GRANODIORIT
A. Gambar
B. Deskripsi Umum
a.Orthooklas
b.Piroksen
b.Orthoklas
d.Kuarsa
5. Kemas
a. Relasi : Inequigranular
b. Bentuk butir : Subhedral
6. Komposisi Mineral (urut berdasarkan keterdapatan dalam batuan)
a. Plagioklas (50 %)
b. Piroksen (20 %)
c. Kuarsa (15 %)
d. Ortoklas (15 %)
C. GENESA DAN KETERDAPATAN
Batuan ini terjadi dari proses pembekuan magma berkomposisi asam,
terbentuk jauh di dalam kulit bumi sehingga disebut sebagai batuan dalam atau
batuan plutonik. Terbentuknya kira-kira 3 km - 4 km di bawah permukaan bumi,
bahkan sampai pada jarak 5 km - 15 km di dalam bumi, khususnya pada kerak
benua. Mineral pada granodiorit terbentuk di dalam kerak bumi sehingga
pendinginan magma terjadi secara lambat. Batuan granodiorit terbentuk pada
suhu tinggi dalam waktu yang cukup lama sehingga memiliki derajat kristalisasi
holokristalin dan granularitas fanerik sedang (Noor, 2013).
D. DAMPAK ATAU MANFAAT
Granodiorit yang merupakan hasil dari leburan granit memiliki potensi
pemanfaatan yang hampir sama dengan granit, yaitu untuk keramik, ornamen
dinding, dan sisa potongan batuan granodiorit pun juga dapat dicetak bersama
semen putih untuk membuat teraso, sama seperti granit. Jika granodiorit dikelola
dengan baik maka dapat digunakan sebagai salah satu bahan konstruksi yang
memiliki nilai seni yang tinggi karena memiliki corak yang khas dan bersifat
natural (Suliyanto, 2007).
E. DAFTAR PUSTAKA
Suliyanto. (2007). Studi Kelayakan Investasi Pertambangan Batu Granodiorit di
Desa Baseh Kecamatan Kedung Banteng Kab.Banyumas. Vol. 6, No 1.
Sukandarrumidi. (2009). Bahan Galian Industri. Yogyakarta : Gadjah Mada
University Press
GRANIT
A. Gambar
b.Piroksen
a.Plagioklas
d.Orthooklas
c.Kuarsa
B. Deskripsi Umum
1. Jenis Batuan : Plutonik
2. Warna :Abu-abu kecoklatan
3. Struktur : Masif
4. Tekstur
a. Derajat kristalisasi : Holokristalin
b. Granularitas : Fanerik
c. Tekstur khusus : Porfiritik
5. Kemas
a. Relasi : Inequigranular
b. Bentuk butir : Subhedral
6. Komposisi Mineral
a. Ortoklas (35 %)
b. Plagioklas (25 %)
c. Piroksen (25 %)
d. Kuarsa (15 %)
C. GENESA DAN KETERDAPATAN
Granit termasuk ke dalam jenis batuan plutonik, yaitu batuan yang
terbentuk di dalam kulit bumi (intrusif) dan bersifat asam, yang menyebabkan
kristalisasinya berupa Holokristalin. Terbentuknya batuan granit diperkirakan 3
km – 4 km di bawah permukaan bumi, bahkan sampai jarak 15 km – 50 km di
dalam bumi dan terbentuk pada suhu 800°C-1.200°C. Bentuk intrusi dapat
berupa batholith dan lakolit (Sukandarrumidi, 1998).
Pada tahap awal penurunan temperatur magma, maka mineral-mineral
yang akan terbentuk untuk pertama kalinya adalah olivin, piroksen dan
caplagioklas dan sebagaimana diketahui bahwa mineral-mineral tersebut adalah
merupakan mineral penyusun batuan ultra basa. Dengan terbentuknya
mineralmineral tersebut maka konsentrasi larutan magma akan semakin bersifat
basa hingga intermediate dan pada kondisi ini akan terbentuk mineral mineral
amphibol, biotite dan plagioklas yang merupakan mineral pembentuk batuan
gabro (basa) dan diorite (intermediate) (Noor, 2013).
D. DAMPAK ATAU MANFAAT
Granit dapat dimanfaatkan sebagai bahan bangunan dan gedung, lantai,
batu hias, ornamen dinding, pembuatan meja, dan sisa potongan granit dapat
dicetak bersama semen putih untuk membuat teraso. Batuan ini apabila terkena
sinar matahari dan air hujan relatif lebih resisten dibandingkan dengan marmer
(Sukandarrumidi, 2009). Persebaran batuan granit di Indonesia adalah di Jambi
tepatnya di Kabupaten Sarko dan Kabupaten Bungolebu, di Riau tepatnya di
Kabupaten Kempar dan Kabupaten Indagiri Hulu, dan Yogyakarta
(Sukandarrumidi, 1998)
E. DAFTAR PUSTAKA
DASIT
A. Gambar
b.Kuarsa
a.Plaagioklas
d.Massa Gelas
Gelas
c.Ortoklas
B. Deskripsi Umum
1. Jenis Batuan : Vulkanik
2. Warna :Abu-abu
3. Struktur : Masif
4. Tekstur
a. Derajat kristalisasi : Hipokristalin
b. Granularitas : Fanerik
c. Tekstur khusus : Trakhitik
5. Kemas
a. Relasi : Inequigranular
b. Bentuk butir : Subhedral
6. Komposisi Mineral
a. Plagioklas (30 %)
b. Kuarsa (30 %)
c. Ortoklas (20 %)
d. Massa Gelas (20 %)
RIOLiT
A. Gambar
d.Plagioklas
d.Massa Gelas
a.Ortoklas
c.Kuarsa
B. Deskripsi Umum
1. Jenis Batuan : Vulkanik
2. Warna : Coklat Muda
3. Struktur : Skoria
4. Tekstur
d. Derajat kristalisasi : Hipokristalin
e. Granularitas : Fanerik-Afanerik
f. Tekstur khusus : Porfiritik
5. Kemas
a. Relasi : Equigranular
b. Bentuk butir : Anhedral
6. Komposisi Mineral
a. Ortoklas (50 %)
b. Plagioklas (20 %)
c. Kuarsa (20 %)
d. Massa Gelas (10 %)
C. GENESA DAN KETERDAPATAN
Riolit merupakan batuan jenis vulkanik, yaitu batuan yang terbentuk di
permukaan bumi. Riolit terbentuk sangat cepat dari aliran lava di permukaan
bumi. Riolit adalah batuan lelehan dari granit, berbutir halus, bertekstur
holokristalin hingga hipokristalin. Mempunyai komposisi mineral yang sama
dengan granit. Riolit terbentuk sebagai batuan gang dan batuan leleran dalam
bentuk retas, sill, dan aliran. Batuan beku ini seperti granit kaya akan kuarsa
dan feldspar alkali (Pellant, 1992). Riolit merupakan batuan vulkanik asam
karena dalam proses pembentukannya riolit terbentuk dari magma felsik yang
memiliki suhu tinggi ditambah lagi sifat magmanya yang sangat encer, sehingga
lebih mudah mencapai permukaan dan memulai pembekuan vulkaniknya.
D. DAMPAK ATAU MANFAAT
Untuk pemanfaatannya batuan riolit digunakan sebagai bahan
bangunan. Batu ini digunakan sebagai pendamping konstruksi bangunan, bahan
baku beton ringan, dan sebagai bahan penggosok.
E. DAFTAR PUSTAKA
Noor, Djauhari. (2013). Pengantar Geologi. Edisi Kedua. Bogor : Pakuan
University Press.