Anda di halaman 1dari 4

A.

Prosedur Pengukuran Poligon Tertutup (Theodolite)


1. Melakukan pengecekan wilayah yang akan disurvey, usahakan penempatan 6
patok berada di daerah yang datar, tidak terlalu berdekatan (usahakan memiliki
interval 10 meter ke atas), antar patok dapat terlihat di kedua sisi, dan prosedur
penempatan patok harus searah jarum jam. (6 patok mengelilingi gedung atau
luasan tertentu)
2. (Patok 1) Lakukan pemasangan alat statif (tripod) dengan memperhatikan
patok, pastikan alat berada di pusat patok (paku) (salah satu sisi dari tiga kaki
tripod harus ditancapkan terlebih dahulu sebagai patokan diam). Kemudian,
pasang alat Theodolite dengan erat, lalu lakukan centering ulang antara alat dan
pusat patok (paku) dengan menggerakkan kaki tripod yang tidak menjadi
patokan diam berdasarkan kondisi yang terlihat di centering optic.
3. (Patok 1) Setelah itu, lakukan centering lagi pada nivo bulat dengan
menggerakkan kaki tripod satu persatu secara perlahan, pastikan paku juga berada
di pusat alat dengan menggunakan centering optic. Kemudian, lakukan centering
terakhir pada nivo tabung dengan menggunakan sekrup abc (tribar).
4. (Patok 1) Ketika tahap centering telah selesai, jangan lupa untuk mengukur
ketinggian patok dari tanah menuju paku serta ketinggian alat dan arahkan
alat ke arah utara dengan menggunakan kompas, kemudian kunci horizontal dan
lakukan reset (tekan 3 kali, kemudian yang keempat ditahan). Setelah itu, arahkan
alat ke patok 6 untuk melakukan pengukuran poligon, arahkan alat pada patok
(pada ujung atas paku) 6 di kondisi biasa dan luar biasa (terjadi perputaran 180
derajat), kemudian lakukan hal yang sama pada patok 2. Jangan lupa untuk
menghitung jarak meteran.
5. (Patok 1) Ketika pengukuran poligon pada patok 6 dan 2 selesai, lanjutkan
pengukuran situasi pada patok 6, terdapat 3 tahap pengukuran, yaitu pengukuran
patok 6 menggunakan rambu ukur, pengukuran gedung atau luasan utama
yang berada di dalam 6 patok (titik sudut yang nampak), kemudian
pengukuran wilayah sekitar (titik sudut yang nampak). Setelah itu, lakukan
hal yang sama pada pengukuran situasi di patok 2. Jangan lupa untuk
menghitung jarak meteran datar.
6. Setelah selesai melakukan pengukuran poligon dan situasi pada patok 6 dan 2
di patok 1, maka pindahkan alat ke patok 2 dan lakukan semua prosedur dari awal
dengan catatan lakukan reset ke patok yang sebelumnya ditinggalkan (bukan
ke arah utara lagi), kemudian ketika berada di patok 2, maka pengukuran
dilakukan di patok 1 dan 3. Begitu seterusnya hingga patok ke 6.
B. Prosedur Pengukuran Poligon Terbuka (Waterpass)
(PENGUKURAN MEMANJANG)
1. Cek wilayah yang akan disurvey, usahakan untuk pilih lokasi penempatan
patok berada di sekitar tepi jalan (bukan bagian tanah).
2. Pasang patok di satu titik. Untuk titik selanjutnya, pemasangan patok berada di
ukuran panjang kelipatan 25 m dan pertengahan dari kelipatan 25 (ukur dengan
meteran).
3. Pasang alat. Pasang juga unting-unting pada bagian gantungan yang ada di
bawah alat. Usahakan agar bagian ujung unting-unting menyentuh bagian atas
patok.
4. Lakukan prosedur centering (pengukuran memanjang menggunakan waterpass,
jadi hanya perlu melakukan centering pada nivo bulat).
5. Setelah proses centering selesai, langsung lakukan pengukuran tinggi alat
(ukur dari tanah sampai dengan bagian yang sudah ditanda pada alat).
6. Aktifkan kompas pada HP, lalu sesuaikan agar alat menghadap posisi utara 0
derajat. Kunci alat, lalu putar bagian busur pada alat sampai menuju titik 0 (titik 0
menyentuh tanda garis vertikal pada alat).
7. Untuk titik pertama, cari terlebih dahulu obyek yang akan dijadikan BM
(Benchmark). Usahakan agar memilih objek yang tidak mudah berpindah (saran
dari abang aslab, obyek benchmark pakai tiang listrik). Letakkan rambu pada
obyek benchmark, lalu lakukan pengukuran dengan menembak obyek dengan
lensa.
8. Setelah mengukur benchmark, lanjutkan dengan mengukur titik kelipatan 25
dan titik antara kelipatan 25. (Ini hanya berlaku di setiap titik yang berkelipatan
25).
CONTOH:
Misal alat berada di titik "STA 0", yang diukur menggunakan rambu adalah
titik 12,5 dan 25.
Misal alat berada di titik "STA 50", yang diukur menggunakan rambu
adalah titik 25 & 37,5 dan 62,5 & 75.
9. Setelah selesai melakukan pengukuran memanjang, lanjutkan dengan
pengukuran melintang.
10. Setelah selesai pengukuran melintang, lanjut ke titik 12,5 untuk melakukan
pengukuran pergi.
PERLU DIINGAT PENGUKURAN MEMANJANG HANYA DILAKUKAN
DI TITIK KELIPATAN 25 (0, 25, 50, 75, 100, 125, 150)
UNTUK TITIK 0 DAN 150, GUNAKAN BENCHMARK.
UNTUK TITIK 25, 50, 75, 100, 125, LAKUKAN PENGUKURAN TERHADAP
2 TITIK DI BELAKANG ALAT DAN 2 TITIK DI DEPAN ALAT.

(PENGUKURAN MELINTANG)
1. Setelah selesai melakukan pengukuran memanjang, jangan pindahkan posisi
alat dari semula.
Ukur terlebih dahulu jarak antara alat dengan as jalan (bagian tengah jalan), lalu
lakukan pembacaan dengan menembak rambu (rambu-man berdiri di tengah
jalan).
2. Setelah itu perhatikan kondisi permukaan tanah di bagian sebelah as jalan
tempat alat diletakkan sampai dengan jarak 15 meter (kalau mentok pagar rumah
orang, cukup stop sampai di situ jak).
CONTOH:
Alat diletakkan di tepi jalan bagian kiri.
Permukaan tanah yang akan kita tinjau adalah tanah di bagian kiri jalan.
3. Untuk pengambilan titik situasi, usahakan pada setiap perubahan permukaan
tanah yang cukup mencolok (kayak parit atau trotoar). Usahakan ambil
semaksimal mungkin sebagai bahan cadangan seandainya ada data yang mungkin
keliru.
4. Lakukan semua langkah baik di bagian kiri maupun bagian kanan as jalan
dengan patokan utama adalah alat atau letak di mana alat berada.

(PENGUKURAN PERGI-PULANG)
1. Pengukuran pergi-pulang hanya dilakukan di setiap titik yang berada di tengah
kelipatan 25 (12,5 - 37,5 - 62,5 - 87.5 - 112,5 - 137,5).
2. Untuk pengukuran pergi-pulang konsepnya sama, yaitu menembak titik yang
ada di bagian depan dan belakang dari posisi alat.
CONTOH PERGI:
Misal kita berada di titik 37,5
Berarti urutan titiknya adalah sebagai berikut:
0 - 12,5 - 25 - 37,5 - 50
Titik yang kita tembak adalah titik 25 dan 50.
Untuk pergi, reset to zero dilakukan dengan arah titik sebelumnya (dalam kasus
ini titik 25).
CONTOH PULANG:
Misal kita berada di titik 37,5
Berarti urutan titiknya adalah sebagai berikut:
0 - 12,5 - 25 - 37,5 - 50
Titik yang kita tembak adalah titik 25 dan 50.
Untuk pergi, reset to zero dilakukan dengan arah titik sebelumnya (dalam kasus
ini, titik 50).
JADI, PERBEDAAN MENDASAR ANTARA PENGUKURAN PERGI-
PULANG ADALAH LETAK TITIK YANG DIJADIKAN TITIK
PATOKAN RESET TO ZERO ALAT

Anda mungkin juga menyukai