Anda di halaman 1dari 10

UNIVERSITAS INDONESIA

LAPORAN TUGAS BESAR MEKANIKA TANAH

Disusun Oleh

Godwin Siahaan 1206260431


Diva Pradita 1406533131
Abdul Azhim 1406533365

MEKANIKA TANAH
DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS INDONESIA
DEPOK
2016
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT berkat segala rahmat dan nikmat-
Nya makalah laporan tugas besar Mekanika Tanah 2 dapat kami selesaikan sesuai dengan
waktu yang ditetapkan. Kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Prof.
Dr. Ir. Tommy Ilyas, M.Eng dan Erly Bahsan, S.T., M. Kom. atas bimbingan sebagai dosen
Mekanika Tanah 2 kami, seluruh teman-teman dan pihak lain yang membantu kami dalam
menyelesaikan tugas besar kami.
Kami berharap makalah ini dapat memberikan manfaat bagi pemebelajaran mekanika
tanah khususnya mengenai kestabilan lereng. Makalah ini disusun dengan menggunakan
berbagai referensi dan pengetahuan dari pembelajaran di kelas yang kami dapatkan selama ini
agar tersusun makalah yang sebaik-baiknya. Karena keterbatasan, besar harapan atas kritik
dan saran membangun demi menyempurnakan makalah kami.
Akhir kata, penulis berharap agar makalah ini bermanfaat bagi kami semua dalam
mencapai tujuan pembelajaran

Depok, Desember 2016

Penulis
BAB I. DEFINISI MASALAH

Stabilitas Lereng merupakan faktor penting dalam penggalian dan timbunan dalam
konstruksi sipil karena menyangkut kaitan dengan keamanan dan keselamatan pekerjaan
konstruksi tersebut. Pada umumnya tanah berada dalam keadaan seimbang terhadap gaya-
gaya yang timbul dari dalam. Jika pada suatu kasus terdapat masalah ketidakseimbangan
akiat pengangkatan, penurunan, penggalian, penimbunan ataupun erosi maka secara alamiah
tanah akan mencapai keadaan seimbang kembali berupa gerakan-gerakan atau longsoran.
Komponen tanah yang memiliki peranan pernting dalam keseimbangan lereng adalah
tegangan vertikal, tegangan horizontal dan tekanan pori air. Gaya-gaya gravitasi dan
rembesan (seepage) cenderung menyebabkan ketidakstabilan pada lereng alami (natural
slope), pada lereng yang dibentuk dengan cara penggalian, dan pada lereng tanggul serta
bendungan tanah (earth dams) yang dapat menyebabkan keruntuhan lereng. Terdapat 3 tipe
kelongsoran, yaitu kelongsoran rotasi (rotational slip); kelongsoran translasi (translation
slip), kelongsoran gabungan (compound slip)

Referensi :Craig, R.F. 1994. Mekanika Tanah. Edisi Keempat. trans. Budi Susilo S.Jakarta: Erlangga.

Pada dasarnya analisis stabilitas lereng dilakukan dengan menghitung nilai faktor
keamanan dimana nilai FS merupakan perbandingan antara kuat geser tanah dengan tegangan
yang bekerja akibat beban terhadap tanah. Oleh karena itu dalam usaha untuk analisa
stabilitas lereng harus memperhatikan tegangan yang bekerja pada tanah dan seberapa jauh
lapisan tanah tersebut mempengaruhinya. Sebagai seorang engineer maka diperlukan desain
usulan terhadap berbagai masalah konstruksi sipil dengan desain optimum agar dapat
menahan beban secara aman namun tidak terlalu besar mengeluarkan biaya (over design).
Oleh karena itu dilakukan analisis menggunakan perangkat lunak dengan kasus tertentu guna
mendapatkan design optimum dengan menggunakan berbagai variabel yang
memepngaruhinya.
BAB II. PARAMETER YANG DIGUNAKAN

Parameter uji yang kami gunakan adalah :


1. Parameter permodelan material tanah dengan pendekatan Mohr-Coloumb
2. Parameter permodelan irisan lereng menurut Bishop

Kedua parameter diatas kami pilih sebagai referensi software Geo-Studi salah satu
produk Geo-Slope untuk menentukan besarnya stabilitas lereng yang optimum.
BAB III. HASIL SIMULASI NUMERIK

Suatu kondisi tanah yang akan didesain jalan dengan kondisi SPT sebagai berikut :

Dapat dilihat bahwa terdapat 2 jenis tanah, yakni mulai dari permukaan hingga 10
meter di bawah permukaan tanah dan lapisan tanah dari kedalaman 10 meter hingga tanah
keras pada kedalaman 20 meter. Dari hasil uji SPT (Sondir) di atas, maka dapat digambarkan
profil penampang lapisan tanah beserta muka air tanahnya sebagai berikut:

M.A.T
Setelah melakukan perhitungan, dikatahui bahwa layer 1 merupakan tanah lempung
lunak dan didapat nilai N layer tanah 1 adalah 4,2 dimana tanah tersebut termasuk dalam
kategori Loose dengan sudut geser kami asumsikan pada kondisi terburuk (kondisi dimana

keruntuhan paling mungkin terjadi) yaitu sudut geser sebesar 34 , dry = 14 KN/m3 dan

nilai Su = 10 KPa. Sedangkan lapisan tanah lempung lunak dibawah muka air tanah diambil

dengan kondisi yang sama, namun dengan berat jenis tanah saturated = 16 KN/m3,
sat

sudut geser sebesar 34 , dan nilai Su = 10 KPa. Sedangkan untuk layer 2 adalah jenis

tanah berpasir agak padat yang memiliki N sebesar 27,6 dan merupakan klasifikasi Medium

dengan mengasumsikan keadaan terburuk yaitu sudut geser sebesar 40 ,


sat = 19

KN/m3 dan nilai Su = 50 KPa.

Kemudian penulis membuat variasi kemiringan lereng yang berbeda dengan variasi
kedalaman 3m, 6m dan 12m dan mencari nilai FS tiap variasi tersebut.
Kondisi 1 3

4
Kedalaman 3m dengan perbandingan kemiringan 3 : 4 terbentuk sudut 37

Memiliki FS sebesar 3,112


Kondisi 2 6
4
Kedalaman 6m dengan perbandingan kemiringan 6 : 4 terbentuk sudut 56,3

Memiliki FS sebesar 1,704


Kondisi 3 12
8
Kedalaman 12m dengan perbandingan kemiringan 12 : 8 terbentuk sudut 56,3

Memiliki FS sebesar 1,808


BAB IV. REKOMENDASI DESAIN PONDASI

Berdasarkan dari analsis dan perhitungan menggunakan perangkat lunak Geo-Studio


maka ketiga hasil variasi kemiringan dan kedalaman tersebut sudah cukup aman untuk

direalisasikan karena FS ketiganya 1,5. Untuk desain yang optimum sesuai dengan

keamanan dan tidak over design maka kami mengusulkan desain pondasi pada kondisi 2
dimana desain memiliki FS sebesar 1,704 dengan kedalaman 6m. Kami tidak memilih
kondisi 1 karena over design dan kami tidak memilih kondisi 3 karena terlalu besar biaya
pembuatannya. Maka dipilih lah desain kondisi 2 sebagai desain optimum. Namun, jika ingin
memperoleh kondisi lereng dalam keadaan paling aman, kami merekomendasikan desain
pondasi pada kondisi kedalaman 3 meter dimana nilai faktor keselamatannya sebesar 3.112.
Disamping nilai faktor keselamatannya yang paling besar dibandingkan kondisi lainnya yang
kami simulasikan, lereng pada kondisi ini juga tidak memerlukan biaya yang cukup besar
karena cukup hanya dilakukan penggalian sedalam 3 meter dari permukaan tanah.

Referensi
Craig, R.F. 1994. Mekanika Tanah. Edisi Keempat. trans. Budi Susilo S.Jakarta:
Erlangga.
Braja, M. DAS. 1985. Principles of Geotechnical. Eight Edition .USA : Cangage
Learning

Anda mungkin juga menyukai