Anda di halaman 1dari 7

Kerjasama : Balitbangpedalda Provinsi Gorontalo PPLH Regional Sumapapua

PROPOSAL
PENYELAMATAN DANAU LIMBOTO
DENGAN PENANAMAN TANAMAN JARAK
DI LAHAN KRITIS DAN PESISIR DANAU LIMBOTO
A. LATAR BELAKANG
1. Kondisi Kawasan Danau Limboto
Kawasan Danau Limboto berada di dataran rendah kawasan ekosistem lahan basah dengan
karasteristik memiliki ketinggian 0-100 m dpl kemiringan 8% dan kedalaman efektif lapisan
tanah > 50cm, berada pada wilayah DAS LBB (Daerah Aliran Sungai Limboto Bone
Bolango).
Dataran rendah disekitar Danau Limboto, saat ini merupakan wilayah pemukiman yang
padat penduduk, areal persawahan, kolam dan kebun yang berada pada wilayah administrasi
Kabupaten Gorontalo dan Kota Gorontalo, dimana daerah ini secara potensial merupakan daerah
penampungan curah hujan yang jatuh pada pegunungan sebelah utara, selatan, barat daya dan
timur Kabupaten dan Kota Gorontalo.
Sistem aliran permukaan Wilayah Danau Limboto yang berada pada DAS LBB meliputi
Sungai Biyonga, Sungai Alo, Sungai Pohu (bergabung di dekat muara Danau Limboto menjadi
sungai Alopohu), Sungai Rintenga, Sungai Marisa, Sungai Meluopo masuk ke Danau Limboto
pada akhirnya melalui Sungai Topodu bergabung dengan Sungai Bolango mengalir bermuara di
Teluk Tomini. Pada sisi timur mengalir sungai Bone dan Sungai Tamalate bermuara di Teluk
Tomini. Kawasan DAS LBB sangat tergantung pada kondisi hutan yang saat ini mengalami
degradasi terutama di bagian hulu DAS Limboto disekitar Kecamatan Limboto, Limboto Barat,
Isimu,Telaga Biru yang disebabkan oleh rusaknya daerah tangkapan air (catchman area).
Tabel 1. Luas DAS / Air Permukaan di Sekitar Lokasi Studi
NO

Air
Permukaan

Luas (Ha)

1.

DAS Limboto

90,402,23

2.

DAS Bone

3.

DAS Bolango

54.967,93

4.

Danau Limboto

54.967,93

102.116,93

Sub DAS
S. Biyonga, Meluopo, Marisa,
S.Pohu, S.Alo
S. Bone, Bulahu, Olama, Bunano,
Tamalate
S.Bongo, S. Mongiilo, Irigasi.
Lomaya
Masuk DAS Limboto

KET.
Sub Satuan
Wilayah
Pengem-bangan
DAS Limboto
Bone - Bolango

Sumber : Data Base Areal hutan & Lahan Prov.Gtlo,2003 & Study on Flood Control and Water Management
in LBB Basin in RI, Dec.2002.

Berdasarkan klasifikasi hutan, sebagian besar daerah tangkapan hujan pada DAS LBB
ternyata merupakan Hutan Produksi Terbatas (HPT) atau Limited Production Forest yang telah
mendorong eksploitasi hutan dan penggundulan hutan yang menjadi sumber air bagi Danau
Limboto seperti pada gambar dibawah ini.
Pada tahun 1932 rata-rata kedalaman Danau Limboto 30 meter dengan luas 7.000 Ha, pada
tahun 1961 rata-rata kedalaman Danau Limboto berkurang menjadi 10 meter dan luas menjadi
4.250 Ha. Pada tahun 1990 kedalaman Danau Limboto tinggal rata-rata 2,5 meter dan luasnya
sisa 3.000 Ha.

Kerjasama : Balitbangpedalda Provinsi Gorontalo PPLH Regional Sumapapua

Pendangkalan Danau Limboto diakibatkan oleh adanya erosi dan sedimentasi akibat
pertanian ladang yang tidak mengindahkan konservasi tanah dan kegiatan pembukaan hutan pada
daerah hulu sungai (tangkapan air) terutama pada DAS Limboto.
Menyadari kondisi kritis yang terjadi pada Danau Limboto dan sekitarnya maka melalui
program Gerakan Nasional Rehabilitasi Hutan Nasional (Gerhan) sejak tahun 2004 kawasan
Desa Biyonga masuk dalam areal yang akan dihutankan kembali. Melalui Dinas Kehutanan dan
Perkebunan Provinsi Gorontalo, telah dimulai pembibitan jenis tanaman seperti ;
1. Mahoni (APB)
2. Mahoni (Asalan)
3. Gmelina (APB)
4. Jati (APB)
5. Jati (Asalan)
6. Nyatoh (Asalan)
7. Albazia
8. Kemiri
9. Nangka

97.332 pohon, 100 % hidup


40.678 pohon, 85,17 % hidup
30.000 pohon, 113,26 % hidup
170.396 pohon, 113,59 % hidup
23.604 pohon, 98,11 % hidup
44.000 pohon, 105,57 % hidup
34.000 pohon, 106,25 % hidup
79.000 pohon, 62,98 % hidup
20.000 pohon, 94,25 % hidup

Program rehabilitasi lahan tersebut hanya bisa menghijaukan kembali sebahagian kecil (+ 5
- 10%) lahan lahan kritis pada perbukitan diatas Danau Limboto yang seharusnya direhabilitasi,
disebabkan oleh adanya keterbatasan dana pemerintah.
Balitbangpedalda Provinsi Gorontalo mulai awal bulan Juli tahun 2005, yaitu sejak
terjadinya krisis Bahan Bakar Minyak, telah mulai concern dengan pengembangan sumber
sumber energi alternatif seperti biodisel yang dikembangkan oleh Kementrian Ristek RI saat ini
yang bersumber dari biji pohon Jarak, karena karasteristik lahan di Gorontalo yang sebahagian
besar lahan kritis sangat banyak tumbuh liar pohon jarak dan banyak juga yang ditanam untuk
memagari lahan-lahan kebun petani.
Berdasarkan latar belakang tersebut diatas maka lahirlah ide Balitbangpedalda untuk
melakukan ujicoba dan percontohan pengembangan tanaman Jarak untuk program penyelamatan
lingkungan khususnya lahan lahan kritis yang masih cukup luas pada daerah tangkapan air di
atas perbukitan Danau Limboto dan belum tersentuh program Gerhan.
Program ini merupakan langkah kerjasama antara Balitbangpedalda Provinsi Gorontalo
Dengan Pusat Pengelola Lingkungan Hidup Regional Sulawesi Maluku dan Papua (PPLH
Regional Sumapapua).
2.

Kebijakan Penanaman Jarak Di Provinsi Gorontalo Dan Krisis BBM


Pada hari Sabtu tanggal 1 Oktober 2005 Pemerintah Pusat telah mengumumkan kenaikan
harga Bahan Bakar Minyak (BBM). Langkah kebijakan ini harus ditempuh karena adanya
kenaikan tajam harga BBM di pasar dunia dari sekitar US$30 menjadi sekitar US$70. Apabila
harga BBM dalam negeri tetap sementara harga BBM di luar negeri naik maka akan memberikan
pengaruhi buruk terhadap perekonomian nasional. Sepertiga dari Anggaran Pendapatan Belanja
Negara (APBN) yang seharusnya digunakan untuk membiayai pembangunan seperti pengentasan
kemiskinan, pengembangan pendidikan dan kesehatan, pembangunan sarana dan prasarana untuk
kesejahteraan rakyat hanya akan digunakan untuk subsidi BBM. Sebagai gambaran, konsumsi
BBM di Indonesia sebanyak 60 juta kilo liter yang terdiri atas solar 22 juta kilo liter, minyak
tanah 12 juta kilo liter, minyak bakar 6 juta kilo liter dan premium 20 juta kilo liter per tahun.
Bagian terbesar konsumsi BBM adalah oleh masyarakat yang mampu. Hal ini berarti pemerintah
malah mensubsidi masyarakat yang mampu bukan masyarakat miskin. Akibat lainnya yaitu BBM
dalam negeri akan diselundupkan keluar negeri karena harga BBM yang tinggi di luar negeri
2

Kerjasama : Balitbangpedalda Provinsi Gorontalo PPLH Regional Sumapapua

dengan tujuan untuk mencari keuntungan pribadi sehingga terjadi kelangkaan BBM dalam
negeri.
Pada tanggal 3 Oktober 2005, Gubernur Gorontalo telah mancanangkan budidaya Jarak di
Gorontalo yang diawali penanaman perdana tanaman Jarak sebagai tanaman budidaya di Desa
Tolongio Kecamatan Anggrek Kabupaten Gorontalo.
Pemerintah menyadari bahwa kebijakan ini sangat memberatkan terutama bagi masyarakat
yang berpendapatan rendah serta sektor usaha kecil dan menengah dalam situasi perekonomian
nasional yang belum sepenuhnya pulih. Oleh karena itu, untuk mengatasi dampak kenaikan BBM
ini pemerintah telah mengambil langkah-langkah strategis dalam jangka pendek yaitu: (1)
menyediakan stok BBM yang cukup untuk keperluan masyarakat sehingga diharapkan tidak akan
terjadi antrian dengan cara mengamankan jalur distribusi BBM, mencegah penimbunan dan
penyelundupan dan melakukan penghematan penggunaan BBM terutama di instansi-instansi
pemerintah; (2) menyediakan Dana Kompensasi Kenaikan harga BBM bagi Keluarga Miskin
sebesar Rp. 100 000 per bulan; dan (3) memberikan insentif berusaha bagi sektor usaha kecil dan
menengah berupa kemudahan investasi dan pencegahan pungli. Dalam jangka panjang,
pemerintah mendorong penggunaan berbagai energi alternatif seperti energi angin, energi listrik,
energi air dan energi surya serta sumber bahan bakar lainnya seperti biodiesel, bioetanol dan
biogas. Pemerintah Provinsi Gorontalo telah mulai menggunakan energi alternatif yaitu energi air
yang digunakan pada Pompa Air Tanpa Mesin (PATM) untuk menyediakan air bagi program
agropolitan dan ketahanan pangan.
Dalam menghadapi masalah kenaikan harga BBM ini, Gubernur Fadel Muhammad pada
Pencanangan Pengembangan Tanaman Jarak di Provinsi Gorontalo Minggu 2 Oktober 2005 di
Desa Tolongio Kecamatan Anggrek mengajak seluruh masyarakat Gorontalo untuk bersamasama mengatasi masalah ini dengan mengembangkan kreativitas dan inovasi pembangunan.
Salah satu inovasi untuk mengatasi masalah BBM yang akan dilaksanakan oleh Pemerintah
Provinsi Gorontalo bersama seluruh rakyat yaitu pengembangan tanaman jarak. Tanaman jarak
pagar atau BALACAE atau BINTHALO sudah lama dikenal dan digunakan oleh masyarakat
Gorontalo sebagai bahan bakar. Hal ini disebabkan tanaman jarak mengandung minyak yaitu
minyak jarak atau Jatropha Oil. Dalam 1 kg biji jarak kering setelah diperas menghasilkan 0.35
liter minyak jarak kasar (Straight Jatropha Oil). Minyak jarak kasar ini dapat digunakan sebagai
bahan bakar sehari-hari. Jika dimurnikan lebih lanjut akan menghasilkan 0.2 liter minyak diesel
atau lebih dikenal dengan BIODIESEL. Biodiesel digunakan sebagai pengganti solar. Salah satu
perusahaan otomotif terkenal di dunia yaitu DAIMLER CHYRSLER telah menggunakan
biodiesel ini pada mobil Mercedes Benz. Perusahaan Mitshubishi bekerjasama dengan Institut
Teknologi Bandung (ITB) berhasil menguji coba penggunaan minyak jarak pada mobil-mobil
keluaran Mitshubishi. Biodiesel dari minyak jarak memiliki kelebihan dibanding minyak solar
karena (1) sumber minyak jarak dapat diperbaharui atau diproduksi terus menerus sementara
solar pada suatu waktu akan habis sama sekali karena tidak dapat dibuat; (2) minyak jarak tidak
mengeluarkan asap yang menyebabkan polusi terhadap lingkungan. Melihat potensi tanaman
jarak untuk substitusi BBM, maka dalam RAKOR MENKO KESRA tanggal 6 September 2005
telah diputuskan untuk membentuk POKJA energi hijau terbarukan dimana tanaman jarak
merupakan komoditas pokok untuk dikembangkan.
Dalam upaya pengembangan tanaman jarak di Gorontalo beberapa kebijakan yang diambil
oleh pemerintah yaitu (1) mensosialisasikan dan mendorong partisipasi masayarakat untuk
mensukseskan program pengembangan jarak untuk substitusi BBM kepada masyarakat luas; (2)
menyediakan benih dan bibit yang bermutu untuk dikembangkan oleh rakyat sebagai tanaman
pagar pada kebun-kebun agropolitan; (3) mengembangkan tanaman jarak pada lahan-lahan kritis
yang dibiayai dari dana APBD dan APBN; (4) mendirikan kebun percontohan di masing-masing

Kerjasama : Balitbangpedalda Provinsi Gorontalo PPLH Regional Sumapapua

Kabupaten dan Kota minimal seluas 3 ha; dan (5) memfasilitasi dan mempermudah swasta yang
akan mengembangkan tanaman jarak.
Gubernur Fadel Muhammad pada akhir Sambutan Pengarahannya mengharapkan para
petani dan seluruh lapisan masyarakat untuk mengembangkan tanaman jarak baik dengan cara
menanamnya sebagai tanaman pagar, membudidayakan pada lahan-lahan kritis, menjadi
penyedia benih dan bibit unggul, mendirikan usaha-usaha pengolahan serta bersama-sama
memasarkannya. Dengan partisipasi masyarakat tersebut, dalam satu sampai dua tahun ke depan
Insya Allah Provinsi Gorontalo akan menjadi daerah penghasil utama jarak di Indonesia.
B. TUJUAN KEGIATAN
1. Uji coba rehabilitasi lahan kritis Sub Daerah Aliran Sungai Limboto sebagai areal
tangkapan air bagi Danau Limboto dengan tanaman Jarak.
2. Peningkatan nilai tambah tanaman Jarak yang banyak tumbuh di lahan kritis Gorontalo
dari manfaat sebelumnya yang hanya merupakan bahan obat tradisional dan pagar
pembatas kebun dan pekarangan menjadi tanaman budidaya yang mudah dan murah
dikembangkan namun dapat bernilai ekonomi tinggi .
C. RENCANA KINERJA KEGIATAN
1. Input :
a. Dana bersumber dari ; APBN Perubahan Tahun Anggaran 2005 pada Badan Pengelola
Lingkungan Hidup Regional Sumapapua sebesar Rp. 300.000.000,- (Terbilang : Tiga
Ratus Juta Rupiah).
b. SDM terdiri dari ; Tenaga Ahli dari BPLH Regional dan KLH, SDM Pelaksana dari
Unsur Balitbangpedalda Provinsi Gorontalo, dan sasaran Kelompok Tani dan
Masyarakat di sekitar Hulu dan Pesisir Danau Limboto.
c. Kegiatan meliputi : Persiapan, Sosialisasi dan Penguatan Kelembagaan, Pelaksanaan
Kegiatan Pengembangan Jarak dan Tanaman Sela Jagung, Supervisi dan Monitoring.
2. Output :
a. SDM Areal Danau yang terlatih pada 4 kecamatan pesisir Danau dan 1 Kecamatan
Hulu DAS Limboto.
b. Lahan terehabilitasi seluas 10-100 Ha
c. Menghasilkan produksi buah jarak untuk biodisel sebesar 7-8 ton / Ha.
d. Menghasilkan produksi Jagung sebagai Program Unggulan Provinsi 7-8 ton / Ha.
3. Outcome :
a. Peningkatan SDM Penduduk di sekitar Danau Limboto dan Daerah Hulu Sungai yang
sadar lingkungan.
b. Mengalihkan cara cara pemanfaatan masyarakat terhadap Danau Limboto yang tidak
ramah lingkungan.
4. Impact :
a. Mengurangi laju degradasi Danau Limboto
b. Peningkatan taraf hidup masyarakat di pesisir Danau Limboto dan Hulu DAS
Limboto dengan tanaman Jarak.
5. Benefic :
a. Meningkatkan luas lahan kritis di Hulu DAS Limboto yang terehabilitasi,
b. Menghasilkan Produksi Buah Jarak sebagai Bahan Baku Pembuatan Biodisel, dan
c. Peningkatan Produksi Jagung sebagai komoditi unggulan.

Kerjasama : Balitbangpedalda Provinsi Gorontalo PPLH Regional Sumapapua

D. RENCANA KEGIATAN DAN JADWAL


NO
A.

B.

C.

D.

E.

URAIAN KEGIATAN

JADWAL WAKTU 3 BULAN (OKT DES 2005)


OKTOBER
NOPEMBER
DESEMBER
II
III IV
I
II
III IV
I
II
III IV

I
PERSIAPAN :
1. Identifikasi Kondisi Danau &
Catchman Area
2. Identifikasi Kondisi Kelembagaan
Kelompok Tani
3. Pemetaan Calon Petani & Calon
Lahan (CPCL)
4. Pengumpulan Data & Bahan
Sosialisasi
5. Koordinasi Ke PPLH Regional
6. Pengadaan Belanja Modal
SOSIALISASI & PENGUATAN KELEMBAGAAN :
1. Sosialisasi Langsung Pd
Masyarakat 2 Hari
2. Sosialisasi Media Massa
PENGEMBANGAN TANAMAN JARAK DI HULU DAN PESISIR DANAU LIMBOTO :
1. Penyediaan Bibit Jarak
2. Pemeliharaan Bibit Jarak
3. Penyediaan Lahan Petani
4. Penyediaan Bibit Jagung
5. Penanaman
6. Masa pemeliharaan 2 bulan
SUPERVISI, MONITORING & PELAPORAN :
1. Pendampingan / Penyuluhan
2. Supervisi Tim PPLH Regional
3. Pelaporan Ke PPLH

STRUKTUR ORGANISASI TEAM WORK


a. Metode Pelaksanaan : Kerjasama Swakelola antara PPLH Regional Sumapapua dan
Balitbangpedalda Provinsi Gorontalo
b. Struktur Organisasi Kegiatan :
1. Pelindung / Penasehat
:
Kepala PPLH Regional Sumapapua
Ir. Rusthamrin Akuba, MS, Ph.D (Kepala Balitbangpedalda Provinsi Gorontalo).
2. Penanggung Jawab Kegiatan :
Drs. Yamin Ismail, M.Pd (Kepala Bidang Pengelolaan Dan Pemulihan Lingkungan).
3. Seksi Persiapan, Koordinasi dan Pelaporan Ke PPLH Regional :
Agus Moki (Koordinator)
Achmad Isnayani R.M. Taba
Abdul Alim Katili
Uraian tugas : Identifikasi kondisi danau, cathman area, kelembagaan kelompok tani,
CPCL, Pengumpulan Data, Koordinasi ke PPLH Makassar.
4. Seksi Pendampingan / Penyuluhan :
Ir. Tri Inayati, MM (Koordinator)
Ir. Samsuddin Suleman, MM
Yusdin Danial, S.Sos

Kerjasama : Balitbangpedalda Provinsi Gorontalo PPLH Regional Sumapapua

Uraian Tugas : Mengkoordinasikan kegiatan pendampingan, penyuluhan oleh instansi


terkait, menetapkan awal musim tanam, mengkoordinir kegiatan penanaman dan
pemeliharaan.
5. Seksi Sosialisasi Dan Penguatan Kelembagaan :
Ir. Rugaya Biki, M.Si (Koordinator)
Zainal R. Faried ST
Berni Novita Salindeho, SP
Mursid Jassin, SH
Yuwan Mohune
Uraian Tugas : Penyiapan tenaga ahli, peserta, bahan, konsumsi sosialisasi, penyiapan
dan pembentukan Forum Masyarakat Peduli Danau Limboto, Fasilitasi penyusunan
program kerja oleh Forum Masyarakat Peduli Danau Limboto.
6. Seksi Pengembangan Tanaman Jarak :
Ir. Ibnu Suprayogi, MM (Koordinator)
Nurcholis Suleman, SP
Ir. Bambang Tri Handoko
Yuni Hagu, S.Pi
Abdurrahman Nadji, SE
Uraian Tugas : Penyediaan Bibit Jarak, dan Jagung, Penyiapan Lahan Petani,
Pembuatan Demplot, Pemeliharaan Bibit, Pemeliharaan Tanaman.
7. Seksi Sopervisi : Tim PPLH Regional Sumapapua
Uraian Tugas : Melakukan supervisi pelaksanaan kegiatan.
F. ANALISA KONDISI SOSIAL EKONOMI LINGKUNGAN KAWASAN DANAU
Berdasarkan sensus tahun 2002 Luas Wilayah Provinsi Gorontalo 12.215, 44 Km2
dengan jumlah penduduk 899.653 Jiwa, sedangkan luas wilayah pesisir danau 34.455 Ha
dengan jumlah penduduk 8.710 jiwa. Wilayah administrasi pesisir danau meliputi 17 desa, di
Kota Gorontalo 4 desa dan Kabupaten Gorontalo 13 desa.
Income per kapita Provinsi Gorontalo tahun 2002 sebesar Rp. 3.801.760,- sementara
pendapatan rata-rata terbesar masyarakat pesisir danau Limboto untuk profesi nelayan Rp.
402.000 / bulan dan petani Rp. 455.000 / bulan.
Faktor lain yang tidak diperhitungkan oleh masyarakat dalam pemanfaatan Danau
Limboto dan sekitarnya sebagai sumber mata pencaharian adalah semakin menurunnya
produksi akibat penurunan kualitas lingkungan. Menurut tinjauan ekonomi lingkungan
bahwa pemanfaatan danau Limboto yang tidak ramah lingkungan seperti perladangan
berpindah, penebangan hutan, keramba jaring apung dapat mendorong penurunan
produktivitas.
Dengan adanya penghijauan lahan kritis di hulu danau Limboto dan pesisir Danau
Limboto secara perlahan akan mengembalikan fungsi ekologis danau Limboto yang pada
saatnya dapat meningkatkan kelimpahan spesies alami danau yang meningkatkan
keseimbangan ekosistem danau. Sekaligus dengan pengembangan pertanian murah dan
sumber Bahan Bakar Alternatif

Kerjasama : Balitbangpedalda Provinsi Gorontalo PPLH Regional Sumapapua

G. ANGGARAN (TERLAMPIR)
H. PENUTUP

Menyetujui,
Kepala Balitbangpedalda Provinsi Gorontalo,

Penanggung Jawab Kegiatan,


Kabid Pengel. & Pemulihan Lingkungan,

Ir. RUSTHAMRIN AKUBA, MS.,Ph.D


Drs YAMIN ISMAIL, M.Pd
NIP. 080 072 668
NIP. 131 794 060
Demikian proposal ini diajukan untuk menjadi bahan pertimbangan.

Anda mungkin juga menyukai