MEKANIKA TANAH
MAKASSAR
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT karena atas berkat rahmat-
Nya makalah yang berjudul “Makalah Mekanika Tanah” dapat diselesaikan tepat
pada waktunya.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Mekanika tanah.
Dalam penyusunan makalah ini, kami mendapat banyak bantuan, masukan,
bimbingan, dan dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu, melalui kesempatan ini
kami ingin menyampaikan terima kasih kepada :
1. Ir. Sitti Ratmi Nurhawaisyah, S.T., M.T. Selaku dosen pembimbing mata
kuliah Mekanika Tanah program studi teknik pertambangan, serta
2. Teman-teman kelas C4 teknik pertambangan yang telah memberi dukungan
terhadap penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan perlu
pendalaman lebih lanjut. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran dari
pembaca yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini. Kami berharap
semoga makalah ini dapat bermanfaat.
Terima kasih.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .............................................................................................. 1
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
2.3 Elektromaknetis
Sosrodarsono (1980) metode elektrokinetik adalah salah satu metode drainase paksaan
dengan menggunakan dua elektroda berkutub positif dan negatif, sehingga air yang berada di
tanah akan bergerak dari elektroda positif menuju elektorda negatif. Metode ini cocok digunakan
pada tanah dengan koefisien permeabilitas yang sangat kecil. Tanah akan selalu berinteraksi
dengan air, air murni atau H2O dapat berdisosiasi menjadi ion H+ dan ion OH- yang mana dapat
menempel pada permukaan mineral lempung yang memiliki muatan listrik negatif. Berlaku juga
apabila terdapat ketidakmurnian pada air yang dapat membawa ion-ion lain seperti Na+ atau Cl-,
lapisan ini juga disebut lapisan ganda listrik. Sehingga perlakuan dengan memberikan arus listrik
3
pada tanah lempung akan menguntungkan karena pergerakan ion-ion pada lapisan ganda listrik
Terzaghi (1967).
2.4 Sistem Termodinamika
Sementara itu, ada juga istilah lain yaitu sistem termodinamika. Sistem termodinamika
adalah sistem yang memungkinkan terjadinya interaksi energi atau pertukaran energi dengan
lingkungan yang berada disekitar sistem. Sistem termodinamika secara luas bisa didefinisikan
sebagai luas atau ruang tertentu dimana proses termodinamika terjadi. Atau adalah suatu daerah
dimana perhatian kita difokuskan dalam mempelajari proses termodinamika.
Sistem termodinamika memiliki klasifikasi tersendiri. Klasifikasi sistem termodinamika
dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu :
1. Sistem Tertutup
Sistem tertutup merupakan sistem massa tetap dan identitas batas sistem ditentukan oleh
ruang zat yang menempatinya. Gas di dalam silinder dianggap sebagai suatu sistem. Jika
panas diberikan ke silinder dari sumber luar, temperatur gas akan naik dan piston bergerak ke
atas. Ketika piston naik, batas sistem bergerak. Dengan kata lain, panas dan kerja melewati
batas sistem selama proses, tetapi tidak ada terjadi penambahan atau pengurangan massa zat.
4
Kerja melewati batas sistem melalui poros penggerak dan panas ditransfer melewati batas
sistem melalui dinding silinder.
3. Sistem Terisolasi
Adalah sebuah sistem yang sama sekali tidak dipengaruhi oleh lingkungannya. Sistem ini
massanya tetap dan tidak ada panas atau kerja yang melewati batas sistem.
5
Sistem termodinamika juga memiliki besaran tertentu. Besaran ini berhubungan dengan
koordinat sistem termodinamika, karena variabel dari besaran itupun ada di koordinat sistem.
Besaran disebut juga sifat termodinamika. Besaran termodinamika dibagi menjadi 2, yaitu :
1. Besaran ekstensif
Besaran ekstensif yaitu besaran yang harganya tergantung pada ukuran sistem. Besaran
ekstensif memiliki beberapa variabel besaran yaitu volume (V), massa (m), dan energi. Dari
besaran ekstensif, dapat diperoleh harga jenis dan harga molar. Harga jenis yaitu
perbandingan antara besaran ekstensif dengan massa sistem. Sedangkan harga molar yaitu
perbandingan antara besaran ekstensif dengan jumlah mol sistem.
2. Besaran intensif
Besaran intensif yaitu besaran yang harganya tidak tergantung pada ukuran sistem.
Besaran intensif memiliki beberapa variabel besaran yaitu tekanan (P) dan suhu (T)
6
BAB III
METODE PENELITIAN
Sampel dalam penelitian ini diambil dari Desa Kalikobok, Kecamatan Tanon,
Kabupaten Sragen dalam kondisi tanah terganggu (Disturbed Sample) pada kedalaman
0,5 – 1 m. Dalam penelitian ini dilakukan uji dengan skala laboratorium menggunakan
box kaca dengan dimensi 45 cm x 30 cm x 15 cm. Pemasangan elektroda positif dan
negatif diletakkan dengan jarak 30 cm. sumber arus searah yang digunakan berasal ari
adaptor dengan kekuatan 5 Ampere. Variasi beda potensial yang digunakan adalah 0 V,
4.5 V, 9V, dan 12V dan variasi lama pemberian arus listrik adalah selama tiga hari dan
lima hari.
Sampel tanah yang telah memenuhi kriteria sebagai tanah lempung kemudian
dicampur dan dijenuhkan menggunakan air dengan ketentuan nilai SR=100% selama 4
hari mengacu pada CBR rendaman. Setelah proses penjenuhan sampel, tanah
dimasukkan ke dalam box uji untuk diberi perlakuan elektroosmosis. Sampel tanah yang
telah melalui proses elektroosmosis kemudian dicetak lalu dilakukan pengujian utama
untuk mengetahui kuat geser tanah dengan pengujian geser langsung (direct shear test)
dengan modifikasi tanpa penambahan air dalam box uji. Beban normal yang digunakan
pada pengujian ini adalah 0.4 kg, 0.8 kg, dan 1.6 kg.
7
BAB IV
HASIL DAN ANALISIS
Hasil pengujian indexs properties dari sampel tanah asli diperoleh nilai seperti Tabel
(% Pasir 6,98
)
Lanau 39,45
Lempu 53,55
8
4.2 Pengujian Utama
Beda Posisi
Potensial (V)
Anoda Tengah Katoda
10
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil dari penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan dapat
diambil kesimpulan seperti berikut:
1. Proses elektroosmosis berpengaruh pada nilai kuat geser tanah, posisi anoda
lebih padat dan kaku secara visual dibandingkan tanah yang berada pada
posisi tengah dan katoda.
2. Semakin besar beda potensial yang diberikan pada proses elektroosmosis
maka nilai c akan semakin naik pada posisi anoda dan tengah. Sedangkan
untuk posisi katoda pada nilai c mengalami penurunan karena air yang
terkumpul pada sisi katoda.
3. Semakin besar beda potensial yang diberikan dan semakin lama pemberian
arus pada proses elektroosmosis maka nilai φ akan semakin naik pada
posisi anoda,tengah dan katoda.
11
DAFTAR PUSTAKA
Terzaghi, Karl dan Ralph B,Peck. 1993. Edisi Kedua Mekanika Tanah dalam Praktek
Rekayasa Jilid-1, Erlangga, Jakarta.
Atmaja, Yusup R, 2013, Pengaruh Penggunaan Elektroosmosis Terhadap Parameter
Kuat Geser Tanah Lempung.
Surakarta: Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Kusuma, A., Muntohar, A, 2017, Pengaruh Lama Pemberian Arus Terhadap
Pengembangan Tanah Lempung Ekspansif Metode Elektrokinetik. Yogyakarta:
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
Majid, Abdul, 2013, Pengaruh Penggunaan Elektroosmosis Terhadap Tekanan Air Pori
pada Tanah Lempung.
Skripsi. Surakarta: Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Wibowo, Budi, 2003, Uji Model Elektroosmosis pada Tanah Lempung, Skripsi Sarjana,
Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret, Surakarta.
12