Anda di halaman 1dari 68

Pengujian Sample

Batubara

The reference of best services on time for mineral


Pengujian Sample Batubara

The reference of best services on time for mineral


Pengujian Sample Batubara
 Metoda Analisa dijabarkan rinci dalam metoda standard. Metoda
standar yang umum digunakan dalam perdagangan batubara:
 ISO – International Organization for Standarisation.
 ASTM – American Society for Testing and Materials.
 BS – British Standards.
 AS – Australian Standards.

 Parameter Analisa berdasarkan penggunaan:


 Coking / Metalurgic Coal.
 Steaming Coal
 Conversi Coal
 Parameter Analisa berdasarkan sifat :
 Pengujian Kimia
 Pengujian Fisik
 Basis Pelaporan

The reference of best services on time for mineral


Metallurgical Coals

 Batubara yang bersifat  Moisture


coking  Ash
 Temperature diatas ren  CSN
tang 300 s/d 500 °C
menunjukkan sifat  Fluidity
plastis  Dilatation
 Digunakan dalam  Maceral Analysis
proses pembuatan baja  Mean Maximum
 ~ 25% dari produksi Reflectance
batubara dunia  Phosphorus
 Size Distribution
 Coke Strength
The reference of best services on time for mineral
Steaming Coals
 Batubara ini digunakan  Moisture
untuk menaikan uap  Ash
untuk tenaga listrik  Volatile Matter
 Dapat juga digunakan  Total Sulphur
untuk pembakar dalam  Calorific Value
industri semen  Carbon & Hydrogen
 ~ 70% dari produksi  Nitrogen
batubara dunia  Ash Analysis
 Yang dijual adalah energi  Ash Fusibility
– CV merupakan  Trace Elements
parameter penting.  Size Distribution
 HGI

The reference of best services on time for mineral


Batubara Konversi

 Batubara yang digunakan  Fischer Assay


sebagai bahan proses
gasifaction atau  Petrographic
liquifaction Analysis
 Digunakan untuk  Steaming Coal
pengunaan khusus, spt Parameters
elektroda carbon aktif
 ~ 5%dari produksi
batubara dunia

The reference of best services on time for mineral


Sifat Kimia & Sifat Fisik

Kimia Fisika
 proximate,
 HGI,
 ash fusion,
 ultimate,
 abrasion index,
 ash analysis,  fluidity,
 dilatometer,
 trace elements
 reflectance,
 CSN or FSI

The reference of best services on time for mineral


Basis Pelaporan

 Sebagian besar metoda standar menetapkan analisa dalam air


dried sample, seperti: proximate, ultimate, calorific value.

 Ada juga pengujian dilakukan pada sample ash, pengujian fisik dan
uji koking, ini tidak dapat dilaporkan dalam air dried moisture,
karena pengujian pada sifat alamiahnya, seperti : HGI, AFT,
Abrasive, CSN, dll.

 Basis pelaporan harus didefinisikan dalam melaporkan hasil.


Beberapa parameter dapat dilaporkan pada moisture basis yang
berbeda-beda, tergantung kesepakatan dalam kontrak penjualan.

The reference of best services on time for mineral


Basis Pelaporan

As Received – pelaporan pada level Total Moisture.


Air Dried – pada level moisture sample waktu sample dianalisa.
Dry Basis – pelaporan dengan dasar asumsi moisture bernilai 0
Dry Ash Free Basis – pelaporan dengan dasar asumsi moisture dan ash bernilai 0

The reference of best services on time for mineral


Air Dried Basis
 Hasil Air Dried Basis adalah pelaporan dengan berbasiskan hasil
moisture in the analysis sample.
 Hasil moisture in the analysis sample sebagai penentu pelaporan
moisture basis dan untuk mengkonversi hasil ke basis moisture
lainnya.
 Moisture in the analysis sample tergantung pada humidity dan
temperatur laboratorium.
 Dalam laboratorium, sample GA diequilibrium sebelum dilakukan
analisa. Lamanya equilibrium sample untuk batubara sub-
bituminous, kurang lebih 3 jam pada humidity laboratorium 70 - 50
RH dan temperature 25 + 2 oC.
 Ini dikenal juga dengan sebutan as determined basis
 Laboratorium yang baik, mengontrol humidity dan temperatur pada
rentang diatas dengan air conditioned dan de-humidifier.
The reference of best services on time for mineral
Air Dried Basis
 Kondisi humidity dan Parameter Lab Lab Differen R
temperatur berbeda pada A B ce
masing-masing laboratorium. M %ad 10.0 12.0 2.0 -
Tidak akan pernah sama. Ash %ad 5.0 4.8 0.2
Sehingga hasil pengujian akan
berbeda pada masing-masing Ash %db 5.6 5.5 0.1 0.3
laboratorium untuk sample VM %ad 40.0 38.7 1.3
yang sama, tergantung hasil
VM %db 44.4 44.0 0.4 1.0
moisture in the analysis
sample. TS %ad 0.80 0.79 0.01
TS %db 0.89 0.90 0.01 010
 Perbedaan sangat signifikan. GCV kcal/kg ad 6500 6380 120
Tabel disamping adalah
GCV kcal/kg db 7222 7250 28 72
analisa satu sampel yang sama
pada dua laboratorium GCV kcal/kg at 6500 6525 25
berbeda. Perhatikan 10.0 % adb
perbedaan pada GAD, GDB,
GAD pada basis 10 %

The reference of best services on time for mineral


Air Dried Basis

 Toleransi untuk calorific value adalah 72 kcal/kg (ISO1928)

 Toleransi diapplikasikan untuk membandingkan hasil pada moisture


basis yang sama (umumnya dilaporkan dalam adb atau db)

 Bila hasil dikomparasi pada as determined maka diluar batas


toleransi, 120 kcal/kg

 Jika hasil dikomparasi dengan moisture basis sama sama 10% adb
atau di komparasi pada db, maka masih dalam batas toleransi.

 Hal ini berlaku untuk parameter analisa lainnya.

The reference of best services on time for mineral


Moisture dalam Batubara
Beberapa istilah yang digunakan untuk mengambarkan bentuk – bentuk
moisture dalam batubara

 Free Moisture
Moisture yang ada dalam permukaan partikel batubara dan luasan
kapileritas dengan tekanan uap normal, dikenal juga sebagai surface
moisture. Ini merupakan kelimpahan dari pada natural (inherent) moisture.

Free Moisture tercampur secara mekanikal dengan batubara pada


permukaan, luasan cracking dan kapileritas

Jumlah Free Moisture pada dasarnya tergantung pada proses pembasahan


dan pengeringan yang terjadi selama penambangan, prosesing,
transportasi, handling dan penyimpanan serta size distribusi batubara.

The reference of best services on time for mineral


Moisture dalam Batubara
 Inherent Moisture - Moisture yang keberadaannya dalam batubara
merupakan bagian yang terintegrasi secara alamiah, yang mengisi struktur
pori-pori batubara dengan tekanan uap normal yang sangat rendah. disebut
juga Bed Moisture atau moisture dalam batubara sebelum dikeluarkan ke
atmosfere (ASTM D121)
 Inherent moisture tidak sama dengan Moisture in the analysis sample. Istilah
ini sering disalah artikan dengan maksud sebagai Moisture in the analysis
sample.
 Air dry moisture berarti moisture in the analysis sample.(AS2418)
 Residual Moisture berarti moisture yang tertahan dalam batubara setelah
mencapai equilibrium dengan udara ambient. Secara sederhana moisture
yang tertahan setelah pengeringan udara (AS2418 dan ASTM D121)
 Moisture dalam senyawa kimia – moisture yang keberadaannya sebagai air
hidrat dan bersenyawa secara kimiawi dalam kandungan batubara,
merupakan bagian dari Inherent Moisture.

. The reference of best services on time for mineral


Moisture dalam Batubara
 Moisture in the analysis sample
Merupakan moisture dalam sample GA batubara yang dikeluarkan dengan
kondisi standar.(AS2418)

 Moisture Holding Capacity


Sejumlah moisture yang terkandung dalam contoh analisa batubara yang
diequilibrium dengan udara pada relatif humidity 96 % dan temperature 30
oC. (AS 2418, BS 1038.17). Hasil uji ini digunakan untuk estimasi

inherent moisture.

 Equilibrium Moisture berarti Moisture Holding Capacity, istilah ini


digunakan oleh ASTM. (ASTM D 121 dan D1412).

 Total Moisture
Moisture dalam batubara yang disampling – ditentukan dengan
membuangnya pada kondisi standar.

The reference of best services on time for mineral


Total Moisture
 Total moisture dapat ditentukan melalui metode satu tahap atau
dengan metoda dua tahap.
 Pengunaan metoda tergantung kondisi sample. Bila kondisi
sample cukup kering dan dapat langsung crushing dan dividing,
maka digunakan metoda satu tahap.
 Metoda satu tahap adalah pengeringan sample ukuran 11,2 mm
pada 107 oC dalam kondisi standard.
 Metoda dua tahap digunakan bila contoh terlalu basah untuk
langsung dicrushing dan didividing. Gross sample pertama di
kering udarakan pada kondisi udara ambient untuk mendapatkan
hasil air dry loss. Sample air dried dicrushing dan didividing untuk
mendapatkan sample residual moisture. Sample RM berukuran
2,8 mm dikeringkan pada 107 oC dalam kondisi standard.

The reference of best services on time for mineral


Total Moisture
 Total Moisture merupakan gambaran kandungan air total dalam
batubara pada saat pengambilan contoh. Total moisture dipengaruhi
oleh cuaca, metoda penambangan, processing, stock pilling dan
transportasi. Penting meyiapkan batas aman pada spesifikasi TM
untuk pengapalan batubara di musim hujan.

 Kontrak penjualan biasanya mempunyai suatu pinalty adjustment


terhadap berat untuk total moisture. Dimana quantity diadjust
berdasarkan formula. Sementara ada juga pinalty terhadap Total
Moisture dan Gross As Received. Artinya kena pinalty.

 Moisture termasuk yang dikirimkan juga ke end user bersama batubara.


Artinya end user membutuhkan energi tambahan untuk membuang
moisture, sebelum pengunaan batubara itu sendiri.

 Moisture juga dapat menyebabkan masalah pada handling dan


transportasi batubara, dimana dapat menyebabkan batubara menempel
pada chute, conveyor, dan menambah biaya milling dan grinding.

The reference of best services on time for mineral


Proximate Analysis (M, Ash, VM & FC)
Moisture in The Analysis Sample
 Moisture in the analysis sample sering ditetapkan sebagai
Inherent Moisture dalam kontrak penjualan. Ini merupakan
istilah yang keliru tetapi umum digunakan.
 Moisture in the analysis sample merupakan moisture dalam
sample GA batubara yang dihilangkan pada kondisi standard.
 Moisture in the analysis sample ditentukan melalui
pengeringan 1 g sample GA dibawah kondisi standar pada
107 oC. Perbedaan berat sebelum dan sesudah pemanasan
merupakan moisture in the analysis sample.(ASTM : udara
kering, BS/ISO : Gas nitrogen)
 Sebagai dasar pendukung parameter yang dilaporkan dalam
basis air dried.

The reference of best services on time for mineral


The reference of best services on time for mineral
Proximate Analysis (M, Ash, VM & FC)
Ash Content

 Ash Content dianalisa dengan membakar 1 g sample GA


dibawah kondisi standard pada 815 oC (BS/ISO) and 750 oC
(ASTM).
 Ash merupakan residue pembakaran batubara.
 Dalam kontrak penjualan biasanya ash content mempunyai
batasan maksimum. Ash tinggi, menurunkan nilai kalori.
Konsistensi Ash dalam produk batubara penting. Produk
batubara dengan ash bervariasi, menyebabkan masalah pada
proses pengunaannya.
 Ash merupakan material yang abrasive dan untuk berkadar tinggi
dapat menyebabkan kerusakan pada pulverisers dan boiler
 Ash merupakan bagian yang penting, merujuk pada ash analysis
dan ash fusion temperature.

The reference of best services on time for mineral


Proximate Analysis (M, Ash, VM & FC)
Ash Content

 Unsur Mineral dihitung berdasarkan teoritis


 Parr Formula :
Mineral Matter = 1.08 Ash + 0.55 Sulphur
 Klasifikasi ASTM
Mineral Matter = 1.09 Ash + 0.50 Pyritic Sulphur + 0.8 CO2 –1,1
SO3 dalam abu +0.5 Cl.
disederhanakan menjadi:
Mineral Matter = 1.06 Ash +0.53 Sulphur +0.74 CO2-0.32

The reference of best services on time for mineral


Proximate Analysis (M, Ash, VM & FC)
Ash Content

 Unsur Mineral (mineral matter) merupakan bagian anorganik


yang dikandung oleh batubara.
 Penting dicatat, bahwa ash dan mineral matter tidak sama.
Merupakan parameter yang berbeda.
 Unsur Mineral terdapat dalam batubara dengan jumlah yang
berbeda tergantung pada tingkatan dan formasinya.
 Ash merupakan residu dari pembakaran batubara.
 Perbedaan antara unsur mineral dengan ash adalah dari
pembakarannya. Selama pembakaran berbagai perubahan
terjadi pada mineral, seperti hilangnya air hidrat dari mineral
silikat, perubahan pyrite menjadi ferri oxide dengan membuang
sulphur oxide, hilangnya carbon dioksida dari bahan carbonat,
oksidasi iron pyrite ke iron oksida.

The reference of best services on time for mineral


Proximate Analysis (M, Ash, VM & FC)
Ash Content

 Sulit mengekstraksi unsur Mineral dari batubara. Mineral matter


content dikalkulasi mengunakan formula yang sudah
mengakomodir perubahan kimia sewaktu pembakaran.
 Parr Formula
MM = 1.08 Ash + 0.55 Sulphur. (original formula)
MM = 1.13 Ash + 0.47 S. Pyritic + Cl.
 ASTM
MM = 1.06 Ash + 0.53 Sulphur + 0.74 CO2 – 0.32
 Australian Standar
MM =1.1 Ash

The reference of best services on time for mineral


Proximate Analysis (M, Ash, VM & FC)
Volatile Matter
 Volatile Matter merupakan bagian dari kandungan batubara yang
menguap pada temperatur tertentu dalam kondisi standar. Terdiri
dari gas –gas yang mudah terbakar, seperti H, CO dan Metan,
juga gas yang tidak mudah terbakar seperti CO2.
 ISO dan ASTM berbeda untuk menguji ini. ISO melakukan pada
temperatur 900 oC dalam furnace yang horizontal, sementara
ASTM menguji pada 950 oC dalam furnace vertical, dalam waktu
yang sama 7’ dan dikurangi nilai Moisture in the analysis sample.
 ISO menghasilkan nilai lebih rendah dibanding hasil ASTM.
 Volatile Matter mempengaruhi penyalaan (ignition),pembakaran
dan stabilitas nyala dalam boiler.
 Volatile matter dibawah 20% bermasalah dalam penyalaan
stabilitas nyala pada kebanyakan boiler.

The reference of best services on time for mineral


Proximate Analysis (M, Ash, VM & FC)

Volatile Matter
 Volatile matter yang terlalu tinggi dapat menyebabkan masalah
keamanan saat dipulverising – kebakaran mill.

 Bagian terpenting dalam mendisain boiler.

 Batubara Indonesia secara high volatile matter - 35% plus adb

 Merupakan salah satu parameter untuk penentuan coal rank.

 Sering diminta ikut dilaporkan Fuel Ratio, yaitu Nilai Fixed


Carbon dibagi Volatile Matter , keduanya pada basis yang
sama.
The reference of best services on time for mineral
Proximate Analysis (M, Ash, VM & FC)

Fixed Carbon

 Fixed Carbon is by difference

 FC = 100 – (M + Ash + VM)

 Fuel Ratio = FC / VM (in the same basis)

The reference of best services on time for mineral


Ultimate Analysis ( C, H, N, O and S)
Carbon & Hydrogen, C & H
 Carbon dan Hydrogen ditentukan dengan pembakaran sample
batubara dialiri oxygen dan gas –gas yang dihasilkan ditangkap
dengan metode gravimetri ataupun mengunakan metode
instrumental.
 Carbon dan Hydrogen digunakan untuk kalkulasi pembakaran.
 Nitrogen ditentukan dengan mendestruksi nitrogen dalam
batubara, didestilasi, dan dihitung melalui titrasi, dalam metode
Kjeldahl. Atau mengunakan metoda instrumental dengan
komparasi emisi nitrogen yang dihasilkan dengan standard.
 Nitrogen adalah sumber gas yang menyebabkan polusi. Gas
Nitrogen Oxide (NOx) ada dalam emisi gas buang.
 Tipikal yang diinginkan Nitrogen dafb kurang dari 2 %, Tipikal
batubara indonesia mempunyai kadar Nitrogen rendah.

The reference of best services on time for mineral


Ultimate Analysis ( C, H, N, O and S)
Total Sulphur
 Penetapan Total Sulphur dengan pembakaran sample batubara
dengan dialiri oxygen dan gas yang dihasilkan ditangkap dan
dihitung total gas tersebut dengan titrasi. Gas yang dihasilkan
adalah gas sulfur oksida, dikenal juga sebagai SOx, yang dapat
juga diukur dengan deteksi infra red melalui suatu instrumen
laboratorium dalam kondisi standar.
 Sulphur merupakan sumber polusi yang serius dari gas-gas yang
dihasilkan dalam pembakaran batubara.
 Tingkat emisi Sulphur Oxide diatur dan dimonitor oleh regulasi
pemerintah.
 Produk batubara dengan sulphur yang konsisten, penting bagi
proses penggunaan batubara.

The reference of best services on time for mineral


Ultimate Analysis ( C, H, N, O and S)
Total Sulphur
 Sulphur dalam batubara dapat berbentuk anorganic – pyritic
sulphur (iron), sulphate sulphur dan organik sulphur.
 Batubara dengan Pirityc Sulfur tinggi dapat menyebabkan
terjadinya spontaneous combustion, mill fires dan menaikan
slagging sebagai Fe yang hadir dalam slag.
 Pyritic Sulfur dapat dipisahkan dengan proses crushing dan
washing plant.
 SOx dapat dihilangkan dari gas hasil pembakaran dengan proses
scrubbing sebelum dilepas ke atmosphere.
 Total Sulphur tinggi dapat diturunkan melalui blending dengan
batubara rendah sulphur.
 Untuk batubara dengan Sulphur tinggi, pengetahuan tentang
bentuk-bentuk sulphur penting, dalam mengontrol sulphur.
The reference of best services on time for mineral
Calorific Value

 Steaming coal yang dijual adalah nilai energinya, yang dilaporkan


sebagai Calorific Value.
 Calorific value yang ditentukan sebagai gross calorific value (gcv)
dalam laboratorium mengunakan instrument yang terkontrol
dengan microprocessor otomatis. Batubara dibakar dalam tabung
berisi oksigen dengan tekanan tertentu dan kenaikan panas yang
dihasilkan tabung dicatat dan dibandingkan dengan material
standard.

 Normalnya dijual pada salah satu dari tiga moisture basis


dibawah :
 Gross Air Dried
 Gross As Received
 Net As Received

The reference of best services on time for mineral


Calorific Value GAD

 GAD basis tergantung pada pelaporan air dried moisture (atau


moisture in the analysis sample) basis.
 Masalah yang sering muncul adalah hasil GAD ketika dikomparasi
antar laboratorium berbeda.
 Hasil dibandingkan pada basis as determined.
 Dimana akan terlihat dalam contoh sebelumnya, dapat
menyebabkan perbedaan diluar batas toleransi.
 Sehingga akan mengakibatkan kerugian pada penjual karena
diclaim pinalty ataupun reject atau menyebabkan buyer menderita
kerugian karena diharuskan membayar claim.

The reference of best services on time for mineral


Calorific Value GAD

 Hasil GAD mesti dilaporkan dalam suatu moisture basis yang umum
untuk mendapatkan perbandingan yang valid.
 Teknik ini dibenarkan dalam dunia industri di australia dan jepang.
 Moisture basis ini harus disepakati oleh kedua belah pihak, penjual
dan pembeli.
 Penggunaan moisture basis harus realistik terhadap coal rank.
Jangan gunakan Moisture Basis 2.0 % untuk batubara sub-
bituminous.
 Dalam pelaporan bukan sebagai Moisture in the analysis sample,
melainkan Moisture Basis.

The reference of best services on time for mineral


Calorific Value GAD

 Basis ditentukan melalui analisa di laboratorium berkali-kali


sampai mendapatkan nilai dimana moisture tidak berubah lagi
secara signifikan.

 Humiditi dan temperatur laboratorium harus dikontrol dalam


batasan pada rentang 50 – 70% RH dan 25 oC ± 2 dengan
menggunakan de- humidifier dan air conditioning.

 Pengujian dilakukan pada setiap tipe batubara yang diujikan


dilabotorium tersebut.

 Database pengujian ini dapat dijadikan sebagai dasar


pertimbangan pelaporan pada Moisture basis

The reference of best services on time for mineral


Calorific Value GAR

 GAR adalah gross as received basis

 Calorific Value yang dilaporkan pada basis Total Moisture

 Tingginya Total Moisture dapat menyebabkan turunnya hasil GAR.

 Adanya hujan (musim hujan) harus menjadi perhatian dimana Total


Moisture dapat dengan luar biasa lebih tinggi dari normalnya.

 Beberapa kontrak penjualan mempunyai dua sisi pinalty dimana GAR


ada pinalti dan Total Moisture dipinalti dari sisi hasilnya serta
adjustment weight dari kelebihan Total Moisture. Artinya tiga (atau
tergantung kontrak) pinalty didapat akibat kelebihan Total Moisture ini.

The reference of best services on time for mineral


Calorific Value NAR

 Net Calorific Value umumnya dilaporkan sebagai as received


basis- Net As Received (NAR)
 Net Calorific Value menyatakan aktual energi panas yang tersedia
pada pembakaran batubara dalam kondisi normal di boiler.
 Ingat, Gross Calorific Value ditentukan dalam suatu bomb
calorimeter dengan kondisi standard pada volume constan.
 Batubara dibakar dalam boilers pada kondisi tekanan konstan.
Sepanjang pembakaran produk air ditahan dalam uap tetap dan
tidak memberikan panas.
 Net Calorific Value adalah kandungan energi batubara
dikurangi energi untuk untuk menghilangkan air yang
dihasilkan dari Total Moisture dan sebagai hasil
pembakaran.

The reference of best services on time for mineral


Calorific Value NAR
Net Calorific Value at Constant Pressure
 ISO 1928:
{GCVdb (J/g)-212 x Hdb-0.8x[Odb+Ndb]}x(1-0.01TM)-(24.4XTM)

 ASTM D5865:
GCVar(J/g)-(215.5xHar)
where Har=Hadb x [(100-TM/(100-Madb)]-0.1119 x TM

Contoh Kalkulasi Net Calorific Value at Constant Pressure

 GCV ar = 5150 kcal/kg = 21562 J/g


 TM % ar = 25.0, M % adb = 15.0
 GCV db = 6867 kcal/kg = 28751 J/g
 H % adb = 3.65, H % db = 4.29, H % ar (ASTM) = 6.02
 O % db + N % db = 17.50

 ISO1928 NCV ar = 20261 J/g = 4839 kcal/kg


 ASTM D5865 NCV ar = 20265 J/g = 4840 kcal/kg

The reference of best services on time for mineral


Ash Analysis
 Ash analysis adalah analisa kimia dari abu batubara untuk
menentukan kandungan mayor dan minor elemennya. Biasanya
dilaporkan SiO2, Al2O3, Fe2O3, CaO, MgO, Na2O, K2O,MnO2,
P2O5, TiO2 and SO3.
 Abu sample batuara dilarutkan dalam botol polypropylene dan
dicampurkan dengan hydrofluoric / hydrochloric acid. Boric acid
ditambahkan kedalam larutan komplek tadi. Hasil larutan dibaca
mengunakan atomic absorption spectrometer untuk tiap element,
kecuali phosphorus, yang dibaca dengan UV-vis
spectrophotometer. Sulphur trioxide dengan dengan high
temperature combustion method atau melalui instrument pengujian
sulphur.
 Hasil digunakan untuk mengklasifikasi abu batubara dalam kaitan
menentukan potensi slagging dan fouling serta menentukan
dampak evaluasi dampak terhadap lingkungan.
 Slagging dan fouling menyebabkan masalah operasional dan
efisiensi pada boiler.

The reference of best services on time for mineral


Ash Analysis
 Slagging index memprediksi potensial campuran deposit pada dinding
furnace dalam bagian radiant di boiler.
 Ini dapat menyebabkan kerusakan pada pipa, perubahan dalam
pemindahan panas, dan korosi pada boiler.
 Slagging index merupakan estimasi empiris potensial batubara
membuat slag.
 Slagging index merupakan kalkukasi oksida basa dibagi dengan
oksida asam dikalikan Total Sulphur
(Fe + Ca + Mg + Na + K)
Slagging Index = --------------------------------- X Total Sulphur
(Si, Al and Ti)
 Tipikal Slagging Index , low = < 0.6 ; Medium = 0.6 – 2.0
 Slagging Factor degree =( Hem (ox) + (IDT (red) x 4))

The reference of best services on time for mineral


Ash Analysis

 Fouling index mengambarkan tendensi abu batubara membentuk


ikatan deposit pada superheater atau reheater. Secara dasar ini
disebabkan oleh interaksi dari uap alkali (sodium atau potasium)
dengan oksida sulphur.

 Fouling = oksida basa / oksida asam x sodium oxide

 Kontrak penjualan biasanya mempunyai batasan untuk oksida Fe, Ca,


Mg, Na, K dan Al.
 Batubara lower rank mempunyai komposisi kimia ash yang fluktuatif,
sementara ash content cenderung stabil – harus mempunyai data
geologi dan produksi tentang komposisi kimia dalam abu.
 Komposisi kimia abu batubara juga penting bilamana dijual untuk
keperluan proses pembuatan semen.
 Tipikal Fouling Index, Low = < 0.2 ; Medium = 0.2 – 0.5
 Penting diperhatikan Ash Tipe, apakah bituminous atau lignit

Lignitic Ash type = CaO + MgO > Fe2O3 and CaO + MgO + Fe2O3 > 20 %

The reference of best services on time for mineral


Ash Analysis

The reference of best services on time for mineral


The reference of best services on time for mineral
The reference of best services on time for mineral
The reference of best services on time for mineral
Trace Element
 Trace Element adalah Arsenic (As), Barium (Ba), Beryllium (Be), Boron
(B), Chromium (Cr), Copper (Cu), Fluorine (F), Lead (Pb), Manganese
(Mn), Mercury (Hg), Molibdenum (Mo), Nickel (Ni), Selenium (Se),
Strontium (Sr), Vanadium (V), dan Zinc (Zn).
 Abu sample batuara dilarutkan dalam botol polypropylene dan
dicampurkan dengan hydrofluoric / hydrochloric acid. Boric acid
ditambahkan kedalam larutan komplek tadi. Hasil larutan dibaca
mengunakan atomic absorption spectrometer untuk tiap elemen. Boron
ditentukan dengan larutan Eschka, hasil larutan dibaca mengunakan
ICP. Arsenic dan Selen juga dilarutkan dengan prosedur Eschka, dan
dibaca dengan atomic absorbtion spectrofotometer. Fluorine dilarutkan
dengan asam, dan dibaca dengan teknik elektroda selektif ion.
 Merupakan sumber polusi serius dalam stack emission dan abu yang
dihasilkan.
 Merupakan tambahan parameter khusus dalam kontrak penjualan.
 Dilaporkan dalam parts per million – ppm air dried dalam batubara.
 Produsen dan sellers mesti mempunyai data guna memprediksi tingkat
produksi trace element.

The reference of best services on time for mineral


Ash Fusion Temperature
 Ash Fusion Temperature memberikan suatu hasil dalam skala
laboratorium terhadap karakteristik profil leleh dari abu batubara.

 Sample abu dicetak berbentuk piramid dipanaskan dengan kondisi


atmosfir reducing atau oxidizing dimulai dari 900 °C. Temperature
yang menunjukkan mulainya abu berubah bentuk - deformation,
melunak – spherical, lebih melunak dand mulai meleleh –
hemispherical dan sempurna meleleh – dicatat sebagai flow.

 Keterkaitan AFT dalam kaitan terhadap kontrak penjualan adalah


untuk memenuhi spesifikasi tipe dan disain boiler, temperatur
pengoperatian and profil abu.

 Perlu dicatat bahwa AFT merupakan sifat fisik dan tidak dapat
dikalkulasi secara matematis untuk tujuan blending.

The reference of best services on time for mineral


Ash Fusion Temperature

Untuk Oksidising :
Gas CO2 400 ml/menit

Untuk Reducing:
Gas CO2 200 ml/menit +
Gas H2 200 ml/menit

The reference of best services on time for mineral


Hardgrove Grindability Index
 HGI adalah suatu tolok ukur secara laboratorium dari mudah atau
sulitnya batubara digerus atau di pulverising.
 Uji empiris ini ditentukan dengan menyiapkan pada ukuran butir
tertentu digerus mengunakan mesin dalam kondisi standar, jumlah
batubara yang tergerus dibandingkan secara linieritas standar
batubara.
 Pengerusan batubara merupakan salah satu yang termahal dari
biaya perawatan power stations dan juga menjadi biaya
operasional dalam pemakaian energi.
 Operator menginginkan yang mudah untuk digerus tetapi batubara
begitu getas, menimbulkan debu dan masalah dalam proses
handlingnya.
 Tipikal HGI, 45 minimum dalam kontrak penjualan. HGI
merupakan salah satu parameter yang sering dimasukkan
kedalam kontrak penjualan untuk adjustmen harga jual.
The reference of best services on time for mineral
Hardgrove Grindability Index
 Dalam pengujiannya HGI
dipengaruhi moisture dalam
sample uji, makanya
penetapan HGI harus dengan
hasil pengujian residual
moisture.
 Perlu dicatat bahwa HGI
merupakan sifat fisik dan
tidak dapat di blending secara
kalkulasi matematis.
 Dalam prakteknya, selain
dipengaruhi moisture, juga
dipengaruhi oleh unsur-unsur
mineral dalam batubara.

The reference of best services on time for mineral


Relative Density
 Rasio antara massa batubara dalam satuan volume
yang setara dengan massa air dalam satuan volume
pada temperatur dan ruangan yang sama.

 Pengujian untuk mengetahui berat jenis batubara yang


dikonversikan dalam satu gram/milliliter.

 Kesulitannya adalah kalibrasi botol densitas dan


temperature water bath yang tidak valid, pengaruh
pembasahan yang tidak sempurna dan masih
terdapatnya gelembung-gelembung udara pada
batubara.

The reference of best services on time for mineral


Bulk Density

 Pengujian ini untuk mengetahui berat jenis dalam


keadaan curah yang dikonversikan dalam satuan ton/m3
atau kg/m3 atau lb/ft3.

 Untuk mengkonversi berapa jumlah volume dari suatu


tonase kargo curah.

 Kesulitan adanya pengaruh kadar air dalam batubara


curah, pengaruh distribusi ukuran partikel yang luas, dan
sulit menyamakan kondisi lapangan dengan kondisi uji di
laboratorium

The reference of best services on time for mineral


Size Distribution / Distribusi Ukuran
 Distribusi ukuran dari produk batubara dilaporkan pada banyak
ukuran butir yang berbeda-beda. Tipekal distribusi ukuran yang
lazim digunakan adalah 50, 40, 31.5, 22.4, 11.2, 6.7, 4.75, 2, 1
dan 0.5mm.
 Kontrak penjualan mempunyai tipikal spesifikasi untuk persen
oversize, + 50 mm untuk kebanyakan batubara dan untuk jumlah
yang lebih kecil -2 atau –1mm.
 Banyaknya yang oversize dapat menyebabkan masalah dalam
handling. Lebih banyak yang halus juga menyebabkan masalah
dalam penanganannya, debut dan bersifat penyimpan moisture
(sehingga Total moisture jadi tinggi) serta masalah kehilangan
quantitas. Lazimnya, maximum 5% untuk ukuran + 50mm dan 25
to 30% untuk ukuran-2mm.
 Size distribution dapat dikontrol dari metode penambangan,
processing, handling and ergonomis stockpile.

The reference of best services on time for mineral


Wet Sizing

 Pengujian untuk mensimulasi proses


penyaringan di washing plant.
 Dalam pengujian digunakan kawat baja, untuk
menyamakan dengan kondisi dalam washing
plant
 Kesulitan dalam pengujian ini adalah pada
kecukupan waktu dalam penyaringan dan
lamanya waktu yang dibutuhkan untuk
pengeringan dan sulit melakukan penimbangan.

The reference of best services on time for mineral


Float & Sink Test

 Pengujian ini untuk menentukan fraksi batubara berdasarkan berat


jenis dengan mengunakan larutan kimia tertentu yang berbeda berat
jenisnya.
 Kesulitan dalam pengujian ini adalah apabila berat jenis larutan
kimia tidak tepat, maka pemisahan yang ideal tidak terjadi.
 Hati-hati dalam pelaksanaan pengujian, harus memperhatikan K3,
terutama pengunaan resin masker, sarung tangan, kaca-mata, tidak
boleh merokok, dan pastikan sirkulasi udara baik, karena
mengunakan bahan kimia yang sangat membahayakan kesehatan.
 Kegunaan pengujian ini untuk mengetahui karakteristik pencucian
batubara guna mendisain washing plant dan memonitor kinerja
washing plant

The reference of best services on time for mineral


Pengujian Untuk Batubara Coking
 Batubara Coking hanya batubara yang memiliki sifat -sifat coking,
yang digunakan dalam proses pembuatan baja.
 Total moisture, proximate, ultimate, ash analysis, calorie, trace
element, ash fusion, hgi dan size distribusi, merupakan pengujian
yang normal untuk batubara koking.
 Untuk mengevaluasi sifat-sifat koking, diperlukan parameter uji
sebagai berikut :
 Crusible Swelling Number
 Gieseler Plastometer
 Dilatometer
 Gray-King Caking Test
 Petrografic Analysis

The reference of best services on time for mineral


Crusible Swelling Number

 Beberapa gram sample GA, dipanaskan dalam kondisi


standar didalam suatu crusible standar. Batubara yang
mempunyai sifat koking akan mengembang membentuk
kancing koking. Ukuran kancing koking ini dibandingkan
dengan seri profil standar untuk mendapatkan hasil
index (rentang nilai dari 0 – 9).

 Nilai CSN diatas 4 biasanya mengindikasikan


mempunyai kualitas koking yang bagus. Nilai CSN
kurang dari 4 lemah atau tidak berkualitas koking.

The reference of best services on time for mineral


Gieseler Plastometer

 Merupakan pengukuran empiris dari fluiditas batubara


dalam rentang plastis. Ketika batubara koking
dipanaskan, komponen bereaksi menjadi cair, biasanya
kisaran temperatur 300 °C dan kembali memadat pada
kisaran 500 °C
 Derajat fluiditas diukur dengan alat yang disebut
plastometer. Yang diukur adalah rentang temperatur
mencair.
 Hasil fluiditas digunakan untuk mencampur batubara
guna pembuatan koking dengan kualitas bagus.
Rentang fluiditas batubara dapat dipadukan

The reference of best services on time for mineral


Dilatometer
 Perubahan dalam volume atau panjangselama batubara
mencair diukur mengunakan alat yang dinamakan
Dilatometer.
 Menyatakan indikasi dari sifat expansi atau contraksi
batubara.
 Contoh batubara dikompres membentuk ‘pensil’
dipanaskan pada tingkatan standar tertentu. Batubara
Coking akan mengalami fase kontraksi awal kemudian
fase expansi. Jumlah expansi dan kontraksi diukur
seperti mengukur temperatur.

The reference of best services on time for mineral


Gray-King Coking Test

 Sample batubara halus dipanaskan dengan pipa


horisontal dengan panas perlahan sampai temperatur
300 °C.
 Profil dari sisa pembakaran dikomparasi pada suatu seri
profil standard dengan rentang dari A – G dan G1 – G14.
 Dimana A menunjukan tidak bersifat caking dan G
merupakan batubara yang mengembang.
 Type G diklasifikasi lebih lanjut lagi dari G1 – G14.
 Semakin tinggi angka G, semakin bagus nilai cakingnya.

The reference of best services on time for mineral


Petrographic Analysis

 Blok batubara yang dipress padat, sekitar 25 mm


persegi disiapkan dan dipotong tengahnya. Satu sisi
dari potongan ini dilapisi minyak immersi dan
dipelajari dibawah mikroskop menggunakan
pantulan cahaya polarisasi.

 Dua bentuk analisa secara umum dilaporkan


 Maceral dan microlithotype Analysis
 Reflectan analysis

The reference of best services on time for mineral


Maceral dan Microlithotype Analysis

 Maceral adalah partikel organik batubara. Istilah ini digunakan untuk


mengindikasi analogi dengan mineral (yang mana perbedaan tipe
an organik ditemukan dalam batubara dan batuan lainnya).
 Analisa maceral mengklasifikasi maceral kedalam berbagai tipe:
 Vitrinite – turunan dari struktur sel tumbuhan
 Exinite – turunan dari buangan dan pelapisan wax dari
tumbuhan.
 Inertinite – dengan atau tanpa struktur tumbuhan yang dikenal.

 Analisa Maceral memberikan informasi tentang sifat batubara


selama pembentukan batubara, coal rank dan formasi batubara.
 Batubara dikelompokkan menjadi dua kategori besar:
 Batubara Humus – Hasil dari pembusukan tumbuhan dalam kondisi
aerob, kebanyakan tipe lapisan banded coal – batubara bitumen.
 Batubara Sapropelic – Hasil dari pembusukan tumbuhan dalam kondisi
anaerob, penampakan non banded

The reference of best services on time for mineral


Maceral dan Microlithotype Analysis
 Sistem eropa memberikan penamaan menjadi 4 tipe
banded coal :
 Vitrain
 Clarain
Yang dikenal sebagai lithotype
 Durain
 Fusain

 Lithotype kedepan sebagai pengklasifikasi dalam


microlithotype. Analisa microlithotype digunakan sebagai
tambahan informasi dalam studi pembentukan batubara.
 Perbedaan microlithotype umumnya diasosiasikan
dengan kepastian grup maseral.

The reference of best services on time for mineral


Reflectansi

 Reflectansi dari masing-masing maceral berubah secara langsung


dengan tingkatan batubara, coal rank.

 Tetapi maceral satu batubara berbeda dari lainnya dalam


reflectansi. Coal rank ditentukan berdasarkan vitrinite reflectansinya.

 Spesimen lapisan batubara diukur dibawah mikroskop dalam


minyak immersi, diambil lebih kurang 30 titik untuk mendapatkan
rata-rata reflectansi Ro. Nilai reflectansi memberikan informasi yang
tepat tentang coal rank dan tuntutan penilaian untuk coking.

 Semakin tinggi nilai reflectansi semakin tinggi tingkatan suatu


batubara.

The reference of best services on time for mineral


Repeatabilitas dan Reprodusibilitas

 Repeatabilitas
 Perbedaan maksimum yang diperkenankan antara
hasil duplikat pengujian dengan sample yang sama
oleh operator yang sama, mengunakan peralatan
yang sama dalam satu laboratorium.
 Masing –masing metoda standar memberikan nilai
repeatabilitas.
 Ini untuk mengukur presisi analisa dalam satu
laboratorium.

The reference of best services on time for mineral


Repeatabilitas dan Reprodusibilitas

Reprosibilitas
 Perbedaan maksimum yang diperkenankan antara hasil uji yang
dilakukan terhadap split sample yang sama oleh operator berbeda,
mengunakan metode yang sama dalam laboratorium yang berbeda.
 Masing-masing metoda standar memberikan nilai reprodusibilitas.
 Merupakan pengukur presisi analisa antar laboratorium.
 Perlu dicatat, nilai reprodusibilitas per parameter diterapkan untuk
hasil pada moisture basis yang sama, biasanya pada dry basis atau
sama-sama air dried basis.
 Nilai reprodusibilitas diaplikasikan terhadap splitan sample yang
sama yang diuji pada laboratorium yang berbeda. Bukan untuk
sample yang diambil pada lokasi dan waktu yang berbeda.

The reference of best services on time for mineral


Disain dan Sistem Manajemen Laboratorium
 Disain dan layout laboratorium secara alamiah akan berbeda antar
lokasi, tergantung pada:
 Lingkup Pekerjaan
 Volume Pekerjaan
 Rentang Analisa/ Kapabilitas Laboratorium
 Rentang Preparasi
 Metoda Sampling
 Sumber Sample
 Type Laboratorium, produksi atau coal terminal
 Ketersedian Ruang
 Alur Kerja
 Budget
 OHSE
 Bangunan, elektrical, air dan aturan lainnya.
 Efisiensi layout diperhitungkan untuk sesuai dengan kebutuah
diatas.
The reference of best services on time for mineral
Disain dan Sistem Manajemen Laboratorium
 Beberapa kesalahan yang umum terjadi dalam pendisainan
laboratorium:
 Sample Preparation terlalu kecil untuk menangani volume pekerjaan,
area sample preparasi harus lebih dari 100 m2
 Areal sample preparation dan laboratorium analisa tidak dipisah. Ini
menyebabkan kontaminasi debu dan fluktuasi humiditi dan
temperatur.
 Areal kantor terlalu besar, relatif cocok untuk area kerja, kantor
merupakan bagian kecil dari laboratorium.
 Stabilitas suply listrik dan air, Jangan gabungkan suply listrik
laboratorium dengan supply untuk motor pengerak belt konveyor atau
crusher.
 Begitu banyak ruangan, lebih baik ruangan terbuka yang
memungkinkan untuk pengembangan area kerja.

The reference of best services on time for mineral


Disain dan Sistem Manajemen Laboratorium

 Sistem Managemen kelaboratoriuman yang baik


sangat penting.
 Laboratorium harus dijalankan sesuai dengan
persyaratan minimum standar ISO 17025, Sistem
Manajemen Kelaboratoriuman.Dengan memiliki
panduan mutu, prosedur, dan instruksi kerja.
 Standar ini mencakup Standar ISO 9001,
pemenuhan aspek manajemen dan pemenuhan
aspek teknis.
 Guna mengontrol unjuk kerja, laboratorium harus
diakreditasi oleh badan Akreditasi yang diakui
dunia internasional.

The reference of best services on time for mineral


Disain dan Sistem Manajemen Laboratorium

 Pemastian semua peralatan uji dan alat ukur harus


dalam kondisi terkalibrasi.
 Laboratorium harus ikut serta dalam program
interprofisiensi test baik internal maupun eksternal.
 Setiap laboratorium harus melakukan pengujian
secara duplo.
 Setiap bath pengujian harus diikutkan inhouse
standar, untuk mengetahui unjuk kerja alat dan
personil.
 Setiap laboratorium harus melakukan tindak
perbaikan, apabila hasil inhouse standar keluar dari
batasan yang ditentukan.

The reference of best services on time for mineral

Anda mungkin juga menyukai