Anda di halaman 1dari 29

MAKALAH

PERKEMBANGAN MASYARAKAT DALAM BIDANG SOSIAL,


EKONOMI, POLITIK, DAN BUDAYA DI INDONESIA PADA MASA
KEJAYAAN HINDU-BUDHA
Dosen pengampu : Cheri Saputra. S.Pd,M.Pd

Oleh Kelompok V :

1. Wahyuni Atika 1713033005


2. Dewy Ayuningsih 1713033037
3. Yuliani 1713033055

PROGRAM STUDY PENDIDIKAN SEJARAH


JURAN PENDIDIKAN IPS
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2018

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha kuasa yang
telah memberikan rahmat dan karunian-Nya kepada kami sehingga bisa menyusun
makalah ini

Kami sebagai penyusun makalah ini menyadari sepenuhnya bhawa


makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh itu kritik dan saran yang ada
relevansinya dengan penyempurnaan makalah ini sangat kami harapkan dari
pembaca. Kritik dan saran sekecil apapun akan kakmi perhatikan dan
pertimbangkan guna perbaikan di masa datang

Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada Dosen Chery
Saputra, S.Pd, M.Pd selaku Dosen pengempu Mata Kuliah Sejara Indonesia
Sampai Abad 15 yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini. Semoga
makalah ini mampu memberikan manfaat dan mampu memberikan nilai tambah
kepada penyusun dan pembaca.

Bandar lampung , April 2018

Penyusun

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR ..........................................................................................................
DAFTAR ISI ........................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ........................................................................................................
1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................................
1.3 Tujuan Penulisan .....................................................................................................
BAB III PEMBAHASAN
2.1 Perkembangan Masyarakat Indonesia Pada Masa Kejayaan Hindu-Budha ............
2.2 Perkembangan Dalam Bidang Sosial .......................................................................
2.3 Perkembangan Dalam Bidang Politik ......................................................................
2.4 Perkembangan Dalam Bidang Budaya ....................................................................
2.5 Perkembangan Dalam Bidang Ekonomi ..................................................................
BAB IV KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan ..............................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakanng


Munculnya pengaruh budaya India di Indonesia diperkirakan telah ada
sejak abad ke-5 Masehi. Hal ini berkaitan dengan ditemukannya tujuh buah
batu bertulis (yupa) di Kutai, Kalimantan Timur. Yupa yang ditulis dalam
bahasa Palawa dan huruf Sanskerta berisikan tentang kisah Kerajaan Kutai
yang telah banyak menerima pengaruh Hindu.
Pengaruh hindu dan budha masuk ke indonesia hampir dalam waktu
bersamaa. Sebelum bersinggungan dengan pengaruh hindu dan budha,
masyarakat indonesia menganut kepercayaan tradional berupa penghormatan
terhadap roh leluhur, kepercayaan kepada kekuatan lam semesta, dan kekuatan
terhadap benda-benda tertentu ( animisme dan dinamisme). Adapun proses
dan waktu kedatangan agama hindu budha di indonesia samapi sekarangmasih
menjadi perdebatan diantara sejarawan
Indonesia mulai berkembang pada zaman kerajaan Hindu-Buddha berkat
hubungan dagang dengan negara-negara tetangga maupun yang lebih jauh
seperti India, Tiongkok, dan wilayah Timur Tengah. Pada masa ini pula
muncul dua kerajaan besar, yakni Sriwijaya dan Majapahit. Pada masa abad
ke-7 hingga abad ke-14, kerajaan Buddha Sriwijaya berkembang pesat di
Sumatra. Sebelum masuknya kebudayaan Hindu-Buddha, masyarakat telah
memiliki kebudayaan yang cukup maju.Bangsa Indonesia yang sebelumnya
memiliki kebudayaan asli tidak begitu saja menerima budaya-budaya Hindu-
Budha tersebut. Proses masuknya pengaruh budaya Indonesia terjadi karena
adanya hubungan dagang antara Indonesia dan India. Kebudayaan yang
datang dari India mengalami proses penyesuaian dengan kebudayaan asli
Indonesia. Pengaruh kebudayaan Hindu-Buddha di Indonesia ini dapat dilihat
dari peninggalan-peninggalan sejarah dalam berbagai bidang, antara lain
seperti berikut.

4
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa saja perkembangan masyarakat di Indonesia pada masa kejayaan
Hindu-Budha ?
2. Bagaimana proses terjadinya perkembangan masyarakat dalam bidang
sosial, ekonomi, politik, dan budaya di Indonesia pada masa kejayaan
Hindu-Budha ?
3. Siapa saja tokoh yang berperan dalam perkembangan masyarakat dalam
bidang sosial, ekonomi, politik, dan budaya di Indonesia pada masa
kejayaan Hindu-Budha ?
4. Dimana terjadinya perkembangan masyarakat dalam bidang sosial,
ekonomi, politik, dan budaya di Indonesia pada masa kejayaan Hindu-
Budha ?
5. Kapan terjadinya perkembangan masyarakat dalam bidang sosial,
ekonomi, politik, dan budaya di Indonesia pada masa kejayaan Hindu-
Budha ?
6. Mengapa dalam bidang sosial, ekonomi, politik, dan budaya di Indonesia
mengalami kejayaan Hindu-Budha ?

1.3 Tujuan Masalah


1. Untuk mengetahui apa saja perkembangan masyarakat di Indonesia.
2. Untuk memberikan pengetahuan terhadap proses terjadinya.
3. Untuk mengetahui tokoh-tokoh yang berperan dalam perkembangan
masyarakat di Indonesia
4. Untuk mengetahui dimana saja tempat terjadinya perkembangan
masyarakat.
5. Untuk mengetahui kapan terjadinya perkembangan masyarakat di
Indonesia
6. Untuk mengidentifikasi apa saja yang menyebabkan kejayaan hindu-budha
di Indonesia.

5
BAB II
PEMBAHASAN

1.2 Perkembangan Masyarakat Indonesia pada masa Kejayaan Hindu-


Budha
Proses masuknya agama hindu di Indonesia dikenal dengan proses
penghinduan atau hindunisasi, walaupun pengaruh budaya tidak hanya
dari Hindu saja, tetapi juga dari agama Budha. Semua itu tumbuh dalam
satu kesatuan sinkretisme dalam bentuk siwa Budha. Kehidupan Sosial
Masyarakat Indonesia pada Masa Hindu dan Buddha Sebelum masuknya
kebudayaan Hindu-Buddha, masyarakat telah memiliki kebudayaan yang
cukup maju. Unsur-unsur kebudayaan asli Indonesia telah tumbuh dan
berkembang dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Bangsa Indonesia
yang sebelumnya memiliki kebudayaan asli tidak dengan begitu saja
menerima budaya-budaya baru tersebut. Proses masuknya pengaruh
budaya Indonesia terjadi karena adanya hubungan dagang antara Indonesia
dan India. Kebudayaan yang datang dari India kemudian mengalami
proses penyesuaian dengan kebudayaan asli Indonesia. Pengaruh
kebudayaan Hindu-Buddha di Indonesia ini dapat dilihat dari peninggalan-
peninggalan sejarah dalam berbagai bidang, antara lain seperti berikut.
Pengaruh perkembangan kebudayaan Hindu-Buddha terjadi pada
berbagai aspek kehidupan masyarakat. Aspek-aspek tersebut meliputi
bidang
1. sosial,
2. ekonomi,
3. politik, dan
4. budaya.

6
Kebudayaan India mempengaruhi sistem sosial kemasyarakatan di
Indonesia. Masyarakat mulai mengenal sistem kasta, sistem kekuasaan dan
politik pemerintahan. Sistem kasta menurut kepercayaan hindu sebagai
beriku :
a. Brahmana, berperan sebagai penasihat raja serta pendidik
agama. Kasta brahmana terdiri atas pendeta dan pemimpin
agama.
b. Kestria, terdiri atas penyelenggara dan penata pemerintah
serta pembela kerajaan (raja, pembantu raja, dan tentara).
c. Waisya, terddiri atas pedagang, perajin, petani, nelayan, dan
pelaku seni.
d. Sudra, terdiri atas pekerja rendah, buru, budak, dan pembantu.
Dalam kerajaan budha, sistem pengkastaan tidak terlalu berperan
karena ajaran budha tidak mengenal sistem pengkastaan. Dalam hal ini,
masyarakat budha terkenal dengan demokratis dan egalitis oleh karena itu
sistem feodal lebih berkembang di kerjaan-kerjaan yang bercorak hindu.
Pengaruh hindu terlihat jelas pada sistem kerajaan. Raja dianggap titisan
dewa yang memimpin kerjaan secara mutlak dan turun temurun. Tata kota
sebuah kerajaan juga meniru tradisi india, misalnya kraton dilengkapi
dengan alun-alun, pohon beringin, dan tempat beribadatan. Nama-nama
raja disesuaikan tradisi yang berkembang di India, misalnya penggunaan
nam Warman dan dewa dibelakang nama-nama raja. Raja-raja di
Indonesia yang menggunakan nama-nama tersebut anatara lain
Mulawarman, Purnawarman, Bala Putra Dewa.
Penagaruh kebudayaan Hindu-Budha, bangsa Indonesia mengenal
karya sastra yang bersumber dari kitab ramayana karna Walmiki dan Kitab
Mahabrata karya Wwiyasa. Ketika pengaruh hindu budha masuk seni tari
masih dipentaskan dalam acara keagamaan, perkawinan dan pengangkatan
raja. Alat-alat bernada mulai dipakai, seperti alat tiup alat petik dan alat
gesek. Dalam bidang ekonomi, tidak begitu besarpengaruh dan
perubahannya, karena masyarakatIndonesia telah mengenal aktifitas

7
perekonomianmelalui pelayaran dan perdagangan jauh sebelummasuknya
pengaruh Hindu-Budha.

2.2 Perkembangan Masyarakat Dalam Bidang Sosial Pada Masa Kejayaan


Hindu-Budha
a. Sistem Kasta

Dengan adanya perubahan budaya Hindu, dalam masyarakat yang


berlangsung sistem kasta, yang terdiri atas kaum brahmana (pendeta),
kesatria (pejabat pemerintahan), waisya (kawula), dan sudra (kawula).
Kawula adalah orang-orang yang telah kehilangan kebebasannya dan
bekerja untuk kepentingan tuannya sebagai pemiliknya. Meskipun di
Majapahit ada beragama macam kasta seperti di India, yang lebih dikenal
sebagai catur warna, tetapi hanya menjadi teoritis dalam literatur istana.
Pigeaud membedakan dengan sistem empat kasta di India, yaitu golongan
pendeta dalam masyarakat Majapahit setingkat atau sederajat dengan
golongan kesatria. Di India golongan brahmana atau pendeta lebih tinggi
dari golongan kesatria. Pembagian dalam empat kasta antara lain dalam
kitab Negarakretagama pupuh LXXXI dan prasasti tembaga Bila II (995 S
/ 1073 M) dari zaman Raja Anak Wungsu. Namun demikian dalam
kehidupan sehari-hari penggolongan ini tidalk di luar kalangan istana. Di
pedesaan, para penduduk terus mengikuti tradisi lokal dan adatnya
(Munoz, 2009: 482)

1. Brahmana
Brahmana atau pendeta harus menjalankan enam dharma sebagai
berikut: mengajar, belajar, melakukan persajian untuk dirinya sendiri,
melakukan persajian untuk orang lain, membagi dan meneri role and
become leader masyarakat Beberapa upacara yang paling penting
sekali bagi kehidupan masyarakat adalah penyucian udara, penyucian
tanah untuk pendirian candi dan tempat pemujaan, upacara kelahiran,
inisiasi, dan upacara sradha. Para pendeta banyak yang menjadi
pekerja baik di pusat maupun daerah. Para kepala agama Siwa dan
Buddha masing-masing sebagai dharmadyaksa adalah pejabat tinggi

8
kerajaan yang memungkinkan mereka untuk bekerja sebagai hakim
tinggi dan diberi gelar Dang Acarya. Ada dua dharmadyaksa yaitu
dharmadyaksa cincin kasaiwan untuk isi agama Siwa dan dharm
madyaksa cincin kasogaton untuk urusan agama Buddha. Mereka
tinggal di daerah yang disebut sebagai dharma. Daerah- daerah yag
bebas dari campur wajah raaj dain kewajitban membayar pajak Pejabat
lainnya lainnya adalh kepala biara (sthapoka), orang orang suci
(janggan), dan para resi mereka kepalaku oleh dewaguru atau disebut
mantri herhaji
2. Nesatria
Kesatria melimpahkan raja dan para pegawai pemerintahan. Tugas
putaran adalah melindungi negara. Gela ra pegawai tersebut adalah
rokryan, arya, dan dang acaryo Menurut kitab Atonowe kaum kesatria
dilantik sesuai peraturan Weda memiliki kewajiban untuk melindungi
negara, orang yang hidup tanpa raja dan dalam ketakutan, malka
Brahman menciptakan raja yang diberi tugas untuk kemanusiaan
manusia.
Oleh karena itu, meskipun raja masih sangat muda sekalipun pada
hakikatnya bukan sembarang. Struktur sosial dalam masyarakat
Majapahit tersusun sesuali dengan tingkat kebangsawanannya dan
sesuai dengan hierarki dalam birokrasi. Seseorang dari golongan
bangsawan pada umumnya menggelar posisi pemerintahan sesuai
dengan tingkat kebangsawanannya. Fungsi-fungsi yang dipegang oleh
tiap-tiap kelompok di dalam sistem politik pada umumnya menentukan
posisi yang mereka duduki dalam strata sosial (Boedhihartono, 2009:
69)
3. Waisya
Waisya merupakan golongan yang memiliki kewajiban berdagang,
meminjamkan uang, menggarap sawah dan berternak. Di Majapahit
terdapat golongan keluarga bebas (rama) dan anggota komunitas biasa
(dapur) yang diperintah oleh para pengetua (buyut). Menurut Sartono
(1993: 42) dapurMerupakan bentuk organisasi yang digunakan dan

9
digunakan untuk memasak, yaitu anggota dari keluarga petani, dan
para herhoy duduk asli daerah itu, dan anak keturunan cikal-akan desa
4. Sudra / Kawula
Berbeda dengan mereka sebelumnya, kaum sudra hamba saja.
Menurut kitab Manawa bidang tugas kaum sudra adalah mengabdi,
terutama untuk kaum brahmana. DiMajapahit lapisan yang disebut
kawula. Ada empat macam hamba atau kawula yang dikenal pada
masa Majapahit, yaitu:
a. Hamba yang kehilangan kebebasannya karena menjadi
tawanan perang (dwajaherta)
b. Hamba yang kehilangan kebebasannya akibat kelahirannya
(grehaja)
c. Orang yang menghamba karena makanan (bhaktadasa)
d. Orang yang menghamba karena harus membayar hutangatau
denda (dandadasa)

Keempat macam hamba yang harus tinggal di tempat tuannya.


Semua keturunan yang lahir selama mereka menjadi hamba sebagai
hamba dan disebut anak besi. Hamba adalah hak penuh dari
pemiliknya, oleh karena itu hamba dapat diperjualbelikan, diwariskan,
dan diberikan oleh pemiliknya kepada orang lain tanpa persetujuan
hamba yang sama. Kebebasan hamba dapat diperoleh kembali setelah
biaya tuannya dan kerja yang diperhitungkan oleh tuannya dan diatur
oleh undang-undang. Uang tebusan dapat dibayar oleh sanak saudara
hamba yang bersangkutan hamba yang disebut atau oleh orang lain
(Mulya na, 1979: 206). Selain keempat kasta di atas, di Majapahit juga
dikenal kelompok di luar kasta yang disebut candala, mlecha, dan
tuccha. Kelompok ketiga ini merupakan kelompok yang rendah, nista
dan hina dalam struktur masyarakat Majapahit.

 Kaum candala adalah orang-orang yang lahir dari


perkawinan campuran antara ibu dari golongan brahmana

10
dan ayah dari golongan sudra dan statusnya lebih rendah
dari kaum sudra. Menurut Mulyana (1979: 206-207)
 Kaum mlecha kewajiban adalah para pedagang asing dari
India Kamboja, Campa, Siam, dan Cina yang tidak
menganut agama Hindu yang tinggal di kota-kota
pelabuhan.
 Kaum tuccha adalah orang-orang yang tidak berguna dan
menambah masyarakat atau penjahat.

Bukti perkembangan masyarakat dalam bidangsosial pada masa kejayaan


Hindu-Budha terjadi dibeberapa kerjaan, yaitu sebagai berikut :
1. Kutai
Dalam bidang sosial masyarakat ( budaya dan agama), dari semua bukti
yang ada tentang kerjaan kutai hampir tidak ada yang mengungkapnya.
Sulitnya gambaran mengenai masyarakat kutai disebabkan oleh prasasti-
prasasti yang tidak sedikitpun membicarakan keadaan masyarakat. Sebagai
penduduk kutai yang hidup dalam suasana peradaban budaya India,
mengingat bahwa sansekerta terutama adah’i bahasa Resmi ( dalam masalah-
masalah keagamaan), maka hal itu dapat memberi gambaran bahwa pada
masa itu telah ada sekolompok masyarakat yang menguasai bahasa
sansekerta.
2. Kerajaan Tarumanegara
Dibidang sosial budaya, kerajaan Tarumanegara telah dipengaruhi
kebudayaan India dengan beberapa bukti berupa kata-kata wisnu pada
prasasti Ciaruntem, Brahmana pada Prasati Tugu, Airawata pada psasti
Kopidan Katacandra Baga.
3. Kerajaan Sriwijaya
Dalam buku Chau-Ju-Kua dan kitab Chu-Fan-Chi ditlis bahwa Sriwijaya
merupakan kerajaan terkemuka dan terkaya. Dimana penduduknya hidup
terpencar diluar kota dan tinggal diatas rakit-rakit beratap alang-alang.
Dimana penduduknya hidup terpencar-pencar tetapi tetap satuhal ini dapat
dilihat dari mereka dapat menaklukkan musuh-musuhnya.

11
4. Kerjaan mataram dan Medang
kerjaan mataram adalah masa pembangunan candi-candi yang bercorak
agama hindu dan budha. Walaupun pembuatan candi-candi di Indonesia
mendapat pengaruh dari India, namun corak bangunan tidak semata-mata
meniru corak candi India. Setelah melalui pengolahan dan penyesuaian,
menjadi seni bangunan yang berorak Indonesia. Rakai pakitan dan
Promadhani merupakan pasangan suami istri yang mungkin masing
memerintahkan untuk membuat candi dengan berbagai corak, pembuatan itu
mungkin merupakan adanya kerukunan beragama atau adanya penghormatan
teeerhadap kedua agama tersebut yaitu Hindu-Budha.
5. Kerajaan Singosari
Keadaan sosial masyarakat dapat dilihat dalam kehidupan sehari-hari,
misalnya orang-orang memakai kain sampai kebawah lutut , sedangkan
rambutnya diurai, rumah-rumah sampai rapat dan bersih, lantainya adalah
berwarna kuning dan hijau. Hukum badan tidak ada, yang bersalah
dikenakan denda dengan membayar dengan emas, kecuali pencuri dan
perampok yang kalau tertangkap langsung dibunuh. Untuk perkawinan
keluarga anak perempuan menerima mas kawin berupa emas. Orang yang
skait bukan diobati dengan obat, tetapi memohon sembuh kepada dewa dan
kepada budha tiap bulan sekali.
2.3 Perkembangan Masyarakat dalam Bidang Politik Pada Masa Kejayaan
Hindu-Budha
Masyarakat Indonesia dikenalkan oleh orang-orang India tentang sistem
pemerintahan kerajaan. Dalam sistem ini, kelompok-kelompok kecil masyarakat
bersatu dengan kepemilikan wilayah yang luas. Kepala suku yang terbaik dan
terkuat berhak atas tampuk kekuasaan kerajaan. Kemudian, pemimpin ditentukan
secara turun-temurun berdasarkan hak waris sesuai dengan peraturan hukum
kasta.Karena itu, lahirlah kerajaan-kerajaan di Indonesia, seperti Kutai,
Tarumanegara, Sriwijaya, dan kerajaan bercorak Hindu-Buddha lainnya.
Kehidupan Sosial Masyarakat Indonesia pada Masa Hindu-Buddha Masa Hindu
dan Buddha.

12
Adapun sistem-sitem politik yang terjadi pada kejayaan Hindu-Budha terjadi
pada beberapa kerajaan, sebagai berikut :
1. Kerjaan Kutai
Raja pertama Kutai Kudungga. Diyakini dia belum dipengaruhi
agama Hindu. Hal ini dapat terlihat dari namanya yang masih asli
Indonesia. Nama Kudungga mirip nama Bugis yaitu, Kudunggaa.
Kudungga merupakan seorang pemimpin suku setempat yang mendirikan
kerajaan pada saat pengaruh Hindu dan Budha. Paa masa pemerintahan
Aswawaran yang merupakan putra Kudungga, wilayah kutai semakin
diperluas. Hal ini diketahui dari pelaksanaan upacara aswameda. Lalu pada
masa kekuasaan Mulawarman Kutai mengalami masa keemasan. Wilayah
pemerintahannya sampai seluruh wilayah kalimantan Timur.
2. Kerajaan Tarumanegara
Kerajaan Tarumanagara mencapai puncak kejayaannya ketika
dipimpin oleh Purnawarman. Dimasa kepemerintahan Purnawarman, luas
Kerajaan Tarumanagara diperluas dengan menaklukan kerajaan-kerajaan
yang berada disekitarnya. Tercatat Luas Kerajaan Tarumanagara hampir
sama dengan luas daerah Jawa Barat sekarang. Selain itu Raja
Purnawarman juga menyusun pustaka yang berupa undang-undang
kerjaana, peraturan angkatan perang, siasat perang serta silsilah dinasti
Warman. Raja Purnawarman juga dikenal sebagai raja yang kuat dan bijak
kepada rakyatnya.
3. Kerajaan Sriwijaya
Kerajaan Sriwijaya mencapai kejayaan pada abad 6-10 M dengan
menguasai seluruh jalur perdagangan maritim di Asia Tenggara. Kerajaan
ini mempunyai wilayah kekuasaan yang hampir menyeluruh sampai Asia
Tengggara, diantaranya adalah Jawa, Sumatera, Semenanjung, Malay,
Thailand, Kamboja, Vietnam dan juga Filipina. Kerajaan yang berbasis di
pesisir ini terkenal dengan armada maritimnya yang kuat sampai disegani
oleh lawan-lawannya. Dengan kekuatan tersebut maka langkah untuk
memperluas kekuasaan berjalan sangat pesat. Kerajaan Sriwijaya
menggunakan sistem perekonomian pesisir dimana pendapatan diperoleh

13
dari biaya penyeberangan dan juga bea cukai barang dagangannya. Rata-
rata penduduk kerajaan Sriwijaya bermata pencaharian sebagai nelayan
dan pedagang. Saat itu Sriwijaya adalah salah satu jalur emas perdagangan
Eropa dan Asia, sehingga untuk memenuhi kebutuhan melalui ekspor
impor sangat mudah dilakukan di sana. Bahkan banyak dari para saudagar
India dan Cina menggunakan Sriwijaya sebagai gudang penitipan barang
yang dibeli dari daerah Jawa dan Semenanjung Malaka. Selain itu kerajaan
Sriwijaya memiliki hasil bumi yang beragam mulai dari kapur barus,
cengkeh, kayu cendana, kayu gaharu, pala, gambir, kapulaga, dan masih
banyak lagi.
4. Kerajaan Mataram dan Medang
Dalam masa kerajaan Medang yang terpenting adalah masa
pemerintahan masa Kerajaan Dharmawangsa dan Raja
Airlngga.Dharmawangsa memerintah dari tahun 991-1009 M dan
Airlangga memerintah dari tahun 1019-1024 M.Dharmawangsa dalam
masa pemerintahan menitikberatkan pada politik luar negerinya,sedangkan
Airlangga lebih banyak perhatiannya dalam pembangunan dalam
negeri.Maka dari itu Raja Airlangga dapat menyatukan daerah yang
terpecah-pecahyang merupakan bekas kerajaan Medang selesai pada tahun
1037 ML ibukota kerajaan yang semula di Watan Mas dipindah ke
Kahuripan.Tahun 1041 M Airlangga membagi Kerajaannya menjadi dua
bagaian kepada dua Putera Mahkota,hal ini dilakukan untuk mencegah
perebutan tahta di kemudian hari.
5. kerajaan Singasari
Pada awal perkembangan kerajaan Singosari yakni pada pada masa
pemerintahan Ken Arok belum dampak bahkan belum ada struktur
pemerintahan yang rapih dan terorganisir.Tetapi pada pemerintahan
Kertanegara struktur birokrasi pemerintah disempurnakan.Memang dari
raja-raja Singosari Kertanegaralah yang paling banyak diketahui riwayat
dan struktur pemerintahannya.Dan juga dari gambaran dari masa
pemerinthan Wisnuwarman maka dapat dikatakan pada masa itu telah
nampak adanya tatanan pemerintah yang lebih baik.

14
6. kerajaan Majapahit
Adanya kekuasaan yang bersifat teritorial dan desentralisasi
dengan birokrasi yang terperinci.Dalam melalaksanakan
kekuasaannya,raja dibantu oleh sebuah pembantu yang merupakan
pejabat-pejabat birokrasi kerajaan.ada suatu stuktur birokrasi yaitu :
 Raja
 Yuwaraj,pejabat yang diduduki putra-putri mahkota.
 Rakryan Mahamarti Kartini
 Rakyan Mahamantri RI Pakira-kira,sekelompok pejabat tinggi
berfungsi sebagai pelaksana pemerintah
 Dharmadyaksa,yang bertugas dalam bidang keagamaan
 Dharmapatti,sekelompok cendekiawan dan pujangga.

2.4 Perkembangan Masyarakat dalam Bidang Budaya pada masa Kajayaan


Hindu-Budha
a. Bentuk-bentuk kebudayaan hindu- buddha yangmasuk ke indonesia
Masuknya kebudayaan India keIndonesia telah membawa
pengaruh terhadapperkembangan kebudayaan di Indonesia.Bangsa
Indonesia yang sebelumnya memilikikebudayaan asli, banyak mengadopsi
danmengembangkan budaya India dalamkehidupan sehari-hari. Namun,
masyarakattidak begitu saja menerima budaya-budayabaru tersebut.
Kebudayaan yang datang dariIndia mengalami proses penyesuaian
dengankebudayaan yang ada di Indonesia yangdisebut dengan proses
akulturasi kebudayaan.Dalam bidang agama juga lahir sinkretisme, yaitu
perpaduan antara agamaHindu-Buddha dengan kepercayaan yang telah ada
dan berkembang di masyarakatIndonesia pada saat itu.
Sehingga agama Hindu-Buddha yang dianut olehbangsa Indonesia
pada aman kerajaan-kerajaan sangat berbeda dengan agamaHindu-Buddha
yang ada di India. Masuknya agama Hindu dan Buddha tidakserta merta
menghilangkan unsur budaya lama yang telah berkembang
dalammasyarakat Indonesia. Salah satu contoh yang sangat mencolok

15
dalam kehidupanmasyarakat Hindu di Indonesia misalnya dalam sistem
kasta. Sistem kastadi Indonesia yang mengadopsi dari agama Hindu tidak
sama dengan systemkasta yang berkembang dari tanah kelahiran agama
tersebut yaitu India. Baikdari ciri-ciri maupun keketatannya tidak
menggambarkan keadaan sepertisistem kasta di India.
Bangsa Indonesia melaksanakan teori tentang kasta,tetapi tidak
memindahkan wujudnya seperti yang berkembang di India,
melainkandisesuaikan dengan kondisi masyarakat yang sudah berlaku
sebelumnya.Beberapa unsur kebudayaan yang berkembang pada aman
kerajaanHindu-Buddha antara lain, seni bangunan, seni ukir, seni sastra,
dan senipatung. Salah satu hasil seni bangunan yang paling penting dalam
perkembanganseni bangunan di Indonesia adalah candi. Demikian juga
halnya dalam senipembuatan candi yang merupakan pengaruh dari India,
akan tetapi dalampenerapannya menggunakan unsur-unsur budaya yang
telah berkembang sebelumnya di tanah Indonesia. Pembuatan candi yang
secara teoritismenggunakan dasar-dasar yang tercantum dalam kitab
Silpasastra akan tetapipada tahap pelaksanaan dan hasilnya
memperlihatkan corak budaya asli Indonesia.
Silpasastra ialah sebuah kitab pegangan yang memuat berbagai
petunjukuntuk melaksanakan pembuatan arca dan bangunanTerdapat
perbedaan fungsi candi antara agama Hindu dan Buddha. Dalamagama
Hindu, candi adalah tempat penguburan abu jena ah. Di Bali
upacarapembakaran mayat dinamakan Ngaben. Di dalam candi Hindu
biasanya terdapatpatung-patung dari para penguasa (raja) atau orang-orang
terkenal yangdijelmakan sebagai dewa. Dalam agama Buddha, candi
berfungsi sebagaitempat pemujaan. Arca yang ada dalam candi Buddha
bukanlah arca perwujudandari raja.Candi-candi yang bercorak agama
Hindu-Buddha banyak ditemukandi Pulau Jawa, Sumatra, Kalimantan, dan
Bali.

16
1. Candi di Jawa Tengah dan Yogyakarta
Di Jawa Tengah dan Yogyakarta banyak ditemukan candi, baik
yanbercorak Hindu maupun Buddha, di antaranya sebagai berikut.
a. Candi Borobudur terletak di desa Budur, Magelang. Candi ini
bercorakBuddha dan didirikan oleh keluarga Syailendra pada aman
MataramLama. Bentuk candi Borobudur yang berupa punden
berundak-undakmenggambarkan adanya akulturasi antara budaya
India dengan budayaasli Indonesia dari aman megalithikum.
b. Candi Mendut dan candi Pawon terletak tidak jauh dari candi
Borobudur. Kedua candi ini bercorak Buddha dan merupakan
candi tiga serangkaidengan candi Borobudur. Ketiga candi ini
terletak pada satu garis lurus,hal ini sengaja dilakukan berdasarkan
ajaran Buddha Mahayana. Menurutajaran agama Buddha
Mahayana, untuk mencapai tujuan terakhir (moksa),yaitu mencapai
kedudukan sebagai Buddha harus melalui jalan secarabertahap.
Tahap-tahap tersebut terdiri atas dua bagian yaitu Dasya-
bodhisatwabhumi disebut tingkat lokattara (tingkat di atas dunia),
sebelumsampai ke tingkat lokattara lebih dahulu harus menjalani
tingkat persiapan.
c. Candi Prambanan dikenal pula dengannama Candi Lorojonggrang,
bercorakHindu dan terletak di desa Prambanan.Relief candi
Prambanan mengambil kisahRama dari kitab Ramayana. Relief
iniditatahkan pada dinding lorong di atascandi pertama, yang
mengelilingi kaki candikedua.
d. Kelompok candi Dieng, yang terdapat di Pegunungan Dieng
letaknya
sekitar 25 kilometer dari kota Wonosobo. Candi-candi ini bercorak
Hindu.Di dataran tinggi Dieng terdapat beberapa buah candi antara
lain CandiBima, Candi gatotkaca, Candi Arjuna, Candi Semar,
Candi Srikandi,Candi Puntadewa, dan Candi Subadra.
e. Candi lainnya adalah Candi Sukuh terletak di lereng Gunung Latu,
KarangAnyar, Candi Sarjiwan terletak di selatan Prambanan,

17
Candi Lumbungdi selatan Candi Sewu, dan Candi Sari atau Candi
Bendah lokasinyatidak jauh dari Candi Kalasan.
2. Candi-candi di Jawa Timur
Begitu pula halnya di Jawa Timur, banyak ditemukan candi, di
antaranyasebagai berikut.
a. Candi Badut terletak di Desa Dinoyo, sebelah barat laut Malang,
merupakancandi bercorak Hindu yang didirikan sekitar abad ke-8
M. CandiSingosari terletak di Desa Candinegoro sekitar 10 km
dari kota Malang.Candi ini berasal dari abad ke-14 dan
dihubungkan dengan Raja Kertanegaradari Kerajaan Singhasari.
b. Candi Jago (Candi Jajaghu) terletak 18 kilometer dari kota
Malang.Candi ini merupakan candi bercorak Siwa-Buddha dan
bentuknya berundak-undak tiga buah serta di halaman candi
terdapat beberapa patung Buddha.Candi ini dibangun pada masa
Raja Kertanegara dari kerajaan Singhasari.
c. Candi Kidal terletak sekitar 7 kilometer sebelah tenggara dari
candijago. Candi ini merupakan bangunan suci untuk memuliakan
raja AnusapatiRaja Singhasari.
d. Candi Panataran terletak sekitar 11 kilometer dari kota Blitar.
CandiPanataran merupakan kompleks candi yang terbesar di Jawa
Timur danmerupakan candi Siwa.
e. Candi Jajawa (Candi Jawi) terletak di Gunung Welirang yang
merupakanmakam Raja Kertanegara.
f. Candi Singhasari yang terletak 10 kilometer dari kota Malang.
Candisebagai tempat pendarmaan Raja Kertanegara yang
digambarkan sebagaiBhairawa (Siwa-Buddha)
g. Candi Rimbi terletak di Desa Pulosari, Jombang yang merupakan
peninggalanKerajaan Majapahit pada abad ke-14.
h. Candi Bajang Ratu yang merupakan gapura di daerah Trowulan
bekaspeninggalan kerajaan Majapahit.
i. Candi Sumber Awan bercorak Buddha sebagai penghargaan
ataskunjunganRaja Hayam Wuruk ke daerah kaki Gunung

18
Arjuna.Apabila dibandingkan antara kelompok-kelompok candi
yang terdapatdi Jawa Tengah dengan Jawa Timur terdapat hal-hal
yang sangat menarik.
j. Kelompok candi di Jawa Tengah seperti Borobudur, Pawon,
Mendut danPrambanan yang sebagian besar merupakan
peninggalan kerajaan Mataramadalah kelompok bangunan candi
yang difungsikan sebagai tempat pemujaankeagamaan, baik
Hindu ataupun Buddha
3. Candi di Jawa Barat
Di Jawa Barat ditemukan candi yangbercorak Siwa, yaitu candi
Cangkuang terletakdi daerah Leles, Garut. Candi ini bentuknya
sangatsederhana dan diperkirakan berasal dari abadke-8 Masehi. Selain
itu, di daerah Jawa Baratditemukan beberapa arca dan bangunan
suci,baik yang berbentuk bangunan teras berundak,altar maupun
percandian seperti Batu Kalde diPantai Pangandaran, Batujaya dan
Cibuaya diKarawang, Astana Gede di Kawali danBojongmenje di
daerah Cicalengka, KabupatenBandung.
4. Candi-candi di luar Jawa
Di luar Jawa terdapat juga candi-candi, seperti berikut ini.
a. Di pulau Sumatra terdapat beberapa candi seperti Candi Muara
Jambidi Jambi yang memperlihatkan corak Buddha Mahayana.
Ada juga CandiMuara Takus di Riau (terbuat dari batu bata dan
terdiri atas beberapabangunan stupa). Di komplek Candi Muara
Takus ada beberapa candiseperti Candi Tua, Candi Bungsu, dan
Candi Mahligai. Kompleks percandian(stupa) lainnya adalah
Komplek Candi Padang Lawas yang terletak diSumatra Utara dan
bercorak Siwaisme dan Budhisme. Di daerah Tapanuliterdapat
komplek Candi Gunung Tua yang bercorak Buddha.
b. Di Kalimantan Selatan ditemukan sebuah candi yaitu Candi
Agung didaerah Amuntai.
c. Di Bali terdapat Candi Padas atau CandiGunung Kawi yang
terletak di desaTampaksiring Kabupaten Gianyar. Candiini

19
dipahatkan pada dinding batu yangkeras dan merupakan tempat
pemujaanRaja Anak Wungsu putra terakhir dariRaja
Udayana.Pengaruh kebudayaan Hindu-Buddha di Indonesia ini
dapat dilihat dari
b. peninggalan-peninggalan hindu budha
1. Bidang agama, yaitu berkembangnya agama Hindu-Buddha di
Indonesia.Sebelum masuk pengaruh India, kepercayaan yang
berkembang di Indonesiamasih bersifat animisme dan
dinamisme. Masyarakat pada saat itumelakukan pemujaan
terhadap arwah nenek moyang dan kekuatan-kekuatanbenda-
benda pusaka tertentu serta kepercayaan pada kekuatan-
kekuatanalam. Dengan masuknya pengaruh Hindu-Buddha,
kepercayaan asli bangsaIndonesia ini kemudian berakulturasi
dengan agama Hindu-Buddha. Halini terbukti dari beberapa
upacara keagamaan Hindu-Buddha yangberkembang di
Indonesia walaupun dalam beberapa hal tidak seketatatau mirip
dengan tata cara keagamaan yang berkembang di India.
Kondisiini menunjukkan bahwa dalam tatacara pelaksanaan
upacara keagamaa mengalami proses sinkretisme antara
kebudayaan agama Hindu-Buddhadengan kebudayaan asli
bangsa Indonesia.
2. Bidang politik dan pemerintahan, pengaruhnya terlihat jelas
denganlahirnya kerajaan-kerajaan bercorak Hindu-Buddha di
Indonesia. Sebelummasuknya pengaruh agama Hindu-Buddha
di Indonesia tampaknya belummengenal corak pemerintahan
dengan sistem kerajaan. Sistem pemerintahanyang berlangsung
masih berupa pemerintahan kesukuan yang mencakupdaerah-
daerah yang terbatas. Pimpinan dipegang oleh seorang
kepalasuku bukanlah seorang raja. Dengan masuknya pengaruh
India, membawapengaruh terhadap terbentuknya kerajaan-
kerajaan yang bercorak Hindu-Buddha di Indonesia. Kerajaan
bercorak Hindu antara lain Kutai,Tarumanagara, Kediri,

20
Majapahit dan Bali, sedangkan kerajaan yangbercorak Buddha
adalah Kerajaan Sriwijaya. Hal yang menarik di
Indonesiaadalah adanya kerajaan yang bercorak Hindu-Buddha
yaitu Kerajaan, Mataram lama.
3. Bidang pendidikan membawa pengaruh bagi munculnya
lembaga-lembagapendidikan. Meskipun lembaga pendidikan
tersebut masih sangat sederhanadan mempelajari satu bidang
saja, yaitu keagamaan. Akan tetapi lembagapendidikan yang
berkembang pada masa Hindu-Buddha ini menjadi cikal bakal
bagi lahirnya lembaga-lembaga pendidikan di Indonesia.
4. Bidang sastra dan bahasa. Dari segi bahasa, orang-orang
Indonesia mengenal bahasa Sanskerta dan huruf Pallawa. Pada
masa kerajaan Hindu-Buddha di Indonesia, seni sastra sangat
berkembang terutama pada amankejayaan kerajaan Kediri.
Karya sastra itu antara lain,
a. Arjunawiwaha, karya Mpu Kanwa yang disusun
pada masa pemerintahan Airlangga.
b. Bharatayudha, karya Mpu Sedah dan Mpu Panuluh
disusun padaaman kerajaan Kediri.
c. Gatotkacasraya, karya Mpu Panuluh disusun pada
aman kerajaanKediri.
d. Arjuna Wijaya dan Sutasoma, karya Mpu Tantular
yang disusunpada aman kerajaan Majapahit.
e. Negarakertagama, karya Mpu Prapanca disusun pada
aman kerajaanMajapahit.
f. Wretta Sancaya dan Lubdhaka, karya Mpu Tanakung
yang disusunpada aman kerajaan Majapahit.

5. Bidang seni tari. Berdasarkan relief-relief yang terdapat pada candi-


candi, terutama candi Borobudur dan Prambanan memperlihatkan –
adanyabentuk tari-tarian yang berkembang sampai sekarang. Bentuk-

21
bentuk tarian yang digambarkan dalam relief memperlihatkan jenis
tarian seperti tarian perang, tuwung, bungkuk, ganding, matapukan
(tari topeng).Tari-tarian tersebut tampaknya diiringi dengan gamelan
yang terlihat darirelief yang memperlihatkan jenis alat gamelan yang
terbatas seperti gendang,kecer, gambang, saron, kenong, beberapa
macam bentuk kecapi, seruling dan gong.
6. Seni relief.Pada candi yang kemudian menghasilkan seni pahat.
Hiasanpada candi atau sering disebut relief yang terdapat pada candi-
candidi Indonesia didasarkan pada cerita-cerita epik yang berkembang
dalamkesusastraan yang bercorak Hindu ataupun Buddha. Pemilihan
epik sebagaihiasan relief candi dikenal pertama kali pada candi
Prambanan yangdibangun pada permulaan abad ke-10.
Epik yang tertera dalam reliefcandi Prambanan mengambil
penggalan kisah yang terdapat dalam ceritaRamayana. Hiasan relief
candi Penataran pada masa Kediri mengambilepik kisah Mahabharata.
Sementara itu, kisah Mahabharata juga menjadiepik yang dipilih
sebagai relief pada dua candi peninggalan kerajaanMajapahit, yaitu
candi Tigawangi dan candi Sukuh.
7. Seni Arca dan Patung,
Sebagai akibat akulturasi budaya pemujaan arwahleluhur dengan
agama Hindu-Buddha maka beberapa keluarga rajadiperdewa dalam
bentuk arca yang ditempatkan di candi makam. Arca-arca dewa
tersebut dipercaya merupakan lambang keluarga raja yangdicandikan
dan tidak mustahil termasuk di dalamnya kepribadian danwatak dari
keluarga raja tersebut. Oleh karena itu, arca dewa tersebutsering
diidentikkan dengan arca keluarga raja. Seni arca yang berkembangdi
Indonesia memperlihatkan unsur kepribadian dan budaya lokal,
sehinggabukan merupakan bentuk peniruan dari India.
Beberapa contoh rajayang diarcakan adalah Raja Rajasa yang
diperdewa sebagai Siwa dicandi makam Kagenengan, Raja Anusapati
sebagai Siwa di candi makamKidal, Raja Wisnuwardhana sebagai
Buddha di candi makam Tumpang,Raja Kertanegara sebagai

22
Wairocana Locana di candi makam Segaladan Raja Kertarajasa
Jayawardhana sebagai Harihara di candi makamSimping.Patung-
patung dewa dalam agama Hindu yang merupakan peninggalansejarah
di Indonesia, antara lain:
a. Arca batu Brahma.
b. Arca perunggu Siwa Mahadewa.
c. Arca batu Wisnu.
d. Arca-arca di Prambanan, di antaranya arca Lorojongrang.
e. Arca perwujudan Tribhuwanatunggadewi di Jawa Timur.
f. Arca Ganesa, yaitu dewa yang berkepala gajah sebagai dewa
ilmupengetahuan.
8. Seni pertunjukan, terutama seni wayang sampai sekarang
merupakansalah satu bentuk seni yang masih populer di kalangan
masyarakat Indonesia.Seni wayang beragam bentuknya seperti wayang
kulit, wayang golek,dan wayang orang. Seni pertunjukan wayang
tampaknya telah dikenaloleh bangsa Indonesia sejak aman prasejarah.
2.5 Perkembangan Masyarkat dalam Bidang Ekonomi pada Masa Kejayaan
Hindu-Budha
Dalam menjalani kehidupan perlunya sebuah kebutuhan untuk
bertahan hidup setiap individu dan kelompok pasti memiliki sebuah cara
untuk bertahan hidup dalam masa Hindu Budha keadaan ekonomi dapat
dijelaskan masing-masing kerajaan yang berkembang pada masa Hindu-
Budha yaitu sebagai berikut:

1. Kerajaan Kutai

Perekonomian masyarakat Kutai ditopang oleh sektor pertanian, baik


sawah maupun ladang. Dengan letak kerajaan yang berada disekitar sungai
Mahakam, diperkirakan masyarakat Kutai mengunakan sungai besar tersebut
sebagai jalur transportasi. Perdagangan masyarakat Kutai pun cukup ramai

2. Kerajaan tarumanegara

23
Masyarakat tarumanegara mengandalkan sektor pertanian dan
peternakan. Informasi diketahui dari isi prasasti tugu tentang pembangunan
atau pengalian saluran gomati yang panjangnya 6.112 tombak(12km) dan
selesai dikerjakan dalam waktu 21 hari. Selesai pengalian, Raja Purnawarman
mengadakan selamatan dengan memberikan hadiah seribu ekor sapi kepada
brahmana. Karena dianggap dapat berguna sebagai sarana pengairan.

3. Kerajaan Mataram kuno


Wilayah Mataram yang tertutup dari luar menyebabkan kerajaan
ini sulit berkembang aktivitas ekonominya. Akan tetapi dengan kondisi
tanah yang subur Mataram mampu kerajaan bercorak agrasis dan
mengembangkan aktivitas ekonomi dengan pesat. Pada masa
pemerintahan raja balitung aktivitas perhubungan dan perdagangan
Mataram dikembangkan melalui sungai Bengawan solo. Pajak merupakan
sumber kekayaan kerajaan Mataram. Barang-barang yang dikenai pajak
antara lain adalah hasil bumi, tanah, perdagangan,dan usaha kerajinan.
4. Kerajaan Sriwijaya
Sriwijaya berhasil menyelesaikan Selat Malaka yang menjadi urat
nadi perdagangan di Asia Tenggara. Dengan bekerja sama Selat Malaka,
Sriwijaya menguasal perdagangan nasional dan internasional karena letak
Selat Malaka yang strategis di jalur perdagangan India-
TiongkokAPenguasaan Sriwijaya atas Selat Malaka memiliki arti yang
sangat penting untuk mengembangkannya sebaga keraaan martm kapal
asing singgah untuk menambah air minum, perbekalan makanan, dan
metakukan perdagangan . Semakin lama, Sriwijaya berkembang menjadi
pusat perdagangan dengan keuntungan yang besar dari pendapatan dan
pendapatan dari Sriwijaya. Contohnya, barang-barang yang dijual
Sriwijaya sebagai berikut:
1. Kayu gaharu, kapur barus, kayu cendana, gading, timah, eboni,
rempah-rempah, dan kemenyan merupakan komoditas perdagangan
Sriwijaya dengan bangsa Arab.
2. Gading, air mawar, kemenyan, buah-buahan, gula putih, kristal, gelas,
kapur barus, batu karang pakaian, cula badak, wangi-wangian, bumbu

24
masak, dan obat-obatan merupakan komoditas perdagangan Sriwijaya
dengan bangsa Tiongkok.
5. Kerjaan Kediri

Penghasilan yang diperoleh adalah beras tersebar di pulau Jawa,


komoditas perdagangan yang diperjualkanbelikan saat itu ada
emas,perak,gading, dan kayu Cendana, menarik pajak kepada rakyat melalui
hasil bumi seperti beras dan palawija.

6. Kerajaan Singasari
Penduduk Singasari pada umumnya hidup dari bertani,
berdagang,dan kerajinan tangan. Ada pula masyarakat hidup berburu atau
pelayan. Kegiatan berdagang dilakukan lima hari pasaran pada tempat
berbeda (legislatif, payung, pon, dan Kliwon).
7. Kerajaan Majapahit
Dalam bidang ekonomi masyarakat Majapahit bertumpu pada
sektor pertanian dan perdagangan sarana prasarana Majapahit memiliki
pelabuhan yang besar antara lain di Surabaya, Gresik, dan Tuban. Barang
dagang yang dijual belikan meliputi beras, rempah-rempah dan kayu
Cendana.

BAB III
KESIMPULAN
1.3 Kesimpulam
Berkembangnya pada masa kejayaan hindu-budha berupa adanya sisitem
kepercayaan seperti menyembah dewa dan sistem kerajaan yang dipengaruhi

25
oleh penyebaran agama hindu-budha, preoses perkembangan masyarakat pada
masa hindu-budha berpengaruh dapat dilihat dengan adanya kerajaan-kerajaan
yang membangun sebuah pemerintahan dan mencapai kejayaannya pada masa
itu.Perkembangan masyarakat yang hindu-budha banyak terjadi pada masa
kerajaan-kerajaan diman itu terletak dibeberapa wilaya seperti jawa dan
sumatera, dengan pemimpin yang kuat serta dalam penyusunan startegi untuk
memajukan wilayah yang dipimpinnya maka keadaan dari segi politik
ekonomi dan sosial budaya ikut serta berkembang.

26
DAFTAR PUSTAKA

Ririn Darini,S.S., M.Hum.Sejarah Kebudayaan Indonesia Masa Hindhu


Budha.2013.Yogyakarta : Penerbit Ombak.

Drs.Maskun,M.H.Sejarah Indonesia Sampai Abad Ke XV.2017.Lampung :


Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

Paeni,Mukhlis.Sejarah Kebudayaan Indonesia.2009.Jakarta : PT Raja Grafindo


Persada.

Rahata,Ringo.Fenetiruma,Bagas,Malkisedek.Fauziah,Shifa,Mutiara.Sejarah Kelas
XI Semester 1.2015.Jawa Tengah : PT Intan Pariwara.

M. Tarunasena., Sejarah SMA/MA Kelas XI. 2009. Jakarta : Pusat Perbukuan


Departemen Pendidikan Nasional

27
28
29

Anda mungkin juga menyukai