KELOMPOK 2
• Ananda Rizky
• Refianda Eki
• Tamia Nurwanda
• Tulus F silaban
• Withnu
• Zainudin Zuhri
Total Station
Total station adalah alat ukur sudut dan jarak yang terintegrasi dalam satu
unit. Total station juga sudah dilengkapi dengan processor sehingga bisa
menghitung jarak datar, koordinat, dan beda tinggi secara langsung tanpa perlu
kalkulator lagi. Secara keseluruhan pengertian alat ukur total station adalah alat
pengukuran yang mempunyai nilai praktis lebih dan tentu pelaksanaan
pengukuran akan lebih cepat selesai.
Alat ukur total station merupakan perangkat elektronik yang dilengkapi
dengan piringan horizontal, piringan vertikal, dan komponen pengukur jarak. Dari
ketiga primer ini (sudut horizontal, sudut vertikal, dan jarak) bisa didapatkan nilai
koordinat X, Y, dan Z serta beda tinggi. Data-data tersebut direkam dalam memori
dan selanjutnya bisa ditransfer ke komputer untuk diolah menjadi kontur tanah.
Cara Kerja Total Station
1. Dirikan statif diatas titik dan pasang TS diatas kepala statif kemudian kunci dengan skrup pengunci.
2. Center pointkan TS menggunakan lensa center dan naik turunkan kaki statif untuk menengahkan Nivo kotak, kemudian atur skrup pengatur nivo untuk mengatur
nivo tabung.
3. Cek kembali center point pada lensa center, jika belum tepat center dapat menggeserkan alas TS (tribach).
4. Setelah center, nyalakan display TS dengan menekan tombol power (warna merah), jika bacaan sudut belum muncul pada display kita dapat memutar teropong 90
derajat hingga berbunyi dan bacaan sudut muncul pada display.
5. Buat Job dengan cara menekan tombol MENU >> JOB >> ENTER
6. Kemudian CREATE >> Isikan nama pada JOB NAME >> ENTER>> ANG
7. Jika diketahui Referensi koordinat kita dapat memasukan koordinat tersebut dengan cara menekan tombol MENU >> COGO >> ENTER
8. Setelah itu pilih INPUT >> INPUT X,Y,Z >> Masukan koordinat pada kolom tersedia (koordinat X,Y,Z ; Point ; Code)>>ENTER >> hingga muncul ke display
berikutnya >> setelah selesai memasukan koordinat tekan tombol ESC hingga kembali ke display bacaan sudut.
9. Lalu tekan tombol STN (no.7)>> KNOWN >> Isikan ST ( nomor titik tempat berdiri alat ), HI (tinggi alat), CD ( kode titik tempat berdiri alat ) >> ENTER >>
COORD >>Isikan BS ( nomor titik tempat berdiri prisma ), HT ( tinggi alat target prisma ), CD ( kode backsight ) >> ENTER.
10. Kemudian bidik target (prisma) backsight hingga pas ditengah, lalu tekan tombol MSR1 dan ENTER (untuk mengunci koordinat).
11. Kemudian tekan tombol MSR1 lagi untuk penyimpanan secara manual.
12. Lalu bidik target (prisma) lagi dengan menggunakan pengukuran luar biasa, kemudian tekan MSR2 untuk penyimpanan secara otomatis.
13. Kemudian data hasil pembidikan bisa di lihat dengan cara menekan tombol DAT (nomor 6).
14. Untuk pembacaan frontsight lakukan langkah yang sama seperti langkah 9-13.
CATATAN :
Bagian Bagian Total Station
Waterpass
9. Atur (levelkan) nivo kotak sehingga sumbu kesatu benar-benar tegak / vertical dengan menggerakkan secara beraturan sekrup pendatar / kiap di tiga sisi
alat ukur tersebut.
10. Atur (levelkan) nivo tabung sehingga sumbu kedua benar-benar mendatar dengan menggerakkan secara beraturan sekrup pendatar / kiap di tiga sisi alat
ukur tersebut.
11. Posisikan theodolite dengan mengendurkan sekrup pengunci centering kemudian geser kekiri atau kekanan sehingga tepat pada tengah-tengah titi ikat
(BM), dilihat dari centering optic.
12. Lakukan pengujian kedudukan garis bidik dengan bantuan tanda T pada dinding.
13. Periksa kembali ketepatan nilai index pada system skala lingkaran dengan melakukan pembacaan sudut biasa dan sudut luar biasa untuk mengetahui nilai
kesalahan index tersebut.
Bagian bagian Theodolit
Automatic Leveling / Penyipat Datar
1. Menentukan titik awal pengukuran serta titik tetap (Banch Mark) yang digunakan.
2. Memberi tanda pada titik awal tersebut dengan menggunakan paku dan cat sebagai titik P1.
3. Menentukan titik A yang berjarak 25 meter didepan titik P1, dan titik P2 yang berjarak 25 meter didepan titik A dan seterusnya dengan memberi tanda dengan cat
hingga titik terakhir, yaitu titik P11 sejauh 500 m dari titik awal.
4. Mendirikan tripod tepat diatas titik P1 dan meletakkan alat ukur waterpass diatas tripod tersebut dengan menyekrup bagian bawahnya.
5. Memasang Unting-unting dan mengusahakan agar unting-unting tersebut tepat menunjuk ke titik P1.
7. Setelah nivo dalam keadaan seimbang, bak diletakkan di titik BM kemudian ditembak dari titik P1 tersebut (usahakan letak bak vertikal)
8. Kemudian benang horisontal dibaca oleh pengamat dan hasilnya dicatat oleh pencatat secara teliti agar memenuhi dua rumus waterpass, yaitu : d = 100 x (BA-BB)
dan 2 x BT = BA + BB. Jika hasil pembacaan tidak memenuhi rumus diatas, pembacaan rambu ukur diulang kembali.
9. Setelah titik BM diukur, waterpas dipindahkan ke titik A kemudian titik P1 dan P2 ditembak/diukur. Setelah itu alat dipindahkan ke titik B untuk
penembakan/pengukuran ke titik P2 dan P3,dan seterusnya hingga titik terakhir yaitu titik J dan melakukan penembakan kembali ketitik awal untuk bacaan pulang
hingga titik A.
10. Melakukan penghitungan dan kesalahan yang diperbolehkan. Jika selisih beda tinggi antara pengukuran pergi dengan pengukuran pulang melampaui kesalahan
ynag diijinkan, maka Pengukuran harus diulang kembali.
Bagian Bagian Penyipat Datar