Anda di halaman 1dari 22

BAB V

CAMPURAN AGREGAT

5.1. Pengujian Material Batu Pecah


a. Analisa Saringan Pasir
b. Percobaan Analisa Saringan Batu Pecah
c. Mix Design
5.2. Analisa Saringan Pasir
5.2.1. Referensi
 ASTM C 1366 – 95a “Analisa Saringan Pasir”
 SNI 03 – 1968 – 1990 “Agregat halus dan kasar, Metode pengujian analisis
saringan”.
5.2.2. Dasar Teori
Analisa saringan pasir adalah pengelompokan besar butir analisa agregat
halus menjadi komposisi gabungan yang ditinjau berdasarkan saringan. Adapun
tujuan dari analisa saringan yaitu untuk mendapatkan batas gradasi dari agregat,
dan untuk mendapatkan komposisi campuran analisa agregat halus dalam bentuk
ideal, sebelum dicampurkan dengan agregat kasar.
5.2.3. Tujuan
 Menentukan ukuran butiran pasir
5.2.4. Metodologi Pengujian
A. Peralatan Yang Diperlukan
 Timbangan analisa
 Satu set ayakan
 Alat penggetar listrik.
B. Benda Uji
 Pasir dalam keadaan kering oven

59
C. Langkah Pelaksanaan
 Oven pasir selama 24 jam.
 Timbang pasir = 1000 gr.
 Memasukan pasir kedalam ayakan dengan ukuran saringan paling besar
ditempat paling atas, dan digetarkan dengan mesin penggetar selama 10
menit.
 Menimbang pasir yang tertinggal pada tiap-tiap ayakan.
D. Hasil Perhitungan
Hasil pengujian Analisis Saringan Pasir tercatat pada tabel dibawah ini :

Tabel 5.1 Form Pengamatan Percobaan Analisis Saringan Pasir


TEST KONDISI DAN ANALISA AYAKAN PASIR

Group / Mahasiswa :……….. ………………………………

Tanggal Praktikum :…………………………………………

Hasil analisa ayakan pasir Kondisi pasir

- Asal : SNI 03-


Pasir Prosentase
- Syarat 2816-1992
1000 gram Komulatif kebersihan
Lubang
ayakan Berat Prosen

inci/mm Tertinggal Tertinggal a. Kadar : lebih muda


Tinggal Lolos daripada
Organis
(Gram) (Gram) warna
pembanding

4,75 40,5 4,05 4,05 95,95 b. Kadar :0.05 %


Lumpur/
2,36 62,3 6,23 10,28 89,72 Coloid

1,7 55,3 5,5 15,81 84,19

60
0,85 200,5 20,05 35,86 64,14 - Berat Volume :1.4 kg/dm3

0,30 355 35,5 71,36 28,64 - Kelembaban : 0.9 %

0,15 190,7 19,07 90,43 9,51

0 95,7 9,57 100 0 - Resapan :3.6 %

Jumlah 1000 100 - Grading Zone : Zona 3

Pasir =

Sumber : data pengujian di Laboratorium Teknologi Beton

Grafik Analisa Zone 1


120
100
95 95.95
100 89.72 90
84.19
% Lolos Agregat

80 70
64.14
60
60

40 34
28.64 30 batas atas
20 gradasi
15
20 9.57
10 batas bawah
5
0 0
0
0.00 1.00 2.00 3.00 4.00 5.00
Lubang Ayakan (mm)

Gambar 5.1. Grafik Zona 1 Pasir

61
Grafik Analisa Zone 2
120
100 100
95.95
100 90 89.72 90
84.19
75
% Lolos Agregat
80
64.14
59
55
60

35
40 30
28.64 gradasi
batas atas
20 9.57
10 8 batas bawah
0 0
0
0.00 1.00 2.00 3.00 4.00 5.00
Lubang Ayakan (mm)

Gambar 5.2. Grafik Zona 2 Pasir

Grafik Analisa Zone 3


120
100 100 100
95.95
100 89.72 90
84.19 85
79
75
% Lolos Agregat

80
64.14
60
60
40
40 28.64 gradasi
batas atas
1012
20 9.57 batas bawah
0 0
0
0.00 0.50 1.00 1.50 2.00 2.50 3.00 3.50 4.00 4.50 5.00
Lubang Ayakan (mm)

Gambar 5.3. Grafik Zona 3 Pasir

62
Grafik Analisa Zone 4
120
100 100 100 100
95 95.95
95
100 90 89.72
84.19
80

% Lolos Agregat
80
64.14
60 50

40 28.64 gradasi
1515 batas atas
20 9.57 batas bawah
0 0
0
0.00 0.50 1.00 1.50 2.00 2.50 3.00 3.50 4.00 4.50 5.00
Lubang Ayakan (mm)
.
Gambar 5.4. Grafik Zona 4 Pasir

5.2.5. Kesimpulan
Jika dalam perhitungan analisa saringan pasir tidak sesuai dengan yang
disyaratkan, maka harus dilakukan percobaan ulang. Dan dari hasil percobaan
analisa saringan pasir didapatkan analisa saringan pasir masuk kedalam zona 3.
Semakin besar zona yang terbentuk semakin kecil spesifikasi yang
menyebabkan kurang begitu baik kondisi pasir ayakannya.

5.3. Analisa Saringan Batu Pecah


5.3.1. Referensi
 ASTM C 136 – 95a “Standart Method For Sieve Analysis Of Fine And
Coarse Aggregates”.
 SNI 03 – 1968 – 1990 “Agregat halus dan kasar,Metode pengujian analisis
saringan”.
5.3.2. Dasar Teori
Analisa saringan batu pecah adalah pengelompokan besar butir analisa
agregat kasar menjadi komposisi gabungan yang ditinjau berdasarkan saringan.
Adapun tujuan dari analisa saringan yaitu untuk mendapatkan batas gradasi dari

63
agregat, dan untuk mendapatkan komposisi campuran analisa agregat kasar
dalam bentuk ideal, sebelum dicampurkan dengan agregat halus. Mengingat
bahwa agregrat menempati 70-75% dari total volume beton akan kualitas
agregrat sangat berpengaruh terhadap kualitas beton. Dengan agregrat yang
baik, maka beton dapat dikerjakan (workable), kuat, tahan lama, (durable), dan
ekonomis.
5.3.3. Tujuan
 Menentukan ukuran butiran batu pecah.
5.3.4. Metodologi Pengujian
A. Peralatan Yang Diperlukan
 Timbangan.
 Satu set ayakan batu pecah.
 Alat penggetar.
B. Benda Uji
 Kerikil / batu pecah dalam keadaan kering oven
C. Langkah Pelaksanaan.
1. Timbang batu pecah = 2000 gr
2. Memasukkan batu pecah kedalam ayakan dengan ukuran saringan paling
besar ditempat paling atas, dan digetarkan dengan mesin penggetar
selama 10 menit.
3. Menimbang batu pecah yang tertinggal pada tiap – tiap ayakan

64
D. Hasil Perhitungan
Hasil pengujian Analisis Saringan Batu Pecah tercatat pada tabel dibawah :

Tabel 5.2 Form Pengamatan Percobaan Analisis Saringan Batu Pecah

TEST KONDISI DAN ANALISA AYAKAN KERIKIL / BATU PECAH

Group / Mahasiswa :………... ………………………………

Tanggal Praktikum :…………………………………………

Analisa Saringan Kondisi Kerikil – Batu Pecah


Lubang Tertinggal Komulatif - Syarat
Saringan Kebersihan
No. mm gram % Tinggal Lolos
% %
1” 25 0 0 0 100 Kadar lumpur : 0,3 %
0,76” 19 185 9,25 9,25 90,75
0,5” 12,5 1725 86,25 9,25 4,5 - Berat jenis SSD : 2.05 gr/cm3
0,3” 9,5 80 4 99,5 0,5 - Berat volume
0,2” 6,3 5 0,25 99,75 0,25 a. Lepas : 1,36 kg/dm3
0,19” 4,75 5 0,25 100 0 b. Padat : 1,49 kg/dm3
pan 0,000 0 0 0 100
2000 100% -Kelembaban : 0.5 %
Sumber : data pengujian di Lab. Teknologi Beton

65
120 ZONA 1

100

80
Lolos %

60
1,5 in to 3/15

40 inch saringan

20

0
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5
Ukuran batu pecah ( inch)

Gambar 5.5. Grafik Zona 1 Batu Pecah

120
ZONA 2

100

80
Lolos (%)l

60
3/3 in to 3/16 inch
inch saringan
40

20

0
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5
Ukuran Batu Pecah ( inch)

Gambar 5.6. Grafik Zona 2 Batu Pecah

66
ZONA 3
120

100

80
Lolos ( %)

60 3/8 in to 3/15 inch


inch saringan
40

20

0
0 0.5 1 Ukuran
1.5 Batu Pecah
2 % 2.5 3 3.5

Gambar 5.7. Grafik Zona 3 Batu Pecah


5.3.5. Kesimpulan
Jika dalam perhitungan analisa saringan batu pecah tidak sesuai dengan yang
disyaratkan, maka harus dilakukan percobaan ulang. Dan dari hasil percobaan
analisa saringan batu pecah didapatkan analisa saringan batu pecah masuk
kedalam zona 1. Semakin besar zona yang terbentuk semakin kecil spesifikasi
yang menyebabkan kurang begitu baik kondisi pasir ayakannya.

5.4. Mix Design


5.4.1. Referensi
 ACI Method Of Proportioning Concrete Mixes
 SNI – 03 – 2834 – 2000 “Tata cara pembuatan rencana campuran beton
normal”
 SNI 03 – 1750 – 1990 “ Agregat beton, Mutu dan cara uji”
5.4.2. Dasar Teori
Campuran beton merupakan perpaduan dari komposit material penyusunnya.
Karakteristik dan sifat bahan akan mempengaruhi hasil rancangan. Perancangan
campuran beton dimaksudkan untuk mengetahui komposisi atau proporsi bahan-

67
bahan penyusun beton. Proporsi campuran dari bahan-bahan penyusun beton ini
ditentukan melalui sebuah perancangan beton (mix design). Perencanaan
inidimaksudkan untuk pemilihan material/bahan, menentukan proporsi masing-
masing bahan sehingga diperoleh beton yang mempunyai kuat tekan seperti
yang direncanakan, mudah dikerjakan ( dari segi pengadukan, pengangkutan,
penuangan, pemadatan, dan perataan) tanpa kecenderungan akan terjadi
segregasi dan bleeding, tahan lama, serta ekonomis.
5.4.3. Tujuan
 Menentukan prosentase campuran semen, pasir dan batu pecah sesuai
kekuatan tekan / mutu beton yang direncanakan.
5.4.4. Peralatan Yang Diperlukan
 Kalkulator
5.4.5. Langkah Pelaksanaan

DAFTAR ISIAN (FORMULIR) PERENCANAAN CAMPURAN BETON

TABEL/GRAFIK/
NO URAIAN NILAI
PERHITUNGAN
225 kg/cm2 pada 28 hari
1. Kuat tekan yang disyaratkan Ditetapkan
Bagian cacat 10 persen
4,2 N/mm2 atau tanpa
2. Deviasi Standar Tabel 5.3
data…..N/mm2
(k = 1,34) 1,34 x 42 =
3. Nilai tambah (margin)
56,28 N/mm2
Kekuatan rata – rata yang 225 + 56,28 = 281,28
4. (1+3)
ditargetkan N/mm2
5. Jenis semen Ditetapkan Jenis 1
Jenis agregat : Kasar Sesuai dengan hasil 2,05 Batu Pecah (kerikil)
6.
Jenis agregat : Halus laboratorium Pasir alami(pasir) 2,6
Tabel 5.7 0,53
7. Faktor air semen bebas
Grafik 1 atau 2
8. Faktor air semen maksimum Tabel 5.8 0,60 (non korosif)

68
Tabel 5.9
Tabel 5.10
Ditetapkan sesuai
9. Slump Slump 120 mm 12 cm
Tabel 5.11
Analisa Ukuran
10. Ukuran agregat maksimum Ayakan Kerikil yang 19 mm
mulai tertinggal
11. Kadar air semen bebas Tabel 5.12 213,3 kg/m3
Poin Nomor 213,3 : 0,53 = 402,5
12. Jumlah semen
11 : 8 atau 11 : 7 kg/mm3
13. Jumlah semen maksimum Ditetapkan 402,5 kg / mm3
Tabel 5.13
14. Jumlah semen mínimum Tabel 5.14
Tabel 5.15 275 kg/m3 (non-korosif)
Disesuaikan dengan
Faktor air semen yang
15. Kadar Air Semen 0,60
disesuaikan
Maksimum
Susunan besar butir agregat Grafik 5.1 s/d Grafik Daerah gradasi susunan
16.
halus 5.4 butir 3 (zona 3)
17. Persen agregat halus Grafik 5.7 34 persen
Berat jenis relatif, agregat
18. 2,5 diketahui / dianggap
(kering permukaan)
19. Berat jenis beton Grafik 5.8 2275 kg/m3
Poin Nomor 2275 – (402,5 + 213,3 =
20. Kadar agregat gabungan
19 – (12 + 11) 1659,2 kg/m3
Poin Nomor 34% x 1659 = 564,1
21. Kadar agregat halus
17 x 20 kg/m3
Poin Nomor 1659,2 - 564,1 =
22. Kadar agregat kasar
20 – 21 1095,1 kg/m 3

Agregat Agregat
Air (Kg atau
Proporsi Campuran Semen (Kg) halus kasar
Liter)
(Kg) (Kg)
- tiap m3 ……1 m3……… …..402,5… …213,3… …564,1… …1095,1…
- tiap campuran
…….8,2…. ......4,4....... ......11,5...... .....22,4.....
uji……….m /biji
3

69
PROSEDUR PERHITUNGAN MIX DESIGN
BESERTA CONTOH DAN GRAFIK YANG DIGUNAKAN
Langkah – langkah pembuatan rencana campuran beton normal (pada daftar isian) :
1. Mengambil kuat tekan beton yang disyaratkan 225 kg/cm2 pada 28 hari

2. Menghitung deviasi standar yang diketahui dari besarnya jumlah (volume) pembebasan
yang akan dibuat dalam hal ini dianggap untuk pembuatan 1000-3000 m3 beton
sehingga nilai s = 4,2 N/mm2.

Tabel 5.5. Nilai standart deviasi berdasarkan tingkat pengendalian mutu pekerjaan
Tingkat Pengendalian Mutu Standar Deviasi
Pekerjaan (Mpa)
Memuaskan 2,8
Sangat Baik 3,5
Baik 4,2
Cukup 5,6
Jelek 7,0
Tanpa Kendali 8,4

3. Menghitung nilai tambah margin (k = 1,34) 1,34 x 42 = 56,28 N/mm2 .

4. Menghitung kuat tekan beton rata – rata yang ditargetkan fcr’ adalah 225 + 56,28 =
281,28 N/mm2.

Tabel 5.6. Nilai kuat tekan rata-rata untuk benda uji tanpa adanya pengalaman
pembuatan beton.
Persyaratan Kuat Tekan f’c (Mpa) Kuat tekan rata-rata perlu, f’cr (Mpa)
Kurang dari 21 F’c + 7,0

70
Lanjutan Tabel 5.6 Nilai tekan rata-rata untuk benda uji tanpa adanya
pengalaman pembuatan beton
21 sampai dengan 35 F’c + 8,5
Lebih dari 35 F’c + 7,0

5. Menetapkan jenis semen yaitu semen gresik atau Semen Portland tipe 1.

6. Menetapkan jenis agregat kasar dan agregat halus. Agregat kasar dalam bentuk Batu
Pecah (krikil) dan agregat halus dalam bentuk pasir alami (pasir kali).

7. Menentukan faktor air semen bebas. Cara penentuan Faktor Air Semen Bebas ini ada 2
cara :
1. Menentukan nilai kuat tekan pada umur 28 hari dengan menggunakan tabel 4 sesuai
dengan semen dan agregat yang dipakai.
Tabel 5.7. Nilai kuat tekan beton berdasarkan tipe semen dan sesuai umur yang
dikehendaki
Jenis Semen Jenis Agregat Kuat Tekam (Mpa) pada umur
Kasar 3 Hari 7 Hari 28 Hari 91 Hari
Semen Alami 17 23 33 40
Portland
Batu Pecah 19 27 37 45
(Tipe I,II,III)
Semen Alami 21 28 38 44
Portland
Batu Pecah 25 33 44 48
(Tipe III)

Dengan menggunakan tabel diatas diketahui fcr 37 Mpa dengan Umur 28 hari, tipe
semen adalah tipe 1, maka didapat FAS = 0.44

71
Gambar 5.5. Grafik Penentuan Faktor Air Semen

2. Untuk fcr = 225 kg/cm2 = 22.5 Mpa dengan umur 28 hari , maka dari grafik didapat
FAS = 0,53

Gambar 5.6 Grafik Penentuan Faktor Air Semen

72
8. Menetapkan faktor air semen maksimum (dapat ditetapkan sebelumnya atau tidak), dan
ditetapkan 0,60. Jika nilai faktor air semen yang diperoleh dari butir 7 diatas lebih kecil
dari yang dikehendaki, maka yang dipakai yang terendah.

Tabel 5.8 Nilai FAS maksimum untuk berbagai pembetonan dan lingkungan khus

Uraian f.a.s Masimum


1. Beton di dalam ruang bangunan
0,60
a. Keadaan keliling non korosif
0,52
b. Keadaan keliling korosif disebabkan kondensasi atau
uap-uap korosif
0,55
2. Beton di luar ruang bangunan 0,60
a. Tak terlindung hujan dan terik matahari langsung
0,55
b. Terlindung hujan dan terik matahari langsung Lihat tabel 1,7
Lihat tabel 1,6
3. Beton yang masuk kedalam tanah
a. Mengalami keadaan basah dan kering bergantian
b. Mendapat pengaruh sulfat alkali dari tanah atau air tanah
4. Beton yang kontinu berhubung dengan air

(Sumber: TBK Mix Design. 2007)

Tabel 5.9 FAS maksimum untuk beton bertulang dalam air


Berhubungan dengan Tipe semen Faktor Air Semen
Air Tawar Semua Tipe I-IV 0,5
Air Payau a. Tipe I + Pozolan (15%- 0,45
40%) atau S.P.Pozolan
0,50
Air Laut b. Tipe II atau V 0,45
Tipe II atau V

(Sumber: TBK Mix Design. 2007)

73
Tabel 5.10 FAS maksimum untuk beton bertulang yang berhubungan dengan air tanah yang
mengandung sulfat.
Konsentrasi Sulfat (SO3)
Dalam Tanah SO3 Dalam Jenis Semen f.a.s
Total SO3% SO3Dalam campuran (g/l) air tanah Maks
Air : Tanah (2 : 1) (g/l)
< 0,2 < 1.0 < 0,3 Tipe I, dengan atautanpa 0,50
Pozolan (15%-40%)
0,2 – 0,5 1,0 – 1,9 0,3 – 1,2 a. Tipe I tanpa Pozolan 0,50
0,55
b. Tipe I + Pozolan (15%-
40%) atau S.P.Pozolan 0,55
0,5 – 1,0 1,9 – 3,1 1,2 – 2,5 0,45
c. Tipe II atau V
a. Tipe I + Pozolan (15%- 0,45
1,0 – 2,0 3,1 – 5,6 2,5 – 5,0 0,45
40%) atau S.P.Pozolan
>2,0 >5,6 >5,0 0,45
b. Tipe II atau V
Tipe II atau V
Tipe II atau V dan lapisan
pelindung

9. Menetapkan nilai slump setinggi 120 mm, karena direncanakan akan digunakan sebagai
pelat, balok, kolom dan dinding.
Tabel 5.11 Nilai slump
No Uraian Slump (cm)
Max Min
1 Dinding plat pondasi telapak bertulang 12,5 5,0

2 Pondasi telapak tidak bertulang, Kaison, 9,0 2,5


dan konstruksi bawah tanah

3 Plat, balok, kolom, dan dinding 15,0 7,5

4 Pengerasan jalan 7,5 5,0

5 Pembetonan missal 7,5 2,5

(Sumber: TBK Mix Design. 2007)

74
10. Menetapkan ukuran agregat maksimum ditetapkan 19 mm ada pada analisa saringan
batu pecah pada tabel 5.2

11. Menentukan nilai kadar air semen bebas untuk mendapatkan kadar air bebas, sebagai
acuan periksalah tabel 5.12 yang dibuat untuk agregat gabungan alami atau yang berupa
batu pecah.
Tabel 5.12 Nilai kadar air bebas berdasarkan nilai ukuran agregat maksimal, jenis
agregat dan nilai slump.

Ukuran Max Jenis Agregat Slump (mm)


Agregat (mm) 0 – 10 10 – 30 30 – 60 60 – 180
10 Alami 150 180 205 225
Batu Pecah 180 205 230 250
20 Alami 135 160 180 190
Batu Pecah 170 190 210 225
40 Alami 115 140 160 175
Batu Pecah 155 175 190 205
(Sumber: TBK Mix Design. 2007)

Dari hasil nilai slump 120 mm dan agregat maksimum adalah 19 cm, didapatkan nilai
agregat halus 190 dan agregat kasar 225. Maka dapat diperhitungkan kadar air semen
bebas nya adalah sebagai berikut :
1/3 A H + 2/3 A K = 1/3 190 + 2/3 225
= 63.3 + 150 = 213.3 kg/m3

12. Menghitung jumlah semen yang besarnya adalah kadar air semen bebas dibagi dengan
faktor air semen bebas atau faktor air semen maksimum. Penentuan pembagi apakah
menggunakan faktor air semen bebas atau faktor air semen maksimum adalah
berdasarkan nilai paling kecil, maka :
213.3 / 0.53 = 402.5 kg/mm3 . (menggunakan faktor air semen maksimum, dengan nilai
0.53)

75
13. Menentukan semen maksimum jika tidak ditetapkan dapat diabaikan. Namun dapat
diasumsikan adalah nilai dari jumlah semen pada penentuan jumlah semen.

14. Menentukan jumlah semen seminimum mungkin. Penentuan ini diambil pada tabel 5.13
dibawah ini yang mana diawal tadi dipilih keadaan non korosif, maka diambil 275
kg/m3.

Tabel 5.13 Nilai jumlah semen minimum untuk beton dengan kondisi tertentu

Uraian Jumlah Semen Minimum


Per m3 Beton (kg/m3)
1. Beton di dalam ruang bangunan
275
a. Keadaan keliling non korosif
b. Keadaan keliling korosif disebabkan Kondensasi atau 325
uap-uap korosif
2. Beton di luar ruang bangunan
a. Tidak terlindung dari hujan dan terik matahari langsung
325
b. Terlindung dari hujan dan terik matahari langsung 275
3. Beton yang masuk kedalam tanah
a. Mengalami keadaan basah dan kering berganti ganti 325
b. Mendapat pengaruh sulfat alkali dari tanah atau air
Lihat tabel 5.14
tanah
4. Beton yang kontinu berhubung dengan air tawar / payau /
Lihat tabel 5.15
laut
(Sumber: TBK Mix Design. 2007)

76
Tabel 5.14 Jumlah semen minimum untuk pekerjaan beton bertulang dalam air

Berhubung dengan Tipe semen Ukuran Agregat (mm)


40 20
Air tawar Semua Tipe I-IV 280 300
Air payau a. Tipe I + Pozolan (15%-40%) atau 340 380
S.P.Pozolan
290 330
Air Laut b. Tipe II atau V 330 370
Tipe II atau V

(Sumber: TBK Mix Design. 2007)

Tabel 5.15 Jumlah semen minimum untuk pekerjaan beton bertulang yang
berhubungan dengan air tanah yang mengandung sulfat

Konsentrasi Sulfat (SO3) Kandungan Semen


Dalam Tanah SO3 Jenis Semen Minimum (kg/m3)
Total SO3Dalam campuran Dalam Ukuran Agregat
SO3% (g/l) air tanah
Air : Tanah (2 : 1) (g/l) 40 20 10
< 0,2 < 1.0 < 0,3 Tipe I, dengan atautanpa 280 300 350
Pozolan (15%-40%)
0,2 – 0,5 1,0 – 1,9 0,3 – 1,2 Tipe I tanpa Pozolan 290 330 380
Tipe I + Pozolan (15%- 250 290 430
40%) atau S.P.Pozolan
Tipe II atau V 340 380 430
1,9 – 3,1 1,2 – 2,5 Tipe I + Pozolan (15%- 290 330 380
0,5 – 1,0 40%) atau S.P.Pozolan
Tipe II atau V
3,1 – 5,6 2,5 – 5,0 Tipe II atau V 330 370 420
1,0 – 2,0 >5,6 >5,0 Tipe II atau V dan 330 370 420
>2,0 lapisan pelindung

(Sumber: TBK Mix Design. 2007)

77
15. Menentukan faktor air semen yang disesuaikan, disesuaikan dengan angka air semen
maksimal, yaitu 0,60.

16. Menentukan susunan besar butir agregat halus (pasir) telah ditentukan dari analisa
ayakan pasir, yaitu Zona 3

17. Menentukan prosentase pasir dengan menggunakan grafik 10 s/d 12 adalah 4,8 mm.
Dengan diketahuinya ukuran butir agregat maksimum dapat dicari dalam grafik 12
untuk kelompok butir agregat maksimum 19 mm pada nilai slump 60-180 mm dan nilai
factor air semen 0,60. Dan ditarik garis sehingga menyentuh butir atau Zona 3 tarik garis
datar. Nilai yang tercipta agregat halus 34%.

Gambar 5.7. Grafik Presentase Agregat Halus yang Diperlukan

78
18. Menghitung berat jenis relatif agregat adalah menghitung berat jenis gabungan. Artinya
gabungan agregat halus dan agregat kasar. Perhitungan berat jenis relatif rumusnya :
34% berat jenis pasir + 69% berat jenis kerikil = 34% x 2,6 + ((100-34) : 100) x 2,5 =
2,5

19. Berat jenis beton diperoleh dari grafik 13 dengan jalan membuat grafik baru yang sesuai
dengan nilai berat jenis agregat gabungan 2,7. Titik potong grafik baru tadi dengan
tegak yang menunjukkan kadar air bebas (dalam hal ini 216 kg/m3, menunjukkan beton
yang direncanakan) dalam hal ini diperoleh angka 2275 kg/m3.

Gambar 5.8. Grafik Nilai Berat Jenis Beton Berdasarkan Kandungan Air Semen Bebas

20. Menghitung kadar agregat gabungan yang besarnya adalah berat jenis beton dikurangi
jumlah kadar semen dan kadar air bebas dengan prosentase berat jenis beton pada butir
19 dikurangi hasil tambah dari jumlah semen pada butir 12 dan kadar air semen bebas
pada butir 11, maka = 2275 - (402,5+213,3)=1659,2 kg/m3.

79
21. Menghitung kadar agregat halus yang besarnya adalah hasil kali prosentase pasir butir
17 dikali kadar agregat gabungan butir 20, maka =
34% x 1659 = 564,1 kg/m3.

22. Menghitung kadar agregat kasar yang besarnya adalah kadar agregat gabungan butir 20
dikurangi kadar agregat gabungan butir 21, maka :
1659,2 – 564,1 = 1095,1 kg/m3.

23. Perhitungan Proporsi campuran yaitu langkah awal dengan masukan data bahan :
Air 213.3 kg/m3, Semen 402.5 kg/m3, Pasir 564.1 kg/m3 , Batu Pecah 1095.1 kg/m3.
Sementara itu dari data yang ada, maka untuk pembuatan 10 benda uji silinder ukuran
diameter 15.5 cm dan tinggi 15.5 cm adalah :
Bahan x Volume Silinder x Jumlah Benda Uji x 1.3, maka :
Air = 213.3 x 0.00157 x 10 x 1.3 = 4.35 >> 4.4
Semen = 402.5 x 0.00157 x 10 x 1.3 = 8.215 >> 8.2
Pasir = 564.1 x 0.00157 x 10 x 1.3 = 11.51 >> 11.5
Batu Pecah = 1095.1 x 0.00157 x 10 x 1.3 = 22.35 >> 22.4
Dengan keterangan nilai 1.3 adalah faktor penambahan volume adukan untuk menjaga
adanya kehilangan campuran karena menempel pada concrete mixer atau pada bak

80

Anda mungkin juga menyukai