang ada juga yang menetap di Indonesia dan ada juga
yang melalui perkawinan. Melalui hal-hal di atas itulah pedagang
memasukkan budaya India ke Indonesia. Van Leur sangat berat
meneria alasan di atas alasan:

Sebab walaupun para pedagang India itu ada yang menetap di


Indonesia, tetapi dalam keadati menetap orang-orang India tersebut
tidak mungkin membaur dengan sembarangan membaur dalam
masyarakat luas tetapi membuat perkampungan sendiri, terbukti
dengan ditemukannya nama-nama kampung khas India seperti
Kampung Keling. Jadi, berdasarkan hal tersebut orang India sulit
berasimilasi dengan orang Indonesia.

Karena pedagang yang datang ke Indonesia pada umumnya para


pedagang keliling, jadi bukan orang yang demikian pada umunya
pula tidak memiliki keahlian dalam bidang budaya.

3. Anggapan Ketiga

Menunut Van Leur proses masuknya pengaruh budaya


India di Indonesia yang benar adalah melalui golongan-golongan
yang memang menguasai budaya India, yaitu golongan Brahmana,
oleh sebab itu pendapat ini dikenal dengan hipotesis Brahmana.
Adapun prosesnya berpangkal dari adanya hubungan antar
Indonesia dan India sehingga timbul suatu keinginan bagi
masyarakat Indonesia untuk mengethui nilai- nilai budaya India.
Untuk itu masyarakat Indonesia melakukan dua cara, yaitu:

a. Berusaha untuk mengetahui nilai-nilai budaya India


dengan mengundang Para ahlinya ke Indonesia untuk

12
menyiarkan budaya-buaya India kepada masyarakat
yang ada di Indonesia.
b. orang Indonesia dengan sengaja pergi ke India untuk
melihat secara langsung keadaan yang ada di India.

Kedua cara ini oleh Soekmono disebut Teori Arus Balik ,sebagai
kesimpulan, teori masuknya budaya India ke Indonesia yaitu
berdasarkan pada Hipotes Brahmana, dengan alasan :
a. Karena golongan Brahmana adalah orang yang paling
mengetahui akan budaya India sehingga tidak diragukan
lagi akan kemampuan dari golongan Brahmana ini dalam
memasukkan pengaruh budaya/agama Hindu-Budha dari
India ke Indonesia.
b. selain itu, Hipotesa Brahnmana ini sangat dapat diterima
sebab di dalam meng-Hindukan seseorang harus
melakukan upacara khusus yang hanya dapat dilakukan
oleh golongan Brahmana, bukan dari golongan Waysa atau
Kesatria.
c. Untuk memperoleh pengetahuan tentang budaya India,
masyarakat Indonesia dapat mendatangkan ahlinya dari
India (golongan Brahmana atau orang Indonesia Bendiri
yang datang ke India. Hal ini tidak menutup kemungkinan
atau sudah semestinya dilakukan oleh rakyat Indonesia,
mengingat hubungan India dan Indonesia sudah terjalin.

B. PROSES MASUKNYA BUDAYA CINA

Orang Cina datang ke kawasan Asia Tenggara sudah sejak


awal sejarah untuk menukarkan barang-barang Cina seperti sutra
dan porselin dengan rempah-rempah, obat-obatan dan barang-

13
barang yang aneh dan langka dari kawasan Asia Tenggara ini. Pada
abad ke- 16 dan awal abad ke 17, ketika orang Barat datang ke
kawasan Asia Tenggara, mereka mendapatkan saudagarsaudagar
Cina berjumlah sedikit tetapi tersebar luas di kawasan ini. Dalam
beberapa abad kemudian, mereka bertindak sebagai pedagang
perantara atau bekerja sebagai buruh serta produsen berskala kecil.
Ketika jumlah mereka semakin membesar, mereka lalu
mendominasi perekonomian pasar di kawasan ini

Berdasarkan catatan sejarah, hubungan dagang antara Cina


dengan Jawa telah berlangsung cukup lama, yaitu sejak abad ke 5
Masehi. Hubungan tersebut ditopang pula oleh jalur-jalur
pelayaran yang telah dikenali oleh orang orang Cina untuk sampai
dan singgah di kepulauan Nusantara. Peningkatan aktivitas di
bidang perdagangan dan pelayaran di daerah kepulauan Nusantara,
mengakibatkan tumbuh dan berkembangnya tempat atau pos-pos
pedagang Cina yang kemudian menjadi pemukiman-pemukiman
khusus orang Cina (pecinan) di sejumlah daerah di kepulauan
Nusantara. Akibat lebih lanjut, sudah tentu tejadi interaksi sosial
budaya antara orang (pedagang) Cina dengan orang setempat
(pribumi). Latar belakang tersebut, yang mendorong penelitian ini
dilakukan dengan fokus masalah pada pengaruh budaya Cina pada
daerah pesisir utara Jawa dan Madura Tujuan yang dikehendaki
adalah terungkapnya dan teridentifikasinya pengaruh budaya Cina
serta latar sejarah keberadaan unsur-unsur budaya Cina tersebut.
Upaya mengungkapkan budaya Cina tersebut dilakukan melalui
kajian arkeologis historis dengan sasaran penelitian pada aspek
tinggalan arkeologisnya yang terdapat pada daerah yang diteliti
yaitu Cirebon, Semarang, Gresik dan Madura. Hasilnya
menunjukan bahwa orang-orang Cina total dijumpai
keberadaannya diseluruh Jawa dan Madura sejak masa lampau.
Mereka bermukim di kota-kota pelabuhan di daerah pesisir atau
muara muara sungai besar yang menjadi pasat perdagangan dan

14
sarana transportasi yang menghubungkan daerah pantai dengan
pedalaman. Pilihan lokasi atau tempat tinggal orang Cina di suatu
kota, mungkin tampaknya berkaitan dengan kegiatan usaha di
sektor perdagangan. Keberadaan orang Cina di daerah pesisir
ditandai pula dengan hadirnya pemukiman Cina (Pecinan).
Pengaruh budaya Cina tampak kentara dijumpai pada sejumlah
tinggalan arkeologis yang ditemui di daerah yang menjadi lokasi
penelitian.7

2.5 PENGARUH KEBUDAYAAN INDIA DAN CINA DI INDONESIA

2.5.1 Kebudayaan India

Pengaruh budaya India di Indonesia sangat besar dan begitu mudah


diterima diIndonesia karena kebudayaan di Indonesia dan kebudayaan
yang datangnya dari India hampir memiliki persamaan unsur kebudayan
asli orang Indonesia. Contoh kebudayaan yang ada di Indonesia dan
memiliki persamaan dengan kebudayaan Indonesia antara lain adalah :

1. Punden Berundak yang menyerupai Candi-Candi


Dalam kebudayaan Indonesia ada Punden Berundak yang menjadi
cikal bakal sebuah candi tempat beribadah orang-orang India.

(pugung Raharjo)

7
http://lib.ui.ac.id/file?file=pdf/abstrak-75741.pdf

15
( Candi Borobudur)

2.5.2 Kebudayaan Cina


Kebudayaan Cina yang ada di Indonesia berupa
kebudayaan dari agama Tiong Hoa, dalam bentuk-bentuk
bangunan dan cara berpakaian,

16
(baju koko orang cina yang sering digunakan orang Indonesia)

( kebaya Encim )

( tempat Ibadah orang-orang Cina).

BAB III

PENUTUP

17
3.1 Kesimpulan

Hubungan Indonesia dengan Cina dan India berawal sekitar abad


ke-5, dan itu jauh sebelum Indonesia seperti sekarang ini bahkan masih
jauh saat kepada kemeerdekaan dan terbentuknya negara Indonesia.
Dahulu sebelum kemerdekaan nama yang digunakan untuk menyebut
negara ini adalah Wilayah Nusantara.

Hubungan awal antara ketiga negara ini (Indonesia-Cina-India)


adalah karena wilayah Jalur Sutera yang dianggap tidak efektif lagi
membuat jalur perdagangan antara Cina dan India dipindahkan melalui
jalur laut. Perdagangan keduanya merupakan bagian dari perdagangan
internasional. Dari India barang-barang dagang yang didapatkan dari Cina
disalurkan lagi ke Eropa. Karena peralihan jalur perdagangan yang
menggunakan perairan membuat penduduk Nusantara mendapatkan
berkah tersendiri. Nusantara yang di lewati kapal-kapal pedagang harus
diintegrasikan dalam jalur perdagangan internasional tersebut. Selat
Malaka menjadi gerbang penting bagi perdagangan internasional.

Hubungan Indonesia dengan India dan Cina bermula dar para


pedagang yang berjualan atau berniaga di Indonesia, setelah itu para
pedangang menyebarkan kebudaya-kebudayaan negara-negara mereka dan
sana mulailah terjadinya akulturasi antara kebudayaan bangsa Cina dan
India dengan Indonesia.

18

Anda mungkin juga menyukai