LABORATORIUM BATUAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BAB I
PENDAHULUAN
1.2.1 Maksud
Maksud dari kegiatan praktikum ini adalah untuk mempelajari kristal dan semua
yang saling berhubungan dengan kristal itu sendiri, serta mengamati bagaimana teknis
identifikasi mineral dan sifat-sifat fisiknya.
1.2.2 Tujuan
1.3.1 Alat
1. HCl 0,1 M
2. Problem Set (Min. 10 Lembar)
2.1 Mineral
Mineral adalah zat padat yang berupa bahan anorganik yang terbentuk secara
alamiah berupa unsur atom dengan suatu persyaratan komposis kimia tertentu dan
umumnya mempunyai struktur Kristal tertentu yatitu bentuk-bentuk geometris
beraturan. Defenisi mineral menurut beberapa ahli :
2.1.1 L.G Burry dan D.mason,1959
Mineral adalah suatu benda padat yang homogen yang terdapat dialam
terbentuk secara anorganik mempunyai suatu komposisi kimia pada batasan-batasan
tertentu mempunyai atom-atom yang tersusun teratur.
2.1.2 D.G.A Whitten dan J.R.V.Brooks ,1972
Mineral adalah suatu bahan padat yang secara struktural homogen mempunyai
komposisi kimia tertentu dibentuk oleh proses alam yang anorganik.
2.1.3 A.R.W Potter dan H. Robinson, 1997
Mineral adalah suatu zat atau bahan homogeny yang mempunyai komposisi
kimia tertentu atau dalam batas–batas tertentu dan mempunyai sifat-sifat dibentuk di
alam dan bukan hasil suatu kehidupan.
Terdapat dua cara untuk dapat mengenal suatu mineral, yang pertama adalah
dengan cara mengenal sifat fisiknya. Yang termasuk dalam sifat fisik mineral adalah
(1) bentuk kristalnya, (2) berat jenis, (3) bidang belah, (4) warna, (5) kekerasan, (6)
goresan, dan (7) kilap. Adapun cara yang kedua adalah melalui analisa kimiawi atau
analisa difraksi sinar X, cara ini pada umumnya sangat mahal dan memakan waktu
yang lama. Berikut ini adalah sifat-sifat fisik mineral yang dapat dipakai untuk
mengenal mineral secara cepat, yaitu:
2.2.1 Bentuk kristal (crystall form)
Apabila suatu mineral mendapat kesempatan untuk berkembang tanpa
mendapat hambatan, maka ia akan mempunyai bentuk kristalnya yang khas. Tetapi
apabila dalam perkembangannya ia mendapat hambatan, maka bentuk kristalnya juga
akan terganggu. Setiap mineral akan mempunyai sifat bentuk kristalnya yang khas,
NURFADHILAH SAM TAPPA WAHYUNI HARTANTI
09320160042 09320180266
PRAKTIKUM KRISTALOGRAFI DAN MINERALOGI
LABORATORIUM BATUAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Bentuk kristal yang terdapat di bumi sangat banyak sekali ragamnya, dari
bentuk yang paling sederhana sampai ke bentuk yang sangat rumit. Bentuk–bentuk
kristal yang terdapat di bumi dapat di kelompokkan menjadi beberapa kelompok dasar.
Pembagian ini berdasarkan sistem sumbu dari kristal–kristal tersebut. Ada tujuh sistem
kristal yaitu isometrik, hexagonal, monoklin, tetragonal, trigonal, ortorombik dan
tirklin.
Sebelum memulai praktikum terlebih dahulu menyiapkan alat dan bahan seperti
alat tulis menulis, lap kasar, lap halus, loop, kawat tembaga, pecahan kaca, kikir baja,
keramik, paku, magnet, HCl 0,1 M, sampel mineral dan problem set.
Kita mengamati sampel mineral mulai dari warna segar, warna lapuknya
dilanjutkan mengamati cerat/gores dengan cara menggesekkan permukaan batuan
dengan permukaan porselen kemudian mengamati kilap dengan menggunakan loop
agar sampel batuan dapat memantulkan cahaya, selanjutnya dengan mengamati
belahan sampel apakah sempurna atau tidak sempurna.
Tahap selanjutnya kita mengamati pecahannya, pecahan akan selalu selaras
dengan belahannya, kemudian menguji kekerasan sampel menggunakan penguji
kekerasan dari yang terendah sampai tertinggi, selanjutnya menentukan tenacity dari
sampel dengan melihat kilap pada mineral jika kilapnya logam maka tenacity brittle
dan jika kilapnya non logam maka tenacity malleable.
Setelah menentukan sifat fisik pada mineral selanjutnya menentukan
kemagnetan yang diuji dengan menggunakan magnet, derajat ketransparanan, sifat
khas, nama kimia, komposisi kimia beserta sistem kristalnya dari beberapa ciri-ciri
pada pengamatan sebelumnya, kemudian kegunaan dari mineral tersebut dan genesa
juga asosiasi mineral.
4.1 Hasil
1. Nomor Urut : IV
Gores : Hitam
Belahan : Sempurna
Tenacity : Brittle
Kemagnetan : Diamagnetik
Kilap : Logam
Gores : Hitam
Belahan : Sempurna
Tenacity : Meleablle
Kemagnetan : Ferromagnetik
Gores : Hitam
Tenacity : Brittle
Kemagnetan : Diamagnetik
1. Nomor Urut :5
Kilap : Logam
Gores : Hitam
Tenacity : Melleable
Kemagnetan : Paramagnetik
Kilap : Logam
Gores : Abu-abu
Belahan : Sempurna
Tenacity : Maleablle
Kemagnetan : Ferromagnetik
1. Nomor Urut :I
Kilap : Logam
Gores : Coklat
Tenacity : Meleablle
Kemagnetan : Diamagnetik
1. Nomor Urut :-
Gores : Putih
Kelistrikan : Konduktor
Genesa mineral krom yaitu terbentuk di sekitaran gunung api. Mineral krom
terdapat pada mineral kromit, pembentukannya melalui oksidasi bijih melalui udara
dalam cairan alkali.
Mineral krom biasanya berasosiasi dengan mineral timah, selenium, ruby,
kuarsa, magnetite, korundum dan anortit.
Kegunaan mineral krom yaitu digunakan pada proses pembuatan baja yang
berfungsi dalam pengerasan baja.
Sistem penambangan yang dilakukan adalah tambang terbuka. Mineral ini
biasanya digunakan sebagai bahan stainless steel.
Genesa dari mangan yaitu terbentuk sebagai urat mineral dengan barit, kalsit,
dan siderite pada temperature rendah dalam proses hidrotermal.
Mangan berasosiasi dengan oksida mangan lainnya dalam endapan-endapan
yang dibentuk oleh air meteorik.
Mangan biasa ditemukan pada batuan sedimen berupa breksi.
Sistem penambangannya yaitu tambang terbuka. Mineral ini biasanya
digunakan pada proses metalurgi yaitu pada produksi besi baja, untuk produksi baterai,
keramik gelas, frit, produksi uranium dan lainnya.
Genesa mineral pirit yaitu terdapat biasanya pada mineral sulfida yang terbanyak
dan terluas di dalam batuan hampir semua umur. Ia ditemukan dalam urat-urat endapan
temperature tinggi. Didalam batuan beku dan pegmatite, juga didalam batuan
metamorfosa dan sedimen.
Mineral pirit biasanya berasosiasi dengan mineral kalkopirit, emas dan galena.
Pirit bisa terbentuk pada suhu tinggi-rendah dan keterdapatannya bisa dalam
batuan beku, metamorf, dan sedimen walaupun dalam jumlah yang sedikit.
Mineral ini biasanya digunakan sebagai perhiasan baik itu cincin, kalung
maupun gelang, karena mineral ini hampir mirip dengan emas. Hal ini menyebabkan
mineral pirit ini memang mineral pembawa emas dan berasosiasi bersama emas.
Sistem penambangan yang dilakukan adalah tambang terbuka.
Genesa galena yaitu biasa terdapat dalam urat-urat hidrotermal dan terbentuk
bersama tembaga dalam urat-urat hidrotermal.
Berasosiasi dengan spalerit, kalkopirit, pirit, kuarsa, kalsit, dolomit, barit dan
fluorit.
Galena banyak ditemukan dalam batuan beku dan batuan metamorf.
Sistem penambangan yang digunakan adalah tambang terbuka. Mineral ini
hampir sama dengan nikel dan besi dimana mineral ini digunakan pada industri mesin,
hampir semua alat-alat mesin terbuat dari mineral ini.
Genesa kromit yaitu biasanya terdapat pada endapan laterit bersama nikel dan
besi. Terbentuk dari proses alterasi dari mineral krom. Terbentuk secara mesotermal
bersama dengan endapan besi.
Kromit biasanya berasosiasi dengan mineral olivine, serpentin, piroksin, talk,
anortit, magnetit dan biotit
Kromit biasa terdapat pada batuan beku basa dan ultra basa seperti pada
peridotite dan pada batuan metamorf seperti pada serpentinit dan pada sebagian
permukan bijihbesi padat.
Sistem penambangannya adalah tambang terbuka, kegunaan mineral krom
adalah untuk bahan cat dan stainless steel (bahan baku sendok).
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran