MINERALOGI
PETROLOGI
Acara I
MINERAL
Disusun Oleh :
Nama : Garry Fangaro Zebua
NIM : 114220130
Plug : 10
Hari/Tanggal : Jumat, 17 Februari 2023
Waktu : 13.30 – 15.30
Asisten Plug : 1. Habib Nur Muhammad
2. Endah Sulistyaningrum
MINERALOGI PETROLOGI
Acara I
MINERAL
Disusun Oleh:
Nama : Garry Fangaro Zebua
NIM :114220130
Plug : 10
Disetujui Oleh:
ACARA 1
MINERAL
sudut 56º dan 124º dimana bedang belah ini sangat berperan
dalam membedakan dengan Augite.
d. Biotit merupakan mineral mika dengan bentuk pipih dan mudah
terkelupas. Memiliki warna hijau tua hingga kecoklatan serta
memiliki berat jenis 2.8 – 3.2.
b) Mineral non-ferromagnesium
Yang termasuk ke dalam mineral Non – Ferromagnesium adalah :
a. Muskovit memiliki warna yang terang, kuning muda, coklat , hijau
atau merah. Muskovit memilik berat 2.8 – 3.2.
b. Feldspar merupakan pembentuk batuan terbanyak, jumlah feldspar
pada kerak bumi diperkirakan mencapai 54%.
c. Orthoklas mineral ini memiliki warna putih ke abu-abuan atau
merah jambu. Mineral ini memiliki berat 2.57.
d. Kuarsa biasa disebut silika memiliki warna yang bermacam macam
karena dipengaruhi unsur lain yang tidak bersih.
B. Mineral Oksida
Mineral yang dibentuk oleh ikatan langsung antara oksigen dan
unsur tertentu. Mineral oksida pada umumnya lebih keras dibanding
mineral lain terkecuali silikat.
C. Mineral Sulfida
Merupakan mineral yang dibentuk oleh ikatan langsung antar
unsur tertentu dengan sulfur belerang seperti besi, perak, tembaga,
timbal, seng dan merkuri.
D. Mineral karbonat dan sulfat
Mineral yang terbentuk dari persenyawaan dengan ion
(CO3)2-. dan disebut karbonat. Mineral ini merupakan susunan utama
yang membentuk batuan sedimen.
1.1.3 Sifat Fisik Mineral
Mineral terbentuk secara alami di alam dan dalam peembentukannya
mengalami proses yang berbeda-beda, ditambah dengan komposisi kimia
yang berbeda pula, membuat mineral yang tersebar di alam memiliki jenis-
D. Cerat
(Streak)
Gores merupakan warna asli dari mineral apabila mineral tersebut
ditumbuk sampai halus. Gores dapat lebih dipertanggungjawabkan karena
lebih stabil dan penting untuk membedakan dua mineral yang warnanya
sama namun goresnya berbeda. (Suharwanto, 2023)
E. Belahan (Cleavage)
Belahan merupakan sifat fisik suatu mineral yang merupakan hasil
dari pembelahan suatu mineral setelah menerima tekanan dari luar. Belahan
terjadi ketika mineral terbelah sesuai dengan bidang pembelahannya.
Belahan dapat terbagi menjadi lima kelompok yaitu yang di mulai dari
sempurna, terus menjadi baik lalu jelas kemudian menjadi tidak jelas dan
yang terakhir yaitu tidak sempurna. Berikut penjelasan masing-masing dari
GARRY FANGARO ZEBUA/144220130/PLUG 10 I-6
Laboratorium Mineralogi Petrologi
Jurusan Teknik Lingkungan
Fakultas Teknologi Mineral
UPN “Veteran” Yogyakarta 2022/2023
BJ = 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑀𝑖𝑛𝑒𝑟𝑎𝑙
Rumus =
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡
1.2 Pembahasan
1.2.1 Mineral Kuarsa (Quartz)
Gambar 1. 4 Pirit
(Sumber: Koleksi Pribadi, 2023)
Mineral yang diamati selanjutnya adalah mineral solid yang cukup
besar. Mineral ini memiliki diameter panjang 15,5 cm, lebar 8,5 cm, dan
tinggi 9 cm. Mineral ini memiliki warna kuning loyang dengan perawakan
kristalnya membutir (rounded habit) dan memiliki kilap logam. Pada uji
coba HCl, mineral ini tidak menimbulkan buih sehingga tidak
ditemukannya kandungan karbonat. Maka dapat di simpulkan bahwa
mineral tersebut adalah pirit.
Pirit merupakan mineral sekunder, karena tidak ada pada Bowen’s
Reaction Series. Proses pembentukan mineral ini pada umumnya tebentuk
di sekitar wilayah gunung api yang banyak mengandung sulfur, hal ini
ditandai dengan warna yang dihasilkan oleh pirit. Pada pirit sendiri proses
mineralisasinya pada tempat- tempat keluarnya atau sumber sulfur
(Danisworo, 2014).
Mineral pirit dapat ditemukan di dalam urat-urat endapan bersuhu
rendah hingga bersuhu tinggi pada batuan beku. Mineral ini juga dapat
ditemukan pada sebagian mineral sulfida dari segala umur batuan.
Mineral pirit sangat berpotensi menimbulkan air asam tambang (acid
mine drainage) karena pirit sering dijumpai pada batubara. Air asam
tambang terbentuk akibat oksidasi mineral-mineral sulfida, terutama pirit.
Air yang sudah tercemar air asam tambang juga mengakibatkan
kerusakan/korosi. (Munawar, 2017). Pirit dapat digunakan sebagai bijih
utama untuk memproduksi sulfur (belerang) dan asam sulfat. Mineral ini
juga digunakan dalam pemulihan besi, emas, dan tembaga.
(Sukandarrumidi, 2009).
Gambar 1. 5 Orthoklas
(Sumber: Koleksi Pribadi, 2023)
Mineral ini memiliki dimensi panjang 3 cm, lebar 2,5 cm, dan tinggi
3 cm. Mineral ini memiliki warna putih kecoklatan dan merupakan warna
terang. Mineral ini memiliki perawakan kristal meniang dan memiliki kilap
lemak. Pada saat pengujian HCl orthoklas tidak menimbulkan buih sehingga
mineral ini tidak terdapat kandungan Karbonat. Maka dapat disimpulkan
bahwa mineral tersebut adalah orthoklas. Dikarenakan ada di Bowen’s
Reaction Series maka mineral ini merupakan mineral primer..
Mineral orthoklas termasuk kedalam mineral primer karena
mengalami proses diferensiasi magma atau kristalisasi magma. Mineral ini
terbentuk dari proses menguapnya gas-gas yang ada pada magma sehingga
menurunkan suhu dan menurunkan viskositas magma sehingga akan
mengalami penghabluran menguapnya gas-gas yang keluar karena
penguapan dapat memberikan mineral-mineral baru, seperti orthoklas
(Stewart, Harriet, & Jones, 1998).
Mineral ini banyak dijumpai di batuan beku yang banyak
mengandung kalium ataupun silika seperti granit dan pegmatite. Selain
batuan beku, orthoklas juga dapat dijumpai pada batuan metamorf seperti
buatan gneiss. Mineral orthoklas juga dapat berasosiasi dengan mineral lain
seperti kuarsa, muskovit, dan plagioklas feldspar (TIM BSE, 2017). Mineral
ini sering diguunakan sebagai bahan baku pada industri keramik, industri
porselen, pembuatan kaca, specimen, gemstone.
Gambar 1. 6 Olivin
(Sumber: Koleksi Pribadi, 2023)
Mineral ini memiliki diameter panjang 3 cm, lebar 2,5 cm, dan tinggi
4,2 cm. Mineral ini memiliki warna hijau. Mineral ini memiliki perawakan
kristalmeniang (elongated habit) dan memiliki kilap lilin (waxy luster). Pada
uji coba HCl mineral mineral ini tidak menimbulkan buih, sehingga berarti
tidak terdapat kandungan karbonat. Maka dapat disimpulkan bahwa mineral
tersebut adalah olivine. Dikarenakan olivin terdapat pada Bowen’s Reaction
Series maka olivine merupakan mineral primer. Pada reaksi bowen mineral
olivin berada pada deret diskontinu.
Mineral ini tebentuk karena kristalisasi magma atau diferensiasi
magma yang terjadi pada suhu tinggi. Dalam Bowen’s Reaction Series
mineral olivin berada padaderet diskontinu dan terbentuk pada suhu yang
tinggi yaitu sekitar 900ºC - 1200ºC. Olivin yang kaya akan magnesium
mengkrista; dari magma yang kaya akan magnesium dan rendah silika.
Olivin dapat dijumpai pada batuan beku mafic dan ultramafic, hal ini
dikarenakan olivin terbentuk pada suhu tinggi, dan olivin menjadi mineral
dasar dari beberapa batuan metamorf (TIM BSE, 2017). Mineral olivin
banyak dimanfaatkan pada proses metalurgi sebagai slag conditioner. Olivin
yang memiliki kandungan magnesium tinggi ditambahkan ke blast furnance
untuk menghilangkan pengotor baja dan menghasilkan terak. Olivin juga
dimanfaatkan sebagai batu permata.
Gambar 1. 7 Hornblende
(Sumber: Koleksi Pribadi, 2023)
Mineral ini memiliki dimensi panjang 2,5 cm, lebar 2 cm, dan tinggi 2
cm. Mineral ini memiliki warna hitam dengan perawakan kristalnya
membundar (rounded habit) dengan kilap arang. Pada uji coba HCl mineral
ini tidak menimbulkan buih, sehingga mineral ini tidak memiliki kandungan
karbonat. Maka dapat disimpulkan bahwa mineral tersebut adalah
hornblende. Mineral hornblende ada pada Bowen’s Reaction Series, sehingga
mineral hornblende merupakan mineral primer.
Hornblende merupakan jenis mineral primer yang berada pada deret
diskontinuReaksi Bowen. Mineral ini terbentuk dari proses pembekuan
magma yang bersifat intermediet dan terbentuk pada temperature berkisar
800ºC- 900ºC. mineral ini digolongkan dalam mineral utama jenis mafic.
Hornblende merupakan batuan beku yang terbentuk dari larutan silikat pijar
yang disebut magma, magma tersebut membeku di dasar bumi atau biasanya
disebut dengan intrusi (Noor, 2012).
Hornblende merupakan minera; pembentukan batuan beku seperti
diorite, gabbro, dan basalt. Pada batuan metamorf mineral ini merupakan
pembentuk hornblendite. Oleh karena itu, hornblende dapat ditemukan pada
batuan beku dan metamorf (Noor, 2009). Mineral hornblende dimanfaatkan
pada banyak bidang seperti, bidang keilmuan, industri, kimia, obat-obatan,
dan perhiasan.
Gambar 1. 8 Hornblende
(Sumber: Koleksi Pribadi, 2023)
Mineral ini memiliki dimensi panjang 8 cm, lebar 5 cm, dan tinggi 4,2
cm. Mineral ini memiliki warna asli yaitu putih, namun karena sering
direaksikan dengan HCl mineral ini berubah menjadi kecoklatan, oleh karena
itu mineral ini merupakan mineral allochromatic. Mineral ini memiliki
perawakan kristal meniang (elongated habit) dan memiliki kilap kaca. Maka
dapat disimpulkan bahwa mineral tersebut adalah kalsit. Kalsit merupakan
mineral sekunder.
Dikarenakan kalsit tidak ada pada Bowen’s Reaction Series maka
kalsit merupakan mineral sekunder. Mineral ini teebentuk tidak langsung dari
diferensiasi magma, mineral ini biasanya terbentuk pada perairan yang
disebabkan oleh sisa pembakaran batuan intrusi di dalam laut. Kalsit
terbentuk dalam jangka waktu yang lama, membuat perawakan kristalnya
meniang dengan butir yang cukup sempurna.
Endapan kalsit merupakan hasil retrukturisasi batu gamping yang
mengkristalsetelah mengalami proses pelarutan. Endapan kalsit sebagian
besar dijumpai dengan bentuk lensa-lensa yang merupakan satuan dari
endapan mineral lain. Kalsit berasosiasi dengan fluorite, kuarsa, barite,
sphalerite, gatena, celesite, sulfur. Mineral ini dapat digunakan sebagai
perhiasan dalam bentuk pualam, sebagai kapur, industri semen dancat, serta
dapat digunakan dalam pembuatanpupuk buatan. Mineral kalsit juga
digunakan untuk pembuatan prisma Nikole guna mendapatkan cahaya
tertutup lurus dalam mikroskop polarisasi (Danisworo, 2014).
1.3 Kesimpulan
Dari hasil praktikum yang telah dilakukan terdapat tujuh macam
batuan mineral yang telah diidentifikasi antara lain yaitu batuan mineral
kuarsa (quartz), pyrite, piroksen, orthoklas, olivin, hornblende, dan kalsit.
Antara batuan mineral tersebut dapat diidentifikasikan pula perbedaannya
yang dapat diketahui dengan melihat sifat fisik batuan yang meliputi ukuran,
warna, perawakan, kilap, dan jenis mineral. Sedangkatn ciri kimia batuan
dapet dilihat dari pengujian dengan menggunakan larutan HCl. Setiap
batuan mineral juga memiliki manfaat dan kegunaan yang berbeda-beda,
serta proses pembentukannya.
DAFTAR PUSTAKA