Anda di halaman 1dari 21

Sejarah masuknya islam di sumatra

dan jawa
Kelompok 3 : M.Firqi Bayhaqi Surbakti
Zeazou Albrilian
Farel Pratama
Jihan Dinanti
Dea Amanda
Cindi Aulia
1. Sejarah perkembangan islam di
sumatra
• Merujuk laman Kemdikbud, penyebaran Islam di Sumatera dilakukan oleh saudagar Arab.
Mereka berdagang dari Mesir, Persia, Gujarat ke Cina melalui Barus-Fansur, yang terletak di
ujung barat Pulau Sumatera. Barus sendiri disebut sebagai perkampungan Islam tertua di
Nusantara.

Mereka yang membawa ajaran Islam juga datang langsung dari Semenanjung Arabia yang
menjadi utusan resmi Khalifah, yakni para pedagang yang memiliki hubungan perdagangan
dengan Aceh.

Hubungan tersebut juga melahirkan asimilasi keturunan Arab-Aceh di sekitar pesisir ujung
Pulau Sumatera. Selain itu juga memudahkan penyebaran Islam yang berkembang di Aceh
sejak abad ketujuh.

Tak hanya dari perdagangan, sejarah keislaman di Pulau Sumatera menyebar karena
kerajaan-kerjaan yang ada di Sumatera atau dakwah wali dan ulama yang ada pada saat itu.
Kerajaan Islam di Sumatera pada masa itu adalah Kerajaan Samudra Pasai dan Kerajaan
Aceh Darussalam.
2.teori masuknya islam di sumatra
• Ada tiga teori yang menjelaskan sejarah Kerajaan Islam di
Sumatera. Selain tiga teori tersebut, ada juga teori terbaru yang
dikenal dengan sebutan teori Tiongkok.

Setiap teori memiliki argumentasi untuk memperkuat


pendapatnya. Meski beberapa kalangan membantah suatu teori
dan membenarkan teori yang lain, seperti dikutip dari Buku
Sejarah Islam Nusantara oleh Rizem Aizid.
Teori yang pertama
• Marco Polo

Seorang penjelajah asal Italia, Marco Polo
singgah di bagian utara Aceh pada 1292
Masehi. Kala itu, ia sedang dalam
perjalanannya ke Tiongkok dari Persia melalui
jalur laut.

Saat tiba di Perlak, ia menjumpai penduduk


yang beragama Islam dan banyak juga
pedagang Islam dari India yang giat
menyebarkan agama Islam. Dari sana dapat
diketahui bahwa penyebaran Islam di wilayah
tersebut belum lama berlangsung.
Teori ke-2
• Makam Malik As-Saleh

Makam Malik As-Saleh ditemukan
pada abad ke-13 masehi di
Maunahasah beringin, Aceh Utara.
Dalam hikayat Raja-Raja Pasai, Malik
As-Saleh dikenal sebagai raja pertama
Kerajaan Samudera Pasai.

Makam tersebut menjadi bukti lain


bahwa Islam telah masuk dan
berkembang di Aceh pada abad itu.
Teori ke-3
• Ibnu Batutah

Seorang penjelajah dan pelaut asal


Maroko, Abu Abdullah Muhammad
bin Batutah pernah mengunjungi
Samudera Pasai pada tahun 1345.

Ia bercerita bahwa Sultan


Samudera Pasai sangat baik kepada
ulama dan rakyatnya.
2. Peninggalan Kerajaan Islam di Sumatera
• Pendapat mengenai bukti tertulis masuknya Islam di Sumatera
ditemukan makam seorang wanita bernama Tuhar Amisuri di
Barus sekitar abad ke-10 masehi.

Catatan lain menyebutkan, makam bertuliskan Siti Tuhar


Amisuri di Barus ditemukan pada abad ke-13. Wanita bernama
Siti Tuhar atau Tuhar Amisuri adalah salah seorang keturunan
yang berasal dari Arab.

Peninggalan tersebut merupakan salah satu peninggalan Islam


tertua di Sumatera. Hal itu sekaligus sebagai bukti bahwa di
Barus pada abad tersebut sudah ada orang yang beragama
Islam.
2.Masuknya islam di jawa
• A. Kondisi Jawa Menjelang Datangnya Islam

• Sebelum datangnya Islam, masyarakat Jawa sudah menganut agama Hindu-


Budha, dan kepercayaan terhadap nenek moyang. Hal ini terbukti dengan
adanya peninggalan-peninggalan sejarah seperti candicandi, patung, maupun
prasasti. Adapun di Jawa, Kerajaan Hindu terakhir sebelum datangnya Islam
adalah Majapahit di Jawa Timur. Kerajaan ini merupakan kelanjutan
Singhasari yang juga memiliki ambisi perluasan daerah. Ambisi ini terwujud
saat raja keempat Majapahit. Hayam Wuruk memegang pemerintahan.
Wilayahnya bukan hanya meliputi Jawa dan beberapa pulau sekitarnya saja,
akan tetapi melampaui wilayah Nusantara (Indonesia) yakni Malaya dan
Filipina. Kerajaan Majapahit yang didirikan pada tahun 1293 M oleh Raden
Wijaya, menantu raja terakhir Singhasari, tenggelam pada tahun 1522 M
itulah kerajaan Hindu terakhir yang kemudian disusul dengan munculnya
negara-negara Islam di Nusatara.19
B. Teori Masuknya Islam di Jawa
• Tentang kapan Islam masuk di Jawa masih terdapat perbedaan
pendapat diantara para ahli. Hal ini disebabkan tidak adanya
sumber yang pasti mengenai kedatangan Islam di Jawa. Namun,
menurut beberapa ahli diperkirakan Islam masuk Jawa sekitar
abad ke-11 dengan bukti adanya makam Fatimah Binti Maimun
di Desa Leran Kabupaten Gresik yang berangka tahun 475 H
(1085 M). Makam tersebut juga menunjukkan bahwa pada abad
ke-11 pantai Utara Jawa sudah mulai didatangi orangorang
Timur Tengah. Bentuk huruf yang terdapat pada tulisan batu
nisan adalah Kufik Ornamental yang berkembang di Timur
Tengah abad 11-13 M. Sebaliknya para pedagang Jawa pun
sudah banyak yang berlayar ke Malaka, Cina dan Gujarat
C.Yang Menyebarkan Islam di Jawa
• Wali songo angkatan pertama

• Walisongo angkatan pertama merupakan


bentukan dari Sultan Turki Muhammad I.
Diantara anggota Walisongo angkatan pertama,
yaitu
1. Maulana Malik Ibrahim
• Maulana Malik Ibrahim dianggap
termasuk salah seorang yang
pertama-tama menyebarkan agama
Islam di tanah Jawa, dan merupakan
wali senior di antara para
Walisongo lainnya.[2] Beberapa
versi babad menyatakan bahwa
kedatangannya disertai beberapa
orang. Daerah yang ditujunya
pertama kali ialah desa Sembalo
2. Maulana Ishaq
• Maulana Ishaq, berasal dari
Samarkan, Rusia Selatan,
ahli pengobatan. Maulana
Ishaq berdakwah di Jawa
Timur dan menjelang usia
senja lalu pindah ke
Singapura, pindah lagi ke
Pasai dan meninggal disana.
3. Maulana Ahmad Jumadil Kubro
• Syekh Jumadil Kubro merupakan salah
satu da'i Ahlussunah wal Jamaah yang
dikirim dari wilayah Timur ke Nusantara.
Beliau dikenal sebagai sesepuh Wali
Songo atau ayah dari Sayyid Ibrahim As-
Samarkandi (Sunan Ampel) dan Maulana
Ishaq (Sunan Giri).
• Sepanjang perjalanan dakwahnya, Syekh
Jumadil Kubro banyak menyebarkan
ajaran Islam di Kerajaan Samudera Pasai.
Kemudian, ia juga berkelana di wilayah
Jawa mulai dari Semarang, Demak,
Bojonegoro, hingga Majapahit.
4) Maulana Muhammad al-Maghrobi
• Syaikh Maulana Muhammad Al-
Maghribi salah satu walisongo.[1][2] Nama
Beliau juga tercatat sebagai Anggota
Dewan Walisongo Senior (Angkatan
Pertama).
• Makam anggota senior Wali Songo ini
berada di Kota Cirebon, Jawa Barat,
tepatnya di kompleks Kesultanan Kanoman
.[2] Namun ada juga yang berpendapat
makamnya ini terletak di Jatinom, Klaten.[2]
Makamnya juga disebutkan terdapat di
Parangtritis, Bantul,[3] dan Batang, Jawa
Tengah, juga di Gresik, Jawa Timur.
5) Maulana Malik Isro’il
• Maulana Malik Israil sendiri bagi saya adalah sosok yang
fenomenal, kenapa demikian, karena gelar yang beliau
sandang ini cukup menunjukkan bahwa beliau ini
mempunyai pengaruh yang dahsyat terhadap beberapa
bangsa, Sebagai seorang Pejabat diplomat tangguh gelar
MAULANA MALIK ISRAIL jelas menandakan bahwa
beliau ini mempunyai pengaruh yang kuat bagi bangsa
Israil atau Yahudi yang saat itu banyak bertebaran di
Eropa termasuk di Turki, Palestina dan beberapa tempat
lag
6) Maulana Muhammad Ali Akbar
• Maulana Muhammad Ali Akbar berdakwah di
daerah Cilegon, Provinsi Jawa Barat,
bersabahat Akrab dengan Maulana Malik
Isroil. Beliau Maulana Muhammad Ali Akbar
memiliki keahlian di bidang kedokteran Islam,
bidang Farmakologi Islam. Kehadiran beliau
masyarakat Cilegon sampai Cirebon dan
sekitarnya berduyun-duyun masuk Islam. Atas
sopan, ramah, santun dan banyak membantu
mengobati masyarakat setempat yang sakit
dengan izin Allah. Siar yang disampaikan oleh
Maulana Muhammad Ali Akbar yang dikenal
dengan ajaran Ishlah Khamsah

• +
7) Maulana Hasanuddin
• Maulana Hasanuddin merupakan
pendiri sekaligus sultan pertama dari
Kesultanan Banten. Ia mendirikan
Kesultanan Banten pada tahun 1527
setelah merebut wilayah Banten Girang
dari Pucuk Umun. Banten Girang
kemudian menjadi wilayah pertama dari
Kesultanan Banten.[1] Banten yang
awalnya hanya kadipaten telah berubah
menjadi kesultanan yang berada di
dalam pengaruh Kesultanan Demak
8) Maulana Aliyuddin
• Sultan Aliyuddin I beralias Sultan
Gemuk juga merupakan seorang
ulama dan berkarya mengarang
wawasan-wawasan tentang agama,
perjuangan Islam dan menulis kisah
para Nabi dan Aulia
9) Syeh Subakir
dari Iran, ahli me-numbali daerah angker
yang dihuni jin jahat. Maksud dari
menumbali disini adalah bukan mengusir
roh jahat. Melainkan menyadarkan
masyarakat untuk menerima nilai agama
baru yang lebih rasional.

Anda mungkin juga menyukai