Anda di halaman 1dari 101

PROSES MASUKNYA AGAMA

ISLAM DI NUSANTARA

SEJARAH KELAS X
SMAN 1 CIBEBER
TEORI MASUKNYA ISLAM DI INDOONESIA
1. TEORI GUJARAT
• Menyatakan proses kedatangan islam ke Indonesia berasal dari
Gujarat pada abad ke 7 H atau ke 13 M
• Tokoh yang mendukung teori Gujarat:
a. J. Pijnapel
• Orang Arab bermahzab Syafei telah bermukim di Gujarat dan
Malabar sejak awal Hijriah namun yang menyebarkan Islam ke
Indonesia bukanlah orang Arab langsung melainkan pedagang
Gujarat yang telah memeluk islam
b. Snouck Hurgronje
• Islam lebih dulu berkembang di kota kota pelabuhan Anak Benua
India
• Orang-orang gujarat lebih awal membuka hubungan dagang dengan
Indonesia dibanding dengan pedagang Arab
• Orang arab datang pada masa berikutnya
• Orang arab yang datang kebanyakan keturunan Nabi Muhammad
yang menggunakan gelar Sayid atau Syarif di depan namanya
c. J.P. Moquetta
• Batu nisan Sultan Malik Al-aleh yang wafat tanggal 17 Dzulhijah 831
H/1297 M di Pasai, Aceh dan Maulana Malik Ibrahim yang wafat
tahun 1419 di Gresik, Jawa Timur, memiliki bentuk yang sama dengan
nisan yang terdapat di Kambay, Gujarat.
• Moquetta berkesimpulan bahwa natu nisan tersebut diimpor dari
Gujarat, atau setidaknya dibuat oleh orang Gujarat, atau orang
Indonesia yang belajar kaligrafi khs Gujarat
Dasar-dasar yang melatarbelakangi teori
Gujarat
1. Kurangnya fakta yang menjelaskan peran bangsa Arab dalam
penyebaran Islam di Indonesia
2. Hubungan dagang Indonesia dengan India telah lama melalui jalur
Indonesia-Cambay-Timur Tengah-Eropa
3. Adanya batu nisan Sultan Samudra Pasai yang becorak khas Gujarat
2. TEORI MEKAH ATAU ARAB
• Latar Belakang Teori Arab
1) Pada Abad ke 7, yaitu pada tahun 674 M di Pantai barat Sumatera
sudah terdapat perkampungan islam (Arab). Pertimbangannya
adalah pedagang Arab sudah mendirikan perkampungan di Kanton
sejak abad ke 4. Hal ini juga sesuai dengan berita Cina
2) Kerajaan Samudera Pasai menganut aliran Mahzab Safei yang
banyak terdapat di Mesir dan Mekah sedangkan Gujarat/India
penganut mahzab Hanafi
3) Raja-raja Samudera Pasai menggunakan gelar Al-Malik, yaitu gelar
yang berasal dari Mesir
3. TEORI PERSIA
• Berdasarkan teori ini, islam masuk ke Indonesia pada abad ke 13 yang
disebarkan oleh orang Paersia atau Parsi (Iran)
• Dasar teori ini adalah adanya kesamaan budaya dan tradisi yang
berkembang antara masyarakatt Parsi dan Indonesia
• Contohnya Tradisi merayakan 10 Muharam atau Asyuro seperti yang
berkembang di Pariaman, Sumatra Barat dikenal dengan upacara
Tabut, di Pulau Jawa ditandai dengan pembuatan bubur Syuro
• Kesamaan ajaran Sufi yang dianut oleh Syekh Siti Jenar di Jawa Tengah
dan Syekh Al Hallaj di Iran
• Penggunaan istilah bahasa Iran dalam sistem mengeja huruf Arab
untuk tanda bunyi harokat
4. Teori Cina (Tiongkok)
• Teori Tiongkok menyatakan bahwa Islam masuk ke Jawa abad 15-16
M, dimana pada abad tersebut disebut sebagai zaman Sino-Javanese
Muslim Culture dengan bukti ukiran batu padas di masjid Muntingan,
hiasan keramik Tiongkok pada menara Masjid kudus, serta konstruksi
pintu yang terdapat pada makam Sunan giri di gresik yang bermotif
Tiongkok
• Menurut sumber lokal, raja Islam pertama di Jawa (Raden Fatah) dari
Bintoro Demak, merupakan keturunan Tiongkok, ibunya dari Campa,
Tiongkok bagian selatan (sekarang Vietnam) dan ayahnya adalah Raja
Brawijaya V dari Majapahit
Proses Masuknya Islam ke Nusantara
• Masuknya islam di Indonesia berlangsung secara damai dan
menyesuaikan dengan adat serta istiadat penduduk lokal.
Ajaran islam yang tidak mengenal perbedaan kasta membuat
ajaran ini sangat diterima penduduk lokal. Proses masuknya
islam dilakukan melalui cara berikut ini.
1. Perdagangan
• Letak Indonesia yang sangat strategis di jalur perdagangan di
masa itu membuat Indonesia banyak disinggahi para pedagang
dunia termasuk pedagang muslim.
• Banyak dari mereka yang akhirnya tinggal dan membangun
perkampungan muslim, tak jarang mereka juga sering
mendatangkan para ulama dari negeri asal mereka untuk
berdakwah.
2. Perkawinan
• Penduduk lokal beranggapan bahwa para pedagang muslim ini
adalah kalangan yang terpandang, sehingga banyak penguasa
pribumi yang menikahkan anak mereka dengan para pedagang
muslim.
• Sebagai sayarat sang gadis harus memeluk islam terlebih
dahilu, hal inilah yang diduga memperlancar penyebaran ajaran
islam.
3. Pendidikan
• Setelah perkampungan islam terbentuk, mereka mulai
mendirikan fasilitas pendidikan berupa pondok pesantren yang
dipimpin langsung oleh guru agama dan para ulama.
• Para lulusan pesantren akan pulang ke kampung halaman dan
menyebarkan ajaran islam di daerah masing-masing.
4. Kesenian
• Wayang merupakan warisan budaya yang masih terjagan
hingga saat ini, dalam penyebaran ajaran islam wayang
memiliki perang yang sangat konkrit.
• Contohnya sunan kalijaga yang merupakan salah satu tokoh
islam menggunakan pementasan wayang untuk berdakwah.
Bukti Masuknya Islam di Indonesia
1. Makam Fatimah binti Maimun
Ditemukan di Leran, Gresik, pada nisan bertuliskan tahun 475 H atau 1082 M, bercorak
islam
2. Makam Sultan Malik As Saleh
Pada nisan bertuliskan tahun 1297 di Aceh
3. Berita Marco Polo
Seorang musafir dari Venesia, Italia, pernah singgah di perlak dan beberapa tempat di
Aceh Utara, menceritakan pada abad ke 11 islam telah berkembang di Sumatera bagian
Utaea dan Jawa
4. Cerita Ibnu Battutah
Tahun 1345 M, mengunjungi kerajaan Samudera Pasai, ia bertemu dengan para pedagang
India, Tiongkok, dan Jawa
5. Makam Maulana Malik Ibrahim
Wafat tahun 1419 M, berasal dari negeri Campa
KERAJAAN ISLAM DI INDONESIA
1. KERAJAAN SAMUDERA PASAI
• Merupakan kerajaan islam pertama di Indonesia
• Terleta di Kabupaten Lhokseumawe, Aceh Utara, yang berbatasan
dengan selat Malaka
• Letaknya strategis, merupakan jalur perdagangan internasional serta
sebagai pelabuhan transitu
Peta Kerajaan Samudera Pasai
Sumber yang menjelaskan keberadaan
kerajaan Samudera Pasai
1. Marco Polo, yang singgah di daerah Samudera Pasai pada tahun
1292 M menjelaskan bahwa ada sebuah kerajaan yang bernama
Pasai
2. Berita Tome Pires dalam bukunya, Summa Oriental, menjelaskan
bahwa pada tahun 1512-1515 M, ia berkunjung ke daerah pesisir
Utara dan Timur daerah Sumatera, disana ia menemukan kerajaan
besar bernama Samudera Pasai
3. Berita Ibnu Batutah, seorang musafir dari Maorok (Maroko) yang
singgah di Samudera Pasai,
4. Nisan Sultan Malik As-Saleh yang berangka tahun 696 H/1297 M
Kehidupan Politik
1. Malik As-Saleh (1261-1297 M)
• Merupakan raja pertama, sebelum masuk islam bernama Meurah
Silu
• Sudah menjalin hubungan dengan Cina, Sejarah Diansti Yuan yang
mengabarkan bahwa Samudera Pasai telah mengirim utusannya
ke Cina yang bernama Sulaiman dan Samsudin
• Berhasil menyatukan dua kota besar, yaitu Samudera dan Pasai,
serta menjadikan masyarakatnya menjadi umat islam
2. Sultan Muhammad Malik Az Zahir (1297-1326)
• Putra Sultan Malik As Saleh dengan putri raja Peurlak
• Memperkenalkan koin emas atau dirham sebagai mata uang di
Samudera Pasai
3. Sultan Mahmud Malik Az-Zahir (1326-1345)

• Di masa pemerintahannya, Kerajaan Samudera Pasai terkenal sebagai


kerajaan dagang yang maju.
• Di tempat ini, banyak dijumpai pedagang dari India dan Cina yang
membeli rempah-rempah, terutama lada.
• Selain itu, di Kerajaan Samudera Pasai terdapat beberapa jenis barang
dari Cina yang dapat dibeli pedagang tanpa harus berlayar ke Cina.
4. Ahmad Malik Az Zahir (1345-1383)
• Pada masa pemerintahannya, Samudera Pasai diserang oleh kerajaan
Majapahit

5. Sulatan Zainal Abidin Malik Az Zahir (1383-1405)

• Aktif menyebarkan pengaruh Islam ke pulau Jawa dan Sulawesi


dengan megirimkan ahli ahli dakwah
6. Sultanah Nahrasiyah (1405-1412)

• Seorang raja perempuan

7. Sultan Sallah ad-Din (1405-1412)

• Menikahi Sultanah Nahrasiyah


8. Sultan Abu Zaid Mali Az Zahir (1412-1455)
• Mengirim utusan ke Tiongkok

9. Sultan Mahmud Malik Az Zahir II (1455-1477)


10. Sultan Zainal Abidin ibn Mahmud Malik Az Zahir II
(1477-1500)
11. Sultan Abdullah Malik Az Zahir II (1501-1513)
12. Sultan Zainal Abidin III (1513-1521)
• Ditaklukan oleh Portugis
• Kerajaan Samudera Pasai berlangsung sampai tahun 1524 M, setelah
takluk oleh Portugis yang mendudukinya selama 3 tahun
• Tahun 1524 M dianeksasi oleh raja Aceh yaitu Ali Mughyatsyah,
selanjutnya Samudera Pasai berada di bawah pengaruh Kesultanan Aceh
Peninggalan Kerajaan Samudra Pasa
1. Cakra Donya
• lonceng yang berbentuk stupa buatan negeri Cina pada
tahun 1409 M.
• Ukurannya tinggi 125 cm sedangkan lebarnya 75 cm.
• Pada bagian luar Cakra Donya terdapat beberapa hiasan
serta simbol-simbol kombinasi aksara Cina dan Arab.
Aksara Cina bertuliskan Sing Fang Niat Tong Juut Kat Yat
Tjo (Sultan Sing Fa yang sudah dituang dalam bulan 12
dari tahun ke 5), sedangkan aksara Arab sudah tidak
terbaca lagi.
• Cakra Donya sendiri merupakan hadiah dari kekaisaran
Cina kepada Sultan Samudra Pasai. Kemudian hadiah
lonceng ini dipindahkan ke Banda Aceh sejak portugis
berhasil dikalahkan oleh Sultan Ali Mughayat Syah
2. Dirham
• Dirham-dirham yang ada di Kerajaan
Samudera Pasai dibuat dari 70% emas murni
18 karat tanpa campuran kimia
kertas,berdiameter 10 mm dengan 0,6 gram
setiap koinnya
3. Naskah Surat Sultan Zainal Abidin
• Naskah surat Sultan Zainal Abidin merupakan
surat yang ditulis oleh Sultan Zainal Abidin
sebelum meninggal pada tahun 1518 Masehi atau
923 Hijriah. Surat ini ditujukan kepada Kapitan
Moran yang bertindak atas nama wakil Raja
Portugis di India.
• Surat ini ditulis menggunakan bahasa arab, isinya
menjelaskan mengenai keadaan Kesultanan
Samudera Pasai pada abad ke-16. Selain itu, dalam
surat ini juga menggambarkan tentang keadaan
terakhir yang dialami Kesultanan Samudera Pasai
setelah bangsa Portugis berhasil menaklukkan
Malaka pada tahun 1511 Masehi.
4. Stempel Kerajaan

• Stempel ini diduga milik Sultan Muhamad Malikul Zahir yang


merupakan Sultan Kedua Kerajaan Samudera Pasai. Dugaan tersebut
dilontarkan oleh oleh tim peneliti sejarah kerajaan Islam. Stempel ini
ditemukan di Desa Kuta Krueng, Kecamatan Samudera, Kabupaten
Aceh Utara
• Stempel ini berukuran 2×1 centimeter, diperkirakan terbuat dari
bahan sejenis tanduk hewan. Adapun kondisi stempel ketika
ditemukan sudah patah pada bagian gagangnya. Ada pendapat yang
mengatakan bahwa stempel ini sudah digunakan hingga masa
pemerintahan pemimpin terakhir Kerajaan Samudera Pasai, yakni
Sultan Zainal Abidin
5. Nisan Sultan Malik As-Shalih
• Sepasang nisan Sultan Malik As-Shalih berbentuk segi empat
pipih bersayap dengan bagian punck berupa mahkota
bersusun dua. Pada nisan ini terdapat masing-masing tiga
panil disisi depan dan belakang yang berpahatkan kaligrafi
Arab. Pada bagian puncak juga terdapat bingkai oval yang
berpahatkan kalgrafi Arab. Secarah keseluruhan inskripsi
tersebut dapat diartikan sebagai berikut menurut Asmanidar
( 2016: 410) :
• “ini kubur adalah kepunyaan almarhum hamba yang Pada sebelahnya terdapat syair Arab yang
dihormati, yang diampuni, yang taqwa, yang menajdi diartikan sebagai:
penasehat, yang terkenal, yang berketurunan, yang mulia, Sesungguhnya dunia ini fana, dunia tiada
kekal, Sungguh, duna ibarat (rumah) sarang
yang kuat beribadah, penakluk, yang bergelar dengan Sultanyang ditenun oleh laba-laba, Cukup sudah
Malik As-Salih. Tanggal wafat, bulan Ramadhan tahun 696 bagimu dunia ini wahai pencari makan,
Hijrah/1297 Masehi)”. Hidup (umur) hanya sekejap, siapapun akan
mati
6. Nisan Sultanah Nahrasiyah
• Makam Ratu Nahrasiyah terletak di Desa Meunasah Kuta Krueng,
Kecamatan Samudera. Pada makam ratu ini juga memuat silsilah raja-
raja Samudera Pasai. Makam beliau merupakan makam muslim
terindah di Asia Tenggara. Makam sultanah Nahrasiyah memiliki jirat
yang tinggi bersatu dengan bagian nisan, keseluruhan nya terbuat
dari pualam yang langsung didatangkan dari gujarat.
• Makam Sultanah Nahrasiyah juga dihiasi dengan ayat-ayat suci Al-
Qur’an yaitu kaligrafi Surah Yasin lengkap yang terpahat pada
nisannya. Selain itu terdapat pula pahatan ayat kursi, suarat Ali Imran
ayat 18-19, Surah Al-Baqarah, dan sebuah tulisan dalam aksara Arab
menurut Dahlia (2004) dalam (Asmanidar, 2016: 411) yang berarti:
• “inilah makam yang bercahaya, yang suci, ratu yang agung yang
diampuni. Almarhumah Nahrasiyah yang digelar dari bangsa
Khadiyu anak sultan Haidar bin Said anak sultan Zaional Abidin
anaka sultan Ahmad anak Sultan Muhammad bin Malik As-Shalih,
atas mereka rahmat dan keampunan, mangkat pada hari senin 17
Zulhijjah Tahun 832 atau 1428 Masehi.
7. Makam Sultan Muhammad Malik Al- Zahir
• Malik Al-Zahir adalah putera dari Malik Al- Saleh yang memimpin
Kesultanan Samudera Pasai pada tahun 1287 sampai 1326M. letak
makamnya bersebelahan dengan makam ayahnya Malik Al-Saleh.
8. Makam Teungku Sidi Abdullah Tajul
Nillah
• Makam ini merupakan peninggalan dari Dinasti Abbasiyah dan beliau
merupakan cicit dari khalifah Al-Muntasir. Teungku Sidi mamangku
jabatan Menteri Keuangan di samudra pasai. Makam terletak di
Gampong Kuta Krueng, batu nisannya terbuat dari marmer dihiasi
kaligrafi
9. Makam Teungku Peuet Ploh Peuet
• Di komplek terdapat makam 44 orang ulama dari Kesultanan
Samudera Pasai yang dibunuh karena mengharamkan pernikahan raja
dengan putri kandungnya. Makam ini terletak di Gampong Beuringen
Kec Samudera. Pada nisan tersebut juga bertuliskan kaligrafi surat Ali
Imran ayat 18.
10. Makam Ratu Al-Aqla (Nur Ilah)
Adalah puteri Sultan Muhammad Malikul Dhahir, Makam ini terletak di
Gampong Meunje Tujoh Keca Matangkuli. Batu nisannya berhiasakan
kaligrafi berbahasa Kawi dan Arab.
KERAJAAN ACEH DARUSSALAM
• Letak: di utara Pulau Sumatera, dengan ibukata Bandar Aceh
Darussalam
• Berdiri menjelang keruntuhan Samudera Pasai
Faktor yang mendukung berkembangnya
kerajaan Aceh
• letaknya yang strategis yaitu pada jalur perdagangan Internasional
• Jatuhnya kerajaan Malaka ke tangan Portugis, mengakibatkan banyak
pedagang islam yang beralih ke pelabuhan dagang di Kerajaan Aceh
• Kerajaan Aceh mampu melepaskan diri dari kerajaan Pedir
Sumber Sejarah
• Kitab Bistanussalatin, yang ditulis oleh Nurudin Ar Raniri pada tahun
1637 Masehi, tentang kehidupan rakyat Aceh
• Genta Perunggu Cakra Donya, yang merupakan hadiah kaisar Cina
untuk Sultan Aceh
• Gunongan di bekas Taman Ghairah Kesultanan Aceh di Banda Aceh
• Makam Sultan sultan Aceh di Banda Aceh
• Masjid Raya Baiturrahman, yang dibangun oleh Sultan Iskandar Muda
Kehidupan Politik
• Kerajaan Aceh didirikan oleh Sultan Ibrahim (Ali Mughayat Syah)
• Pusat pemerintahan terletak di Kutaraja ( Banda Aceh)
• Corak pemerintahan di Aceh terdiri atas dua sistem , yaitu kaum
bangsawan (golongan Teuku), dan kaum ulama (golongan Tengku atau
Teungku)
Pejabat Tinggi dalam kerajaan Aceh
1. Syahbandar, petugas yang mengurus masalah perdagangan di
pelabuhan
2. Teuku Kadhi Malikul Adil, hakim tinggi dalam hukum pemerintahan
3. Wazir Seri Maharaja Mangkubumi, pejabat yang mengurus segala
Hulubalang, seperti peran mentri dalam negri
4. Wazir Seri Maharaja Gurah, pejabat yang mengurus hasil pertanian
dan pengembangan hutan
5. Teuku Keurukon Katibul Muluk, pejabat yang mengurus sekretariat
negara termasuk penulis surat resmi kesultanan
2. Sultan yang memimpin Aceh
1. Sultan Ibrahim (1514-1528 M)
• Bergelar Ali Mughayat Syah
• Di masa pemerintahannya, melakukan perluasan wilayah di Daya,
Pasai, Kerajaan Aru, bahkan menyerang Portugis di Malaka
2. Sultan Salahuddin (1528-1537 M)
• Pada masa pemerintahannya, keadaan pemerintahan semakin
melemah sehingga kerajaan mengalami kemunduran
• Disebabkan ketidakpedulian sang sultan terhadap kesultanannya
• Pada tahun 1537 digantikan oleh saudaranya yaitu Alaudin Riayat
Syah Al-Kahar
3. Sultan Alaudin Riayat Syah Al-Kahar (1537-
1568)
• Melakukan berbagai usaha untuk memperluas wilayah misalnya menguasai
kerajaan Aru, namun gagal ketika menyerang Malaka dan daerah Batak
• Pada masa pemerintahannya, Aceh berkembang menjadi bandar
perdagangan islam di Asia
• Kedudukan Aceh yang strategis menjadikan bandar transit lada daru
Sumatera dan rempah-rempah dari Maluku
• Perkembangan kerrajaan Aceh mengalami gangguan dari Portugis yang
berusaha menanamkan pengaruhnya
• Guna mengamankan perdagangan, Aceh membangun angkatan laut yang
kuat dan menjalin hubungan diplomatik denganTurki Ottoman yang
dianggap memmegang kedaulatan islam tertinggi pada masa itu
• Setelah meninggal, terjadi kemunduran kesultanan, akibat adanya
perang saudara memperebutkan tahta serta pemberontakan dan
halini berakhir ketika Iskandar Muda naik tahta
4. Sultan iskandar Muda (1607- 1636 M)
• Aceh mengalami kemajuan pesat
• Pada tahun 1629, Sultan Iskandar muda pernah melancarkan
ekspedisi besar-besaran mengepung Malaka yang telah dikuasai
Portugis
• Wilayah kekuasaan Kerajaan Aceh meliputi :Johor, Pahang, Kedah,
Perak di Semenanjung Melayu dan Indragiri, Pulau Bintan, dan Nias.
• Iskandar Muda menyusun undang-undang tata pemerintahan yang
disebut Adat Mahkota Alam.
Kebijakan – kebijakan yang dilakukan oleh
Sultan Iskandar Muda
• membangun angkatan perang yang diisi dengan tentara-tentara muda
• Melakukan ekspedisi angkatan laut ke berbagai wilayah
• Melakukan manajemen politik dengan melakuan kontrol di dalam
negeri
5. Sultan Iskandar Thani (1636-1641)
• Lebih memperhatikan pembangunan dalam negeri daripada politik
ekspansi, sehingga meskipun memerintah selama 4 tahun Aceh
mengalami suasana damai
• Hukum yang berdasarkan syariat islam sangat ditegakkan
• Setelah sultan iskandar Thani wafat, digantikan permaisurinya yang
bergelar Sultanah Putri Tajul Alam
• Kerajaan Aceh mengalami kemunduran, hal ini dikarenakan
pertahanan kerajaan mulai melemah yang diikuti dengan pelepasan
daerah kekuasaan
Cap Sikeureung,
Lambang pemerintahan kerajaan Aceh tempoe doeloe
KERAJAAN DEMAK
• Merupakan kerajaan islam pertama di pulau Jawa
• Letak kerajaan Demak berada di daerah Bintoro dekat muara
sungai Demak
• Pusat kerajaannya terletak antara palabuhan Bergota dan
jepara
• Pada mulanya Kerajaan Demak hanya sebuah desa dengan
nama Galahwangi di bawah kekuasaan Majapahit
• Akibat kemunduran Majapahit, terjadi kekacauan yang
disebabkan perebutan kekuasaan
• Karena lokasi yang strategis sebagai jalur pelayaran, Demak
tidak terpengaruh akan kekacauan dan menjadi daerah yang
mandiri
Faktor pendorong kemajuan kerajaan Demak
• Runtuhnya kerajaan Majapahit
• Letak kerajaan Demak sangat strategis yaitu di daerah pantai,
sehingga terbuka hubungan dengan dunia luar
• Adanya pelabuhan Bergota di Semarang yang merupakan pelabuhan
ekspor impor penting bagi kerajaan Demak
• Kerajaan Demak memiliki sungai sebagai penghubung daerah
pedalaman dengan pelabuhan, sehingga membantu pengangkutan
hasil pertanian beras sebagai komoditas ekspor utama
Raja Raja Kerajaan Demak
1. Raden Patah (1478-1518 M)
• Raden Patah disebut-sebut sebagai keturunan terakhir dari raja
Majapahit bernama Brawijaya V dengan seorang putri dari Campa
• Bergelar Sultan Alam Akbar Al-Fatah
• Ada juga yang menyebutka bergelar Senapati jumbang
Ngabdurrahman Panembahan Sayidin Palembang Panatagama
• Tahun 1513 Demak melakukan penyerangan terhadap Portugis di
Malaka yang dipimpin oleh Adipati Unus atau dikenal sebagai
Pangeran Sabrang Lor
• Pada masa pemerintahannya, Kerajaan Demak mengalami
perkembangan ekonomi dan penyebaran agama islam
• Perkembangan ini diperuat dengan adanya armada angkatan laut
yang tangguh
• Raden Patah wafat pada tahun 1518 M dan digantikan oleh putranya
yaitu Pati Unus
2. Pati unus (1518-1521 M)
• Nama lain, Pangeran sabrang Lor, disebabkan karena keberanian Pati
Unus dalam memimpin armada laut untuk menyerang Portugis di
Malaka
• Pemerintahan Pangeran abrang lor tidak berlangsung lama, karena
setelah 3 tahun memerintah beliau sakit dan wafat
• Tidak memiliki putra, sehingga digantikan adiknya yang bernama
Raden trenggono yang kemudian bergelar Sultan trenggono
3. Sultan Trenggono
• Adik dari Pati Unus
• Pada masa pemerintahannya, wilayah kerajaan Demak bertambah
luas
• Pada tahun 1522, armada laut kerajaan Demak di bawah pimpinan
Fathahillah (Faletehan) mengadakan penyerangan untuk menaklukan
Banten, Sunda Kelapa, dan Cirebon yang dikuasai oleh Pajajaran
• Pada tahun 1527 Kerajaan Demak berhasil merebut Sunda Kelapa dari
tangan Portugis
• Fathahillah mengganti nama Sunda Kelapa menjadi Jayakarta pada
tanggal 22 Juni 1527 M yang dikenalsebagai hari jadi kota jakarta
• Penguatan Kekuasaan juga dilakukan dengan cara perkawinan
seorang puterinya yang dinikahkan kepada Bupati Madura dan
mengambil Joko Tingkir (putra Bupati Pengging) sebagai menantu
• Pemerintahan Sultan trenggana berakhir saat Sultan Trenggana
terbunuh dalam medan pertempuran Pasuruan pada tahun 1546 M
• Sepeninggal Sultan Trenggana terjadi perebutan kekuasaan antara
Pangeran Surowito (anak Sultan Trenggana) dengan Raden mukmin
(Kakak Sultan trenggana)
4. Sunan Prawata
• Persengketaan antara Pangeran Surowito (Pangeran Sedo Lapen)
dengan Raden Mukmin berakhir dengan terbunuhnya pangeran
Surowito
• Raden Mukmin naik tahta dan mendapat gelar Sunan Prawata
• Masa pemerintahannya hanya berlangsung selama satu tahun dan
berakhir karena dibunuh oleh Arya Penangsang yang membalas
dendam atas kematian ayahnya (Pangeran Sedo Lapen)
5. Arya Penangsang
• Arya Penangsang menduduki tahta raja dan memerintah selama tujuh
tahun
• Dalam pemberontakan kepada Sunan Prawata, Arya Penangsang
mendapat perlawanan dari menantu Sultan Trenggana yang bernama
Pageran Hadiri (Pangeran Kalinyamat), tetapi tidak berhasil
• Pangeran Hadiri terbunuh oleh Arya Penangsang, meninggalkan Ratu
Kalinyamat yang kemudian membuat sayembara untuk mengalahkan
Arya Penangsang
• Jaka Tingkir yang merupakan adik ipar Pangeran Kalinyamat dan Sunan
Prawata dibantu oleh Ki Ageng Panjawi dan Ki Ageng Pemanahan
berhasil mengalahkan Arya Penangsang di tangan Danang Sutawijaya
putra Ki Ageng Pamanahan
• Sebagai hadiah, Ki Ageng Panjawi mendapatkan tanah di Pati da Ki
Ageng Pemanahan mendapat tanah di Mataram
• Jaka Tingkir naik tahta dan penobatannya dilakukan oleh Sunan Giri
• Setelah menjadi raja, mendapat gelar Sultan Hadiwijaya serta
memindahkan pusat pemerintahannya dari Demak ke Pajang pada
tahun 1568
Alasan pemindahan pusat kerajaan dari
Demak ke Pajang
• Kerajaan demak mengalami kehancuran total baik infrastruktur
maupun ekonomi akibat perang saudara
• Sultan Hadiwijaya berusaha mendekati daerah pertanian yang subur,
yaitu di sekitar Surakarta dan Klaten
• Untuk menjauhi musuh politik yang ada di sekitar Demak
• Mendekati daerah pendukungnya yaitu di sekitar Tingkir dan Pajang
Peninggalan Kerajaan Demak
• Keberadaan dari Kerajaan Demak ini diperkuat dengan bukti yang
ditemukan, sebagian berupa bangunan dan sebagian lagi berupa
properti nuansa Islam.
• Peninggalan-peninggalan ini adalah Pintu Bledeg, Masjid Agung
Demak, Soko Guru, Kentongan, Bedug, almaksurah, situs kolam
wudhu dan juga makam sunan Kalijogo dan beberapa peninggalan
lainnya.
1. Pintu Bledek
• Pintu Bledek atau Pintu Petir merupakan
pintu yang dilengkapi dengan pahatan yang
dibuat tahun 1466 oleh Ki Ageng Selo. Dari
cerita yang beredar, Pintu Bledek ini dibuat
oleh Ki Ageng Selo dengan petir yang
tersambar memakai kekuatan supranatural
yang dimilikinya yang ia tangkap saat ada di
tengah sawah.
• Pintu tersebut lalu dibawa pulang dan
dibawa ke Raden Patah kemudian pintu ini
dipakai untuk pintu masuk utama Masjid
Agung Demak yang keadaannya sudah mulai
rusak sehingga di simpan dalam Museum
dalam Masjid Agung Demak tersebut.
2. Masjid Agung Demak
• Masjid Agung Demak ini didirikan tahun 1479 Masehi
yang kini sudah berumur sekitar 6 abad tetapi masih
berdiri dengan kokoh sebab sudah dilakukan renovasi
sebanyak beberapa kali. Masjid Agung Demak ini tidak
hanya sebagai peninggalan sejarah Kerajaan Demak saja,
akan tetapi dulunya merupakan pusat dari pengajaran
serta syiar Islam.
• Masjid ini dikatakan sebagai asal mula pemikiran dari kehadiran Kerajaan Demak Bintoro.
Secara geografis, Masjid Agung Demak terletak di Desa Kauman, Kecamatan Demak Kota,
Kabupaten Demak Kota, Jawa Tengah. Arsitektur masjid ini terlihat berbeda dari arsitektur
masjid yang ada di jaman sekarang, Masjid Agung Demak mengguanakn kombinasi gaya
budata Jawa Tengah yang sangat kental dan ornamen yang terdapat di Masjid Agung
Demak ini juga melukiskan tentang hubungan antara Jawa dengan Islam
3. Soko Guru atau Soko Tatal
• Soko Guru atau Soko Tatal merupakan
tiang penyangga dari Masjid Agung
Demak yang terbuat dari material kayu
dengan diameter 1 meter dan berjumlah
sebanyak 4 buah. Semua Soko Guru ini
dibuat oleh Sunan Kalijogo dan menurut
cerita Sunan Kalijogo baru menyelesaikan
3 buah soko guru dan Masjid Agung
Demak sudah dibangun serta sudah mulai
masuk dalam tahapan pemasangan atap.

• Sehingga karena dikejar waktu, Sunan kalijogo kemudian mengumpulkan tatal


atau kulit kayu yang berasal dari sisa pahatan dari 3 soko guru untuk dibuat
menjadi 1 soko guru baru memakai kekuatan spiritual yang dimiliki Sunan
Kalijogo dan inilah yang menyebabkan soko guru diberi istilah soko tatal.
4. Bedug dan Kentongan
• Bedug dan kentongan juga digunakan
sebagai alat untuk mengumpulkan orang-
orang di sekitar masjid untuk menandai
masuknya waktu shalat. Kedua benda ini
ditemukan di Masjid Agung Demak
dengan bentuk seperti tapal kuda dengan
filosofi ketika dibunyikan atau dipukuli,
orang-orang di sekitar masjid harus
datang untuk shalat. Bedug dan
kentongan adalah peninggalan sejarah
Kerajaan Demak yang masih bisa dilihat
sampai sekarang.
5. Situs Kolam Wudhu
• Kolam wudhu ada di halaman
Masjid Agung Demak dan dulu di
pakai untuk tempat wudhu para
musyafir dan juga santri yang akan
melaksanakan sholat, akan tetapi
sekarang kolam wudhu ini tidak
lagi dipergunakan sebagai tempat
berwudhu pada saat ingin
melaksanakan sholat.
6. Makam Sunan Kalijaga
• Sunan Kalijaga yang
merupakan salah satu dari 9
Sunan WaliSanga yang
berdakwah di sekitar wilayah
Jawa. Sunan Kalijaga wafat
tahun 1520 lalu dikebumikan di
Desa Kadilangu berdekatan
dengan Kota Demak.
7. Maksurah
• Maksurah merupakan ukiran
kaligrafi ayat Al quran yang
digunakan sebagai interior
dinding Masjid Agung Demak.
Maksurah ini dibangun saat
kekuasaan Aryo Purbaningrat
yang merupakan adipati
Demak tahun 1866 dan
kaligrafi ini menceritakan
mengenai ke-Esaan Allah.
8. Dampar Kencana
• Dampar Kencana merupakan
singgasana untuk para Sultan Demak
yang kemudian digunakan sebagai
mimbar khotbah pada Masjid Agung
Demak. Mimbar ini akan tetapi tidak
lagi digunakan dan disimpan pada
museum Masjid Agung Demak agar
terhindar dari kerusakan.
• Jika dilihat dari sejarah, Dampar Kencono merupakan Peninggalan Kerajaan
Majapahit, sebab Dampar adalah hadiah yang diberikan Prabu Bhrawijaya ke V
yakni Raden Kertabumi untuk Raden Patah yang merupakan raja pertama
Kerajaan Demak sehingga ahli sejarah mengatakan jika di masa akhir Kerajaan
Majapahit, banyak rakyat yang sudah memeluk agama Islam.
9. Piring Campa
• Piring Campa merupakan
piring porselen sebanyak 65
buah yang saat ini dipasang
pada interior dinding Masjid
Agung Demak. Seperti
namanya, piring ini
merupakan hadiah dari putri
Campa yakni ibu dari Raden
Patah, pendiri Kerajaan
Demak.
10. Serambi Majapahit
• Serambi yang ada di Masjid Agung Demak ini
terlihat sangat indah dengan arsitektur unik
dan antik yang memiliki arti sejarah
didalamnya. Dari sejarah Kerajaan Demak,
serambi Majapahit ini memiliki 8 buah tiang
pendopo yang berasal dari Kerajaan
Majapahit, akan tetapi saat Kerajaan
Majapahit runtuh, beberapa peninggalannya
tidak lagi terawat sehingga Adipati Unus
membawa benda pusaka tersebut menuju
Demak yang sekarang ditempatkan di
serambi Masjid Agung Demak dan masih bisa
dilihat sampai sekarang.
11. Mihrab
• Mihrab yang merupakan pengimaman
juga merupakan peninggalan dari
Kerajaan Demak yang didalamnya
terdapat gambar hewan bulus prasasti
Condro Sengkolo. Prasasti Condro
Sengkolo ini mempunyai arti Sariro
Sunyi Kiblating Gusti tahun 1401 Saka
atau 1479 Masehi. Ini membuat
kesimpulan jika di masa Kerajaan
Demak juga sudah mengenal Mihrab
atau pengimaman yang berlukiskan
hiasan tertentu yang adalah akulturasi
budaya Islam dan juga Jawa.
12. Pawestren
• Dari sejarah Kerajaan Demak
dikatakan jika faham Islam sudah
maju pada saat tersebut dan jamaah
sholat laki-laki serta perempuan
sudah dipisahkan. Tempat sholat
berjamaah perempuan ini
dinamakan pawestren.
13. Surya Majapahit
• Surya Majapahit merupakan
gambar dekorasi bentuk segi
delapan yang sangat terkenal di
era Majapahit. Beberapa
sejarawan memperkirakan jika
benda tersebut merupakan
lambang Kerajaan Majapahit,
sementara Surya Majapahit
yang terdapat di Masjid Agung
Demak tersebut dibuat tahun
1401 tahun saka atau 1479
Masehi.
KERAJAAN MATARAM ISLAM
Sejarah Singkat Berdirinya Kerajaan
Mataram Islam
• Awal mula Kerajaan Mataram Islam adalah dari Kadipaten yang
berada di bawah Kesultanan Pajang dan berpusat di Bumi Mentaok.
Kemudian diberikan kepada Ki Ageng Pemanahan sebagai hadiah atas
jasa yang diberikannya.
• Kerajaan Mataram Islam dimulai ketika Sultan Hadiwijaya berkuasa di
Pajang, Ki Ageng Pemanahan dilantik menjadi bupati di Mataram.
• Hadiah ini merupakan imbalan atas keberhasilannya membantu
menumpas Aria Penangsang.
• Selain itu, putranya yaitu Sutawijaya diambil sebagai anak angkat oleh
Sultan Hadiwijaya.
• Pada tahun 1575, Ki Ageng Pemanahan wafat, kemudian Sutawijaya
diangkat menjadi bupati di Mataram.
• Namun Sutawijaya tidak puas hanya menjadi bupati dan ingin menjadi
raja yang menguasai seluruh Jawa. Sehingga Sutawijaya memperkuat
sistem pertahanan Mataram.
• Hal ini diketahui oleh Hadiwijaya, sehingga ia mengirim pasukan untuk
menyerang Mataram.
• Peperangan sengit terjadi pada tahun 1582, dimana prajurit Pajang
menderita kekalahan. Di samping itu, keadaan Sultan Hadiwijaya
dalam keadaan sakit dan kemudian wafat.
• Kemudian terjadilah perebutan kekuasaan di antara para bangsawan
Pajang.
• Pangeran Pangiri yang merupakan menantu Hadiwijaya sekaligus
bupati Demak datang menyerbu Pajang untuk merebut tahta.
• Namun, hal ini ditentang oleh para bangsawan Pajang yang bekerja
sama dengan Sutawijaya. Akhirnya, Pangeran Pangiri dikalahkan dan
diusir dari Pajang.
• Setelah kondisi mulai aman, Pangeran Benawa, putra Hadiwijaya
menyerahkan tahtanya kepada Sutawijaya. Kemudian pusat
pemerintahan dipindah ke Mataram pada tahun 1586. Dan berdirilah
Kerajaan Mataram.
Raja-Raja Kerajaan Mataram Islam
1. Ki Ageng Pamanahan (1556 – 1584)
• Desa Mataram didirikan oleh Ki Ageng Pamanahan di tahun 1556
• Pada mulanya, desa ini berupa hutan lebat yang kemudian dibuka dan
diberi nama Alas Mentaok.
• Ki Ageng Pamanahan wafat pada tahun 1584 dan dimakamkan di Kota
Gede, Jogjakarta
2. Panembahan Senapati (1584 – 1601)
• Setelah Ki Ageng Pamanahan wafat tahun 1584, kekuasaan jatuh ke
tangan putranya yaitu Sutawijaya.
• Sutawijaya sendiri merupakan menantu dan anak angkat dari Sultan
Pajang.
• Dia tadinya merupakan senapati utama dari kerajaan Pajang, sehingga
diberi gelar Panembahan Senapati.
• Di bawah kepemimpinan Panembahan Senapati, keraajan Mataram
Islam mulai bangkit dan memperluas wilayah kekuasaannya. Mulai dari
Pajang, Demak, Tuban, Madiun, Pasuruan dan sebagian besar wilayah
Surabaya. Panembahan Senapati wafat, kemudian posisinya digantikan
oleh anaknya yaitu Raden Mas Jolang.
3. Raden Mas Jolang (1601 – 1613)
• Raden Mas Jolang merupakan putra dari Panembahan Senapati dan
Putri Ki Ageng Panjawi. Julukan bagi Raden Mas Jolang ini ialah
Panembahan Anyakrawatu. Beliau merupakan pewaris kedua dari
Kerajaan Mataram Islam.
• Pada masa pemerintahannya terjadi banyak peperangan. Hal ini
dilakukan untuk menaklukkan wilayah ataupun karena
mempertahankan wilayah. Raden Mas Jolang memerintah selama 12
tahun, beliau wafat di tahun 1613 di desa Krapyak dimakamkan di
Pasar Gede.
4. Raden Mas Rangsang (1613 – 1646)
• Raden Mas Rangsang atau Sultan Agung Senapati Ingalaga
Ngabdurrachman merupakan raja ke-3 Kerajaan Mataram Islam.
Beliau merupakan putra dari Raden Mas Jolang.
• Pada saat masa pemerintahannya, kerajaan Mataram mencapai
puncak kejayaan. Kerajaan Mataram berhasil menguasai hampir
seluruh tanah Jawa. Selain menaklukkan wilayah dengan berperang
melawan raja Jawa. Beliau juga mengembangkan Mataram menjadi
kerajaan agraris. Raden Mas Rangsang wafat tahun 1546 dan
dimakamkan di Imogiri.
5. Amangkurat I (1646 – 1676)
• Sultan Amangkurat merupakan anak dari Sultan Ageng. Beliau
memindahkan pusat kerajaan dari kota Gedhe ke Plered tahun 1647.
Pada masa pemerintahan Sultan Amangkurat I Kerajaan Mataram
Islam mulai terpecah. Hal ini disebabkan karena Sultan Amangkurat I
menjadi teman dari VOC. Sultan Amangkurat I wafat pada tanggal 10
Juli 1677 dan dimakamkan di Telagawangi, Tegal.
6. Amangkurat II (1677 – 1703)
• Sebelum wafat, Amangkurat I mengangkat Amangkurat II sebagai
penerusnya. Amangkurat II memiliki nama asli Raden Mas Rahmat.
Beliau merupakan pendiri serta raja pertama dari Kasunanan
Kartasura. Kasunanan Kartasura merupakan lanjutan dari Kerajaan
Mataram Islam.
• Amangkurat II merupakan raja Jawa pertama yang menggunakan
pakaian dinas berupa pakaian Eropa. Sehingga rakyat menjulukinya
Sunan Amral (Admiral).
Peninggalan Kerajaan Mataram Islam
1. Masjid Kotagede
• Kerajaan Islam Mataram sebagai
kerajaan Islam secara alami memiliki
masjid utama sebagai pusat
penyebaran agama. Masjid warisan
Kerajaan Islam Mataram masih di
Kota Gede.
• Masjid Kota Ggede adalah masjid
warisan Kerajaan Mataram Islam
yang dibangun pada tahun 1640.
Desain arsitektur bangunannya
adalah Hindu-Budha. Sampai saat
ini, Masjid Kota Gede sering
digunakan untuk kegiatan Dakwah
Islam oleh orang-orang di sekitar
Kota Gede.
2. Meriam Segara Wana dan Syuh Brata
• Segara Wana dan Syuh Brata
adalah dua senjata besar. Meriam
itu adalah hadiah dari JP Coen.
Pemimpin militer Belanda
menyerahkannya kepada Sultan
Agung.
• Kedua meriam itu disumbangkan
ke Kerajaan Islam Mataram. Karena
Sultan Agung telah berjanji untuk
tidak menyerang Batavia. Dua
peninggalan meriam Kerajaan
Islam Mataram masih digunakan
sampai sekarang sebagai hiasan
depan Istana Surakarta.
3. Pertapaan Kembang Lampir
• Kembang Lampir adalah tempat
yang dulu digunakan oleh
Panahan Ki Ageng untuk
merenungkan kemajuan Istana
Mataram.
• Pertapaan ini terletak di Desa
Giri Sekar, Kabupaten Panggang,
Gunung Kidul. Petilasan terletak
tidak jauh dari Jalan Raya
Panggang-Baron. Di tempat ini
terdapat patung-patung pendiri
Kesultanan Mataram Islam, yaitu
Panembahan Senapati, Ki Ageng
Panahan dan Ki Jert Mertani.
4. Kitab Sastra Gending
• Kerajaan Islam Mataram memiliki
peninggalan dalam bentuk karya
sastra yang dikenal sebagai buku
warisan sastra. Buku ini ditulis
oleh Sultan Agung dan berisi
ajaran filosofis tentang menjadi
seorang yang santun. Setelah
beberapa cerita, buku Sultan
Agung Literary Gending ditulis
setelah serangan terhadap
Batavia.
5. Pasar Legi Kotagede
• Pasar Kotagede Legi
adalah pasar yang telah
ada sejak Kerajaan Islam
Mataram didirikan. Pasar
peninggalan kerajaan
Mataram Islam telah
direnovasi dan diperbaiki
beberapa kali. Ada
beberapa bagian
bangunan Kono yang
masih asli.
6. Rumah Tradisional
• Warisan lain dari Kerajaan
Islam Mataram adalah rumah
tradisional dalam bentuk
pemukiman tua. Pemukiman
ini tampak sangat etnik.
Sejauh ini, tempat tersebut
telah menjadi monumen
budaya di bawah pengawasan
pemerintah provinsi
Yogyakarta.
7. Masjid Agung Gedhe Kauman
• Masjid Agung Gedhe Kauman terkait erat
dengan Kesultanan Yogyakarta. Masjid ini
terletak di sebelah barat daerah Alun-Alun
utara, tepatnya di Desa Kauman, Desa
Ngupasan, Kecamatan Gondomanan, Kota
Yogyakarta. Pembangunan masjid dilakukan
pada masa Sri Sultan Hamengku Buwono I
pada tahun 1773.
• Kauman memiliki bangunan utama dengan
ruang utama sebagai tempat sholat. Ada juga
maxura yang berfungsi sebagai pengamanan
bagi raja ketika ingin berdoa. Di halaman
masjid ada pagongan di mana gong disimpan.
Gong ini digunakan selama acara terpisah.
8. Masjid Pathok Negara Sulthoni Plosokuning
• Masjid ini terletak di desa Minomartani,
Kecamatan Ngaglik, Kabupaten Sleman,
Yogyakarta. Bangunan Masjid Pathok
Negara Plokuning memiliki luas lantai
228 meter persegi dan terletak di
belakang Masjid Agung Yogyakarta pada
1724. Pendirinya adalah Kiai Mursodo,
keponakan Sri Sultan HB I.
• Nama “Plosokuning” berasal dari nama
pohon, yaitu ploso di sekitar masjid.
Ploso memiliki daun kuning dan oleh
karena itu disebut “plosokuning”.
9. Masjid Agung Surakarta
• Masjid Agung Surakarta adalah
warisan dari Kerajaan Mataram.
Masjid ini terletak di sebelah barat
Istana Surakarta Alun-Alun Utara.
Masjid ini awalnya dibangun oleh
Paku Buwono III pada tahun 1763
di bawah pengaruh arsitektur Jawa
dan Belanda kuno. Bangunan itu
sebagian besar terbuat dari kayu
dan dinding utamanya juga terbuat
dari kayu dengan berbagai prasasti
Jawa kuno.

Anda mungkin juga menyukai