Anda di halaman 1dari 20

PERKEMBANGAN MENUJU RESPONSIBLE GOVERNMENT

(Tugas sebagai syarat mengikuti mata kuliah Sejarah Australia dan Oceania)

Dosen Pengampu: 1. Yustina Sri Ekwandari, S.Pd.,M.Pd.

2. Valensy Rachmedita,S.Pd.,M.Pd.

Oleh

Kelompok 4

1. Ririn Novita Sari 1713033003


2. Resti Apriyana 1713033011
3. Ulfa Diana 1713033033
4. Bagus Anggoro 1753033003

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH


JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2019
KATA PENGANTAR

Puja dan puji syukur penyusun panjatkan atas kehadirat Allah Swt, karena berkat
rahmat dan karunia-Nya sehingga kelompok 2 dapat menyelesaikan tugas
makalah dalam mata kuliah Sejarah Australia dan Oceania yang berjudul
“Perkembangan Menuju Responsible Government”. Atas dukungan moral dan
materil, kami banyak mengucapkan terimakasih kepada pihak pihak yang telah
membantu yang diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Orang tua, saudara serta keluarga yang telah memberikan dukungan serta
do’a.
2. Ibu Yustina Sri Ekwandari, S.Pd.,M.Pd.. dan Ibu Valensy
Rachmedita,S.Pd.,M.Pd. . selaku dosen pada mata kuliah Sejarah Australia
dan Oceania, yang telah membimbing dan membantu dalam
menyelesaikan makalah ini.
3. Serta teman-teman dari program studi Pendidikan Sejarah yang telah
memberikan dukungan serta semangat selama proses pembuatan makalah
ini.

Penyusun menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna. Sehingga
penyusun mengharapkan kritik dan saran yang membangun, agar kami kelompok
4 dapat memperbaikinya. Dan apabila ada salah dalam penulisan kata maupun
gelar, penulis memohon maaf yang sebesar besarnya.Akhir kata penulis ucapkan
terimakasih dan semoga makalah ini dapat menambah wawasan serta pengetahuan
bagi setiap pembaca.

Bandarlampung, Maret 2019

Kelompok 4

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... …….


KATA PENGANTAR ................................................................................... …….i
DAFTAR ISI .......................................................................................... …………ii

BAB I PENDAHULUAN ..............................................................................…….1


1.1 Latar Belakang ...........................................................................................……1
1.2 Rumusan Masalah ..............................................................................................2
1.3 Tujuan ...............................................................................................................2

BAB II ISI .......................................................................................................……3


2.1.Pembentukan Legislative Council……………………………………………..3
2.2. Responsible Government di Australia………………………………………..5
2.3.The Era of Responsible Government Bagan. ………………………………....8
2.4. Kehidupan politik dalam Australia………………………………………...…9
2.5. Konstitusi Australia………………………………………………………….10
2.6. Konstitusi dan Referendum………………………………………………….12
2.7. Lembaga Eksekutif dan Parlemen………………………………………..….14

BAB III PENUTUP…………………………………………………………….15

3.1.Kesimpulan…………………………………………………………………..15

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………….16

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang
Australia, atau lebih tepatnya Persemakmuran Australia adalah sebuah Negara
dibelahan selatan yang terdiri dari daratan utama yaitu benua Australia, Pulau
Tasmania, dan berbagai pulau kecil di Samudra Hindia dan Samudra Pasifik.
Benua yang bertetanggaan dengan Indonesia, Timor Leste, dan Papua Nugini, di
sebelah utara bertetanggaan dengan kepulauan Solomon, Vanuatu, di timur laut
dengan Kaledonia Baru, dan di tenggara dengan Selandia Baru.

Awalnya, pada tahun 1606 untuk pertama kalinya seorang bangsa Belanda yang
bernama Willem Janszoon atau lebih dikenal dengan Willem Jansz berhasil
menemukan garis pantai di benua Australia dan berhasil singgah di kawasan
Teluk Carpentaria, untuk yang pertama kalinya. Kemudia dilanjutkan dengan
seorang bangsa Belanda yang bernama Abel Tasman pada tahun 1644 yang
berhasil menemukan pulau Tasman dan Selandia Baru, dan yang terakhir James
Cook pada 1770, seorang bangsa Inggris yang berhasil menemukan Pantai Timur
Australia yang lebih subur dan Selandia Baru yang terdiri dari dua pulau utara dan
pulau selatan.

Pada tahun 1606, benua Australia sudah mulai dihuni oleh para Imigran yang
berasal dari benua Eropa ( Belanda ), namun di akhir abad ke-18, Inggris mulai
menduduki benua ini dan menjadikannya sebagai tempat pembuangan para pelaku
kriminal. Pada pertengahan abad ke-19, ditemukan tambang emas di Australia
sehingga benua itu pun semakin ramai di datangi para Imigran, sejak itu pula para
Imigran tersebut mulai memperjuangkan kemerdekaan untuk mengatur sendiri
Australia, terlepas dari kontrol Inggris. Sehingga sekarang ini, Australia tergabung
dalam Negara Persemakmuran Inggris. Pada 1 Januari 1901, keenam koloni
Australia berubah menjadi Federasi dan didirikannlah Persemakmuran Australia.

1
Sejak zaman federasi, Australia telah menggunakan system politik Demokrasi
Liberal yang stabil dan menjadi bagian dari dunia persemakmuran.

1.2.Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas dapat ditemukan rumusan masalah


sebagai berikut:

1. Bagaimana pembentukan Legislative Council pada Australia?


2. Bagaimana era responsible government pada Australia?
3. Apakah kehidupan konstitusi dan referendum di Australia dapat berjalan?

1.3.Tujuan Penulisan

Berdasarkan rumusan masalah diatas, dapat diketahui penyusun memiliki tujuan


sebagai berikut:

1. Mengetahui pembentukan Legislative Council pada Australia


2. Menambah pengetahuan mengenai era responsible government pada
Australia
3. Mengetahui kehidupan konstitusi dan referendum di Australia dapat
berjalan atau tidak.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pembentukan legislative Council


Sejalan dengan perkembangan koloni New South Wales, seperti disinggung di
atas, semakin banyak juga orang-orang lnggris yang tidak berstatus tahanan
berimigrasi kesana. Pada mulanya mereka ini dirangsang oleh pemerintah Inggris
dengan memberikan tanah dan pekerja. Akan tetapi lama kelamaan, orang-orang
Inggris pemilik modal banyak juga yang dengan sengaja pindah kesana bersama
modalnya; untuk mengadu nasib di daerah koloni itu, mereka ini dikenal dalam
sejarah Australia sebagai “Free Settlers”. Jumlah mereka ini semakin lama
semakin bertambah, sehingga lama kelamaan sifat koloni itu berubah, tidak lagi
semata-mata sebagai tempat pembuangan ( penal settlement). (Iskandar 2011:67)

Dilihat dari sifat pemerintahannya, Lachian Macquarie merupakan “tyrant"


(orang-orang yang memegang kekuasaan ditangannya sendiri) terakhir di New
South Wales. Selama masa pemerintahannya, dia mengalami banyak tantangan
dari para free settlers, yang menghendaki adanya campur tangah mereka dalam
pemerintahan. Terhadap tantangan ini Marquarie dengan tegas mengatakan
bahwa daerah itu adalah "Convist Settlement”, dan dia tidak menghendaki suatu
dewan apapun yang mendampingi gubernur dalam menjalankan roda
pemerintahan. Selain itu, pertentangan Marquarie dengan para free settlers
semakin meruncing karena sikap gubernur itu yang lebih mengutamakan
kepentingan para "emancipists" (orang-orang tahanan yang telah dibebaskan dan
dipersamakan haknya dengan free settlers) daripada kepentingan free settlers.
Betapapun banyaknya pengaduan-pengaduan yang dikirimkan beberapa free
settlers itu ke Inggris tentang ketidakpuasaan mereka terhadap pemerintahan
Marquarie, namun sampai pada akhir masa jabatan Marquarie, mereka tidak
berhasil untuk mendapatkan bagian dalam pemerintahan. Marquarie meletakkan

3
jabatannya pada tahun 1821, dan dia digantikan oleh Brisbane. Sementara itu,
tuntutan penduduk koloni itu agar mereka mendapat bagian dalam pemerintahan
sesuai dengan kehidupan demokrasi di Inggris sendiri, semakin santer. Perjuangan
mereka ini nampaknya bukanlah peljuangan yang sia-sia, dan bukan pula
perjuangan yang tanpa dasar. (Iskandar 2011:69)

Pada tahun 1823. pemerintah Inggris megeluarkan suatu undang-undang yang


menetapkan pembentukan “Legislative Counchil” untuk daerah koloni itu. Di
dalam undang~undang itu ditetapkan bahwa jumlah anggota counchil itu
minimum lima orang dan maksimum tujuh orang, keanggotaannya adalah
berdasarkan penunjukan gubemur. Selain pembentukan legislative tersebut, di
dalam undang-undang itu juga ditetapkan pembentukan “Suprema Court” dan
sistem pengadilan “jury" untuk menggantikan sistim pengadilan di mana
kekuasaan dan keputusan berada di tangan hakim atau pendiri militer. Dalam
praktek sehati-hari, Legislative Counchil ini belum mempunyai pengaruh besar,
masih merupakan “Dewan Penasehat”. Dalam tahun 1828, pemerintah lnggris
mengeluarkan lagi suatu undang-undang yang berisi penambahan jumlah anggota
Legislative Counchil menjadi 15 orang Keanggotaannya masih berdasarkan
penunjukan gubernur, namun dewan ini telah mempunyai hak veto. Dalam tahun
1842, dikeluarkan kembali undang-undang yang berisi penambahan jumlah
counchil itu menjadi 36 orang. qui jumlah sebanyak 36 orang itu, hanya l2 orang
yang ditunjuk gubernur, sedangkan yang 24 orang lagi dipilih. oleh rakyat
Sementara itu koloni baru Iahir dan memisahkan diri secara administrative dari
Iilew South Wales. Koioni-koloni baru itu (Tasmania, South of Australia) juga
memiliki Legislative Counchil seperti yang ada di New South Wales. Dewan yang
berjumlah 36 orang ini mempunyai hak membendung kekuasaan gubernur.

Dalam tahun 1850 suatu undang-undang baru dikeluarkan lagi yang berlaku bagi
koloni-koloni di Australia. Undang‘ undang itu disebut “Australian Colonies
Govemment Act” yang menetapkan antara lain:

4
1. Victoria dilepaskan dari New South Wales, dan kepada setiap koloni di
Australia itu diberikan hak membentuk Lagislative Counchil seperti di
New South Wales, kecuali koloni Western Australia
2. kepada setiap koloni diberikan hak untuk menetapkan sendiri bentuk
pemerintahan yang dikehendakinya. Kemudian meneruskannya kepada
Parlemenn Inggris untuk diundangkan. (Iskandar 2011:71)

2.2.Responsible Government di Australia

Secara umum dapat dibedakan tiga sistem pemerintahan demokrasi, yakni sistem
presidensial (presidential systems), sistem parlementer (parliamentary systems),
dan sistem semi-presidensial (semipresidential systems) . Sistem presidensial
berlaku di Amerika Serikat, sebagian besar negara-negara Amerika Latin, dan
juga Filipina di Asia Tenggara serta Korea Selatan di Asia Timur. Sistem
parlementer berlaku di Inggeris dan pada umumnya negara-negara jajahan Inggris
seperti Australia dan India. Dikutip dari jurnal.penelitian.politik com (Nina
Andriana 2014:103)..

Sistem pemerintahan Australia adalah demokrasi parlementer. Hal ini berarti


semua warga Australia terlibat dalam cara negara diperintah. Kekuasaan
pemerintah datang dari rakyat Australia karena warga negara Australia secara
berkala memberikan suara bagi orang-orang untuk mewakili mereka di parlemen.
Dalam demokrasi parlementer, para wakil di parlemen harus memberikan
pertanggungjawaban keputusan-keputusan yang mereka buat kepada rakyat lewat
pemilihan. Sistem parlementer demokrasi Australia didasarkan sistem Inggris,
yang telah dikembangkan selama berabad-abad. parlemen Australia diatur dalam
Section 1 konstitusi Australian yang menyatakan bahwa parlemen Australia terdiri
dari 3 komponen utama, yakni dikutip dari (Andi Sitti Rohadatul Aisy 2016:1-2):

1. Ratu Inggris, dalam hal ini direpresentasikan oleh Gubernur Jenderal;


2. Senat; dan
3. House of Representative (HoR)

5
Keterangan:

a. Konstitusi
Konstitusi Australia menetapkan peraturan dan tanggung jawab pemerintah serta
menjabarkan wewenang dari ketiga cabang pemerintahan - legistalif, eksekutif
dan yudikatif. Badan legislatif berisi parlemen - yakni badan yang mempunyai
wewenang legislatif untuk membuat undang-undang. Badan Eksekutif
melaksanakan undang-undang yang dibuat oleh badan legislatif, sementara badan
yudikatif memastikan berfungsinya pengadilan, dan pengangkatan serta
pemberhentian hakim. Fungsi pengadilan ialah menafsirkan semua hukum,
termasuk di antaranya Konstitusi Australia, dan menegakkan supremasi hukum.
Konstitusi hanya boleh diubah melalui jajak pendapat (Www. Australia Portal
Chart.com)

6
b.Monarki Konstitusional Australia
Australia dikenal sebagai negara Monarki Konstitusional. Ini berarti Australia
adalah negara yang mempunyai raja atau ratu sebagai kepala negara yang
wewenangnya dibatasi oleh Konstitusi/UUD. Kepala negara Australia ialah Ratu
Elizabeth II. Meskipun ia juga adalah Ratu Inggris, jabatan ini sedikit terpisah,
baik dalam hukum maupun praktek pemerintahan/konstitusional. Dalam
kenyataannya, Ratu tidak mempunyai peranan apapun dalam sistem politik
Australia dan hanya berfungsi sebagai simbol/tokoh. Di Australia, Ratu secara
resmi diwakili oleh seorang Gubernur Jenderal yang diangkat oleh Ratu atas
usulan Perdana Menteri Australia. Ratu tidak mempunyai peranan apapun dalam
tugas keseharian Gubernur Jenderal.

c.Gubernur Jenderal dan Gubernur/ Kepala Negara Bagian

Meski diakui Gubernur Jenderal adalah wakil Ratu Inggris di Australia, posisinya
tidak harus mengikuti arahan, pengawasan ataupun hak veto dari Ratu dan
Pemerintah Inggris.

Dalam UUD/Konstitusi, wewenang dan tugas Gubernur Jenderal termasuk


memanggil, menghentikan sidang badan pembuat undang-undang, dan
membubarkan parlemen, menyetujui rancangan peraturan, mengangkat menteri,
menetapkan departemen-departemen dalam pemerintahan, serta mengangkat
hakim.

Namun, berdasarkan konvensi, Gubernur Jenderal hanya bertindak atas


permintaan para Menteri dalam hampir semua permasalahan. Figur yang diangkat
untuk posisi Gubernur Jenderal dipilih berdasarkan pertimbangan Pemerintah.
Keenam Gubernur negara bagian melaksanakan peran yang sama di daerah
mereka masing-masing. (Www. Australia Portal Chart.com)

d.Pemerintahan Persemakmuran/ Federasi atau Pemerintah Pusat

Parlemen tingkat pusat bersifat bikameral, yakni mempunyai dua kamar: House of
Representatives atau Majelis Rendah/DPR dan Senat atau Majelis Tinggi.
Keduanya bertanggung jawab menetapkan UU berskala nasional seperti:

7
perdagangan, perpajakan, imigrasi, kewarganegaraan, jaminan sosial, kerjasama
industri dan hubungan luar negeri. Rancangan UU/Peraturan Pemerintah harus
disahkan oleh kedua majelis sebelum sebelum menjadi UU/Peraturan Pemerintah.

DPR (House of Representatives), mengusulkan sebagian besar rancangan


UU/Peraturan Pemerintah. Majelis ini beranggotakan 148 anggota yang dipilih
melalui pemilu, di mana setiap anggota mewakili sekitar 80.000 suara. Partai
politik yang mempunyai kursi terbanyak di majelis rendah berhak membentuk
pemerintahan.

e.Pemerintah Negara Bagian dan Teritori

Hal-hal yang tidak diatur oleh Pemerintah Federasi merupakan tanggung jawab
Pemerintah Negara Bagian dan Teritori. Setiap negara bagian dan teritori
mempunyai parlemen dan peraturan perundangan-undangan (akta parlemen)
sendiri (yang dapat diamandemen parlemen setempat) tetapi mereka juga tetap
terikat konstitusi negara. Bilamana suatu UU/Peraturan Negara Bagian masih
berada di bawah wewenang konstitusional Federasi, maka UU/Peraturan
Pemerintah Federasi berlaku di atas wewenang UU/Peraturan negara bagian.
Semua Parlemen negara bagian kecuali Queensland, bersifat bikameral yakni
mempunyai majelis rendah dan majelis tinggi. Sementara parlemen dari dua
teritori (Northern Territory dan Australian Capital Territory) hanya memiliki satu
majelis. (Www. Australia Portal Chart.com)

2.3.The Era of Responsible Government Bagan.

Berdasarkan Australian Colonies Government Art 1850 ini, Iahirlah koloni-koloni


yang bersifat otonom di Australia yang satu dengan yang lain saling terpisah-
pisah.

1. New South Wales -----1788 ------1855

2. Victoria -----1835 ------1856

3. Tasmania -----1 804 ----' «1856

8
4. South of Australia -----1836 ------1856

5. Queennsland -----1 842 ------1859

6. Western Australia ------1829 ------1890

Pada saat Iahimya .koloni-koloni yang bersifat dan berpemerintahan otonom di


Australia itu, rupanya mereka belum memikrkan kerugian-kerugian serta
kesulitan-kesulitan yang mungkin akan timbul sebagai konsekuensi pemisahan
diri satu dengan yang lain itu. Walaupun pada waktu itu mungkin mereka
mendengar adanya pendapat-pendapat yang mcnganjurkan pembentukan suatu
dewan atau pemerintahan atau perwakilan yang memperhatikan kepentingan
seluruh koloni, namun pada kenyataannya pada pertengahan abad ke19 itu mereka
bentuk yang terpisah-pisah. Terhadap pemikiran-pemikiran untuk membentuk
pemerintahan yang mencakup seluruh koloni, rupanya mereka belum matang.
Semakin jauh masing-masing koloni itu berkémbang sendiri- sendiri, semakin
banyak juga masalah-masalah yang timbul sebagai terpisahnya yang satu dengan
yang lain. sebagai akan mendorong mereka untuk kembali Semuanya ini
memikirkan perlunya federasi. (Iskandar 2011:72)

2.4.Kehidupan politik dalam Australia

Sistem politik Australia dapat digolongkan sebagai politik Barat, parlementer, dan
demokratis. Tujuh pemerintahan, yaitu satu federal dan enam negara bagian
kecuali satu, mempunyai parlemen bicameral yang dipilih oleh rakyat secara
berkala atas dasar hak pilih universal. kehidupan politik Australia telah
menghasilka ciri-ciri khusus, yang didasarkan sebagian atas percampuran antara
lembaga-lembaga dan tradisi Inggris (dimana pemerintahan bertanggung jawab
kepada parlemen) dengan struktur federal yang diilhami oleh Amerika Serikat,
dimana negara-negara bagian tetap memiliki otonomi secara konstitusional dan
pada tingkat federal diwakili oleh sebuah majelis tinggi secara langsung (senat).

Melalui dua warisan politik ini, muncullah dua sistem pengaturan konstitusional.
Australia, seperti Amerka Serikat, mempunyai kontitusi tertulis yang antara lain
menentukan pembagian kekuasaan antara pemerintah federal dan pemerintah

9
negara bagian dan fungsi-fungsi serta kekuasaan beberapa lembaga penting.
Seperti Inggris, praktik-praktik politik Australia sangat dipengaruhi oleh konvensi
yang walaupun tidak merupakan bagian dari konstitusional, diterima oleh para
politisi. ( Richard Chauvel 1992:1)

2.5.Konstitusi Australia

Persemakmuran Australia adalah sebuah undang-undang yang disahkan oleh


parlemen Inggris pada tahun 1900. Konstitusi tersebut dihasilkan melalui
serangkaian perundingan dan konverensi yang berkepenjangan anatara enam
daerah koloni di Australia dan pemerintah Inggris selama 1 dasawarsa
sebelumnya. Enam pemerintahan kolonial, yang pada waktu itu menjalankan
pemerintahan sendiri sampai setengah abad, mencapai persetujuan untuk
membentuk pemerintahan federal kepada siapa mereka menyerahkan kekuasaan-
kekuasaan tertentu. Keenam pemerintah colonial tersebut tetap menikmati
kedaulatan kontitusional disamping kekuasaan-kekuasaan lain yang tidak
diserahkan kepada pemerintah federal. Walaupun telah banyak ditulis tentang
hakikat federalism di Australia cukuplah kiranya keperluan uraian ini bila dicatat
adalah adanya tiga ciri hubungan antara pemerintah federal degan pemerintah
negara bagian.“Terdapat beberapa tingkatan pemerintah dalam sebuah negara:
yang satu memiliki kekuasaan atas keseluruhan wilayah geografis, yang lain
memiliki kekuasaan atas bagian tertentu, dan membagi diantara mereka kekuasaan
untuk memerintah: hubungan antara pemerintah dengan tingkatan yang beberapa
adalah sedemikian rupa sehingga masing-masing pemerintah mempunyai derajat
ekonomi tertentu dibidang yang menjadi kekuasaannya; adanya ketidakmampuan
pemerintah dari satu tingkatan untuk mengurangi otonomi pemerintah dari
tingkatan yang lain.” ( Richard Chauvel 1992:3)

Kekuasaan bersama yang dapat dijalankan oleh pemerintah federal maupun oleh
pemerintah negara bagian. Bila terjadi konflik antara undang-undang negara
bagian dan undang-undang federal, yang menang adalah yang terakhir. Contoh
kekuasaan bersama adalah pajak dan bank. Kekuasaan sisa adalah semua
kekuasaan yang tidak tercantum dalam konstitusional dan dijalankan oleh

10
pemerintahan negara bagian. Yang paling penting dari kekuasaan ini antara lain
adalah pendidikan, kesenian, perumahan, dan polisi.” Usulan bagi perubahan
konstitusi harus mendapat persetujuan dari kedua majelis di dalam parlemen
untuk kemudian diserahkan kepada para pemilih dalam sebuah refendum.
Semenjak terbentuknya Australia (1901), telah diadakan 43 kali referendum dan
hanya 8 yang berhasil. Dalam praktik, usul perubahan konstitusi yang bisa
berhasil adalah usul yang didukung oleh pemerintah maupun pihak oposisi serta
mayoritas pemerintah negara-negara bagian. Pengalaman dalam bentuk kegagalan
untuk mengubah konstitusi telah menyadarkan banyak pengamat bahwa orang-
orang Australia pada hakikatnya adalah konservatif dan enggan, lebih dari segala-
galanya, untuk memberikan kekuasaan yang lebih besar kepada pemerintah.
Seperti hanlnya di Amerika Serikat ,Mahkamah Agung Australia dibentuk antara
lain untuk menentukan apakah undang-undang yang disahkan oleh pemerintah
federal atau negara bagian masih tetap berada dalam kewenangannya masing-
masing sebagaimana telah ditetapkan oleh konstitusi. Secara garis besar, semenjak
terbentuknya Federasi Australia, penafsiran tentang konstitusi yang dibuat oleh
Mahkamah Agung telah memperbesar kekuasaan pemerintah federal dengan
kerugian negara-negara bagian. Keputusan-keputusan Mahkamah Agung ternyata
merupakan sarana yang lebih efektif untuk mengubah konstitusi dibandingkan
dengan sarana yang lebih efektif untuk mengubah konstitusi dibandingkan dengan
referendum. Dalam melakukan peninjauan perundang-undangan (judicial review),
tujuh hakim dalam Mahlamah Agung membuat penilaian-penilaian yang
membawa akibat luas terhadap kekuasaan pemerintah, dan penunjukkan mereka
oleh pemerintah yang berkuasa adalah politis sifatnya yang dibuat atas alas-alasan
politis pula. Dua hakim yang ada terakhir ini, mantan ketua Mahkamah Agung,
Sir Garfield Barwick, dan mendiang Hakim Lional Murphy, masing-masing
adalah menteri dalam pemerintahan Liberal Party dan pemerintahan Labor Party
sebelum pengangkatan mereka. ( Richard Chauvel 1992:4)

Sejak tahun 1930, dari 21 orang hakim yang diangkat, hanya tujuh orang di antara
mereka yang diangkat oleh pemerintahan Hawke mempunyai kesempatan untuk
mengangkat dua hakim baru. Perimbangan kekuasaan antara tingkat federal dan

11
negara bagian dipengaruhi oleh factor ketiga yaitu hubungan keuangan antara
pemerintah federal dan pemerintah bagian. Sebagaimana disebutkan di atas,
pemerintah federal, semenjak tahun 1942, merupakan satu-satunya pemunngut
pajak penghasilan yang merupakan sumber utama pemasukan pemerintah di
Australia. Pemerintahan federal ternyata berhasil mengumpulkan pemasukan yang
lebih banyak dari yang dibutuhkannya dan setiap tahun membagikannya lebih
kurang 30% kepada negara-negara bagian.

2.6.Konstitusi dan Referendum


Konstitusi merupakan seperangkat aturan untuk menjalankan sebuah negara.
Artinya, konstitusi merupakan landasan dalam sebuah negara dimana negara harus
mengacu pada konstitusi untuk menjalankan pemerintahannya. Setiap negara
memiliki konstitusinya masingmasing, baik secara tertulis maupun tidak tertulis.
Begitu pula halnya dengan Australia yang memiliki sebuah konstitusi tertulis.
Konstitusi Australia merupakan dokumen legal yang mana Persemakmuran
Australia dibuat dalam bentuk negara federasi pada 1901. Konstitusi Australia
telah dirancang dalam serangkaian konvensi konstitusi oleh enam negara bagian
Australia (sebelumnya disebut koloni) yang dilaksanakan sejak 1980-an. 4
Akhirnya, konstitusi Australia disahkan oleh Parlemen Inggris dalam sebuah Act
yang dikenal dengan Commonwealth of Australia Constitution Act 1900 dan
diberlakukan pada 1 Januari 1901. Konstitusi Australia merupakan seperangkat
aturan yang mana seluruh hal mengenai Australia diatur di dalamnya dan
konstitusi hanya dapat diubah melalui referendum.5 Di dalam konstitusi Australia
terdiri atas komposisi dari Parlemen Australia, dan menjelaskan bagaimana
Parlemen berjalan, apa saja kekuasaan yang dimiliki, bagaimana Parlemen Federal
dan Negara Bagian saling menjalankan kekuasaa, dan peran dari pemerintahan
Eksekutif dan Pengadilan Tinggi (High Court). Bahkan di dalam Konstitusi
nasional Australia, masing-masing negara bagian Australia memiliki konstitusinya
sendiri.6 Selain itu terdapat pula kelebihan (kekuatan) dan kekurangan
(kelemahan) dari konstitusi Australia. Kelebihan konstitusi Australia di antaranya,
yaitu prinsip utama dan ketentuan konstitusional yang tetap dan tidak dapat
diubah oleh pemerintah tanpa persetujuan dari masyarakat Australia dalam sebuah

12
referendum, Commonwealth tidak berkuasa secara penuh dan tidak bisa pula
membuat kekuasaan untuk dirinya, dan hakim non-politik mampu menafsirkan
dan melaksankan konstitusi untuk memastikan ketetapan-ketetapan dalam
konstitusi dijalankan dengan sesuai.7 Sementara itu kelemahan yang dimiliki oleh
konstitusi Australia ialah konstitusi sangat sulit diubah dan oleh karenanya kurang
responsif terhadap perubahan situasi, dan kelemahan selanjutnya ialah konstitusi
yang terletak pada hakim non-terpilih bukan politisi yang bertanggung jawab
secara demokratis. 8 Meskipun konstitusi Australia tergolong dalam konstitusi
yang sangat sulit untuk diubah, namun bukan tidak mungkin konstitusi Australia
tersebut tidak dapat diubah sama sekali. Sejak diberlakukannya Commonwealth of
Australia Constitution Act 1900 sejak 1901 hingga sekarang, sudah ada hingga 44
referendum yang diajukan oleh pemerintah Australia Namun, hanya ada 8
referendum yang diterima, yakni referendum 1906, 1909, 1928, 1946, 1967, dan
1977 sebanyak tiga referendum. Referendum merupakan satu-satunya cara yang
dapat dilakukan untuk mengubah konstitusi Australia. Masyarakat Australia bebas
untuk mem-vote terhadap referendum yang diajukan apakah menerima atau
menolak pengubahan terhadap konstitusi. Namun, sebelum masyarakat Australia
melakukan voting, masih terdapat beberapa langkah yang harus dilalui dalam
pengajuan sebuah referendum. Sebelum sebuah referendum dilaksanakan, sebuah
outline untuk mengubah konstitusi Australia yang disebut dengan bill harus
disetujui terlebih dahulu oleh kedua house of parliament Australia, yakni
Parlemen Federal dan House of Representative (HoR) atau Senat. Dalam empat
minggu setelah bill dinyatakan lolos oleh parlemen, maka member dan senator
yang mendukung referendum harus mempersiapkan alasan kenapa referendum
harus “yes”, begitu pula sebaliknya. Hal ini dilakukan untuk lebih meyakinkan
dan memberikan informasi kepada masyarakat Australia mengenai referendum
yang harus mereka voting. Sementara itu, Komisi Pemilihan Australia
mendistribusikan surat suara beserta sebuah leaflet informasi mengenai
referendum yang harus mereka voting tersebut.11 Pada akhirnya, referendum
dinyatakan berhasil apabila mayoritas memilih kepada “yes” untuk melakukan
referendum terhadap konstitusi Australia yang diajukan. Syarat keberhasilan
voting sebuah referendum ialah apabila seluruh masyarakat Australia memilih

13
“yes” untuk dilakukan referendum; dan kedua bila hasil voting merupakan
mayoritas dari sebuah negara mayoritas, atau artinya empat dari enam negara.12
Salah satu contoh referendum dengan hasil voting suara mayoritas hampir seluruh
warga Australia ialah Referendum 1967, yakni referendum yang membahas
mengenai masalah status masyarakat pribumi Aborigin. Referendum ini diajukan
dan diterima untuk menghapus reference diskriminasi tertentu terhadap
masyarakat Aborigin dari konstitusi. dikutip dari (Anna Yulia Hartati dan Aileyas
Kabo 2014:6-8):

2.7.Lembaga Eksekutif dan Parlemen


Menurut konstitusi, Australia diperintah oleh monarki Inggris dan wakilnya,
gubernur jendral, yang mempunyai kekuasaan untuk mengangkat dan
memberhentikan menteri-menteri sesuai dengan kehendaknya. Rakyat Australia
berpendapat bahwa mereka mempunyai pemerintah yang bertanggung jawab
kepada parlemen. Parlemen adalah badan perwakilan dan legisatif yang dipilih
secara langsung oleh rakyat. Perdana menteri dan anggota-anggota kabinet harus
merupakan anggota-anggota parlemen. Partai politik atau koalisi partai-partai
politik yang merupakan mayoritas dalam majelis rendah parlemen mempunyai
hak untuk membentuk cabinet

14
BAB III

PENUTUP

3.1.Kesimpulan

1. Pada tahun 1823. pemerintah Inggris megeluarkan suatu undang-undang yang


menetapkan pembentukan “Legislative Counchil” untuk daerah koloni itu. Di
dalam undang~undang itu ditetapkan bahwa jumlah anggota counchil itu
minimum lima orang dan maksimum tujuh orang, keanggotaannya adalah
berdasarkan penunjukan gubemur.

2. Sistem pemerintahan Australia adalah demokrasi parlementer. Hal ini berarti


semua warga Australia terlibat dalam cara negara diperintah. Kekuasaan
pemerintah datang dari rakyat Australia karena warga negara Australia secara
berkala memberikan suara bagi orang-orang untuk mewakili mereka di parlemen.
Dalam demokrasi parlementer, para wakil di parlemen harus memberikan
pertanggungjawaban keputusan-keputusan yang mereka buat kepada rakyat lewat
pemilihan. Sistem parlementer demokrasi Australia didasarkan sistem Inggris,
yang telah dikembangkan selama berabad-abad.

3. Meskipun konstitusi Australia tergolong dalam konstitusi yang sangat sulit


untuk diubah, namun bukan tidak mungkin konstitusi Australia tersebut tidak
dapat diubah sama sekali. Sejak diberlakukannya Commonwealth of Australia
Constitution Act 1900 sejak 1901 hingga sekarang, sudah ada hingga 44
referendum yang diajukan oleh pemerintah Australia

15
DAFTAR PUSTAKA

Buku

Syah, Iskandar dan Ekwandari ,Sri Yustina.2011. Australia dan Oceania

dalam Persepektif Sejarah .Universitas Lampung Press: Bandar Lampung

Chauvel, R. 1995. Politics Down Under: Kehidupan Politik dalam Negeri

Australia. In S. Harlinah, & Ismu, Budaya dan Politik Australia. Jakarta:


Yayasan Obor Indonesia.

Jurnal

Anna Yulia Hartati dan Aileyas Kabo.2014. Pengakuan Indegeous People

Australia. Thailand. Staf Pengajar Prodi Hubungan Internasional dan


Mahasiswa Prodi Hubungan Internasional . Diunduh Jumat 8 Maret 2019
pukul 14.00 WIB, diakses pada google scholar.com

Andriana.Nina,2014.Pemilu dan Relasi Eksekutif dan Legislatif Peneliti Pusat

Penelitian Politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia.Volume II (Desember


2014)101-128

Andi Sitti Rohadatul Aisy.2016. Perbedaan Sistem Pemerintahan dan Parlemen

Negara Australia dan Negara Indonesia. Jurusan Ilmu Hubungan


Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia 1-8

Website

Www. Australia Portal Chart.com. diperoleh Sabtu,9 Maret 2019 Federasi

Australia Otonomi Indonesia. dari file:///E:/aus_pol_chart.pdf

16
17

Anda mungkin juga menyukai