KATA PENGANTAR
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR................................................................................................v
DAFTAR TABEL...................................................................................................vi
LAMPIRAN...........................................................................................................vii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................1
1.1. LATAR BELAKANG......................................................................................1
iii
3.4. PERALATAN.................................................................................................26
5.2. PERALATAN.................................................................................................58
iv
v
DAFTAR GAMBAR
vi
DAFTAR TABEL
vii
LAMPIRAN
viii
BAB I
PENDAHULUAN
Dari hasil eksplorasi yang telah dilakukan, diketahui bahwa Izin Usaha
Pertambangan Eksplorasi CV. X mengandung endapan Batu yang potensial untuk
dikembangkan. Penelitian tersebut diteruskan dengan penelitian geologi secara
lebih detail pada sebagian daerah yang dinilai mempunyai prospek yang akan
ditindaklanjuti untuk kegiatan penambangan.
1
Kajian ini dilakukan dengan tujuan untuk menilai kelayakan penambangan
endapan Batu di Dusun Simpang Klibang, Desa Nanga Semangut, Kecamatan
Bunut Hulu, Kabupaten Kapaus Hulu, Provinsi Kalimantan Barat, sehingga dapat
dijadikan acuan dalam pengambilan keputusan kegiatan eksploitasi dan investasi
penambangan tersebut.
2
1. Pengumpulan data sekunder yang diperoleh dari CV. X dan data
primer yang diperoleh dari hasil survei lapangan.
2. Analisa data untuk menghasilkan perhitungan jumlah cadangan;
sistem penambangan, jumlah peralatan; sarana penunjang dan
perhitungan analisa kelayakan ekonomi.
3. Evaluasi data, untuk menentukan kelayakan teknis dan ekonomis
tentang rencana penambangan endapan Batu pada CV. X.
1. Pemetaan geologi
2. Pembuatan penampang stratigrafi
3. Pengamatan langsung unsur struktur geologi.
3
4. Pengambilan percontoh batuan dan foto untuk dokumentasi interpretasi
data lapangan, melalui rekonstruksi stratigrafi, struktur geologi,
geomorfologi dan juga hubungannya dengan kondisi geologi regional.
1.4.2. Pekerjaan Studio
4
BAB II
SUMBERDAYA DAN CADANGAN
2.1. GEOTEKNIK
Kajian kemantapan lereng ini akan menghasilkan rekomendasi untuk
geometri lereng baik lereng tunggal (single slope). Rekomendasi selanjutnya akan
menjadi acuan untuk membuat geometri lereng jenjang penambangan.
Ditinjau dari bentuk dan penyebaran endapan, maka dapat diketahui bahwa
dilokasi penelitian (IUP) kurang lebih 7,2 hektar, dan yang dilakukan eksplorasi
detail adalah pada wilayah bagian puncak bukit dari wilayah IUP yang
direncanakan sebagai blok penambangan. Dari hasil pengamatan dapat diketahui
bahwa lokasi penyelidikan disusun oleh batuan beku intrusi yang ditutupi oleh
tanah penutup dengan ketebalan 1,87 meter.
1. Tanah Penutup
Hasil pengamatan di lapangan diperoleh bahwa tanah penutup
tersingkap menutupi tubuh intrusi batuan beku ini yang merupakan
hasil pelapukan batuan beku itu sendiri dan telah bercampur dengan
material organik akar-akaran maupun sisa-sisa tumbuhan. Umumnya
tanah ini telah melapuk dan bersifat lepas yang berwarna kecoklatan
dan terkadang banyak kita dapatkan sedikit butiran kuarsa yang berasal
dari lapukan batuan aslinya dengan ketebalan 1,87 meter.
( A1+A2 )
V= ×D
2
Keterangan :
V = Volume Cadangan (M3)
A = Luas Penampang Tegak (M2)
D = Jarak antara dua penampang (m)
Tabel. 3.2.
Perhitungan Sumberdaya Terunjuk IUP
Tabel 3.3.
Perhitungan Cadangan Terkira IUP
Jarak
No Penampan Luas Penampang Luas Penampang Volume Antar Volume Batu Volume
Penampang
. g Batu (m²) OB (m²) Penampang (m³) OB (m³)
(m)
1 A-A' 150 1,839 448 AB 226,298 68,219
2 B-B' 150 1,178 461 BC 356,724 87,933
3 C-C' 150 3,578 711 CD 648,096 112,234
4 D-D' 150 5,063 785 DE 796,786 124,044
5 E-E' 150 5,561 869 EF 687,913 133,797
6 F-F' 150 3,611 915 FG 770,121 131,020
7 G-G' 150 6,657 832 GH 844,304 117,310
8 H-H' 150 4,601 732 HI 441,656 100,794
9 I-I' 150 1,288 611
TOTAL 4,771,897 875,352
BAB III
RENCANA PENAMBANGAN
Waktu kerja yang dimaksud disini adalah waktu yang dibutuhkan untuk
melaksanakan kegiatan penambangan, seperti penggalian, pemuatan,
pengangkutan, maupun penimbunan. Waktu kerja yang digunakan adalah 8
jam/hari dengan 1 shift/hari. Jam kerja efektif dapat dilihat pada tabel berikut.
5,248,407
=
382,559
= 13,72 tahun
≈ 14 tahun
Tabel 4.3. Peralatan Penambangan Batu Pecah Batu Gunung Quarry Besar
Produktivitas Jumlah Status
No Jenis Alat Nama Alat Alat Alat
Alat gusur untuk Bulldozer Caterpillar Milik
1 1.880,87 m3/hari 1 unit
pembersihan lahan D7G Sendiri
Alat gali muat tanah Excavator Komatsu PC Milik
2 796,80 m3/hari 1 unit
penutup 200-8 Sendiri
Alat muat batu pecah Excavator Komatsu PC Milik
3 796,80 m3/hari 2 unit
hasil pembongkaran 200-8 Sendiri
Alat angkut tanah Dump Truck Mitsubishi Milik
4 418,79 m3/hari 1 unit
penutup ke disposal Colt Diesel 136 PS Sendiri
Alat angkut batu dari
Dump Truck Mitsubishi Milik
5 front penambangan ke 299,85 m3/hari 6 unit
Colt Diesel 136 PS Sendiri
crushing plant
Milik
6 Alat Pembongkaran Batu 2 unit
Rock Breaker Komatsu JTHB 210 Sendiri
Alat memuat batupecah
Wheel Loader Liu Gong Milik
7 dari stockpile ke truck 2.048,91 m3/hari 2 unit
ZL50CN Sendiri
buyer
1. Bulldozer
Bulldozer Catterpillar D7G untuk kegiatan land clearing. Dengan
spesifikasi alat sebagai berikut :
Merk : Catterpillar
Type : D7G
Blade capacities : 5,75 m3
Dimensi Blade : - Length = 3,82 m
- Width = 1,21 m
- Height = 1,27 m
- Ground clearance = 1288 mm
Jarak Dorong : 25 m
Kecepatan maju : 3,9 km/h
Kecepatan mundur : 4,5 km/h
Tabel 4.7.
Spesifikasi Gigi dan Kecepatan DT Mitsubishi Colt Diesel 136 PS
Gigi Kecepatan (km/jam)
1 15
2 28
3 55
4 77
5 103
Mundur 15
Tabel 4.9. Produktivitas dan Jumlah Alat Dump Truck Untuk Mengangkut OB
Produktivtas Dump Truck Mitsubishi Colt Diesel FE SHD 136 PS
TAHUN
Dump Truck Colt Diesel FE SHD 136 PS SATUAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Kapasitas bak truck C 7.14 7.14 7.14 7.14 7.14 7.14 7.14 7.14 7.14 7.14 7.14 7.14 7.14 7.14 LCM
Jumlah tuang excavator n 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7
Cycle time excavator cms 0.40 0.40 0.40 0.40 0.40 0.40 0.40 0.40 0.40 0.40 0.40 0.40 0.40 0.40 menit
Jarak pengangkutan D 0.95 0.95 0.95 0.95 0.94 0.94 0.94 0.71 0.71 0.65 0.65 0.65 0.65 0.35 km
Kecepatan truck bermuatan V1 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 km/jam
Kecepatan truck kosong V2 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 km/jam
Waktu loading (n x cms) t1 2.86 2.86 2.86 2.86 2.86 2.86 2.86 2.86 2.86 2.86 2.86 2.86 2.86 2.86 menit
Waktu ganti gear +dumping +manuver t2 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 menit
Waktu tempuh bermuatan t3 2.04 2.04 2.04 2.04 2.02 2.02 2.02 1.53 1.53 1.38 1.40 1.40 1.40 0.75 menit
Waktu kembali kosong t4 1.43 1.40 1.36 1.33 1.28 1.26 1.23 0.91 0.89 0.79 0.78 0.77 0.75 0.40 menit
Cycle time dump truck (t1+t2+t3+t4) cmt 8.33 8.30 8.26 8.23 8.16 8.13 8.10 7.29 7.27 7.03 7.04 7.02 7.01 6.00 menit
Effective utilization EU 83% 83% 83% 83% 83% 83% 83% 83% 83% 83% 83% 83% 83% 83% %
Mechanical availability MA 95% 95% 95% 95% 95% 95% 95% 95% 95% 95% 95% 95% 95% 95% %
Produktivitas ( (60/cmt) x C x EU) HP 42.69 42.87 43.04 43.21 43.60 43.75 43.90 48.77 48.90 50.57 50.53 50.64 50.75 59.25 LCM/jam
Produktivitas (Q) per hari 341.51 342.95 344.33 345.66 348.77 349.99 351.17 390.18 391.20 404.60 404.25 405.14 405.99 474.02
LCM/hari
(HP x 8 jam/hari)
Target produksi pengangkutan T 333 333 333 333 333 333 333 333 333 333 333 333 333 333 LCM/hari
Jumlah dump truck yang bekerja di lapangan N1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 unit
Jumlah dump truck yang harus disediakan N2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 unit
Jumlah cadangan dump truck N3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 unit
Merk : Komatsu
Tipe : PC 200-8
Kekuatan mesin Gross : 155 HP / 2000 rpm
Kekuatan mesin Net : 148 HP / 2000 rpm
Kapasitas bucket heaped : 0,8 m³
Maximum digging height : 9500 mm
Maximum dumping height : 6630 mm
Maximum digging depth : 5380 mm
Operating weight : 19.400 kg
Dimensi :
- Overall arm length = 9480 mm
ROM
Hopper
Feeder
Jaw Crusher I
Belt Conveyor
II
Jaw Crusher II
Jaw Crusher
III Belt Conveyor
Belt Conveyor
I
IV
Triple deck vibrating screen
Belt Conveyor
III
Belt Conveyor V Belt Conveyor VI Belt Conveyor VII Belt Conveyor VIII
Produk < 0.5 cm Produk 1 x 0,5 cm Produk 1 x 1 cm Produk 1 x 2 cm
Peralatan dan fasilitas penunjang yang digunakan pada proses pengolahan Batu
adalah :
1. Hopper
Hopper berfungsi sebagai tempat penampungan material sebelum
diremuk. Hopper dapat dibuat dengan bentuk limas segiempat terpancung.
Umpan yang masuk ke dalam hopper berasal dari wheel loader. Perhitungan
penentuan dimensi hopper adalah sebagai berikut :
Panjang atas (a) :4m
Lebar atas (b) :3m
Tinggi atas (c ) : 0,5 m
Tinggi bawah (d) :2m
Panjang bawah (e) :3m
Lebar bawah (f) :3m
Luas atas (La) = a x b = 4 x 3 = 12 m²
Luas bawah (Lb) = e x f = 3 x 3 = 9 m²
Kapasitas Hopper = (La x c) + x d x [La+Lb+(La+Lb)1/2 ]
= (12 x 0,5) + x 2 x [12+9+(12+9)1/2 ]
= 23,06
Tampak Depan
Tampak Samping
Tampak Atas
Diketahui untuk faktor kehilangan material pada proses peremukan pada jaw
crusher 2 adalah 0,5%. Sehingga hasil produk pada peremukan jaw crusher I1
mempunyai total produk 252.50 ton/jam.
5. Ayakan Getar ( Vibrating Screen )
Ayakan getar yang digunakan adalah merk NAKAYAMA tipe triple deck
vibrating screen, panjang 3000 mm, lebar 2000 mm. Saat ini ukuran lubang ayakan
yang digunakan berukuran 30 mm untuk deck I, dan 20 mm untuk deck II, dan 10
mm untuk deck III.
Produk hasil proses peremukan jaw crusher 2 akan dimasukkan ke vibrating
screen ini . Namun masih ada ukuran butir yang masih lebih besar dari permintaan
pasar sehingga ukuran fraksi -3 + 2 cm yang tertahan pada deck I akan di remuk
ulang ke jaw crusher III untuk mendapatkan ukuran yang sesuai dengan
permintaan pasar agar memenuhi target produksi.
Oversize diasumsikan sebanyak 37% atau sama dengan 93.44 ton/jam
sebagai umpan pada jaw crusher III. Sehingga jumlah umpan yang lolos vibrating
screen (material undersize) adalah 252.50 ton/jam.
6. Jaw Crusher III
Alat jaw crusher yang digunakan adalah merk NAKAYAMA dengan Model
AC1410. Dengan feed opening (350 x 255) mm, motor power 7,5-15 kW, setting
range 30-50 mm dan kapasitas alat jaw crusher III adalah (150-269) ton/jam.
Berdasarkan ukuran produk terbesar yang diinginkan maka dipasang closed side
setting = 3 cm.
Feed : 93.44
Distribusi ukuran produk Jaw Crusher III :
Tabel 5.4. Distribusi Produk Jaw Crusher III Dengan Setting 3 cm
Distribusi Berat Persen Berat Persen Berat
ukuran produk material Berat Komulatif material
Jaw Crusher 3 (ton/jam Materal material lolos lolos (%)
(mm) ) (%) (ton/jam)
-30 +20 38.44 41% 93.44 100.00
-20 +10 28.70 31% 55.00 58.86
-10 +5 14.99 16% 26.30 28.15
-5 11.31 12% 11.31 12.11
Jumlah 93.44 100%
3m
50 m
L = n . Wt + (n + 1) (0,5 Wt)
Keterangan:
L = Lebar jalan angkut minimum (m)
n = Jumlah jalur
Wt = Lebar alat angkut total (m)
Sehingga lebar jalan angkut dapat dihitung sebagai berikut :
= 2 x 1,97 + (2+1) (0,5 . 1,97)
= 3,94 + 2,955 meter
= 6,895 ~ 7 meter
Maka lebar jalan angkut minimum dapat direncanakan dengan dua
jalur menjadi 7 m.
1m 2m 1m 2m 1m
70°
36°
Gambar 6.1. Desain Jalan Angkut
5.2. PERALATAN
Penentuan peralatan pengangkutan disesuaikan dengan jenis material
dan sasaran produksi yang direncanakan. Pemilihan jenis peralatan
pengangkutan ditentukan oleh faktor-faktor seperti kondisi lapangan, target
produksi dan jenis material yang akan diangkut.
Peralatan yang digunakan untuk memuat material batu dan lapisan
tanah penutup (overburden) adalah excavator sedangkan alat pengangkutan
yang membawa material dari lokasi pit penambangan (quarry) ke lokasi unit
pengolahan (crushing plant) dan disposal adalah dump truck.
Berikut peralatan yang digunakan dalam kegiatan pengangkutan dan
penimbunan dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 6.1. Jumlah Peralataan Yang Digunakan Untuk Memuat dan Mengangkut Batu
maupun Tanah Penutup
Produktivitas Jumlah Status
No Jenis Alat Nama Alat Alat Alat
Alat gusur untuk Bulldozer Caterpillar Milik
1 1.880,87 m3/hari 1 unit
pembersihan lahan D7G Sendiri
Alat gali muat tanah Excavator Komatsu PC Milik
2 796,80 m3/hari 1 unit
penutup 200-8 Sendiri
Alat muat batu pecah Excavator Komatsu PC Milik
3 796,80 m3/hari 2 unit
hasil pembongkaran 200-8 Sendiri
Alat angkut tanah Dump Truck Mitsubishi Milik
4 418,79 m3/hari 1 unit
penutup ke disposal Colt Diesel 136 PS Sendiri
5 Alat angkut batu Batu Dump Truck Mitsubishi 299,85 m3/hari 6 unit Milik
dari front penambangan Colt Diesel 136 PS Sendiri
ke crushing plant
Milik
6 Alat Pembongkaran Batu 2 unit
Rock Breaker Komatsu JTHB 210 Sendiri
Alat memuat batupecah
Wheel Loader Liu Gong Milik
7 dari stockpile ke truck 2.048,91 m3/hari 2 unit
ZL50CN Sendiri
buyer
6.1. LINGKUNGAN
Kegiatan penambangan Batu, termasuk transportasi dan penggunaan atau
pemanfaatannya, dapat memberikan suatu nilai keuntungan namun dapat pula
memberikan suatu dampak yang berarti bagi lingkungan hidup. Berdasarkan
Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Republik Indonesia No. 05 Tahun
2012 tentang jenis rencana usaha dan/atau kegiatan yang wajib dilengkapi dengan
analisis mengenai dampak lingkungan hidup, kegiatan penambangan umum
dengan luas perizinan (KP) atau Izin Usaha Pertambangan (IUP) < 200 ha tidak
wajib dilengkapi dokumen AMDAL. Dokumen tersebut merupakan pembahasan
dan telaahan yang mendalam dari berbagai aspek, baik fisik-kimia, biologi maupun
sosial dengan tujuan agar perusahaan “melakukan kegiatan dengan berwawasan
lingkungan”.
Dalam dokumen ini diuraikan secara ringkas dampak penting yang akan
terjadi akibat kegiatan penambangan Batu dan mineral pengikutnya, serta rencana
pengelolaan yang akan dilakukan.
Perekonomian
- Pola pemanfaatan sumberdaya alam
- Kesempatan kerja dan berusaha
- Mata pencaharian penduduk
- Tingkat pendapatan
- Sarana dan prasarana perekonomian
Sosial Budaya
- Suku dan adat istiadat/pola kebiasaan
- Pranata sosial/lembaga kemasyarakatan
- Agama/kepercayaan
- Pendidikan masyarakat
- Proses sosial di kalangan masyarakat
- Kelompok dan organisasi sosial
- Sikap dan persepsi masyarakat terhadap lingkungan hidup
- Sikap dan persepsi masyarakat terhadap rencana penambangan Batu
Gunung Quarry Besar, seng dan mineral pengikutnya.
Kesehatan Masyarakat
- Insidensi dan prevalensi penyakit yang terkait dengan rencana
kegiatan
- Sanitasi lingkungan
- Jenis dan jumlah fasilitas kesehatan
- Pelayanan tenaga dokter dan paramedik
Keresahan
Persepsi Masyarakat Persepsi Masyarakat Masyarakat
Pembebasan
lahan
Tataguna Lahan Perubahan Fungsi & Pengembangan
Penguasaan Lahan Wilayah
kependudukan
Mobilisasi
Peralatan Morfologi Pola Aliran Debit Air
Tanah Erosi
Biota Air
Gambar 7.2. Diagram Alir Identifikasi Sumber Dampak Pada Tahap Persiapan
KOMPONEN KOMPONEN DAMPAK DAMPAK
KEGIATAN LINGKUNGAN PRIMER SEKUNDER
Pengupasan Tanah
Pucak & Penutup Morfologi Pola Aliran Debit Air
Pemindahan Tanah
Penutup Tanah Erosi Kesuburan Tanah
Pengisian Kembali
Lubang Bekas
Tambang Persepsi Masyarakat
Biota Perairan
Gambar 7.3. Diagram Alir Identifikasi Sumber Dampak Pada Tahap Operasi Produksi
KOMPONEN KOMPONEN DAMPAK DAMPAK
KEGIATAN LINGKUNGAN PRIMER SEKUNDER
Reklamasi
Lahan Setelah Operasi Tanah Erosi
Satwa Liar
Gambar 7.4. Diagram Alir Identifikasi Sumber Dampak Pada Tahap Pasca Operasi
i. Pengelolaan Lingkungan
Pada saat selesai melakukan kegiatan penambangan (pascatambang) pada
suatu daerah tertentu, maka akan dilakukan pengelolaan terhadap daerah bekas
penambangan. Pengelolaan daerah bekas penambangan di wilayah tambang akan
dilakukan dengan cara reklamasi termasuk melakukan kegiatan penghijauan. Pada
saat melakukan reklamasi daerah bekas penambangan, akan dilakukan pengkajian
yang disesuaikan dengan perencanaan makro dan rencana tata ruang wilayah
Kabupaten X. Untuk itu direncanakan akan dilakukan langkah koordinasi antara
dengan pihak-pihak terkait seperti Bappeda dan Bapedalda Kabupaten X serta
instansi teknis dari Dinas ESDM Provinsi Kalimantan Barat.
Salah satu alternatif kegiatan reklamasi akan diupayakan untuk
mengembalikan fungsi pemanfaatan lahan tanah pada daerah-daerah bekas
penambangan, dengan tingkat produktifitas yang diupayakan akan sama dengan
keadaan semula. Dengan mempertimbangkan bahwa sebagian besar lahan bekas
tambang adalah berupa hutan, maka rencana reklamasi yang akan dilakukan adalah
penanaman kembali (revegetasi). Program tersebut adalah program jangka
panjang, sebab membutuhkan waktu yang cukup panjang untuk program tersebut.
Di samping program revegetasi, maka akan diupayakan program yang lebih cepat,
yaitu dengan cara memilih tanaman yang lebih cepat pertumbuhannya, seperti
lamtoro gung, akasia, pinus, maupun jenis tanaman lokal yang sesuai. Pemilihan
jenis tanaman juga akan diimbangi dengan cara perawatan tanaman tersebut,
sehingga program penghijauan dapat terlaksana dengan baik. Alternatif lain dari
kegiatan reklamasi lahan adalah melakukan penataan lahan terhadap kestabilan
lereng pada daerah-daerah terbuka (bukaan tambang) yang sangat rawan terhadap
erosi atau longsor.
1. Kestabilan Fisik
Pemantauan terhadap pergerakan tanah atau kestabilan lereng dilakukan
pada lereng timbunan, lereng bukaan tambang atau daerah kritis di sekitar lokasi
kegiatan penambangan. Pengamatan terhadap adanya bahaya erosi dapat dilakukan
observasi secara langsung dengan mengumpulkan data parameter penyebab erosi.
Kegiatan pengamatan ini dilakukan secara periodik dan berkelanjutan.
9 Cadmium (Cd) mg/L 0,005 0,01 0,01 0,01 0,01 0,00 Spectrofotometri
24 Selenium (Se) mg/L 0,01 0,01 0,05 0,05 0,05 0,001 Spectrofotometri
30 Tembaga (Cu) mg/L 1,0 0,02 0,02 0,02 0,2 0,010 Spectrofotometri
Total Fosphat,
31 mg/L - 0,2 0,2 1 5 0,18 Spectrofotometri
(PO₄)
32 Fenol mg/L 0,002 0,001 0,001 0,001 (-) 0,017 Spectrofotometri
Tabel 7.2. Hasil Pengukuran Kualitas Air di Lokasi Rencana Pertambangan Batu
Gunung Quarry Besar ( Titik A2)
KELAS MUTU AIR **)
KADAR
NO PARAMETER SATUAN HASIL METODE
MAKS
I II III IV
*)
Residu
1 mg/L - 50 50 400 400 25 Spectrofotometri
Tersuspensi (TSS)
Residu Terlarut
2 mg/L 1500 1000 1000 1000 2000 36 TDS Meter
(TDS)
deviasi deviasi deviasi
3 Temperatur ⁰C deviasi 3 26,5 Ion selektif
3 3 5
Skala
4 Turbidity 25 25 25 25 25 45 Turbiditimeter
NTU
5 Warna Pt.Co 15 50 50 50 50 108 Spectrofotometri
9 Cadmium (Cd) mg/L 0,005 0,01 0,01 0,01 0,01 0,001 Spectrofotometri
24 Selenium (Se) mg/L 0,01 0,01 0,05 0,05 0,05 0,001 Spectrofotometri
30 Tembaga (Cu) mg/L 1,0 0,02 0,02 0,02 0,2 0,07 Spectrofotometri
Total Fosphat,
31 mg/L - 0,2 0,2 1 5 0,15 Spectrofotometri
(PO₄)
32 Fenol mg/L 0,002 0,001 0,001 0,001 (-) 0,010 Spectrofotometri
Tabel 7.3. Hasil Pengukuran Kualitas Udara di Lokasi Rencana Pertambangan Batu
Gunung Quarry Besar
Hasil
No Parameter Satuan Baku Mutu Metode
Pemeriksaan
A FISIKA
B KIMIA
Untuk dapat melakukan penanganan K-3 dengan baik dan benar, maka
direncanakan pada unit-unit kerja yang ada, akan dilengkapi dengan peralatan dan
perlengkapan keselamatan dan kesehatan kerja, serta manual keselamatan dan
kesehatan kerja. Peralatan dan perlengkapan K-3 ini meliputi peralatan pemadam
kebakaran, perlengkapan P3K, perlengkapan pakaian kerja, helm, sepatu lapangan,
baju kerja standard, rompi. Beberapa peralatan dan perlengkapan keselamatan dan
kesehatan kerja yang harus dipenuhi untuk lokasi kerja, seperti terlihat pada Tabel
7.4.
Disamping peralatan dan perlengkapan kerja, juga merencanakan akan
menyusun buku manual K-3, yaitu buku pedoman tentang standard penanganan K-
3 pada perusahaan.
No Kegiatan Uraian
1 Patroli keamanan a. Implementasi peninjauan/pengecekan untuk
mengantisipasi kekurangan dan kondisi yang
tidak aman
b. Melengkapi kekurangan
c. Memonitor pemakaian
c. Laporan pelatihan
BAB VII
ORGANISASI DAN TENAGA KERJA
S1/D3 7
SMA dan STM 30
Umum 8
Total 45
Tabel 8.2.
Klasifikasi dan Jumlah Tenaga Kerja
Pekerjaan Pendidikan Pengalama Total Status
n
General Manager S1 ≥ 7 Th 1 Tetap
Tambang/KTT Geologi/Tambang
Divisi Perencanaan Dan Operasi Tambang
Kadiv. S1 Tambang ≥ 4 Th 1 Tetap
Perencanaan dan
Operasi Tambang
Mine Plan Engineer S1 Tambang ≥ 2 Th 1 Tetap
Mekanik STM/SMK ≥ 1 Th 10 Tetap
Penentuan Kebutuhan akan Tenaga Kerja di Masa Depan secara Lebih Baik
Agar perusahaan dapat memperoleh tenaga-tenaga yang benar-benar untuk
kepentingan kegiatan penambangan, yang sesuai dengan kebutuhan, baik
jumlah maupun kualifikasi, titik tolak yang tidak boleh dilupakan adalah :
o Tujuan dan sasaran strategis yang ingin dicapai kurun waktu tertentu di
masa depan.
o Tenaga kerja yang sudah berkarya dalam organisasi dilihat bukan
hanya dari segi jumlah dan tugasnya sekarang. Akan tetapi juga
potensi yang dimilikinya yang perlu dan dapat dikembangkan sehingga
mampu melaksanakan tugas baru nanti.
o Kebijaksanaan yang dianut oleh organisasi tentang lateral entry points
artinya, perlu kejelasan apakah dalam hal terjadinya lowongan,
pengisiannya dalam tenaga kerja yang sudah ada dalam organisasi
yang dikenal istilah “promosi dari dalam” ataukah terbuka pula
kesempatan bagi tenaga-tenaga kerja baru yang sengaja direkrut dari
luar organisasi. Sebaiknya organisasi menganut kebijaksanaan nasional
“promosi dari dalam”. Akan tetapi mungkin saja ada faktor-faktor
yang berakibat pada tidak selalu memungkinkan ditempuhnya
kebijaksanaan seperti itu.
Penyelenggaraan Sistem Informasi Ketenagakerjaan yang Baik Bagi
Perusahaan
Sistem informasi ketenagakerjaan sangat penting bagi perusahaan, terutama
menyangkut tentang :
o Jumlah tenaga kerja yang dimiliki
o Masa kerja setiap pekerja
o Status perkawinan dan jumlah perkerja serta jumlah tanggungan
o Jabatan yang pernah dipangku
o Tenaga karir yang telah dimiliki
o Jumlah penghasilan
o Pendidikan dan pelatihan yang pernah ditempuh
o Keahlian dan ketrampilam khusus yang dimiliki oleh para pegawai
o Informasi lainnya mengenai kekaryaan setiap pegawai