Anda di halaman 1dari 34

LAPORAN

KULIAH LAPANGAN (FIELDTRIP)


MANAJEMEN LAHAN PERKEBUNAN BERKELANJUTAN

PT. TAMIANG SARI DI DESA BANGUN PURBA


KEC. BANDAR MERIAH, KABUPATEN DELI SERDANG
PROVINSI SUMATERA UTARA

OLEH :

WULAN DARI YUNAIDI


NIRM : 01.02.19.098

PROGRAM STUDI PENYULUHAN


PERKEBUNAN PRESISI
JURUSAN PERKEBUNAN
POLITEKNIK
PEMBANGUNAN PERTANIAN MEDAN
KEMENTERIAN PERTANIAN
2021

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan
karunia-Nya, yang telah memberi memberikan waktu dan kesempatan kepada
penulis sehingga dapat menyelesaikan laporan Kuliah Lapangan (fieldtrip) dengan
tepat dan menyelesaikannya dengan baik.
Penulis juga turut mengungkapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang
membantu penulis dalam menyelesaikan laporan ini. Terkhusus kepada :
1. Ibu Ir. Yuliana Kansrini M. Si. selaku Direktur Politeknik Pembangunan
Pertanian Medan
2. Bapak Dr. Iman Arman, SP, MM, selaku Ketua Jurusan Perkebunan.
3. Bapak Ir.Nasib Shobirin, MP selaku Dosen Pengampu
4. Bapak Khairil Azwar selaku Manager PT. Tamiang Sari;
5. Bapak Hadi Wijoyo, SP, MP selaku Asissten Dosen.
6. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini masih jauh dari
kata sempurna dan harus diperbaiki. Oleh karena itu, itu penulis mengharapkan
kritik dan saran yang membangun sehingga laporan ini dapat lebih baik dan
berguna kedepannya.
Demikian penyusunan laporan Kuliah Lapangan (fieltrip) ini dibuat, kiranya
dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya.

Medan, Desember 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

i
I. PENDAHULUAN

II. TINJAUAN PUSTAKA

III. METODE PELAKSANAAN


3.2 6
3.3

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN


4.2 Pembibitan Kelapa Sawit Satu Tahap (Main Nursery)
4.3 Perawatan Tanaman belum Menghasilkan (TBM)
4.4 Perawatan Tanaman Menghasilkan (TM)
4.5 Pemanenan
4.6 Budaya Planters

IV. PENUTUP
4.2 Saran

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Peta Desa Bangun Purba, ....................................................................10


Gambar 2a. Sarana Tempat Ibadah (Masjid) ........................................................13
Gambar 2b. Kantor Pengurus ................................................................................13
Gambar 3. Lokasi Pembibitan .............................................................................13
Gambar 4. Bibit yang Terserang Hama ...............................................................16
Gambar 5. Gulma Melastoma malabathricum.....................................................20
Gambar 6. Gulma Clidemia hirta.........................................................................20

ii
Gambar 7. Gulma Gleichenia linearis ................................................................21
Gambar 8. Gulma ilalang atau alang-alang.........................................................22

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Politeknik Pembangunan Pertanian Medan sebagai penyelenggara
pendidikan tinggi vokasi bidang pertanian dalam berbagai rumpun ilmu terapan
untuk mendukung pembangunan pertanian. Penyelenggaraan pendidikan di
Polbangtan Medan bertujuan mengahsilkan Job Creator dan Job Seeker yang
akan bermitra dengan dunia usaha/dunia industri/dunia kerja.
Sistem pendidikan yang diberikan berbasis pada peningkatan keterampilan
sumber daya manusia dengan menggunakan ilmu pengetahuan dan keterampilan
dasar yang kuat, sehingga lulusannya mampu mengembangkan diri untuk
menghadapi perubahan lingkungan. Disamping itu lulusan Polbangtan diharapkan
dapat berkompetisi di dunia industri dan mampu berwirausaha secara mandiri.
Field Trip adalah sebuah perjalanan lapangan, yang dikenal sebagai
praktek lapangan. Pengertian lainnya field trip adalah perjalanan oleh
sekelompok orang ke tempat yang jauh dari lingkungan yang normal
mereka. Tujuan perjalanan biasanya pengamatan untuk penelitian
pendidikan, non-eksperimental atau untuk menyediakan mahasiswa
dengan pengalaman luar kegiatan sehari-hari.
Kuliah lapangan merupakan pengalaman belajar penting bagi
mahasiswa, khususnya mahasiswa calon guru biologi. Kuliah lapangan
terpadu yang dilakukan akan memberi peluang kepada mahasiswa untuk
mengeksplorasi objek kajian secara utuh dan otentik. Patrick (2010)
mengemukakan bahwa: “Field trip is an outdoor or field work or learning
exercise undertaken by teachers and students in certain aspects of subjects
particularly, biology so as to give the students the opportunity to acquire
knowledge’.
PT. Tamiang Sari adalah perusahaan yang bergerak di bidang usaha
perkebunan kelapa sawit dan karet. Terletak di Desa Bandar Maria
Kecamatan Bangun Purba Kabupaten Deli Serdang, Lubuk Pakam.
Awalnya areal perkebunan seluas 790 (tujuh ratus Sembilan puluh) hektar
di kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatera Utara telah dikuasai sejak

1
tahun 1904 (zaman Belanda) yaitu Sandiland Buttery & Co perusahaan
milik asing.
Kegiatan Kuliah Lapangan (fieldtrip) ini dilakukan untuk
meningkatkan kemampuan mahasiswa baik secara kognitif dan
psikomotorik sehingga dapat menyelaraskan pembelajaran antara di
kampus dengan praktek langsung di lapangan. Untuk itu Polbangtan
Medan sebagai instansi terkait menurunkan mahasiswanya untuk
menjalankan kegiatan Kuliah Lapangan khususnyamata kuliah Manajemen
Lahan Perkebunan Berkelanjutan yang langsung ke PT. Tamiang Sari,
Desa Bandar Meriah, Kecamatan Bangun Purba, Kabupaten Deli Serdang,
Provinsi Sumatera Utara.

1.2. Tujuan
Adapun tujuan dari pelaksanaan Kuliah Lapangan (fieldtrip) ini adalah :
1. Untuk memenuhi salah satu syarat mata kuliah Manajemen Lahan
Perkebunan Berkelanjutan;
2. Untuk meningkatkan pemahaman, keterampilan, teknis budidaya tanaman
kelapa sawit di PT. Tamiang Sari, Desa Bandar Meriah, Kecamatan
Bangun Purba, Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatera Utara;
3. Mahasiswa dapat memahami konsep teori dan teknis praktek di lapangan
yang baik dan benar, khususnya teknis budidaya tanaman kelapa sawit di
PT. Tamiang Sari, Desa Bandar Meriah, Kecamatan Bangun Purba,
Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatera Utara.

1.3 Manfaat
Adapun manfaat dilakukannya praktik kerja lapangan ini adalah :
1. Sebagai sumber informasi tentang teknis budidaya tanaman kelapa sawit di
PT. Tamiang Sari, Desa Bandar Meriah, Kecamatan Bangun Purba,
Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatera Utara;
2. Melatih mahasiswa terampil dan memperoleh kesempatan untuk
memanfaatkan kajian ilmu baik di kampus maupun pada saat praktik di
lapangan;

2
3. Mahasiswa terlatih untuk berpikir rasional dan kritis terhadap
permasalahan di lapangan dan menemukan solusi yang sesuai untuk
menyelesaikannya;

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sejarah dan Botani Kelapa Sawit


Kelapa Sawit (Elaeis guineensis) merupakan tanaman penghasil utama
minyak nabati yang berasal dari Afrika Barat. Tanaman ini pertama kali
diperkenalkan di Indonesia oleh pemerintah Hindia Belanda tahun 1848. Saat itu
ada empat batang bibit kelapa sawit yang di tanam di Kebun Raya Bogor
(Botanical Garden), dua lainnya dari Hortus Botanicus, Amsterdam (Belanda).
Kelapa sawit (Elaeis) termasuk golongan tumbuhan palma. Kelapa sawit menjadi
populer setelah Revolusi Industri pada akhir abad ke-19 yang menyebabkan
permintaan minyak nabati untuk bahan pangan dan industri sabun menjadi tinggi
(Dinas Perkebunan Indonesia, 2007:1).
Kelapa sawit di Indonesia baru diusahakan sebagai tanaman komersial pada
tahun 1912 dan ekspor minyak sawit pertama dilakukan pada tahun 1919.
Perkebunan kelapa sawit pertama dibangun di Tanahitam, Hulu Sumatera Utara
oleh Schadt seorang Jerman pada tahun 1911 (Komisi Pengawas Pesaingan Usaha
Republik Indonesia) (Andri Leonardo, dkk. 2015).
Kelapa sawit terdiri dari dua spesies yaitu Elaeis guineensis dan Elaeis
oleifera yang digunakan untuk pertanian komersil dalam pengeluaran minyak
kelapa sawit. Pohon kelapa sawit Elaeis guineensis berasal dari Afrika Barat
diantara Angola dan Gambia sedangkan pohon kelapa sawit Elaeis oleifera
berasal dari Amerika Tengah dan Amerika Selatan (Sihombing, Edison Parulian.
2016).

Klasifikasi tanaman kelapa sawit menurut Pahan (2012), sebagai


berikut:
Divisi : Embryophyta siphonagama
Kelas : Angiospermae

3
Ordo : Monocotyledonae
Famili : Arecaceae (dahulu disebut Palmae)
Sub-famili : Cocoideae
Genus : Elaeis
Spesies : Elaeis guineensis Jacq

Tanaman kelapa sawit mempunyai akar serabut, tidak berbuku,


ujungnya meruncing, dan berwarna putih atau kekuningan. Akarnya dapat
menopang tanaman hingga usia 25 tahun. Sementara itu, batangnya tidak
berkambium dan umumnya tidak bercabang. Batang tanaman yang masih
muda tidak terlihat karena tertutup oleh pelepah daun. Pertambahan tinggi
batang terlihat jelas setelah tanaman berumur 4 tahun. Daun kelapa sawit
membentuk susunan majemuk, bersirip genap, dan bertulang sejajar.
Daun-daun ini membentuk satu pelepah yang panjangnya mencapai lebih
dari 7,5-9 m (Suwarto dan Yuke, 2012).
Kelapa sawit merupakan tanaman berumah satu (monoecious).
Artinya, bunga jantan dan bunga betani terdapat dalam satu tanaman dan
masing-masing terangkai dalam satu tandan. Rangkaian bunga jantan
terpisah dengan bunga betina. Bentuk bunga jantan lonjong memanjang
dengan ujung kelopak agak meruncing dan garis tengah bunga lebih kecil.
Sementara itu, bentuk bunga betina agak bulat dengan ujung kelopak agak
rata dan garis tengah lebih besar (Suwarto dan Yuke, 2012).
Buah pada tanaman kelapa sawit disebut fructus. Warna buah
tergantung verietas dan umurnya. Secara anatomi, buah kelapa sawit
terdiri dari dua bagian. Bagian yang pertama adalah perikarpium yang
terdiri dari epikarpium dan mesokarpium. Bagian kedua adalah biji yang
terdiri dari endokarpium, endosperm, dan lembaga atau embrio (Suwarto
dan Yuke, 2012).

2.2 Varietas Kelapa Sawit


Berdasarkan tingkat ketebalan daging buah, tempurung biji dan rendemen
kandungan minyak, varietas kelapa sawit dibedakan menjadi 3 dengan ciri
masing-masing sebagai berikut:

4
1. Varietas Kelapa Sawit Dura
Dura merupakan jenis kelapa sawit yang memiliki cangkang dengan
tebal 2-8 mm, daging buah tipis, daging kernel besar dengan kandungan
rendemen minyak rendah yakni sekitar 16-18 %. Dalam persilangan
varietas dura dijadikan sebagai pohon induk betina.

2. Varietas Kelapa Sawit Pesifera


Pesifera adalah varietas kelapa sawit yang memiliki cangkan tipis
daging buah tebal, daging biji tipis dan intinya hanya dilapisi serabut.
Rendemen kandungan minyaknya rendah. Dalam persilangan varietas
pesifera dijadikan sebagai pohon induk jantan.

3. Varietas Kelapa Sawit Tenera


Varietas kelapa sawit tenera adalah hasil persilangan antara varietas
Dura dan Pisifera. Ciri-cirinya antara lain; memiliki cangkang/tempurung
tipis, daging buah sangat tebal, tandan buah lebih banyak dengan ukuran
kecil dan rendemen kandungan minyaknya tinggi, yaitu antara 22-24%.

2.3 Syarat Tumbuh Kelapa Sawit


1. Iklim
Iklim dengan lama penyinaran matahari rata‐rata 5‐7 jam/hari. Curah
hujan tahunan 1.500‐4.000 mm. Temperatur optimal 24‐280C. Kecepatan
angin 5‐6 km/jam untuk membantu proses penyerbukan.

2. Ketinggian tempat
Ketinggian tempat yang ideal antara 1‐500 mdpl, dengan kemiringan lereng
sebesar 0 – 3 % (Tim Bina Karya Tani, 2009).

3. Jenis tanah
Tanah Latosol, Ultisol dan Aluvial, tanah gambut saprik, dataran pantai dan
muara sungai dapat dijadikan perkebunan kelapa sawit. Media Tanam kelapa

5
sawit adalah tanah yang mengandung banyak lempung, beraerasi baik dan subur.
Berdrainase baik, permukaan air tanah cukup dalam, solum cukup dalam (80
cm).

4. pH tanah
pH tanah 4‐6, dan tanah tidak berbatu.

BAB III
METODE PELAKSANAAN

3.1 Waktu dan Tempat


Kuliah Lapangan (fieldtrip) dilaksanakan di PT. Tamiang Sari, Desa
Bandar Meriah, Kecamatan Bangun Purba, Kabupaten Deli Serdang,
Provinsi Sumatera Utara. Kuliah Lapangan (fieldtrip) dilaksanakan pada
tanggal 01 Desember 2021.

3.2 Materi Kegiatan


Kegiatan yang dilakukan saat Kuliah Lapangan (fieldtrip) di PT.
Tamiang Sari, Desa Bandar Meriah, Kecamatan Bangun Purba, Kabupaten
Deli Serdang, Provinsi Sumatera Utara. antara lain:

3.2.1 Pembibitan
Pembibitan PT. Tamiang Sari, Desa Bandar Meriah, Kecamatan Bangun
Purba, Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatera Utara dilakukan dengan
dengan sstem satu tahap (main nursery), tujuannya adalah untuk efisiensi biaya
serta waktu. Kegiatan yang dilakukan pada pembibitan main nursery meliputi
pemupukan, penyiraman, pengendalian hama dan penyakit, pengendalian gulma,
dan seleksi bibit serta pengangkutan bibit ke lapangan.

6
Kegiatan pemeliharaan yang baik seperti pemupukan dilakukan harus sesuai
SOP perusahaan, penyiraman dilakukan dua kali dalam sehari selama ± 6 jam
sampai bibit kapasitas lapang.

3.2.2 Perawatan Tanaman Belum Menghasilkan (TBM)


Perawatan TBM kelapa sawit yang dilakukan di PT. Tamiang Sari, Desa
Bandar Meriah, Kecamatn Bangun Purba, Kabupaten Deli Serdang, Provinsi
Sumatera Utara, antara lain: penanaman dan penyisipan Mucuna bractetata,
sensus bunga jantan (antesis), polenasi, pemanenan dan pelepasan serangga
penyerbuk Elaedobius, pemupukan, sanitasi dan kastrasi, serta pengendalian hama
dan penyakit.

3.2.3 Perawatan Tanaman Menghasilkan (TM) dan Panen


Perawatan TM kelapa sawit yang dilakukan di PT. Tamiang Sari, Desa
Bandar Meriah, Kecamatan Bangun Purba, Kabupaten Deli Serdang, Provinsi
Sumatera Utara, antara lain: pemupukan, pengendalian hama dan penyakit,
pemanenan, penunasan, sensus ulat, sensus persen panen, sensus buah matang,
perawatan ancak.

3.3 Prosedur Pelaksanaan


Kegiatan Kuliah Lapangan (fieldtrip) di PT. Tamiang Sari, Desa Bandar
Meriah, Kecamatan Bangun Purba, Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatera
Utara ini dilakukan dengan rincian metode kegiatan yang berupa rangkaian
kegiatan sebagai berikut:

3.3.1 Observasi
Dalam teknik ini dilakukan dengan pengamatan data secara langsung
terhadap objek kegiatan di dalam manajemen dan produksi lapangan, serta survey
lokasi fasilitas produksi ultilitas.

3.3.2 Wawancara

7
Teknik ini dilakukan dengan cara tanya jawab langsung dan bertukar pikiran
seputar objek dengan karyawan maupun pekerja bersangkutan dan pembimbing
eksternal selama proses praktek lapangan untuk memperoleh informasi tentang
objek yang dipelajari sesuai dengan materi saat itu sehingga dapat menambah
wawasan dan pengetahuan.

3.3.3 Dokumentasi
Teknik ini biasanya dilakukan dengan pengumpulan dokumen, laporan, buku,
serta sumber informasi lain yang berhubungan dengan objek pembahasan dan
proses saat dilakukannya praktek lapangan dalam bentuk foto, agar data yang
diperoleh lebih kuat.

3.3.4 Studi Pustaka


Studi pustaka merupakan metode mencari refensi untuk memperkuat opini
maupun pendapat yang tertulis. Selain itu, untuk mendukung pendapat namun
juga untuk menjadi pembanding antara keadaan dilapangan dengan literatur.

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Perusahaan


4.1.1 Profil Perusahaan PT. Tamiang Sari
PT. Tamiang Sari adalah perusahaan yang bergerak di bidang usaha
perkebunan kelapa sawit dan karet. Terletak di Desa Bandar Maria Kecamatan
Bangun Purba Kabupaten Deli Serdang, Lubuk Pakam. Awalnya areal
perkebunan seluas 790 (tujuh ratus Sembilan puluh) hektar di kabupaten Deli
Serdang, Provinsi Sumatera Utara telah dikuasai sejak tahun 1904 (zaman
Belanda) yaitu Sandiland Buttery & Co perusahaan milik asing. Karena terjadi
konflik diplomatik antara pemerintah Inggris dengan Indonesia pada Konfrontasi
dengan Malaysia pemerintah Indonesia mengambil alih kepemilikan perusahaan
tersebut.
Pada tahun 1970-an perusahaan menjadi PT. Tamiang Sari dan dikelola oleh
beberapa orang pemegang saham. Akhirnya semua saham dibeli oleh keluarga
pengusaha lokal dan dikelola oleh mereka sampai saat ini dan awalnya ditanami

8
tanaman karet. karena prospek karet yang mulai menurun maka PT.Tamiang Sari
ini mengganti sebagian tanaman karet menjadi tanaman kelapa sawit, ternyata
tanaman kelapa sawit prospeknya lebih menjanjikan dan hasilnya lebih
menguntungkan daripada tanaman karet. Kemudian tanaman karet yang sudah
tidak produktif lagi diganti dengan tanaman kelapa sawit sampai sekarang.
Areal tersebut diberikan HGU kepada PT. Tamiang Sari dengan keputusan
Menteri Pertanian dan Agraria Nomor SK.II/37/Ka tanggal 21 Agustus 1962
untuk jangka waktu 25 (dua puluh lima) tahun dan Menteri Dalam Negeri dengan
Keputusan Nomor 8/HGU/DA/88 tanggal 30 Januari 1988 memberikan
perpanjangan HGU atas nama PT. Tamiang Sari untuk jangka waktu 25 (dua
puluh lima) tahun dan berakhir pada tanggal 30 Desember 2012.

Kebun Bandar Maria merupakan unit dari PT.Tamiang Sari yang terletak di
Kecamatan Bangun Purba Kabupaten Deli Serdang. Selain areal perkebunan, ada
juga areal yang dipergunakan untuk bangunan sarana dan prasarana kebun seperti
bangunan perumahan untuk tempat tinggal karyawan perkebunan, sarana sosial
seperti polikbun dan rumah ibadah seperti Mesjid. Tujuannya dibangun sarana
dan prasana tersebut agar karyawan dan penduduk setempat yang tinggal disekitar
perkebunan dapat menikmati fasilitas tersebut.

4.1.2 Bentuk Kerja Sama PT.Tamiang Sari


Adapun bentuk kerja sama yang akan dijalin antara PT.Tamiang Sari dengan
PT.Duta Marga Lestarindo yang sekaligus bergerak dibidang usaha kontraktor
pembangunan PKS dan Maintenance PKS adalah diharapkan sebagai kemitraan
yang sejajar yaitu dengan secara bersama-sama sebagai pemilik Pabrik
Pengolahan Kelapa Sawit yang akan dibangun yaitu PT.Tales Inti Sawit.
Dengan adanya kerjasama tersebut diharapkan membawa keuntungan bagi
kedua pihak, yaitu antara lain :

9
1. PT. Tamiang Sari dapat menjual buah kelapa sawit yang dihasilkan oleh
kebun sendiri dengan harga maksimal. Karena selama penjualan buah kelapa
sawit TBS ( Tandan Buah Segar ) tidak dijual langsung ke pabrik melainkan
dijual kepada pihak ke –III (Rekanan), dimana rekanan adalah pemegang
Surat Pengantar (SP) dari pabrik yang bersangkutan. Tentunya pihak ke III
( Rekanan) akan mengambil keuntungan dari pabrik yang menerima buah
sawit TBS dari PT. Tamiang Sari. Selain itu karena lokasi kebun dengan
pabrik Pengolahan Kelapa Sawit (PKS) jauh sehingga biaya transport sangat
diperhitungkan oleh pihak ke –III (Rekanan ) dan dibebankan kepada PT.
Tamiang Sari.
2. Dengan adanya PKS maka PT. Tamiang Sari dapat memegang Surat
Pengantar (SP) buah kelapa sawit TBS dari perkebunan kelapa sawit lain,
khususnya buah dari kebun rakyat terutama yang berada dikecamatan Bangun
Purba yang lokasinya berdekatan dengan PT. Tamiang Sari.
3. Penambahan pendapatan yang jauh lebih besar bagi Perusahaan karena dapat
menjual CPO ( bahan setengah jadi ) apabila dibandingkan dengan hanya
menjual TBS (bahan baku) saja.
4. Penambahan pendapatan tahunan berupa deviden atas saham yang dimiliki
oleh perusahaan terhadap Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit.
5. Dengan adanya Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit diharapkan perusahaan
dapat meningkatkan hasil produksi khususnya TBS sendiri dengan lebih
optimal mengingat potensi buah yang dimiliki perusahaan sangatlah banyak
dan hal ini tentunya akan lebih meningkatkan keuntungan yang lebih banyak
lagi pada perusahaan, dan itu semua tentunya berperan penting untuk PT.
Tales Inti Sawit sehingga pabrik akan terus mengolah buah dan hasilnya
produksi terus meningkat.

4.1.3 Letak Geografis PT. Tamiang Sari


PT. Tamiang Sari adalah perusahaan yang bergerak di bidang usaha
perkebunan kelapa sawit dan karet. Terletak di Desa Bandar Maria, Kecamatan
Bangun Purba, Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatera Utara. PT. Tamiang
Sari terletak ± 25 km dari kota Medan yang dapat ditempuh dalam waktu ± 3 jam

10
melalui darat. Secara geografis PT. Tamiang Sari terletak di 3 o 30’- 3o 30 42’
Lintang Utara 98o 74’-98o 85’ Bujur Timur.

Gambar 1. Peta Desa Bangun Purba, Kecamatan Bandar Meriah, Kabupaten Deli Serdang,
Provinsi Sumatera Utara

Adapun batas administrasi PT. Socfin Indonesia kebun Aek Loba adalah
sebagai berikut :

1. Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Galang


2. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Galang
3. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Kotarih. Kabupaten Serdang
Bedagai
4. Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan STM Hilir

4.1.4 Keadaan Iklim dan Tanah PT. Tamiang Sari


Curah hujan rata-rata di daerah PT. Tamiang Sari, Desa Bandar Meriah,
Kecamatan Bangun Purba, Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatera Utara
pada tahun 2015 sampai 2020 adalah 2.741 mm per tahun. Suhu udara berkisar
antara 22o-30o C. Kelembapan udara 85%. Lama penyinaran matahari 55%.
Kecepatan angin 1.15 (m/sec). Penguapan 3,8 (mm/hari).

11
Menurut Schmidth dan Ferguson, keadaan iklim di PT. Tamiang Sari
termasuk ke dalam iklim tipe B (Basah) dengan bulan basah antara bulan
September sampai dengan Desember. Bulan kering berlangsung selama delapan
bulan antara Januari sampai dengan Agustus. Jenis tanah di PT. Tamiang Sari
adalah podzolik merah kuning, Podsolik coklat kekuningan dengan keadaan
topografi 20% daerah bergelombang dan 80% datar, kemiringan lereng 0-15%,
ketinggian topografi rata-rata ± 141 m dpl.

4.1.5 Struktur Organisasi PT. Tamiang Sari


MANAGER

ASSISTEN KEPALA

ASSISTEN DIVISI

KRANI MANDOR

<<<

Tugas seorang Manager adalahKARYAWAN


menyusun anggaran tahunan,
melaksanakan pekerjaan sesuai instruksi kerja management dan budget
dengan mengoptimalkan kerja sama dengan seluruh staf, pegawai, dan
karyawan. Manager juga bertugas mengontrol produksi, pengolahan,
pemeliharaan lapangan, dan pabrik berdasarkan standar mutu kerja
perusahaan.
Asisten kepala (askep) memiliki tugas mengkoordinir asisten dalam
hal penyebaran tenaga kerja, membantu pengurus dalam hal penyusunan
anggaran (budget) tahunan, pengamanan kebun, dan mengontrol pekerjaan
asisten afdeling dalam hal produksi, perawatan tanaman, dan administrasi
afdeling, serta melakukan perbaikan terus menerus di kebun. Askep juga
bertugas mengambil alih pekerjaan apabila pengurus dan asisten afdeling
mengambil cuti. Asisten kepala (askep) bertanggung jawab langsung
kepada pengurus.
Asisten afdeling dibantu oleh mandor I, krani buah (bunch recorder)
dan krani transport untuk melakukan tugas di lapangan, sedangkan untuk
12
bagian administrasi asisten afdeling dibantu oleh krani keliling. Mandor I
bertugas mengawasi mandor pupuk, mandor semprot, mandor bongkar
tanaman pengganggu (BTP), dan mandor kastrasi (kastrasi dilakukan pada
tanaman belum menghasilkan) dan melaporkan langsung setiap hasil
kegiatan yang dilaksanakan oleh mandor-mandor di lapangan kepada
asisten ketika pekerjaan sudah selesai. Mandor I mengawasi mandor
pupuk, mandor semprot, dan mandor pemanenan.

4.1.6 Sarana Prasarana PT. Tamiang Sari


Perkebunan PT. Tamiang Sari memiliki fasilitas yang cukup lengkap untuk
memudahkan masyarakat dalam melakukan aktifitas secara umum sehari-hari,
sehingga masyarakat di sekitar perkebunan dapat dengan mudah melakukan
interaksi dengan masyarakat yang lain. Misalnya saja sarana prasarana yang telah
disediakan oleh pihak perkebunan PT. Tamiang Sari. Adapun sarana prasarana
yang disediakan yaitu sebagai berikut :
i. Sarana Tempat Ibadah
ii. Sarana Balai Pertemuan
iii. Sarana Olah Raga
iv. Sarana Pendidikan
v. Sarana Pemukiman

(a) (b)
Gambar 2. a. Masjid b. Kantor

13
4.2 Pembibitan Kelapa Sawit Satu Tahap (Main Nursery)
Di perusahaan PT. Tamiang Sari memiliki 4 tempat pengadaan jenis bibit
yang dibudidayakannya yaitu: • Bibit PT London Sumatra BL1 • Bibit PT Socfin
Lame dan Yangamb • Bibit PPKS DXP 540 • Bibit PPKS DXP 540 • Bibit
Verdan Select DXP dari PT SIPEF/ Lambang Deli
4.2.1 Persiapan Lokasi Pembibitan
a. Sebaiknya lokasi dekat dengan areal penanaman atau kebun.
b. Topografi rata/kemiringan
c. Dekat dengan sumber air dan sumber tanah pengisian polybag.
d. Memiliki akses jalan yang baik dalam segala cuaca.
e. Terhindar dari banjir, kondisi kedap air, dan angin kencang.
f. Aman dari gangguan hama, ternak, dan manusia.

Gambar 3. Lokasi pembibitan

4.2.2 Polybag
Polybag yang digunakan berwarna hitam, dengan ukuran rata (lay flat)
panjang 50 cm, lebar 42,5 cm, dan tebal 0,20 mm. 50cm 42,5 cm.

45cm

14
22 cm

4.2.3 Persiapan Tanah dan Pengisian Polybag


a. Untuk persiapan tanah yaitu mengunakan tanah lapisan atas (top soil) 1,2
ton yang sudah diayak di campur pupuk RP dengan dosis 375 gr/100 kg
tanah.
b. Selanjutnya tanah hasil ayakan dicampur dengan solid dengan
perbandingan volume tanah dan solid 3:1.
c. Sehingga total keseluruhan tanah, pupuk dan solid menjadi 1,2 ton.
d. Isi masing-masing polybag 20 kg dan mendapatkan 60 polybag setiap
kotak ayakan.
e. Tanah tersebut kemudia dimasukkan kedalam polybag sambil dipadatkan
± 3 cm dari bibir polybag.

4.2.4 Penanaman Kecambah


a. Kantong kecambah dikeluarkan dari kotak secara hati- hati dan
ditempatkan dalam baki dangkal berisi air agar kecambah tetap dingin
(kecambah dalam kantong harus tidak terkena air).
b. Kantong dibuka dan dipercikan dengan air untuk memberi kelembaban
pada setiap kali penanaman bila cuaca panas.
c. Polibag dibuat lubang tanam dengan kedalaman 2 cm.
d. Kecambah harus ditanam dalam polibag dengan akar (radikula)
menghadap ke bawah pada kedalaman sekitar 2 cm sehingga daun
(plumula) berada 1 cm dibawah permukaan setelah ditutup dengan tanah.
e. Kecambah abnormal, patah, busuk atau berpenyakit jangan ditanam.
f. Menutup dan meratakan tanah sekeliling kecambah (jangan menekan
tanah terlalu kuat).
g. Kecambah harus segera disiram setelah ditanam selanjutnya lakukan
pemetaan pembibitan.

4.2.5 Penyiraman
a. Penyiraman bibit dilakukan 2 kali sehari yaitu pagi dan sore hari

15
b. Terkecuali jika curah hujan dalam 1 hari sebelumnya diatas 10mm.
c. Setiap penyiraman bibit memerlukan 0,1 – 0,25 liter air.
d. Lakukan penyiraman secara manual dan hati-hati agar bibit
tidak tercongkel keluar.

4.2.6 Pemeliharaan pada Awal Pembibitan


a. Penyiraman dilakukan setiap hari pagi dan sore.
b. Pengendalian gulma dilakukan secara manual setiap 2 minggu sekali,
jangan menggunakan herbisida pada pembibitan ini.
c. Pemupukan dilakukan seminggu sekali menggunakan pupuk urea
sebanyak 2 gram/liter air dengan cara disemprotkan dan pupuk NPK
sebanyak 2,5 gram/polybag.
d. Jangan mengaplikasikan pupuk daun pada saat udara panas atau
kering, dan pada bibit yang mengalami stress air.
e. Pengendalian hama dilakukan apabila ada serangan dengan cara
biologis ataupun kimiawi.
f. Penyakit yang banyak menyerang biasanya penyakit busuk pucuk,
dan cendawan helminthosporium dikendalikan dengan fungisida yang
dimulai pada stadia 6 daun.
g. Jangan melakukan penyiraman selama 12 jam setelah penyemperotan
h. Seleksi bibit dilakukan pada periode ini yaitu dengan memisahkan
bibit yang abnormal dari bedengan sehingga bibit abnormal tidak
terangkut ke tahap berikutnya.
i. Bibit normal pada umur 3 bulan telah berdaun 3-4 helai daun.

4.2.7 Seleksi bibit


Seleksi bibit bertujuan untuk menyingkirkan atau memisahkan bibit
yang abnormal yang diakibatkan oleh faktor genetis, kerusakan mekanis,
dll. Seleksi dilakukan 2 tahap yaitu :
Tahap I : saat bibit berumur 4 – 6 minggu
Tahap II : sesaat sebelum dipindah ke polybag , umur 3 bulan atau memiliki
3 – 4 helai daun.

16
Seleksi dilakukan dengan mencabut bibit yang memiliki pertumbuhan
abnormal seperti daun berputar, berdaun sempit, daun bergulung, daun
tidak membuka, daun berkerut dan bibit kerdil.
Faktor yang mempengaruhi bibit abnormal :

a. Kesalahan penanaman
b. Penyiraman yang kurang merata
c. Kesalahan dalam pemberian pupuk,herbisida/bahankimia lainnya
d. Penempatan jarak tanaman yang terlalu rapat.

Gambar 4. Bibit yang terserang hama

4.2.8 Pemeliharaan Pembibitan


a. Bibit masih berada di polybag besar selama 9 – 12 bulan.
b. Penyiraman dilakukan 2 kali sehari apabila tidak turun hujan.
c. Pengendalian gulma di dalam polibag dilakukan secara manual
sedangkan gulma disekitar polibag dapat dikendalikan dengan
herbisida secara hati-hati.

d. Pemupukan dilakukan dengan cara ditaburkan secara merata


disekeliling bibit kira-kira 5 cm dari pangkal batang.
e. Jangan sampai pupuk mengenai bibit.
f. Aplikasi pemupukan dengan dosis kecil dan frekwensi sering lebih
baik dibandingkan aplikasi dosis besar tapi frekwensi jarang.
g. Pemupukan seharusnya dihentikan satu bulan sebelum dipindahkan
di lapangan.

17
h. Pengendalian hama dan penyakit dilakukan apabila ada gejala serangan
dengan menggunakan fungisida dan pestisida secara bijaksana.
i. Seleksi bibit dilakukan untuk memisahkan bibit yang sehat dan
abnormal.

4.2.9 Persiapan Penanaman di Lapangan


a. Bibit yang telah berumur 9 – 12 bulan siap dipindahkan ke lapangan
b. 3 atau 4 minggu sebelum dipindahkan ke lapangan polibag diputarkan
180 derajat segingga akar di bawah polibag terputus.
c. Pastikan bibit telah disiram dengan baik sebelum dibawa ke
lapangan.
d. Bibit yang lebih tinggi dari 1,5 m dipangkas sampai 1,2 m (Arifin
2019).

4.2.10 Penanaman
a. Bibit kelapa sawit yang siap untuk ditanam adalah tanaman yang telah
berumur 10-12 bulan sejak pembibitan awal di polibag.
b. Sebelum bibit ditanam, kedalaman lubang tanam disesuaikan dengan
ketebalan tanah di polybag.
c. Buka polybag dan masukkan bibit ke dalam lubang tanam yang telah
dipersiapkan sebelumnya.
d. Dengan ukuran lubang tanam 60x60x60 cm.
e. Timbun lubang tanam dengan tanah lapisan atas (topsoil) sambil
dipadatkan agar bibit tidak goyang dan doyong. (ilham ms, i 2019).

4.3 Perawatan Tanaman Belum Menghasilkan (TBM)

4.3.1 Perawatan piringan


Piringan tanaman kelapa sawit harus terbebas dari gulma sehingga
pemupukan bisa efektif dan tersedianya ruang pertumbuhan bagi tanaman.
Jari jari piringan yaitu 1,0 m – 2,5 m. Untuk TBM I 1,0 m – 1,5 m,

18
sedangkan untuk TBM II dan III yaitu 2,0 m – 2,5 m. Piringan harus
terbebas dari segala jenis gulma, piringan di bersihkan dengan arah luar
ke dalam sehingga mencegah erosi tanah keluar piringan.

4.3.3 Pengendalian Gulma


Pengendalian gulma berkaitan dengan perawatan piringan, gawangan dan
jalan tikus. Pengendalian gulma dilakukan dengan cara khemis, biologis, dan
mekanis. Namun lebih mengutamakan cara non khemis agar menjaga kelestarian
lingkungan. Pengendalian hama dengan pestisida hayati untuk mencegah rusaknya
keseimbangan ekosistem.

4.3.4 Konsolidasi
Konsolidasi merupakan kegiatan memperbaiki tanaman yang roboh
dan mengganti tanaman yang mati dilapangan akibat kesalahan
penanaman, gangguan hama, ataupun lingkungan yang ekstrem seperti
genangan, kering, dan lain lain. Bibit yang di gunakan untuk pengganti
tanaman yang mati adalah bibit cadangan yang telah di sediakan sehingga
umur tanaman dapat seragam.

4.3.5 Pemupukan
Pemupukan adalah pemberian bahan yang dimaksudkan untuk menyediakan
unsur hara bagi tanaman. Umumnya pupuk diberikan dalam bentuk padat atau cair
melalui tanah dan diserap oleh akar tanaman, namun pupuk juga dapat diberikan
lewat permukaan daun tanaman. Tujuan dari pemupukan yaitu menambah
kebutuhan unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman melalui hasil Analisa daun
dan tanah sehingga kebutuhan hara pada tanaman tercukupi dan diharapkan dapat
meningkatkan produktivitas kebun.

4.3.7 Kastrasi dan Sanitasi

Merupakan kegiatan pemotongan bunga jantan dan betina dengan


menyisakan bunga jantan sebanyak 1 bunga dalam luasan 1 hektar untuk
mempertahankan populasi Elaedobius kamerunikus serangga penyerbuk

19
kelapa sawit. Sanitasi merupakan kegiatan memotong dan membersihkan
tanaman dari sisa sisa pelepah yang kering dan tandan yang busuk.

4.4 Perawatan Tanaman Menghasilkan (TM)


4.4.1 Terasering
Teras diusahan harus level air atau rata air. Untuk mengukur rata air
menggunakan alat yang disebut water pass. Caranya, menggunakan meja
kemudian water pass diletakkan, dipancang lalu bulldozer mengikuti
pancangan yang sudah ditentukan. Teras harus rata air agar tidak menjadi
tumpuan jalannya air. Tumpuan teras normal yaitu 4 m. kemiringan arah
kedalam 15 . Tujuannya agar air tidak tumpah keluar, pupuk tidak keluar,
dan tanah juga semakin lama akan rata. Daerah berbukit seperti di
Perusahaan Perkebunan PT Tamiang Sari harus menggunakan teras. Jika
tidak akan mempersulit pemanenan, kemudia pemanen akan terpleset.
Fungsi teras yaitu sebagai jalan panen, sebagai jalan prunning, dan sebagai
jalan widing.

4.4.2 Pengendalian Gulma


Pengendalian gulma sebenarnya berkaitan dengan CPT namun lebih
mengarah pada pemberantasan alang alang yang dilakukan dengan penyemprotan
larutan glifosat. Untuk alang alang yang mengelompok dan setempat (Spot)
dilakukan dengan wiping. Wiping tidak dilakukan dengan penyemprotan tetapi
dengan mengoleskan larutan glifosat dengan menggunakan kain.
Di Perusahaan Perkebunan PT Tamiang Sari terdapat 3 contoh gulma
yang tidak dikehendaki oleh tanaman kelapa sawit, yaitu :

 Melastoma malabathricum

20
Gambar 5. Gulma Melastoma malabathricum

Melastoma malabathricum merupakan gulma anak kayu yang


perkembangbiakannya cukup cepat. Gulma ini merupakan tumbuhan yang
tumbuh liar pada tempat yang mendapat sinar matahari yang cukup, seperti di
lereng gunung, semak belukar, lapangan yang tidak terlalu gersang. Ciri-ciri
termasuk dalam kelompok perdu, daun tunggal, duduk daun berhadapan bersilang,
permukaan daun berambut bila diraba terasa kasar, pangkal daun membulat, tepi
daun rata, ujung daun meruncing Bunga termasuk bunga majemuk berwarna ungu
kemerah-merahan, mempunyai biji berukuran kecil (Silvester, 2007).

 Clidemia hirta

Gambar 6. Gulma Clidemia hirta

Clidemia hirata bisa dikenal sebutan daun keduduk/ harendong


tanaman ini hidup dihabitat yang cukup mendapatkan sinar matahari
langsung seperti areal perkebunan kelapa sawit, tanaman ini tumbuh di
perkebunan sawit.
Pada kebun  sawit tanaman ini sangat berpengaruh  buruk seperti
mengurangi hasil tanaman. menjadi sarang serangga, dan mengurangi

21
efesiensi terhadap pemanen ciri-ciri dari gulma ini adalah berkayu,bulat
berbulu atau bersisik panjangnya 3-20 m dan lebar 1-10 m. Pada
perkebunan kelapa sawit tanaman seperti ini harus dihilangkan atau
dikendalikan dengan benar dan tepat cara pengendalian secara kimiawi
salah satunya digunakan penyemprotan, denganya adanya pengendalian
secara tepat dan benar.

 Gleichenia linearis

Gambar 7. Gulma Gleichenia linearis

Gleichenia linearis merupakan tumbuhan pakis tahunan yang


merayap, sering membentuk jalinan ‘sheet’ yang rapat. Ciri khasnya
adalah rimpangnya (sehari-hari disebut ‘batang’) licin, keras, bercabang
menggarpu (dichotomy), pada cabang terdapat dua helai daun yang
melintang. G. linearis adalah pakis tanah yang kadang-kadang membentuk
belantara yang rapat, terutama tumbuh di daerah yang banyak hujan dan
terbuka, daerah penyebarannya meliputi 30-2800 m diatas muka laut.
Kerugian yang ditimbulkannya adalah efek persaingan baik dengan
tanaman karet maupun dengan tanaman penutup tanah
kacangkacangan.pada musim kemarau ‘batang’ kering dan sangat mudah
terbakar. Selain di perkebunan karet sering terdapat diareal tanaman
kelapa sawit dan kelapa.

22
 Ilalang

Gambar 8. Gulma ilalang atau alang-alang

Ilalang adalah musuh no. 1 tanaman kelapa sawit. Yang pertama


ilalang bersifat alelopati yaitu meracuni tanaman lainnya. Ilalang
berkembang biak dengan akarnya dan bijinya. Tanaman ini bisa hidup
dengan baik di daerah-daerah yang banyak mengandung air dan
mendapatkan cukup sinar matahari. Pengaruh gulma umumnya, mampu
menjadi kompetitor utama dalam memperebutkan unsur hara, air, ruang
tumbuh dan cahaya matahari. Alang-alang atau ilalang ialah sejenis
rumput berdaun tajam, yang kerap menjadi gulma di lahan pertanian.
Rumput dapat brkembangbiak dengan cepat, dengan benih-benihnya yang
tersebar cepat bersama angin, atau melalui rimpangnya yang lekas
menembus tanah yang gembur. Berlawanan dengan anggapan umum,
alang-alang tidak suka tumbuh di tanah yang miskin, gersang atau berbatu-
batu.
Rumput ini senang dengan tanah-tanah yang cukup subur, banyak
disinari matahari sampai agak teduh, dengan kondisi lembap atau kering.
Di tanah-tanah yang becek atau terendam, atau yang senantiasa ternaungi,
alang-alang pun tak mau tumbuh. Gulma ini dengan segera menguasai
lahan bekas hutan yang rusak dan terbuka, bekas ladang, sawah yang
mengering, tepi jalan dan lain-lain.

4.4.3 Pemupukan
Pelaksanaan pemupukan mekanis. Sebelum dilakukan pemupukan baik

23
manual maupun mekanis harus diketahui dulu dosis yang digunakan, jumlah
pupuk, luas areal yang dipupuk, dan jumlah pohon pada blok. Pemupukan secara
mekanis dengan spreader harus di kalibrasi dosis yang digunkan.

Pupuk yang digunakan yaitu NPK 12-12-17-2+TE. NPK 12-12-17-2+TE


merupakan pupuk majemuk yang berbentuk granular. Pupuk NPK Granular
berukuran relatif kecil, yaitu berdiameter 2-5 mm. Memiliki sifat fast release,
artinya akan terurai dan diserap tanaman secara cepat. Kandugan dari pupuk NPK
yaitu Nitrogen (N) 12%, Phospat (P2O5) 12%, Kalium (K2O) 17%, Magnesium
oxide (MgO) 2 %, dan TE(Trace Element). Pengaplikasian pupuk NPK dengan
cara menyebarkan pupuk pada seluruh lahan dan rumpukkan. Hal ini bertujuan
untuk mempermudah penyerapan unsur hara, karena pada daerah rumpukkan akar
akar mudah lebih banyak tumbuh.
Pupuk NPK sebelum diaplikasikan terlebih dahulu di packing sesuai
dengan dosis anjuran dari pihak laboratorium. Hasil diperoleh berdasarkan
pengambilan LSU dan sampel buah. Takaran dalam kegiatan packing
harus sesuai dengan dosis anjuran yang telah diberikan. Pemupukan NPK
yang dilakukan semester 2 di Sei Betung Estate dengan dosis 2,5 kg/palm.

4.4.4 Pengendalian Hama

Pengendalian hama oryctes rhinoceros (kumbang tanduk) secara


kimiawi pada tanaman belum menghasilkan kelapa sawit berguna untuk
membasmi dan mencegah hama oryctes rhinoceros (kumbang tanduk)
yang terdapat pada pasar rintis dan piringan kelapa sawit. Pengendalian
hama oryctes rhinoceros secara kimiawi pada tanaman menghasilkan
untuk menjaga agar tidak terjadi kerusakan pada titik tumbuh kelapa sawit
karena hama oryctes menyerang titik tumbuh tanaman kelapa sawit yang
akan mengggangu pertumbuhan kelapa sawit.

4.4.5 Pruning/Penunasan
Pruning merupakan aktivitas pengelolaan tajuk sehingga tercapai jumlah
tajuk yang optimal dan mendukung tanaman dalam penangkapan cahaya untuk
fotosintesis. Daun merupakan tempat berlangsungnya fotosintesis sehingga di
24
ibaratkan sebagai dapurnya tanaman, karena di situlah makanan di produksi yang
selanjutnya di ubah menjadi TBS.

Jumlah pelepah yang dipertahankan berbeda menurut umur tanaman. Pada


umur 4-7 thn, jumlah pelepah yang di pertahankan 48-56 pelepah. Untuk umur 8-
14 thn, sebanyak 40-48 pelepah, sedangkan untuk tanaman yang berumur lebih
dari 15 thn, jumlah pelepah yang di pertahankan yaitu 32 pelepah. Pelepah yang
telah dipotong disusun di gawangan mati sehingga tidak mengganggu akses jalan.
Rotasi pruning yaitu 9 bulan sekali.

4.5 Pemanenan
Panen adalah Penurunan tandan buah yang telah masak hingga pengangkutan
buah menuju pabrik pengolahan kelapa sawit yang meliputi kegiatan pemotongan
tandan buah matang, pengutipan brondolan, pemotongan pelepah, pengangkutan
hasil ke TPH.
Panen memerlukan teknik tertentu agar mendapatkan hasil panen yang
berkualitas. Teknik pemanenan buah kelapa sawit sangat menunjang pencapaian
produktivitas. Memanen tandan buah segar kelapa sawit dengan dodos ataupun
dengan egrek secara maksimal berdasarkan kriteria matang panen yang telah
ditentukan perusahaan.

4.6 Budaya Planters

Budaya Planters merupakan bagian dari sistem nilai karena pada


dasarnya Budaya Planters adalah penjabaran lebih lanjut dari etika kerja
khususnya yang memberikan pedoman bagaimana karyawan harus
bersikap terhadap pekerjaan, wewenang jabatan, tanggung jawabnya,
khususnya di perkebunan lapangan.
Di setiap perusahaan perkebunan memiliki budaya atau kehidupan
sebagai masyarkat kebun. Sebagai generasi millennial harus pintar
teknologi, sosial budaya dan kearifan lokal. Sifat yang harus ditonjolkan
adalah jujur, bekerja keras dan memiliki wawasan yang luas. “Hambatan

25
merupakan peluang bagi orang yang dapat memanfaatkannya”. Sebelum
melamar pekerjaan di salah satu perusahaan, kita harus mengenal suatu
perusahaan tersebut. Menjadi seorang asisten itu cukup mudah, kuncinya
yaitu disiplin.
Terdapat tujuh Budaya Planters yaitu:
a. Budaya jujur dan bertanggung jawab, adalah :
 Bersikap dan bertindak sesuai dengan nilai-nilai keimanan dan ketakwaan
 Berbicara sesuai dengan data
 Memiliki komitmen yang tinggi terhadap pekerjaan
 Menjadi pemimpin yang unik
 Tinggal, bekerja dan hidup di kebun
b. Budaya triple “S”, adalah:
 Datang lebih awal
 Mulai bekerja sedini mungkin
 Patuh terhadap aturan yang telah ditetapkan SOP
 Konsisten
 Melakukan review secara periodik
c. Budaya fanatik, adalah:
 Fanatik terhadap kultur teknis
 Fanatik terhadap target
 Fanatik terhadap norma kerja
 Fanatik terhadap rotasi pekerjaan
d. Budaya peduli, adalah:
 Cepat tanggap terhadap masalah
 Antisipasi terhadap masalah yang akan timbul
e. Budaya kontrol, adalah:
 Menguasai wilayah dan personel serta aspek teknis yang menjadi
tanggungjawabnya
 Menggunakan sebagian besar waktunya untuk cek proses kerja dilapangan
 Berani dan tegas memberikan sanksi terhadap pelanggaran.
f. Budaya pembinaan, adalah:

26
 Menciptakan kondisi yang aman, tentramdan harmonis di lingkungan
kebun
 Meningkatkan kemampuan kerja karyawan
g. Budaya Korsa, adalah:
 Bangga sebagai orang kebun
 Selalu ingin menjadi yang terbaik

27
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa :


1. PT Tamiang sari menggunakan system pembibitan satu tahap
2. Pemeliaraan tanaman menghasilkan kelapa sawit di PT Tamiang sari cukup
bagus. Mulai dari pruning hingga phtnya.
3. Kegiatan agribisnis yang dilaksanakan di PT. Tamiang Sari dilakukan mulai
pembibitan hingga pemanenan.
4. Budaya planters sangat dibutuhkan bagi seorang asisten atau karyawan
perusahaan perkebunan. Karena budaya planters adalah etika karyawan untuk
bertanggung jawab terhadap pekerjaannya.

Saran
Diharapkan agar Kuliah Lapangan dapat dilakukan dalam waktu yang lebih
panjang, sehingga ilmu yang didapat lebih banyak. Politeknik Pembangunan
Pertanian Medan diharapkan mampu menjalin kerjasama dengan instansi-instansi
agar lebih memudahkan dalam proses Kuliah Lapangan.

28
DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik Kabupaten Deli Serdang. 2018. Kecamatan Bangun Purba
Dalam Angka 2018.
Immanuel Jhonson Arizona Saragih, dkk. 2020. Prediksi Curah Hujan Bulanan Di
Deli Serdang Menggunakan Persamaan Regresi Dengan Prediktor Data
Suhu Dan Kelembapan Udara. Jurnal Meteorologi Klimatologi dan
Geofisika Vol.7 No.2

Sri Wahyuni Daulay. 2018. Analisis Yuridis Proses Pemisahan Hak Pada Tanah
Yang Berstatus Hak Guna Usaha Menjadi Hak Guna Bangunan Untuk
Areal Industri Pengolahan Pabrik Kelapa Sawit Pada Pt.Tales Inti Sawit
( Studi Di Pt.Tales Inti Sawit ). Universitas Sumatera Utara
Tria Mutiari Meilan, dkk. 2018. Analisis Manajemen Risiko Lingkungan, Sosial
dan Tata Kelola pada Usaha Budidaya dan Pengolahan Kelapa Sawit
(Studi Kasus: PT PP London Sumatra Tbk). Manajemen IKM, Vol. 13
No. 1 hal. 46-54
Yusuf Ibrahim, dkk. 2017. Kuliah Lapangan Terpadu Berbasis Inkuiri untuk
Meningkatkan Penguasaan Konsep Mahasiswa Pendidikan Biologi.
BIOSFER, J.Bio. & Pend.Bio. Vol.2, No.2

29
LAMPIRAN

30

Anda mungkin juga menyukai