(PENGUKURAN MELINTANG)
1. Setelah selesai melakukan pengukuran memanjang, jangan pindahkan posisi
alat dari semula.
Ukur terlebih dahulu jarak antara alat dengan as jalan (bagian tengah jalan), lalu
lakukan pembacaan dengan menembak rambu (rambu-man berdiri di tengah
jalan).
2. Setelah itu perhatikan kondisi permukaan tanah di bagian sebelah as jalan
tempat alat diletakkan sampai dengan jarak 15 meter (kalau mentok pagar rumah
orang, cukup stop sampai di situ jak).
CONTOH:
Alat diletakkan di tepi jalan bagian kiri.
Permukaan tanah yang akan kita tinjau adalah tanah di bagian kiri jalan.
3. Untuk pengambilan titik situasi, usahakan pada setiap perubahan permukaan
tanah yang cukup mencolok (kayak parit atau trotoar). Usahakan ambil
semaksimal mungkin sebagai bahan cadangan seandainya ada data yang mungkin
keliru.
4. Lakukan semua langkah baik di bagian kiri maupun bagian kanan as jalan
dengan patokan utama adalah alat atau letak di mana alat berada.
(PENGUKURAN PERGI-PULANG)
1. Pengukuran pergi-pulang hanya dilakukan di setiap titik yang berada di tengah
kelipatan 25 (12,5 - 37,5 - 62,5 - 87.5 - 112,5 - 137,5).
2. Untuk pengukuran pergi-pulang konsepnya sama, yaitu menembak titik yang
ada di bagian depan dan belakang dari posisi alat.
CONTOH PERGI:
Misal kita berada di titik 37,5
Berarti urutan titiknya adalah sebagai berikut:
0 - 12,5 - 25 - 37,5 - 50
Titik yang kita tembak adalah titik 25 dan 50.
Untuk pergi, reset to zero dilakukan dengan arah titik sebelumnya (dalam kasus
ini titik 25).
CONTOH PULANG:
Misal kita berada di titik 37,5
Berarti urutan titiknya adalah sebagai berikut:
0 - 12,5 - 25 - 37,5 - 50
Titik yang kita tembak adalah titik 25 dan 50.
Untuk pergi, reset to zero dilakukan dengan arah titik sebelumnya (dalam kasus
ini, titik 50).
JADI, PERBEDAAN MENDASAR ANTARA PENGUKURAN PERGI-
PULANG ADALAH LETAK TITIK YANG DIJADIKAN TITIK
PATOKAN RESET TO ZERO ALAT