MINERALOGI PETROLOGI
BAB I
MINERAL
Disusun Oleh :
Nama : Syahrul Ramadhan
NIM : 114210045
Plug :4
Hari/Tanggal : Selasa, 8 Februari 2022
Waktu : 15.30 – 17.30 WIB
Asisten Plug : 1. Gregorius Oktaviano Purnama Dewa
2. Artha Nevia Eka Putri Andshani
MINERALOGI PETROLOGI
BAB I
MINERAL
Disusun Oleh:
Nama : Syahrul Ramadhan
NIM : 114210045
Plug :4
Disetujui Oleh
BAB I
MINERAL
7. Zirkon
2) Mineral Non-silikat
Mineral non-silikat adalah mineral-mineral yang ion pengikat
logamnya bukan silikat, melainkan oksida (hematit, korondum),
sulfida (galena, pirit) dan sulfat (gipsum, kalsit).
C. Sifat Fisik Mineral
Mineral mempunyai proses pembentukan alami yang berbeda-beda di
alam serta mempunyai komposisi kimia yang berbeda-beda pula. Hal ini
membuat mineral-mineral yang tersebar di alam memiliki jenis-jenis
kenampakan yang beragam. Berikut adalah sifat-sifat fisik mineral:
1) Warna Mineral
Banyak mineral yang mempunyai warna khusus seperti
mineral rubi bewarna merah cerah dan mineral safir bewarna biru.
Warna ini tidak menunjukkan sifat khusus mineral tertentu, karena
rubi dan safir sama dengan mineral kristal korondum (Al 2O3). Mineral
kalsium fluorida (CaF2) dapat terlihat dalam berbagai warna seperti
warna ungu, coklat, kuning, hitam, dan dapat tidak berwarna
tergantung kemurnian ion-ionnya.
Cahaya yang dipantulkan oleh mineral yang dapat kita lihat
berada dalam energi gelombang. Cahaya putih yang dipancarkan oleh
matahari dapat terdispersi menjadi beberapa warna seperti terlihat
pada pelangi. Setiap warna yang dipancarkan mempunyai sifat
tertentu seperti panjang gelombang, frekuensi, dan energi. Dalam
atom atau ion terdapat berbagai lintasan elektron dalam berbagai
tingkat energi. Apabila suatu saat terjadi tingkat energi yang sama
dengan salah satu komponen cahaya putih, maka komponen cahaya
itu akan dipantulkan sedangkan warna lain akan diserap. Warna yang
dipantulkan itulah yang akan diterima oleh mata manusia.
Warna mineral yang berasal dari elemen-elemen yang
menyusun mineral disebut dengan Idiochromatic, sedangkan warna
mineral yang berasal dari elemen luar dan bukan berasal dari elemen-
elemen yang Menyusun mineral disebut Allochromatic.
2) Perawakan Kristal
Apabila dalam pertumbuhannya tidak mengalami gangguan
apapun, maka mineral akan mempunyai bentuk kristal yang
sempurna. Tetapi bentuk sempurna ini jarang didapatkan karena di
alam gangguan-gangguan tersebut selalu ada. Mineral yang dijumpai
di alam sering bentuknya tidak berkembang sebagaimana mestinya,
sehingga sulit untuk mengelompokkan mineral kedalam sebuah
sistem.
Sebagai gantinya dipakai istilah perawakan kristal (crystal
habit). Bentuk khas mineral ditentukan oleh bidang yang
membangunnya, termasuk bentuk dan ukuran relatif bidang-bidang
tersebut (Suharwanto, 2022).
Richard M Pearl (1975) membagi perawakan kristal kedalam 3
(tiga) golongan, yaitu:
1. Elongated habits (meniang/berserabut)
2. Flattened habits (lembaran tipis)
3. Rounded habits (membutir)
3) Kilapan dan Kebeningan
Gejala ini terlihat apabila suatu mineral diberi cahaya yang
dimana permukaan mineral akan memantulkan cahaya. Intensitas dari
kilap tergantung pada besarnya indeks refraksi mineral. Terdapat tiga
kilap mineral, yaitu:
- Kilap logam
- Kilap sub-logam
- Kilap non-logam
Ada juga mineral yang bening (transperency) yaitu mineral
yang tembus cahaya seperti intan dan kuarsa dan ada mineral gelap
dimana cahaya tidak dapat menembusnya.
4) Kekerasan
Salah satu sifat fisik mineral yang penting adalah kekerasan.
Manusia sejak zaman purba telah mengenal intan yang tersusun dari
7) Pecahan
Pecahan (tenacity) merupakan salah satu sifat fisik mineral
yaitu mudah tidaknya suatu mineral dipecahkan atau dihancurkan.
Bisa saja suatu mineral tidak menunjukkan belahan tetapi
menunjukkan mudah tidaknya dipecahkan, misalnya dengan palu
((Lumbanraja, 2012). Pecahan terbagi menjadi:
1. Choncoidal
Pecahan mineral yang menyerupai kulit bawang. Contohnya
kuarsa dan obsidian.
2. Hackly
Pecahan mineral yang menyerupai besi runcing-runcing tajam
serta kasar tak beraturan seperti bergerigi. Contohnya emas
dan perunggu.
3. Even
Pecahan mineral dengan permukaan bidang pecahnya teratur
mendekati bidang datar. Contohnya moskuvit dan talk.
4. Uneven
Pecahan mineral dengan permukaan bidang pecahnya tidak
teratur. Kebanyakan mineral memiliki pecahan ini. Contohnya
kalsit dan ortoklas.
5. Splintery
Pecahan mineral yang menyerupai benang atau serabut.
Contohnya antigorite dan fluorit.
6. Earthy
Pecahan mineral yang menyerupai tanah. Contohnya biotit dan
kaulin.
8) Daya Tahan Terhadap Pukulan
Daya tahan terhadap pukulan adalah suatu daya tahan mineral
terhadap pemecahan, pembengkokan, penghancuran, dan pemotongan
(Suharwanto, 2022). Macam-macam daya tahan terhadap pukulan,
yaitu:
1. Brittle, apabila mineral mudah hancur menjadi tepung halus
mineral yang terbentuk pada tekanan yang lebih yang lebih rendah.
Misalnya intan (C) mempunyai berat jenis 3,50 kg m-3 yang terbentuk
pada tekanan tinggi dibandingkan dengan grafit (C) atau batu tulis
dengan berat jenis 2,30 kg m-3 (Lumbanraja, 2012).
Berat Mineral
Berat Jenis =
Volume Mineral
mineral bersifat asam yang mengandung banyak silika dan aluminium, seperti
muskovit dan kuarsa. Reaksi Bowen juga memberikan informasi soal
kandungan asam-basa batuan berdasarkan kandungan silikanya (Howie dan
Deer, 1992).
Reaksi Bowen merupakan suatu bagan yang menunjukkan susunan
mineral-mineral pembentuk batuan. Reaksi Bowen secara garis besar bisa
dibagi menjadi dua jenis, yaitu:
1. Discontinued Series: Mineral yang terbentuk secara tidak menerus
dan didominasi oleh mineral mafik (berwarna gelap)
2. Continued Series: Mineral yang terbentuk secara menerus dan
didominasi oleh mineral felsik (berwarna terang)
1.2 Pembahasan
A. Mineral Kuarsa
B. Mineral Piroksen
sebagai mineral matik atau mineral yang mengandung sedikit silika sehingga
warnanya gelap. Proses pembentukan piroksen dalam reaksi Bowen termasuk
dalam proses diskontinu.
Warna piroksen adalah hitam disebabkan oleh tingginya suhu dan
tekanan ketika mineral ini terbentuk. Menurut teori, mineral piroksen
biasanya memiliki warna yang bervariasi yaitu hitam, cokelat, dan abu-abu.
Hal ini dipengaruhi oleh zat-zat pengotor lainnya. Perawakan kristalnya yang
meniang disebabkan oleh ikatan antar unsur yang masing-masing membentuk
sistem kristal. Sistem kristal ini memiliki kecenderungan untuk membentuk
perawakan meniang. Kilap kaca dari piroksen terbentuk karena lambatnya
proses pendinginan pada suhu yang tinggi yang dialami piroksen serta
kandungan mineralnya yang banyak mengandung Mg, Fe, dan Ti. Mineral ini
tidak memiliki senyawa karbonat sehingga tidak berbuih saat ditetesi larutan
HCL.
Piroksen banyak terkandung pada pasir besi. Piroksen dimanfaatkan
dalam industri logam, penelitian para ahli tentang struktur batuan pada bumi,
dan dipakai dalam industri semen. Pasir besi di Indonesia banyak ditemukan
di wilayah pantai selatan Jawa.
C. Mineral Pirit
bisa disimpulkan mineral ini adalah pirit yang digolongkan sebagai mineral
sekunder karena tidak termasuk dalam Reaksi Bowen.
Pirit adalah mineral aksesori yang umum ditemukan pada batuan
beku, sedimen, dan metamorf. Pirit akan melepaskan percikan api jika
dipukul dengan benda logam keras. Pirit tidak beraksi pada saat ditetesi
dengan larutan HCI karena pirit tidak mengandung senyawa karbonat CaCO3
di dalamnya. Pirit terbentuk dari kombinasi sulfur dengan unsur lainya di
alam.
Pirit dapat ditemukan di sekitar wilayah gunung berapi atau sekitar
tambang batubara. Namun, mineral pirit yang paling bagus pembentukannya
adalah yang ada di sekitar gunung berapi karena kandungan sulfur lebih
tinggi daripada tempat lainnya. Proses mineralisasinya terjadi pada tempat
keluarnya sumber sulfur. Pirit terbentuk pada suhu antara 600-700℃. Unsur
utama yang bercampur dengan sulfur di sekitar daerah gunung berapi berasal
dari magma.
Pada umumnya mineral pirit berada di batuan plutonik, volkanik,
sedimen, dan metamorf. Jika tidak teliti maka akan sulit membedakan antara
pirit dengan emas karena warna keduanya hampir sama sehingga sering
disebut “emas palsu”. Cara membedakannya pirit dengan emas yaitu dengan
goresan. Pirit jika digoreskan maka akan timbul warna hitam sedangkan emas
murni tidak menghasilkan warna karena emas mengandung unsur Aurum.
Emas mudah untuk ditempa dan tidak hancur ketika dipukul sedangkan pirit
akan hancur bila dipukul.
Perawakan pirit yang membutir adalah akibat kristal dari mineral itu
sendiri yang cenderung membentuk sistem kristal membutir. Mineral pirit
memiliki kilap logam karena banyak mengandung unsur Fe. Pirit banyak
digunakan sebagai sumber dari asam sulfat untuk keperluan industri asam
belerang. Pirit (FeS2) atau mineral sulfida merupakan kandungan oksidasi
batuan yang menghasilkan air asam tambang (AAT). Permasalahan AAT
biasanya terletak pada penambangan batubara dan bijih karena banyak pirit
atau mineral sulfida yang terkandung di dalamnya.
D. Mineral Ortoklas
E. Mineral Olivin
F. Mineral Hornblende
G. Mineral Kalsit
1.3 Kesimpulan
Mineral adalah zat atau molekul anorganik yang terdapat secara alami
dan mempunyai struktur yang teratur berbentuk kristal dengan sifat-sifaft
fisik serta komposisi kimia tertentu. Mineral adalah penyusun atau bagian
dari batuan. Oleh karena itu, batuan adalah kumpulan dari mineral.
Mineral dibagi menjadi dua berdasarkan cara terbentuknya, yaitu
mineral primer dan mineral sekunder. Mineral primer adalah mineral yang
berasal dari Reaksi Bowen sedangkan mineral sekunder adalah mineral
primer yang mengalami deteorisasi seperti pelapukan. Mineral berdasarkan
komposisi kimianya dibagi menjadi dua, yaitu mineral silikat dan non silikat.
Mineral berdasarkan sifat fisiknya, yaitu warna mineral, perawakan
kristal, kilap dan kebeningan, kekerasan, gores, belahan, pecahan, daya tahan
terhadap pukulan, bentuk, sifat optik material, berat jenis, bau dan rasa. Sifat
kimia mineral bisa diuji dengan dengan meneteskan HCL 0.1 N, kobal nitrat
atau alizarin red.
Reaksi Bowen adalah reaksi yang menjelaskan urutan pengkristalan
magma berdasarkan temperatur pembentukan magma tersebut. Mineral yang
telah kita identifikasi pada Acara 1 ini terdapat mineral kuarsa, piroksen,
pirit, ortoklas, olivin, hornblende, dan kalsit. Kita juga mempelajari kegunaan
mineral-mineral tersebut dan dimana mineral tersebut bisa ditemukan di
Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
Deer, W.A. & Howie, R.A. & Zussman, J. 1992. An Introduction to the Rock
Forming Minerals ,2nd Edition. London: Longmanmn Scientific anf
Technical
Haldar, Swapan Kumar. 2020. Introduction to Mineralogy and Petrology.
Amsterdam: Elsevier
Lumbanraja. Jamalan. 2012. Geologi, Petrologi, dan Mineralogi Tanah.
Lampung: Lembaga Penelitian Universitas Lampung
Noor, Djauhari. 2009. Pengantar Geologi. Bogor : Program Studi Teknik
Geologi Fakultas Teknik Universitas Pakuan
Suharwanto. 2022. Penuntun Praktikum Mineralogi Petrologi. Yogyakarta:
Fakultas Teknologi Mineral UPN “Veteran” Yogyakarta
LAMPIRAN
Kuarsa
A. Gambar
B. Deskripsi Umum
1. Jenis Batuan : Primer
2. Warna : Putih keunguan
3. Perawakan : Meniang
4. Kilap : Kaca
5. Pengujian HCl : Tidak bereaksi dengan HCl
E. DAFTAR PUSTAKA
Britannica, The Editors of Encyclopaedia. (21 Mei 2020). Quartz. Encyclopedia
Britannica. https://www.britannica.com/science/quartz. Diakses 8 Februari
2022.
Pellant, Chris dan Hellen Pellant. 2014. Rocks and Minerals: A Photographic
Field Guide. London: Bloomsbury Publishing.
Sukandarrumidi. 1998. Bahan Galian Industri. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press
Piroksen
A. Gambar
Piroksen
B. Deskripsi Umum
1. Jenis Batuan : Primer
2. Warna : Hitam
3. Perawakan : Meniang
4. Kilap : Kaca
5. Pengujian HCl : Tidak bereaksi dengan HCl
E. DAFTAR PUSTAKA
Britannica, The Editors of Encyclopaedia. (21 Mei 2020). Quartz. Encyclopedia
Britannica. https://www.britannica.com/science/quartz. Diakses 8 Februari
2022.
Pellant, Chris dan Hellen Pellant. 2014. Rocks and Minerals: A Photographic
Field Guide. London: Bloomsbury Publishing.
Sukandarrumidi. 1998. Bahan Galian Industri. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press
Pirit
A. Gambar
B. Deskripsi Umum
1. Jenis Batuan : Sekunder
2. Warna : Kuning
3. Perawakan : Membutir
4. Kilap : Logam
5. Pengujian HCl : Tidak bereaksi dengan HCl
E. DAFTAR PUSTAKA
Pellant, Chris dan Hellen Pellant. 2014. Rocks and Minerals: A Photographic
Field Guide. London: Bloomsbury Publishing.
Sukandarrumidi. 1998. Bahan Galian Industri. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press
Education Coalition, Minerals. Pyrite. Minerals Education Coalition.
https://mineralseducationcoalition.org/minerals-database/pyrite/. Diakses 8
Februari 2022.
Ortoklas
A. Gambar
Ortoklas
B. Deskripsi Umum
1. Jenis Batuan : Ortoklas
2. Warna : Cokelat muda
3. Perawakan : Meniang
4. Kilap : Kaca
5. Pengujian HCl : Tidak bereaksi dengan HCl
E. DAFTAR PUSTAKA
Britannica, The Editors of Encyclopaedia. (7 Januari 2019).
Otrhoclase. Encyclopedia Britannica.
https://www.britannica.com/science/quartz. Diakses 8 Februari 2022.
Pellant, Chris dan Hellen Pellant. 2014. Rocks and Minerals: A Photographic
Field Guide. London: Bloomsbury Publishing.
Sukandarrumidi. 1998. Bahan Galian Industri. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press
Olivin
A. Gambar
B. Deskripsi Umum
1. Jenis Batuan : Olivin
2. Warna : Hijau
3. Perawakan : Meniang
4. Kilap : Lilin
5. Pengujian HCl : Tidak bereaksi dengan HCl
E. DAFTAR PUSTAKA
Britannica, The Editors of Encyclopaedia. (7 Januari 2019).
Olivine. Encyclopedia Britannica. https://www.britannica.com/science/quartz.
Diakses 8 Februari 2022.
Pellant, Chris dan Hellen Pellant. 2014. Rocks and Minerals: A Photographic
Field Guide. London: Bloomsbury Publishing.
Sukandarrumidi. 1998. Bahan Galian Industri. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press
Hornblende
A. Gambar
Hornblende
B. Deskripsi Umum
1. Jenis Batuan : Hornblende
2. Warna : Hitam
3. Perawakan : Membutir
4. Kilap : Arang
5. Pengujian HCl : Tidak bereaksi dengan HCl
E. DAFTAR PUSTAKA
Hammarstrom, Jane. 1986. Aluminum in Hornblende: An Empirical Igneous
Geobarometer. http://www.minsocam.org/ammin/AM71/AM71_1297.pdf.
Diakses 8 Februari 2022
Pellant, Chris dan Hellen Pellant. 2014. Rocks and Minerals: A Photographic
Field Guide. London: Bloomsbury Publishing.
Sukandarrumidi. 1998. Bahan Galian Industri. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press
Kalsit
A. Gambar
B. Deskripsi Umum
6. Jenis Batuan : Sekunder
7. Warna : Putih kecoklatan
8. Perawakan : Meniang
9. Kilap : Kaca
10. Pengujian HCl : Bereaksi dengan HCl
E. DAFTAR PUSTAKA
Britannica, The Editors of Encyclopaedia. (7 Januari 2019). Otrhoclase. Ency.
Britannica. https://www.britannica.com/science/quartz. Diakses 8 Februari
2022.
Pellant, Chris dan Hellen Pellant. 2014. Rocks and Minerals: A Photographic
Field Guide. London: Bloomsbury Publishing.
Sukandarrumidi. 1998. Bahan Galian Industri. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press