Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH SEJARAH PERADABAN ISLAM

Pembahasan Masuknya Islam Di Indonesia

Dosen Pengampu Prof. Dr. H. Abbas Pulungan

Disusun Oleh
Kelompok 1
1. Adam Baihaqi
2. Annisa Hayati Rahman
3. Aswir Mahmud Nasution
4. Azizah Lolo Banta Padang
5. Cici Rusmaida
6. Fiza Raudhoh
7. Hafizur Rohim Nasution
8. Iskandarsyah
9. Jeni Anwar Rambe
10. Khairul Azmi

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan


Prodi Pendidikan Agama
Universitas Islam Negeri Sumatera Utara
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadiran Allah Swt karena dengan rahmat, karunia, serta
taufik, dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang Pembahasan Islam di
Indonesia dengan baik, meskipun banyak kekurangan didalamnya. Dan juga kami
berterimakasih kepada Bapak : Prof. Dr. H. Abbas Pulungan selaku dosen pembimbing mata
kuliah Sejarah Peradaban Islam UIN Sumatera Utara yang telah memberikan tugas ini dan
membimbing kami dalam mengerjakan tugas ini.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
serta pengetahuan kita mengenai Perkembangan Islam di Indonesia. Kami juga menyadari
sepenuhnya bahwa dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah
kami buat dimasa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran
yang membangun. Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya. Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri
maupun orang yang membacanya.
Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang
berkenan dan kami mohon kritik dan sarannya.

Medan, Januari 2020

Penyusun

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sejarah Perkembangan Islam di Indonesia dimulai sejak abad ke-7 M atau beberapa
teori juga mengatakan sejak abad ke-11 atau ke-13 M, yang dimana pada awal
perkembangannya dipelopori oleh para pedagang dari kawasan Arab, India dan juga China.
Kondisi geografis Indonesia atau yang pada zaman dulu disebut Nusantara yang merupakan
suatu negara kepulauan dengan wilayah laut yang luas dan banyak pulau-pulau membuat lalu
lintas perdagangan di Indonesia sangat diminati oleh pedagang-pedagang luar.

Para pedagang yang memasuki kawasan Indonesia tidak hanya membawa barang-
barang untuk diperjual belikan akan tetapi juga membawa suatu kepercayaan atau agama,
salah satunya adalah agama Islam. Yang menjadi pelopor penyebaran Islam adalah para
pedagang dari kawasan Arab, India dan China.

Setelah agama Islam mulai menyebar dan berkembang pesat di kawasan Nusantara,
selanjutnya mulai lah berdiri Kerajaan-kerajaan Islam di Nusantara yang memiliki kekuasaan
cukup luas di kawasan Nusantara.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimanakah Kondisi Geografis Kepulauan Nusantara?


2. Apa saja Teori masuknya Islam ke Nusantara?
3. Bagaimanakah jaringan perdagangan di Asia dan Nusantara?
4. Bagaimanakah proses berdirinya Pemerintahan Lokal dan Kerajaan Islam di
Nusantara?

C. Tujuan Penulisan

Agar pembaca dapat mengetahui bagaimana Islam berkembang di Indonesia dan


bagaimana proses berdirinya Kerajaan Islam di Indonesia.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Kondisi Geografis Kepulauan Nusantara

Geografis adalah letak suatu daerah dilihat dari kenyataan di bumi atau posisi daerah
itu pada bola bumi dibandingkan dengan posisi daerah lain. Letak geografis ditentukan pula
oleh segi astronomis, geologis, fisiologis, dan sosial budaya.

Berdasarkan letak geografisnya kepulauan Indonesia atau Nusantara terletak diantara


benua Asia dan benua Australia, serta diantara samudera Hindia dan samudera Pasifik.
Beberapa keuntungan yang diperoleh berdasarkan letak geografis Indonesia antara lain
sebagai berikut :

1. Indonesia yang terletak diantara dua benua dan dua samudera memungkinkan menjadi
persimpangan lalu lintas dunia baik lalu lintas udara maupun laut.

2. Indonesia sebagai titik persilangan kegiatan perekonomian dunia antara perdagangan


negara-negara industri dan negara-negara yang sedang berkembang misalnya Jepang, Korea,
RRC, negara-negara Asia, Afrika, dan Eropa.

Letak geografis Indonesia pula mendapat pengaruh berbagai kebudayaan dan


peradaban dunia serta secara alami dipengaruhi oleh angin musim, dan menjadikan Nusantara
memiliki 2 musim yaitu musim kemarau dan musim hujan. Pengaruh musim ini,
menyebabkan Indonesia menjadi negara agraris terkemuka di Indonesia maju pesat dan
banyak menghasilkan bahan makanan seperti beras, jagung, sayur-sayuran, buah-buahan,
karet, kopi, gula, tembakau, dan berbagai macam rempah lainnya, yang sangat berguna bagi
kemakmuran dan keberlangsungan penduduk Indonesia secara ekonomi menjadi peluang
untuk berperan serta dalam perdagangan internasional.

Melalui interaksi sosial perdagangan internasional ini pula menjadi jalan masuknya
berbagai agama ke Indonesia, seperti agama Islam, Hindu, Budha, dan lain-lain.

B.Teori Masuknya Islam Ke Nusantara


Masuknya Islam ke nusantara atau Indonesia belum diketahui secara pasti banyak
yang berpendapat masuknya Islam di Nusantara tidak lepas adanya jalur perdagangan di selat
Malaka. Banyak kapal-kapal dagang muslim yang datang dan singgah di Nusantara.
Adanya interaksi antar pedagang dari penjuru dunia dengan intensitas tinggi,
memunculkan beragam teori mengenai proses masuknya Islam ke Nusantara.
TEORI MASUKNYA ISLAM
Dalam buku menemukan sejarah, wacana pergerakan Islam di Indonesia (1995) karya
Mansur Suryanegara, ada tiga teori mengenai masuknya Islam di Nusantara. Ketiga teori
tersebut yakni, Islam datang dari Gujarat ( Teori Gujarat ), Islam datang dari Arab ( Teori
Mekkah ) dan Islam datang dari Persia ( Teori Persia ).

 Islam datang dari Gujarat ( Teori Gujarat )

Pada teori tersebut, Islam masuk di Nusantara dipercaya datang dari wilayah Gujarat,
India, dimana peran para pedagang muslim yang datang ke Nusantara lewat jalur
perdagangan Selat Malaka. Masuknya islam di Gujarat di kemukakan oleh Snouck
Hurgonje dari Belanda. Ia berpendapat jika Islam masuk ke Nusantara bukan dari Arab
tapi dari Gujarat, India. Hubungan langsung antara Nusantara dan Arab baru terjadi pada
masa kemudian. Seperti utusan dari Mataram dan Banten ke Mekkah pada abad ke-7. Ia
juga berpendapat adanya persamaan unsur-unsur Islam Nusantara dengan India.

 Islam dari Arab ( Teori Mekkah )

Dalam teori tersebut mengemukakan pada abad ke-7 di pantai barat Sumatera sudah
ada perkampungan Islam. Hal itu di dukung adanya jalur perdagangan yang bersifat
internasional. Bahkan berita dari China, pada zaman dinasti yang pada 674 masehi, jika
orang-orang Arab sudah mendirikan perkampungan di pantai barat Sumatera. Pada waktu
kerajaan Sriwijaya mengembangkan kekuasaan sekitar abad ke-8, para pedagang muslim
sudah singgah.
Banyak tokoh-tokoh yang mendukung teori tersebut. Masuknya islam ke nusantara
terjadi sebelum abad ke-7 masehi dan berperan besar terhadap proses penyebaran
selanjutnya.
 Islam datang dari Persia ( Teori Persia )

Dalam teori tersebut diungkapkan adanya kesamaan budaya yang dimiliki oleh
beberapa kelompok masyarakat Islam Nusantara dengan Persia. Sejak awal masehi para
pengusaha di kawasan barat Nusantara berbagi budaya istana yang bercorak India dan
mendapat keuntungan dari kehadiran para pedagang asing.

Karena Asia Tenggara berada di persimpangan dua zona perdagangan kuno yang
penting. Pertama, meliputi Samudera Hindia, sedangkan yang lain menyusuri laut China
Selatan. Kerajaan-kerajaan di Asia Tenggara paling awal berasal dari berbagai catatan
berbahasa China yang merekam kedatangan para utusan dengan nama-nama yang
tampaknya nama muslim.
Dari arah lain laporan-laporan berbahasa Arab mengenai berbagai rute pelayaran dari
teluk Persia ke pelabuhan-pelabuhan di China Selatan dengan titik tumpu di Selat
Malaka. Di sana para kapten menunggu perubahan angin monsun untuk membawa
mereka melanjutkan perjalanan atau kembali pulang.
C. Jaringan Perdagangan di Asia dan Nusantara
Nusantara terletak pada jalur perdagangan Internasional wilayah barat-timur. Para
pedagang datang dari berbagai penjuru singgah dan berkumpul di Nusantara. Nusantara
memiliki wilayah subur dan kaya sumber daya alam. Beberapa komoditas Nusantara menjadi
penting dalam perdagangan Internasional. Keuntungan tersebut membawa Nusantara tampil
menjadi wilayah penting dalam perdagangan Internasional. Pada abad ke-16, banyak
perubahan terjadi sebagai dampak masuknya Eropa ke dalam jalur perdagangan Nusantara
khususnya setelah Portugis menduduki Malaka. Masuknya Eropa ke dalam jaringan
perdagangan Nusantara didorong oleh tingginya rempah-rempah
Berdasarkan hasil analisis sumber menunjukkan bahwa aktivitas perdagangan di
Nusantara abad ke-16 mengalami peningkatan. Tumbuhnya aktivitas ini dikarenakan Malaka
jatuh ke tangan Portugis mendorong perdagangan Asia harus berkunjung ke daerah-daerah di
Nusantara. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan komoditas yang dibutuhkan. Selain itu,
jatuhnya Malaka juga membawa wilayah-wilayah perdagangan di Nusantara, sehingga
muncul rute-rute baru.
Pelabuhan sebagai tempat kapal-kapal dagang berlabuh menjadi tempat
berkumpulnya pedagang yang terlibat aktivitas perdagangan di Nusantara seperti Portugis,
Asia, dan pribumi. Interaksi dagang tersebut berjalan seiring dengan kebutuhan para
pedagang untuk memenuhi komoditas yang akan diperdagangkan di negeri asalnya. Hal ini
tampak jelas ketika terjadi interaksi dan aktivitas dagang di Samudra Pasai, Aceh, Pedir,
Barus, Tiku, Pariaman, Jambi, Palembang, Banten, Sunda Kelapa, Demak, Cirebon, Jepara,
Tuban, Gresik, Banjarmasin, Lawu, Tanjung Pura, Borneo, Makassar, Bali, Sumbawa, Solor,
Bima, Ternate, Bacan, Hitu, Banda, dan Papua. Rempah-rempah, kapur barus, kayu cendana,
dan kemenyan merupakan komoditas utama Nusantara yang menjadi komoditas
Internasional. Komoditas lokal Nusantara adalah beras, emas, kain, budak, garam, kuda, dan
lainnya. Komoditas lokal dan internasional ini memiliki peran masing-masing dalam aktivitas
perdagangan di Nusantara pada abad ke-16. Komoditas Internasional menarik para pedagang
asing dan komoditas lokal menarik pada pedagang asing dan komoditas lokal menarik para
pedagang pribumi, sehingga aktivitas dan interaksi dagang baik jalur Interinsular maupun
Internasional menjadi ramai.

BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Dari penjelasan kami diatas maka kami simpulkan bahwa sejak dulu wilayah
Indonesia sudah menjadi primadona negara-negara luar karena kekayaan alamnya, selain itu
juga menjadi wilayah yang memiliki perkembangan agama yang bagus, terutama Agama
Islam hingga sekarang yang dimana sampai sekarang Islam terus berkembang di Indonesia
walaupun dalam proses masuknya terdapat beberapa pendapat berbeda akan tetapi yang
terpenting Islam mampu berkembang dengan sangat pesat di Indonesia

Anda mungkin juga menyukai