Anda di halaman 1dari 58

Bab 1

5. Proses Masuk & Berkembangnya


Agama & Budaya Islam di Nusantara

6. Kerajaan-kerajaan Islam di Nusantara


KOMPETENSI DASAR :
❑Menganalisis berbagai teori tentang proses
masuknya agama dan kebudayaan Islam ke
Indonesia
❑Menganalisis perkembangan kehidupan
masyarakat, pemerintahan, dan budaya
pada masa kerajaan-kerajaan Islam di
Indonesia serta menunjukkan contoh bukti-
bukti yang masih berlaku pada kehidupan
masyarakat Indonesia masa kini
ISLAM
Arab sebelum Islam Indonesia
• Kehidupan bangsa Arab sebelum ❖ Indonesia merupakan negara
Islam dikenal dengan istilah
Jahiliyah. Masyarakat Jahiliyah muslim terbesar di dunia
identik dengan peradaban yang ❖ Lebih dari 87% total penduduk
sangat buruk (pelacuran Indonesia beragama Islam
dimana-mana, pertumpahan
darah, perbuatan keji yang tak ❖ Masyarakat Nusantara mengenal
dapat diterima akal sehat). Islam diperkirakan sejak abad
• Semua keterpurukan moral dan ke-7
kelamnya peradaban Jahiliyah itu ❖ Saat agama dan budaya Islam
baru berubah melalui masuk ke Nusantara, sebelumnya
pemahaman baru yang dibawa telah berkembang agama dan
oleh (Nabi) Muhammad (SAW). budaya Hindu-Buddha
Bukti berdasarkan catatan para tokoh
tentang masuknya Islam ke Indonesia

Marco Polo 1292 Di Perlak Sumatra penduduknya sudah menganut agama


Islam
Ibnu Batutah 1345 Utusan Kerajaan Delhi yang mampir ke Samudra Pasai Islam
Hama Huan 1400 Sudah banyak saudagar Islam yang tinggal di pantai utara
Jawa
S.R.Tibet 632 Banyak Mubalig yang datang ke Kumari (SUMUT)
Tome Pires Pelabuhan Malaka ramai dikunjungi para pedagang dari
Barat seperti Kairo, Mekkah, Aden, Gujarat, dll dan
pedagang dari Timur seperti Siam, Pahang, Campa, dll dan
pedagang dari Nusantara seperti Tanjungpura, Bangka,dll

Ibnu 844-84 Kerajaan Sribuza (Sriwijaya) dibawah kekuasaan Raja Zabag


Hordadzbeth 8 menguasai jalur perdagangan dan berhubungan dengan
pedagang-2 dari Cina, India, Arab dan Persia
Bukti berupa artefak dari Dalam Negeri :
• Makam Fatimah Binti Maimun dengan Batu Bersurat (1111) di Leran Gresik
• Makam Malik Al Saleh (1297 M) pendiri Kerajaan Samudra Pasai
• Makam Maulana Malik Ibrahim di Gresik yang wafat tahun 1419
• Nisan (jirat) yang ditemukan di komplek makam Troloyo dan Trowulan
Latar Belakang Masuknya Islam ke Indonesia
Perdagangan

Dimulai sekitar abad 7 M yang


melibatkan pedang-pedagang Arab,
Persia dan India. Proses ini sangat
menguntungkan.
• Dengan berdagang dan berinteraksi
dengan penduduk bisa menyebarkan
agama Islam
Perkawinan
• Para pedagang mulai membentuk keluarga dengan cara menikahi para
penduduk lokal.
Dakwah
• Dilakukan oleh Wali Songo
• Wali Songo adalah orang yang menyebarkan
agama Islam di Pulau Jawa, yaitu :
1. Syekh Maulana Malik Ibrahim
2. Sunan Ampel
3. Sunan Bonang
4. Sunan Giri
5. Sunan Drajat
6. Sunan Muria
7. Sunan Kudus
8. Sunan Kalijaga
9. Sunan Gunung Jati
Pendidikan
• Para tokoh Islam menyelenggarakan pendidikan melalui
pondok pesantren bagi para santri-santrinya.
• Dari para santri inilah nantinya Islam akan disosialisasikan di
tengah-tengah masyarakat.
Seni dan Budaya
• Islamisasi melalui bidang seni budaya dapat dilakukan melalui
beberapa cara seperti seni bangunan, seni pahat atau ukir, tari,
musik, dan sastra.
• Saluran seni yang paling terkenal adalah pertunjukkan wayang
dan musik.
•Ketika seorang raja memeluk Islam, maka Politik
secara tidak langsung biasanya rakyat
mengikuti jejak rajanya.
•Dengan demikian, setelah agama Islam
mulai tumbuh di masyarakat, kepentingan
politik dilaksanakan melalui perluasan
wilayah kerajaan yang diikuti dengan
penyebaran agama.
Islamisasi dan silang budaya di Nusantara
• Para sarjana Barat (kebanyakan dari Belanda) mengatakan bahwa Islam yang masuk
kepulauan Indonesia berasal dari Gujarat sekitar abad 13 M atau 7 H.

• Gujarat terletak di India bagian barat, berdekatan dengan laut Arab. Letaknya sangat
strategis berada dijalur perdagangan antara timur dan barat.

• Pedagang Arab yang bermahzab syafi’i telah bermukim di Gujarat dan Malabar sejak
awal tahun Hijriyah (abad ke 7 M).

• Orang yang menyebarkan Islam ke Indonesia menurut Pijnapel bukanlah orang Arab
langsung, melainkan para pedagang Gujarat yang telah memeluk agama Islam dan
berdagang ke dunia timur.
• Pendapat J. Pijnapel kemudian didukung oleh Christiaan
Snouck Hurgroney, dan J. P Moquetta (1912). Argumentasinya
didasarkan pada batu nisan Sultan Malik Al – Saleh yang wafat
pada 17 Dzulhijjah 831 H/ 1297 M di Pasai, Aceh.

• Menurutnya batun nisan di Pasai dan makam Maulana Malik


Ibrahim yang wafat tahun 1419 di Gresik, Jawa Timur, memiliki
bentuk yang sama dengan batu nisan yang terdapat di Kambay,
Gujarat.

• Moquetta kemudian berkesimpulan bahwa batu nisan tersebut


diimpor dari Gujarat atau setidaknya dibuat oleh orang Gujarat
atau orang Indonesia yang telah belajar kaligrafi khas Gujarat.
Beberapa faktor yang menyebabkan Islam
berkembang dengan pesat di Nusantara
Bangunan masjid
Golongan penerima Islam

Raja, bangsawan
Golongan elit
dan penguasa
Penerima
Islam Golongan
masyarakat Para pedagang
rendahan
Saluran-saluran Islamisasi

Perkawinan

Dakwah/ Perdagangan
Tasawuf
ISLAM

Pendidikan Kesenian
Kerajaan-kerajaan Islam di Nusantara a.l. :
1. Samudera Pasai
2. Aceh Darusallam
3. Demak
4. Mataram Islam
5. Cirebon
6. Banten
7. Goa Tallo
8. Ternate Tidore
KERAJAAN ISLAM - SAMUDERA PASAI
• Didirikan oleh Malik As Saleh

• Terletak di sebelah utara utara


Perlak di daerah Lhokseumawe
sekarang (pantai timur Aceh).
Penguasa Samudera Pasai
Beberapa raja penguasa
Samudera Pasai :
a. Sultan Malik Al-Saleh
b. Sultan Muhammad (Sultan
Malik al Tahir I) 1297-1326
yang berhasil menyatukan
Kerajaan Perlak dengan
Kerajaan Samudra Pasai
c. Sultan Malik al Tahir II (1326
- 1348 M).

Tahun 1522 : dikuasai oleh Portugis


Peninggalan Kerajaan Samudera Pasai
KERAJAAN ISLAM ACEH DARUSALLAM
• Didirikan oleh Sultan Ibrahim yang bergelar
Ali Mughayat Syah (1514-1528)
• Pusat pemerintahan Kerajaan Aceh ada di
Kutaraja.
• Corak pemerintahan di Aceh terdiri atas dua
sistem:). kaum bangsawan, (golongan teuku)
kaum ulama (golongan tengku atau teungku

Cap Sikeureung,
lambang pemerintahan kerajaan
Penguasa Aceh Darusallam
• Aceh mengalami kemajuan pesat pada masa • Aceh mengalami kemunduran di bawah pimpinan Sultan
Iskandar Thani (1636- 1641); yang kemudian digantikan oleh
pemerintahan Sultan Iskandar Muda yang permaisurinya, Putri Sri Alam Permaisuri (1641- 1675).
berkuasa pada 1607 s.d. 1636 • 1904 : Belanda berhasil menguasai Aceh
• Iskandar Muda menyusun undang-undang
tata pemerintahan yang disebut Adat Faktor-faktor Kemunduran Kesultanan Aceh adalah :
Mahkota Alam 1. Tidak ada raja yang mampu mengendalikan Aceh
seperti Iskandar Muda
• Wilayah kekuasaan Kerajaan Aceh meliputi : 2. Pertikaian antara golongan Bangsawan dan golongan
Johor, Pahang, Kedah, Perak di ulama
Semenanjung Melayu dan Indragiri, Pulau 3. Banyak daerah yang melepaskan diri
Bintan, dan Nias 4. Belanda menguasai Aceh pada tahun 1904

• Dalam hal keagamaan pada sekitar abad ke-16


dan 17 terdapat empat orang ahli tasawuf di
Aceh, yaitu Hamzah Fansuri, Syamsuddin
as-Sumtrani, Nuruddin ar-Raniri, dan Abdurrauf Masjid Baiturrahman Aceh
dari Singkil. Dibangun pd 1612 M / 1022 H
• Aceh menjadi kerajaan yang kaya sumber daya masa Sultan Iskandar Muda
alam seperti beras, emas, perak dan timah serta
rempah-rempah.
KERAJAAN ISLAM DEMAK

Kekuasaannya meliputi wilayah Demak,


Semarang, Tegal, Jepara dan sekitarnya,
serta cukup berpengaruh di Palembang
dan Jambi, juga beberapa wilayah di
Kalimantan.
Bagan Silsilah Raja-Raja Demak
Silsilah Raja-Raja Demak
• Raja Pertama Kerajaan Demak adalah Raden Patah • Terjadi perebutan kekuasaan antara Pangeran
• Raden Patah digantikan oleh Adipati Unus (1518-1521). Sekar Seda Lepen, saudara Sultan Trenggono
Panglima perang yang berani. Ia berusaha membendung yang seharusnya menjadi raja dan Sunan
pengaruh Portugis di Malaka jangan sampai meluas ke Prawoto, putra sulung Sultan Trenggono.
Jawa; oleh sebab itu ia mendapat gelar Pangeran Sabrang • Sunan Prawoto kemudian dikalahkan oleh
Lor Arya Penangsang, anak Pangeran Sekar Seda
• Adipati Unus digantikan adiknya, Sultan Trenggono Lepen.
(1521-1546), Demak mengalami masa kejayaan • Arya Penangsang kemudian dibunuh oleh
Joko Tingkir, menantu Sultan Trenggono yang
• Tahun 1522, pasukan Demak pimpinan Fatahillah menjadi Adipati di Pajang.
menyerang Banten, Sunda Kelapa, dan Cirebon.
• Joko Tingkir bergelar Sultan Hadiwijaya
• Tahun 1527, Sunda Kelapa berhasil direbut. Dalam (1549-1587) memindahkan pusat Kerajaan
penyerangan ke Pasuruan pada tahun 1546, Sultan Demak ke Pajang.
Trenggono gugur.
• Terjadi perebutan kekuasaan antara Pangeran Sekar
Sedolepen, saudara Sultan Trenggono yang seharusnya
menjadi raja dan Sunan Prawoto, putra sulung Sultan
Trenggono. Sunan Prawoto kemudian dikalahkan oleh
Arya Penangsang, anak Pengeran Sekar Sedolepen.
KERAJAAN ISLAM PAJANG

• Didirikan oleh Joko Tingkir bergelar Sultan Hadiwijaya (1549-1587)


• Setelah Sultan Hadiwijaya meninggal, ia digantikan oleh putranya Sultan
Benowo.
• Pada masa pemerintahannya anak Arya Panggiri (anak Sultan Prawoto)
melakukan pemberontakan
• Atas bantuan anak angkatnya Sutawijaya, pemberontakan tersebut
berhasil ditumpas
• Sutawijaya memindahkan pusat kerajaan ke Mataram
KERAJAAN MATARAM ISLAM
Bagan Silsilah Penguasa Mataram Islam
• Didirikan Sutawijaya dengan gelar Panembahan • Sultan Agung kemudian berniat merebut
Senopati Ing Alaga Sayidin Panatagama khalifatullah Banten
Tanah Jawa (1586-1601) ; beribukota di Kota Gede • Namun, niatnya itu terhambat karena ada VOC
yang menguasai Sunda Kelapa.
• VOC juga tidak menyukai Mataram. Akibatnya,
Sultan Agung harus berhadapan dulu dengan
VOC.
• Sultan Agung dua kali berusaha menyerang
• Setelah Senopati wafat, putranya Mas Jolang VOC: tahun 1628 dan 1629.
(1601-1613) naik tahta dan bergelar Sultan Sultan Agung wafat tahun 1645.
Anyakrawati. Dia berhasil menguasai Kertosono, Kediri, Digantikan oleh Amangkurat I
dan Mojoagung. Ia wafat dalam pertempuran di daerah (1645-1677), kemudian
Krapyak kemudian dikenal dengan Pangeran Sedo Amangkurat II (1677-1703).
Krapyak. Wilayah Kerajaan Mataram
• Mas Jolang kemudian digantikan oleh Mas Rangsang makin menyempit karena
(1613-1645) bergelar Sultan Agung Senopati ing Alogo diambil oleh Belanda.
Ngabdurrachman atau Sultan Agung.
• Pada masa pemerintahan Sultan Agung, Mataram mencapai masa Penyerangan tersebut tidak berhasil,
keemasan. Pusat pemerintahan dipindahkan ke Plered. Wilayah tetapi dapat membendung pengaruh VOC di
kekuasaannya meliputi Jawa Tengah, Jawa Timur, dan sebagian Jawa yang kemudian digantikan oleh
Jawa Barat. Amangkurat I (1645-1677).
Keterlibatan Belanda
Perjanjian Giyanti Perjanjian Salatiga

• Terjadi Tahun 1755, • Terjadi Tahun 1757


• Mataram terpecah menjadi dua : • Mataram terpecah menjadi empat
1. Ngayogyakarta Hadiningrat yaitu :
(Kesultanan Yogyakarta) yang 1. Kesultanan Yogyakarta
berpusat di Yogyakarta dengan raja
2. Kasultanan Surakarta
Mangkubumi yang bergelar
3. Pakualaman
Hamengku Buwono I dan
2. Kesuhunan Surakarta yang berpusat 4. Mangkunegara
di Surakarta dengan raja Susuhunan
Pakubuwono III. Dengan demikian,
berakhirlah Kerajaan Mataram.
Pemecahan wilayah
Kerajaan Mataram Islam

Mataram Islam
1755 : Perjanjian Giyanti

Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat Kesunanan Surakarta Hadiningrat


1757 : Perjanjian Salatiga
Kesunanan Mangkunegaran
Surakarta
1813 Hadiningrat
Kesultanan
Ngayogyakarta
Pakualaman
Hadiningrat
KERAJAAN ISLAM – KESULTANAN CIREBON
• Didirikan oleh salah seorang anggota • Pada tahun 1679, Cirebon terpaksa
Walisongo, Sunan Gunung Jati dengan dibagi dua, yaitu Kasepuhan dan
gelar Syarif Hidayatullah. Kanoman. Perpecahan ini terkait dengan
• Raja-raja Cirebon: wilayah kekuasaan Mataram Islam.
a. Pangeran Ratu (Panembahan Yusuf) • Kasultanan Kanoman dibagi 2:
• Kasultanan Kanoman
b. Panembahan Girilaya (1650-1662)
• Kacirebonan.
c. Martawijaya (Panembahan Sepuh) Dengan demikian, kekuasaan Cirebon
d. Kartawijaya (Panembahan Anom) terbagi menjadi 3, yakni Kasepuhan,
Kanoman, dan Kacirebonan.
• Cirebon berhasil dikuasai VOC pada akhir
abad ke-17 berdasarkan Perjanjian
Kartasura 1705.
Isi Perjanjian Kartasura 1705 (Mataram – VOC)
1. Mataram mengakui batas wilayah atas Batavia, tetmasuk Priangan
2. Mengakui Cirebon sebagai wilayah protektorat VOC Belanda
3. Melepaskan pengaruh Mataram disebagai wilayah timur Madura, yaitu Sumenep dan
Pamekasan
4. Membenarkan kekuasaan VOC Belanda atas Semarang
5. VOC Belanda diberi hak membangun benteng dimana pun di Jawa
6. VOC Belanda diberi hak membeli beras seberapa pun yang diinginkan
7. Membenarkan monopli oleh VOC Belanda atas candu dan wastra (kain tenun Nusnatara
dengaan corak warna yang memiliki makna khusus)
8. Mataram akan mengirimkan beras kepada VOC Belanda sebanya 1300 ton setiap tahun
secara cuam-Cuma selama 25 tahun
9. Atas biaya Susuhunan, Mataram akan menempatkan garnisun VOC Belanda di Kartasura
10. Mataram melarang orang Jawa untuk berlayar ke sebeah timur Lombok, sebelah utara
Kalimantan, dan sebeah barat Lampung
Silsilah Raja-Raja Cirebon
KERAJAAN ISLAM – KESULTANAN BANTEN

Banten Abad Ke-18


Raja dari Kesultanan Banten

Sultan Hasanudin (1522-1527)


Pengaruh Banten sampai ke Lampung
Pangeran Yusuf (1570-1580)
Berhasil merebut Pajajaran dan Pakuan
Maulana Muhammad
1595 menyerang Palembang dan gugur

Abu’l Mufakir

Abu’ma’ali Ahmad Rahmatullah

Sultan Ageng Tirtayasa Masjid Agung Banten


Kerajaan Banten maju pesat
Sultan Abdul Kahar (Sultan Haji)
Memihak VOC
KERAJAAN ISLAM – GOA TALLO (MAKASAR)
Sultan Hasanuddin Tumenanga Ri Balla Pangkana
(1653-1669) raja terkenal dari Kerajaan
Gowa-Tallo yang dijuluki Belanda “Ayam Jantan
dari Timur” (De Hantjes van Het Oosten)

Sultan Hasanuddin lahir tahun 1631 dengan nama


I Mallombesi Muhammad Bakir Daeng
Mattawang Karaeng Bonto Mangape
dan wafat tanggal 12 Juni 1670.
Penguasa Kesultanan Gowa-Tallo

1605 : Sultan Gowa-Tallo 1639 : Sultan Alaudin wafat,


memeluk Islam, dan digantikan oleh Sultan Hasanuddin menjadi
bergelar Sultan Alaudin Sultan Muhammad Said raja pada 1653-1669)
Awwalul Islam (1639-1653)

Perang 12 April 1668 Belanda menyerang Sultan Hasanuddin


Sultan Hasanuddin Makassar dan terjadi memperluas wilayah sampai
menyerahkan tahta kepada Perjanjian Bongaya 1667 ke Sumbawa dan Ternate
Amir Hamzah
Perjanjian Bongaya pada 18 November 1667

Belanda boleh
Makassar harus
mendirikan
melepaskan
benteng di
jajahannya
Makassar

Belanda
Aru Palaka harus
mendapat
diakui sebagai
monopoli dagang
Raja Bone
di Makassar Perjanjian
Bongaya
KERAJAAN ISLAM – KESULTANAN TERNATE & TIDORE

Peta wilayah Ternate dan Tidore


Kesultanan Ternate

•Ternate berdiri abad ke-13 dengan raja Zainal Abidin (1486-1500).


•Portugis yang masuk Maluku pada tahun 1512
•Portugis dan Belanda bukan hanya berdagang tetapi juga berusaha
menyebarkan ajaran agama mereka. Penyebaran agama ini mendapat
tantangan dari Raja Ternate, Sultan Khairun (1550-1570). Ketika diajak
berunding oleh Belanda di benteng Sao Paulo, Sultan Khairun dibunuh oleh
Portugis.
•Sultan Khairun kemudian digantikan oleh Sultan Baabullah (1570-1583).
•Pada masa pemerintahannya, Portugis berhasil diusir dari Ternate.
Keberhasilan itu tidak terlepas dari bantuan Sultan Tidore.
Kesultanan Tidore

• Kerajaan Tidore berdiri di pulau lainnya dengan Sultan Mansur


sebagai raja.
• Kerajaan Tidore mengalami kemajuan pada masa pemerintahan
Sultan Nuku.
• Sultan Nuku berhasil memperluas pengaruh Tidore sampai ke
Halmahera, Seram, bahkan Kai di selatan dan Misol di Irian.
• Dengan masuknya Spanyol dan Portugis ke Maluku, kehidupan
beragama dan bermasyarakat di Maluku jadi beragam: ada
Katolik, Protestan, dan Islam.
• Pengaruh Islam sangat terasa di Ternate dan Tidore. Pengaruh
Protestan sangat terasa di Maluku bagian tengah dan pengaruh
Katolik sangat terasa di sekitar Maluku bagian selatan.
KERAJAAN ISLAM – KESULTANAN BANJAR
• Didirikan oleh Pangeran Samudra
• Pada saat Islam masuk ke Kerajaan Banjar ia
memakai gelar Sultan Suryanullah atau
Suryansyah.
• Pada abad ke-16 kota-kota pelabuhan Banjarmasin
mengalami perkembangan pesat sebab banyak
didatangi oleh para pedagang.

Lokasi Kesultanan Banjar


Kraton Kesultanan Banjar

Pangeran Hidayatullah
Raja-Raja Kerajaan Banjar
1526 – 1545 : Pangeran Samudra (Sultan Suriansyah, Raja pertama)
1545 – 1570 : Sultan Rahmatullah
1570 – 1595 : Sultan Hidayatullah
1595 – 1620 : Sultan Mustain Billah
1620 – 1637 : Ratu Agung bin Marhum Penembahan yang bergelar Sultan Inayatullah
1637 – 1642 : Ratu Anum bergelar Sultan Saidullah
1642 – 1660 : Adipati Halid sebagai Wali Sultan (karena Amirullah Bagus Kesuma belum dewasa)
1660 – 1663 : Amirullah Bagus Kesuma - 1660 - 1663
1663 – 1679 : Pangeran Adipati Anum (Pangeran Suriansyah)
1979 – 1700 : Sultan Tahlilullah
1700 – 1934 : Sultan Tahmidullah bergelar Sultan Kuning
1764 – 1759 : Pangeran Tamjid bin Sultan Agung, yang bergelar Sultan Tamjidillah
1759 0 1761 : Pangeran Muhammad Aliuddin Aminullah
1761 – 1801 : Pangeran Nata Dilaga sebagai wali putera Sultan Muhammad Aliuddin
1801 – 1825 : Sultan Suleman Al Mutamidullah bin Sultan Tahmidullah
1825 – 1857 : Sultan Adam Al Wasik Billah bin Sultan Suleman
1857 - 1859 : Pangeran Tamjidillah
1559 – 1862 : Paneran Antasari yang bergelar Panembahan Amir Oeddin Khalifatul Mu'mina
1862 – 1905 : Sultan Muhammad Seman yang merupakan Raja terakhir dari Kerajaan Banjar
thank you

Anda mungkin juga menyukai