STUDY KELAYAKAN
KOPERASI PUTRA PUTRI ACEH ( KPPA )
ACEH BARAT
2009
CV.KANA EKSPLORINDO
Jl. Poeteumeureuhom No.5, Gampong Ilie Kec.Ulee Kareng Banda Aceh
Propinsi Aceh, 23118
nar Pertambangan :
KATA PENGANTAR
BANTA LIDAN
BAB I PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG .................................................................................... I.1
1.2. MAKSUD DAN TUJUAN ............................................................................. I.2
1.3. RUANG LINGKUP PROYEK ....................................................................... I.2
1.4. PELAKSANAAN STUDI ............................................................................... I.2
1.4.1. Pemrakarsa ............................................................................................ I.2
1.4.2. Rencana Usaha Dan Kegiatan .......................................................... I.3
1.5. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN ....................................................... I.3
BAB VI INFRASTRUKTUR
6.1 BANGUNAN KANTOR DAN MESS PEKERJA ............................................. VI.1
6.1.1 Bangunan Kantor dan Bangunan Mess Pekerja ............................... VI.1
6.1.2 Bangunan Mess Pekerja ....................................................................... VI.3
6.2 POS SATPAM ............................................................................................. VI.5
6.3 Tangki Air ................................................................................................... VI.5
BAB VII KESEHATAN & KESELAMATAN KERJA DAN LINGKUNGAN HIDUP (K3LH)
7.1 KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K-3) ........................................ VII.1
7.1.1 Organisasi Penanganan K-3 ................................................................ VII.1
7.1.2 Peralatan,Perlengkapan, dan Manual Penanganan K-3 ............ VII.2
7.1.3 Langkah-langkah Penanganan K-3 ................................................... VII.3
7.2 LINGKUNGAN .......................................................................................... VII.4
7.2.1 Tahap Pra Penambangan ................................................................... VII.4
7.2.2 Tahap Operasi Penambangan ........................................................... VII.5
7.2.2.1 Dampak Terhadap Perubahan Bentang Alam ............................. VII.5
7.2.2.2 Dampak Terhadap Pencemaran Air ............................................... VII.6
7.2.2.3 Meningkatnya Tingkat Kebisingan ................................................... VII.7
7.2.2.4 Dampak Terhadap Sosial Ekonomi Masyarakat ............................ VII.7
BAB IX PEMASARAN
9.1 LATAR BELAKANG ..................................................................................... IX.1
9.2 SITUASI PASAR EMAS SAAT INI .................................................................. IX.1
9.3 PELUANG KOPERASI PUTRA PUTRI ACEH DI PASAR EMAS .................... IX.2
DAFTAR REFERENSI
Halaman
Minggu Ke…….
No Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Pengumpulan data
1
sekunder
2 Survey Lapangan
3 Analisa Data
Penyusunan Draft
4
Laporan
Pengiriman Draft
5 Laporan ke
Dinas Pertambangan
Presentasi atau diskusi di
6
Dinas Pertambangan
7 Perbaikan Laporan
Desa yang berada di lokasi KP KPPA adalah Desa Sungai Mas dan Desa
Lancong. Adapun wilayah Kuasa Pertambangan (Izin Usaha
Pertambangan) Koperasi Putra Putri Aceh berada dalam koordinat
sebagai berikut :
Tabel 2.1. Koordinat Wilayah KP KPPA
Tabel 2.3. Arah dan Kecepatan Rata Rata Angin di Aceh Barat
Tahun 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006
Bulan A K A K A K A K A K A K A K A K A K A K
Jan S 8 B 9 B 8 B 7 S 12 BD 13 BD 10 BD 13 - - S 12
Peb B 8 B 9 T 8 B 8 S 11 B 11 BD 10 BD 12 - - S 10
Mar B 9 B 9 B 7 B 11 B 12 BD 11 BD 11 BD 13 - - S 10
Apr B 8 B 8 B 11 B 8 BD 12 B 10 BD 11 B 11 BD 12 S 10
Mei B 9 B 9 T 9 B 8 B 11 B 11 BD 12 B 13 B 12 BD 12
Jun BD 11 B 11 BL 9 B 8 B 13 B 13 B 11 B 11 B 12 U 12
Jul B 9 B 10 BL 11 B 9 B 11 B 10 B 12 B 13 B 12 U 12
Agus B 9 B 11 B 8 B 12 B 11 B 12 B 13 B 13 BD 12 B 14
Sept B 9 T 9 U 10 B 13 B 11 B 12 B 14 BD 12 S 12 BD 12
Okt B 9 B 8 U 10 B 10 B 13 B 12 B 16 B 14 BD 12 S 11
Nop B 8 B 10 B 8 B 12 S 13 BD 13 BD 17 BD 12 S 12 B 12
Des B 8 B 7 B 7 B 10 BL 11 BD 13 BD 14 B 11 S 12 B 10
Sumber : Stasiun Meteorologi Meulaboh, 2006
Keterangan : A = Arah angin K = Kecepatan angin U = Utara, T = Timur, S = Selatan, B = Barat
BL = Barat Laut BD = Barat Daya, 1 knots = 0,51 m/dt
3.1.1.1. Fisiografi
Fisiografi daerah telitian dibagi menjadi beberapa fisiografi yaitu:
Jajaran pegunungan Bukit Barisan
Meulaboh Embayment
3.1.1.2 Stratigrafi
Stratigrafi yang dimaksudkan adalah tatanan batuan yang menyusun
wilayah Kabupaten Aceh Barat yang secara ringkas dilaporkan
berdasarkan batuan tua ke muda untuk wilayah studi yaitu Tutut dan
sekitarnya. Daerah penelitian secara regional disusun oleh batuan Pra
Tersier - Holosen yaitu kelompok Woyla, Formasi Tutut, Formasi
Meulaboh dan endapan Aluvial (Cameron, dkk 1983). Stratigrafi
Tatanan stratigrafi batuan penyusunnya dari yang tua ke muda
adalah sebagai berikut:
a. Kelompok Woyla
Kelompok Woyla terdiri dari formasi batugamping Teunom,
Formasi Gume, Formasi batugamping Sise, Formasi Geumpang,
Formasi Jaleuem, Formasi Bale dan Formasi Penarun. Umur batuan
Kelompok Woyla adalah Yura hingga Kapur Awal. Formasi
batugamping Teunon dicirikan oleh batugamping, berlapis hingga
terumbu, sebagian mengalami rekristalisasi dari dolomitasi. Formasi
Gume disusun oleh batuan muda vulkanik, breksi, sekis hijau, basalt
phylit, slate dan metalimestone. Formasi batugamping Sise dicirikan
oleh batugamping terumbu, kalsilutit dan biokalkarenit, sebagian
b. Formasi Tutut
Formasi Tutut dicirikan oleh perselingan antara konglomerat,
batupasir, batulanau, batulempung dengan sisipan Batubara.
Menurut Cameron (1980), formasi ini berumur Plistosen dan
diendapkan pada lingkungan Fluviatil hingga rawa.
c. Formasi Meulaboh
Formasi Meulaboh dicirikan oleh batupasir, batulempung, kerikil dan
kerakal. Menurut Cameron (1980) Formasi Meulaboh berumur
Pleistosen dan diendapkan pada lingkungan fluviatil. Secara stratigrafi
formasi menumpang secara selaras di atas Formasi Tutut dan ditindih
oleh endapan alluvial. Formasi Meulaboh menyebar dengan pola
berarah Tenggara - Barat Laut disepanjang tepi pantai Barat.
d. Endapan Aluvial
Endapan Alluvial yang merupakan endapan sungai dan endapan
dalam keadaan lepas – lepas, dengan material kasar sampai agak
halus terdiri dari lumpur, pasir putih pada bagian atas dan pasir
hitam di lapisan bawah, kerikil, kerakal, konglomerat, hingga batuan
lepas sebagai penyusun struktur lapisan sedimen. Endapan atau
sedimen hasil pengaliran air sungai di areal penelitian dijumpai
disepanjang sebelah barat dan di sebelah kanan – kiri sungai utama.
3.1.2.2 Lithologi
Berdasarkan hasil pengamatan, keadaan tatanan batuan di daerah
penelitian, lithologi daerah penelitian terdiri atas batuan hasil rombakan
yang beraneka ukuran yang terdiri dari lanau, lanau pasiran dan lanau
lempungan, yang bersifat terikat lemah dan tidak menampakkan
perlapisan secara jelas, pasir putih pada bagian atas dan pasir hitam
di lapisan bawah, kerikil, kerakal, konglomerat, hingga batuan lepas
sebagai penyusun struktur lapisan sedimen
Jumlah 65.380 m2 28
Jumlah 98.600 m2 23
Tabel 3.3. Jumlah Butiran emas dan berat emas pada Blok Tutut I
Nomor Kode Jumlah butir dan total berat emas pada setiap
kedalaman test pit ( sumur uji )
Conto
0–1m 1–2m 2 –3m Berat
( jmlh butir ) ( jmlh butir ) ( jmlh butir ) ( milligram )
1 T.I.1 3 4 7 225
2 T.I.2 4 5 13 220
3 T.I.3 4 6 12 340
4 T.I.4 5 7 11 415
5 T.I.5 4 7 12 335
Berat emas rata- rata setiap test pit di Blok Tutut I = 307 mG = 0,307 Gr
2 T.II.2 5 8 11 280
3 T.II.3 5 6 9 210
4 T.II.4 3 5 7 185
5 T.II.5 4 7 7 165
6 T.II.6 3 5 7 140
Tabel 3.5. Jumlah Butiran emas dan berat emas pada Blok Tutut III
Nomor Kode Jumlah butir dan total berat emas pada setiap
kedalaman test pit ( sumur uji )
Conto
0–1m 1–2m 2–3m Berat
( jmlh butir ) ( jmlh butir ) ( jmlh butir ) ( milligram )
1 T.III.1 5 6 9 165
2 T.III.2 4 6 8 160
3 T.III.3 5 7 9 180
4 T.III.4 5 8 11 145
5 T.III.5 5 7 8 135
2 T.IV.2 4 6 9 155
3 T.IV.3 4 6 9 165
4 T.IV.4 5 8 10 185
5 T.IV.5 5 8 12 215
Tabel 3.7. Jumlah Butiran emas dan berat emas pada Blok Tutut V
Nomor Kode Jumlah butir dan total berat emas pada setiap
kedalaman test pit ( sumur uji )
Conto
0–1m 1–2m 2–3m Berat
( jmlh butir ) ( jmlh butir ) ( jmlh butir ) ( milligram )
1 T.V.1 5 6 9 180
2 T.V.2 3 6 7 145
3 T.V.3 5 7 9 165
4 T.V.4 5 8 11 185
2 T.VI.2 4 6 7 145
3 T.VI.3 3 5 7 125
4 T.VI.4 3 6 6 120
Tabel 3.9. Jumlah Butiran emas dan berat emas pada Blok Woyla I
No Kode Jumlah butir dan berat emas pada setiap kedalaman Berat
Conto test pit ( sumur uji ) ( mGr )
0–1m 1–2m 2–3m >3
( Jml butir ) (Jml butir ) ( Jml butir ) ( Jml butir )
1 W.I.1 5 6 7 11 380
2 W.I.2 4 7 10 10 410
3 W.I.3 5 7 8 12 335
4 W.I.4 3 8 10 11 380
5 W.I.5 4 6 9 8 385
Jumlah 1890
Berat emas rata-rata test pit di Blok Woyla I = 378 mg = 0, 378 Gr.
2 W.II.2 4 7 7 8 340
3 W.II.3 5 7 8 9 325
4 W.II.4 5 6 9 10 330
5 W.II.5 4 6 9 8 315
Jumlah 1690
Berat emas rata-rata test pit di Blok Woyla II = 338 mg = 0, 338 Gr.
Tabel 3.11. Jumlah Butiran emas dan berat emas pada Blok Woyla III
No Kode Jumlah butir dan berat emas pada setiap kedalaman Berat
test pit ( sumur uji )
Conto ( mGr )
0–1m 1–2m 2–3m >3
( Jml butir ) (Jml butir ) ( Jml butir ) ( Jml butir )
1 W.II.1 5 6 7 11 320
2 W.II.2 4 7 7 9 310
3 W.II.3 4 5 6 8 245
4 W.II.4 3 4 6 8 210
Jumlah 1085
Berat emas rata-rata test pit di Blok Woyla III = 271,3 mg = 0, 2713 Gr.
No Kode Jumlah butir dan berat emas pada setiap kedalaman Berat
test pit ( sumur uji )
Conto ( mGr )
0–1m 1–2m 2–3m >3
( Jml butir ) (Jml butir ) ( Jml butir ) ( Jml butir )
1 W.IV.1 3 5 7 8 220
2 W.IV.2 4 4 7 7 210
3 W.IV.3 3 5 8 7 225
4 W.IV.4 3 6 7 9 260
Jumlah 915
Berat emas rata-rata test pit di Blok Woyla IV = 228,75 mg = 0, 229 Gr.
Tabel 3.13. Jumlah Butiran emas dan berat emas pada Blok Woyla V
No Kode Jumlah butir dan berat emas pada setiap kedalaman Berat
test pit ( sumur uji )
Conto ( mGr )
0–1m 1–2m 2–3m >3
( Jml butir ) (Jml butir ) ( Jml butir ) ( Jml butir )
1 W.V.1 4 6 7 11 320
2 W.V.2 3 7 7 8 310
3 W.V.3 4 7 8 9 265
4 W.V.4 5 6 7 10 280
Jumlah 1175
Berat emas rata-rata test pit di Blok Woyla V = 293,75 mg = 0, 294 Gr.
No Kode Jumlah butir dan berat emas pada setiap kedalaman Berat
test pit ( sumur uji )
Conto ( mGr )
0–1m 1–2m 2–3m >3
( Jml butir ) (Jml butir ) ( Jml butir ) ( Jml butir )
1 W.VI.1 4 6 7 11 330
2 W.VI.2 3 7 7 8 320
3 W.VI.3 4 7 8 9 265
4 W.VI.4 5 6 7 10 380
Jumlah 1295
Berat emas rata-rata test pit di Blok Woyla V = 323,75 mg = 0, 324 Gr.
Tahap
Kedua
penambangan
Arah dan kemajuan
penambangan
searag geometri
sungai
Tahap
Pertama
penambangan
Keterangan
Aliran sungai
Jika hasil eksplorasi detail memberikan hasil yang sesuai atau mendekati
data eksplorasi sebelumnya, maka dapat dilanjutkan ke tahap pekerjaan
selanjutnya. Jika tidak sesuai, maka harus dilakukan evaluasi total
prosedur pekerjaan yang telah dilakukan yang tujuannya untuk
mengetahui prosedur dalam bagian pekerjaan mana yang tidak sesuai
atau tidak benar.
Seandainya ada prosedur yang tidak benar, maka akan diulangi hanya
pada tahap pekerjaan yang prosedurnya tidak benar. Tetapi jika semua
prosedur telah dilaksanakan dengan benar dan hasil eksplorasi tetap
berbeda dengan data eksplorasi terdahulu, maka disarankan untuk tidak
Hal penting lain yang harus dipertimbangkan pada saat tahap persiapan
penambangan ini adalah pendekatan sosial (sosialisasi) ke masyarakat
sekitar lokasi penambangan, terutama aparat pemerintahan
Kecamatan; Desa; dan Dusun-Dusun, beserta tokoh-tokoh masyarakat
yang dipandang dapat menyampaikan aspirasi perusahaan kepada
anggota masyarakat Iainnya.
Tabel 4.1. Produksi dan Revenue Koperasi Putra Putri Aceh Per Bulan
Tingkat Eskalasi : 3%
Target
Faktor
Produksi Revenue/
Tahun ke Bulan Loss (10 Harga per gr Revenue/ Bulan
(gr/ Tahun
%)
Bulan)
21 Rp 339,900 Rp 161,247,346
Pada tahap produksi dan penjualan ini, Koperasi Putra Putri Aceh
mempunyai kewajiban untuk melakukan kontribusi kepada Pemerintah
Daerah sebesar 3,75 % per tahun dari pendapatan penjualan. Selain itu
Koperasi Putra Putri Aceh juga mempunyai kewajiban untuk membayar
biaya iuran KP; iuran produksi; CSR dan pajak bumi bangunan, karena
pada tahap ini Koperasi Putra Putri Aceh telah menghasilkan produk dan
hasil penjualannya telah mendapatkan pemasukan (revenue).
Kosentrat
Emas
Royalty
Revenue KPPA
Biaya
Operasi
Tabel 4.2 Unit-Unit Kerja Proyek Penambangan Koperasi Putra Putri Aceh
lingkungan tambang
Tambang
a. Sistem Tekan
Sistem ini digunakan pada lapisan yang hampir sejenis mulai
dari lapisan atas sampai lapisan bawah. Caranya dengan
menggerakkan Kapal Keruk dan menurunkan Ledder sesuai
dengan kebutuhan pada setiap pinnir kolong. Cara ini
dilakukan dengan maju sekitar 2,5 m sampai 3 m kedepan
dengan begerak selebar daerah kerja. Penggalian akan
berlangsung denga menekan Ladder antara 0,25 m sampai 0,5
m
b. Sistem Maju
Cara ini dilaksanakan dengan menggali tanah kira – kira
setebal 2 m, selebar daerah kerja dan maju secara bertahap 10
m sampai 15 m. Kemudian kapal mundur dan memperdalam
penggalian setebal 2 m dan maju lagi 10 m sampai 15 m,
sehingga meninggalkan trap sebesar 2 m. Demikian seterusnya
sampai mencapai lapisan Kong.
a. Ladder
Ladder merupakan lengan dari Kapal Keruk yang dilengan
tersebut terdapat banyak mangkuk gali atau disebut Bucket.
Ladder ini berfungsi untuk mengontrol kedalaman penggalian
dan sistem penggalian. Ladder tersebut yang menekan
sehingga Bucket dapat mencapai kedalaman penggalian
yang diinginkan.
b. Bucket
Bucket merupakan mangkuk gali yang terletak pada Lader.
Biasanya ini berjumlah puluhan. Mangkuk ini akan berjalan
c. Saringan Putar
Saringan putar ini dilengkapi dengan pipa pancar dan Monitor.
Penghancuran material didalam saringan dilakukan dengan
beberapa pancaran air dari lubang didalam pipa yang
dipasang didalam saringan putar. Pada ujung saringan putar
terdapat pancaran air yang keras dari Monitor yang
membantu memecahkan material serta memperlama proses
penyaringan.
d. Jig
Jig merupakan salah satu alat pemisah mineral yang
berdasarkan perbedaan berat jenis dengan media fluida.
Secara umum peralatan Jig merupakan sebuah tanki terbuka
yang berisi air dengan saringan mendatar diatasnya. Bagian
atas dari Jig terdapat lapisan kasar yang berat jenis lapisan
kasar tersebut diantara berat jenis material berharga dengan
berat jenis material pengotor. Tangki ini dilengkapi dengan
Spigot yang berfungsi sebagai lubang keluar dari kosentrat
yang terdapat dibagian bawah Jig. Jig terdiri dari beberapa
komponen yaitu : kompartemen, saringan, lapisan Bad, roster,
penggerak, membran, dan spigot.
8 GEAR BOX
9 BOTTOM TAMBLER DIAMETER 1.2
10 KECEPATAN EMBER
11 KEDALAMAN PENGERUKAN MAK
Catatan : Kapal Keruk Merupakan Kapal Rakitan Dengan Perencanaan Dimensi Sepertti Tabel
4.3.2.5.2. Reklamasi
Kegiatan reklamasi direncanakan akan dilakukan pada akhir kegiatan
penambangan. Reklamasi dilakukan disekitar pinggiran sungai dengan
menanam tanaman printis seperti vetivera. Kegunaannya untuk
membuat ketahan tanah painggiran sugai agar tidak mudah erosi.
Vetivera merupakan tanaman perintis yang mempunyai akar sekitar 10 m
Kemudian pasir besi yang telah dipisahkan tersebut akan diolah kembali
untuk memisahkan antara pasir besi dengan bijih-bijih emas dengan
menggunakan peralatan/ Alat berbentuk pipa rokok melengkung, yang
berbuat dari bahan steenlist steel dan disebut dengan nama Amalgam
Retort, serta dibantu dengan menggunakan bahan kimia berupa Air
Raksa (penggunaan akan disesuaikan dengan peraturan pemerintah
tentang pengelolaan limbah bahan berbahaya dan beracun) Amalgam
Tempat kerja
Ruang Operator
(pembuatan 1 4x3 12
Kapal Keruk
laporan)
Penyimpanan
Ruang arsip 1 3 x 3,5 10,5
dokumen
Tempat
Ruang rapat 1 5x4 20
koordinasi
Ruang Pekerja
Istirahat 1 6 x 3.5 21
Lapangan
Tempat
Ruang tamu 1 4x4 16
menerima tamu
Ruang
Tempat analisis 1 4x4 16
Laboratorium
Jumlah
Luas Area Luas Total
Nama Ruang Fasilitas Hunian
(M) (M2)
(Orang)
Kamar Tidur KTT Air Conditioner 1 3 x 3,75 11,25
Kamar Tidur
Superitenden Air Conditioner 1 3 x 3,75 11,25
Pengolahan
Kamar Tidur
Superitenden Air Conditioner 1 3 x 3,75 11,25
Produksi
Kamar Tidur
Operator Kapal Air Conditioner 2 2,5 x 3,5 8,75
Keruk
Kamar Tidur
Operator Speed Air Conditioner 2 2,5 x 3,5 8,75
Boat
Konstruksi bangunan kantor ini dibuat dari kayu sembarang dengan atap
sirap atau asbses dengan model rumah panggung (Rumoh Aceh). Untuk
Satpam, Elektrik Boys, Kru Pengolahan, Penjaga Mess, Supir dan Cleaning
Service merupakan orang sekitar yang mempunyai rumah disekitar lokasi
penambangan, sehingga mereka setiap habis masa kerja dapat pulang
Helm pengaman
Sepatu pengaman
Kacamata pengaman
Sarung tangan
Masker debu
Alat pemadam api dan
2 Bengkel perlengkapan P3K
Rambu tulisan selain yang
berkepentingan dilarang masuk
Lokasi pembuangan oli bekas
Lokasi penampungan besi-besi bekas
dan suku cadang yang tidak
terpakai
7.2. LINGKUNGAN
Kegiatan penambangan emas placer ini dapat memberikan suatu nilai
keuntungan namun dapat pula memberikan suatu dampak negatif bagi
lingkungan hidup. Berdasarkan keputusan menteri lingkungan hidup no.
17 tahun 2001 tentang jenis rencana usaha dan/ atau kegiatan yang
wajib dilengkapi dengan analisis mengenai dampak lingkungan hidup,
analisa tersebut merupakan pembahasan dan telaahan yang mendalam
dari berbagai aspek, baik fisik-kimia, geologi maupun sosial dengan
tujuan agar perusahaan “ melakukan kegiatan dengan berwawasan
dengan lingkungan”
Dalam dokumen ini akan diuraikan secara ringkas yang akan terjadi
akibat kegiatan penambangan emas yang dilakukan oleh Koperasi Putra
Putri Aceh serta rencana pengolaan yang akan dilakukan.
1. Persepsi Masyarakat
A. Sumber Dampak
Sumber dampak adalah kegiatan survei, dan penentuan lokasi
kegiatan oleh pihak pemrakarsa. Kegiatan ini menimbulkan tanda
tanya masyarakat di desa-desa sekitar kegiatan karena pada
mulanya belum ada informasi akan lakukan penambangan
mineral emas. Persepsi timbul di tengah masyarakat berupa
persepsi negatif atau positif terhadap kehadiran kegiatan
penambangan mineral emas.
2. Pencemaran Air
A. Sumber Dampak
Dampak ini terjadi akibat pengerukan batu dan pasir serta
ceceran solar.
B. Tolok Ukur Dampak
Meningkatnya kadar padatan terlarut dan bahan pencemar lain
dalam badan air dengan ceceran solar.
C. Tujuan Pengelolaan Lingkungan Hidup
Tujuan pengelolaan dampak adalah untuk mengurangi atau
menghindari terjadinya pencemaran air oleh ceceran solar dan
kekeruhan akibat pengerukan batu dan pasir.
D. Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup
Pengelolaan dampak dilakukan dengan mendesain tempat
khusus untuk penampungan limbah oli, bahan bakar, dan bahan
pencemar lainnya agar tidak mencemari badan air dan
memberikan waktu yang cukup untuk pengendapan lumpur
dengan cara membuat bendungan sementara agar dapat
mengurangi tingkat kekeruhan.
3. Peningkatan Kebisingan
A. Sumber Dampak
Operasi kapal keruk saat melakukan kegiatan penambagan serta
mobilisasi kenderaan kelokasi penambangan
B. Tolok Ukur Dampak
Kebisingan disekitar lokasi
C. Tujuan Pengelolaan Lingkungan Hidup
Memberi pemahaman kepada masyarakat sekitar tentang
kegiatan penambangan ini.
4. Sosial Ekonomi
A. Sumber Dampak
Sumber dampak kebutuhan tenaga kerja untuk penambangan
mineral emas di Desa Tutut dan Lancong
B. Tolok Ukur Dampak
Tolok ukur dampak adalah jumlah tenaga kerja yang berasal dari
penduduk desa – desa di sekitar kegiatan yang dapat diterima
Komponen
No. Metode Lokasi Frekuensi Parameter
Lingkungan
Pengukuran
Harian Turbidity,
Langsung
1 Kualitas Air Air Sungai dan 3 kandungan Hg,
dan Analisa
bulanan kandungan solar
Lab
3 Alur erosi dan
2 Erosi Visual Sungai
bulanan sedimentasi
Kualitas High Volume Jalan 3 Total debu
3
Udara Sampler tambang bulanan tersuspensi
% tumbuh, tinggi
Pengukuran Mess dan 3 tanaman seperti
4 Revegetasi
Langsung sekitarnya bulanan canopi daun,
diameter batang
Flora dan Survey Mess dan 3 Kehadiran Jenis
5
Fauna lapangan sekitarnya bulanan Flora dan Fauna
Perubahan
Bentang Survey Mess dan 3
6 elevasi
Alam lapangan sekitarnya bulanan
permukaan
7.2.7.1. Revegetasi
Revegetasi ini dilakukan dipinggiran sungai dengan asumsi dengan
adanya tanaman perintis maka diharapkan pinggiran sunagi tersebut
tidak mudah erosi. Sebelum penanaman dilakukan, maka terhadap
tanah pucuk hasil kupasan terlebih dulu disebar di atas penimbunan
tanah penutup, selain itu diberi pupuk agar lahan tersebut menjadi subur.
Selanjutnya setelah beberapa minggu lamanya, lahan tersebut dapat
ditanami dengan vegetasi perintis yang mudah tumbuh, berdaun lebat
dan tidak mudah mati.
Dengan demikian jelas terlihat bahwa terdapat ikatan yang sangat erat
antara peningkatan produktivitas dengan pencapaian tujuan dan
sasaran organisasi.
KTT
OPERATOR
KAPAL KERUK
ELEKTRIKAL
MEKANIKAL
Dalam metode depresiasi garis lurus, bila nilai sisa dianggap = 0, maka
depresiasi per tahun dari suatu aset dirumuskan sebagai berikut :
Dimana:
CFT = aliran kas pada tahun t (cash flow in year t)
Besarnya penghasilan kena pajak dari Koperasi Putra Putri Aceh untuk
proyek penambangan emas di Kecamatan Sungai Mas Kabupaten
Aceh Barat dapat dilihat pada Lampiran 7
11.1. Kesimpulan
Berdasarkan studi yang telah dibuat pada bab-bab sebelumnya, dimana
dari investasi dan analisis kelayakan tambang emas, dinyatakan saat ini
dapat diterima dan dioperasikan sehingga dapat disimpulkan hal-hal
sebagai berikut:
Pengelolaan Lingkungan
Pengelolaan daerah bekas penambangan di wilayah tambang
akan dilakukan dengan cara merehabilitasi daerah sungai tersebut
yang diikuti dengan penghijauan. Pada saat melakukan rehabilitasi
sungai, akan dilakukan pengkajian yang disesuaikan dengan
perencanaan. Untuk itu direncanakan akan dilakukan langkah
koordinasi antara Koperasi Putra Putri Aceh dengan pihak-pihak
terkait seperti Bappeda dan Bapedalda Kabupaten.
Rencana penambangan emas oleh Koperasi Putra Putri Aceh pada saat
ini dinyatakan diterima dengan kelayakan ekonomi, atas pertimbangan :
a. Nilai pendapatan saat ini (NPV) yang tinggi, yaitu Rp 2.248.670.756
b. Laju pengembalian Internal (IRR) lebih besar, yaitu 37,51%,
dibandingkan dengan bunga bank sekitar 10 %.
c. Pengembalian modal dalam jangka waktu yang relatif cepat, yaitu 1
Tahun, dari umur investasi proyek yang singkat, yaitu 67 bulan ( 5 tahun
7 bulan).
11.2. SARAN
Koperasi Putra Putri Aceh segera melakukan langkah langkah:
a. Investasi untuk proyek penambangan emas di Kecamatan Sungai Mas
Kabupaten Aceh Barat pada saat ini cukup layak untuk dilanjutkan.
b. Melakukan eksplorasi (test pit) lanjutan terutama untuk daerah-daerah
yang belum dilakukan test pit.
c. Melakukan pendekatan-pendekatan yang berhubungan dengan
aspek pemasaran.
Koperasi Putre Putri Aceh, 2009” Laporan Eksplorasi endapan emas Placer Lokasi
Kr,Tutut dan Kr Woyla Kecamatan Sungai Mas Kabupaten Aceh Barat
Provinsi Aceh”
Thrnbury, W.D. 1969, “ Principle of The Geomorphology, JhonWilley and Sons, New
York USA.”
Diketahui :
Σ Hari hujan 4 tahun : 734 hari hujan
Σ Bulan : 48 bulan (4 tahun)
Maka:
Hari hujan
Rata-rata curah hujan =
Bulan
4 17.00 Pulang 0 0
2 23.00 Istirahat 0 90
4 05.00 Pulang 0 0
Menit produktif
WE =
menit produktif menit non produktif
Jumlah Gaji Per Bulan Total Gaji Per Total Gaji Per Tahun
Jabatan
(orang) (Rp) Bulan (Rp) (Rp)
A Kapal Keruk
B Ganset
A KAPAL KERUK
C MOBIL
D MOTOR (2UNIT)
Oli Pelumas Mesin (per 3 bln x Rp 100,000 x 2
unit) Rp 800,000
TOTAL Rp 6,000,000
Deskripsi BIAYA
DESCRIPTION INVESTASI
INVESTASI PERALATAN Jlh Satuan Harga/Unit (Rp) Total Harga (Rp)
Total Rp 1,531,700,000
Target Faktor
Revenue/
Tahun ke Bulan Produksi Loss (10 Harga per gr Revenue/ Bulan
Tahun
(gr/ Bulan) %)
r = 2/4
r = 50%
investasi alat (equipment) 772,000,000
Target
produksi
6,325 6,325.29 6,325.29 6,325.29 6,325.29 3,689.75
(gr/tahun)
Total
cadangan 17,711 17,711 17,711 17,711 17,711 17,711
(gr)
Amortisasi Rp 215,607,143 Rp 215,607,143 Rp 215,607,143 Rp 215,607,143 Rp 215,607,143 Rp 125,770,833
Harga Jual per gram 330,000 339,900 350,097 360,600 371,418 382,560
(-) Royalti (3.75%) 70,447,870 72,561,306 74,738,145 76,980,289 79,289,698 47,639,894 421,657,201
(=) Pendapatan Bersih 1,808,161,988 1,862,406,847 1,918,279,053 1,975,827,424 2,035,102,247 1,222,757,267 10,822,534,825
(-) Total Cost 926,134,104 926,134,104 926,134,104 926,134,104 926,134,104 926,134,104 5,556,804,624
(-) Deprt & Amort 601,607,143 408,607,143 312,107,143 263,857,143 239,732,143 137,833,333 1,963,744,048
(=) Penghasilan belum
280,420,741 527,665,600 680,037,806 785,836,177 869,236,000 158,789,829 3,301,986,153
pajak
(-) Pajak Penghasilan
98,147,259 184,682,960 238,013,232 275,042,662 304,232,600 55,576,440 1,155,695,153
(35%)
(=) PenghasilanBersih 182,273,481 342,982,640 442,024,574 510,793,515 565,003,400 103,213,389 2,146,290,999
(+) Deprt & Amort 601,607,143 408,607,143 312,107,143 263,857,143 239,732,143 137,833,333 1,963,744,048
(=) Annual Cash Flow 783,880,624 751,589,783 754,131,717 774,650,658 804,735,543 241,046,722 4,110,035,047
Total PV Rp 3,020,670,756
Total PV = Rp 3.020.670.756,-
Investasi Awal = Rp 772.000.000,-
(-)
NPV = Rp 2.248.670.756,-
Total PV Rp 3,020,670,756
Total PV = Rp 3.020.670.756,-
Investasi Awal = Rp 772.000.000,-
(-)
NPV = Rp 2.248.670.756,-
Total PV Rp 2,198,079,287
Total PV = Rp 2.198.079.287,-
Investasi Awal = Rp 772.000.000,-
(-)
NPV = Rp 1.426.079.287,-
Dimana:
r = Internal rate of return yang dicari
P1 = Tingkat bunga ke 1
P2 = Tingkat bunga ke 2
C1 = NPV dengan tingkat bunga ke 1
20 10
r = 10 (2.328.718.371 x )
1.482.128.240 2.328.718.371
r = 0,37
r = 37,34 %
Oleh karena r > 10 %, maka Investasi dinyatakan layak, dengan
pengembalian lebih bersar dari pada pengembaliam bunga Bank.
AW : Total PV (A/P, i 4)
AW Rp 3,020,670,756 0.315471
Rp 952,934,024
AC : Total Cost (A/P, i 4)
Rp 772,000,000 0.315471
AC Rp 243,543,612
Waktu
Tahun Cash Flow Nilai Investasi
Pengembalian
Disebabkan nominal investasi lebih kecil dari nominal cash flow maka
untuk mencari periode pengembalian nilai investasi digunakan rumus :
C = LXTXK
C = 14.400 m2 X 3,6 m X 2,3 X 0,037 gr/Ton
C = 4.411,6 gr
CT1 = 4. 412 Kg
C = LXTXK
C = 16.800 m2 X 3,4 m X 2,3 X 0,028 gr/Ton
C = 3.678,5 gr
CT2 = 3. 678 Kg
C = LXTXK
C = 10.800 m2 X 3,3 m X 2,3 X 0,021 gr/Ton
C = LXTXK
C = 12.100 m2 X 3,2 m X 2,3 X 0,023 gr/Ton
C = 2.048,3 gr
CT4 = 2,048 Kg
C = LXTXK
C = 5.280 m2 X 3,2 m X 2,3 X 0,019 gr/Ton
C = 738,36 gr
CT6 = 0,738 Kg
C = LXTXK
C = 19.200 m2 X 4,4 m X 2,3 X 0,0374 gr/Ton
C = 7.267 gr
CW1 = 7,267 Kg
C = LXTXK
C = 19.600 m2 X 4,4 m X 2,3 X 0,027 gr/Ton
C = 5.356 gr
CW3 = 5,356 Kg
C = LXTXK
C = 13.800 m2 X 4,4 m X 2,3 X 0,023 gr/Ton
C = 5.356 gr
CW4 = 3,212 Kg
C = LXTXK
C = 10.800 m2 X 4,4 m X 2,3 X 0,0291 gr/Ton
C = 3.181 gr
CW5 = 3,181 Kg
C = LXTXK
C = 17.600 m2 X 4,4 m X 2,3 X 0,032 gr/Ton
C = 5.700 gr
CW6 = 5,700 Kg
dengan perhitungan
= 0.09 m3
= 364.5 m3/hari
= 110443.5 m3/tahun
= 26,048 jam
= 1,737 hari
Catatan :
Untuk tahun keenam hanya 7 bulan sehingga produksi nya sebesar
3,320.78 gr/tujuh bulan.
Keterangan :
Q = jumlah minyak pelumas yang dipakai ,gallon/jam
HP = kekuatan mesin (horse power)
C = kapasitas “cranckase”gallon
F = jumlah jam penggantian minyak pelumas jam (450 jam)
Maka ;
HP x 0,6 x 0,006 lb / HP jam 0,5 gallon
Q = +
7,4lb / gallon 450 jam
= 0,0049 + 0,0011
= 0,0060 gallon/jam
RUANG PEKERJA
Operator, Staf Pengolahan, W
Staf Lingkungan C
KTT ADM R. ARSIP
R. DAPUR
SUPER SUPER
ITENDEN R. RAPAT LABORATORIUM
ITENDEN
PENGOLAHAN PRODUKSI
KANTOR
POS SATPAM
Tahap 3
Tahap 2
Arah penambangan
Searah dengan
geometri sungai
Tahap 1
10 m
Kemajuan
Tahap 8 Tahap 7 Tahap 6 Tahap 5
Penambangan Searah
Geometri Sungai
100 m
Arah Penambangan
Mengikuti Lebar Sungai
DIMENSI
No Uraian
P L T KAPASITAS
1 PONTON 21 6.5 6.8 5350 Kg
2 BUCKET 0.8 m 0.45 m 0.21 m 0.075 m3
2
3 JIG 6m 1.5 m 9m
4 CONVEYOR TAILING 2.5 m 1.4 m 3.5 m2
2
5 LOADER 15 m 1.33 m 19.95 m
MOTOR PENGGERAK TYPE YC 608
6
CA (6PK)
8 GEAR BOX
9 BOTTOM TAMBLER DIAMETER 1.2
10 KECEPATAN EMBER
11 KEDALAMAN PENGERUKAN MAK
Catatan : Kapal Keruk Merupakan Kapal Rakitan Dengan Perencanaan Dimensi Sepertti Tabel
Peta Indeks
Lokasi Penelitian
Lokasi Penelitian