- Tasawuf
C. Akhir Pemerintahan
- Terjadi beberapa pertikaian di Pasai mengakibatkan perang
saudara.
- Runtuh setelah ditaklukan oleh Portugis (1521)
- 1524 : Pasai sudah menjadi bagian dari kedaulatan
Kesultanan Aceh.
2. Kesultanan Perlak
- Kerajaan Islam pertama di Indonesia adalah Kesultanan Perlak
- Berdiri pada tahun 840-1292
- Terletak di Peureulak, Aceh Timur, Aceh
- Pemerintahan Monarki
- Sultan yang memerintah :
- 860864 Sultan Alaiddin Syed Maulana Abdul Azis Shah
- 12671292 Sultan Makhdum Alaiddin Malik Abdul Aziz
3. Kerajaan Aceh
- Kerajaan Aceh adalah wilayah taklukan Kerajaan Pedir
- Sultan pertama : Sultan Ali Mughayat Syah
Sultan Iskandar Thani (1636 1641)
- Pada saat Sultan Iskandar Thani pemerintahan tidak berjalan
dengan baik sehingga banyak vasal yang mulai kurang loyal thdp
Kerajaan Aceh.
- Setelah Sultan Iskandar Thani mangkat 1641, Aceh mengalami
kemunduran krn kepemimpinan sultah yang lemah.
- Bahasa : Aceh, Melayu, Arab, Gayo, Alas
D. Kemunduran
- Menguatnya kekuasaan Belanda
- Perang Saudara
- Perang di Aceh
- Menyerah pada tahun 1903
4. Kerajaan Demak
- Didirikan pada tahun 1478.
- Bentuk Pemerintahan Kesultanan
- Sultan
- 1475-1518 : Raden Patah
- 1518-1521 : Pati Unus
- 1521-1548 : Trenggana
- Terletak di Tepi Pantai di Kampung Bintara (sekarang Demak,
Jateng)
- 1518 Kerajaan Demak mengalami puncak kejayaan
- 1522 Gubernur Portugis Jorge dAlbuquerque mengirimkan utusan
bernama Henrique Lame menemui Raja Samiam. Setelah itu,
Portugis mendirikan kantor dagang di Sunda Kelapa
- Sultan Trenggana mengutus Fatahillah untuk mencegah agar
Portugis tidak menguasai Sunda Kelapa. 1527 Banten di taklukan,
Sunda Kelapa jatuh ke tangan Demak dan Portugis di usir dari
Sunda Kelapa
- 22 Juni 1527 Fatahillah mengganti Sunda Kelapa menjadi Jayakarta
5. Kerajaan Pajang
- Kerajaan Pajang adalah penerus Kerajaan Demak
- Hadiwijaya/Joko Tingkir mendirikan Kerajaan Pajang tahun 1568
- Joko Tingkir menjadi pemimpin pertama dan dinobatkan oleh Sunan
Giri (1568 1582)
- 1582 Hadiwijaya wafat digantikan oleh Arya Pangiri dari Demak.
Kepempimpinan Arya Pangiri menimbulkan ketidakpuasan rakyat,
Benowo mengambil kesempatan dan merebut kekuasaan
- Pajang diserang dari 2 arah, yaitu oleh pasukan Benowo dan
Senapati.
- Benowo menyerahkan kekuasaan kepada Senapati
- Tahun 1586 Kerajaan Pajang di pindahkan ke Kerajaan Mataram
6. Kerajaan Banten
- Banten menjadi daerah kekuasaan Cirebon. Selanjutnya, Banten,
Sunda Kelapa, dan Cirebon jatuh ke tangan Faletehan (1527)
- Banten tumbuh menjadi pelabuhan penting di Selat Sunda setelah
Malaka dikuasai Portugis (1511)
- Faletehan digantikan Putranya, Hasanuddin u/ pergi ke Cirebon
menjalankan Pemerintahan dan menyebarkan Agama Islam hingga
wafat (1552 1570)
- Faletehan dimakamkan di Gunung Jati (Sunan Gunung Jati)
- Pada masa pemerintahan Sultan Hasanuddin (1552 1570), Banten
berkembang dan wilayah kekuasaannya hingga meliputi Lampung,
Bengkulu dan Palembang
- Sultan Hasanuddin mangkat digantikan oleh Maulana Yusuf (1570)
- Sultan Hasanuddin menaklukan Kerajaan Pajajaran (1579)
- Sebelum Sultan Hasanuddin mangkat, terjadi upaya perebutan
tahta kerajaan oleh kerabat kerajaan. Upaya itu berhasil digagalkan.
Ia digantikan oleh Maulana Muhammad (9 th) dibimbing oleh
Mangkubumi
7. Kerajaan Mataram
- Pusat pemerintahan Pajang pindah ke Mataram (1586)
- Sutawijaya menjadi raja Kerajaan Mataram pertama
- Pangeran Benowo menjadi Bupati Pajang
- Pada awal kekuasaannya, Sutawijaya menghadapi tantangan dari
para bupati yang ingin melepaskan diri dari Pajang.
- Perang Mataram dan Demak (1586) dg perantaraan Sunan Giri
peperangan dapat dicegah, Surabaya mengakui kekuasaan
Mataram. Mataram jg harus menghadapi perlawanan Madiun &
Ponorogo
- Senapati wafat Mas Jolang
- Mas Jolang terus menghadapi pemberontakan daerah seperti
Demak (1601-1604), Ponorogo, dan Surabaya (1614) tp tidak
mampu menaklukan Surabaya
- Mas Jolang wafat Adipati Martapura sakit2an Mas Rangsang
(Raja Pertama yang menggunakan gelar Sultan) mataram terus
mengalami kejayaan
A. Aspek Bidang Politik
- Sultan Agung menyerang para bupati daerah pesisir (1615)
Surabaya diserang dg kekuatan 80.000 prajurit yg
mengepung dari darat dan laut. Surabaya dikuasai (1625)
- Mataram gagal menyerang Batavia (1628) krn kekurangan
perbekalan. 1629 kembali menyerang tetapi gagal krn di
tenggelamkan kapal-kapal pengangkut beras oleh VOC
- Malaka jatuh ke tangan VOC (1641)
- Sultan Agung wafat (1645) digantikan oleh Amangkurat
(1645-1677) memerintah dengan kejam dan tidak cakap shg
Mataram mengalami kemunduran
- Amangkurat melarikan diri & wafat Amangkurat II
(Mataram dibawah kekuasaan Belanda)
- Amangkurat melakukan perjanjian dengan VOC untuk
menyerahkan Semarang dan mengakui monopoli VOC
- VOC terus memperkecil daerah kekuasaan Mataram dan
terakhir terpecah mjd 4 dinasti (Kesultanan Yogyakarta,
Kasunanan Surakarta, Pakualaman Yogyakarta, dan
Mangkunegara Surakarta
B. Aspek Bidang Ekonomi
- Kegiatan Ekonomi bercorak agraris dan maritim shg Mataram
menjadi pengekspor beras terbesar
C. Aspek Bidang Budaya
- Sultan Agung selalu melaksanakan Shalat Jumat bersama
rakyat.
- Terjadi perubahan perhitungan tahun Jawa Hindu (Saka)
menjadi tahun Islam (Hijriah)
- Menyusun karya sastra
- Menyusun kitab undang-undang
8. Kerajaan Makassar
- Kerajaan Makassar juga biasa disebut Kerajaan Gowa dan Tallo
- Raja Makassar Kraeng Matoaya masuk Islam (1605) nama berganti
menjadi Sultan Alaudin
- Abad ke-17 kepempimpinan Sultan Muhammad as Said, Kerajaan
Makassar menjadi maju dan wilayah kekuasaannya menjadi luas
- Sultan Muhammad as Said wafat Sultan Hasanuddin mencapai
kejayaan
- Kerajaan Makassar mengalami kemunduran karena VOC berhasil
mengalahkan Hasanuddin
- Perjanjian Bongaya (1667) :
1. VOC memiliki hak monopoli dagang di Makassar
2. VOC dapat mendirikan benteng pertahanan di Makassar
3. Makassar harus melepaksan daerah kekuasannya sprti Bone
dan pulau-pulau sekitar Makassar
4. Arung Pallaka diakui sebagai Raja Bone
A. Aspek Bidang Sosial dan Ekonomi
- Memperoleh dari hasil Pelayaran dan Perdagangan
- Pedagang Makassar membeli beras dan gula dari Jawa ke
Maluku u/ ditukarkan dg rempah-rempah. Selanjutnya,
rempah-rempah dari Maluku tsb dijual ke Malaka/ditukarkan
dg kain dr India, sutra dan tmbikar Cina serta berlian dri
Banjar
B. Aspek Bidang Politik
- Raja Pertama Sultan Alaudin (1591 1639)
- Raja Kedua Muhammad Said (1639 1653)
- Hasanuddin (1654 1660)
- Permusuhan Makassar dan VOC bermula pada insiden
penipuan (1616)
C. Aspek Bidang Budaya
- Ciri Budaya Makassar adalah budaya merantau didukung oleh
teknologi pelayaran. Selain merantau, tujuannya untuk
menyebarkan agama Islam
9. Kerajaan Ternate
- Abad ke-13 di Maluku
- Ibu Kota Kerajaan Ternate terletak di Sampalu, Pulau Ternate
A. Aspek Bidang Sosial dan Ekonomi
- Para pedagang asing datang untuk menjual barang
perhiasan, pakaian, dan beras untuk ditukarkan dengan
rempah-rempah shg memberikan keuntungan yang besar
dan dapat membangun armada laut yang cukup kuat
B. Aspek Bidang politik
- Raja pertama yang memeluk Islam Sultan Marhum (1465
1485)
- Setelah mangkat Zainal Abidin (1485 1500)
- Setelah mangkat berturut-turut dipegang oleh Sultan
Hairun, Sultan Sirullah, Sultan Baabullah
- Sultan Baabullah berhasil mengusir Portugis dr Ternate (1575)
10.Kerajaan Tidore
- Terletak di sebelah selatan Ternate
- Berdiri pada tahun 1322
- Tidore menjadi pusat penyebaran Agama Islam di Maluku
A. Aspek Bidang Politik
- Mula-mula Kerajaan Tidore dan Ternate rukun tetapi semenjak
kedatangan bangsa Eropa (Portugis, Spanyol, dan Belanda)
mulai ada pertetangan
- Portugis dan Spanyol memasuki Maluku (1512)
- Portugis dibantu Ternate dan Bacan menyerang Tidore (1529)
dan menang shg dapat menguasai rempah-rempah di Maluku
- Portugis melakukan hal semena-mena shg Kedua kerajaan tsb
akhirnya sadar dan bersatu untuk menghancurkan Portugis
- Portugis dikalahkan (1574) menyingkir ke Ambon
B. Aspek Bidang Sosial dan Ekonomi
- Mencapai kejayaan pada masa pemerintahan Sultan Nuku
(1780 1805) apat menyatukan Ternate dan Tidore
- Pengganti Sultan Nuku Zainal Abidin
PENINGGALAN SEJARAH KERAJAAN KERAJAAN
1. Masjid
2. Keraton
3. Seni Ukir
4. Kaligrafi
5. Makam
6. Gapura
7. Karya Sastra