Anda di halaman 1dari 6

BAB I PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Poligon atau traverse adalah rangkaian titik-titik secara berurutan, sebagai
kerangka dasar pemetaan. Sebagai kerangka dasar, posisi atau koordinat titik-titik poligon
harus diketahui atau ditentukan secara teliti. Karena akan digunakan sebagai ikatan titik
detail, pengukuran poligon harus sesuai dengan kriteria atau persyaratan tertentu (Basuki,
2011).
Pengukuran atau pemetaan detail situasi adalah pengukuran secara langsung turun
ke lapangan, kemudian pengukuran tersebut dituang dalam bidang dua dimensi berbentuk
gambar yang mempresentasikan sebagian permukaan bumi (suatu wilayah/daerah) yang
memuat informasi unsur-unsur buatan alami maupun buatan manusia lengkap dengan
nilai ketinggian yang diwakili oleh garis kontur. Unsur buatan alami contohnya seperti
pohon, gunung, sungai dan bentuk alam lainnya, serta unsur buatan manusia contohnya
seperti gedung, jembatan, jalan, selokan, tiang listrik dan sebagainya. Unsur-unsur ini
dinyatakan menurut simbol-simbol tertentu dan digambarkan dengan skala tertentu. Pada
pengukuran ini data-data yang diambil adalah sudut horizontal, sudut vertikal, pembacaan
benang atas, benang tengah dan benang bawah.
Untuk dapat melakukan penggambaran yang mewakili suatu relief dalam suatu
bidang peta, perlu di lakukan pemodelan dalam bentuk obyek peta berupa garis kontur.
Menurut Heywood (2002) kontur adalah sebuah garis pada peta topografi yang
menghubungkan titik-titik dari ketinggian yang sama dan biasanya digunakan untuk
mewakili bentuk dari permukaan bumi. Kontur memiliki kemampuan untuk dijadikan
referensi pada pembangunan dan perencanaan, maka nilai ketinggian yang benar dan teliti
sangat penting dan menjadi syarat yang mutlak dalam pembuatan garis kontur.
Pengukuran situasi titik detail dan penggambaran kontur ini dapat diukur
menggunakan alat total station, karena alat ini juga memiliki kemampuan untuk
mengambil data-data tersebut. Total station adalah alat ukur sudut dan jarak yang
terintegrasi dalam satu unit alat. Alat ini juga sudah dilengkapi dengan processor
sehingga bisa menghitung jarak datar, koordinat, dan beda tinggi secara langsung tanpa
perlu kalkulator lagi. Inilah mengapa dibanding dengan theodolite, total station dinilai
jauh lebih unggul. Total station juga memiliki kecepatan dan ketelitian untuk mengukur
jarak jauh lebih baik dibandingkan dengan theodolite. Selain itu, Total station juga
memiliki kemampuan untuk mengukur pemetaan situasi yang lebih baik dibandingkan
dengan theodolite karena alat total station dapat merekam, menyimpan dan mengunduh
data yang kemudian akan diteruskan ke media eksternal.
2. Tujuan Pelaksanaan

1. Mahasiswa dapat menjelaskan pengertian total station,


2. Mahasiswa dapat menganalisis dan menjelaskan kelebihan dan kekurangan total
station.
3. Mahasiswa dapat mengoperasikan dan mengukur suatu wilayah menggunakan total
station,
4. Mahasiswa dapat mengetahui fungsi dari bagian-bagian total station,
5. Mahasiswa dapat membedakan total station dengan alat ukur tanah yang lain.
BAB II PELAKSANAAN PRAKTIKUM

II.1 Total Station


Total Station merupakan teknologi alat yang menggabungkan secara
elektronik antara teknologi Theodolite, teknologi EDM atau Electronic Distance
Measurement, data collector dan mikro komputer. EDM merupakan alat ukur
jarak elektronik yang menggunakan gelombang elektromagnetik sinar infra merah
sebagai gelombang pembawa sinyal pengukuran dan dibantu dengan sebuah reflektor
berupa prisma sebagai target. Reflektor adalah alat pemantul sinar infra merah agar
kembali ke EDM (Gangga, Yuwono, & Amarrohman, 2019).

1. Bagian- bagian dan fungsi total station


Total station reflectorless dengan jenis Sokkia iM 52 series memiliki bagian-
bagian sebagai berikut :
1. Handle, untuk pegangan tangan pada alat.
2. Vizier, sebagai pembantu bidikan tepat pada objek yang dituju secara kasar.
3. Focusing telescope (klem pengatur fokus benang), untuk memperjelas benang
pada lensa (benang atas, tengah, dan bawah).
4. Telescope (lensa okuler), lensa negatif sebagai lensa mata.
5. Klem pengunci vertikal, untuk mengunci teropong agar tidak dapat
digerakkan secara vertical.
6. Penggerak halus vertikal, untuk menggerakkan teropong secara vertikal ke
arah rambu ukur (objek) secara halus.
7. Battery mounting, pembuka tempat baterai.
8. Battery, penaruh tempat baterai.
9. Nivo tabung digital, untuk menyetel posisi sumbu II pesawat secara
horizontal, dan dapat diatur dengan 3 sekrup penyama rata.
10. Klem pengunci horizontal, untuk mengunci badan pesawat agar tidak dapat
diputar secara horizontal.
11. Penggerak halus horizontal, untuk menggerakkan teropong horizontal ke arah
rambu ukur (objek) secara halus.
12. Lensa objektif, untuk melihat objek yang dituju supaya tampak lebih jelas
apabila dilihat dari suatu titik tertentu.
13. Nivo kotak, untuk mengatur kedudukan alat menjadi rata.
14. Lensa centering.
15. sekrup A B C penyama rata, untuk mengatur nivo tabung.
16. Base plate atau plate dasar.
17. Layar LCD, untuk pembacaan skala lingkaran vertikal, horizontal dan
tampilan nivo tabung.
18. Tombol dan soft keys

2. Fungsi tombol dan soft keys


1. Tombol power, untuk menghidupkan dan mematikan alat.
2. Tombol brightness, untuk mencerahkan tombol display.
3. ESC, untuk keluar atau Kembali ke menu sebelumnya.
4. B.S, menghapus hanya satu karakter angka atau huruf.
5. Shift, untuk mengganti huruf besar, huruf kecil dan angka.
6. FUNC, untuk memilih halaman fungsi.
7. ENT, untuk masuk kedalam menu atau tombol konfirmasi hasil pengukuran
yang sudah selesai
8. Tanda panah atas bawah kanan kiri,
9. Tombol angka 0-9 untuk menuliskan data angka dan data huruf.
10. Tombol F1-F4, untuk memilik tools yang akan digunakan dalam pengukuran.

3. Cara pengoperasian total station


Dalam pengukuran nya, alat total station ini menggunakan laser atau sinar
inframerah yang nanti nya akan membidik objek berupa prisma target, dari hasil
bidik tersebut, kemudian prisma target memiliki peranan untuk mengembalikan
Panjang gelombang kepada alat, yang nanti nya pada display LCD Total station
akan menghasilkan bacaan koordinat berupa x, y, z serta jarak objek dari tempat
berdiri nya alat.
1. Set-Up Alat
Dirikan statif di atas titik dan pasang total station (TS) di atas kepala statif
kemudian kunci dengan skrup pengunci. Lakukan centering pada TS
dengan mengacu kepada nivo kotak dan nivo tabung. Cek Kembali center
point pada lensa center, jika belum tepat di atas patok tetapi hanya selisih
sedikit, dapat dengan menggeserkan alat TS. Setelah center, nyalakan
display TS dengan menekan tombol power.
2. Membuat job/project baru pada total station untuk memulai pekerjaan
baru. Setelah total station dinyalakan, buat job baru dengan cara menekan
tombol MENU >> DATA COLLECT >> ENTER. Kemudian INPUT >>
isikan nama project >> ENTER.
3. Pengukuran Poligon
Alat yang digunakan adalah total station (TS) yang diletakkan di atas
patok poligon, sementara prisma diletakkan di atas titik backsight dan
foresight. Pengukuran dapat dimulai dengan memasukkan koordinattempat
berdiri alat, tinggi alat, serta kode patok tempat berdiri alat pada menu.
Setelah itu, otomatis dari alat akan meminta untuk memasukkan informasi
backsight dan tinggi prisma. Kemudian arahkan teropong tepat ke tengah
prisma di backsight, lalu bidik dan rekam. Jangan lupa pastikan hasil
pengukuran telah tersimpan. Selanjutnya, lakukan hal yang sama ke arah
foresight. Ulangi pengukuran sampai poligon kembali ke titik awal
pengukuran.
4. Pengukuran titik detail.
Metode yang digunakan untuk pengukuran detail situasi adalah metode
tachimetry. Metode ini banyak digunakan untuk memetakan daerah yang
luas dan detail-detailnya tidak beraturan, dengan cara mengikatkan pada
titik kontrol yang telah diketahui koordinatnya. Caranya hampir sama
dengan pengukuran poligon, yakni dengan memasukkan koordinat tempat
berdiri alat dan informasi backsight. Selanjutnya, dapat dilakukan
pengukuran titik detail yang diinginkan dengan mengarahkan teropong ke
posisi prisma detail (yang terpasang pada yalon), mengatur kode titik
detail, dan memasukkan ketinggian prisma. Kemudian, bidik dan rekam
lalu tekan ENTER sehingga data akan tersimpan dalam alat. Ulangi
prosedur pengukuran dan perekaman titik-titik detail di atas sampai
selesai.
5. Download hasil pengukuran
Download data hasil pengukuran dari total station dengan cara
mengkoneksikan antara komputer dengan alat menggunakan kabel
koneksi.

4. Kemampuan Total station


Total Station mempunyai sistem prisma dan laser yang dikembangkan
untuk pembacaan digital selama pengukuran berlangsung. Semua data pengukuran
yang diambil disimpan pada sebuah memori yang nantinya dapat diunduh menjadi
sebuah file yang dapat dibuka pada program autocad. Penggunaan Total Station
dapat memberikan efisiensi dari segi waktu, sebab pekerjaan survei dilakukan
secara semi otomatis, di mana pengoperasian alat tetap dilakukan oleh pengukur,
trtapi untuk proses perekaman dan perhitungan data dilakukan secara otomatis.
Oleh karena itu, penggunaan Total Station ini akan menghemat waktu dan tenaga
pengukur, berbeda dengan Theodolite yang lebih dilakukan secara manual oleh
pengukur. Dengan menggunakan peralatan yang baru yang serba elektronis dan
digital seperti Total Station, kesalahan-kesalahan dalam pengambilan data, dan
keakuratan data lapangan dapat dipertanggung jawabkan.
II.2 Prisma atau Reflektor
Fungsi dari prisma atau kaca sudut adalah untuk membuat sudut siku. Prisma juga
dikenal sebagai Single Prism. Prisma target biasa digunakan untuk pengukuran sebagai
reflector dari alat ukur total station. Prisma akan memantulkan Kembali Panjang
gelombang dari sinar inframerah yang dikeluarkan oleh alat kemudian sinar tersebut di
nilai dan dihitung.
II.2.1 Bagian-Bagian Prisma adalah :
1. Visier, untuk membidik objek secara kasar
2. Tribach, untuk landasan utama tempat berdiri nya prisma target
3. Kaca kubus, untuk memantulkan gelombang sinar inframerah atau sebagai
reflector.
4. Skrup ABC, untuk mengatur pengukuran sumbu I vertikal
5. Nivo tabung, untuk mengatur pengukuran sumbu II horizontal
6. Klem horizontal, untuk mengatur gerak naik turun nya prisma
7. Lensa centering optis, untuk centering optis pada prisma agar tepat di atas titik.
II.3 Statif atau Tripod
Tripod digunakan sebagai alat penyangga total station yang dilengkapi dengan
tiga kakinya yang runcing agar dapat masuk ke dalam tanah. Ketiga kakinya tersebut
dapat diatur tinggi rendahnya sesuai yang kita kehendaki.
II.3.1 Bagian-Bagian statif adalah :
1. Plat dasar, untuk menaruh alat total station.
2. Skrup pengunci tribach yang tersambung ke alat, agar alat yang dipasang tidak
jatuh.
3. tiga kaki yang terbuat dari alumunium untuk berdiri alat.
4. Skrup kunci putar di masing-masing tiga kaki untuk mengatur tinggi rendahnya
dan mengunci ketinggian statif.
5. Tempat injakan kaki, untuk menekan kaki statif yang berbentuk runcing agar
masuk kedalam tanah.
II.4 Jalon atau Pole
Jalon adalah adalah alat bahan alumunium berfungsi untuk penyangga prisma
dalam pengukuran dilapangan sebagai pelurusan dalam mengukur, dengan beberapa
ukuran tinggi yang bermacam macam.
BAB III PENUTUP

III.1 Kesimpulan
Total station merupakan alat elektronik untuk mengukur tanah yang memiliki
teknologi EDM atau Electronic Distance Measurement untuk mengukur jarak, data
collector untuk merekam hasil ukuran dan mikro computer untuk menyimpan dan
mentransfer hasil data ukuran. Fungsi yang dimiliki oleh alat total station adalah mampu
mengurangi kesalahan pengukuran alat ukur tanah, memberikan kemudahan bagi
surveyor dan bisa mempercepat proses pengolahan data. Namun kekurangan dari
pemakaian alat ini yaitu adanya ketergantungan si surveyor kepada alat dan biaya nya
lebih mahal dibanding dengan theodolite. Kemudian, hasil akhir dari penggunaan
pengukuran dengan alat total station tidak jauh berbeda dengan alat ukur yang lainnya.
Hasil akhir tersebut adalah gambar peta dasar yang memuat informasi tentang batas, luas,
berbagai macam ketinggian dan volume tanah di wilayah atau daerah tertentu.
DAFTAR PUSTAKA

STELLAINDR (2018), ANALISIS INFORMASI GEOSPASIAL MANAJEMEN DATA RASTER


https://tentangeomatika.wordpress.com/2018/09/26/apa-itu-kontur-dem-dan-spot-height/
Akses pada tanggal : 02 Maret 2023.

Basuki, S. (2011). Ilmu Ukur Tanah. Yogyakarta: Universitas Gajah Mada.

Gangga, Yuwono, Amarrohman (2018). Kajian Efektivitas Pengukuran Garis Pantai Menggunakan RTK dan Total
Station. Jurnal Geodesi UNDIP, 8(1), 123-132. Retrieved
from https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/geodesi/article/view/22467
Akses pada tanggal : 02 Maret 2023.

Anda mungkin juga menyukai