Jambi merupakan sebuah provinsi di Indonesia yang terletak pada pesisir timur
bagian tengah Pulau Sumatera dengan luas 53.435 km2 (5.435.500 ha) dimana
2,1 juta ha. Setiap tahunnya luas kawasan hutan di Jambi semakin berkurang
karena adanya alih fungsi hutan menjadi Hutan Tanaman Industri (HTI). Pada
tahun 2015, luas kawasan hutan di Jambi diperkirakan hanya tinggal 1,3 juta
ha, hal ini salah satunya diakibatkan karena adanya alih fungsi hutan menjadi
perkebunan kelapa sawit. Luas lahan perkebunan kelapa sawit di Provinsi Jambi
pada tahun 2015 seluas 400.168 ha dengan nilai produksi sebesar 8.198.240
ton per tahun, fakta ini memperlihatkan bahwa tanaman kelapa sawit menjadi
maksimal, dibutuhkan suhu yang hangat, sinar matahari yang cukup, dan curah
hujan yang tinggi. Keadaan seperti ini mudah ditemukan di negara beriklim
Michael Handoko Group Tbk merupakan salah satu perusahaan induk pengelola
kelapa sawit yang berdasarkan akta pendirian No. XXX berkedudukan di Jalan
Lubuk Ruso KM 70, Pemayung, Batang Hari, Jambi sejak tahun 1998. Michael
Handoko Group Tbk dipimpin oleh Michael Surya, S.E., M.B.A. Michael Handoko
Group Tbk melalui anak perusahaannya yaitu PT Tucunan Palm mengelola lahan
perkebunan kelapa sawit di Kabupaten Muaro Jambi (seluas 75.400,30 ha) dan
yang berdasarkan akta pendirian No. XXX berkedudukan di Jalan Justisia No. 1,
Mersam, Batang Hari, Jambi dan dipimpin oleh Safitri Lutfianita, S.E., M.M.,
berkedudukan di Jalan Sosio No. 24, Meranti, Landak, Kalimantan Barat dan
dipimpin oleh Anggara Ginting, S.E., M.M. Kedua anak perusahaan tersebut
berdiri sejak tahun 2001. Selain itu, melalui anak perusahaan Michael Handoko
Group Tbk yang lain, yaitu PT Prima Sawit yang berdasarkan akta pendirian No.
XXX berkedudukan di Jalan Kol. Abunjani No. 168, Kampung Sembubuk, Jambi
Luar Kota, Muaro Jambi, Jambi dan PT Sawit Jaya berdasarkan akta pendirian
No. XXX berkedudukan di Jalan Danau Sentarum, Sei Bangkong, Pontianak
menjadikan Michael Handoko Group Tbk sebagai salah satu produsen minyak
kelapa sawit mentah (crude palm oil) terbesar di dunia dengan produksi rata-
kelapa sawit sebagai alternatif dari Bahan Bakar Minyak (BBM) memberi
peluang bagi industri kelapa sawit untuk lebih berkembang. Berkat kebijakan-
kebijakan perusahaan yang selalu tepat dan cermat terkait dengan menjadi
produsen kelapa sawit yang berkualitas tinggi, Michael Handoko Group Tbk
setiap tahunnya baik dari luar negeri maupun dalam negeri, sehingga berhasil
kebanjiran permintaan pasar dalam dan luar negeri untuk produk kelapa sawit
yakni CPO, sehingga pada tahun 2013 Michael Handoko Group Tbk mengakuisisi
Pontianak berdasarkan akta pendirian No. XXX dan 87% saham anak
4,7 Kubu Raya berdasarkan akta pendirian No. XXX, di Kalimantan Barat. Selain
pemerintah kabupaten yang berada di Provinsi Jambi dan salah satu pemerintah
atas lahan Pemerintah Kabupaten Merangin yang tidak terpakai dan berada di
kawasan lahan gambut seluas 3.500 ha . Seluruh biaya penanaman kelapa sawit
tersebut, sejumlah habitat satwa rusak, sehingga LSM Semut Merah yang
Palm ke Pengadilan Negeri Muara Bulian, namun hal tersebut telah diselesaikan
melalui mediasi dengan akta perdamaian No. XXX, yang secara garis besar telah
Kabupaten Merangin berjalan dengan lancar. Akan tetapi pada Februari 2015,
sekitar tanah milik Pemerintah Kabupaten Merangin ikut terbakar. Asap yang
2.223,98 ton CO2; 16.7 ton CH4; 8.76 ton NOx; 9,65 N2O; 25,43 ton NH3; 17,7
ton O3; 273 ton CO; dan 750 ton Partikel yang menyelimuti beberapa daerah di
pada tanggal 15 Oktober 2015 kepada Michael Handoko Group Tbk dan PT
disebabkan oleh Michael Handoko Group Tbk dan PT Tucunan Palm. Tidak
Palm atas protes yang dilakukan oleh masyarakat selama hampir 3 bulan,