Anda di halaman 1dari 35

KATA PENGANTAR

Dalam rangka mendukung program pemerintah daerah Propinsi Jawa Barat


melakukan penghijauan kembali, reklamasi pada lahan-lahan kritis melalui
pemanfaatan sumber daya hutan serta perlindungan hutan dan konservasi alam
maka PT. Hasta Timur Sentosa merencanakan akan melakukan pengembangan
usaha tanaman hutan berbasis Jabon (Anthocephalus Cadamba) dan Sengon
( Albazia falcataria ) sebagai usaha untuk ikut membantu program penyelamatan
bumi dari pemanasan global (global warming), sebagai upaya pemulihan ekonomi
masyarakat yang memberikan manfaat bagi perusahaan dan masyarakat di
sekitarnya sekaligus merupakan kontribusi positif bagi pembangunan ekonomi
Propinsi Jawa Barat khususnya.
Untuk dapat memberikan gambaran ringkas mengenai rencana tersebut serta
program kerja kedepan, akan dipaparkan secara terperinci dalam project proposal
ini, sehingga dengan demikian pengembangan usaha tanaman Jabon dan Sengon
dapat dipahami oleh berbagai pihak, sekaligus akan mendapat dukungan dari para
pihak.

Jakarta, Nopember 2013


PT. Hasta Timur Sentosa

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................

BAB I

PENDAHULUAN .........................................................

BAB II

MAKSUD DAN TUJUAN ............................................

BAB III

i PENGEMBANGAN ..............
DESKRIPSI WILAYAH

BAB IV

ASPEK PASAR .............................................................


Jabon
Sengon

BAB V

ASPEK TEKNIS ...........................................................


Budidaya tanaman jabon
Budidaya tanaman sengon

10

BAB VI

BIAYA INVESTASI.......................................................
.......................................................................................
Budidaya tanaman jabon
Budidaya tanaman sengon

27

BAB VII

DATA PERUSAHAAN (Lampiran)...............................

29

ii

BAB I
PENDAHULUAN

Permintaan kayu industri

terus meningkat sementara produksi kayu di

Indonesia makin terbatas, menyebabkan defisit kayu per tahun makin bertambah.
Sedangkan eksploitasi hutan diawasi oleh masyarakat Indonesia dan juga oleh
dunia, akibatnya kayu diperoleh dengan cara merusak hutan, yang menyebabkan
protes dari masyarakat pecinta lingkungan. Oleh karena itu PT.Hasta Timur
Sentosa. sebagai perusahaan swasta nasional yang bergerak di bidang pertanian
dan

perkebunan

merencanakan

akan

mengembangkan

budidaya

Jabon

(Antochephalus Cadamba) dan Sengon ( Albazia Falcataria ) sebagai usaha untuk


memenuhi kebutuhan kayu, di Kabupaten Bogor Kecamatan Leuwiliang.
Agribisnis merupakah salah satu bidang usaha yang cukup prospektif
terutama bagi pengusaha yang dapat memilih bentuk dan kombinasi usaha
komoditi yang berdaya saing tinggi dan dikelola dengan manajemen yang baik.
Usaha agribisnis dapat berupa monokultur atau dalam bentuk kombinasi beberapa
cabang usaha lainnya dengan berbasiskan salah satu usaha komoditi tertentu.
Dengan pemilihan salah satu komoditi dengan dilandasi pada prinsip
optimalisasi pemanfaatan semua potensi sumber daya (resources) akan
mendapatkan output yang maksimum bagi bidang usaha agrobisnis tersebut.
Berdasarkan analisa dan data informasi yang dikumpulkan, bentuk usaha
agribisnis berbasis usaha tanamana Jabon dan Sengon dengan dengan jarak
tanam yang dimodifikasi/ disesuaikan dengan mengambil lokasi di beberapa
tempat di wilayah Kecamatan Leuwiliang kabupaten Bogor diharapkan agar
memperoleh hasil yang optimal.
Analisis tanah perlu dilakukan meliputi sifat fisik, kimia, biologi dengan
menggemburkan tanah dan menambah bahan organic antara lain melakukan
perbaikan pH tanah, meningkatkan ketersedian unsur hara dan air. Tanah dapat
diperbaiki dengan pengapuran, seperti kalsium karbonat ( Ca Co3 ), kapur bakar
(Ca Co ) atau kapur mati, monokalsium fospat, kalsium solpat dan dolomite.
Kandungan unsur tanah dapat diperbaiki dengan perbaikan pupuk anorganik,

contohnya NPK, SP36, Urea dan lain sebagainya. Sedangkan pupuk organic
seperti kotoran hewan, guano, rumput rumput dan lain sebagainya memiliki
kandungan aktif rendah, tetapi memiliki sifat memperbaiki struktur tanah,
mengikat air dan mempengaruhi terhadap mikroba tanah.
Kondisi lahan bekas hutan pada umumnya perlu dilakukan rehabilitasi agar
kedua jenis pohon hutan tersebut dapat beradaftasi dan saling bersimbiosis karna
tanaman Jabon dan Sengon adalah tanaman yang mudah hidup dan mampu
beradaptasi dengan kondisi lingkungan setempat. Oleh karena itu kedua jenis
tanaman local akan menjadi jenis andalan dan sebagai jenis pohon yang
mempunyai toleransi terhadap lingkungan di samping memerlukan cahaya untuk
pertumbuhannya.
Pupuk dan kompos sangat diperlukan untuk memperbaiki kualiatas media
tumbuh tanaman agar pertumbuhan tanaman tidak terhambat, kadang kadang
penambahan dosis pupuk diberikan pada lahan marjinal/terbuka, sedangkan
kompos biasanya di sebar merata dalam jalur yang di aduk dengan tanah.
Ketersediaan kompos merupakan unsur keberhasilan rehabilitasi lahan
marjinal dimana semakin ekstrim kondisi tanah maka semakin tinggi jumlah
kompos yang harus di tambahkan, oleh karena itu masyarakat perlu diberikan
pelatihan untuk memperoduksi kompos bagi kepentingan perusahaan.
Perusahaan perlu melakukan perencanaan mengenai pengadaaan kompos
dan pengawasan terhadap proses produksinya karena kualitas kompos sangat
dipengaruhi oleh bahan bahan dasar yang dipergunakan, termasuk tingkat
kematangan dari kompos.
Kompos yang belum matang dapat mematikan tanaman, hal ini dapat dilihat
dari daun menguning diikuti dengan pertumbuhan tanaman yang lambat atau
tanaman mati.
Sedangkan pupuk kotoran sapi baik digunakan dalam rehabilitasi lahan
marjinal, di samping penyediaan unsur hara, bahan organic dan mikroba, pupuk
kandang diberikan di lubang lubang tanah tanaman Jabon dan Sengon akan
merangsang tumbuhnya rumput rumput local sehingga mempercepat penutupan
tanah.

BAB II
MAKSUD DAN TUJUAN
Maksud penyusunan project proposal ini adalah memberikan gambaran
bahwa Propinsi Jawa Barat diharapkan akan menjadi Propinsi pencontohan dalam
memilih sumber daya alam yang potensial dapat dimanfaatkan secara optimal dan
substainable (berkelanjutan) sesuai dengan dasar-dasar ekonomi yang berkeadilan.
Tujuan pengembangan usaha tanaman Kehutanan di wilayah Kecamatan
Leuwiliang Kabupaten Bogor Propinsi Jawa Barat, dalam rangka :
1. Pengembangan usaha
2. Mendukung upaya pemerintah untuk meningkatkan peluang / kesempatan
kerja.
3. Mendukung upaya pemerintah dalam rangka penghijauan kembali kawasan
hutan gundul pada lahan kritis, akibat perambahan hutan, penebangan liar
(illegal logging) dan kebakaran hutan.
4. Mendukung upaya pemerintah untuk meningkatkan devisa negara dan
pendapatan daerah (PAD).
5. Mendukung upaya pemeirntah dalam percepatan pengembangan ekonomi baru
di pedesaan.
Proyeksi kebutuhan industri kayu setiap tahun bertambah tidak seimbang
dengan pasokan bahan baku kayu yang sangat terbatas, sehingga perusahaan
merencanakan investasi sebagai upaya untuk memenuhi substitusi kayu dari hutan
masyarakat.
Sebagai perusahaan yang bergerak dibidang perkayuan akan menerapkan
teknologi pengolahan kayu yang berbasis pada konsep ramah lingkungan seiring
dengan menghangatnya isu lingkungan sehingga memilih jenis kayu jabon dan
sengon sebagai bahan utama industry.
Selain hal tersebut, hanya membutuhan waktu lebih kurang lima tahun
pohon jabon sudah siap diolah, sedangkan pohon jati memerlukan waktu sekitar
30 tahun baru bisa diolah. Melihat sifat dari pohon jabon bisa dibudidayakan
dengan daur pertumbuhannya relative cepat dan lebih ramah lingkungan dan
ekonomis selain harga produk kayunya tidak kalah mahalnya bila dibanding
dengan produk kayu jati.

Kebijakan pengembangan tanaman kehutanan dimaksud oleh PT. Hasta


Timur Sentosa adalah termasuk jenis pohon tanaman lokal yang bersifat
memperbaiki kondisi lingkungan dan dapat tumbuh di lokasi tersebut, juga
termasuk kelompok tanaman kayu komersil yang memiliki nilai ekonomis karena
kayunya dapat tumbuh di daerah ekstrim, tanah kurus dan kering.
Pemilihan lokasi penanaman jabon dan sengon di Leuwiliang disebabkan
sebagai jenis pohon kehutanan yang mampu beradaptasi dengan tanah-tanah
berbatu di lahan terbuka dan tanah berasam. Karakteristik jenis jabon dan sengon
selain memiliki daya adaptasi pada lahan marginal juga dapat mereklamasi lahan
bekas tambang. Di lokasi tersebut banyak terdapat bukit-bukti dan permukaan
lahan yang terbuka menyebabkan longsor, erosi, dan sedimentasi sehingga
menyebabkan pendangkalan sungai. Oleh karena itu diperlukan perencanaan dan
penataan yang baik disertai evaluasi agar dapat memberikan manfaat yang besar
bagi ekonomi, social negara dan masyarakat sekitarnya.

BAB III
DESKRIPSI WILAYAH PENGEMBANGAN
Rencana pengembangan budidaya jabon (anthocephalus cadamba) dan
sengon (albazia falcataria) dilakukan di Provinsi Jawa Barat Kabupaten Bogor,
terletak di koordinat antara 6.19o 6.47o LS dan 103o BT, memiliki 40
Kecamatan, 16 Kelurahan dan 410 desa dengan luas wilayah 2.071,21 km2.
Sedangkan wilayah pengembangan untuk budidaya tanaman kehutanan akan
mencapai luasan lebih kurang 1000 hektar yang terdiri dari 500 hektar tanaman
jabon dan 500 hektar tanaman sengon, terletak di lahan berstatus HGU (Hak Guna
Usaha) berlokasi di Kecamatan Leuwiliang wilayah Bogor sebelah Barat dan
dikelola oleh PT. Hasta Timur Sentosa, sebuah perusahaan swasta nasional yang
bergerak di bidang usaha pertanian dan perkebunan.
Di lahan Hak Guna Usaha PT. Hasta Timur Sentosa adalah suatu luasan
berskala sedang diperkirakan sesuai untuk usaha agribisnis terpadu berbasis jabon
dan sengon. Dengan luasan tersebut diatas pengelolaan dapat dilakukan secara
efisien sehingga tidak terlalu peka terhadap kondisi ekonomi yang mungkin
timbul.
Untuk mengoptimalkan potensi lahan Hak Guna Usaha tersebut, perusahaan
akan mengembangkan tanaman jabon dan sengon dengan sistem kerjasama
pengelolaan sumber daya hutan bersama masyarakat dengan memberdayakan
sumber daya manusia agar tercapai

kesejahteraan dan kemandirian daerah

dimaksud.
Proyek dimaksud tersebut direncanakan berlokasi di Kabupaten Bogor
dengan memperhatikan tata ruang wilayah kota Bogor dan RPJM Daerah yang
relative jarak lokasi proyek dengan Jakarta diharapkan tidak terlalu jauh yang
dapat ditempuh melalui jalur darat sekitar 2-3 jam dengan kendaraan mobil.
Pemilihan Propinsi Jawa Barat sebagai lokasi pengembangan tanaman
Jabon dan sengon karena daerah ini masyarakatnya telah mengenal terhadap
tanaman tersebut, terbukti baik secara perorangan maupun instansi pemerintah
telah melakukan kegiatan penanaman komiditi ini, karena pohon jabon dan
sengon pertumbuhannya sangat cepat dan secara ekologis sangat bersahabat

dengan lingkungan dan dapat mensuply unsur hara pada tanah sehingga kondisi
tanah akan semakin subur.
Tanaman jabon dapat ditanam ditepi kawasan yang mudah erosi dan
disekitar aliran sungai (DAS) dan kondisi lingkungan tanah lempung, podsolik
dan lembab daerah bekas tanah rawa kadangkala tergenangi air, juga dapat
ditanam pada tanah-tanah marjinal dan daerah terbuka sekitar lahan bekas
tambang yang berfungsi sebagai tanaman yang menyuburkan kembali pada lahanlahan kritis.
Saat

ini

perusahaan

kayu

melakukan

program

Corporate

Social

Responsibility (CSR), juga ikut membantu program penanaman jabon kepada


masyarakat dimana dapat dilihat dari permintaan bibit jabon yang terus
meningkat.
Dari hasil survey lahan tanaman jabon yang dilakukan oleh berbagai pihak
menunjukkan bahwa lokasi tersebut dapat ditanami jabon, dengan tingkat
kesesuaian tanah S2 dan S3. Lokasi tanaman jabon sangat strategis karena dengan
dengan pemasaran hasil juga dekat dengan pelabuhan export (pelabuhan Tanjung
Priuk) dimana kondisi sarana dan prasarana cukup memadai. Sebagai lokasi
proyek akan menjadikan propinsi Jawa Barat sebagai central usaha agribisnis
yang tepat sehingga dimasa depan dapat dijadikan sebagai program pengentasan
kemiskinan dan mengurangi dampak sosial pengangguran.

BAB IV
ASPEK PASAR
Jabon ( Anthochepalus Cadamba )
Pemasaran kayu jabon relatif lebih mudah, karena kayu jabon merupakan
jenis kayu yang tingkat konsumsinya tinggi. Kebutuhan kayu jabon disamping
untuk dijual sebagai kayu papan dapat pula digunakan sebagai kayu kaso, palet,
bahan pembuat peti dan lain sebagainya. Ranting kayu jabon dapat pula dijual
sebagai kayu bakar dan bahan baku pembuatan kertas (pulp). Pemasaran jabon di
daerah biasanya dilakukan oleh tengkulak atau langsung dijual ke pabrik
pemotongan kayu (sawmill). Harga pasar kayu beragam, saat ini harga satu batang
pohon jabon usia tanam 5 tahun dapat dijual seharga Rp. 300.000,- Rp. 500.000,-.
Sedangkan jika sudah dibuat papan atau balok dapat dijual seharga Rp. 1.000.000
Rp. 1.200.000 per m3.
Pemasaran seluruh produksi Jabon ( Anthocephalus Cadamba ) dilakukan
oleh perusahaan sendiri.
Pemasaran Produksi Kayu dan Hasil Olahan Kayu Indonesia
Tahun

Kayu Bulat

Kayu Lapis

Kayu Sengon

Papan Partikel

Moulding

1992/199

(m3)
28.267.000

(m3)
9.874.000

(m3)
3.534.356

(m3)
35.627

(m3)
33.599

3
2001
2008

10.051.481
4.610.000

2.101.485
3.353.479

074.868
530.688

296.877

139.134

*) kayu bulat berasal dari hutan alam


Kebutuhan kayu untuk pasar global pada tahun 2001 saja mengalami
kekurangan, sehingga kebutuhan dunia akan kayu meningkat semakin tajam pada
saat yang bersamaan terjadi proses penyempitan kawasan hutan. Kenyataan
tersebut telah membuka pasar yang lebar bagi siapa pun yang melakukan investasi
daklam bidang perkayuan ini. Kawasan hutan tropis mengalami kerusakan yang
cukup parah, penebangan tanpa diimbangi oleh upaya regererasi yangmenjadi
penyebab utama persoalan tersebut. Kerusakan hutan dikaasan tropis meningkat
akibat suhu bumi dan menipisnya kadar oksigen bumi. Hal ini menyebabkan
mendorong organisasi internasional (ITTO) Untuk ikut serta menentukan masa
depan perdagangan kayu tropis. Organisasi ITTO menyampaikan beberapa

langkah untuk melindungi hutan tropis yang dilaksanakan mulai tahun 2002
dengan mengunahan syarat syarat bahwa kayu tropis tidak boleh diekspor
kecuali kayu dari hasil pengolahan.

Ekspor dan Impor Produk Kayu Indonesia


Ekspor/Impor
Kayu Bulat
Kayu
Kayu Lapis
Bubur Kayu/Pulp
Finir
Papan Partikel
Papan Serat

Volume (Kg)
50.910.120
1.668.337.181
2.615.776.379
11.532.700
4.243.936
180.029.160

Nilai (USD)
55.202.968
1.533.456.775
1.422.446.811
30.112.943
1.140.930
56.144.786

Volume (Kg)
55.882.756
192.882.447
53.039.416
892.958.546
21.185.651
230.718.805
107.228.370

Nilai (USD)
18.120.503
127.369.826
28.032.870
1.156.307.565
31.991.961
63.972.943
43.553.955

Sumber : http/www.dephut.go.id
Sifat kayu jabon berwarna putih agak kekuning kuningan tanpa terlihat
seratnya, sangat diperlukan pada industri kayu lapis (playwood), mebelair dan
bahan bangunan non konstruksi, sehingan dalam pemasaran kayu jabon tidak
mengalami kesulitan. Industri kayu lapis juga telah melakukan kerjasama dengan
perusahaan perkebunan untuk membeli dalam jumlah yang tidak terbatas. Apabila
budidaya tanaman jabon dikerjakan secara serius dan benar maka sangat
mengiurkan apabila dipanen pada usia 8 10 tahun.
Harga diprediksi akan mengalami kenaikan seiring dengan tingkat
kebutukan/permintaan tinggi sedangkan persediaan kayunya volumenya semakin
terbatas.
.

SENGON (Albacia Falcataria)


Pemasaran kayu sengon dapat ditempuh dengan cara :
1. Menjual langsung kepasar
2. Menjualmelalui koperasi unit desa (KUD)
3. Keindustri kayu terdekat atau keperusahaan kayu pengumpul/pedagang
kayu
Adanya jaminan pemasaran baik didalam negeri maupun luar negri dengan harga
semakin baik maka sangat menguntungkan bagi petani tanaman sengon untuk
kayu pertukangan dan kayu bakar. Sementara kebutuhan pembiayaan meliputi
pengadaan bibit, penanaaman, pupuk, obat obatan dan pemeliharaan. Menurut
pengalaman petani sengon hasil penjualan dikurangi biaya-biaya yang dibutuhkan
masih menghasilkan nilai keuntungan yang cukup besar. Menurut industri kayu
sengon lebik ramah lingkungan karena hanya membutuhkan waktu 5 tahun
tumbuh, pohon sudah siap diolah. Berbeda dengan pohon jati memperlukan waktu
sekita 30 tahun baru bisa diolah, selain itu hasil produk kayu segon harganya
hampir sama dengan kayu jati dan kayu keras lainya. Penampilan kayu sengon
dapat dipoles dengan lapisan kayu keras seperti, kayu oak dan kayu jati sesuai
permintaan konsumen
Permintaan pasar internasional terhadap sengon yang
terus

meningkat

sebagai

bentuk

apresiasi

terhadap

kayu

budidaya. Dunia mengharapkan hutan Indonesia tetap lestari


sehingga

kayu

sengon

Sehingga

otomatis

hasil

permintaan

budidaya
kayu

sebagai

olahan

alternatif.

sengon

terus

melambung, dan harga pun diperkirakan akan terus meningkat


mencapai diatas Rp. 1.500.000,- per kubik untuk jangka waktu 3
tahun kedepan.
Dengan melakukan peluang usaha budidaya sengon ini anda juga sudah
terlibat dalam usaha untuk memperbaiki lahan. Bermitra menanam sengon di
pekarangan / kebun yang saat ini dirasakan kurang bermanfaat untuk ditanami
sengon sehingga mendapatkan hasil yang lebih optimal. Keuntungan pada peluang
usaha budidaya sengon ini anda tidak perlu terlibat merawat sendiri kebun kayu

segon yang anda beli,tetapi hanya perlu menginvestasikan sejumlah uang dan
anda akan menerima hasilnya
BAB V
ASPEK TEKNIS
BUDIDAYA JABON ( ANTHOCHEPALUS CADAMBA )
Penyiapan Lahan
Persiapan lahan merupakan kegiatan yang sangat penting untuk
menentukan produktifitas tanaman jabon dalam jangka panjang. Untuk itu
diperlukan persiapan seoptimal mungkin berupa perbaikan lahan khususnya bagi
lahan yang akan ditanami tanaman kehutanan dengan memperhatikan cahaya
matahari sangat diperlukan, sehingga tanaman lain seperti pisang, papaya dan
pohon buah-buahan perlu dilakukan pemangkasan terhadap daun atau cabang dari
pohon-pohon tersebut agar matahari dapat leluasa sampai ke tanaman jabon muda.
Bagi tanaman muda, gulma menjadi kompetitor dalam mendapatkan unsur hara,
air, cahaya serta ruangan.
Tiga pola pembersihan lahan untuk penyiapan tanaman yaitu sebagai
berikut:
a. Pembersihan seluruh areal yang akan ditanami dibersihkan dari gulma.
b. Pembersihan jalur tanam, hanya gulma yang berada pada jalur tanam
dibersikan 0,5 m 1m kanan-kiri jalur tanam.
c. Pola piringan, hanya gulma di sekitar lubang tanam saja yang dibersihkan
dengan jari-jari 0,5 m 1m.
Selain pembersihan gulma dan bahan pengganggu, termasuk bongkahan
batu dalam persiapan lahan diperlukan pembuatan saluran-saluran drainase untuk
menghindari genangan di areal penanaman pada saat musim hujan. Genangan air
memang tidak sampai mematikan pohon jabon, tetapi dapat mengurangi
pertumbuhan tinggi dan diameter batang hingga 50%. Alternatif 1 dengan
membuat parit-parit untuk mengeluarkan air jika terjadi genangan. Alternatif 2
membuat guludan-guludan setinggi 30-40 cm lebar 50-100 cm dengan mengikuti
panjang jalan.
Pada tanah subur jarak tanam sebaiknya dibuat agak lebar karena bibit
jabot akan tumbuh cepat sehingga penanaman harus dilakukan dengan ekstra yaitu
penjarangan pohon. Apabila tidak dilakukan penjarangan akan terjadi persaingan
cahaya antar tanaman yang menyebabkan pertumbuhan terhambat dan pohonpohon yang kalah tersaingi dengan tanaman lain kemungkinan akan mati.
Sebaliknya pada tanah yang kurus penanaman sebaiknya dilakukan dengan jarak

tanam rapat. Tujuannya agar tanah tertutup dan erosi dapat dikurangi sehingga
kesuburan tanah terjamin.

Perusahaan yang membuat bibit sendiri akan dirasakan keuntungan yang


cukup signifikan bila penanaman yang dilakukan dalam jumlah besar (puluhan
sampai ratusan ribu). Hal ini karena biaya produksi untuk pembelian bibit bisa
dipangkas cukup banyak. Selain itu, dengan memproduksi bibit sendiri, biaya
angkutan bibit juga dapat ditekan. Lokasi pembibitan harus dekat dengan lokasi
penanaman agar dapat mengurangi risiko bibit rusak atau stres selama dalam
pengangkutan. Namun, bila jumlah bibit yang akan ditanam hanya sedikit (kurang
dari 10.000 batang) akan lebih efisien bila membeli bibit dari pihak lain.
Kriteria Bibit yang baik
Untuk menjamin hasil yang memuaskan, bibit yang digunakan harus dipilih
yang berkualitas baik. Sebaiknya, bibit yang baik adalah bibit yang memiliki mutu
genetik yang baik. Untuk menghasilkan bibit dengan mutu genetik yang tinggi
adalah dengan perbanyakan bibit secara vegetative (biasanya tunas/pucuk
tanaman) yang memang telah diketahui memiliki morfologi baik (batang lurus,
silindris, sehat, dan memiliki bebas cabang yang tinggi).
Beberapa cara yang perlu diketahui dalam memilih bibit jabon.
a.
b.
c.
d.
e.

Umur bibit telah 3-5 bulan.


Berbatang lurus.
Batang telah berkayu.
Tinggi bibit berkisar 25-35 cm.
Bibit sehat serta bebas dari hama dan penyakit.

POLA TANAM DAN TEKNIK BUDIDAYA


Teknik Budidaya
Jabon Mudah dikembangkan karena termasuk tanaman baru yagn telah
diketahui sejak lama di Indonesia merupakan jenis pohon budidaya dan bersifat
komersil, dapat diperbanyak dengan berbagai cara melalui benih, setek, maupun
kultur jaringan dan dapat cepat tumbuh dengan tiap tahun dimater 7-10 cm
setinggi 3-6 cm per tahun. Perawatannya cukup mudah yakni hanay perlu

dilakukan di awal penanaman hingga tahun kedua. Ketika memasuki tahun ketiga
kanopi atau tajuk tanaman jabon sudah lebar sehingga gulma tidak tumbuh karena
ternaungi oleh tanaman jabon. Tanamn ini cenderung tahan terhadap serangan
penyakit, secara alami mempunyai keunggulan banyaknya lurus dan silindris
dengan cabang-cabang kecil mendatar dan memiliki kemampun pemangkasan
alami yang tinggi sehingga batangnya bisa tumbuh dengan bebas dan tinggi.
Penentuan jarak tanam :
Jarak tanam harus ditentukan berdasarkan tujuan penanaman dan kondisi
kesuburan lahan. Jika tujuan penanaman adalah untuk produksi pulp (bubut kayu)
dan kertas maka dapat menggunakan jarak tanama misalnya 2 m x 2m atau 3 m x
2 m. Sedangkan untuk menghasilkan kayu pertukangan dan veneer maka
diperlukan jarak tanam yang lebih lebar, yakni minimum 3m x 3m.
Pada tanah yang subur, jarak tanam sebaiknya dibuat agak lebar karena bibit
jabon akan tumbuh cepat sehingga penanam harus melakukan penjarangan yang
tidak komersial. Pada tanah-tanah yang kurus, penanaman sebaiknya dilakukan
dengan jarak tanam rapat agar tanah cepat tertutup dan erosi dapat dikurangi
dengan cepat sehingga kesuburan tanah tidak terus berkurang.
Pembuatan Lubang Tanam
Dalam membuat lubang tanam adalah semakin besar maka akan semakin
baik karena volume tanah semakin besar dan volume kompos yang dapat
dimasukkan ke lubang tanam juga bertambah banyak. Lubang tanam minimum
adalah 30 cm x 30 cm x 30 cm untuk lahan-lahan yang subur dan gembur.
Lubang tanam idealnya dibuat 2 minggu sebelum penanaman, tanah galian
dicampur dengan kompos atau pupuk kandang 2-5 kg. Tanah selanjutnya
dicampur dengan pupuk NPK sebanyak 50-100 g per lubang tanam.
Lubang tanam dan pencampuran pupuk kandang (khususnya pupuk kandang
sapi atau kambing/domba) harus dilakukan secara sempurna sehingga di
kemudian hari tidak terserang hama uret / kuuk. Tanaman yang terserang uret tibatiba akan layu dan tidak segar. Pengendalian hama dapat dilakukan dengan
pemberian kapur

TAHAPAN PENANAMAN
Penanaman sebaiknya dilakukan diawal musim hujan pada pagi hari pukul
07.00-11.00 dan bisa dilanjutkan pada sore hari pada pukul 14.00-17.00.
Frekuensi hujan harus cukup tinggi dan tanah menjadi basah dengan maksud agar
tanah tidak jadi kering memudahkan pekerjaan penanaman. Persiapan pemberian
pupuk di lubang-lubang tanaman dicampur Pupuk NPK dan Kompos. Menanam
bibit pohon jabon merupakan kegiatan yang mudah dan sederhana dengan maksud
untuk mendapatkan hasil yang baik, diperlukan diperhatikan teknik penanaman
bibit yang benar.
Teknik menanam bibit jabon yang benar, yakni sebagai berikut :
1. Memasukkan tanah yang telah dicampur dengan kompos dan pupuk NPK ke
2.
3.
4.
5.

lubang tanam.
Memadatkan media dalam polibag secara hati-hati.
Melepas polibag secara hati-hati
Menanam bibit di lubang tanam
Memang penyangga

PEMANENAN
Tanaman ini bisa dipanen pada umur 4-7 tahun, tergantung daerah
penanaman, terkait dengan kualitas tanah, tinggi tempat, dan perawatan. Apabila
tanaman sudah mencapai diameter 30 cm, tanaman sudah bisa dipanen.
Pemanenan hasil dari tanaman jabon dapat dilakukan sesuai dengan
kebutuhan, misalnya untuk produksi bahan baku pulp dan bahan baku korek api
dipanen saat berumur 5 tahun. Pemanenan dilakukan pada musim kemarau agar
kandungan air kayu rendah.
Manfaat kayu jabon
Indonesia memanfaatkan jabon pada kayunya, kerap dipergunakan untuk
pembuatan kayu lapis (plywood), papan blok, papan serat, dan papan partikel.
Selain pemanfaatan kayu, bunga, buah dan kulit kayu dapat dimanfaatkan secara
komersial.
Kayu jabon mudah dibuat venir. Untuk pembuatan kayu lapis, perekatan
venir kayu jabon dapat menghasilkan kayu lapis. Bila dibandingkan dengan jenis

kayu sengon, saat ini kayu jabon memiliki berat jenis yang lebih tinggi, yaitu 0,42
dibandingkan dengan sengon yang hanya 0,30.

BUDIDAYA TANAMAN SENGON (ALBAZIA FALCOTAZIA)


Sengon merupakan komoditas yang prospeknya cukup cerah
mengingat permintaan dunia sangat tinggi. Tanaman sengon
banyak di tanam di kawasan hutan yang mudah erosi di sekitar
daerah aliran sungai di Jawa, Sumatera dan Bali, karena sengon
memiliki akar tunggang dan akar serabut sehingga tanah di
sekitar pohon sengon menjadi subur. Tanaman sengon dapat
tumbuh

pada

tanah

regosol,

latosol

dan

aluvial

dengan

kemasaman tanah pH 6-7 dan ditanam pada ketinggian DPL


antara 0-800 m, di daerah tropis dengan suhur 18 o-27oC dengan
curah hujan per tahun berkisar 2000-4000 mm. Pohon sengon
berfungsi serba guna dari kayu memberikan manfaat paling
besar dengan harga cukup bagus dapat diusahakan sebagai kayu
olahan untuk papan sebagai bahan pembuat peti, papan
penyekat dan industri korek api, pensil, papan partikel sampai
industri pulf, dan lain-lain. Nilai ekonomi pada tanaman sengon
mempunyai

tajuk

seperti

payung

dengan

daun

tersusun

majemuk dan kecil-kecil mudah rontok, bermanfaat untuk


memasak makanan dan penyegar nitrogen serta karbondioksida.
Tanaman sengon diperbanyak melalui biji yang mempunyai
sifat genetik yang baik. Bibit diperoleh dari polybak yang sudah
disediakan dengan ukuran 10 x 20 cm berlubang kecil 204 pada
sisinya, kemudian di dalamnya dimasukkan campuran terdiri
tanah, pupuk kandang, pasir dan pupuk hayati yang diletakkan
dibawah para-para agar tidak langsung terkena sinar matahari
dan

selanjutnya

dari

pembibitan

secara

operasional

akan

ditanam di kebun dengan jarak tanam 3x2 m.


Bagian tanaman sengon yang terpenting adalah kayunya
karena mempunyai nilai ekonomi tinggi. Pohon sengon dapat
mencapai ketinggian sekitar 3045 meter dengan diameter
batang sekitar 7080 cm. Berat jenis kayu rata-rata 0,33 dan
termasuk kelas awet IV V. Bentuk batang bulat dan tidak

berbanir. Kulit luarnya berwarna putih atau kelabu, tidak beralur


dan tidak mengelupas.
Kayu sengon digunakan untuk tiang bangunan rumah,
papan peti kemas, peti kas, perabotan rumah tangga, pagar,
tangkai dan kotak korek api, pulp, kertas dan lain-lainnya.
Tajuk

tanaman

sengon

berbentuk

menyerupai

payung

dengan rimbun daun yang tidak terlalu lebat. Daun sengon


tersusun majemuk menyirip ganda dengan anak daunnya kecilkecil dan mudah rontok. Warna daun sengon hijau pupus,
berfungsi untuk memasak makanan dan sekaligus sebagai
penyerap nitrogen dan karbon dioksida dari udara bebas.
Sengon memiliki akar tunggang yang cukup kuat menembus
kedalam tanah, akar rambutnya tidak terlalu besar, tidak rimbun
dan

tidak

menonjol

kepermukaan

tanah.

Akar

rambutnya

berfungsi untuk menyimpan zat nitrogen, oleh karena itu tanah


disekitar pohon sengon menjadi subur.
Dengan sifat-sifat kelebihan yang dimiliki sengon, maka
banyak pohon sengon ditanam ditepi kawasan yang mudah
terkena erosi dan menjadi salah satu kebijakan pemerintah
melalui DEPHUTBUN untuk menggalakan Sengonisasi di sekitar
daerah aliran sungai (DAS) di Jawa, Bali dan Sumatra.
Bunga tanaman sengon tersusun dalam bentuk malai
berukuran sekitar 0,5 1 cm, berwarna putih kekuning-kuningan
dan sedikit berbulu. Setiap kuntum bunga mekar terdiri dari
bunga jantan dan bunga betina, dengan cara penyerbukan yang
dibantu oleh angin atau serangga.
Buah sengon berbentuk polong, pipih, tipis, dan panjangnya
sekitar 6 12 cm. Setiap polong buah berisi 15 30 biji. Bentuk
biji mirip perisai kecil dan jika sudah tua biji akan berwarna
coklat kehitaman,agak keras, dan berlilin.
Tanah

Tanaman Sengon dapat tumbuh baik pada tanah regosol, aluvial,


dan latosol yang bertekstur lempung berpasir atau lempung
berdebu dengan kemasaman tanah sekitar pH 6-7.
Iklim
Ketinggian tempat yang optimal untuk tanaman sengon antara 0
800 m dpl. Walapun demikian tanaman sengon ini masih dapat
tumbuh sampai ketinggian 1500 m di atas permukaan laut.
Sengon

termasuk

jenis

tanaman

tropis,

sehingga

untuk

tumbuhnya memerlukan suhu sekitar 18 27 C.


Curah Hujan
Curah hujan mempunyai beberapa fungsi untuk tanaman,
diantaranya sebagai pelarut zat nutrisi, pembentuk gula dan pati,
sarana transpor hara dalam tanaman, pertumbuhan sel dan
pembentukan enzim, dan menjaga stabilitas suhu. Tanaman
sengon membutuhkan batas curah hujan minimum yang sesuai,
yaitu 15 hari hujan dalam 4 bulan terkering, namun juga tidak
terlalu basah, dan memiliki curah hujan tahunan yang berkisar
antara 2000 4000 mm.
Kelembaban
Kelembaban juga mempengaruhi setiap tanaman. Reaksi setiap
tanaman terhadap kelembaban tergantung pada jenis tanaman
itu sendiri. Tanaman sengon membutuhkan kelembaban sekitar
50%-75%.
Daun
Daun

Sengon,

sebagaimana

famili

Mimosaceae

lainnya

merupakan pakan ternak yang sangat baik dan mengandung


protein

tinggi.

Jenis

ternak

seperti

kambingmenyukai daun sengon tersebut.

sapi,

kerbau,

dfan

Perakaran
Sistem perakaran sengon banyak mengandung nodul akar
sebagai hasil simbiosis dengan bakteri Rhizobium. Hal ini
menguntungkan bagi akar dan sekitarnya. Keberadaan nodul
akar dapat membantu porositas tanah dan openyediaan unsur
nitrogen dalam tanah. Dengan demikian pohon sengon dapat
membuat tanah disekitarnya menjadi lebih subur. Selanjutnya
tanah ini dapat ditanami dengan tanaman palawija sehingga
mampu meningkatkan pendapatan petani penggarapnya.
Kayu
Bagian yang memberikan manfaat yang paling besar dari pohon
sengon adalah batang kayunya. Dengan harga yang cukup
menggiurkan saat ini sengon banyak diusahakan untuk berbagai
keperluan dalam bentuk kayu olahan berupa papan papan
dengan ukuran tertentu sebagai bahan baku pembuat peti,
papan penyekat, pengecoran semen dalam kontruksi, industri
korek api, pensil, papan partikel, bahan baku industri pulp kertas
dll.

Pembibitan Tanaman Sengon


Pada umumnya tanaman sengon diperbanyak dengan bijinya. Biji
sengon yang dijadikan benih harus terjamin mutunya. Benih
yang baik adalah benih yang berasal dari induk tanaman sengon
yang memiliki sifat-sifat genetik yang baik, bentuk fisiknya tegak
lurus dan tegar, tidak menjadi inang dari hama ataupun
penyakit. Ciri-ciri penampakan benih sengon yang baik sebagai
berikut :

Kulit bersih berwarna coklat tua

Ukuran benih maksimum

Tenggelam dalam air ketika benih direndam, dan

Bentuk benih masih utuh.

Selain penampakan visual tersebut, juga perlu diperhatikan daya


tumbuh dan daya hidupnya, dengan memeriksa kondisi lembaga
dan cadangan makanannya dengan mengupas benih tersebut.
Jika lembaganya masih utuh dan cukup besar, maka daya
tumbuhnya tinggi.

Kebutuhan Benih
Jumlah benih sengon yang dibutuhkan untuk luas lahan yang
hendak ditanami dapat dihitung dengan menggunakan rumus
perhitungan sederhana berikut :

Luas kebun penanaman sengon 1 hektar (panjang= 100 m


dan lebar= 100 m)

Jarak tanam 3 x 2 meter

Satu lubang satu benih sengon

Satu kilogram benih berisi 40.000 butir

Daya tumbuh 60 %

Tingkat kematian selama di persemaian 15 %

Dengan demikian jumlah benih = 100 / 3 x 100/2 x 1 = 1.667


butir. Namun dengan memperhitungkan daya tumbuh dan
tingkat kematiannnya, maka secara matematis dibutuhkan 3.705
butir. Sedangkan operasionalnya, untuk kebun seluas satu hektar
dengan jarak tanam 3 x 2 meter dibutuhkan benih sengon kirakira 92,62 gram, atau dibulatkan menjadi 100 gram.

Perlakuan benih
Sehubungan dengan biji sengon memiliki kulit yang liat dan tebal
serta segera berkecambah apabila dalam keadaan lembab, maka
sebelum benih disemaikan , sebaiknya dilakukan treatment guna
membangun perkecambahan benih tersebut, yaitu : Benih
direndam dalam air panas mendidih (80 C) selama 15 30 menit.
Setelah itu, benih direndam kembali dalam air dingin sekitar 24
jam,

lalu

ditiriskan.

untuk

selanjutnya

benih

siap

untuk

disemaikan.

Pemilihan Lokasi Persemaian


Keberhasilan

persemaian

benih

sengon

ditentukan

oleh

ketepatan dalam pemilihan tempat. Oleh karena itu perlu


diperhatikan beberapa persyaratan memilih tempat persemaian
sebagai berikut :

Lokasi persemaian dipilih tempat yang datar atau dengan


derajat kemiringan maksimum 5%

Diupayakan memilih lokasi yang memiliki sumber air yang


mudah diperoleh sepanjang musim ( dekat dengan mata
air, dekat sungai atau dekat persawahan).

Kondisi tanahnya gembur dan subur, tidak berbatu/kerikil,


tidak mengandunh tanah liat.

Berdekatan dengan kebun penanaman dan jalan angkutan,


guna

menghindari

pengangkutan.

kerusakan

bibit

pada

waktu

Untuk memenuhi kebutuhan bibit dalam jumlah besar perlu


dibangun

persemaian

yang

didukung

dengan

sarana

dan

prasarana pendukung yang memadai, antara lain bangunan


persemaian, sarana dan prasarana pendukung, sarana produksi
tanaman dll. Selain itu ditunjang dengan ilmu pengetahuan yang
cukup diandalkan.

Langkah-Langkah Penyemaian Benih Sengon


Terlepas dari kegiatan pembangunan dan penyediaan sarana dan
prasarana pendukung maka langkah-langkah penyemaian benih
dapat dibagi benjadi tahap tahap kegiatan sebagai berikut:
a) Penaburan
Kegiatan

penaburan

memperoleh

dilakukan

prosentase

dengan

kecambah

maksud

yang

untuk

maksimal

dan

menghasilkan kecambah yang sehat. Kualitas kecambah ini akan


mendukung terhadap pertumbuhan bibit tanaman, kecambah
yang baik akan menghasilkan bibit yang baik pula dan hal ini
akan dapat membentuk tegakan yang berkualitas.
Bahan

dan

alat

yang

perlu

diperhatikan

dalam

penaburan adalah sebagai berikut :

Benih

Bedeng tabur/bedeng kecambah

Media Tabur, campuran pasir dengan tanah 1 : 1

Peralatan penyiraman

Tersedianya air yang cukupdan sebagainya.

kegiatan

Teknik pelaksanaan, bedeng tabur dibuat dari bahan kayu/bambu


dengan atap rumbia dengan ukuran bak tabur 5 x 1 m ukuran
tinggi naungan depan 75 cm belakang 50 cm.. kemudian bedeng
tabur disi dengan media tabur setebal 10 cm , usahakan agar
media tabur ini bebas dari kotoran/sampah untuk menghindari
timbulnya penyakit pada kecambah.
Penaburan benih pada media tabur dilakukan setelah benih
mendapat perlakuan guna mempercepat proses berkecambah
dan memperoleh prosen kecambah yang maksimal. Penaburaan
dilakukan pada waktu pagi hari atau sore hari untuk menghindari
terjadinya penguapan yang berlebihan.
Penaburan ini ditempatkan pada larikan yang sudah dibuat
sebelumnya, ukuran larikan tabur ini berjara 5 cm antar larikan
dengan kedalaman kira kira 2,0 cm. Usahakan benih tidak
saling tumpang tindih agar pertumbuhan kecambah tidak
bertumpuk. Setelah kecambah berumur 7 10 hari maka
kecambah siap untuk dilakukan penyapihan.

b) Penyapihan Bibit
Langkah-langkah kegiatan penyapihan bibit antara lain adalah :

Siapkan kantong plastik ukuran 10 x 20 cm, dan dilubangi


kecil-kecil sekitar 2 4 lubang pada bagian sisi-sisinya.

Masukkan media tanam yang berupa campuran tanah


subur, pasir dan pupuk kandang (1:1:1). Jika tanah cukup
gembur, jumlah pasir dikurangi.

Setelah

media

tanam

tercampur

merata,

kemudian

dimasukkan ke dalam kantong plasitk setinggi bagian,

barulah kecambah sengon ditanam, setiap kantong diberi


satu batang kecambah.

Kantong plastik yang telah berisi anakan, diletakkan


dibawah para-para yang diberi atap jerami atau daun
kelapa, agar tidak langsung tersengat terik matahari.

Pada masa pertumbuhan anakan semai sampai pada saat


kondisi bibit layak untuk ditanam di lapangan perlu
dilakukan pemeliharaan secara intensif.

c) Pemeliharaan
Pemeliharaan yang dilakukan terhadap bibit dipersemaian adalah
sebagai berikut :
Penyiraman
Penyiraman yang optimum akan memberikan pertumbuhan yang
optimum pada semai / bibit. Penyiraman dilakukan pada pagi dan
sore hari maupun siang hari dengan menggunakan nozle.
Selanjutnya pada kondisi tertentu, penyiraman dapat dilakukan
lebih banyak dari keadaan normal, yaitu pada saat bibit baru
dipindah dari naungan ke areal terbuka dan hari yang panas.
Pemupukan
Pemupukan

dilakukan

dengan

menggunakan

larutan

gir.

Adapun pembuatan larutan gir adalah sebagai berikut :

Siapkan drum bekas dan separuh volumenya diisi pupuk


kandang.

Tambahkan air sampai volumenya bagian.

Tambahkan 15 kg TSP, lalu diaduk rata.

Tambahkan 500 gr pupuk

Biarkan selama seminggu dan setelah itu digunakan untuk


pemupukan.

Dosis pemupukan sebanyak 2 sendok makan per 2 minggu,


pada umur 6 bulan, ketika tingginya 70 125 cm, bibit siap
dipindahkan ke kebun.

Penyulaman
Penyulaman dilakukan apabila bibit ada yang mati dan perlu
dilakukan dengan segera agar bibit sulaman tidak tertinggal jauh
dengan bibit lainnya.

Penyiangan
Penyiangan terhadap gulma, dilakukan dengan mencabut satu
per satu dan bila perlu dibantu dengan alat pencungkil, namun
dilakukan hati hati agar jangan sampai akar bibit terganggu.

Pengendalian Hama dan Penyakit


Beberapa hama yang biasa menyerang bibit adalah semut, tikus
rayap, dan cacing, sedangkan yang tergolong penyakit ialah
kerusakan bibit yang disebabkan oleh cendawan.
Untuk mengatasi serangan cendawan atau jamur pada tanaman
bibit sengon bisa diantisipasi pada saat awal pembenihan.
Caranya dengan menggunakan GLIO. GLIO merupakan produk
pengendali
Nusantara.

hama

&

penyakit

tanaman

dari

PT.

Natural

Natural GLIO mampu menghancurkan inokulum sumber


infeksi

penyakit

tanaman,

mencegah

sumber

infeksi

penyakit menyebar kembali dengan kolonisasi tanah oleh

Natural GLIO, mampu melindungi perkecambahan biji dan


akar-akar tanaman dari sumber infeksi penyakit, aman
terhadap lingkungan, manusia dan hewan, selaras dengan
keseimbangan alam, mudah dan murah.

Natural GLIO bersifat Hiperparasit terhadap pathogen penyakit


tanaman, sehingga terjadi persaingan tempat hidup dan nutrisi.
Natural GLIO mengeluarkan zat antibiotik yaitu Gliovirin dan
Viridin yang akan mematikan pathogen penyebab penyakit
tanaman

dan

Natural

GLIO

ini

akan

berkembang

terus

mengkolonisasi melindungi tanaman dari gangguan pathogen.


Petunjuk Aplikasi :
1. 1 bungkus GLIO dicampur pupuk kandang/kompos 25-50 kg,
diamkan kurang lebih 1 minggu dalam kondisi lembab, baru
kemudian digunakan sebagai pupuk dasar.
2. Untuk tanaman yang sudah terinfeksi penyakit, jika terjadi
gejala serangan pathogen, maka 1 bungkus GLIO dicampur
pupuk kandang matang atau kompos 2-3 kg lalu diamkan
kurang lebih 1 minggu baru digunakan. Dosis 2-3 sendok
makan pada tanaman terserang.

Seleksi bibit
Kegiatan seleksi bibit merupakan kegiatan yang dilakukan
sebelum

bibit

dimutasikan

kelapangan,

maksudnya

yaitu

mengelompokan bibit yang baik dari bibit yang kurang baik


pertumbuhannya. Bibit yang baik merupakan prioritas pertama

yang bisa dimutasikan kelapangan untuk ditanam sedangkan


bibit yang kurang baik pertumbuhannya dilakukan pemeliharaan
yang lebih intensip guna memacu pertumbuhan bibit sehingga
diharapkan pada saat waktu tanam tiba kondisi bibit mempunyai
kualitas yang merata.

Penyiapan Lahan Budidaya Sengon


Penyiapan lahan pada prinsipnya membebaskan lahan dari
tumbuhan pengganggu atau komponen lain dengan maksud
untuk memberikan ruang tumbuh kepada tanaman yang akan
dibudidayakan. Cara pelaksanaan penyipan lahan digolongkan
menjadi 3 cara, yaitu cara mekanik, semi mekanik dan manual.
Jenis kegiatannya terbagi menjadi dua tahap:
1. Pembersihan lahan, yaitu berupa kegiatan penebasan
terhadap semak belukar dan padang rumput. Selanjutnya
ditumpuk pada tempat tertentu agar tidak mengganggu
ruang tumbuh tanaman.
2. Pengolahan

tanah,

dimaksudkan

untuk

memperbaiki

struktur tanah dengan cara mencanggkul atau membajak


(sesuai dengan kebutuhan).

Penanaman Sengon
Jenis kegiatan yang dilakukan berupa :

Pembuatan dan pemasangan ajir tanam : Ajir dapat dibuat


dari bahan bambu atau kayu dengan ukuran, panjang 0,5
1 m, lebar 1 1,5 cm. Pemasangangan ajir dimaksudkan
untuk memberikan tanda dimana bibit harus ditanam,

dengan demikian pemasangan ajir tersebut harus sesuai


dengan jarak tanam yang digunakan.

Pembuatan lobang tanam. Lobang tanam dibuat dengan


ukuran 30 x 30 x 30 cm tepat pada ajir yang sudah
terpasang.

Pengangkutan bibit, ada dua macam pengangkutan bibit


yaitu pengangkutan bibit dari lokasi persemaian ketempat
penampungan
penanaman),

bibit
dan

sementara
pengangkutan

di

lapangan
bibit

dari

(lokasi
tempat

penampungan sementara ke tempat penanaman.

Penanaman bibit, pelaksanaan kegiatan penanaman harus


dilakukan secara hati hati agar bibit tidak rusak dan
penempatan

bibit

pada

lobang

tanam

harus

tepat

ditengah-tengah serta akar bibit tidak terlipat, hal ini akan


berpengaruh terhadap pertumbuhan bibit selanjutnya.

Pemeliharaan Tanaman Sengon


Kegiatan pemeliharaan yang dilakukan berupa kegiatan :

Penyulaman, yaitu penggantian tanaman yang mati atau


sakit dengan tanaman yang baik, penyulaman pertama
dilakukan sekitar 2-4 minggu setelah tanam, penyulaman
kedua dilakukan pada waktu pemeliharaan tahun pertama
(sebelum tanaman berumur 1 tahun). Agar pertumbuhan
bibit sulaman tidak tertinggal dengan tanaman lain, maka
dipilih bibit yang baik disertai pemeliharaan yang intensif.

Penyiangan.
dilakukan

Pada

untuk

dasarnya

membebaskan

tanaman penggagu dengancara

kegiatan

penyiangan

tanaman

pokok

dari

membersihkan gulma

yang tumbuh liar di sekeliling tanaman, agar kemampuan


kerja akar dalam menyerap unsur hara dapat berjalan

secara optimal. Disamping itu tindakan penyiangan juga


dimaksudkan

untuk

mencegah

datangnya

hama

dan

penyakit yang biasanya menjadikan rumput atau gulma


lain sebagai tempat persembunyiannya, sekaligus untuk
memutus daur hidupnya. Penyiangan dilakukan pada
tahun-tahun

permulaan

sejak

penanaman

agar

pertumbuhan tanaman sengon tidak kerdil atau terhambat,


selanjutnya pada awal maupun akhir musim penghujan,
karena pada waktu itu banyak gulma yang tumbuh.

Pendangiran. Pendangiran yaitu usaha mengemburkan


tanah

disekitar

memperbaiki

tanaman

struktur

dengan

tanah

maksud

yang

berguna

untuk
bagi

pertumbuhan tanman.

Pemangkasan. Melakukan pemotongan cabang pohon


yang tidak berguna (tergantung dari tujuan penanaman).

Penjarangan. Penjarangan dillakukan untuk memberikan


ruang tumbuh yang lebih leluasa bagi tanaman sengon
yang tinggal. Kegiatan ini dilakukan pada saat tanaman
berumur 2 dan 4 tahun, Penjarangan pertama dilakukan
sebesar 25 %, maka banyaknya pohon yang ditebang 332
pohon

per

hektar,

sehingga

tanaman

yang

tersisa

sebanyak 1000 batang setiap hektarnya dan penjarangan


kedua sebesar 40 % dari pohon yang ada ( 400 pohon/ha )
dan sisanya 600 pohon dalam setiap hektarnya merupakan
tegakan sisa yang akan ditebang pada akhir daur. Cara
penjarangan dilakukan dengan menebang pohon-pohon
sengon menurut sistem untu walang (gigi belakang)
yaitu : dengan menebang selang satu pohon pada tiap
barisan dan lajur penanaman.
Sesuai dengan daur tebang tanaman sengon yang direncanakan
yaitu selama 5 tahun maka pemeliharaan pun dilakukan selama

lima tahun. Jenis kegiatan pemeliharaan yang dilaksanakan


disesuaikan

dengan

kondisi

dan

kebutuhan

tanaman.

Pemeliharaan tahun I sampai dengan tahun ke III kegiatan


pemeliharaan

yang

dilaksanakan

penyulaman,

penyiangan,

dapat

pendangiran,

berupa

kegiatan

pemupukan

dan

pemangkasan cabang. Pemeliharaan lanjutan berupa kegiatan


penjarangan dengan maksud untuk memberikan ruang tumbuh
kepada tanaman yang akan dipertahankan, presentasi dan
prekuensi penjarangan disesuaikan dengan aturan standar teknis
kehutanan yang ada.

BAB VI
BIAYA INVESTASI
JABON
Pembangunan kebun tanaman jabon akan dilakukan secara bertahap dengan
perincian sebagai berikut :
Tahun I

: Sekitar 500 Ha

Tahun II

: Sekitar 500 Ha

Pengembangan kebon tanaman jabon dan prasrana serta prasarana yang


diperlukan antara lain jalan utama, jalan penghubung, bangunan, peralatan,
transportasi dilakukan secara simultan dan sesuai dengan kemampuan dari
perusahaan dengan perencanaan serta tahapan sehingga hasilnya dapat berjalan
sesuai jadwal yang telah ditentukan.
BIAYA INVESTASI
Untuk pengembangan budi daya jabon dengan lahan seluas 500 Ha membutuhkan
biaya investasi sebesar Rp 16.765.700.000,- (Enam Belas Milyar Tujuh Ratus
Enam Puluh Lima Juta Tujuh Ratus Ribu Rupiah). Disamping itu untuk
kelancaran proses produksi antara lain sarana dan prasarana dibutuhkan modal
sekitar Rp. 3 Milyar, sehingga total biaya

investasi yang diperlukan adalah

sebesar Rp.19.765.700.000,- (Sembilan Bela Milyar Tujuh Ratus Enam Puluh


Lima Juta Tujuh Ratus Ribu Rupiah).
Perincian biaya investasi sebagai berikut :
-

Lahan dan tanaman :


500 Ha x Rp. 33.531.500 / Ha

Rp. 16.765.700.000,-

Alat-alat transportasi (truk dan alat-alat berat)

Rp.

1.000.000.000,-

Bengkel dan gudang

Rp.

2.000.000.000,-

Jumlah Biaya Investasi

Rp. 19.765.700.000,-

Lampiran : Analisa Biaya

SENGON
Pembangunan kebun tanaman sengon akan dilakukan secara bertahap dengan
perincian sebagai berikut :
Tahun I

: Sekitar 500 Ha

Tahun II

: Sekitar 500 Ha

Pengembangan kebon tanaman sengon dan prasrana serta prasarana yang


diperlukan antara lain jalan utama, jalan penghubung, bangunan, peralatan,
transportasi dilakukan secara simultan dan sesuai dengan kemampuan dari
perusahaan dengan perencanaan serta tahapan sehingga hasilnya dapat berjalan
sesuai jadwal yang telah ditentukan.
BIAYA INVESTASI
Untuk pengembangan budi daya sengon dengan lahan seluas 500 Ha
membutuhkan biaya investasi sebesar Rp 21.290.500.000,- (Dua Puluh Satu
Milyar Dua Ratus Sembilan Puluh Juta Lima Ratus Ribu Rupiah). Disamping itu
untuk kelancaran proses produksi antara lain sarana dan prasarana dibutuhkan
modal sekitar Rp. 3 Milyar, sehingga total biaya investasi yang diperlukan adalah
sebesar Rp.24.290.5000.000,- (Dua Puluh Empat Milyar Dua Ratus Sembilan
Puluh Juta Lima Ratus Ribu Rupiah).
Perincian biaya investasi sebagai berikut :
-

Lahan dan tanaman :


500 Ha x Rp. 42.581.000 / Ha

Rp. 21.290.500.000,-

Alat-alat transportasi (truk dan alat-alat berat)

Rp.

1.000.000.000,-

Bengkel dan gudang

Rp.

2.000.000.000,-

Jumlah Biaya Investasi

Rp. 24.290.500.000,-

Lampiran : Analisa Biaya

Anda mungkin juga menyukai