Anda di halaman 1dari 36

PERANAN SISKAMLING TERHADAP PERTAHANAN

NASIONAL

(Sebagai salah satu syarat dalam mengikuti mata kuliah Pendidikan


Kewarganegaraan)

Oleh
Kelompok VII:
1. Fadhilah Mursyid Sinulingga (1713033014)
2. Khoirunnisa Ama Rina (1713033026)
3. Rassha Fisiwahyuni Dewi (1713033043)
4. M. Damar Alfin (1713033050)
5. Endang Fitriani (1713033054)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH


JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2018
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb
Puja dan puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah Swt, karena
berkat rahmat dan karunia-Nya sehingga kelompok VII dapat menyelesaikan
tugas dalam mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan yang berjudul
“Perannan Siskamling Terhadap Pertahanan Nasional”. Atas dukungan moral
dan materil, kelompok VII banyak mengucapkan terimakasih kepada pihak
pihak yang telah membantu yang diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Orang tua, saudara serta keluarga yang telah memberikan dukungan
serta do’a.
2. Bapak Drs. Tontowi., M.Si selaku dosen pada mata kuliah Pendidikan
Kewarganegaraan, yang telah membimbing dan membantu dalam
menyelesaikan makalah ini.
3. Teman teman dari program studi Pendidikan Sejarah yang telah
memberikan dukungan serta semangat selama proses pembuatan
makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna. Sehingga
penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun, agar kami
kelompok VII dapat memperbaiki nya. Dan apabila ada salah dalam
penulisan kata maupun gelar, penulis memohon maaf yang sebesar besarnya.

Akhir kata penulis ucapkan terimakasih dan semoga makalah yang berjudul
“Peranan Siskamling Terhadap Pertahanan Nasional” dapat menambah
wawasan serta pengetahuan bagi setiap pembaca.
Wassalamualaikum wr.wb

Bandar Lampung, April 2018

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................


KATA PENGANTAR ............................................................................... I
DAFTAR ISI .............................................................................................. II
BAB I PENDAHULUAN ..........................................................................
1.1 Latar Belakang ...................................................................................... 1
BAB II PERMASALAHAN .....................................................................
2.1 Rumusan Masalah ................................................................................. 2
2.2 Tujuan Penulisan ................................................................................... 2
BAB III PEMBAHASAN .........................................................................
3.1 Pengertian Siskamling........................................................................... 3
3.2 Pembentukan dan Kegiatan Siskamling ................................................ 6
3.3 Tujuan dan Manfaat Siskamling ........................................................... 15
3.4 Keterkaitan Ketahanan Nasional dengan Siskamling ........................... 16
3.5 Manfaat Siskamling untuk Lingkungan ................................................ 17
BAB IV KESIMPULAN ...........................................................................
Kesimpulan ................................................................................................. 19
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 20
SOAL .......................................................................................................... 22
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Di dalam era globalisasi, telah terjadi perubahan dalam pola pikir dan pola hidup

manusia menjadi konsumtif. Perilaku konsumtif membuat manusia merasa tidak

pernah cukup akan harta benda yang telah ia miliki. Sehingga ada kecenderungan

untuk memiliki harta benda milik orang lain. Dengan berbagai cara, salah satunya

yaitu mencuri. Tentunya, tanpa seizin pemilik harta benda tersebut. Sehingga

apabila kegiatan pencurian tersebut sudah terjadi, maka pemilik harta benda

tersebut akan mengalami kerugian secara materil.serta akan mengalami kesulitan

untuk mencari tahu siapa pelakunya. Untuk mengatasi hal tersebut, dalam

lingkungan masyarakat sudah dibentuk suatu sistem keamanan lingkungan yaitu

“Siskamling”.Siskamling tersebut melibatkan unsur penduduk, untuk melakukan

pengawasan terhadap kegiatan pencurian dilingkungannya.

Dalam hal ini, bentuk partisipasi masyarakat dalam pemeliharaan lingkungan

diwujudkan dalam bentuk Sistem Keamanan Lingkungan. Siskamling

dilaksanakan sebagai upaya untuk meningkatkan moral dan disiplin warga.

Sebagai makhluk sosial, manusia tidak dapat lepas dari interaksinya dengan

manusia lain. Dalam interaksinya, maka terciptalah suatu masyarakat dan

peradaban serta kebudayaan manusia yang didalamnya terdapat nilai-nilai yang

mendasari dan menuntun tindakan-tindakan dalam hidup bermasyarakat .


BAB II

PERMASALAHAN

2.1 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan Siskamling ?

2. Bagaimana Pembentukan dan Kegiatan Siskamling ?

3. Apa Tujuan dan Manfaat Siskamling ?

4. Apa Keterkaitan Ketahanan Nasional dengan Siskamling ?

5. Apa manfaat siskamling untuk lingkungan ?

2.2 Tujuan Penulisan

1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan Siskamling.

2. Mengetahui pembentukan dan kegiatan Siskamling.

3. Mengetahui tujuan dan manfaat Siskamling.

4. Mengetahui keterkaitan ketahanan nasional dengan Siskamling.

5. Mengetahui manfaat siskamling untuk lingkungan.


BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Pengertian Siskamling

Siskamling merupakan salah satu upaya dalam menciptakan suasana atau

kondisi suatu lingkungan yang aman. Aman dalam segala hal, seperti aman

dalam pencurian, menjalankan agama, melakukan aktivitas sehari-hari. Dan

beberapa aspek yaitu, ideologi, politik, ekonomi dan sosial budaya. Jika

ditelaah lebih jauh maka akan ditemukan pengertian Siskamling secara

khusus yaitu merupakan suatu cara atau sistem perlindungan masyarakat

sebagai komponen khusus dimana keamanan lingkungan yang didiami

masyarakat terjamin.

Adapun yang dimaksud komponen khusus adalah salah satu bagian kegiatan

untuk menjaga stabilitas nasional dari dalam, yaitu untuk menghindari

rongrongan dari dalam masyarakat, seperti: pencurian, perjudian, pelacuran,

pemerkosaan dan lain-lain, yang kesemua itu akan melemahkan mental rakyat

dan pertahanan dan keamanan di lingkungan itu sendiri secara khusus dan

stabilitas nasional secara umum, diantaranya melalui Pendidikan Pendahuluan

Bela Negara (PPBN).


Akan lebih jelas lagi apabila kita lihat Undang-Undang No. 20 Tahun 1982,

19 September 1982 dan Undang-Undang No. 1 Tahun 1988 tanggal 1 Maret

1988 tentang ketentuan pokok keamanan sebagai suatu sistem. Pasal 10

menyatakan bahwa sistem keamanan rakyat dapat dibina dengan kesadaran

setiap warga Negara. Untuk menciptakan kondisi dinamis dimana warga

Negara itu berada dalam keadaan stabil, maka secara tidak langsung dapat

menentukan kokohnya ketahanan nasional.

Ada 2 tipe Siskamling yang berkembang di pedesaan:

1. Sistem Sentral

Anggota peronda terdiri dari 1 RT atau 1 kampung. Pos Kamlingnya berada di

rumah salah satu penduduk sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan. Setelah

tengah malam, peronda berkeliling lingkungan sekitar.

2. Pos Kamling

Anggota peronda terdiri dari 1 RT atau 1 kampung. Kegiatan sudah tidak lagi

tersentral di rumah salah satu penduduk melainkan di Pos Kamling ( gardu ronda

). Sebuah pos ( gardu ) yang sengaja dibuat untuk tempat jaga. Dibangun di

tempat – tempat strategis di sekitar kampung. Satu kampung bisa memiliki

beberapa Pos Kamling. Setelah tengah malam, peronda berkeliling lingkungan

sekitar.
Selain berfungsi sebagai sistem keamanan lingkungan, ronda juga mempunyai

nilai sosial, ekonomi dan budaya. Sebagai bukti bahwa para peronda telah

melaksanakan tugasnya berkeliling kampung memantau keamanan adalah dengan

mengambil Jimpitan. Jimpitan lalu dikumpulkan di pos ronda atau rumah

penduduk yang mendapat giliran menjadi pos ronda ( Sistem Sentral ). Jimpitan

merupakan segenggam beras yang ditaruh di depan rumah masing – masing

penduduk setiap malam. Beras Jimpitan yang terkumpul kemudian dijual untuk

keperluan Kas RT. Dibelikan barang – barang pecah belah ( piring, gelas, nampan

) atau barang umum untuk keperluan bersama ( Seng lembaran, meja, kursi ). Di

beberapa daerah Model Jimpitan dibuat lebih praktis. Bukan lagi segenggam beras

melainkan diganti dengan uang recehan. Setiap RT dalam 1 kampung mempunyai

jadwal ronda tersendiri. Kebersamaan ronda terlihat dalam main kartu dan arisan.

Arisan yang dikelola meliputi kegiatan simpan pinjam. Walaupun lebih besar

pinjaman daripada simpanan.

Kenthongan Sebagai Early Warning System ( EWS )

Kenthongan adalah alat dari kayu atau bambu yang dilubangi ( rongga ), jika

dipukul akan menimbulkan suara. Pada mulanya kenthongan berfungsi sebagai

alat komunikasi. Melainkan juga menunjukkan strata sosial pemiliknya.

Kenthongan paling besar diletakkan di Balai Desa ( Lurah ), Kadus dan yang

terkecil di rumah – rumah warga ataupun pos ronda. Aturan tidak tertulis tersebut

masih ditaati sampai sekarang. Walaupun alat komunikasi semakin canggih.


Kenthongan

Kenthongan sebagai alat komunikasi mempunyai sandi suara yang telah

disepakati bersama. Setiap daerah mungkin saja berbeda tentang sandi suara

kenthongan. Khususnya Jawa, ada beberapa penggolongan sandi suara ;

1. Doro Muluk ( Burung Dara yang terbang secara vertikal )

Menandakan ada warga yang meninggal dunia. Dibunyikan 3 kali jika yang

meninggal dewasa dan 2 kali jika yang meninggal anak – anak.

2. Titir

Memberitahukan ada bahaya yang butuh pertolongan warga segera ( pencurian,

kebakaran, bencana alam, dll ).


3. Kenthong Sepisan

Menginstruksikan warga berkumpul untuk musyawarah atau kerja bhakti.

4. Sambang

Dibunyikan menjelang tengah malam. Mengabarkan kurang lebihnya bahwa

masih ada orang yang berjaga atau belum tidur. Biasanya akan disambut Sambang

dari warga lain yang belum tidur.

5. Gobyog

Dibunyikan pada masa – masa tertentu dalam perhitungan Bulan Jawa. Tidak jelas

fungsinya, mungkin hanya sebagai penanda waktu.

3.2 Pembentukan dan Kegiatan Siskamling

Siskamling merupakan sistem keamanan yang terbentuk dari kesadaran

masyarakat akan keamanan dan ketertiban lingkungannya. Sebelum

terbentuknya Siskamling itu lebih dahulu diadakan musyawarah antar warga

desa dan aparatur desa. Dalam masyarakat tersebut dibentuk kelompok-

kelompok yang terdiri 5 atau 8 orang. Setiap kelompok diketuai oleh 1 orang

tugasnya melaporkan kepada kepala lingkungan atau koordinator bila terjadi

kekacauan serta bertanggungjawab atas anggotanya.


Adapun kegiatan Siskamling juga diadakan melalui persetujuan masyarakat

dengan diketuai oleh Kepala Desa dengan disaksikan oleh aparatur Negara.

Dimana kegiatan tersebut dimulai dengan pembentukan posko atau pos-pos.

Keamanan pada setiap masing masing lingkungannya. Tidak lanjut dari

pembentukan posko ini adalah bentuk:

1. Hansip (Peratahanan Sipil) pada masing-masing lingkungan yang

kegiatannya menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat sekitar

dengan maksud agar masyarakat merasakan keamanan lahir dan

ketenangan batin, bebas dari keecemasan akan gangguan dari dalam.

2. Ronda atau jaga malam dimana masing-masing warga mendapat

giliran untuk ronda atau jaga malam.

3. Pembentukan seksi-seksi keamanan pada setiap lingkungan.

4. Pada setiap posko yang ada tersebut dibentuk juga Satpam atau

Satuan Pengamanan.

a. Ronda Malam

Pada setiap kelurahan biasanya tersedia pos ronda serta telah dibuat daftar jadwal

ronda malam dimana masing – masing warga mendapatkan giliran untuk ronda

atau jaga malam. Pos ronda atau pos kamling (pos keamanan lingkungan ) atau

gardu ronda di wilayah rukun tetangga di kota adalah contoh untuk melihat dan

mengurai arsitektur sebagai fenomena kontrol kekuasaan atas ruang hidup

masyarakat. Kemunculan dan keberadaan pos ronda sebagai bagian dari sistem
keamanan lingkungan (siskamling), jelas bersifat politis dan militeristik.,

munculnya kebijakan siskamling dilatar belakangi perpecahan dua kubu di tubuh

Orde Baru yang militeristik pada awal tahun 1980-an. Kebijakan itu menjadi

representasi penganjur/pendukung pedekatan jalur hukum, sedangkan pihak yang

lain, yaitu pendukung pendekatan ekstrayuridis ( di luar jalur hukum )

direpresentasikan oleh operasi “penembakan misterius” terhadap para gali dan

preman.

Sebuah pos ronda harus didirikan di tempat strategis, misalnya area gerbang

masuk wilayah kampung, di persilangan antargang, atau di tempat yang lebih

leluasa agar bisa memandang semua arah, dan bisa menguasai situasi, ketika

gangguan keamanan lingkungan datang. Menurut ketentuan, seperti disebutkan

dalam buku petunjuk siskamling, setiap wilayah rukun tetangga (RT) minimal

harus memiliki gardu ronda, bahkan idealnya setiap wilayah RT mempunyai dua

pos ronda.

Berikut adalah manfaat ronda dalam sistem keamanan lingkungan diantaranya:

1. Menjaga keamanan dari pencurian, perampokan, maupun pelanggaran lain

yang melanggar norma-norma hukum, norma susila, maupun norma-

norma yang berlaku di masyarakat.

2. Sebagai upaya antisipasi dalam penanganan masalah yang ditimbulkan

karena adanya gangguan keamanan masyarakat, musibah atau bencana

alam.
3. Sebagai sarana mempererat tali silaturahmi antar masyarakat, karena antar

masyarakat setempat diikutsertakan dalam jadwal ronda malam dengan

penjadwalan atau piket.

4. Meningkatkan rasa kebersamaan antar penghuni satu kampung atau desa

yang secara umum tinggal di lingkungan tersebut.

b. Keamanan Lingkungan

Siskamling merupakan bentuk lain partisipasi masyarakat dalam menjaga

keamanan kota, sistem keamanan yang terbentuk dari kesadaran masyarakat dan

keamanan dan ketertiban lingkungannya, yang diadakan melalui persetujuan

masyarakat dengan diketuai oleh Kepala desa dengan disaksikan oleh aparatur

negara. Kegiatan tersebut dimulai dengan pembentukan posko atau pos – pos

keamanan pada setiap setiap masing – masing lingkungan. Tindak lanjut dari

pembentukan posko ini adalah dalam bentuk pos – pos ronda. Siskamling

dilakukan secara partisipatif oleh warga atas lingkungan sekeliling tempat

tinggalnya. Kegiatan Siskamling dilakukan secara bergilir setiap malam dengan

mewakilkan salah satu anggota rumah tangga untuk menjadi anggota keamanan.

Sebagai warga negara biasa yang juga bagian dari pertahanan dan keamanan

semesta, kita semua wajib berperan aktif dalam melaksanakan pertahanan dan

keamanan. Artinya, mulai dalam lingkungan keluarga di rumah, RT, RW, dan

wajib juga untuk mengamati lingkungan seperti melalui Siskamling.

Sishankamrata berupa Siskamling ini merupakan pertahanan dalam arti


kewaspadaan, kesiagaan dengan daya dan tenaga yang dimiliki sendiri, dalam hal

ini RT maupun RW.

c. Penanganan Tindak Kejahatan

Kriminalitas merupakan ancaman nyata bagi terciptanya masyarakat yang aman,

tentram dan damai. Kembali meningkatkan indeks kriminalitas maka harus

diwaspadai dan diantisipasi oleh aparat keamanan dalam meningkatkan kinerjanya

agar dapat memberikan jaminan keamanan bagi masyarakat. Begitu pula dengan

warga masyarakat agar ikut serta dalam menjaga keamanan lingkungannya,

dengan demikian keamanan dapat terwujud. Penanganan tindak kejahatan harus

sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku, penanganan tindak kejahatan

tersebut diikuti oleh perangkat hukum setempat, tidak dengan jalan main hakim

sendiri yang biasa dilakukan oleh warga. Apabila suatu kasus tindak kejahatan

tersebut ( seperti perjudian ) dapat diselesaikan oleh pihak aparatur keamanan

setempat dan warga, maka penyelesaian tersebut cukup diselesaikan secara

kekeluargaan saja. Jika suatu kasus tersebut sudah tergolong pada tindak

kejahatan besar. (seperti pembunuhan, pencurian, penganiayaan, narkotika) maka

perlu kiranya diserahkan pada pihak Kepolisian setempat.


Kemudian ada beberapa hal yang perlu diperhatikan adanya siskamling:

a. landasan hukum

Pada UUD 1945 perubahan Kedua Bab XII Pasal 30 : (1) Tiap-tiap Warga

Negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara.

(2) Untuk pertahanan dan keamanan negara dilaksanakan melalui sistem

pertahanan dan keamanan rakyat semesta oleh Tentara Nasional Indonesia dan

Kepolisian Negara Republik Indonesia, sebagai kekuatan utama, dan rakyat,

sebagai kekuatan pendukung. Sehubungan dengan hal tersebut berdasarkan

Undang-Undang No. 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik

Indonesia, dalam Pertimbangan huruf b ditegaskan “bahwa pemeliharaan

keamanan dalam negeri melalui upaya penyelenggaraan fungsi kepolisian yang

meliputi pemeliharaan keamanan dan ketertiban masyarakat, penegakan hukum,

perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat dilakukan oleh

Kepolisian Negara Republik Indonesia selaku alat negara yang dibantu oleh

masyarakat dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia”.

b. mengenal sistem keamanan lingkungan (siskamling)

Beberapa tahun silam, warga kota maupun desa di Indonesia dilibatkan dalam

pengelolaan Sistem Keamanan Lingkungan atau yang lebih dikenal dengan

singkatannya “Siskamling”, dimana setiap warga di lingkungan RT masing-

masing secara bergiliran mendapat tugas untuk menjaga keamanan lingkungan


pada malam hari (ronda). Biasanya dilakukan mulai jam 22.00 WIB sampai jam

04.00 WIB.

Kini peran warga terutama yang ada dikota sudah digantikan oleh Hansip

(pertahanan sipil) atau Satuan Pengamanan (Satpam) yang merupakan warga Sipil

yang dibayar untuk menjaga keamanan dan ketertiban lingkungan.Namun,

berbeda dengan yang didesa. Meskipun kegiatan Siskamling masih ada yang

menjalankannya, tetapi prosentasenya menurun dibandingkan tahun-tahun yang

lalu.

c. peran warga dalam menjaga ketertiban dan keamanan lingkungan

Saat ini, diperlukan peran aktif warga dalam ketertiban dan keamanan

lingkungan ini. Selain mengamankan asset sendiri, warga juga diharapkan tidak

bersikap masa bodoh dengan lingkungannya.Jadikanlah karyawan kita sebagai

partner untuk keamanan, ketertiban dan kebersihan lingkungan kita. Perhatian

warga terhadap mereka sangat perlu : ajak berbicara, sikap yang baik dan bila

perlu makanan kecil atau kopi tak perlu ragu untuk disumbangkan kepada mereka

saat bertugas.Dengan kata lain, warga juga di ajak untuk peduli keamanan dan

ketertiban lingkungannya.
d. siskamling menjadi wujud peran serta masyarakat dalam bela Negara

Sistem keamanan lingkungan yang lebih kita kenal dengan kata “Siskamling” itu

selalu membuahkan hasil diantaranya kondisi dan keamanan lingkungan benar-

benar terjaga hingga matahari terbit. Itulah kebiasaan dan budaya warga Indonesia

10 tahun silam. Menurut Mayjen TNI Hartind Asrin,“terdapat empat hal,

pertama menyangkut tentang keamanan insani atau bagaimana seseorang bisa

nyaman untuk hidup di negeri ini. Kedua, keamanan Publik atau disebut dengan

Kamtibnas, Ketiga, keamanan internal atau keamanan dari ancaman separatis,

pemberontakan dan aksi teroris, dan kempat, adalah keamanan eksternal berupa

menjaga kedaulatan wilayah NKRI.

Terutama di kawasan pedesaan, kebiasaan untuk menjaga lingkungan secara

gotong royong sangat kental dilakukan masyarakat.Namun lambat laun kebiasaan

itu semakin pudar dikala masyarakatnya sudah mempunyai banyak kesibukan dan

mulai menurunnya nilai-nilai kebersamaan serta menguatnya rasa individualisme

diantara mereka.

Di beberapa daerah kebiasaan ronda dulu nyaris tidak terdengar lagi. Padahal,

ronda atau siskamling banyak sekali manfaatnya. Pos ronda sekarang sudah

beralih fungsi menjadi tempat nongkrong sore atau tempat jualan nasi pecel di

pagi hari. Kini sebenarnya siskamling dituntut lebih banyak berperan demi

terciptanya lingkungan yang aman dan damai.Masih terngiang baru-baru ini


segala bentuk kekerasan. Dalam lingkup kecil lagi-lagi siskamling bukan hanya

tugas satpam, tapi tugas kita semua. Semoga siskamling dapat dan tetap hidup di

Negeri kita tercinta ini.Mari kita galakkan kembali Siskamling demi terciptanya

lingkungan yang aman, damai dan tentram.

e. upaya yang dilakukan

1. pelaksanaan kegiatan siskamling

a. Upaya meningkatkan sistem keamanan dan ketertiban masyarakat yang

memberikan perlindungan dan pengamanan bagi masyarakat.

b. Kesadaran masyarakat dalam berpartisipasi bidang keamanan dan ketertiban,

merupakan potensi pengamanan swakarsa yang perlu dilestarikan dan

ditingkatkan guna menumbuhn kembangkan sikap mental, kepekaan dan daya

tanggap setiap warga masyarakat dalam mewujudkan keamanan dan ketertiban.

c. Siskamling merupakan salah satu model Polmas dalam memberikan konstribusi

komunikasi serta informasi secara external ( dari dan bagi masyarakat ) dalam

rangka menciptakan keamanan dan ketertiban masyarakat di setiap waktu.

d. Sistem keamanan lingkungan merupakan suatu kesatuan komponen yang saling

bergantung dan berhubungan, saling mempengaruhi untuk mendapatkan hasil

daya kemampuan untuk memenuhi kebutuhan rasa aman dan ketertiban

masyarakat dalam upaya mendukung terwujudnya masyarakat yang adil, makmur

dan beradap berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.


2. ketentuan pelaksanaan siskamling

a. Peserta Siskamling adalah warga laki-laki sehat jasmani dan rohani berusia 18 s/d

60 tahun sebanyak 1 (satu) dari setiap rumah.

b. Piket datang selambat-lambatnya pukul 10.00 WIB

c. Warga yang tidak hadir karena sakit, atau keperluan yang tidak bisa ditinggalkan

harap memberitahukan kepada anggota regunya.

d. Jimpitan yang dipasang di setiap rumah berupa beras, diletakkan dibagian

samping/belakang rumah.

e. Tempat berkumpul yaitu di Pos kamling.

f. Piket pulang secepatnya pukul 03.30 WIB.

3. kewajiban petugas siskamling

a. Melaksanakan patroli di lingkungan RT 01 minimal 2 kali dan siap memberikan

pelayanan kepada warga yang membutuhkan.

b. Mengambil jimpitan mulai pukul 01.00 WIB, yang telah disediakan oleh warga

kemudian disetorkan ke bendahara pada pagi harinya.

c. Membunyikan kentongan setiap jam.

d. Menulis laporan kondisi kamtibmas di buku harian sekaligus absensi.

e. Sebelum pulang:

 Bersihkan pos

 Kumpulkan jimpitan

 Kembalikan perlengkapan

 Matikan lampu
4. tanggung jawab petugas siskamling

a. Bertanggungjawab terhadap keamanan dan ketertiban lingkungan

b. Melaporkan kepada ketua RT atau ketua RW apabila terjadi gangguan

kamtibmas.

f. Sistem Keamanan Lingkungan Terpadu

Sistem keamanan terpadu merupakan penggunaan dari berbagai alat bantu yang

dapat memantau, mencegah, mengontrol, dan melindungi warga dari tindak

kejahatan secara menyeluruh dan terkoordinasi. Guna mempersulit seseorang

melakukan kejahatan, berbagai jenis peralatan keamanan harus selalu dihadirkan .

Berbagai alat, baik yang bernapas maupun yang tidak, bergerak maupun diam,

harus ikut dilibatkan secara bersama-sama agar warga dapat selalu bebas

beraktivitas tanpa dihantui rasa takut.

Sistem keamanan terpadu terdiri dari tiga komponen :

1) Petugas keamanan. Petugas keamanan harus dapat dipercaya oleh warga,

mereka harus dicukupi dari sisi finansialnya yang bertujuan agar lebih fokus

danmemiliki rasa tanggung jawab yang besar terhadap kerjaannya.

Melakukan kontrol/patroli secara kontinyu untuk memperkecil ruang lingkup

aksi kejahatan.Peralatan keamanan. Alat komunikasi sangat membantu untuk

tugas pengontrolan/patroli sehingga kegiatan tersebut lebih efisien, oleh

sebab itu petugas keamanan perlu dibekali tentang cara penggunaan, maksud
& tujuan dari pemakaian alat komunikasi tersebut sehingga dapat

dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya dan sebenar-benarnya.

2) Warga waspada kejahatan. Penjagaan lingkungan adalah kegiatan yang

dilakukan warga secara bersama-sama untuk mengawasi lingkungan mereka.

Inti dari kegiatan ini adalah mempersiapkan mental warga agar selalu

waspada dan ikut serta dalam pengawasan lingkungan. Masyarakat tidak

dituntut untuk menghakimi pelaku kejahatan, tugas mereka adalah ikut

membantu dan melaporkan semua kegiatan yang mungkin berhubungan

dengan kejahatan kepada pihak yang berwenang. Efekpencegahannya luar

biasa karena dengan adanya kegiatan ini, kesempatan penjahat untuk beraksi

menjadi semakin sulit.

Tugas besar memang akan menjadi lebih ringan, lebih cepat, serta lebih

efektif apabila dilakukan bersama. Aksi menjaga keamanan bukan hanya

tugas dari para petugas berseragam, tapi juga tugas kita semua. Warga

sebagai elemen penting juga harus ikut serta meningkatkan kewaspadaan

terhadap kejahatan. Kita tidak boleh memberikan kesempatan bagi kejahatan

untuk terjadi, sehingga pihak-pihak yang ingin melakukan kejahatan akan

melihat tidak ada kemungkinan untuk melakukannya. Demi kepentingan

bersama, warga harus bersatu untuk melawan kejahatan.

Ternyata kekompakan dan saling perduli antar warga mempunyai peranan

cukup besar dalam menjaga keamanan lingkungan kita, kita tidak boleh

tergantung oleh tenaga keamanan yang ada, mari kita mempersempit ruang
gerak tindak kejahatan dilingkungan kita jadi WASPADALAH-

WASPADALAH

g. Pembinaan Siskamling

Ada dua macam pembinaan, yaitu pembinaan struktural dan pembinaan

teknis dan taktis operasional. Perbedaannya terletak pada pihak yang

bertanggung jawab melaksanakan kegiatan pembinaan tersebut. mengenai

Pembinaan Siskamling, Ketua RT/RW bertugas melaksanakan pembinaan

struktural, sementara pembinaan kemampuan teknis dan taktis operasional

menjadi tanggung jawab Polri setempat.

3.3 Tujuan dan Manfaat Siskamling

Tujuan Siskamling adalah sebagai berikut:

1. Untuk memberikan penyuluhan kesadaran hukum.

2. Untuk menciptakan keamanan di dalam lingkungan itu sendiri.

Sebenarnya ada dua macam upaya yang dilakukan saat warga bergiliran

Siskamling. Upaya yang pertama adalah pre-emptif, yaitu penanggulangan

terhadap fenomena dan situasi yang dapat dikategorikan sebagai faktor korelatif

kriminogen, dengan cara mencermati setiap gejala awal, kemudian menemukan

penyebab yang potensial. Upaya kedua disebut dengan preventif, yaitu mencegah

timbulnya ancaman keamanan melalui kegiatan pengaturan, penjagaan,


pengawalan, dan patroli atau perondaan. Sahabat tentu setuju bukan mencegah

lebih baik daripada mengobati.

Sebagai sebuah sistem, Siskamling memiliki tiga komponen, yaitu FKPM, Ketua

Siskamling, dan Pelaksana Siskamling. FKPM atau Forum Kemitraan Polisi-

Masyarakat, merupakan wadah kerja sama kemitraan antara Polri dengan

masyarakat untuk memecahkan persoalan sosial yang dapat mengganggu

Kamtibnas di suatu wilayah. Ketua Siskamling dapat dijabat oleh ketua Rukun

Tetangga (RT), ketua Rukun Warga (RW), atau tokoh masyarakat lain yang

dipilih berdasarkan kesepakatan. Tugasnya adalah memimpin penyelenggaraan

Siskamling, serta bertanggung jawab atas pelaksanaan tugasnya kepada warga.

Manfaat Siskamling dapat dibagi menjadi dua, yaitu:

1. Secara khusus, terciptanya KAMTIBMAS dimana masyarakat berada.

Terciptanya suatu masyarakat yang dinamis dan kreatif, adanya

pembinaan HANKAM secara terpadu dan terarah pada setiap

lingkungan. Semakin memantapkan kesadaran masyarakat untuk

berpartisipasi secara aktif dalam pertahanan keamanan yang stabil

yang didukung oleh ketahanan nasional.

2. Secara umum, secara langsung mendorong tetap kukuhnya ketahanan

nasional adanya keyakinan akan kekuatan sendiri, terciptanya

keamanan masyarakat yang stabil, mendorong terciptanya disiplin

nasional. Terbinanya kekuatan sosial politik yang diarahkan agar

berperan sebagai fasilitator yang mantap dan dinamis.


3.4 Ketahanan Nasional dan Siskamling

Ketahanan nasional merupakan kondisi dinamis suatu bangsa, berisi

keuletan dan ketangguhan yang mengandung kemampuan

mengembangkan kekuatan nasional dalam menghadapi dan mengatasi

segala tantangan ancaman, hambatan serta gangguan, baik yang datang

dari dalam maupun dari luar, secara langsung maupun tidak langsung

membahayakan integrasi, identitas kelangsungan hidup bangsa dan

Negara. Siskamling merupakan dasar pokok di dalam terbentuknya

Hamkamnas, dengan demikian dapat secara langsung diketahui

peranannya sebagai berikut:

a. Pemeliharaan stabilitas nasional, pemeliharaan ketertiban masyarakat

erat hubungannya dengan stabilitas nasional. Keberhasilan usaha

meningkatkan kesejahteraan nasional tergantung pada kemantapan

keamanan. Sebaiknya kemantapan dan keamanan harus didukung oleh

keadaan masyarakat yang sejahtera, adanya ruang gerak bagi

kebebasan dan kreatifitas.

b. Timbulnya tanggung jawab pada masyarakat: masalah keamanan dan

ketertiban adalah masalah tanggung jawab seluruh anggota

masyarakat: tanggung jawab tersebut didorong oleh keamanan dan

ketertiban di kalangan masyarakat sendiri: makin tinggi kesadaran dan


tanggung jawab masyarakat makin kurang timbulnya gangguan

keamanan dan ketertiban.

c. Peningkatan kewaspadaan: dalam masyarakat yang makin terbuka dan

dalam suasana perebutan pengaruh di dunia yang belum mereda,

dalam masyarakat yang belum lagi mampu melenyapkan penilikan-

penilikan ekstrim, kewaspadaan terhadap segala sesuatu bentuk

infiltrasi subversi dan tndakan deskriptif lainnya perlu ditingkatkan

peningkatan kewaspadaan terhadap akibat-akibat yang mungkin

timbul dari pelaksanaan Gerakan 30 September PKI yang besar

jumlahnya dalam tahun-tahun mendatang.

3.5 Manfaat Siskamling untuk Lingkungan

Lingkungan yang sehat, aman, dan nyaman adalah tempat yang

dibutuhkan oleh masyarakat untuk hidup. Oleh karena itu kita harus

melaksanakan kewajiban-kewajiban kita selaku warga masyarakat

terhadap lingkungan untuk menciptakan tempat tinggal seperti yang kita

harapkan. Salah satu upaya yang bisa kita lakukan untuk menjamin

keamanan lingkungan yakni dengan melaksanakan program kegiatan

siskamling. Namun seperti yang telah kita bahas sebelumnya, beberapa

faktor telah menyebabkan program kegiatan tersebut tidak lagi dianggap

perlu untuk dilakukan.

Sebenarnya, siskamling memiliki manfaat yang jauh lebih besar daripada

sekedar menciptakan lingkungan yang aman. Dengan siskamling,


hubungan antar warga akan menjadi semakin erat, sehingga tidak lagi kita

jumpai warga yang saling tidak kenal dengan tetangganya sendiri.

Jika hubungan antar warga berjalan dengan baik, maka persoalan-persoalan

di lingkungan pun akan dengan mudah diatasi, sehingga terciptalah

kehidupan yang sehat, aman, dan nyaman di lingkungan tersebut.


BAB IV

KESIMPULAN

Dari pembahasan di atas mengenai siskamling, maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Siskamling adalah upaya yang dilakukan oleh masyarakat untuk menjaga

keamanan lingkungannya dari hal-hal yang merugikan masyarakat seperti

pencurian, perjudian, pembunuhan, pemerkosaan dan lain sebagainya.

2. Pembentukannya dilakukan karena adanya kesadaran masyarakat itu

sendiri, yang menganggap pentingnya keamanan bagi lingkungan yang

mereka tinggali. Kegiatannya pun dilakukan pada malam hari dan

terjadwal, serta adanya pos-pos disetiap RT atau kampung tersebut.

3. Tujuan dari siskamling adalah memberikan penyuluhan terhadap

masyarakat akan pentingnya kesadaran hukum dan keamanan di dalam

lingkungan itu sendiri. Manfaat siskamling adalah menciptakan keamanan,

ketertiban di dalam masyarakat dan adanya pembinaan tentang HANKAM

yang terpadu dan terarah, serta terciptanya keamanan yang stabil di dalam

lingkungan tersebut.

4. Ketahanan nasional dan siskamling memiliki keterkaitan yang erat, karena

dengan adanya siskamling maka dapat menjaga stabilitas nasional,

timbulnya rasa pentingnya keamanan di dalam masyarakat, dan pentingnya


kewaspadaan terhadap hal hal yang dapat mengancam atau merugikan

masyarakat maupun Negara.

5. Manfaat siskamling bagi lingkungan adalah terciptanya lingkungan yang

aman dan damai, terciptanya tali silaturahmi terhadap sesama anggota

yang mengharapkan lingkungannya aman, karena mereka dapat bertemu

setiap malam, dan apabila ada masalah-masalah yang terjadi di

lingkungannya maka akan segera cepat diselesaikan.


DAFTAR PUSTAKA

Drs. Tontowi Amsia., M.Si. Perspektif Kewarganegaraan dalam Ketahanan

Nasional. Bandar Lampung Juni 2014. Katalog Dalam Terbitan (KDT)

Perpustakaan Nasional.

http://pdfgator.com/makalah-siskamling.pdf.html

http://inspirasigeda.blogspot.co.id/2014/04/makalah-tentang-sistem-

keamanan.html

http://panji-cybersufi.blogspot.co.id/2012/10/siskamling.html#.WsD9vTP7LIU
PETUNJUK KHUSUS

PETUNJUK A :

Pilih satu jawaban yang paling benar (A,B,C,D atau E).

PETUNJUK B:

Soal terdiri atas tiga bagian, yaitu PERNYATAAN, SEBAB dan ALASAN

yang disusun secara berurutan, pilihlah:

1. (A) Jika pernyataan benar, alasan benar, dan keduanya menunjukkan

hubungan sebab akibat.

2. (B) Jika pernyataan benar, alasan benar, namun keduanya tidak

menunjukkan sebab akibat.

3. (C) Jika pernyataan benar dan alasan salah.

4. (D) Jika pernyataan salah dan alasan benar.

5. (E) Jika pernyataan dan alasan, keduanya salah.

PETUNJUK C:

Pilihlah:

1. (A) Jika (1),(2) dan (3) yang benar.

2. (B) Jika (1) dan (3) benar.

3. (C) Jika (2) dan (4) yang benar.

4. (D) Jika hanya (4) saja yang benar.

5. (E) Jika semua jawaban benar.


BAGIAN I

1. Upaya dalam menciptakan suasana atau kondisi suatu lingkungan

yang aman, pernyataan tersebut merupakan pengertian dari…

A. SISHANKAMRATA

B. HANSIP

C. SISKAMLING

D. Ronda

E. Jaga Malam

Jawab: C

2. Berikut ini merupakan alat yang biasanya digunakan dalam agenda

ronda, yang apabila dipukul memiliki makna adalah…

A. Kenthongan

B. Bedug

C. Rabbana

D. Kendang

E. Kayu

Jawab: A

3. Tempat berkumpulnya masyarakat yang sedang melakukan ronda

dapat dikatakan sebagai…

A. Warung

B. Pos

C. Rumah
D. Balai Desa

E. Puskesmas

Jawab: B

4. Berikut ini tujuan yang tepat dari dibentuknya Siskamling adalah…

A. Berkumpul dan Begadang

B. Menjalin tali persaudaraan

C. Menciptakaan keamanan di lingkungan itu sendiri

D. Bergosip

E. Hura-hura

Jawab: C

5. Manfaat dari pembentukan Siskamling dibagi menjadi dua, yaitu…

A. Interen dan Ekstern

B. Luas dan Sempit

C. Terbuka dan Tertutup

D. Khusus dan Umum

E. Mayoritas dan Minoritas

Jawab: D
BAGIAN II

6. Membentuk Siskamling dan Ronda malam sangat penting

Sebab

Dapat menjaga keamanan serta ketentraman lingkungan itu sendiri

Jawab: A

7. Dengan adanya siskamling, maka antar warga masyarakat dapat

menjalin tali silaturahmi

Sebab

Mereka dapat bertemu ketika mereka terjadwal untuk ronda malam.

Jawab: A

8. Di kota sudah identik dengan kehidupan yang individualis

Sebab

Di kota untuk menjaga keamanan lingkungan peran Siskamling sudah

tergantikan dengan Hansip atau Satpam yang dibayar setiap bulannya.

Jawab: A

9. Dahulu orang-orang yang melakukan ronda malam, selalu mengambil

jimpitan sebagai bukti telah melakukan ronda yang telah dijadwalkan.

Sebab

Sekarang sudah diganti dengan uang

Jawab: B

10. Pertahanan dan keamanan Negara diatur dalam UUD 1945

Sebab

Telah diatur dalam UUD 1945 Pasal 30

Jawab: A
BAGIAN III

11. Pernyataan manakah yang menunjukkan ketentuan pelaksanaan

siskamling

1. Piket datang selambat lambatnya jam 22:00.

2. Peserta ronda paling cepat pulang pukul 03:30

3. Peserta ronda laki-laki umur 18-60 Tahun setiap satu rumah

mewakili satu.

4. Peserta ronda kumpul di Pos Kamling

Jawab: A

12. Berikut adalah tujuan dibentuknya Siskamling

1. Penyuluhan tentang pentingnya hukum.

2. Tempat bertemu dan berkumpul antar tetangga

3. untuk menjaga lingkungan itu sendiri

4. Menjalin tali silaturahmi antar tetangga

Jawab: B

13. Berikut adalah isi dari UUD 1945 Pasal 30

1. Negara berdasarkan atas keTuhanan Yang Maha Esa

2. Tiap tiap warga Negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha

pertahanan dan keamanan Negara.

3. Setiap orang wajib menghormati hak asasi manusia orang lain

dalam tertib kehidupan masyarakat, berbangsa dan bernegara.

4. Usaha Pertahanan dan Keamanan Negara dilaksanakan melalui

sistem pertahanan dan keamanan rakyat semesta oleh TNI dan


Kepolisian Negara Republik Indonesia sebagai kekuatan utama,

dan rakyat, sebagai kekuatan pendukung.

Jawab: C

14. Contoh konkret upaya untuk mengamankan lingkungan disekitar kita

1. Siskamling

2. Berkeliling kampung sore hari

3. Ronda malam

4. Tidak pernah mengikuti ronda malam

Jawab: B

15. Berikut adalah Peran siskamling

1. Pemeliharaan stabilitas nasional

2. Timbulnya tanggung jawab pada masyarakat

3. Peningkatan kewaspadaan

4. Bersikap masa bodoh

Jawab: A

Anda mungkin juga menyukai