Anda di halaman 1dari 6

URAIAN TENTANG SIPAT DATAR

MATA KULIAH ILMU UKUR TANAH

DOSEN PENGAMPU:

Moehammad Awaluddin, ST., MT


ANGGOTA:

Ahamd Naufal Aziz (21010123140140)


Zhafirah Naiara Salsabil (21010123140148)
Septian Kurnia Nugroho (21010123140150)
Novita Ayu Kusmaningrum (21010123140177)
Maulana Akmal Hafidh (21010123140142)
Bawono Jati (21010123140144)
Muhammad Faras Utama (21010123140063)
Reynald Apriyera Ibraim (21010123140149)
PROGRAM STUDI S1 TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS DIPONEGORO

2024
1. Konsep Pengukuran Sipat Datar
Sipat datar bertujuan untuk menentukan/mengukur beda tinggi antara titik-titik di atas
permukaan bumi secara teliti. Istilah sipat datar mempunyai arti pengukuran beda tinggi
antara dua titik atau lebih dengan garis bidik mendatar/horizontal yang diarahkan pada
rambu yang berdiri tegak/vertikal. Alat ukur sipat datar disebut penyipat datar atau
waterpas. Beberapa konsep sipat datar :
A. Konsep tinggi
Tinggi suatu titik adalah jarak yang diukursepanjang garis acuan dari suatu bidang
referensi yang ditentukan ke titik tersebut.

 Datum vertikal/bidang referensi tinggi


Sistem referensi datum vertikal bisa menggunakan acuan referensi yang
bermacam-macam seperti:
1. Ellipsoid
2. geoid
3. permukaan air laut rata-rata (MSL).
B. Konsep Beda tinggi
Beda tinggi antara dua titik adalah selisih tinggi antara kedua titik tersebut.

 PENGUKURAN BEDA TINGGI


Beberapa metode untuk mengukur beda tinggi adalah:
1) Sipat Datar
2) Tachimetri
3) Trigonometri
4) Barometrik
5) Satelit GNSS
6) Fotogrametri
C. Konsep Pengukuran Beda Tinggi dengan Waterpass

2. Tipe atau Jenis Alat Pengukuran Sipat Datar (Waterpass)


A. Tipe I Tanpa sekrup pengungkit (Dumpy Level)
Merupakan tipe alat sipat datar yang paling sederhana. Kelebihan dari alat sipat datar
ini yaitu teleskop hanya bergerak pada suatu bidang menyudut 90 terhadap sumbu
rotasinya,Syarat alat :
- Garis bidik tegak lurus pada sumbu satu
- Garis arah nivo sejajar garis bidik
- Garis arah nivo tegak lurus dengan sumbu ke satu
B. Tipe II Reversi
- Kelebihan dari sipat datar ini yaitu terpong terdapat nivo reversi dan teropong
mempunyai sumbu mekanis.
- Pada type ini teropong dapat diputar sepanjang sumbu mekanis sehingga nivo
tabung terletak dibawah teropong
C. Tipe III Dengan Sekrup pengungkit (Titling level)
- Perbedaan dengan tipe dumpy level adalah pada tipe tilting level teropongnya
dapat diungkit naik terhadap sandinya dan memiliki dua nivo, yaitu nivo kotak
dan nivo tabung
- Penyetelan pesawat ungkit ini lebih mudah dibandingkan dengan dumpy level
- Berbeda dengan tipe reversi, pda tipe ini teropong dapat dungkit dengan skrup
pengungkit
D. Tipe IV Otomatis
- Pada alat ini sistem pengaturan garis bidik tidak lagi tergantung pada nio yang
terletak diatas teropong
- Alat ini hanya mendatarkan bodang nivo kotak melalui tiga sekrup penyetel dan
secara otomatis sebuh bandul menggantikan fungsi nivo tabung dalam
mendatarkan garis nivo ke target yang dikehendaki
- Keistimewaan utama dari penyipat datar otomati adalah garis bidiknya yang
melalui perpotongan benang silang tengah selalu horizontal meskipun sumbu
optik alat tersebut tidak horizontal
E. Tipe V Laser
Waterpas tipe sinar laser menggunakan teknologi sinar laser untuk memberikan
referensi horizontal atau vertikal yang sangat akurat. Mereka sering digunakan dalam
konstruksi bangunan dan proyek infrastruktur besar karena kemampuan mereka
untuk memberikan pengukuran yang cepat dan presisi tinggi.
F. Tipe VI Elektronik
Waterpas elektronik menggunakan sensor elektronik untuk mendeteksi perubahan
tinggi dan memberikan pembacaan yang akurat secara digital. Mereka sering
dilengkapi dengan fitur-fitur tambahan seperti penyimpanan data dan pemrosesan
langsung, membuat mereka cocok untuk pengukuran yang memerlukan dokumentasi
dan analisis data yang lebih lanjut.

3. Pengaturan Alat Sipat Datar (Waterpass) Sebelum Pengukuran


A. Pasang Waterpass dan Datarkan:
- Pasang waterpass pada tempat yang stabil dan rata.
- Pastikan waterpass berada dalam posisi datar (horisontal).
B. Arahkan Teropong:
- Arahkan teropong hingga benang vertikal berimpit dengan salah satu sisi rambu
ukur
- Pastikan teropong terkunci pada posisi ini.
C. Fokuskan Lensa Objektif dan Hilangkan Paralaks:
- Fokuskan lensa objektif agar gambar rambu ukur terlihat jelas.
- Periksa dan pastikan tidak ada efek paralaks (pergeseran posisi gelembung nivo).
D. Periksa Gelembung Nivo:
- Gelembung nivo adalah indikator level datar pada waterpass.
- Geser gelembung hingga berada di tengah tabung.
- Atur posisi gelembung jika perlu agar waterpass benar-benar datar.
E. Baca dan Catat Hasil Pengukuran:
- Setelah waterpass teratur dan terkunci, baca hasil rambu ukur.
- Catat beda tinggi antara titik-titik yang diukur.
F. Referensi Tinggi:
- Pastikan Anda menggunakan referensi tinggi yang sesuai, seperti permukaan air
laut rata-rata (MSL)atau sistem referensi lain yang dipilih.
- Elevasi adalah jarak vertikal yang diukur terhadap bidang referensi.
4. Kesalahan-Kesalahan Dalam Pengukuran Sipat Datar Dengan Waterpass
A. Faktor Alam
1) Ketinggian Air: Jika ada perubahan tinggi air di dalam waterpass karena faktor
alam seperti pasang surut, banjir, atau air yang menguap, hal ini dapat
memengaruhi keakuratan pengukuran. Penting untuk memeriksa dan
menyesuaikan ketinggian air sebelum melakukan pengukuran.
2) Perubahan Temperatur: Perubahan suhu dapat memengaruhi densitas udara,
yang pada gilirannya dapat memengaruhi keakuratan pembacaan waterpass.
Suhu yang tinggi atau rendah dapat menyebabkan perbedaan kecil dalam
ketinggian kolom air dalam waterpass.
3) Angin: Angin kencang dapat menyebabkan waterpass bergoyang atau tidak
stabil, yang dapat mengganggu pembacaan. Pengguna perlu memperhatikan
kondisi angin saat melakukan pengukuran dan, jika memungkinkan, melindungi
waterpass dari angin dengan menggunakan penghalang atau pelindung.
4) Kondisi Cuaca Buruk: Hujan, kabut, atau salju dapat mengganggu visibilitas dan
kenyamanan saat melakukan pengukuran, yang dapat mengakibatkan kesalahan
dalam pembacaan waterpass. Penting untuk memilih kondisi cuaca yang sesuai
untuk melakukan pengukuran yang akurat.
5) Kondisi Permukaan: Faktor alam seperti tanah yang tidak rata, bebatuan, atau
vegetasi yang tumbuh dapat membuat sulit untuk menempatkan waterpass
dengan stabil dan rata. Hal ini dapat memengaruhi keakuratan pengukuran.
B. Faktor Alat Ukur
1) Ketidakakuratan Kalibrasi: Waterpass yang tidak dikalibrasi dengan benar dapat
menghasilkan pembacaan yang tidak akurat. Penting untuk secara rutin
melakukan kalibrasi waterpass sesuai dengan petunjuk produsen.
2) Kerusakan Alat: Kerusakan pada waterpass, seperti gelembung yang pecah atau
skala yang rusak, dapat menyebabkan kesalahan dalam pembacaan. Pastikan
waterpass dalam kondisi baik dan diperiksa secara berkala untuk
mengidentifikasi dan memperbaiki kerusakan yang mungkin terjadi.
3) Ketidakstabilan Konstruksi: Waterpass yang tidak dirancang atau dibangun
dengan baik dapat mengalami ketidakstabilan, yang dapat mengganggu
pembacaan yang akurat. Pastikan waterpass yang digunakan memiliki konstruksi
yang kokoh dan stabil.
4) Ketidakakuratan Gelembung: Gelembung yang tidak bergerak secara bebas atau
terdapat kotoran di dalam tabung gelembung dapat menghasilkan pembacaan
yang tidak akurat. Pastikan gelembung bergerak dengan lancar dan tabung
gelembung bersih sebelum melakukan pengukuran.
5) Ketidaksejajaran Level Gelembung: Level gelembung yang tidak sejajar dengan
tepi waterpass dapat menyebabkan kesalahan dalam pembacaan. Pastikan level
gelembung dalam posisi yang tepat sebelum membaca hasil pengukuran.
6) Ketidakstabilan Tripod: Tripod yang tidak stabil atau tidak terpasang dengan
baik dapat mengakibatkan waterpass tidak berada pada posisi yang tepat untuk
pengukuran yang akurat. Pastikan tripod dipasang dengan kokoh dan stabil
sebelum melakukan pengukuran.
C. Faktor Manusia
1) Ketidakstabilan atau Kurangnya Keterampilan Pengguna: Pengguna yang kurang
terlatih atau tidak memiliki pengalaman yang cukup dalam penggunaan
waterpass dapat melakukan kesalahan dalam mengatur peralatan, membaca
hasil, atau melakukan prosedur pengukuran dengan tepat.
2) Kesalahan Pembacaan: Salah membaca skala waterpass atau mengambil
pembacaan yang tidak akurat dapat mengakibatkan kesalahan dalam
pengukuran. Penting untuk melatih pengguna agar dapat membaca dengan teliti
dan tepat.
3) Kurangnya Perhatian terhadap Detail: Ketidakcukupan dalam memperhatikan
detail seperti kondisi lingkungan, perubahan cuaca, atau keadaan peralatan dapat
mengakibatkan kesalahan dalam pengukuran.
4) Ketidaksesuaian Penggunaan: Penggunaan waterpass yang tidak sesuai dengan
panduan atau prosedur yang ditetapkan juga dapat menyebabkan kesalahan
dalam pengukuran. Penting untuk memastikan bahwa pengguna mengikuti
prosedur yang benar dan memahami cara penggunaan yang tepat.
5) Kesalahan Pemilihan Lokasi Pengukuran: Memilih lokasi yang tidak tepat untuk
melakukan pengukuran juga dapat menghasilkan hasil yang tidak akurat. Penting
untuk memilih lokasi yang datar dan stabil untuk pengukuran yang akurat.

Anda mungkin juga menyukai