PENGUJIAN BATUBARA
DENGAN BASIS PELAPORAN
HASIL PENGUJIAN
Arbie Yakub
Batubara
Merupakan sumber energi yg diperoleh dr
pembakaran komponen zat organik;
sumber karbon sbg penambah karbon
atau pereduksi
Mineral dan moisture merupakan
komponen pengotor yg tdk menghasilkan
energi malahan memerlukan energi utk
membakarnya dan meninggalkan residu
yg memerlukan biaya utk membuangnya.
Batubara
Harga dan kecocokan
penggunaannya ditentukan oleh
sifat dan proporsi komponennya.
Alat ukurnya adalah beragam
pengujian
Proporsi komponen (% masa)
seutuhnya saat diambil contohnya
disebut dengan basis as-sampled
atau as-received
As-received basis / as-sampled basis
Kalori merupakan
hasil pembakaran komponen ini
Total moisture
Dianalisis dlm kondisi as-received sample;
parameter lain umumnya dianalisis dlm kondisi
tlh dikeringkan dan digerus atau air-dried sample
Umumnya pengujian dilakukan dlm 2 tahap (two-
stage determination)
Tahap1: dikeringkan di ruang prep sampai
mencapai berat konstan (beda berat
penimbangan terakhir dgn sebelumnya <0.1% /
jam). Hitunglah % penguapannya - ADL (air dry
loss) atau FM (free moisture)
Digiling ke partikel tertentu, bawa ke lab utk
pengujian Tahap 2
Total moisture
Tahap 2: timbang berat tertentu, panaskan dlm
oven 105-110oC selama waktu tertentu sambil
dialiri gas nitrogen. Hitunglah % penguapannya –
RM (residual moisture)
Hitunglah total moisture dgn rumus
TM = ADL + RM*(1-ADL/100)
Dimana:
TM = total moisture, % ar
ADL = air dry loss, % ar
RM = residual moisture, % ad
As-received basis / as-sampled basis
Berat konstan
Berat konstan
Perbedaan antara berat penimbangan
terakhir dgn berat penimbangan
sebelumnya harus < 0.1% / jam
Dilakukan dgn anggapan bhw stl dicapai
berat konstan contoh tdk akan menyerap
atau menguapkan air pd periode proses
berikutnya yaitu penggilingan dan
pembagian shg hasil pengujiannya jadi
lebih benar.
Inherent moisture
Inherent moisture adalah moisture yg mengisi seluruh
kapiler dan pori batubara saat berada di bawah tanah
dlm bentuk lapisan, dimana kondisi bawah tanah
mempunyai kelebapan 100% (krn dikelilingi oleh air
tanah) dan suhunya cukup tinggi.
Secara umum, disebut dgn bed moisture atau in-situ
moisture
Setiap jenis batubara mempunyai inherent moisture
berbeda oleh krn itu dpt dipergunakan sbg parameter
klasifikasi batubara
Utk mengukur moisture ini, para ahli membuat metode
pengujian di lab dgn kondisi yg dibakukan utk
mengsimulasi kondisi bawah tanah, yaitu kelembapan
96-98% dan suhu 30oC.
Pengujiannya disebut moisture holding capacity
(ISO/BS/AS) atau equilibrium moisture (ASTM)
As-received basis / as-sampled basis
Pd kelembapan
96-98%; suhu
30oC
Moisture holding capacity
Moisture holding capacity adalah istilah yg
dipergunakan ISO/BS/AS sedangkan
ASTM menggunakan istilah equilibrium
moisture
Hasil pengujian dilaporkan dalam moist
basis, artinya batubara dianggap terdiri
dari inherent moisture, organic matter
dan mineral.
Krn pengujian dilakukan dlm kondisi
dibakukan, maka hasil pengujian antar
lab berbeda harus sama (masih dlm batas
toleransi lab)
Moist basis
Moist basis
Pd kelembapan
96-98%; suhu
30oC
Moist, mineral-matter-free basis
Moist, mineral-matter-free basis
Kalori dihasilkan dr
pembakaran komponen ini
Organic matter
(maceral)
Fixed Volatile
carbon matter
VM hasil
Pembakaran
organic matter
Tdk termasuk VM
Hasil pembakaran
komponen mineral
Ultimate
Rangkaian pengujian utk mengukur unsur yg terkandung
dlm organic matter, yaitu carbon, hydrogen, nitrogen,
sulfur, oxygen dan unsur lainnya yg jumlahnya tdk terlalu
besar, spt chlorine, fluorine dsb.
Organic matter
(maceral)
Pengujian ultimate:
carbon (organic)
hydrogen
nitrogen
sulfur (organic)
oxygen + errors
Ultimate
Pada saat pembakaran, komponen organic matter
menghasilkan kalori, oleh krn itu kita dpt mengestimasi kalori
yg ditimbulkannya dgn cara membuat korelasi antara unsur-
unsur komponen organic matter dgn kalorinya menggunakan
multi linear regression yang corelation coofficient-nya sangat
baik.
GCV = a C + b H + c N + d S(O) + e O + f
Dimana:
GCV = gross calorific value, cal/g (dmmf)
C = carbon, % (dmmf)
H = hydrogen, % (dmmf)
N = nitrogen, % (dmmf)
O = oxygen, % (dmmf)
a-f = regression coofficient
Sampai cukup
kering utk digiling
Tdk termasuk VM
Hasil pembakaran
komponen mineral
Korelasi CV vs (VM+FC)
r≈1
Y= aX + b
Moisture + ash - % ad
r≈1
Fixed Volatile
Ash content
carbon matter
mineral
Dry, ash-free basis
Fixed Volatile
carbon matter
Sulfur
Sulfur terkandung dlm 3 bentuk, yaitu pyretic
sulfur, sulphate sulfur dan organic sulfur.
Pengujian yg mengukur keseluruhan sulfur yg
terkandung disebut dgn total sulfur, sedangkan
pengujian yg mengukur bentuk-bentuk sulfur yg
terkandung disebut dgn forms of sulfur.
Organic sulfur terkandung dlm komponen organic
matter, pyretic sulfur dan sulphate sulfur
terkandung dlm komponen mineral.
Umumnya sulphate sulfur dlm batubara
jumlahnya kecil (< 0.02%). Jika hasil analisis
sulphate sulfur cukup besar dpt disimpulkan
bahwa contoh batubara tsb tlh teroksidasi shg
menjadi besar krn ada penambahan dr hasil
oksidasi organic sulfur dan pyretic sulfur.
Sulfur
Air-dried basis
moisture
Organic matter Mineral
Total sulfur
Ash analysis