Anda di halaman 1dari 19

“LOGAM RADIUM”

Muhammad Wisnu Rizqullah XI GP 1

JURUSAN GEOLOGI PERTAMBANGAN

BAHAN GALIAN

SMK NEGERI 1

BALIKPAPAN

2020

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkah dan rahmat-Nya sehingga
makalah “Analisis Logam Radium (Ra)” dapat terselesaikan tepat pada waktunya.
Dengan terselesaikannya makalah ini kami harapkan ada mamfaatnya terutama dalam
rangka memperlancar proses kegiatan belajar selanjutnya serta bermanfaat bagi yang
memerlukannya.

Penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu
memberikan sumbangan berupa saran dan kritik baik secara langsung maupun tidak
langsung. Makalah Analisis Logam Radium ini menjelaskan sifat-sifat logam Ra,
keberadaan, pemanfaatan, peranan, pengaruh, sumber pencemaran, penanganan serta
analisis logam Ra tersebut.

Penulis menyadari sepenuhya bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu dengan lapang dada dan hati terbuka penulis mengharapkan kepada para
pembaca untuk memberikan saran ataupun kritik yang bersifat membangun demi
kesempurnaan makalah ini.

Balikpapan,     April 2020

Penyusun, Muhammad Wisnu Rizqullah

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ……………………………………………………………………………………..       1

KATA PENGANTAR …………………………………………………………………………………..        2

DAFTAR ISI ………………………………………………………………………………………………      3

1. Pendahuluan ………………………………………………………….                                            4
2. Sifat-sifat Logam Radium
………………………………………………………………….                                                        6
3. Keberadaan Logam Radium di Alam
………………………………………………….                                                                                9
4. Pemanfaatan Logam Radium
…………………………………………………………….                                                                21
5. Peranan Logam Radium Bagi Tubuh
………………………………………………….                                                                                23
6. Pengaruh Logam Radium Bagi Tubuh ………………………………………………. 
23
7. Sumber Pencemaran dan Dampak Logam Radium ……………………………..            
24
8. Penanganan Masalah Logam Radium
………………………………………………..                                                                                   25
9. Analisis Logam Radium
……………………………………………………………………                                                      25

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………………………………………        30

1. A.   Pendahuluan
Jauh sebelum ilmu pengetahuan berkembang seperti sekarang ini, manusia telah
mempraktekan “ilmu kimia”, meskipun pada dasarnya masih terbatas pada cara-cara
pengolahan benda (materi) yang diawali dari kegiatan coba-coba dan dilakukan dalam
rangka mempertahankan hidup.  Seringkali kita tidak menyadari bahwa hidup kita tidak
lepas dari suatu zat bernama unsur. Betapa tidak, bahkan suatu bahan yang jumlahnya 
sedikit dan tanpa sadar kita konsumsi sehari-hari merupakan mineral yang sangat
penting bagi manusia, antara lain bagi metabolisme tubuh, penghubung antar syaraf,
kerja jantung, dan pergerakan otot adalah salah satu unsur logam golongan II A atau
lazim disebut alkali tanah yang bernama Kalsium. Selain memiliki dampak positif,
pemanfaatan unsur dan senyawa alkali tanah juga menimbulkan dampak negatif
terhadap kelangsungan hidup manusia dan sekitarnya. Misalnya, Berilium dan
garamnya merupakan bahan beracun dan berpotensi sebagai zat karsinogenik. Untuk
itu, kita harus mengenali bagaimana sifat dari masing-masing unsur dan senyawa
tersebut, sehingga dalam memanfaatkannya kita dapat menghindari dampak negatif
yang timbul akibat unsur atau senyawa tersebut.

Apa jadinya bila kita seorang mahasiswa kimia, bahkan tidak menyadari hal ini, bahwa
kita tidak hanya dituntut “mempelajari” materi di dalam buku, tetapi kita juga bisa
langsung belajar dari alam dan mengaplikasikan serta mengaitkannya dengan ilmu yang
ada. Bahkan bila dipelajari lebih mendalam, bukan hanya logam alkali tanah saja yang
berperan penting dalam kehidupan makhluk hidup, khususnya manusia, melainkan
unsur-unsur lain pun ikut mendukung mekanisme kehidupan kita sebagai makhluk
hidup. Logam alkali tanah merupakan unsur-unsur yang terletak pada golongan IIA
pada sistem periodik unsur, yaitu Berilium, Magnesium, Kalsium, Strontium, Barium,
dan Radium. Logam alkali tanah juga dapat membentuk basa, tetapi lebih lemah
dibandingkan dengan logam alkali. Logam alkali tanah sukar larut dalam air. Unsur-
unsur golongan II A umumnya mudah ditemukan dalam tanah berupa senyawa tak
larut. sehingga dinamakaerin logam alkali tanah.

Pada 1898, Pierre yang telah menyaksikan segala upaya yang dilakukan istrinya
memutuskan i untuk ikut terjun membantu penelitiannya. Bersama mereka
memisahkan berbagai unsur yang membentuk material pitchblende untuk menemukan
unsur yang dicari. Pada 6 Juni 1898, mereka berhasil menemukan sebuah unsur yang
kemudian mereka beri nama “Polonium”, sebagai penghargaan di Polandia, negara asal
Marie. Akan tetapi, bukti-bukti menunjukkan bahwa masih ada unsur lain yang
tersembunyi. Unsur yang belum diketemukan itu mereka sebut sebagai radium.
Radium diperoleh dengan mengekstraksi radium dari batuan pitchblende. Pekerjaan
yang mereka mulai sejak 1898 itu baru menampakkan hasil pada 1902. Saat itu, empat
tahun setelah Pierre pertama kali mengumumkan bahwa radium mungkin ada, yaitu
dengan berhasil mengekstraksi sepersepuluh gram radium dari batuan pitchblende.
Saat itulah, untuk pertama kalinya dunia dapat melihat sumber sinar misterius yang
telah dicari selama bertahun-tahun

Begitu susah payahnya unsur Radium diperoleh. Maka dalam makalah ini, akan dibahas
beberapa kecenderungan sifat dari logam radium (Ra), kelimpahan di alam, proses
pembuatan serta aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari.

1. B.    Sifat-sifat Logam Radium

Radium (Ra) adalah salah satu unsur logam alkali tanah yang berasal dari kerak bumi.
Radium berwarna hampir putih bersih, namun akan teroksidasi jika terkena udara dan
berubah menjadi hitam. Radium mempunyai tingkat radioaktivitas yang tinggi.
Isotopnya yang paling stabil, Ra-226, mempunyai waktu paruh selama 1602 tahun dan
kemudian berubah menjadi gas radon

Radium memiliki empat isotop di antaranya ada yang bersifat radioaktif, yaitu isotop
Ra, Ra, Ra, dan Ra. Yang dimaksud radium secara umum adalah radionuklida
226 228 234 223

dengan nomor massa 226 dan nomor atom 88 yang dinyatakan Ra atau biasanya
88
226

ditulis Ra. Radionuklida tersebut merupakan anak luruh thorium-230 ( Th) dari deret
226 230

uranium-238 ( U). 238

Radium merupakan luminescent (memberikan warna biru samar), bereaksi hebat


dengan air dan minyak untuk membentuk radium hidroksida dan sedikit lebih tidak
stabil daripada barium. Fase normal radium adalah padat.

Dalam bentuk senyawa kimia, radium dapat membentuk garam asam kuat, seperti
RaCl , BaBr , dan Ra(NO ) Garam sulfat, karbonat, dan fosfat radium adalah lebih
2 2 3 2.

sedikit dapat larut dibanding dengan nitrat dan khlor. Orde daya larut relatif bervariasi
dengan anion. Untuk sulfat, daya larutnya menurun dalam orde Ca < Sr < Pb < Ra  
2+ 2+ 2+ 2+
1. C.    Keberadaan Logam Radium di Alam

Logam ini ditemukan dalam jumlah kecil dalam bijih uranium dan thorium dalam batu
pitchblende. Diperkirakan bahwa setiap kilometer persegi permukaan bumi (hingga
kedalaman 40 cm) berisi 1 gram radium. Jumlah radium dalam bijih uranium bervariasi
antara 150 dan 350 mg/ton. Dan juga terkandung dalam bijih Zaire

Radium dapat ditemukan dalam berbagai matriks lingkungan, seperti batu-batuan,


tanah, air (air tanah, air laut, air mineral, dan air dari sumber air panas), tanaman
(tanaman darat dan tanaman air), hewan (hewan darat dan hewan air), udara, dan
manusia.

Masuknya radium dari dalam tanah ke air, dapat secara alami, yaitu dengan migrasi
seperti yang telah dijelaskan di atas, di samping itu juga dapat berasal dari atmosfer
akibat dari kegiatan manusia yang memanfaatkan sumber-sumber alam dari dalam
tanah, misalnya kegiatan penambangan, terutama tambang fosfat termasuk limbah
pabrik pembuatan pupuk fosfat, PLTU batubara (coal fly ash), bahan-bahan bangunan
(gipsum, semen, dan pasir). Akibat lepasan Ra ke lingkungan karena kegiatan
226

manusia, menurut Dickson diperkirakan bahwa sekitar 2,4 х 10 Bq/tahun masuk ke


14

dalam lapisan atmosfer. Kadar Ra dalam lapisan troposfer berkurang dengan


226

ketinggian dan kadarnya sangat rendah di lapisan atmosfer atas. Distribusi vertikal
dalam lapisan untuk lapisan stratosfer rendah sama dengan kadar U, Pb, dan Pb
238 210

(stabil), yang semua bersumber pada permukaan bumi. Kejadian alami dan kegiatan
manusia memberi kontribusi cemaran radium di lapisan atmosfer, yang akhirnya Ra 226

dapat jatuh ke bumi bersama-sama dengan air hujan. Kontribusi Ra di lingkungan


226

yang berasal dari atmosfer relatif kecil, sedangkan kontribusi paling besar berasal dari
air buangan akibat kegiatan penambangan, terutama penambangan batubara sampai
mencapai kadar ratusan Bq/kg. Pernah dilaporkan di Rusia (1983), hasil penggalian
batubara 2,8 х 10 ton dapat menghasilkan lepasan Ra total tahunan ke lingkungan
3 226

(sungai) mendekati 6 х 10 Bq. Sehingga kemungkinan terjadinya pencemaran


12

lingkungan oleh Ra baik yang berasal dari kegiatan manusia maupun secara alami
226

perlu dikendalikan secara sungguh-sungguh. Jejak radionuklida Ra dari bermacam-


226

macam sumber pencemar melalui berbagai media dan masuk ke dalam tubuh manusia.
Radium dalam Berbagai Komponen Lingkungan :

1. Batu-batuan

Pergerakan dan pengendapan radium dalam batu-batuan di dalam batu-batuan yang


berbeda akan berbeda pula, peristwa ini sebagai bagian dari siklus radium global secara
alami di lingkungan. Bagaimanapun telah diketahui dan disadari bahwa kerak bumi itu
sendiri terdiri atas berbagai batu-batuan yang memiliki kelompok batuan beku gunung
berapi (ignous), batuan sedimen (sedimentary) dan metamorpik. Menurut Rosler, H.J.,
95% berupa batuan magnetit, 4% slate/shale, 0,68% batu pasir dan 0,32% batuan
karbonat. Cakupan kadar uranium adalah bergantung  pada  jenis  batu-batuan  di 
dalam kelompok batuan utama, yaitu metamorpik dan sedimen. Diperkirakan kadar U 238

rata-rata dalam kerak  bumi 32,9  Bq/kg  dengan  menganggap terjadi  keseimbangan 
radioaktif  dengan  anak luruhnya. Sebagai contoh, batuan beku gunung berapi  tanah 
kerikil  kadar  uraniumnya  lebih tinggi  jika  dibandingkan,  dengan  batuan  beku
gunung berapi.

1. Tanah

Proses perubahan ion biasanya memegang  peranan  penting  terhadap  migrasi 


radium  di  dalam    tanah.    Kapasitas    perubahan    ion  mempunyai karakteristik yang
berbeda pada jenis tanah yang berbeda dan juga akan mempengaruhi distribusi 
radium  di  dalam  tanah.  Beberapa penelitian menunjukkan bahwa data kadar Ra 226

dalam  berbagai  jenis  tanah  yang  mempunyai radiasi latar normal bervariasi berkisar
dari 3,7  sampai 125,8   Bq/kg   dan   kadar   tertinggi ditemukan dalam jenis tanah  
light brown desert, yaitu  berkisar  dari 70,3  sampai 125,8  Bq/kg, sedangkan yang
terendah  3,7 Bq/kg ditemukan dalam  tanah  kapur (lime). 

Walaupun tidak secara ekstensif dilaporkan, seperti kadar radium dalam air, beberapa
pengukuran  kadar  radium  dalam  tanah  dari bagian  dunia  telah  dilaporkan  oleh 
beberapa negara,  seperti  Cekoslovakia,  Jerman,  Irlandia, Inggris,   Rusia,   Polandia,  
Amerika   Serikat Yugoslavia, Jepang, India, dan Indonesia

Beberapa daerah di bagian dunia ini ada yang memiliki radiasi latar yang tinggi, karena
kandungan radionuklida primordial dalam tanah lebih   tinggi   dibandingkan   dengan  
kadar radionuklida primordial di daerah yang normal. Daerah-daerah   tersebut,  
antara   lain   India (Karala),  Araxa  dan  Tapira (Brasilia),  Ramzar (Iran),  dan  Niue
(Selandia  Baru).  Kadar Ra dalam tanah dari  6 lokasi tersebut lebih tinggi
226

dibandingkan dengan lokasi-lokasi yang normal  . Kadar Ra  dalam  tanah  yang
226

tertinggi ditemukan di Araxa sampai mencapai 42.400  Bq/kg,  kira-kira 40  kali  lebih 
besar dibandingkan   dengan   kadar   tertinggi   untuk daerah normal. Maslov dan
kawan-kawan telah melaporkan  hasil  penelitian  kadar Ra  dalam tanah di daerah
226

taiga dan tundra di Rusia, yaitu 259 – 71.000 Bq/kg [8]. Data tersebut merupakan data
kadar Ra dalam tanah yang tertinggi di dunia, hampir dua kali lebih tinggi
 226

dibandingkan dengan kadar Ra dalam tanah tertinggi yang ditemukan di Brasilia.


 226

1. Air Daratan

Secara  alamiah  distribusi  radium  dalam  air  daratan, meliputi air permukaan dan air
tanah. Air permukaan  mempunyai  peranan  penting  dalam siklus biokimia maupun
unsur-unsur toksik dalam ekosistem akuatik. Kemungkinan terjadinya distribusi 
lingkungan sangat besar, karena radium mudahlarut dalam air. Air permukaan yang
dimaksud dapat berasal dari sungai dan danau. Kadar Ra dalam air permukaan yang
226

berasal dari sungai dan danau di beberapa negara diperlihatkan pada Tabel 5.

Umumnya kadar Ra dalam air permukaan lebih rendah dibandingkan dengan air
226

tanah (dalam  orde  mBq/l),  karena  kandungan uraniumnya relatif rendah. Kecuali
beberapa air permukaan  yang  berasal  dari  sungai  di  sekitar penambangan uranium,
misalnya kadar Ra dalam air permukaan yang berasal dari sungai di sekitar
226

penambangan uranium Pocos de Caldas (Brasilia), yaitu berkisar dari 7,4 sampai 222
mBq/l, sedangkan kadar Ra dalam air permukaan di daerah lain (bukan daerah
226

tambang) masih di bawah 37mBq/l, tetapi di daerah eksplorasi penambangan uranium,


kadar Ra dalam air permukaan dapat mencapai 1.100 mBq/l.
226

Hal yang sama juga ditemukan kadar Ra dalam air permukaan yang berasal dari
226

sungai Aligator di kawasan penambangan uranium di Australia, yaitu 3,33-314 mBq/l.

1. Air Tanah

Yang dimaksud air tanah (groundwater) termasuk air yang berasal dari air sumur
dalam (well water), air mineral kemasan (bottled mineral water), air panas dari
sumber air panas/panas bumi (thermal spring atau geothermal), dan sumur bor
(drilled well). Radium secara alamiah ditemukan dalam air tanah karena hasil interaksi
air tanah dengan radium yang terkandung di dalam batu-batuan dan tanah yang
terdapat di dalam kerak bumi. Secara tidak langsung radium dihasilkan dari kegiatan
manusia yang mengeluarkan air tanah dari dalam bumi, karena berkaitan dengan
pemanfaatan bahan mineral radioaktif, misalnya penambangan uranium dan thorium.

Kegiatan manusia yang lain seperti penggalian bahan-bahan mineral untuk komersil,
seperti fosfat, emas, batubara, dan tembaga kemungkinan dapat menimbulkan lepasnya
sejumlah radionuklida alam, seperti Ra, Th, Pb, dan Po ke lingkungan bersama-
226 230 210 210

sama dengan air tanah. Di tempat-tempat rekreasi yang memanfaatkan air panas,
misalnya untuk mandi akan memberikan dampak radiasi cukup tinggi terhadap yang
memanfaatkannya, karena kadar radium dan radon dalam air panas (berasal dari
sumber air panas alam) lebih tinggi dibandingkan dengan air normal pada umumnya.

1. Air Laut

Pengukuran kadar Ra dalam air laut mula-mula dilakukan oleh Evans dkk, dekat
226

pantai Kalifornia (1938) dan tahun 1958 pengukuran kadar Ra dalam air laut menjadi
226

lebih sering dilakukan orang, karena radium yang terkandung dalam air laut merupakan
suatu unsur yang dipakai untuk mengetahui proses geokimia marin. Kosczy (1958)
orang yang pertama kali melakukan penggunaan radium untuk perunut (tracer) dalam
laut untuk menghitung koefisien difusi vertical air laut, untuk memperkirakan waktu
pembaruan (renewal time) massa air di lautan Pasifik dan India.

1. Organisme Akuatik

Organisme akuatik dibedakan menjadi biota air tawar dan biota laut. Kadar Ra dalam
226

biota air tawar umumnya lebih tinggi dibandingkan dengan biota laut dan sangat
bergantung pada lokasi pengambilan sampel, misalnya jika sampel biota diambil dari
daerah tambang. Kadar Ra dalam algae yang diambil di sungai Animas (dekat lokasi
226

penambangan uranium di Colorado) dapat mencapai 2.200 Bq/kg basah dan di


Jaduguda (India) dapat mencapai 8.930 Bq/kg basah. Kadar Ra dalam plankton yang
226

ditemukan di Tessenderlo (Belgia) relatif tinggi, yaitu 2.780 Bq/kg. Kadar Ra dalam
226

molusca dan ikan umumnya relatif rendah, misalnya kadar Ra dalam mulusca yang
226

ditemukan di sungai Aligator (Australia) berkisar dari 1,1 sampai 166 Bq/kg, dan kadar
Ra dalam ikan air tawar berkisar dari 0,052 sampai 8,51 Bq/kg. Harga kadar Ra
226 226

dalam mulusca tertinggi ditemukan di Australia (dekat penambangan uaranium).

Kadar Ra dalam biota laut relatif rendah. Kadar Ra dalam plankton (phytoplankton
226 226

dan zooplankton) yang berasal dari lautan di bagian dunia berkisar dari 0,08 sampai
66,6 Bq/kg basah, sedangkan kadar Ra dalam algae dan mullusca umumnya relatif
226

rendah, yaitu 0,011 – 4,44 Bq/kg untuk algae dan 0,08 – 0,89 untuk mullusca. Kadar
Ra dalam ikan umumnya lebih tinggi dibandingkan kadar Ra dalam algae dan
226 226

mullusca. Kadar Ra dalam ikan berkisar dari 0,02 sampai 5,15 Bq/kg. Biasanya kadar
226

Ra dalam tulang ikan lebih tinggi dibandingkan dengan yang di bagian tubuh ikan
226

lainnya, karena radium mempunyai sifat seperti kalsium, yaitu mudah terakumulasi
dalam tulang.

1. Tanaman Darat

Sebagaimana diketahui bahwa radium bersifat seperti kalsium dalam tanah, sehingga
radium merupakan unsur yang penting dalam sistem metabolik dalam tanaman oleh
karena itu radium akan selalu diserap dari tanah oleh tanaman. Kadar Ra dalam
226

tanaman bergantung pada besar-kecilnya radium yang terkandung dalam tanah. Kadar
Ra dalam tanaman bervariasi bergantung pada jenis tanaman, misalnya biji-bijian dan
226

sayur-sayuran yang berdaun, kadar radiumnya akan berbeda.

1. Hewan Darat

Kadar Ra dalam organ tubuh hewan darat bergantung pada ekosistem dan seberapa
226

banyak radium yang terakumulasi di dalam organ kritik tersebut. Beberapa negara telah
melaporkan kadar Ra dalam berbagai organ tubuh hewan darat pada daerah latar
226

normal.

Kadar Ra dalam tulang hewan darat umumnya lebih tinggi dibandingkan dengan
226

organ yang lain, karena sifat radium yang mudah terakumulasi dalam tulang terutama
tulang yang masih dalam pertumbuhan.

1. Limbah Industri
Daur ulang yang berasal dari limbah industri banyak orang memanfaatkan, misalnya
abu terbang dipakai untuk campuran semen dan fosfo gipsum untuk bahan bangunan
rumah. Kadar Ra dalam limbah industri bervariasi bergantung pada bahan yang
226

diproduksi. Berikut ini diberikan beberapa sampel yang mengandung kadar Ra dalam
226

limbah cukup tinggi .

1. Udara

Pengukuran kadar Ra dalam udara di lingkungan agak sulit, sehingga data yang
226

dipublikasikan kepada masyarakat tidak begitu banyak .

1. D.   Pemanfaatan Logam Radium

Radium pernah digunakan dalam kandungan cat kuku. Ketika kebiasaan orang-orang
yang menggunakan cat kuku umumnya adalah wanita yang terkadang menggigit jarinya
berisiko terkena penyakit anemia.

Setelah tahun 1960-an, cat radium pertama kali diganti dengan cat prometium, dan
kemudian oleh tritium botol yang terus digunakan hari ini. Meskipun radiasi beta  dari
tritium yang secara potensial berbahaya jika ditelan, itu telah menggantikan radium
dalam aplikasi ini.

Radium juga dimasukkan ke dalam beberapa makanan untuk mempertahankan rasa


dan sebagai pengawet, namun dampaknya banyak orang terkena radiasi. Radium
pernah menjadi aditif dalam produk seperti pasta gigi, krim rambut, dan bahkan
makanan. Produk semacam itu dilarang oleh pemerintah di beragai negara, setelah
ditemukan dapat menimbulkan efek kesehatan yang sangat serius karena dapat
merugikan. (Lihat misalnya Radithor.) Di AS, radium digunakan untuk mencegah
masalah telinga tengah atau pembesaran tonsil pada anak-anak dari akhir 1940-an
hingga awal 1970-an.

Pada tahun 1909, yang terkenal percobaan Rutherford yaitu radium yang digunakan
sebagai sumber alpha untuk menyelidiki struktur atom emas. Percobaan ini
menyebabkan model Rutherford atom dan merevolusionerkan bidang fisika nuklir.
Radium (biasanya dalam bentuk radium klorida) digunakan dalam obat-obatan untuk
menghasilkan gas radon yang digunakan sebagai pengobatan kanker, misalnya
beberapa sumber radon ini digunakan di Kanada pada 1920-an dan 1930-an. Isotop 223

Ra saat ini sedang diselidiki untuk digunakan dalam obat sebagai kanker pengobatan
tulang metastasis.

Pemanfaatan radium untuk memenuhi kebutuhan hidup, mendorong orang melakukan


penambangan radium secara besar-besaran. Radium pernah dijadikan suatu bahan
yang komersil untuk diproduksi yang diawali oleh sebuah Lembaga Ilmu Pengetahuan
Perancis (1902) yang telah mengeluarkan dana untuk memproduksi radium dalam skala
pabrik. Penambangan radium telah dilakukan oleh pemerintah Austria di St.
Joanchimsthal. Antara 1913 dan 1922, persediaan radium dunia telah dikuasai oleh
produksi Amerika Serikat dan negara penyalur radium di negara-negara Eropa.
Berkaitan dengan hal tersebut distribusi radium beserta anak luruhnya ke lingkungan
perlu ditangani secara sungguh-sungguh. Distribusi radium beserta anak luruhnya
(radon, polonium, timbal, dan bismuth) dalam bentuk partikel debu kemungkinan
dapat memberikan resiko terhadap kesehatan manusia dan lingkungan, terutama para
pekerja tambang.

Radium digunakan dalam senyawa api warna merah tua merah (kaya merah atau warna
merah dengan warna ungu) dan memberikan karakteristik spektrum. Karena pendek
yang secara geologis setengah hidup dan intens radioaktivitas, radium merupakan 
senyawa cukup langka, terjadi hampir secara eksklusif dalam bijih uranium.

F   Fluorida radium (RaM 2)

F   Radium Klorida (RaCl 2)

F   Bromida radium (RaBr 2)

F   Iodida radium (RaI 2)

F   Radium oksida (RaO)

F   Radium nitrida (Ra N 3 2)


Radium memiliki sifat pendar (luminescent), yang ada kaitannya dengan suatu zat
pendar padat, seperti seng sulfit, dapat digunakan pada angka-angka pada jam tangan
sehingga dapat bercahaya dalam gelap. Daya pengionannya telah dimanfaatkan untuk
keelektrikan statik eliminator dan klep elektronik. Radium bersama dengan berilium
dapat dipakai sebagai sumber neutron (Sutarman, 2003).

1. E.    Peranan Logam Radium bagi Tubuh

Hampir tidak ada manfaat bagi tubuh ketika logam ataupun radionuklerida Ra masuk
ke dalam tubuh. Melainkan hanya menyebabkan penyakit dan dampak negati bagi
tubuh. Seperti yang dipaparkan dalam “Pengaruh Logam Radium bagi Tubuh”.

1. F.    Pengaruh Logam Radium bagi Tubuh

Ra bersifat radioaktif dengan waktu paroh 1622 tahun dan memancarkan radiasi alfa
226

dengan energi 4,79 MeV. Anak luruh dari Ra adalah gas radon ( Rn). keberadaann gas
226 222

radon di lingkungan mencapai jumlah sangat besar, sekitar 58 % dari total radon
alamiah. Gas radon tersebut dapat memberikan bahaya radiologik terhadap saluran
pernafasan. Adapun Ra sendiri bersifat seperti unsur kalsium (Ca) yang mudah
226

terakumulasi di dalam tulang (sutarman, 2003).

Tidak ada bukti bahwa secara alami terdapat hubungan ke tingkat radium memiliki efek
yang merugikan pada kesehatan manusia. Namun, hubungan ke tingkat yang lebih
tinggi radium dapat mengakibatkan efek kesehatan, seperti gigi fraktur, anemia dan
katarak. Ketika pemaparan berlangsung selama jangka waktu yang panjang radium
bahkan menyebabkan kanker dan eksposur pada akhirnya dapat menyebabkan
kematian. Efek ini dapat berlangsung bertahun-tahun untuk berkembang dan biasanya
disebabkan oleh radiasi gamma radium, yang mampu melakukan perjalanan cukup jauh
melalui udara.

Manusia merupakan media terakhir dari jejak kritik radium di lingkungan. Misalnya
radium masuk ke dalam tubuh dapat melalui pernafasan maupun sistem pencernaan
(makan dan minum). Umumnya kadar Ra dalam tulang relatuf tinggi berkisar dari
226

0,059 sampai 1,2 Bq/kg kering, dengan rata-rata 0,31 Bq/kg. Adapun untuk organ lain,
seperti paru-paru, gonad, sumsum merah dan sumsum kuning, masing-masing sekitar
0,005 Bq/kg.
Kadar Ra dalam organ tubuh sangat bergantung dari usia, tempat tinggal, dan pola
226

makanan/minuman atau rantai makanan. Harga kadar Ra dalam tubuh manusia yang
226

tinggal di daerah latar tinggi umumnya lebih tinggi, jika dibandingkan dengan orang
yang bertempat tinggal di daerah latar normal. Sebagai contoh, kadar Ra dalam tubuh
226

manusia yang bertempat tinggi di Karala (India) mencapai 2,87 Bq/kg dan yang
bertempat tinggal di Araxa-Tapira (Brasilia) mencapai 8,59 Bq/kg.

1. G.   Sumber Pencemaran dan Dampak Logam Radium

Radium merupakan salah satu logam yang memiliki sifat radioaktif sehingga sangat
berpotensi menjadi polutan radiaktif. Polutan raioaktif atau Limbah radioaktif adalah
jenis limbah yang mengandung atau terkontaminasi radionuklida pada konsentrasi atau
aktivitas yang melebihi batas yang diijinkan (Clearance level) yang ditetapkan oleh
Badan Pengawas Tenaga Nuklir. Definisi tersebut digunakan didalam peraturan
perundang-undangan. Pengertian limbah radioaktif yang lain mendefinisikan sebagai
zat radioaktif yang sudah tidak dapat digunakan lagi, dan/atau bahan serta peralatan
yang terkena zat radioaktif atau menjadi radioaktif dan sudah tidak dapat
difungsikan/dimanfaatkan. Bahan atau peralatan tersebut terkena atau menjadi
radioaktif kemungkinan karena pengoperasian instalasi nuklir atau instalasi yang
memanfaatkan radiasi pengion. Distribusi radium ke lingkungan diperkirakan akan
memberi kontribusi cemaran zat radioaktif di lingkungan

Salah satu sumber pencemaran radioaktif tersbut adalah dari batu bara. Pada saat
batubara dibakar terjadilah pembelahan (cracking) molekul-molekul besar menjadi
molekul-molekul yang lebih kecil dan pada saat inilah unsur radioaktif yang terjebak di
dalam batubara selama berjuta-juta tahun akan ke luar bersama-sama dengan hasil
emisi batubara lainnya. Unsur radioaktif yang ke luar dari cracking batubara sangat
banyak dan ini tergantung pada jenis dan asal tempat penambangan batubara. Hasil
penelitian terakhir menyebutkan bahwa unsur radioaktif yang ke luar sebagai polutan
pencemar udara lingkungan sekitar 36 macam unsur radioaktif. Dari sekian banyak
polutan radioaktif yang ke luar dari batubara yang paling dominan adalah unsur
radioaktif radium Ra.
226

Polutan radioaktif Ra termasuk ke dalam golongan logam berat yang apabila masuk ke
226

dalam tubuh manusia akan mengikuti lever route yang berdampak buruk terhadap
kesehatan manusia. Perlu kiranya diketahui bahwa dari segi paparan radiasi, radiasi
Alpha yang ke luar dari Ra merupakan bahaya radiasi interna terhadap tubuh
226

manusia. Bahaya radiasi interna artinya unsur radioaktif tersebut tidak berbahaya kalau
hanya berada di luar tubuh manusia karena daya tembusnya (jangkauannya) yang
sangat pendek, akan tetapi menjadi berbahaya bila masuk ke dalam tubuh manusia.
Apabila dilihat dari segi daya racunnya atau radiotoksisitasnya, maka polutan radioaktif
Ra termasuk kelompok radiotoksisitas sangat tinggi.
226

1. H.   Penanganan Masalah Logam Radium (Ra)

Penanganan yang dilakukan terhadap masalah yang ditimbulkan dari logam radium
adalah dapat diterapkannya peraturan pemerintah yang melarang penggunaan Radium
dalam industri untuk masalah logam radium buatan. Namun karena pada dasarnya
logam radium terjadi secara alami di alam dan lebih sering ditemukan dalam bentuk
radionukletidanya maka dengan membatasi pembuatan dan penggunaan radium
buatan sudah lebih membantu mengurangi masalah yang ditimulkan dari logam Ra ini.

1. I.      Analisis Logam Radium

Logam Radium (Ra) merupakan logam yang lebih banyak ditemukan di alam dalam
bentuk radionukletidanya, maka analisis yang dapat dilakukan yaitu analisis radioaktif.
Analisis yang dilakukan dalam dapat berupa analisis kualitatif dan analisis kuantitatif.

Analisis Kualitatif

Unsur radioaktif dapat mengeluarkan energi dalam bentuk radiasi dengan


memancarkan cahaya dan partikel (α, β, dan γ). Maka untuk menganalisis radiasi yang
dipancarkan oleh unsur-unsur radioaktif seperti Ra dapat dilakukan dengan
instrumentasi radiokimia dengan menggunakan sumber radiasi yang sama dengan
unsur yang akan dianalisis. Berikut skema komponen instrumentasi radiokimia :

Keterangan:

1. Energi kimia
Energi ini merupakan energi yang digunakan untuk menganailisis ada tidaknya suatu
unsur radioaktif melalui pemancaran energi radiasi oleh unsur tersebut. Biasanya
digunakan  energi yang sesuai dengan energi radiasi yang akan dianalisis.

1. Detektor

Detektor sebagai alat ukur energi radiasi yang merubah energi kimia menjadi energi
listrik. Detektor merupakan suatu bahan yang peka terhadap radiasi, yang jadi bila
dikenai radiasi akan menghasilkan suatu tanggapan (response) tertentu (sinyal-sinyal
listrik) yang lebih mudah diamati.

1. Prosesor

Prosesor mengolah sinyal listrik yang diperoleh oleh detektor untuk memberikan
informasi sebanyak mungkin tentang radiasi yang dideteksi. Terdapat beberapa bagian
dari prosesor, yaitu :

1. Preamplifier (sebelum amplifier)

Energi kimia mengalami ionisasi menjadi suatu pulsa muatan listrik Q (coulomb),
kemudian Q berubah menurut waktu, yang besar muatannya berkisar antara 10 – 1010 15

coulomb/pulsa. Dengan adanya preamplifier, nilai tersebut diubah ke dalam bentuk vt.
[q(t) ” v(t)].

Preamplifier diletakkan sangat dekat dengan detektor karena  mengurangi distorsi


(gangguan) yang disebabkan oleh radiasi inti yang berinteraksi dengan detektor, seperti
gangguan noise (ribut). Contoh : noise listrik dari kabel, goncangan termal random
elektron dalam sirkuit, pelepasan elektron dari beberapa komponen sirkuit yang tidak
dikehendaki. Dan juga untuk menyiapkan bentuk dan kuat sinyal yang dapat diolah oleh
amplifier.

1. Amplifier

Berfungsi memperkecil rasio gangguan kabel terhadap sinyal dan mencegah pulsa
kedodoran (feel up) atau dengan kata lain untuk menguatkan arus listrik.
c. Analizer

Berfungsi untuk menganalisa sinyal dengan memilih tinggi pulsa yaitu menstandarkan
pulsa yang lebih tinggi dari harga batas. Analizator terdiri dari :

F   Pemilih tinggi pulsa : untuk memilih pulsa yang akan dianalisis dan yang dibuang.
Diskriminator : alat pemilih tinggi pulsa.

F   Pemisah tinggi pulsa : pulsa yang telah melalui pemilih                tinggi pulsa maka
dicatat skalanya (pen skala). Prinsip dari pen skala : perangkat out put dari
instrumental, berupa komputer, display-display manual biasa. Perangkat out berada
pada suatu sistem instrumen.

Dari standar skala, keluar dalam bentuk angka-angka. Hasil dari semua pengukuran
setelah diolah ditampilkan pada out put.

1. Recorder

Hasil analisis yang dilakukan oleh prosesor selanjutnya dibaca di recorder.

Analisis Kuantitatif

Dalam analisis kuantitatif, teknik yang dapat dilakukan untuk menganalisis unsur-
unsur yang memerlukan kepekaan tinggi dengan satuan mencapai ppm atau ppt. Salah
satu teknik radio analisis  yang dapat dilakukan yaitu analisis pengenceran isotop
(Isotope Dilution Analysis / IDA).

Pada prinsipnya IDA adalah mengukur perubahan aktivitas spesifik suatu senyawa yang
dimasukkan ke dalam suatu contoh yang juga mengandung senyawa tersebut.

Dengan cara IDA, ke dalam campuran yang berisi campuran zat yang akan dianalisa,
dipisahkan misalnya dengan cara pengendapan atau kristalisasi. Perhitungan dilakukan
dengan jalan membandingkan aktivitas spesifik radioisotop mula-mula dengan zat
sesudah pemisahan. Ada dua tipe IDA yang digunakan, yaitu :

1. IDA langsung
Contoh : x gram sampel yang mengandung zat A yang tidak  aktif, ditambahkan y gram
A aktif (A*) yang diketahui  aktivitasnya (D).

Adapun aktivitas spesifik dari A* : S (spesifik aktivitas)


1

Aktivitas spesifik merupakan aktivitas per berat senyawa tersebut atau aktivitas setiap
gram dari contoh yang akan dianalisa. Rumus :

dimana

Dari persamaan diatas dapat diperoleh persamaan :

Keterangan :

x   = Berat isotop mula-mula yang akan dianalisa

y   = Berat yang ditambahkan

S = Aktivitas spesifik campuran


2

1. IDA terbalik (Diverse IDA / DIDA)

Pada IDA terbalik, memiliki prinsip yang hampir sama dengan metode IDA, namun
pada IDA terbalik yang  tidak diketahui adalah berat zat yang aktif. Aktivitas spesifiknya
adalah :

…………. (1)

Dimana Sq = aktivitas spesifik dari zat yang aktif

q  = berat zat aktif (gram)

Dengan adanya penambahan zat yang tidak aktif (r), maka :

Jika pers. (1) disubtitusi pada pers. (2), maka


 

DAFTAR PUSTAKA

Ames,D,P., 2003, “Radium”, Chemical & Enginering news.

Arma,A,J,A., 2011,”Zat Radio Aktif Dan Penggunaan Radio Isotop Bagi Kesehatan”,
FKM, Universitas Sumatera Utara.

Awaludin, R., 2011, “Peluang Pemanfaatan Brachytherapy”, Iptek Ilmiah Populer.

Chemistrymylife.blogspot.

Wardhana,W,A., 2010, “Polutan Radioaktif dari Batubara”, Fisik@net.

Anda mungkin juga menyukai