KONTRAK PELAKSANAAN
PEKERJAAN PEMBUKAAN LAHAN TANPA BAKAR
UNTUK PERKEBUNAN KELAPA SAWIT
antara
.........................................
dengan
_________________________________________________________________
Nomor
: .
Tanggal
: .
Pada hari ini , tanggal kami yang bertanda tangan di bawah ini
:
Nama
Alamat
Telepon
Jabatan
: ....
Alamat
Telepon
Jabatan
ini
adalah
bahwa
Pihak
Pertama
melaksanakan
dan,
Pasal 2
Bentuk Pekerjaan
Bentuk pekerjaan yang akan dilaksanakan oleh Pihak Pertama adalah sebagai
berikut :
1. Pekerjaan Perencanaan ( rencana kerja untuk setiap
item pekerjaan ,
pada saat Pekerjaan Perencanaan selesai, dan telah disetujui oleh pihak
kedua ).
4. Pekerjaan Pembangunan Jembatan dan Gorong-gorong ( pelaksanaan
konstruksi jembatan dan gorong gorong, sesuai dengan spesifikasi material
dan bahan yang akan dilampirkan oleh pihak pertama pada saat Pekerjaan
Perencanaan selesai, dan telah disetujui oleh pihak kedua ).
5. Pekerjaan Pembersihan Lahan Tanpa Bakar di Blok Tanam( pelaksanaan
pembersihan lahan, sesuai dengan spesifikasi yang akan dilampirkan oleh
pihak pertama pada saat Pekerjaan Perencanaan selesai, dan telah disetujui
oleh pihak kedua ).
6. Pekerjaan Perataan Tanah untuk Pembibitan (pelaksanaan pembersihan
lahan, sesuai dengan spesifikasi yang akan dilampirkan oleh pihak pertama
pada saat Pekerjaan Perencanaan selesai, dan telah disetujui oleh pihak
kedua ).
Pasal 3
Difinisi Pekerjaan
1. Pembukaan Lahan (LC) Tanpa Bakar
Adalah salah satu kegiatan pembersihan lahan tanpa bakar untuk
perkebunan kelapa sawit dengan tahapan
ditentukan oleh pemberi kerja, sehingga jadwal tahapan kerja harus dilaksanakan
sesuai waktunya.
2. Rancangan Tata Ruang (Block Design)
Adalah Rancangan Tata Ruang perkebunan termasuk pembagian afdeling
dan terbagi atas: jaringan jalan, areal pembibitan, saluran air serta blok di tiap
afdeling.
a. Jalan utama (Main Road)
2) Luas areal satu afdeling yang ideal berkisar antara 500 ha - 750
ha. Luas masing masing Afdeling tersebut akan ditetapkan
dilapangan oleh team pengukuran.
3) Luas satu blok adalah 30 ha (300 m x 1.000 m) untuk topografi
datar, sedangkan luas blok untuk daerah dengan topografi
bergelombang atau berbukit adalah 16 ha (400 m x 400 m). Luas
masing masing blok tersebut akan ditetapkan dilapangan oleh
team pengukuran.
f. Areal Pembibitan
Adalah lokasi pembibitan yang telah ditetapkan dalam Rancangan Tata
Ruang (Block Design) dengan memperhatikan beberapa ketentuan
sebagai berikut :
1) Letak dan ukuran luas areal Pembibitan adalah 100 hektar.
2) Harus dilakukan perataan tanah hingga membentuk seluruh
permukaan tanah areal pembibitan menjadi rata.
3) Harus di buat Kolam Penampungan Air untuk penyiraman.
4) Harus dibuat akses jalan yang memadai, untuk memudahkan
dalam pengawasan serta transportasi bibit dan material.
5) Harus dibuat Pagar Keliling agar terhindar dari gangguan hama,
penyakit, ternak dan manusia.
Pasal 4
Urutan Pekerjaan
Urutan pekerjaan yang disepakati oleh kedua belah pihak adalah sebagai berikut :
1. Pelaksanaan Rintisan Areal
a) Segera setelah mendapatkan kontrak pekerjaan dan SEBELUM
memulai pekerjaan di lapangan, kontraktor perlu melibatkan
surveyor untuk mengkonfirmasi hasil pemetaan rencana tata ruang
kebun dengan melaksanakan Rintisan Areal.
b) Rintisan areal sekaligus melakukan pemasangan Pancang Awal dan
dipetakan dalam gambar kerja kontraktor.
2. Pembangunan Jalan, Saluran Air dan Areal Pembibitan.
3. Pembuatan jalan dan saluran air (parit) tepi jalan adalah pekerjaan
membangun jalan Utama, jalan Produksi dan jalan kontrol diantara blok
serta parit di setiap sisi blok.
a) Jalan Utama
b) Jalan Utama sebagai akses masuk kedalam lokasi kebun
c) Jalan Utama menuju Areal Pembibitan
d) Jalan Utama yang menghubungkan antar Afdeling
e) Pengukuran dan Perataan Tanah di areal pembibitan
f) Jalan Produksi dan jalan Kontrol
g) Pembuatan Saluran air tepi jalan(pemaritan)
4. Pembukaan lahan Tanpa Bakar terdiri dari kegiatan :
a) Pengukuran dan Penataaan Blok Kebun
b) Penumbangan semua ukuran pohon
c) Patok jalur perumpukan kayu
d) Pemotongan kayu besar
e) Perumpukan kayu
Pasal 5
Harga Pekerjaan
Adapun harga pekerjaan Pembukaan Lahan Tanpa Bakar tersebut ditetapkan
menurut item pekerjaan sebagai berikut :
1. Pekerjaan Pembangunan Badan Jalan ( Tanpa Lapisan Perkerasan )
a) Jalan Utama
: Lebar bersih Badan Jalan 6 m
Lebar bersih Bahu Jalan 1 m di kiri kanan
jalan
b) Jalan Produksi
a) Jembatan Type A
b) Jembatan Type B
c) Jembatan Type C
4. Pekerjaan Pemasangan gorong gorong
Gorong gorong dengan panjang 1 meter berukuran:
a) Diameter 120 cm
b) Diameter 90 cm
c) Diameter 60 cm
d) Diameter < 60 cm
5. Pekerjaan Pembersihan Lahan Tanpa Bakar (Blok Tanam)
a) Penumbangan semua ukuran pohon (Imas-Tumbang)
b) Perumpukan Sisa Tebangan
6. Pekerjaan Pembersihan Lahan Tanpa Bakar untuk Pembibitan
a) Perataan Tanah
b) Pembuatan buah Kolam Penampung Air berukuran 3 m x 3 m x
3m
Besarnya harga satuan bagi masing masing item pekerjaan dapat dilihat
pada lampiran Kontrak Pelaksanaan No 6
Pasal 6
Sistem Pembayaran
Pembayaran atas pekerjaan Pembukaan Lahan Tanpa Bakar tersebut diatas
dilakukan dalam beberapa tahap berdasarkan urutan item pekerjaan yaitu :
Tanda Jadi
dibayarkan pada saat pekerjaan perencanaan mulai dikerjakan dan mobilisasi alat
berat dilaksanakan, yaitu pada tanggal
Downpayment
Pasal 7
Jangka Waktu Pengerjaan
Jangka waktu pengerjaan adalah sesuai Jadwal Pekerjaan pada lampiran kontrak
no 2 (appendix 2), dan harus dimulai terhitung setelah kontrak ini ditandatangani
oleh kedua belah pihak dan selambat-lambatnya .........hari setelah pembayaran
tanda jadi diterima oleh Pihak Pertama pada tanggal
.
Apabila terjadi keterlambatan pengerjaan pembangunan dari waktu yang telah
ditentukan, maka Pihak Pertama wajib membayar denda kepada Pihak Kedua
sebesar ....../hari. ( .............. perhari ).
Pasal 8
Perubahan
Apabila pada waktu pengerjaan pelaksanaan konstruksi terdapat perubahan
perubahan terhadap spesifikasi dan bentuk serta penambahan material, diluar dari
perjanjian yang telah disepakati oleh kedua belah Pihak, maka Pihak Kedua wajib
membayar setiap perubahan pembongkaran dan pemasangan kembali yang
nilainya perlu disepakati oleh kedua belah pihak dan dicantumkan dalam nota
kesepakatan.
Pasal 9
Masa Pemeliharaan
1. Masa pemeliharaan berlaku selama 3 bulan, setelah selesainya pekerjaan
dan terhitung sejak BAST ditanda tangani oleh kedua belah pihak.
2. Selesainya Pekerjaan ditandai dengan proses serah terima hasil pekerjaan
yang diikuti dengan penandatanganan Berita Acara Serah Terima (BAST).
a) Apabila dalam masa pemeliharaan tersebut terdapat kerusakan
yang disebabkan bukan dari pekerjaan Pihak Pertama, maka Pihak
Kedua tidak berhak menuntut Pihak Pertama untuk
mengerjakannya.
b) Namun, atas persetujuan Pihak Kedua, Pihak Pertama dapat
memperbaiki kerusakan tersebut sesuai dengan formulir perubahan
Pasal 10
Larangan
Pihak Pertama berdasarkan surat pernyataan no.................berjanji untuk mematuhi
dengan baik metoda pembukaan lahan TANPA BAKAR dan bertanggung jawab
terhadap terjadinya pembakaran di areal lahan kerja sebagaimana tercantum
didalam kontrak, baik yang disengaja maupun tidak disengaja.
Pihak Pertama akan ikut serta menjaga kelestarian lingkungan di wilayah kerjanya
yang meliputi hal hal sebagai berikut.
a) Tempat-tempat yang harus dilindungi dan tidak diperkenankan untuk
dibuka, seperti daerah sepadan (Jalan, sungai dan pemukiman serta
kawasan hutan non APL), Pihak Pertama berjanji tidak menebang di
sepadan sungai (100 m ditepi kanan dan kiri sungai yang memiliki lebar >
50 m), dan kawasan mata air 200 m.
b) Tempat-tempat bersejarah dan makam masyarakat harus dilindungi dan
tidak diperkenankan untuk dibuka.
c) Sumber air bersih masyarakat setempat harus dilindungi dan tidak
diperkenankan untuk dibuka.
Pasal 11
Lain Lain
Pihak Pertama dan Pihak Kedua akan bersama- sama mematuhi dengan baik dan
bertanggung jawab terhadap seluruh kesepakatan kerja yang telah disetujui.
Demikian Kontrak Kerja ini telah di setujui dan di tanda tangani untuk
dilaksanakan dengan sebagai mana mestinya tanpa adanya campur tangan dari
pihak lain.
Pihak Pertama Pihak Kedua
( . )
( )
SPESIFIKASI
PERSYARATAN UMUM
Spesifikasi ini merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dengan
kontrak pekerjaan pembukaan lahan dan terkait juga dengan hal lainnya termasuk
gambar kerja dan rancangan tata ruang kebun, di mana pekerjaan harus
dilaksanakan oleh kontraktor. Bilamana ada yang belum atau tidak tercantum
dalam spesifikasi yang telah ditetapkan, kontraktor tetap wajib melaksanakan dan
menyelesaikannya dengan benar dan memberikan manfaat sebagaimana
diharapkan oleh pemberi kerja .
Kontraktor Pembukaan Lahan
Adalah badan hukum yang diundang untuk mengikuti tender
pekerjaan pembukaan lahan tanpa bakar, dengan persyaratan sebagai berikut :
a) Memiliki akte pendirian yang sah dari Dephukham, NPWP, SIUP, dan
lain-lain yang dipersyaratkan oleh pemberi kerja.
b) Memiliki company profile.
c) Tidak sedang dalam sengketa / pelanggaran hukum yang berkaitan dengan
kebakaran hutan.
d) Berpengalaman dalam pekerjaan pembukaan lahan tanpa bakar.
e) Mematuhi semua aturan dan perundang-undangan yang berlaku serta
mematuhi specifikasi pekerjaan yang tertuang dalam TOR.
f) Bersedia menandatangani surat pernyataan kesediaan untuk menanggung
segala akibat yang muncul apabila terjadi kebakaran dalam proses
pembukaan lahan baik yang disengaja maupun tidak disengaja.
g) Bersedia menyiapkan bank garansi.
Regulation
Concerning
Environmental
Impacts
(Peraturan
Menteri
Pertanian
nomor:
(Peraturan
Menteri
Pertanian
nomor
Jenderal
Perkebunan
Nomor
38/KB.110/SK/
Insinyur
lahan(anweising),
Lapangan
yang
sebelum memperoleh
Kontraktor pemenang
penyelesaian
pekerjaan
dengan
memperhitungkan
lapangan.
Kontraktor harus memastikan bahwa metodenya dalam
pekerjaan
pembukaan
lahan
sesuai
dan
aman
untuk
dilaksanakan di lapangan.
Kontraktor harus membebaskan Pemberi Kerja terhadap setiap
beban, kewajiban, kerugian, klaim atau proses hukum yang
mungkin dikenakan sebagai akibat kerusakan pada properti,
atau kerusakan lainnya dari hasil kerja kontraktor, termasuk
semua aturan,
perundang-undangan yang berlaku dan aturan adat setempat dalam hal pembuatan
jalan masuk atau penggunaan jalan desa untuk masuk kedalam proyek
perkebunan.
Kontraktor harus mematuhi secara ketat dan cermat segala kondisi
yang melekat pada persetujuan ini, terutama yang berkaitan dengan penggunaan
tanah milik masyarakat. Penggunaan Akses jalan umum atau jalan desa itu harus
dipelihara, agar tetap baik dan aman setiap saat dapat digunakan oleh masyarakat
setempat.
DATA TANAH
Laporan hasil survey tanah disediakan oleh pemberi kerja kepada
Kontraktor sebagai informasi awal. Laporan hasil survey tanah dimaksudkan
hanya sebagai panduan awal dan perkiraan sifat fisik tanah.
Laporan survey tanah yang disampaikan hanya untuk mengidentifikasi
kondisi kesuburan dan kesesuaian lahan untuk tanaman kelapa sawit.
Pengambilan contoh tanah dilakukan pada beberapa titik secara perwakilan bagi
jenis tanah yang serupa, sehingga kondisi aktual di areal tertentu mungkin
ditemukan berbeda dari yang dilaporkan. Mengingat keterbatasan yang melekat
pada laporan survey tanah, Kontraktor wajib melakukan kajian ulang dan
melakukan interpretasi sendiri atas informasi yang diberikan dan semua aktifitas
ini termasuk dalam biaya yang di hitung dalam penawaran harga sehingga semua
hal tentang kondisi tanah yang berkenaan dan yang diperlukan oleh kontraktor
dapat terpenuhi sehingga menjamin penyelesaian yang memuaskan dan menjamin
keamanan kerja dalam pelaksanaan pembukaan lahan.
yuridis dan de facto telah memperoleh Hak Usaha sesuai sesuai tahapan yang
diatur pada undang undang dan peraturan yang berlaku. Teknik pembukaan lahan
yang akan dilaksanakan mengacu pada Surat Keputusan Dirjen Perkebunan No.
38/KB/110/SK/BJ.BUN/05.95, tentang Petunjuk Teknis Pembukaan Lahan Tanpa
Pembakaran untuk Pengembangan Perkebunan. Pembukaan lahan dilakukan pada
lahan yang secara yuridis dan de facto telah menjadi hak usaha perkebunan,
dengan memperhatikan peraturan yang berlaku, seperti tidak menebang di
sempadan sungai (100 m ditepi kanan dan kiri sungai yang memiliki lebar > 50
m), dan kawasan mata air 200 m sesuai dengan Keputusan Presiden Nomor 32
tahun 1990 tentang Pengelolaan Kawasan Lindung, dan tidak melakukan
pembukaan pada lahan gambut dengan kedalaman > 3 m sesuai dengan Peraturan
Menteri Pertanian Nomor 14 tahun 2009 tentang Pedoman Pemanfaatan Lahan
Gambut Untuk Budidaya Kelapa Sawit.
Pembukaan lahan Tanpa Bakar terdiri dari kegiatan :
Pembuatan teras
Pembukaan lahan Tanpa Bakar tersebut akan meliputi tapi tidak terbatas
pada pohon, tunggul (bagian di atas tanah), kayu tumbang, semak-semak, alang
alang dan vegetasi lain yang tidak diinginkan. Kondisi areal yang akan dibuka
tidak selalu sama baik ditinjau dari segi vegetasi, topografi, tata guna lahan dan
drainasenya.
Berdasarkan keadaan vegetasi, ada beberapa kondisi yaitu:
a) Hutan sekunder :
Hutan yang pernah dikelola manusia, dengan kerapatan pohon lebih
sedikit dan terdapat pohon yang telah ditanam.
b) Areal Lalang :
Areal bekas perladangan yang telah ditinggal dan ditumbuhi alang-alang.
c) Hutan Campuran/Areal Konversi :
Areal yang sebelumnya diusahakan dengan komoditi tertentu misal bekas
karet, kopi, kelapa sawit dan lain-lain.
Pembukaan Lahan Areal Alang-alang
Pembukaan areal alang-alang dan semak harus dilakukan dengan cara
kimia kecuali di areal gambut penggunaan bahan kimia tidak diperbolehkan.
Pembukaan areal dengan cara kimia hanya dapat dilakukan oleh kontraktor yang
sudah berpengalaman dalam menghitung kebutuhan racun alang-alang, memiliki
alat penyemprot dan memiliki tenaga kerja berpengalaman yang selalu tersedia
pada waktu rotasi tiba.
PENGUKURAN DAN PENATAAN BLOK KEBUN
patok.
Patok yang dicat putih dipasang setiap jarak 25 m dan patok warna merah
dipasang di setiap sudut blok.
PENUMBANGAN POHON
sebagai berikut :
a. Diameter 10- 20 cm, tinggi penebangan 40 cm.
b. Diameter 21-30 cm, dipotong dengan ketinggian maksimum 60 cm .
c. Diameter 31-75 cm,dipotong dengan ketinggian maksimum 80 cm.
d. Diameter >75 cm, dipotong dengan ketinggian 100 cm.
Menumbang pohon dilakukan arah utara - selatan pada areal datar,
penumbangan pohon kearah jurangan atau rendahan pada areal
bergelombang berbukit.
Tunggul kayu bekas penebangan yang berada pada jalur tanam harus
dibongkar pada saat tahapan pekerjaan perumpukan dan penimbunan kayu
ke jalur penimbunan dengan menggunakan bulldozer.
besar (bucking).
Sisa hasil Tebangan dan Pembersihan Lahan TIDAK BOLEH
DIBAKAR
Patok rumpukan dibuat searah barisan tanaman dengan jarak + 18 m arah utara selatan. Hal ini bertujuan agar diantara dua baris rumpukan ada dua baris
tanaman.
Pekerjaan dilakukan dengan tahapan dan ketentuan sebagai berikut :
pengumpul hasil
tanaman di blok.
Waktu
perkerasan.
Konstruksi
Utara -
field drain
collection drain
main drain
out-let drain (parit pembuang keluar)
parit jalan
Jenis parit
1.
2.
3.
4.
5.
Field drain
Collection drain
Main drain
Outlet drain
Parit jalan
Lebar (m)
Permukaan
Dasar
1,5
0,5
2,0
0,6
3,0
1,0
3,0
1,0
0,5
0,3
Dalam (m)
1,2
1,5
1,5
2,0
0,4
Kacangan penutup tanah ditanam pada lahan yang sudah terbuka diantara
memenuhi seluruh panjang jalan yang dirancang, kedalaman galian, dan materi
tanah yang dapat ditemukan untuk timbunan adalah bukan material gambut.
Penghindaran Material yang Tidak COCOK
Jenis tanah galian harus disampaikan kepada Pemberi kerja dan materi
tanah yang tidak cocok akan ditentukan agar tidak digunakan untuk timbunan.
Penggalian SumberTanah
Apabila materi tanah galian ditepi rencana pembuatan jalan tidak cocok,
maka sebelum mengajukan penawaran pada tender, kontraktor wajib dan dianggap
telah memeriksa ke area dimana terdapat sumber tanah baik dan dapat
memastikan bahwa sifat dari jenis material yang akan digali adalah cocok untuk
digunakan menimbun jalan.
Kontraktor harus bertanggung jawab penuh atas biaya dan waktu pekerjaan
tambahan tersebut.
Penanganan dan Pembuangan Bahan Galian yang Tidak Dipakai
Bahan galian yang tidak dipakai dan tidak diperlukan untuk menimbun
harus diangkut dari area badan jalan untuk dibuang dilokasi yang telah disetujui
oleh Pemberi Kerja.
Kontraktor harus menjaga dan mencegah tumpahan atau mengotori jalan
publik selama operasi pembangunan jalan, dan membayar seluruh tindakan yang
berhubungan dengannya.
PENIMBUNAN
Penimbunan harus dilakukan sesuai batas patok lebar jalan dan batas
patok tinggi timbunan sebelum pemadatan.
Bahan Timbunan
Secara umum, material timbunan harus juga dinilai cocok dan disetujui
oleh the Pemberi Kerja. Menimbun dengan bahan berbahaya harus tidak
digunakan pada setiap lokasi atau bagian dari badan jalan.
Bahan timbunan yang tidak cocok harus mencakup namun tidak terbatas pada:
1. Semua bahan yang mengandung humus, kayu, gambut atau zat kuyup.
2. Bahan yang dari bekas timbunan besi tua.
3. Bahan dari lokasi yang terkontaminasi.
Pemadatan Timbunan
Penimbunan umumnya harus dilakukan lapis demi lapis dengan material
yang seragam dan dipadatkan di setiap lapisannya. Pemberi Kerja harus di
informasikan sebelum lapisan berikutnya diterapkan. Ketebalan setiap lapisan
tidak lebih tinggi dari 200 mm hingga 300mm tergantung pada jenis mesin
pemadatan.
Pemadatan tidak boleh dilakukan ketika bahan timbunan terlalu kering
atau basah. Dalam kasus timbunan yang terlalu kering perlu dilakukan
penyemprotan air pada tanah timbunan agar kandungan air pada timbunan akan
meningkat dan mudah dipadatkan dengan seragam.
Dalam kasus timbunan yang basah, bahan harus didiamkan terjemur
matahari mencapai kekeringan yang memadai sebelum dipadatkan. Apabila
Kontraktor gagal melakukan pemadatan yang memadai di setiap lapisan
timbunan, kontraktor tidak akan diizinkan untuk melanjutkan dengan lapisan
berikutnya tanpa peretujuan Pemberi Kerja dan tidak ada klaim akibat waktu yang
hilang atau waktu ekstra yang diperlukan sehubungan perlakuan ulangan.
SPESIFIKASI TEKNIS
Pembentukan Badan Jalan
1. Jalan Utama ( Main Road )
Badan Jalan
: 6,0 m ( BERSIH )
Bahu Jalan
: 1,0 m
Parit pinggir jalan
: 0,5 m
2. Tebal Perkerasan Jalan Utama
Tebal Batu Gamping atau Batu Pecah 20 cm padat.
Tebal Sirtu 5 cm padat