Baik buruknya suatu kualitas batubara ditentukan oleh penggunaan batubara itu
sendiri. Batubara yang berkualitas baik untuk penggunaan tertentu, belum tentu
baik pula untuk penggunaan yang lainnya, begitu juga sebaliknya. Parameter
pengujian kualitas batubara dilakukan sesuai dengan keperluan penggunaan
batubara. Parameter parameter tersebut antara lain:
Total Moisture
Tinggi Rendahnya Total Moisture akan tergantung pada:
Analisis Proximate
Analisis proximate dilakukan untuk menentukan jumlah Air Dried Moisture, dan Ash
Content (kadar abu), Volatile Matter (zat terbang):
Analisis ultimate
Analisis ultimate dilakukan untuk menentukan jumlah karbon (C),
hidrogen (H), oksigen (O), belerang (S). Analisis ultimat digunakan untuk
mempermudah penentuan reaksi yang terjadi dan penghitungan neraca
panas (heat balance).
Total Sulfur
Sulfur dalam batubara thermal maupun metalurgi tidak dinginkan, karena Sulfur
dapat mempengaruhi sifat-sifat pembakaran yang dapat menyebabkan slagging
maupun mempengaruhi kualitas product dari besi baja. Selain itu dapat
berpengaruh terhadap lingkungan karena emisi sulfur dapat menyebabkan hujan
asam. Oleh karena itu dalam komersial, Sulfur dijadikan batasan garansi kualitas,
bahkan dijadikan sebagai rejection limit. Namun demikian dalam beberapa utilisasi
batubara, Sulfur tidak menyebabkan masalah bahkan sulfur membantu
performance dari utilisasi tersebut. Utilisasi tersebut misalnya pada proses
pengolahan Nikel seperti di PT. INCO. Dan juga pada proses Coal Liquefaction
(Pencairan Batubara).
Calorific Value
Adalah nilai energi yang dapat dihasilkan dari pembakaran batubara. Nilai kalori
batubara dapat dinyatakan dalam satuan: MJ/Kg, Kcal/kg, BTU/lb. Nilai kalori
tersebut dapat dinyatakan dalam Gross dan Net. Nilai Kalori Batubara bergantung
pada peringkat batubara. Semakin tinggi peringkat batubara, semakin tinggi nilai
kalorinya. pada batubara yang sama Nilai kalori dapat dipengaruhi oleh moisture
dan juga Abu. Semakin tinggi moisture atau abu, semakin kecil nilai kalorinya.