• Gujarat terletak di India bagian barat, berdekatan dengan laut Arab. Letaknya sangat
strategis berada dijalur perdagangan antara timur dan barat.
• Pedagang Arab yang bermahzab syafi’i telah bermukim di Gujarat dan Malabar sejak
awal tahun Hijriyah (abad ke 7 M).
• Orang yang menyebarkan Islam ke Indonesia menurut Pijnapel bukanlah orang Arab
langsung, melainkan para pedagang Gujarat yang telah memeluk agama Islam dan
berdagang ke dunia timur.
• Pendapat J. Pijnapel kemudian didukung oleh Christiaan
Snouck Hurgroney, dan J. P Moquetta (1912). Argumentasinya
didasarkan pada batu nisan Sultan Malik Al – Saleh yang wafat
pada 17 Dzulhijjah 831 H/ 1297 M di Pasai, Aceh.
Raja, bangsawan
Golongan elit
dan penguasa
Penerima
Islam Golongan
masyarakat Para pedagang
rendahan
Saluran-saluran Islamisasi
Perkawinan
Dakwah/ Perdagangan
Tasawuf
ISLAM
Pendidikan Kesenian
Kerajaan-kerajaan Islam di Nusantara a.l. :
1. Samudera Pasai
2. Aceh Darusallam
3. Demak
4. Mataram Islam
5. Cirebon
6. Banten
7. Goa Tallo
8. Ternate Tidore
KERAJAAN ISLAM - SAMUDERA PASAI
• Didirikan oleh Malik As Saleh
Cap Sikeureung,
lambang pemerintahan kerajaan
Penguasa Aceh Darusallam
• Aceh mengalami kemajuan pesat pada masa • Aceh mengalami kemunduran di bawah pimpinan Sultan
Iskandar Thani (1636- 1641); yang kemudian digantikan oleh
pemerintahan Sultan Iskandar Muda yang permaisurinya, Putri Sri Alam Permaisuri (1641- 1675).
berkuasa pada 1607 s.d. 1636 • 1904 : Belanda berhasil menguasai Aceh
• Iskandar Muda menyusun undang-undang
tata pemerintahan yang disebut Adat Faktor-faktor Kemunduran Kesultanan Aceh adalah :
Mahkota Alam 1. Tidak ada raja yang mampu mengendalikan Aceh
seperti Iskandar Muda
• Wilayah kekuasaan Kerajaan Aceh meliputi : 2. Pertikaian antara golongan Bangsawan dan golongan
Johor, Pahang, Kedah, Perak di ulama
Semenanjung Melayu dan Indragiri, Pulau 3. Banyak daerah yang melepaskan diri
Bintan, dan Nias 4. Belanda menguasai Aceh pada tahun 1904
Mataram Islam
1755 : Perjanjian Giyanti
Abu’l Mufakir
Belanda boleh
Makassar harus
mendirikan
melepaskan
benteng di
jajahannya
Makassar
Belanda
Aru Palaka harus
mendapat
diakui sebagai
monopoli dagang
Raja Bone
di Makassar Perjanjian
Bongaya
KERAJAAN ISLAM – KESULTANAN TERNATE & TIDORE
Pangeran Hidayatullah
Raja-Raja Kerajaan Banjar
1526 – 1545 : Pangeran Samudra (Sultan Suriansyah, Raja pertama)
1545 – 1570 : Sultan Rahmatullah
1570 – 1595 : Sultan Hidayatullah
1595 – 1620 : Sultan Mustain Billah
1620 – 1637 : Ratu Agung bin Marhum Penembahan yang bergelar Sultan Inayatullah
1637 – 1642 : Ratu Anum bergelar Sultan Saidullah
1642 – 1660 : Adipati Halid sebagai Wali Sultan (karena Amirullah Bagus Kesuma belum dewasa)
1660 – 1663 : Amirullah Bagus Kesuma - 1660 - 1663
1663 – 1679 : Pangeran Adipati Anum (Pangeran Suriansyah)
1979 – 1700 : Sultan Tahlilullah
1700 – 1934 : Sultan Tahmidullah bergelar Sultan Kuning
1764 – 1759 : Pangeran Tamjid bin Sultan Agung, yang bergelar Sultan Tamjidillah
1759 0 1761 : Pangeran Muhammad Aliuddin Aminullah
1761 – 1801 : Pangeran Nata Dilaga sebagai wali putera Sultan Muhammad Aliuddin
1801 – 1825 : Sultan Suleman Al Mutamidullah bin Sultan Tahmidullah
1825 – 1857 : Sultan Adam Al Wasik Billah bin Sultan Suleman
1857 - 1859 : Pangeran Tamjidillah
1559 – 1862 : Paneran Antasari yang bergelar Panembahan Amir Oeddin Khalifatul Mu'mina
1862 – 1905 : Sultan Muhammad Seman yang merupakan Raja terakhir dari Kerajaan Banjar
thank you