D
I
S
U
S
U
N
OLEH :
KELOMPOK 3
KELAS X (SEPULUH)
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Perdagangan adalah proses interaksi antara individu atau kelompoksosial yang satu
dengan lainnya untuk memperoleh komoditas. Dalam perdagangan terkait empat komponen
pokok, yaitu: orang yang mengadakaninteraksi, barang atau komoditas, transportasi atau alat
yang digunakanuntuk memindahkan barang atau komoditas, dan kedua belah pihak
utama sejak awal masehi dengan adanya kontak antara pedagang nusantara dengan
pedagang Cina, Arab dan India. Jaringan perdagangan rempah-rempah ini kemudian semakin
ramai dengan kedatangan bangsa Eropa sekitar abad ke-16, ditandai dengan penguasaan atas
Malaka– salah satu bandar penting dalam jaringan perdagangan Asia Tenggara– pada tahun
1511 oleh bangsa Portugis. Jaringan perdagangan ini semakinramai dengan kedatangan
bangsa Eropa sekitar abad ke-16. Dalam konteks perdagangan global, terbentuk jaringan
perdagangan yang menghubungkandunia barat sebagai konsumen dan dunia timur sebagai
Eropa dan Asia melalui Afrika. Jalur pelayaraninilah yang kemudian menjadi jalur alternatif
jaringan perdagangan duniayang sebelumnya merupakan jalur darat ( jalut sutera ). Dengan
C. Tujuan
PEMBAHASAN
Secara geografis wilayah Nusantara berada pada posisi silang di antara dua henua dan
dua samudera. Wilayah Nusantara diapit oleh Benua Asia dan Benua Australia, juga diapit oleh
Samudera Pasifik dan Samudera Hindia. Kondisi geografis tersebut bernilai strategis dan
terbuka. Strategis bermakna letaknya baik dan menguntungkan, sedangkan terbuka berarti
Nusantara terbuka oleh jalur hubungan antarpulau dan antarnegara. Sejak abad ke-7 kawasan
Nusantara telah berhasil memainkan peran sebagai salah satu pusat perdagangan dan pintu
gerbang lalu lintas perdagangan internasional, antara India-Cina di Asia atau di antara mata
tampil sebagai pemasok barang komoditas bagi bangsa- bangsa asing, terutama rempah-
bangsa. Selain itu, penduduk Nusantara termasuk bangsa yang memiliki kepandaian dan
keberanian mengarungi samudera luas. Semua itu menyebabkan posisi Nusantara menjadi
Nusantara merupakan salah satu pusat dan jalur perdagangan yang memiliki peran
penting, terutama Selat Malaka yang merupakan jalur penting dalam pelayaran dan
perdagangan. Jalur ini merupakan pintu gerbang pelayaran yang dikenal dengan nama Jalur
Sutra. Dinamakan Jalur Sutra karena komoditas kain sutra yang dibawa dari Cina untuk
Proses Integrasi perdagangan dunia melewati jalur laut tersebut. Masyarakat di sana juga
Kepulauan Indonesia berkembang dengan pesat terutama karena terhubung dengan jaringan
Secara tidak langsung, terintegrasi dengan perekonomian dunia yang berpusat di sekitar
Selat Malaka. Dan komoditas yang penting pada masa itu adalah rempah-rempah. Dengan
adanya perdagangan internasional dan setiap pulau dapat melahirkan kekuatan politik
Nusantara.
Sementara itu, kerajaan kecil akan mendapat perlindungan atas hubungan ini,
Namun, jika pusat kekuasaan sudah tidak bisa mengontrol daerah. bawahannya maka
dapat terancam terjadinya disintegrasi. Kerajaan kecil akan melepaskan diri dan akan
bergabung dengan kerajaan lain yang mampu mengontrol dan melindungi kerajaan kecil itu.
ditentukan oleh keahlian dan kepedulian terhadap laut, sehingga terjadi perkembangan baru,
setidaknya dalam dua hal, yaitu pertumbuhan jalur perdagangan yang melewati lokasi-lokasi
strategis di pinggir pantai, kemampuan mengendalikan (kontrol) politik dan militer para
Nusantara. Jadi, prasyarat untuk dapat menguasai jalur dan. pusat perdagangan ditentukan
oleh dua hal penting yaitu perhatian atau cara pandang dan kemampuan menguasai lautan.
B. Jalur-jalur perdagangan di Nusantara
kepentingan ekonomi pada saat itu dan perkembangan rute perdagangan dalam setiap masa
yang berbeda-beda. Jika pada masa praaksara hegemoni budaya dominan dating dari
peradaban besar, yaitu Cina di utara dan India di bagian barat daya. Keduanya merupakan dua
kekuatan super power pada masanya dan pengaruhnya amat besar terhadap penduduk di
Kepulauan Indonesia".
Bagaimanapun, peralihan rute perdagangan dunia ini telah membawa berkah tersendiri
bagi masyarakat dan suku bangsa di Nusantara. Mereka secara langsung terintegrasikan ke
dalam jalinan perdagangan dunia pada masa itu. Selat Malaka menjadi penting sebagai pintu
India.
Pada masa itu Selat Malaka merupakan jalur penting dalam pelayarandan perdagangan
bagi para pedagang yang melewati kota-kota penting di sekitar Samudera Indonesia dan Teluk
Persia. Selat tersebut merupakan jalur laut yang menghubungkan Arab dan India di sisi barat
laut nusantara, dan dengan Tiongkok di sisi timur laut nusantara. Jalur ini merupakan pintu
gerbang navigasi yang dikenal dengan sebutan “garis sutra”. Sebutan ini digunakan sejak abad
ke-1 hingga ke-16 M, dengan komoditas kain sutra. yang dibawa dari Tiongkok untuk
kota-kota penting di sekitar jalur tersebut, antara lain Samudra Pasai, Malaka, dan Kota Cina
Kehidupan penduduk di sepanjang Selat Malaka menjadi lebih sejahtera oleh proses
integrasi perdagangan dunia yang melalui jalur laut tersebut. Mereka menjadi lebih terbuka
secara sosial ekonomi untuk menjalin hubungan niaga dengan pedagangpedagang asing yang
melewati jalur itu. Di samping itu, masyarakat setempat juga semakin terbuka oleh pengaruh-
pengaruh budaya luar. Kebudayaan India dan Cina ketika itu jelas sangat berpengaruh
terhadap masyarakat di sekitar Selat Malaka. Bahkan sampai saat ini pengaruh budaya
terutama India masih dapat kita jumpai pada masyarakat sekitar Selat Malaka.
Disamping kian terbukanya jalur niaga Selat Malaka dengan perdagangan dunia
berkembang pesat selama masa Hindhu-Buddha. Jaringan dagang dan jaringan budaya
antarkepulauan di Indonesia itu terutama terhubungkan oleh jaringan laut Jawa hingga
kepulauan Maluku. Mereka secara tidak langsung juga terintegrasikan dengan jaringan
ekonomi dunia yang berpusat di sekitar selat Malaka, dan sebagian di pantai barat Sumatra
seperti Barus. Komoditas penting yang menjadi barang perdagangan pada saat itu adalah
rempah-rempah, seperti kayu manis, cengkih, dan pala.
politik baru di Nusantara. Peta politik di Jawa danSumatra abad ke-7, seperti ditunjukkan oleh
D.G.E. Hall, bersumber dari catatan pengunjung Cina yang datang ke Sumatra. Dua negara di
Sumatra disebutkan, Mo-lo-yeu (Melayu) di pantai timur, tepatnya di Jambi sekarang di muara
Sungai Batanghari. Agak ke selatan dari itu terdapat Che-li-fo-che, pengucapan cara Cina
untuk kata bahasa sanskerta, Criwijaya. Di Jawa terdapat tiga kerajaan utama, yaitu di ujung
barat Jawa, terdapat Tarumanegara, dengan rajanya yang terkemuka Purnawarman, di Jawa
bagian tengah ada Ho-ling (Kalingga), dan di Jawa bagian timur ada Singhasari dan Majapahit,
integrasi secara politik, sejauh ini dihubungkan dengan kebesaran Kerajaan Sriwijaya,
Singhasari, dan Majapahit. Kekuatan integrasi secara politik di sini maksudnya adalah
luas di Nusantara di bawah control politik secara longgar dan menempatkan wilayah.
kerajaan tersebut. Dengan demikian pengintegrasian antarpulau secara lambat laun mulai
terbentuk. Kerajaan utama yang disebutkan di atas berkembang dalam periode yang berbeda-
beda. Kekuasaan mereka mampu mengontrol sejumlah wilayah Nusantara melalui berbagai
bentuk media. Selain dengan kekuatan dagang, politik, juga kekuatan budayanya, termasuk
bahasa, Interelasi antara aspek-aspek kekuatan tersebut yang membuat mereka berhasil
berkembang menjadi kerajaan besar yang menjadi representasi pusat-pusat kekuasaan yang
Hubungan pusat dan daerah hanya dapat berlangsung dalam bentuk hubungan hak dan
kewajiban yang saling menguntungkan (mutual benefit). Keuntungan yang diperoleh dari
pusat kekuasaan antara lain, berupa pengakuan simbolik seperti kesetiaan dan pembayaran
upeti berupa barang-barang yang digunakan untuk kepentingan kerajaan, serta barang-barang
kerajaan kecil memperoleh perlindungan dan rasa aman, sekaligus kebanggaan atas
hubungan tersebut. Jika pusat kekuasaan sudah tidak memiliki kemampuan dalam
mengontrol dan melindungi daerah bawahannya, maka sering terjadi pembangkangan dan
sejak itu kerajaan besar terancam disintegrasi. Kerajaankerajaan kecil lalu melepaskan diri
dari ikatan politik dengan kerajaan-kerajaan besar lama dan beralih loyalitasnya dengan
kerajaan lain yang memiliki kemampuan mengontrol dan lebih bisa melindungi kepentingan
mereka. Sejarah Indonesia masa Hindu-Buddha ditandai oleh proses integrasi dan disintegrasi
semacam itu. Namun secara keseluruhan proses integrasi yang lambat laun itu kian mantap
dan kuat, sehingga kian mengukuhkan Nusantara sebagai negeri kepulauan yang dipersatukan
Dengan memiliki letak posisi silang, kawasan Nusantara menerima dampak positif dan
negative akibat timbulnya hubungan antarnegara yang melewati wilayah ini. Dampak positif
dari posisi silang, yakni Nusantara dapat berperan menjadi jembatan lalu lintas perdagangan
dan pelayaran internasional. Nusantara pun bias menjadi tempat persinggahan sementara.
bagi kapal-kapal yang melewatinya. Adapun dampak negatf dari posisi silang, yaitu mudah
mendatangkan bahaya dan ancaman dari luar terhadap Nusantara. Selain itu, mudah
masuknya budaya luar yang tidak sesuai dengan kepribadian masyarakat Nusantara.
B.saran
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis akan lebih
fokus dan details dalam menjelaskan tentang makalah di atas dengan sumber sumber yang