Anda di halaman 1dari 38

LAPORAN PRAKTIKUM

MINERALOGI PETROLOGI
BAB I
MINERAL

Disusun Oleh :
Nama : Syahrul Ramadhan
NIM : 114210045
Plug :4
Hari/Tanggal : Selasa, 8 Februari 2022
Waktu : 15.30 – 17.30 WIB
Asisten Plug : 1. Gregorius Oktaviano Purnama Dewa
2. Artha Nevia Eka Putri Andshani

LABORATORIUM MINERALOGI DAN PETROLOGI


JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN
YOGYAKARTA
2022
HALAMAN PENGESAHAN

MINERALOGI PETROLOGI
BAB I
MINERAL

Disusun Oleh:
Nama : Syahrul Ramadhan
NIM : 114210045
Plug :4

Disetujui Oleh

Koordinator Plug Asisten Plug

Gregorius Oktaviano Purnama Dewa Artha Nevia Eka Putri Andshani


NIM 114200064 NIM 114200011
Laboratorium Mineralogi Petrologi
Jurusan Teknik Lingkungan
Fakultas Teknologi Mineral
UPN Veteran Yogyakarta 2021/2022

BAB I
MINERAL

1.1 Dasar Teori


A. Definisi Mineral
Mineral adalah zat atau molekul anorganik yang terdapat secara alami
yang mempunyai (1) struktur yang teratur di dalam molekul, (2) dan
komposisi kimia tertentu, (3) berbentuk kristal, dan (4) menunjukkan sifat
fisik tertentu. Mineral merupakan persenyawaan anorganik asli dan
mempunyai susunan kimia yang tetap dan terbentuk di alam. Mineral adalah
penyusun atau bagian dari batuan. Dengan pengertian lain bahwa batuan
adalah kumpulan mineral (Lumbanraja, 2012).
Mineralogi adalah salah satu cabang ilmu geologi yang mempelajari
mengenai mineral, baik dalam bentuk individu maupun kesatuan, tentang
sifat-sifat fisik, sifat-sifat kimia, cara terdapatnya, cara terjadinya, dan
kegunaannya.
B. Jenis Mineral
1) Mineral Silikat
Silikat adalah mineral yang paling umum untuk ditemukan dan
digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Mineral silikat umumnya
merupakan persenyawaan antara silikon dengan oksigen dan beberapa
unsur logam. Silikat merupakan bagian utama yang membentuk
batuan baik itu sedimen, batuan beku maupun batuan malihan. Silikat
pembentuk batuan yang umum adalah dibagi menjadi dua kelompok,
yaitu kelompok ferromagnesium dan non-ferromagnesium. (Noor,
2009). Beberapa contoh dari mineral silikat diantaranya adalah:
1. Beril
2. Feldspar
3. Garnet
4. Mika
5. Olivin
6. Tourmalin

SYAHRUL RAMADHAN / 114210045 / PLUG 4


Laboratorium Mineralogi Petrologi
Jurusan Teknik Lingkungan
Fakultas Teknologi Mineral
UPN Veteran Yogyakarta 2021/2022

7. Zirkon
2) Mineral Non-silikat
Mineral non-silikat adalah mineral-mineral yang ion pengikat
logamnya bukan silikat, melainkan oksida (hematit, korondum),
sulfida (galena, pirit) dan sulfat (gipsum, kalsit).
C. Sifat Fisik Mineral
Mineral mempunyai proses pembentukan alami yang berbeda-beda di
alam serta mempunyai komposisi kimia yang berbeda-beda pula. Hal ini
membuat mineral-mineral yang tersebar di alam memiliki jenis-jenis
kenampakan yang beragam. Berikut adalah sifat-sifat fisik mineral:
1) Warna Mineral
Banyak mineral yang mempunyai warna khusus seperti
mineral rubi bewarna merah cerah dan mineral safir bewarna biru.
Warna ini tidak menunjukkan sifat khusus mineral tertentu, karena
rubi dan safir sama dengan mineral kristal korondum (Al 2O3). Mineral
kalsium fluorida (CaF2) dapat terlihat dalam berbagai warna seperti
warna ungu, coklat, kuning, hitam, dan dapat tidak berwarna
tergantung kemurnian ion-ionnya.
Cahaya yang dipantulkan oleh mineral yang dapat kita lihat
berada dalam energi gelombang. Cahaya putih yang dipancarkan oleh
matahari dapat terdispersi menjadi beberapa warna seperti terlihat
pada pelangi. Setiap warna yang dipancarkan mempunyai sifat
tertentu seperti panjang gelombang, frekuensi, dan energi. Dalam
atom atau ion terdapat berbagai lintasan elektron dalam berbagai
tingkat energi. Apabila suatu saat terjadi tingkat energi yang sama
dengan salah satu komponen cahaya putih, maka komponen cahaya
itu akan dipantulkan sedangkan warna lain akan diserap. Warna yang
dipantulkan itulah yang akan diterima oleh mata manusia.
Warna mineral yang berasal dari elemen-elemen yang
menyusun mineral disebut dengan Idiochromatic, sedangkan warna
mineral yang berasal dari elemen luar dan bukan berasal dari elemen-
elemen yang Menyusun mineral disebut Allochromatic.

SYAHRUL RAMADHAN / 114210045 / PLUG 4


Laboratorium Mineralogi Petrologi
Jurusan Teknik Lingkungan
Fakultas Teknologi Mineral
UPN Veteran Yogyakarta 2021/2022

2) Perawakan Kristal
Apabila dalam pertumbuhannya tidak mengalami gangguan
apapun, maka mineral akan mempunyai bentuk kristal yang
sempurna. Tetapi bentuk sempurna ini jarang didapatkan karena di
alam gangguan-gangguan tersebut selalu ada. Mineral yang dijumpai
di alam sering bentuknya tidak berkembang sebagaimana mestinya,
sehingga sulit untuk mengelompokkan mineral kedalam sebuah
sistem.
Sebagai gantinya dipakai istilah perawakan kristal (crystal
habit). Bentuk khas mineral ditentukan oleh bidang yang
membangunnya, termasuk bentuk dan ukuran relatif bidang-bidang
tersebut (Suharwanto, 2022).
Richard M Pearl (1975) membagi perawakan kristal kedalam 3
(tiga) golongan, yaitu:
1. Elongated habits (meniang/berserabut)
2. Flattened habits (lembaran tipis)
3. Rounded habits (membutir)
3) Kilapan dan Kebeningan
Gejala ini terlihat apabila suatu mineral diberi cahaya yang
dimana permukaan mineral akan memantulkan cahaya. Intensitas dari
kilap tergantung pada besarnya indeks refraksi mineral. Terdapat tiga
kilap mineral, yaitu:
- Kilap logam
- Kilap sub-logam
- Kilap non-logam
Ada juga mineral yang bening (transperency) yaitu mineral
yang tembus cahaya seperti intan dan kuarsa dan ada mineral gelap
dimana cahaya tidak dapat menembusnya.
4) Kekerasan
Salah satu sifat fisik mineral yang penting adalah kekerasan.
Manusia sejak zaman purba telah mengenal intan yang tersusun dari

SYAHRUL RAMADHAN / 114210045 / PLUG 4


Laboratorium Mineralogi Petrologi
Jurusan Teknik Lingkungan
Fakultas Teknologi Mineral
UPN Veteran Yogyakarta 2021/2022

rantai C (karbon) yang sangat keras dan talk (Mg3Si4O10(OH)2) yang


banyak digunakan sebagai bahan bedak karena sangat lembut.
Friederick Mohs pada tahun 1812 mengajukan tingkat
kekerasan relatif mineral. Intan merupakan mineral yang paling keras
(10) sedangkan talk adalah mineral terlembut (1), dan diantaranya
terdapat kekerasan mineral lain yang dapat ditetapkan dengan
“goresan”. Menurut Mohs, setiap mineral yang berada pada nomor
yang lebih rendah akan dapat digores oleh mineral yang mempunyai
nilai mineral yang lebih tinggi. Jadi yang dimaksud dengan kekerasan
mineral adalah ketahanan mineral apabila permukaannya digores
dengan benda tajam.
Tabel 1.1 Skala Mohs

(Sumber: Suharwanto, 2022)


5) Gores
Gores adalah warna asli dari suatu mineral apabila mineral
ditumbuk halus. Gores dapat lebih pasti menentukan jenis mineral
karena selalu stabil dan merupakan sifat yang penting untuk
membedakan dua mineral dengan warna yang sama tetapi mempunyai
goresan berbeda. Gores ini bisa diperoleh dari menggoreskan mineral
pada keping porselin, tetapi apabila mineral mempunyai kekerasan
lebih dari 6, maka dapat dicari dengan cara menumbuk sampai halus
seperti tepung (Suharwanto, 2022).

SYAHRUL RAMADHAN / 114210045 / PLUG 4


Laboratorium Mineralogi Petrologi
Jurusan Teknik Lingkungan
Fakultas Teknologi Mineral
UPN Veteran Yogyakarta 2021/2022

Mineral-mineral silikat biasanya mempunyai gores putih


kadang-kadang abu-abu coklat. Mineral-mineral oksida, sulfida,
karbonat, dan phosphat, arsenat, sulfat juga mempunyai goresan yang
karakteristik. Untuk mineral-mineral yang transparan dan mempunyai
kilap bukan logam, saat digores akan lebih terang dari wamanya,
sedangkan mineral-mineral dengan kilap logam kerap kali mempunyai
gores yang lebih gelap dari warnanya. Pada beberapa mineral, warna
dan gores sering menunjukkan warna yang sama.
6) Belahan
Belahan (cleavage) merupakan salah satu sifat fisik mineral,
yaitu kemudahan dibelah dengan menunjukkan permukaan yang halus
dan rata. Misalnya mika mempunyai sifat yang sangat mudah dibelah
tetapi sulit dipatahkan. Mineral bentuk kubus seperti fluori dapat
berbentuk dodekahedral (12 sisi) atau oktahedral (8 sisi). Batu tulis
(grafit) sangat mudah dibelah hingga mungkin digunakan menjadi
batu tulis (Lumbanraja, 2012). Berdasarkan bagus tidaknya bidang
belahan dibagi menjadi:
1. Sempurna (perfect), bila mineral terbelah melalui arah
belahannya yang merupakan bidang yang rata dan sukar pecah
selain melalui bidang belahannya.
2. Baik (good), bila mineral mudah terbelah melalui bidamg
pembelahannya yang rata, tetapi dapat juga terbelah
memotong tidak melalui bidang belahannya.
3. Jelas (distinct), bila bidang belahan mineral dapat dilihat
dengan jelas, tetapi mineral tersebut sukar untuk membelah
melalui bidang belahannya dan tidak rata.
4. Tidak jelas (indistinct), arah belahan pada mineral masih
terlihat dan memiliki kemungkinan yang sama untuk
membentuk suatu pecahan atau belahan.
5. Tidak sempurna (imperfect), arah belahan pada mineral sudah
tidak terlihat dan mineral akan pecahdengan permukaan yang
tidak rata.

SYAHRUL RAMADHAN / 114210045 / PLUG 4


Laboratorium Mineralogi Petrologi
Jurusan Teknik Lingkungan
Fakultas Teknologi Mineral
UPN Veteran Yogyakarta 2021/2022

7) Pecahan
Pecahan (tenacity) merupakan salah satu sifat fisik mineral
yaitu mudah tidaknya suatu mineral dipecahkan atau dihancurkan.
Bisa saja suatu mineral tidak menunjukkan belahan tetapi
menunjukkan mudah tidaknya dipecahkan, misalnya dengan palu
((Lumbanraja, 2012). Pecahan terbagi menjadi:
1. Choncoidal
Pecahan mineral yang menyerupai kulit bawang. Contohnya
kuarsa dan obsidian.
2. Hackly
Pecahan mineral yang menyerupai besi runcing-runcing tajam
serta kasar tak beraturan seperti bergerigi. Contohnya emas
dan perunggu.
3. Even
Pecahan mineral dengan permukaan bidang pecahnya teratur
mendekati bidang datar. Contohnya moskuvit dan talk.
4. Uneven
Pecahan mineral dengan permukaan bidang pecahnya tidak
teratur. Kebanyakan mineral memiliki pecahan ini. Contohnya
kalsit dan ortoklas.
5. Splintery
Pecahan mineral yang menyerupai benang atau serabut.
Contohnya antigorite dan fluorit.
6. Earthy
Pecahan mineral yang menyerupai tanah. Contohnya biotit dan
kaulin.
8) Daya Tahan Terhadap Pukulan
Daya tahan terhadap pukulan adalah suatu daya tahan mineral
terhadap pemecahan, pembengkokan, penghancuran, dan pemotongan
(Suharwanto, 2022). Macam-macam daya tahan terhadap pukulan,
yaitu:
1. Brittle, apabila mineral mudah hancur menjadi tepung halus

SYAHRUL RAMADHAN / 114210045 / PLUG 4


Laboratorium Mineralogi Petrologi
Jurusan Teknik Lingkungan
Fakultas Teknologi Mineral
UPN Veteran Yogyakarta 2021/2022

2. Sectile, apabila mineral mudah dipotong tipis dengan pisau


3. Malleable, apabila mineral ditempa dengan palu akan
memipih
4. Ductile, apabila mineral mampu ditarik atau diregangkan
menjadi kawat tipis.
5. Flexible, apabila mineral dilengkungkan akan tetap
melengkung setelah dilepaskan
6. Elastic, apabila mineral dilengkungkan akan kembali ke
bentuk semula setelah dilepas.
9) Bentuk
Bidang kristal mineral dapat ditentukan dengan jumlah bidang
yang membungkusnya. Bentuk kristal mineral adalah muka simetri
kristal. Membayangkan bentuk kristal memang tidak mudah. Semua
bidang muka kristal harus didasarkan kepada sumbu (sistem sumbu)
yang terdiri dari enam sistem sumbu (a) sistem sumbu isometrik, (b)
sistem sumbu tetragonal, (c) sistem sumbu ortorombik, (d) sistem
sumbu monoklin, (e) sistem sumbu triklin dan, (f) sistem sumbu
heksagonal (Lumbanraja, 2012).
10) Berat Jenis
Berat jenis mineral merupakan salah satu sifat yang paling
penting. Berat jenis menggambarkan sifat kimia dan struktur
kristalnya. Berat jenis dinyatakan dalam berat isi mineral (g cm -3) dan
di dalam Satuan Internasional dinyatakan dalam kg m-3. Mineral
kuarsa mempunyai berat jenis 2,65 g cm-3 atau 2,65 kg m-3. Mineral-
mineral yang didominasi oleh Ba, Fe, Cu, Cr mempunyai berat jenis
yang tinggi. Bandingkan misalnya CaCO3 yang mempunyai berat
jenis 2,95 g cm-3 dengan BaCO3 yang mempunyai berat jenis 4,30 g
cm-3 walaupun memiliki struktur yang sama.
Faktor lain yang memengaruhi berat jenis adalah efisiensi
susunan atom dalam struktur molekul. Mineral yang mempunyai
komposisi kimia yang sama tetapi terbentuk pada tekanan yang tinggi
akan mempunyai berat jenis yang lebih tinggi dibandingkan dengan

SYAHRUL RAMADHAN / 114210045 / PLUG 4


Laboratorium Mineralogi Petrologi
Jurusan Teknik Lingkungan
Fakultas Teknologi Mineral
UPN Veteran Yogyakarta 2021/2022

mineral yang terbentuk pada tekanan yang lebih yang lebih rendah.
Misalnya intan (C) mempunyai berat jenis 3,50 kg m-3 yang terbentuk
pada tekanan tinggi dibandingkan dengan grafit (C) atau batu tulis
dengan berat jenis 2,30 kg m-3 (Lumbanraja, 2012).

Berat Mineral
Berat Jenis =
Volume Mineral

11) Rasa dan Bau


Dari sekian banyak mineral yang ada, terdapat beberapa
mineral yang memiliki rasa dan bau. Umumnya rasa dimiliki oleh
mineral-mineral yang bersifat cair.
1. Astringet, rasa seperti logam
2. Sweetist, rasa seperti tawas
3. Saline, rasa seperti garam
4. Alkaline, rasa seperti soda
5. Bitter, rasa seperti garam pahit
6. Cooling, rasa seperti sendawa
7. Sour, rasa seperti asam belerang
Melalui gesekan dan penghilangan beberapa zat yang bersifat
volatil melalui pemasanan atau melalui penambahan suatu asam,
maka kadang-kadang bau akan menjadi ciri-ciri yang khas dari suatu
mineral.
D. Sifat Kimia Mineral
Mineral-mineral yang ada di alam bisa lebih mudah dibedakan atau
dikenali melaui sifat kimianya dibandingkan dengan sifat fisiknya.
Berdasarkan senyawa kimiawinya, mineral dapat dikelompokkan menjadi
mineral silikat dan mineral non-silikat (Noor, 2009). Komposisi kimia
mineral bereaksi secara langsung ketika direaksikan dengan larutan kimia
tertentu. Terdapat tiga cara pengujian sifat kimia pada mineral antara lain:
1. Pengujian dengan tetesan HCL 0,1 N
Menguji apakah suatu mineral mengandung karbonat atau tidak.

SYAHRUL RAMADHAN / 114210045 / PLUG 4


Laboratorium Mineralogi Petrologi
Jurusan Teknik Lingkungan
Fakultas Teknologi Mineral
UPN Veteran Yogyakarta 2021/2022

2. Pengujian dengan tetes larutan kobalt nitrat


Untuk membedakan mineral-mineral potash feldspar dari plagioklas
3. Pengujian menggunakan larutan alizarin red
Untuk membedakan antara mineral kalsit dan dolomit.
E. Reaksi Bowen

Gambar 1.1 Reaksi Bowen


(Sumber: Labolatorium Geologi UNG, 2016)

Reaksi Bowen adalah reaksi yang menjelaskan urutan pengkristalan


magma berdasarkan temperatur pembentukan magma tersebut seperti pada
ultramafic, mafic, intermediate, atau felsic. Reaksi Bowen juga membantu
menentukan keresistensian mineral yang terbentuk dan komposisi kimia yang
ada di mineral tersebut. Semakin ke bawah Reaksi Bowen maka suhu dimana
mineral akan terbentuk akan semakin rendah dan semakin resisten dalam
magma karena lebih stabil.
Material-material pada mineral dalam magma dibagi menjadi dua,
yaitu volatil (bersifat menguap) dan non-volatil. Volatil contohnya karbon
dioksida, air, dan fraksi gas (CH4, HCI, H2S, SO2, NH3) yang menyebabkan
magma dapat bergerak. Non-volatil merupakan material padat bersifat basa
yang dijumpai pada batuan beku. Reaksi Bowen menyimpan dua poin
penting, yaitu tentang temperatur terbentuknya mineral, dan tentang sifat
mineral yang terbentuk. Ketika magma bergerak menuju permukaan bumi,
maka temperaturnya berangsur turun dan mulai membentuk mineral. Mineral
yang pertama kali terbentuk merupakan mineral-mineral yang bersifat basa,
yang tersusun dari unsur-unsur ferromagnesium, dan kalsium, contohnya
olivin dan piroksen, lalu selanjutnya terbentuk mineral- mineral bersifat
intermediat seperti hornblend dan biotit, dan yang terakhir adalah mineral-

SYAHRUL RAMADHAN / 114210045 / PLUG 4


Laboratorium Mineralogi Petrologi
Jurusan Teknik Lingkungan
Fakultas Teknologi Mineral
UPN Veteran Yogyakarta 2021/2022

mineral bersifat asam yang mengandung banyak silika dan aluminium, seperti
muskovit dan kuarsa. Reaksi Bowen juga memberikan informasi soal
kandungan asam-basa batuan berdasarkan kandungan silikanya (Howie dan
Deer, 1992).
Reaksi Bowen merupakan suatu bagan yang menunjukkan susunan
mineral-mineral pembentuk batuan. Reaksi Bowen secara garis besar bisa
dibagi menjadi dua jenis, yaitu:
1. Discontinued Series: Mineral yang terbentuk secara tidak menerus
dan didominasi oleh mineral mafik (berwarna gelap)
2. Continued Series: Mineral yang terbentuk secara menerus dan
didominasi oleh mineral felsik (berwarna terang)

SYAHRUL RAMADHAN / 114210045 / PLUG 4


Laboratorium Mineralogi Petrologi
Jurusan Teknik Lingkungan
Fakultas Teknologi Mineral
UPN Veteran Yogyakarta 2021/2022

1.2 Pembahasan
A. Mineral Kuarsa

Gambar 1.2 Kuarsa


(Sumber: Laboratorium Minerologi dan Petrologi, 2021)
Mineral yang diamati memiliki ukuran panjang 6 cm. Warna dari
mineral adalah putih dengan beberapa gradiansi ke ungu. Perawakan kristal
dari mineral ini adalah meniang. Mineral ini mempunyai kilap non-logam
berupa kilap kaca pada saat dipancarkan cahaya. Kekerasan mineral ini dalam
skala Mohs adalah 7. Mineral tidak berbuih ketika ditetesi dengan larutan
HCI. Berdasarkan sifat-sifat fisik yang ditunjukkan oleh mineral ini bisa
disimpulkan mineral ini adalah kuarsa yang digolongkan sebagai mineral
primer karena termasuk dalam Reaksi Bowen.
Kuarsa merupakan mineral yang terbentuk pada suhu dibawah 600℃
dan mineral yang terbentuk terakhir pada Reaksi Bowen. Pembentukan
mineral kuarsa terjadi oleh adanya pembekuan magma yang bersifat asam.
Kuarsa dapat ditemukan pada batuan beku asam seperti granit dan rolit.
Mineral kuarsa merupakan mineral yang paling stabil di dalam reaksi Bowen
karena pembentukannya paling akhir setelah muskovit. Mineral kuarsa
merupakan gabungan dari discotinuous series dan continuous series pada
suhu yang rendah. Kuarsa banyak ditemukan di permukaan bumi, kandungan
magma yang banyak oksigen dan silika.

SYAHRUL RAMADHAN / 114210045 / PLUG 4


Laboratorium Mineralogi Petrologi
Jurusan Teknik Lingkungan
Fakultas Teknologi Mineral
UPN Veteran Yogyakarta 2021/2022

Kuarsa termasuk dalam jenis mineral telsik dan berwarna putih.


Adanya silika dan natrium membuat kuarsa berwarna putih. Adanya zat
pengotor berwarna ungu di mineral kuarsa tidak merubah warna utama atau
warna keseluruhannya. Mineral kuarsa memiliki kilap kaca karena kandungan
silika yang ada di dalamnya dan proses pembentukannya yang melibatkan
oksidasi. Perawakan kuarsa yang meniang disebabkan oleh ikatan antar unsur
yang masing-masing membentuk sistem kristal. Kuarsa tidak berbuih saat di
tetesi larutan HCI karena tidak mengandung CaCO3.
Kuarsa digunakan pada lensa optik, komponen listrik, perhiasan, dan
batu bangunan untuk bahan keramik. Kuarsa terdapat banyak di permukaan
bumi untuk itu ada di beberapa daerah yaitu, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan
Jawa Timur.

B. Mineral Piroksen

Gambar 1.3 Piroksen


(Sumber: Laboratorium Minerologi dan Petrologi, 2021)
Mineral yang diamati terdapat pada sebuah batuan dengan panjang 13
cm. Warna dari mineral adalah hitam. Perawakan kristal dari mineral ini
adalah meniang. Mineral ini mempunyai kilap non-logam berupa kilap kaca
pada saat dipancarkan cahaya . Kekerasan mineral ini dalam skala Mohs
adalah 6. Mineral tidak berbuih ketika ditetesi oleh HCl. Berdasarkan sifat-
sifat fisik yang ditunjukkan oleh mineral ini, bisa disimpulkan mineral ini
adalah piroksen. Piroksen digolongkan sebagai mineral primer karena
terdapat dalam Reaksi Bowen.
Proses pembentukan piroksen adalah melalui pembekuan magma
yang bersifat basa pada suhu tinggi ±1200℃ dan mengalami pembekuan
yang lambat. Piroksen terbentuk pada batuan beku terutama yang kaya akan
Ca, Fe, dan Mg. Lingkungan terbentuknya piroksen adalah di lingkungan
magmatik dengan tekanan dan temperature yang tinggi. Piroksen tergolong

SYAHRUL RAMADHAN / 114210045 / PLUG 4


Laboratorium Mineralogi Petrologi
Jurusan Teknik Lingkungan
Fakultas Teknologi Mineral
UPN Veteran Yogyakarta 2021/2022

sebagai mineral matik atau mineral yang mengandung sedikit silika sehingga
warnanya gelap. Proses pembentukan piroksen dalam reaksi Bowen termasuk
dalam proses diskontinu.
Warna piroksen adalah hitam disebabkan oleh tingginya suhu dan
tekanan ketika mineral ini terbentuk. Menurut teori, mineral piroksen
biasanya memiliki warna yang bervariasi yaitu hitam, cokelat, dan abu-abu.
Hal ini dipengaruhi oleh zat-zat pengotor lainnya. Perawakan kristalnya yang
meniang disebabkan oleh ikatan antar unsur yang masing-masing membentuk
sistem kristal. Sistem kristal ini memiliki kecenderungan untuk membentuk
perawakan meniang. Kilap kaca dari piroksen terbentuk karena lambatnya
proses pendinginan pada suhu yang tinggi yang dialami piroksen serta
kandungan mineralnya yang banyak mengandung Mg, Fe, dan Ti. Mineral ini
tidak memiliki senyawa karbonat sehingga tidak berbuih saat ditetesi larutan
HCL.
Piroksen banyak terkandung pada pasir besi. Piroksen dimanfaatkan
dalam industri logam, penelitian para ahli tentang struktur batuan pada bumi,
dan dipakai dalam industri semen. Pasir besi di Indonesia banyak ditemukan
di wilayah pantai selatan Jawa.

C. Mineral Pirit

Gambar 1.4 Pirit


(Sumber: Laboratorium Minerologi dan Petrologi, 2021)
Mineral yang diamati memiliki ukuran panjang 13 cm. Warna dari
mineral adalah kuning. Perawakan dari kristal ini adalah membutir. Mineral
ini mempunyai kilap logam pada saat dipancarkan cahaya. Kekerasan mineral
ini dalam skala Mohs adalah 6. Mineral tidak berbuih ketika ditetesi dengan
larutan HCI. Berdasarkan sifat-sifat fisik yang ditunjukkan oleh mineral ini,

SYAHRUL RAMADHAN / 114210045 / PLUG 4


Laboratorium Mineralogi Petrologi
Jurusan Teknik Lingkungan
Fakultas Teknologi Mineral
UPN Veteran Yogyakarta 2021/2022

bisa disimpulkan mineral ini adalah pirit yang digolongkan sebagai mineral
sekunder karena tidak termasuk dalam Reaksi Bowen.
Pirit adalah mineral aksesori yang umum ditemukan pada batuan
beku, sedimen, dan metamorf. Pirit akan melepaskan percikan api jika
dipukul dengan benda logam keras. Pirit tidak beraksi pada saat ditetesi
dengan larutan HCI karena pirit tidak mengandung senyawa karbonat CaCO3
di dalamnya. Pirit terbentuk dari kombinasi sulfur dengan unsur lainya di
alam.
Pirit dapat ditemukan di sekitar wilayah gunung berapi atau sekitar
tambang batubara. Namun, mineral pirit yang paling bagus pembentukannya
adalah yang ada di sekitar gunung berapi karena kandungan sulfur lebih
tinggi daripada tempat lainnya. Proses mineralisasinya terjadi pada tempat
keluarnya sumber sulfur. Pirit terbentuk pada suhu antara 600-700℃. Unsur
utama yang bercampur dengan sulfur di sekitar daerah gunung berapi berasal
dari magma.
Pada umumnya mineral pirit berada di batuan plutonik, volkanik,
sedimen, dan metamorf. Jika tidak teliti maka akan sulit membedakan antara
pirit dengan emas karena warna keduanya hampir sama sehingga sering
disebut “emas palsu”. Cara membedakannya pirit dengan emas yaitu dengan
goresan. Pirit jika digoreskan maka akan timbul warna hitam sedangkan emas
murni tidak menghasilkan warna karena emas mengandung unsur Aurum.
Emas mudah untuk ditempa dan tidak hancur ketika dipukul sedangkan pirit
akan hancur bila dipukul.
Perawakan pirit yang membutir adalah akibat kristal dari mineral itu
sendiri yang cenderung membentuk sistem kristal membutir. Mineral pirit
memiliki kilap logam karena banyak mengandung unsur Fe. Pirit banyak
digunakan sebagai sumber dari asam sulfat untuk keperluan industri asam
belerang. Pirit (FeS2) atau mineral sulfida merupakan kandungan oksidasi
batuan yang menghasilkan air asam tambang (AAT). Permasalahan AAT
biasanya terletak pada penambangan batubara dan bijih karena banyak pirit
atau mineral sulfida yang terkandung di dalamnya.

SYAHRUL RAMADHAN / 114210045 / PLUG 4


Laboratorium Mineralogi Petrologi
Jurusan Teknik Lingkungan
Fakultas Teknologi Mineral
UPN Veteran Yogyakarta 2021/2022

Penyebab terjadinya Air Asam Tambang (AAT ) adalah


teroksidasinya mineral-mineral sulfida yang terdapat pada batuan hasil galian
dengan air (H2O) dan oksigen (O2). AAT dapat dikendalikan dengan
mengisolasi mineral sulfida dan memisahkan material yang mengandung
mineral sulfida dari air dan udara sehingga akan mencegah adanya oksidasi
seperti dengan menggunakan tanah liat. Mineral pirit dapat digunakan untuk
memulihkan besi, emas, dan tembaga. Pirit banyak terdapat di Aceh, Jawa
Timur, dan Nusa Tenggara Barat.

D. Mineral Ortoklas

Gamber 1.5 Ortoklas


(Sumber: Laboratorium Minerologi dan Petrologi, 2021)
Mineral yang diamati memiliki panjang 4 cm. Warna dari mineral
adalah cokelat muda. Perawakan dari kristal ini adalah meniang. Mineral ini
mempunyai kilap non-logam berupa kilap kaca pada saat dipancarkan cahaya.
Kekerasan mineral ini dalam skala Mohs adalah 6. Mineral tidak berbuih
ketika ditetesi dengan larutan HCI. Berdasarkan sifat-sifat fisik yang
ditunjukkan oleh mineral ini bisa disimpulkan mineral ini adalah ortoklas
yang digolongkan sebagai mineral primer karena termasuk dalam Reaksi
Bowen.

Mineral ortoklas terbentuk pada pembekuan magma dengan suhu


antara 600⁰C-900⁰C. Mineral ini termasuk dalam kelompok potash feldspar.
Pengolahan ortoklas dimaksudkan untuk menghilangkan atau menurunkan
kadar mineral pengotor seperti besi, biotit, turmalin, garmet, mika atau
muskovit dan kuarsa. Suhu yang rendah pada proses pembekuannya
mengakibatkan mineral ini berwarna terang. Lokasi pembentukannya terdapat

SYAHRUL RAMADHAN / 114210045 / PLUG 4


Laboratorium Mineralogi Petrologi
Jurusan Teknik Lingkungan
Fakultas Teknologi Mineral
UPN Veteran Yogyakarta 2021/2022

pada cekungan yang tersusun dari endapan piroklastik bersifat asam,


terbentuk langsung dari kristalisasi magma. Sumber ortoklas di Indonesia
adalah di Sumatra Selatan dan Lampung. Mineral ortoklas digunakan dalam
sektor rumah tangga sebagai pembersih.

E. Mineral Olivin

Gambar 1.6 Olivin


(Sumber: Laboratorium Minerologi dan Petrologi, 2021)
Mineral yang diamati memiliki ukuran panjang 6 cm. Warna dari
mineral adalah hijau. Perawakan dari kristal ini adalah meniang. Mineral ini
mempunyai kilap non-logam berupa kilap kaca pada saat dipancarkan cahaya.
Kekerasan mineral ini dalam skala Mohs adalah 7. Mineral berbuih ketika
ditetesi dengan larutan HCI. Berdasarkan sifat-sifat fisik yang ditunjukkan
oleh mineral ini bisa disimpulkan mineral ini adalah kuarsa yang digolongkan
sebagai mineral primer karena termasuk dalam Reaksi Bowen.
Olivin memiliki suhu kristalisasi yang sangat tinggi dibandingkan
dengan mineral lainnya. Itu menjadikannya salah satu mineral pertama yang
mengkristal dari magma. Selama pendinginan magma yang lambat, kristal
olivin dapat terbentuk dan kemudian mengendap di bagian bawah ruang
magma karena kepadatannya yang relatif tinggi. Olivin adalah kelompok
mineral silikat yang tersusun dari unsur besi (Fe) dan magnesium (Mg).
Mineral olivin berwarna hijau, dengan kilap gelas, terbentuk pada temperatur
yang tinggi. Mineral ini umumnya dijumpai pada batuan basal dan

SYAHRUL RAMADHAN / 114210045 / PLUG 4


Laboratorium Mineralogi Petrologi
Jurusan Teknik Lingkungan
Fakultas Teknologi Mineral
UPN Veteran Yogyakarta 2021/2022

ultramafic. Batuan yang keseluruhan mineralnya terdiri dari mineral olivin


dikenal dengan batuan dunite.

F. Mineral Hornblende

Gambar 1.7 Hornblende


(Sumber: Laboratorium Minerologi dan Petrologi, 2021)
Mineral yang diamati memiliki ukuran panjang 2 cm Mineral
berwarna hitam sehingga termasuk ke dalam golongan mineral matik.
Terdapat unsur lain sebagai pengotor yang memengaruhi warna mineral.
Perawakan pada mineral hornblende adalah membutir. Kilap yang dimiliki
adalah kilap non-logam berupa kilap arang. Kekerasan mineral ini dalam
skala Mohs adalah 6. Jika ditetesi dengan larutan HCI tidak bereaksi atau
berbuih. Berdasarkan sifat-sifat fisik yang ditunjukkan oleh mineral ini, bisa
disimpulkan mineral ini adalah hornblende. Hornblende digolongkan sebagai
mineral primer karena terdapat dalam Reaksi Bowen.

Hornblende adalah bagian dari mineral ampibol bewarna hitam yang


mengalami proses pembentukan dalam suhu yang yang sedang atau
intermediet. Hornblende termasuk mineral silikat dan terbentuk pada suhu
sekitar 900℃ baik dalam andesit maupun diorit. Pada umumnya mineral
hornblende mengandung unsur Fe, Mg, Ca, Al, Si, dan O. Warna pada

SYAHRUL RAMADHAN / 114210045 / PLUG 4


Laboratorium Mineralogi Petrologi
Jurusan Teknik Lingkungan
Fakultas Teknologi Mineral
UPN Veteran Yogyakarta 2021/2022

mineral hornblende dipengaruhi oleh banyaknya unsur Fe dan Mg yang ada


di dalamnya. Kilap hornblende adalah kilap arang yang disebabkan adanya
proses pengkristalan yang berlangsung lama.

Hornblende mempunyai nilai ekonomi dalam bidang industri


pembangunan sebagai bahan pembangunan untuk rumah, hotel, dan jalan.
Selain itu hornblende juga dapat pula digunakan sebagai bahan baku lantai,
wastafel, dan meja. Hornblende banyak ditemukan di Aceh dan Sumatra
Barat dekat daerah sekitar gunung berapi yang menghasilkan batuan andesit.

G. Mineral Kalsit

Gambar 1.8 Kalsit


(Sumber: Laboratorium Minerologi dan Petrologi, 2021)
Mineral yang diamati di laboratorium memiliki ukuran panjang 7 cm.
Warna dari mineral adalah putih kejinggaan. Perawakan dari kristal ini adalah
meniang. Mineral ini mempunyai kilap non-logam berupa kilap kaca pada
saat dipancarkan cahaya. Kekerasan mineral ini dalam skala Mohs adalah 3.
Mineral berbuih ketika ditetesi dengan larutan HCI. Berdasarkan sifat-sifat
fisik yang ditunjukkan oleh mineral ini bisa disimpulkan mineral ini adalah
kalsit yang digolongkan sebagai mineral sekunder karena tidak termasuk
dalam Reaksi Bowen.
Mineral kalsit termasuk mineral sekunder karena berasal dari
pelapukan mineral utama. Mineral kalsit tidak memiliki warna karena proses
pembentukkannya terjadi pada suhu rendah sehingga mineral ini bersifat
asam (telsik). Kilap kalsit adalah kilap kaca karena adanya kandungan silika
mengakibatkan mineral tersebut memantulkan cahaya saat disorot lampu.
Perawakannya prismatik disebabkan oleh suhu, temperatur, dan keadaan dari
mineral itu sendiri. Mineral kalsit ditetesi larutan HCI 0.1 N akan berbuih
oleh karena itu mineral kalsit disebut juga mineral karbonat.

SYAHRUL RAMADHAN / 114210045 / PLUG 4


Laboratorium Mineralogi Petrologi
Jurusan Teknik Lingkungan
Fakultas Teknologi Mineral
UPN Veteran Yogyakarta 2021/2022

Kalsit digunakan pada industri kaca, industri baja, dan produksi


kapur. Pada bidang lingkungan, kalsit yang berupa batuan kapur dapat
digunakan untuk menetralkan tanah yang asam. Persebaran kalsit di
Indonesia yaitu di daerah D.I. Yogyakarta dan Jawa Timur.

1.3 Kesimpulan
Mineral adalah zat atau molekul anorganik yang terdapat secara alami
dan mempunyai struktur yang teratur berbentuk kristal dengan sifat-sifaft
fisik serta komposisi kimia tertentu. Mineral adalah penyusun atau bagian
dari batuan. Oleh karena itu, batuan adalah kumpulan dari mineral.
Mineral dibagi menjadi dua berdasarkan cara terbentuknya, yaitu
mineral primer dan mineral sekunder. Mineral primer adalah mineral yang
berasal dari Reaksi Bowen sedangkan mineral sekunder adalah mineral
primer yang mengalami deteorisasi seperti pelapukan. Mineral berdasarkan
komposisi kimianya dibagi menjadi dua, yaitu mineral silikat dan non silikat.
Mineral berdasarkan sifat fisiknya, yaitu warna mineral, perawakan
kristal, kilap dan kebeningan, kekerasan, gores, belahan, pecahan, daya tahan
terhadap pukulan, bentuk, sifat optik material, berat jenis, bau dan rasa. Sifat
kimia mineral bisa diuji dengan dengan meneteskan HCL 0.1 N, kobal nitrat
atau alizarin red.
Reaksi Bowen adalah reaksi yang menjelaskan urutan pengkristalan
magma berdasarkan temperatur pembentukan magma tersebut. Mineral yang
telah kita identifikasi pada Acara 1 ini terdapat mineral kuarsa, piroksen,
pirit, ortoklas, olivin, hornblende, dan kalsit. Kita juga mempelajari kegunaan
mineral-mineral tersebut dan dimana mineral tersebut bisa ditemukan di
Indonesia.

SYAHRUL RAMADHAN / 114210045 / PLUG 4


Laboratorium Mineralogi Petrologi
Jurusan Teknik Lingkungan
Fakultas Teknologi Mineral
UPN Veteran Yogyakarta 2021/2022

DAFTAR PUSTAKA
Deer, W.A. & Howie, R.A. & Zussman, J. 1992. An Introduction to the Rock
Forming Minerals ,2nd Edition. London: Longmanmn Scientific anf
Technical
Haldar, Swapan Kumar. 2020. Introduction to Mineralogy and Petrology.
Amsterdam: Elsevier
Lumbanraja. Jamalan. 2012. Geologi, Petrologi, dan Mineralogi Tanah.
Lampung: Lembaga Penelitian Universitas Lampung
Noor, Djauhari. 2009. Pengantar Geologi. Bogor : Program Studi Teknik
Geologi Fakultas Teknik Universitas Pakuan
Suharwanto. 2022. Penuntun Praktikum Mineralogi Petrologi. Yogyakarta:
Fakultas Teknologi Mineral UPN “Veteran” Yogyakarta

SYAHRUL RAMADHAN / 114210045 / PLUG 4


Laboratorium Mineralogi Petrologi
Jurusan Teknik Lingkungan
Fakultas Teknologi Mineral
UPN Veteran Yogyakarta 2021/2022

SYAHRUL RAMADHAN / 114210045 / PLUG 4


Laboratorium Mineralogi Petrologi
Jurusan Teknik Lingkungan
Fakultas Teknologi Mineral
UPN Veteran Yogyakarta 2021/2022

LAMPIRAN

SYAHRUL RAMADHAN / 114210045 / PLUG 4


Laboratorium Mineralogi Petrologi
Jurusan Teknik Lingkungan
Fakultas Teknologi Mineral
UPN Veteran Yogyakarta 2021/2022

PRAKTIKUM MINERALOGI PETROLOGI


LAMPIRAN LEMBAR DEKSRIPSI
ACARA : MINERAL

Nama Pengamat Syahrul Ramadhan NIM 114210045


Asisten 1. Gregorius Oktaviano Tanggal Selasa, 8 Februari
2. Artha Nevia Eka Putri 2022

Kuarsa
A. Gambar

Warna ungu yang


ada di kalsit berasal
dari pengotoran
unsur lain

B. Deskripsi Umum
1. Jenis Batuan : Primer
2. Warna : Putih keunguan
3. Perawakan : Meniang
4. Kilap : Kaca
5. Pengujian HCl : Tidak bereaksi dengan HCl

SYAHRUL RAMADHAN / 114210045 / PLUG 4


Laboratorium Mineralogi Petrologi
Jurusan Teknik Lingkungan
Fakultas Teknologi Mineral
UPN Veteran Yogyakarta 2021/2022

C. GENESA DAN KETERDAPATAN


Kuarsa terbentuk dari pembekuan magma asam pada suhu sekitar 600℃,
berawal magma pegmatit-pneumatolytic pada proses hidrothermal temperatur
rendah. Kuarsa bisa ditemukan dalam batuan beku asam (granit, granodiorit, dan
tonalit), batuan beku hypabisal (granit porfiri, rhyolit), batuan sedimen klastik,
ataupun dalam batuan metamorf (phylit, kuarzit, granulit dan eklogit).
Sumber kuarsa di Indonesia yang sudah diketahui keberadaannya antara lain:
Jawa Barat (Desa Cijambe, Kab. Sukabumi; Desa Jampang Tengah, Kab.
Sukabumi; Kec. Leuwidamar Kab. Lebak), Jawa Tengah (Kec. Karangtengah,
Kab. Wonogiri; Kec. Purwantoro, Kab. Wonogiri; Kec. Kismantoro, Kab.
Wonogiri), dan Jawa Timur (Kec. Ngyarun, Kab. Ponorogo; Kec. Badegan,
Kab. Ponorogo; Kec. Bandar, Kab. Pacitan)

D. DAMPAK ATAU MANFAAT


Kuarsa memiliki nilai ekonomi yang tinggi ketika ditemukan dalam jumlah
besar. Kuarsa digunakan dalam industri konstruksi untuk membuat batu pasir
yang berfungsi sebagai bahan bangunan. Kuarsa juga sering digunakan untuk
pembuatan kaca, keramik, dan pengecoran besi. Kuarsa dalam bentuk pasir
digunakan dalam pembuatan kertas ampelas. Kuarsa yang sudah diproses
menjadi gelas silika bisa digunakan sebagai optik yang digunakan dalam
pembuatan kacamata dan mikroskop.

E. DAFTAR PUSTAKA
Britannica, The Editors of Encyclopaedia. (21 Mei 2020). Quartz. Encyclopedia
Britannica. https://www.britannica.com/science/quartz. Diakses 8 Februari
2022.
Pellant, Chris dan Hellen Pellant. 2014. Rocks and Minerals: A Photographic
Field Guide. London: Bloomsbury Publishing.
Sukandarrumidi. 1998. Bahan Galian Industri. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press

SYAHRUL RAMADHAN / 114210045 / PLUG 4


Laboratorium Mineralogi Petrologi
Jurusan Teknik Lingkungan
Fakultas Teknologi Mineral
UPN Veteran Yogyakarta 2021/2022

PRAKTIKUM MINERALOGI PETROLOGI


LAMPIRAN LEMBAR DEKSRIPSI
ACARA : MINERAL

Nama Pengamat Syahrul Ramadhan NIM 114210045


Asisten 1. Gregorius Oktaviano Tanggal Selasa, 8 Februari
2. Artha Nevia Eka Putri 2022

Piroksen
A. Gambar

Piroksen

B. Deskripsi Umum
1. Jenis Batuan : Primer
2. Warna : Hitam
3. Perawakan : Meniang
4. Kilap : Kaca
5. Pengujian HCl : Tidak bereaksi dengan HCl

SYAHRUL RAMADHAN / 114210045 / PLUG 4


Laboratorium Mineralogi Petrologi
Jurusan Teknik Lingkungan
Fakultas Teknologi Mineral
UPN Veteran Yogyakarta 2021/2022

C. GENESA DAN KETERDAPATAN


Kuarsa terbentuk dari pembekuan magma asam, berawal magma pegmatit-
pneumatolytic pada proses hidrothermal temperatur rendah. Kuarsa bisa
ditemukan dalam batuan beku asam (granit, granodiorit, dan tonalit), batuan
beku hypabisal (granit porfiri, rhyolit), batuan sedimen klastik, ataupun dalam
batuan metamorf (phylit, kuarzit, granulit dan eklogit).
Sumber kuarsa di Indonesia yang sudah diketahui keberadaannya antara lain:
Jawa Barat (Desa Cijambe, Kab. Sukabumi; Desa Jampang Tengah, Kab.
Sukabumi; Kec. Leuwidamar Kab. Lebak), Jawa Tengah (Kec. Karangtengah,
Kab. Wonogiri; Kec. Purwantoro, Kab. Wonogiri; Kec. Kismantoro, Kab.
Wonogiri), Jawa Timur (Kec. Ngyarun, Kab. Ponorogo; Kec. Badegan, Kab.
Ponorogo; Kec. Bandar, Kab. Pacitan), dan Kalimantan Tengah (Desa Ajang,
Kec. Balai Riam, Kab. Kotawaringin Barat; Bt. Batuduyung, Naga Bulik, Kab.
Kotawaringin Barat; S. Mentayau, Naga Bulik, Kotawaringin Barat).

D. DAMPAK ATAU MANFAAT


Kuarsa memiliki nilai ekonomi yang tinggi ketika ditemukan dalam jumlah
besar. Kuarsa digunakan dalam industri konstruksi untuk membuat batu pasir
yang berfungsi sebagai bahan bangunan. Kuarsa juga sering digunakan untuk
pembuatan kaca, keramik, dan pengecoran besi. Kuarsa dalam bentuk pasir
digunakan dalam pembuatan kertas ampelas. Kuarsa yang sudah diproses
menjadi gelas silika bisa digunakan sebagai optik yang digunakan dalam
pembuatan kacamata dan mikroskop.

E. DAFTAR PUSTAKA
Britannica, The Editors of Encyclopaedia. (21 Mei 2020). Quartz. Encyclopedia
Britannica. https://www.britannica.com/science/quartz. Diakses 8 Februari
2022.
Pellant, Chris dan Hellen Pellant. 2014. Rocks and Minerals: A Photographic
Field Guide. London: Bloomsbury Publishing.
Sukandarrumidi. 1998. Bahan Galian Industri. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press

SYAHRUL RAMADHAN / 114210045 / PLUG 4


Laboratorium Mineralogi Petrologi
Jurusan Teknik Lingkungan
Fakultas Teknologi Mineral
UPN Veteran Yogyakarta 2021/2022

PRAKTIKUM MINERALOGI PETROLOGI


LAMPIRAN LEMBAR DEKSRIPSI
ACARA : MINERAL

Nama Pengamat Syahrul Ramadhan NIM 114210045


Asisten 1. Gregorius Oktaviano Tanggal Selasa, 8 Februari
2. Artha Nevia Eka Putri 2022

Pirit
A. Gambar

Warna pirit mirip


emas mengkilap
meskipun tidak
mengandung emas.

B. Deskripsi Umum
1. Jenis Batuan : Sekunder
2. Warna : Kuning
3. Perawakan : Membutir
4. Kilap : Logam
5. Pengujian HCl : Tidak bereaksi dengan HCl

SYAHRUL RAMADHAN / 114210045 / PLUG 4


Laboratorium Mineralogi Petrologi
Jurusan Teknik Lingkungan
Fakultas Teknologi Mineral
UPN Veteran Yogyakarta 2021/2022

C. GENESA DAN KETERDAPATAN


Pirit terbentuk dalam urat hidrotermal dengan sulfida lain dan di batuan
misalnya, granit, batu tulis, dan serpih. Pirit mempunyai nama panggilan 'emas
orang bodoh' karena warnanya. Pirit umumnya jauh lebih keras daripada emas
dan memiliki berat jenis yang jauh lebih rendah. Kristal pirit sering memiliki
garis-garis lurik yang pararel dan ternoda dengan warna-warni saat terkena udara.
Pirit adalah mineral sulfida yang paling umum. Pirit dapat ditemukan di Aceh
(Blangkejeren, Kab. Aceh Tenggara), Jawa Timur (Desa Cokrokembang, Kec.
Ngadirojo, Kab. Pacitan), dan Nusa Tenggara Barat (Desa Lentak, Kec. Pujur,
Kab. Lombok Tengah).

D. DAMPAK ATAU MANFAAT


Pirit digunakan untuk membuat besi sulfat yang digunakan untuk
membuat suplemen nutrisi, tinta, pengolahan air dan pembunuh lumut, dan
banyak proses kimia lainnya. Besi sulfat yang berasal dari pirit digunakan untuk
mengobati anemia defisiensi besi.

E. DAFTAR PUSTAKA
Pellant, Chris dan Hellen Pellant. 2014. Rocks and Minerals: A Photographic
Field Guide. London: Bloomsbury Publishing.
Sukandarrumidi. 1998. Bahan Galian Industri. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press
Education Coalition, Minerals. Pyrite. Minerals Education Coalition.
https://mineralseducationcoalition.org/minerals-database/pyrite/. Diakses 8
Februari 2022.

SYAHRUL RAMADHAN / 114210045 / PLUG 4


Laboratorium Mineralogi Petrologi
Jurusan Teknik Lingkungan
Fakultas Teknologi Mineral
UPN Veteran Yogyakarta 2021/2022

PRAKTIKUM MINERALOGI PETROLOGI


LAMPIRAN LEMBAR DEKSRIPSI
ACARA : MINERAL

Nama Pengamat Syahrul Ramadhan NIM 114210045


Asisten 1. Gregorius Oktaviano Tanggal Selasa, 8 Februari
2. Artha Nevia Eka Putri 2022

Ortoklas
A. Gambar

Ortoklas

B. Deskripsi Umum
1. Jenis Batuan : Ortoklas
2. Warna : Cokelat muda
3. Perawakan : Meniang
4. Kilap : Kaca
5. Pengujian HCl : Tidak bereaksi dengan HCl

SYAHRUL RAMADHAN / 114210045 / PLUG 4


Laboratorium Mineralogi Petrologi
Jurusan Teknik Lingkungan
Fakultas Teknologi Mineral
UPN Veteran Yogyakarta 2021/2022

C. GENESA DAN KETERDAPATAN


Ortoklas feldspar umumnya terdapat pada banyak batuan beku. Ini adalah
mineral penting dalam granit dan beberapa batuan ini memiliki warna merah
muda karena adanya mineral ini. Kristal besar ada pada pegmatit, sekis, dan
gneiss. Ortoklas feldspar juga dapat ditemukan pada batuan sedimen detrital
seperti arkose (batupasir kaya feldspar). Kristal ortoklas sering kembar. Mineral
ortoklas dapat ditemukan di Sumatra Selatan (Gunung Batu; Desa Badau, Kec.
Tanjung Pandang, Kab. Belitung) dan Lampung (G. Siamang dan G. Galih).

D. DAMPAK ATAU MANFAAT


Ortoklas biasa digunakan dalam pembuatan kaca dan keramik. Akan tetapi
ortoklas yang transparan sering dipisah dengan ortoklas lain untuk nantinya
dipotong menjadi perhiasan.

E. DAFTAR PUSTAKA
Britannica, The Editors of Encyclopaedia. (7 Januari 2019).
Otrhoclase. Encyclopedia Britannica.
https://www.britannica.com/science/quartz. Diakses 8 Februari 2022.
Pellant, Chris dan Hellen Pellant. 2014. Rocks and Minerals: A Photographic
Field Guide. London: Bloomsbury Publishing.
Sukandarrumidi. 1998. Bahan Galian Industri. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press

SYAHRUL RAMADHAN / 114210045 / PLUG 4


Laboratorium Mineralogi Petrologi
Jurusan Teknik Lingkungan
Fakultas Teknologi Mineral
UPN Veteran Yogyakarta 2021/2022

PRAKTIKUM MINERALOGI PETROLOGI


LAMPIRAN LEMBAR DEKSRIPSI
ACARA : MINERAL

Nama Pengamat Syahrul Ramadhan NIM 114210045


Asisten 1. Gregorius Oktaviano Tanggal Selasa, 8 Februari
2. Artha Nevia Eka Putri 2022

Olivin
A. Gambar

Kilap sutra adalah


salah satu ciri
Olivin

B. Deskripsi Umum
1. Jenis Batuan : Olivin
2. Warna : Hijau
3. Perawakan : Meniang
4. Kilap : Lilin
5. Pengujian HCl : Tidak bereaksi dengan HCl

SYAHRUL RAMADHAN / 114210045 / PLUG 4


Laboratorium Mineralogi Petrologi
Jurusan Teknik Lingkungan
Fakultas Teknologi Mineral
UPN Veteran Yogyakarta 2021/2022

C. GENESA DAN KETERDAPATAN


Olivin adalah mineral yang pertama terbentuk dalam Reaksi Bowen dalam
magma yang bersifat basa. Olivin adalah mineral yang umum ada di permukaan
bumi. Namun, olivin mengalami proses pelapukan yang lebih cepat
dibandingkan mineral lain karena struktur olivin yang tidak stabil. Olivin dapat
ditemukan pada batuan basal dan beberapa batuan granit yang dimana olivin
kaya akan unsur besi. Mineral olivin dapat ditemukan di Sulawesi Tenggara dan
Papua.

D. DAMPAK ATAU MANFAAT


Olivin yang mempunyai kualitas yang tinggi mempunyai titik leleh yang
tinggi dan resisten terhadap bahan kimia sehingga digunakan untuk tungku api
industri. Titik leleh olivin yang tinggi juga membuat olivin digunakan dalam
pembuatan batu bata tahan api.

E. DAFTAR PUSTAKA
Britannica, The Editors of Encyclopaedia. (7 Januari 2019).
Olivine. Encyclopedia Britannica. https://www.britannica.com/science/quartz.
Diakses 8 Februari 2022.
Pellant, Chris dan Hellen Pellant. 2014. Rocks and Minerals: A Photographic
Field Guide. London: Bloomsbury Publishing.
Sukandarrumidi. 1998. Bahan Galian Industri. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press

SYAHRUL RAMADHAN / 114210045 / PLUG 4


Laboratorium Mineralogi Petrologi
Jurusan Teknik Lingkungan
Fakultas Teknologi Mineral
UPN Veteran Yogyakarta 2021/2022

PRAKTIKUM MINERALOGI PETROLOGI


LAMPIRAN LEMBAR DEKSRIPSI
ACARA : MINERAL

Nama Pengamat Syahrul Ramadhan NIM 114210045


Asisten 1. Gregorius Oktaviano Tanggal Selasa, 8 Februari
2. Artha Nevia Eka Putri 2022

Hornblende
A. Gambar

Hornblende

B. Deskripsi Umum
1. Jenis Batuan : Hornblende
2. Warna : Hitam
3. Perawakan : Membutir
4. Kilap : Arang
5. Pengujian HCl : Tidak bereaksi dengan HCl

SYAHRUL RAMADHAN / 114210045 / PLUG 4


Laboratorium Mineralogi Petrologi
Jurusan Teknik Lingkungan
Fakultas Teknologi Mineral
UPN Veteran Yogyakarta 2021/2022

C. GENESA DAN KETERDAPATAN


Hornblende adalah mineral umum dalam batuan beku, terutama yang
komposisi asam dan menengah. Batu amfibolit, sebuah batuan metamorf yang
sangat dialterasi, mengandung persentase yang tinggi dari mineral ini.
Hornblende termasuk dalam kelompok amphibole mineral silikat. Amphibole
mineral silikat sering merupakan mineral kehijauan gelap yang dapat
disalahartikan sebagai anggota kelompok piroksen. Namun, jika belahan
hornblende (atau amfibol lainnya) dipertimbangkan, akan terlihat bahwa bidang
belahan berpotongan hampir tepat 60° dan 120°, berlawanan dengan 90°
piroksen. Hornblende bisa ditemukan di Daerah Istimewa Aceh (Bukit Lampulo;
Kr. Bidien; Kr. Jarmbuaye) dan Sumatera Barat (Siguntur Mudo, Kab. Pesisir
Selatan; Simkam, Kab. Solok; Panti, Kab. Pasaman).

D. DAMPAK ATAU MANFAAT


Hornblende sendirinya tidak mempunyai kegunaan selain sebagai mineral
sepsimen. Akan tetapi, batuan dimana hornblende bisa ditemukan misalnya
amphibolit biasa digunakan untuk industri pembangunan atau lebih tepatnya
untuk pembangunan rel kereta.

E. DAFTAR PUSTAKA
Hammarstrom, Jane. 1986. Aluminum in Hornblende: An Empirical Igneous
Geobarometer. http://www.minsocam.org/ammin/AM71/AM71_1297.pdf.
Diakses 8 Februari 2022
Pellant, Chris dan Hellen Pellant. 2014. Rocks and Minerals: A Photographic
Field Guide. London: Bloomsbury Publishing.
Sukandarrumidi. 1998. Bahan Galian Industri. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press

SYAHRUL RAMADHAN / 114210045 / PLUG 4


Laboratorium Mineralogi Petrologi
Jurusan Teknik Lingkungan
Fakultas Teknologi Mineral
UPN Veteran Yogyakarta 2021/2022

PRAKTIKUM MINERALOGI PETROLOGI


LAMPIRAN LEMBAR DEKSRIPSI
ACARA : MINERAL

Nama Pengamat Syahrul Ramadhan NIM 114210045


Asisten 1. Gregorius Oktaviano Tanggal Selasa, 8 Februari
2. Artha Nevia Eka Putri 2022

Kalsit
A. Gambar

Warna jingga yang


ada berasal dari
unsur luar

B. Deskripsi Umum
6. Jenis Batuan : Sekunder
7. Warna : Putih kecoklatan
8. Perawakan : Meniang
9. Kilap : Kaca
10. Pengujian HCl : Bereaksi dengan HCl

SYAHRUL RAMADHAN / 114210045 / PLUG 4


Laboratorium Mineralogi Petrologi
Jurusan Teknik Lingkungan
Fakultas Teknologi Mineral
UPN Veteran Yogyakarta 2021/2022

C. GENESA DAN KETERDAPATAN


Jenis mineral ini terjadi karena penghabluran kembali larutan batu gamping
akibat pengaruh air tanah/hujan. Selain karena proses penghabluran kembali,
kalsit juga dapat terbentuk karena proses metamorfose kontak atau regional pada
batu gamping yang diterobos oleh batuan beku. Kalsit dapat pula terbentuk
akibat proses hidrothermal temperatur rendah dan berasosiasi dengan senyawa
sulfida. Mineral kalsit dengan rumus kimia CaCO: dipergunakan sebagai skala
kekerasan Mohs berderajad 3, dengan berat jenis 2,71, sistem kristal heksagonal,
mempunyai warna bervariasi, yang murni tidak berwarna (colorless), putih,
coklat, kuning atau kehijauan. (Sukandarrumidi, 1998)
Kalsit yang ada di Indonesia dapat diketemukan di Daerah Istimewa
Yogyakarta (Samigaluh, Kab. Kulon Progo; Semanu, Ponjong dan Tepus, Kab.
Gunung Kidul) dan Jawa Timur (Klepu, Beji, Ledok Gelem, Poko Kec.
Pringkuku; Talem, Gn. Tumpuk, Kepil, Kab. Pacitan; Trenggalek, Tanen, Bukit
Gubik, Kalidawe, Denok, Panggung).

D. DAMPAK ATAU MANFAAT


Kalsit yang tidak berwarna dipergunakan untuk optik pada mikroskop,
keperluan industri kertas, dan pupuk untuk penetral tanah asam.

E. DAFTAR PUSTAKA
Britannica, The Editors of Encyclopaedia. (7 Januari 2019). Otrhoclase. Ency.
Britannica. https://www.britannica.com/science/quartz. Diakses 8 Februari
2022.
Pellant, Chris dan Hellen Pellant. 2014. Rocks and Minerals: A Photographic
Field Guide. London: Bloomsbury Publishing.
Sukandarrumidi. 1998. Bahan Galian Industri. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press

SYAHRUL RAMADHAN / 114210045 / PLUG 4

Anda mungkin juga menyukai