Anda di halaman 1dari 15

ACARA VIII

PEMBUKAAN WILAYAH HUTAN

Pembukaan wilayah hutan adalah usaha untuk membukan wilayah hutan untuk

membangun sarana dan prasarana, jaringan jalan yang diperlukan untuk membantu

kegiatan pelaksanaan pemanenan hasil hutan. Terdapat beberapa jenis jalan dalam

jalan hutan yaitu jalan akses, jalan utama, jalan cabang, jalan ranting, dan batas

kawasan hutan. Target dari acara ini adalah evaluasi kondisi jalan, sarana

pendukung jalan. Sarana dan prasarana yang dievaluasi adalah jalan hutan,

jembatan dan gorong-gorong

3.1. Tujuan

Tujuan dilakukannya kegiatan praktik umum acara pembukaan wilayah hutan

adalah

a. Mengidentifikasi dan mengevaluasi kondisi sarana dan prasarana pembukaan

wilayah hutan

b. Mengidentifikasi badan air (parit, gorong-gorong, dan jembatan) pembukaan

wilayah hutan

3.2. Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan dalam kegiatan praktik umum acara pembukaan

wilayah hutan ini meliputi kompas, rollmeter, clinometer, tallysheet, kamera, dan

kalkulator.
3.3. Pelaksanaan

Tahapan pelaksanaan kegiatan praktik umum acara pembukaan wilayah hutan ini

adalah

a. Mengamati profil jalan sepanjang 1 kilometer dan mencatat hasil pengamatan

ke dalam tally sheet

b. Mengenali awal dan akhir belokan, kemudian melakukan pengukuran

azimuth dan kelerengan setiap 5 meter dari awal sampai akhir belokan

c. Mengamati keadaangorong-gorong dan jembatan, lalu gambarkan

dengandisertai keterangan mengenai bagian dan ukurannya

d. Mendokumentasikan setiap kegiatan yang dilakukan

e. Mengevaluasi jaringan jalan

3.4. Hasil

Hasil yang diperoleh dari praktik umum acara pembukaan wilayah hutan adalah

A. Jalan

1. Kategori Jalan : Utama

2. Jenis Perkerasan (secara umum) : Aspal

3. Tebal Perkerasan (secara umum) : 5 cm

4. Penentuan Lokasi Jalan : Baik


 Lokasi yang disarankan : tidak terlalu curam, meminimalkan memotong

jalan / aliran air, keseimbangan antara galian dan timbunan (identifikasi

apakah masih ada bekas-bekas galian dan timbunan yang masih terlihat)

 Lokasi yang perlu dihindari : areal lindung / konservasi, areal yang sering

kena banjir, areal yang curam dan tidak stabil (contoh : rawa, wetlands,

badan-badan/aliran air, dll)

Tabel 1. Side Slope dan Batter Slope

No Parameter Titik 1 Titik 2 Titik 3 Titik 4 Titik 5 Titik 6


1 Side Slope (%) -2% -24% 13% 11% 9% 12%
2 Batter Slope (%) - - - - - -

Tabel 2. Penampang Melintang Jalan

No Parameter Ruas Jalan I Ruas Jalan Ruas Jalan Ruas Ruas Ruas
II III Jalan Jalan V Jalan
IV VI
1 Kondisi Datar Miring Miring Miring Gelombang Miring
Landscape
2 Lebar 3,69% 3,39% 3,47% 3,62% 3,72% 4,77%
Badan
Jalan (m)
3 Jenis Aspal Aspal Aspal Aspal Aspal Aspal
Perkerasan
4 Tebal 5 cm 5 cm 5 cm 5 cm 5 cm 5 cm
Perkerasan
(cm)
5 Kondisi Gelombang Cembung Cembung Datar Datar Miring
Permukaan
Jalan
6 Lebar berm Ada Ada Ada Ada Ada Ada
(kiri dan (1,5 m) (1,5 m) (1,5 m) (1,5 m) (1,5 m) (1,5 m)
kanan)
7 Side Drain Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Ada
(kiri dan
kanan)
8 Kondisi - - - - - -
side drain
*

* mampu / tidak mampu mengalirkan air dengan baik.

Tabel 3. Evaluasi profil jalan


N Segme Jarak Azimu Heali JD Kumula BT JL BT
o n Lapangan th ng tif Peta Peta
1 T0-T1 20 184 0 19,9 20 1,40 1 0,14
51
2 T1-T2 20 183 0 19,9 40 1,05 1 0,10
73
3 T2-T3 20 182 1 19,9 60 0,70 1 0,07
88
4 T3-T4 20 182 0 19,9 80 0,70 1 0,07
88
5 T4-T5 20 183 2 19,9 100 1,05 1 0,10
73
6 T5-T6 20 182 0 19,9 120 0,70 1 0,07
88
7 T6-T7 20 181 2 19,9 140 0,35 1 0,03
97
8 T7-T8 20 182 0 19,9 160 0,70 1 0,07
88
9 T8-T9 20 181 -2 19,9 180 0,35 1 0,03
97
1 T9- 20 182 1 19,9 200 0,70 1 0,07
0 T10 88
1 T10- 20 187 0 19,8 220 2,44 1 0,24
1 T11 51
1 T11- 20 188 1 19,8 240 2,78 1 0,28
2 T12 05
1 T12- 20 188 1 19,8 260 2,78 1 0,28
3 T13 05
1 T13- 5 184 0 4,98 265 0,35 0,25 0,03
4 T14 8
1 T14- 5 182 0 4,99 270 0,17 0,25 0,02
5 T15 7
1 T15- 5 173 1 4,96 275 0,61 0,25 0,06
6 T16 3
1 T16- 5 168 0 4,89 280 1,04 0,25 0,10
7 T17 1
1 T17- 5 166 1 4,85 285 1,21 0,25 0,12
8 T18 1
1 T18- 5 163 1 4,78 290 1,46 0,25 0,15
9 T19 2
2 T19- 20 167 2 19,4 310 4,50 1 0,45
0 T20 87
2 T20- 20 152 0 17,6 330 9,39 1 0,94
1 T21 59
2 T21- 20 154 2 17,9 350 8,77 1 0,88
2 T22 76
2 T22- 20 154 0 17,9 370 8,77 1 0,88
3 T23 76
2 T23- 20 158 1 18,5 390 7,49 1 0,75
4 T24 44
2 T24- 20 166 3 19,4 410 4,84 1 0,48
5 T25 06
2 T25- 20 152 4 17,6 430 9,39 1 0,94
6 T26 59
2 T26- 20 153 3 17,8 450 9,08 1 0,91
7 T27 20
2 T27- 20 150 1 17,3 470 10,0 1 1,00
8 T28 21 0
2 T28- 20 150 1 17,3 490 10,0 1 1,00
9 T29 21 0
3 T29- 20 150 2 17,3 510 10,0 1 1,00
0 T30 21 0
3 T30- 20 149 1 17,1 530 10,3 1 1,03
1 T31 43 0
3 T31- 20 146 2 16,5 550 11,1 1 1,12
2 T32 81 8
3 T32- 20 154 3 17,9 570 8,77 1 0,88
3 T33 76
3 T33- 20 151 3 17,4 590 9,70 1
4 T34 92
3 T34- 20 150 0 17,3 610 10,0 1 1,00
5 T35 21 0
3 T35- 20 167 0 19,4 630 4,50 1 0,45
6 T36 87
3 T36- 20 161 0 18,9 650 6,51 1 0,65
7 T37 10
3 T37- 20 156 1 18,2 670 8,13 1 0,81
8 T38 71
3 T38- 20 163 0 19,1 690 5,85 1 0,58
9 T39 26
4 T39- 20 160 0 18,7 710 6,84 1 0,68
0 T40 94
4 T40- 20 164 1 19,2 730 5,51 1 0,55
1 T41 25
4 T41- 20 161 0 18,9 750 6,51 1 0,65
2 T42 10
4 T42- 20 161 4 18,9 770 6,51 1 0,65
3 T43 10
4 T43- 20 162 1 19,0 790 6,18 1 0,62
4 T44 21
4 T44- 20 160 4 18,7 810 6,84 1 0,68
5 T45 94
4 T45- 20 156 1 18,2 830 8,13 1 0,81
6 T46 71
4 T46- 20 156 0 18,2 850 8,13 1 0,81
7 T47 71
4 T47- 20 156 0 18,2 870 8,13 1 0,81
8 T48 71
4 T48- 20 160 1 18,7 890 6,84 1 0,68
9 T49 94
5 T49- 5 173 0 4,96 895 0,61 0,25 0,06
0 T50 3
5 T50- 5 177 0 4,99 900 0,26 0,25 0,03
1 T51 3
5 T51- 5 180 1 5,00 905 0,00 0,25 0,00
2 T52 0
5 T52- 5 183 0 4,99 910 0,26 0,25 0,03
3 T53 3
5 T53- 5 190 0 4,92 915 0,87 0,25 0,09
4 T54 4
5 T54- 5 197 1 4,78 920 1,46 0,25 0,15
5 T55 2
5 T55- 5 214 0 4,14 925 2,80 0,25 0,28
6 T56 5
5 T56- 5 213 0 4,19 930 2,72 0,25 0,27
7 T57 3
5 T57- 20 221 0 15,0 950 13,1 1 1,31
8 T58 94 2
5 T58- 20 224 0 14,3 970 13,8 1 1,39
9 T59 87 9
6 T59- 20 225 1 14,1 990 14,1 1 1,41
0 T60 42 4
6 T60- 20 226 1 13,8 1010 14,3 1 1,44
1 T61 93 9

Tabel 3 menunjukkan bahwa terdapat 61 titik pengukuran pada jalan sepanjang

800 m. jarak T1- T2 adalah 20 dan diukur titik azimuth dan kelerengannya

menggunakan clinometer.

Grafik 1. Azimut

Azimuth
300

200

100

0
0 200 400 600 800 1000 1200

Azimuth

Grafik 2. Healing
Healing
6
4
2
0
0 200 400 600 800 1000 1200
-2
-4

Healing

Grafik 3. BT

BT
20.00
15.00
10.00
5.00
0.00
0 200 400 600 800 1000 1200

BT

B. Jembatan

5. Gambar jembatan : bagian-bagian (kepala jembatan, pilar, gelagar, decks),


material dan kondisi umum.
6. Lokasi kepala jembatan : stabil

7. Deskripsi bagian jembatan

a. Pondasi : t= 9 m, kondisi baik

b. Pagar : t= 1m, kondisi rusak

c. Pilar : tidak ada

d. Gelagar : tebal= 70 cm, kondisi kokoh

e. Lantai : lebar= 3,56 m, panjang=12,8 m, kondisi

baik

8. Deskripsi lokasi jembatan

a. Kesesuaian letak jembatan : sesuai dengan arus sungai

b. Kerawanan lokasi jembatan : tidak mudah ambles

c. Lebar sungai :4m

d. Debit :0

e. Kondisi sempadan sungai : terdapat vegetasi berupa pisang, jati,

bambu, salak, salam, mangga, lamtoro

f. Panjang lereng sungai :5m

g. Healing sempadan sungai : baik

9. Apakah ada tanda-tanda gangguan terhadap ekosistem akibat proses

konstruksi jembatan? Tidak

10. Bagaimana kondisi vegetasi di sekitar jembatan? Baik

11. Apakah jembatan yang diamati dapat dijamin kelancaran dan keselamatan

kegiatan pengangkutan : (jumlah kendaraan dalam 30 menit)

a. Mobil : 9

b. Motor : 62
C. Gorong-gorong

12. Gambar gorong-gorong (inlet dan outlet)

13. Deskripsi bagian gorong-gorong

- Inlet

a. Panjang : 81 cm

b. Lebar : 70 cm

c. Tinggi : 13 cm

d. Kondisi inlet : tertimbun tanah, sudah retak, dan lubang lebih lebar dari

inlet

- Outlet

a. Panjang :2m

b. Lebar : 30 cm

c. Tinggi : 57 cm

d. Kondisi outlet : pondasi rusak, pecah, lubang lebih kecil dari inlet
14. Deskripsi lokasi gorong-gorong

a. Kesesuaian letak gorong-gorong : sesuai karena berada di cekungan

air mengaalir

b. Kerawanan lokasi gorong-gorong : Rawan ambles, karena pondasi

tidak kuat

c. Lebar parit :4m

d. Debit :0

e. Vegetasi parit : semak sudah mati

15. Apakah ada tanda-tanda gangguan terhadap ekosistem akibat proses

konstruksi jembatan? Tidak

16. Apakah gorong-gorong yang diamati dapat dijamin kelancaran aliran air?

Tidak, karena lubang inlet lebih besar daripada lubang outlet sehingga lebih

besar resiko untuk tersumbat

GORONG-GORONG 2

1. Gambar gorong-gorong (inlet dan outlet)


2. Deskripsi bagian gorong-gorong

- Inlet

a. Panjang : 105 cm

b. Lebar : 30 cm

c. Tinggi : 50 cm

d. Kondisi inlet : tertimbun tanah

- Outlet

a. Panjang : 120 m

b. Lebar : 27 cm

c. Tinggi: 77 cm

d. Kondisi outlet : baik

3. Deskripsi lokasi gorong-gorong

e. Kesesuaian letak gorong-gorong : baik, sesuai karena berada di cekungan

air mengalir

f. Kerawanan lokasi gorong-gorong : tidak rawan ambles, karena pondasi

kuat

g. Lebar parit : 90 cm

h. Debit : 0 (Kering)

i. Vegetasi parit : Liana


4. Apakah ada tanda-tanda gangguan terhadap ekosistem akibat proses

konstruksi jembatan? Tidak

5. Apakah gorong-gorong yang diamati dapat dijamin kelancaran aliran air? Ya,

karena kondisinya baik dan sesuai dengan arah arus aliran air.

3.5. Pembahasan

Pembukaan wilayah hutan adalah kegiatan penyediaan prasarana atau

infrastruktur seperti jaringan jalan, log pond, base camp induk dan base camp

cabang, pembinaan hutan, tempat penimbunan kayu/tpn, jembatan dan gorong-

gorong. Hal ini dilakukan agar memudahkan berlangsungnya kegiatan produksi,

pembinaan hutan, inspeksi kerja, transportasi dan komukasi antar pusat kegiatan.

Pelaksanaan pembukaan wilayah hutan harus dilakukan secara bertahap dan

terpadu dalam perencanaannya agar dapat melayani kebutuhan masa kini dan

masa yang akan datang dalam pengelolaan hutan lestari. Pembukaan wilayah

hutan berfungsi untuk mempermudah pengangkutan kerja, peralatan, pembinaan

hutan, kegiatan pemanenan hutan, penebangan, penyaradan, pengumpulan dan

pengangkutan, serta mempermudah kegiatan lainnya (Elias, 2012).

Fasilitas dan berbagai sarana yang telah dibangun dalam PWH dievaluasi dan

dalam hal ini sarana yang dievaluasi adalah jalan, jembatan serta gorong-gorong.

Pelaksanaan evaluasi jalan utama dilakukan pada jalan dengan panjang 1000 m

dengan menganalisis kondisi jalan tersebut setiap 200 m. evaluasi dilakukan pada
standar jalan tersebut dengan kriteria jenis perkerasan, tebal perkerasan, side

slope dan batter slope, penampang melintang jalan. Jenis perkerasan pada jalan

tersebut adalah aspal dengan ketebalan rata-rata 4,5 cm. Side slope rata-rata 10,2

%, sedangkan pada batter slope ditemukan 0.

Evaluasi PWH juga dilakukan pada gorong-gorong yang berada di lokasi

pengamatan. Deskripsi bagian gorong-gorong pada inlet adalah panjang 105 cm,

lebar 30 cm, tinggi 50 cm, kondisi inlet banyak tanah dan deskripsi outletnya

dengan panjang 120 cm, lebar 27 cm, tinggi 77 cm dan kondisi outletnya buruk.

Lokasi gorong-gorong dideskripsikan dengan vegetasi parit yaitu liana dan lebar

parit 90 cm. Berdasarkan pengamatan terhadap gorong-gorong tersebut adalah

tertutup vegetasi dan tanah akibat terjadinya erosi.

Evaluasi PWH yang lain adalah evaluasi kondisi jembatan yang terdapat pada

lokasi pengamatan. Bentuk jembatan adalah bagian jembatan dengan ukuran

pondasi 9 m, pagar 1 m, tidak ada pilar, lantai 3,6 m dan 18 m dengan kondisi

baik. Deskripsi lokasi jembatan adalah sesuai dengan arus sungai, tidak mudah

amblas, lebar sungai 4 m, debit 0, panjang lereng sungai 5 m dan healing

sempadan sungai dengan kondisi baik.

Hasil E% yang telah dihitung adalah sebesar 32,46 % dan hsail ini termasuk tidak

menguntungkan luas sabuk sebesar 420, 2 ha, JP 1,01 cm, MSDt adalah 101,36

m, RS 202,72 m dan RD 49,53 m/ha.


3.6. Kesimpulan dan Saran

Kesimpulan yang diperoleh dari praktik umum acara pembukaan wilayah hutan

adalah

A. Sarana dan prasarana yang di evaluasi pada pembukaan wilayah hutan yaitu

kanan dan kiri bahu jalan sebaiknya diberi selokan atau siring, kondisi jalan

yang berlubang sebaiknya diperbaiki, gorong gorong yang sudah tidak layak

sebaiknya diperbaiki kembali sehingga dapat berfungsi sebagaimana mestinya

dan perlunya pemeliharaan pada jembatan.

B. Jalan yang telah dibangun cukup baik karena pada stiap penelitian masih

terdapat jalan yang bergelombang dan tidak rata.

3.7. Daftar Pustaka

3.8. Lampiran

3.8.1. Dokumentasi

Gambar 1. Pengukuran lebar jalan


Gambar 2. Pengamatan Gorong-gorong

Gambar 3. Pengamatan kondisi Jembatan

Anda mungkin juga menyukai