CAMPURAN AGREGAT
59
C. Langkah Pelaksanaan
Oven pasir selama 24 jam.
Timbang pasir = 1000 gr.
Memasukan pasir kedalam ayakan dengan ukuran saringan paling besar
ditempat paling atas, dan digetarkan dengan mesin penggetar selama 10
menit.
Menimbang pasir yang tertinggal pada tiap-tiap ayakan.
D. Hasil Perhitungan
Hasil pengujian Analisis Saringan Pasir tercatat pada tabel dibawah ini :
60
0,85 200,5 20,05 35,86 64,14 - Berat Volume :1.4 kg/dm3
Pasir =
80 70
64.14
60
60
40 34
28.64 30 batas atas
20 gradasi
15
20 9.57
10 batas bawah
5
0 0
0
0.00 1.00 2.00 3.00 4.00 5.00
Lubang Ayakan (mm)
61
Grafik Analisa Zone 2
120
100 100
95.95
100 90 89.72 90
84.19
75
% Lolos Agregat
80
64.14
59
55
60
35
40 30
28.64 gradasi
batas atas
20 9.57
10 8 batas bawah
0 0
0
0.00 1.00 2.00 3.00 4.00 5.00
Lubang Ayakan (mm)
80
64.14
60
60
40
40 28.64 gradasi
batas atas
1012
20 9.57 batas bawah
0 0
0
0.00 0.50 1.00 1.50 2.00 2.50 3.00 3.50 4.00 4.50 5.00
Lubang Ayakan (mm)
62
Grafik Analisa Zone 4
120
100 100 100 100
95 95.95
95
100 90 89.72
84.19
80
% Lolos Agregat
80
64.14
60 50
40 28.64 gradasi
1515 batas atas
20 9.57 batas bawah
0 0
0
0.00 0.50 1.00 1.50 2.00 2.50 3.00 3.50 4.00 4.50 5.00
Lubang Ayakan (mm)
.
Gambar 5.4. Grafik Zona 4 Pasir
5.2.5. Kesimpulan
Jika dalam perhitungan analisa saringan pasir tidak sesuai dengan yang
disyaratkan, maka harus dilakukan percobaan ulang. Dan dari hasil percobaan
analisa saringan pasir didapatkan analisa saringan pasir masuk kedalam zona 3.
Semakin besar zona yang terbentuk semakin kecil spesifikasi yang
menyebabkan kurang begitu baik kondisi pasir ayakannya.
63
agregat, dan untuk mendapatkan komposisi campuran analisa agregat kasar
dalam bentuk ideal, sebelum dicampurkan dengan agregat halus. Mengingat
bahwa agregrat menempati 70-75% dari total volume beton akan kualitas
agregrat sangat berpengaruh terhadap kualitas beton. Dengan agregrat yang
baik, maka beton dapat dikerjakan (workable), kuat, tahan lama, (durable), dan
ekonomis.
5.3.3. Tujuan
Menentukan ukuran butiran batu pecah.
5.3.4. Metodologi Pengujian
A. Peralatan Yang Diperlukan
Timbangan.
Satu set ayakan batu pecah.
Alat penggetar.
B. Benda Uji
Kerikil / batu pecah dalam keadaan kering oven
C. Langkah Pelaksanaan.
1. Timbang batu pecah = 2000 gr
2. Memasukkan batu pecah kedalam ayakan dengan ukuran saringan paling
besar ditempat paling atas, dan digetarkan dengan mesin penggetar
selama 10 menit.
3. Menimbang batu pecah yang tertinggal pada tiap – tiap ayakan
64
D. Hasil Perhitungan
Hasil pengujian Analisis Saringan Batu Pecah tercatat pada tabel dibawah :
65
120 ZONA 1
100
80
Lolos %
60
1,5 in to 3/15
40 inch saringan
20
0
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5
Ukuran batu pecah ( inch)
120
ZONA 2
100
80
Lolos (%)l
60
3/3 in to 3/16 inch
inch saringan
40
20
0
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5
Ukuran Batu Pecah ( inch)
66
ZONA 3
120
100
80
Lolos ( %)
20
0
0 0.5 1 Ukuran
1.5 Batu Pecah
2 % 2.5 3 3.5
67
bahan penyusun beton. Proporsi campuran dari bahan-bahan penyusun beton ini
ditentukan melalui sebuah perancangan beton (mix design). Perencanaan
inidimaksudkan untuk pemilihan material/bahan, menentukan proporsi masing-
masing bahan sehingga diperoleh beton yang mempunyai kuat tekan seperti
yang direncanakan, mudah dikerjakan ( dari segi pengadukan, pengangkutan,
penuangan, pemadatan, dan perataan) tanpa kecenderungan akan terjadi
segregasi dan bleeding, tahan lama, serta ekonomis.
5.4.3. Tujuan
Menentukan prosentase campuran semen, pasir dan batu pecah sesuai
kekuatan tekan / mutu beton yang direncanakan.
5.4.4. Peralatan Yang Diperlukan
Kalkulator
5.4.5. Langkah Pelaksanaan
TABEL/GRAFIK/
NO URAIAN NILAI
PERHITUNGAN
225 kg/cm2 pada 28 hari
1. Kuat tekan yang disyaratkan Ditetapkan
Bagian cacat 10 persen
4,2 N/mm2 atau tanpa
2. Deviasi Standar Tabel 5.3
data…..N/mm2
(k = 1,34) 1,34 x 42 =
3. Nilai tambah (margin)
56,28 N/mm2
Kekuatan rata – rata yang 225 + 56,28 = 281,28
4. (1+3)
ditargetkan N/mm2
5. Jenis semen Ditetapkan Jenis 1
Jenis agregat : Kasar Sesuai dengan hasil 2,05 Batu Pecah (kerikil)
6.
Jenis agregat : Halus laboratorium Pasir alami(pasir) 2,6
Tabel 5.7 0,53
7. Faktor air semen bebas
Grafik 1 atau 2
8. Faktor air semen maksimum Tabel 5.8 0,60 (non korosif)
68
Tabel 5.9
Tabel 5.10
Ditetapkan sesuai
9. Slump Slump 120 mm 12 cm
Tabel 5.11
Analisa Ukuran
10. Ukuran agregat maksimum Ayakan Kerikil yang 19 mm
mulai tertinggal
11. Kadar air semen bebas Tabel 5.12 213,3 kg/m3
Poin Nomor 213,3 : 0,53 = 402,5
12. Jumlah semen
11 : 8 atau 11 : 7 kg/mm3
13. Jumlah semen maksimum Ditetapkan 402,5 kg / mm3
Tabel 5.13
14. Jumlah semen mínimum Tabel 5.14
Tabel 5.15 275 kg/m3 (non-korosif)
Disesuaikan dengan
Faktor air semen yang
15. Kadar Air Semen 0,60
disesuaikan
Maksimum
Susunan besar butir agregat Grafik 5.1 s/d Grafik Daerah gradasi susunan
16.
halus 5.4 butir 3 (zona 3)
17. Persen agregat halus Grafik 5.7 34 persen
Berat jenis relatif, agregat
18. 2,5 diketahui / dianggap
(kering permukaan)
19. Berat jenis beton Grafik 5.8 2275 kg/m3
Poin Nomor 2275 – (402,5 + 213,3 =
20. Kadar agregat gabungan
19 – (12 + 11) 1659,2 kg/m3
Poin Nomor 34% x 1659 = 564,1
21. Kadar agregat halus
17 x 20 kg/m3
Poin Nomor 1659,2 - 564,1 =
22. Kadar agregat kasar
20 – 21 1095,1 kg/m 3
Agregat Agregat
Air (Kg atau
Proporsi Campuran Semen (Kg) halus kasar
Liter)
(Kg) (Kg)
- tiap m3 ……1 m3……… …..402,5… …213,3… …564,1… …1095,1…
- tiap campuran
…….8,2…. ......4,4....... ......11,5...... .....22,4.....
uji……….m /biji
3
69
PROSEDUR PERHITUNGAN MIX DESIGN
BESERTA CONTOH DAN GRAFIK YANG DIGUNAKAN
Langkah – langkah pembuatan rencana campuran beton normal (pada daftar isian) :
1. Mengambil kuat tekan beton yang disyaratkan 225 kg/cm2 pada 28 hari
2. Menghitung deviasi standar yang diketahui dari besarnya jumlah (volume) pembebasan
yang akan dibuat dalam hal ini dianggap untuk pembuatan 1000-3000 m3 beton
sehingga nilai s = 4,2 N/mm2.
Tabel 5.5. Nilai standart deviasi berdasarkan tingkat pengendalian mutu pekerjaan
Tingkat Pengendalian Mutu Standar Deviasi
Pekerjaan (Mpa)
Memuaskan 2,8
Sangat Baik 3,5
Baik 4,2
Cukup 5,6
Jelek 7,0
Tanpa Kendali 8,4
4. Menghitung kuat tekan beton rata – rata yang ditargetkan fcr’ adalah 225 + 56,28 =
281,28 N/mm2.
Tabel 5.6. Nilai kuat tekan rata-rata untuk benda uji tanpa adanya pengalaman
pembuatan beton.
Persyaratan Kuat Tekan f’c (Mpa) Kuat tekan rata-rata perlu, f’cr (Mpa)
Kurang dari 21 F’c + 7,0
70
Lanjutan Tabel 5.6 Nilai tekan rata-rata untuk benda uji tanpa adanya
pengalaman pembuatan beton
21 sampai dengan 35 F’c + 8,5
Lebih dari 35 F’c + 7,0
5. Menetapkan jenis semen yaitu semen gresik atau Semen Portland tipe 1.
6. Menetapkan jenis agregat kasar dan agregat halus. Agregat kasar dalam bentuk Batu
Pecah (krikil) dan agregat halus dalam bentuk pasir alami (pasir kali).
7. Menentukan faktor air semen bebas. Cara penentuan Faktor Air Semen Bebas ini ada 2
cara :
1. Menentukan nilai kuat tekan pada umur 28 hari dengan menggunakan tabel 4 sesuai
dengan semen dan agregat yang dipakai.
Tabel 5.7. Nilai kuat tekan beton berdasarkan tipe semen dan sesuai umur yang
dikehendaki
Jenis Semen Jenis Agregat Kuat Tekam (Mpa) pada umur
Kasar 3 Hari 7 Hari 28 Hari 91 Hari
Semen Alami 17 23 33 40
Portland
Batu Pecah 19 27 37 45
(Tipe I,II,III)
Semen Alami 21 28 38 44
Portland
Batu Pecah 25 33 44 48
(Tipe III)
Dengan menggunakan tabel diatas diketahui fcr 37 Mpa dengan Umur 28 hari, tipe
semen adalah tipe 1, maka didapat FAS = 0.44
71
Gambar 5.5. Grafik Penentuan Faktor Air Semen
2. Untuk fcr = 225 kg/cm2 = 22.5 Mpa dengan umur 28 hari , maka dari grafik didapat
FAS = 0,53
72
8. Menetapkan faktor air semen maksimum (dapat ditetapkan sebelumnya atau tidak), dan
ditetapkan 0,60. Jika nilai faktor air semen yang diperoleh dari butir 7 diatas lebih kecil
dari yang dikehendaki, maka yang dipakai yang terendah.
Tabel 5.8 Nilai FAS maksimum untuk berbagai pembetonan dan lingkungan khus
73
Tabel 5.10 FAS maksimum untuk beton bertulang yang berhubungan dengan air tanah yang
mengandung sulfat.
Konsentrasi Sulfat (SO3)
Dalam Tanah SO3 Dalam Jenis Semen f.a.s
Total SO3% SO3Dalam campuran (g/l) air tanah Maks
Air : Tanah (2 : 1) (g/l)
< 0,2 < 1.0 < 0,3 Tipe I, dengan atautanpa 0,50
Pozolan (15%-40%)
0,2 – 0,5 1,0 – 1,9 0,3 – 1,2 a. Tipe I tanpa Pozolan 0,50
0,55
b. Tipe I + Pozolan (15%-
40%) atau S.P.Pozolan 0,55
0,5 – 1,0 1,9 – 3,1 1,2 – 2,5 0,45
c. Tipe II atau V
a. Tipe I + Pozolan (15%- 0,45
1,0 – 2,0 3,1 – 5,6 2,5 – 5,0 0,45
40%) atau S.P.Pozolan
>2,0 >5,6 >5,0 0,45
b. Tipe II atau V
Tipe II atau V
Tipe II atau V dan lapisan
pelindung
9. Menetapkan nilai slump setinggi 120 mm, karena direncanakan akan digunakan sebagai
pelat, balok, kolom dan dinding.
Tabel 5.11 Nilai slump
No Uraian Slump (cm)
Max Min
1 Dinding plat pondasi telapak bertulang 12,5 5,0
74
10. Menetapkan ukuran agregat maksimum ditetapkan 19 mm ada pada analisa saringan
batu pecah pada tabel 5.2
11. Menentukan nilai kadar air semen bebas untuk mendapatkan kadar air bebas, sebagai
acuan periksalah tabel 5.12 yang dibuat untuk agregat gabungan alami atau yang berupa
batu pecah.
Tabel 5.12 Nilai kadar air bebas berdasarkan nilai ukuran agregat maksimal, jenis
agregat dan nilai slump.
Dari hasil nilai slump 120 mm dan agregat maksimum adalah 19 cm, didapatkan nilai
agregat halus 190 dan agregat kasar 225. Maka dapat diperhitungkan kadar air semen
bebas nya adalah sebagai berikut :
1/3 A H + 2/3 A K = 1/3 190 + 2/3 225
= 63.3 + 150 = 213.3 kg/m3
12. Menghitung jumlah semen yang besarnya adalah kadar air semen bebas dibagi dengan
faktor air semen bebas atau faktor air semen maksimum. Penentuan pembagi apakah
menggunakan faktor air semen bebas atau faktor air semen maksimum adalah
berdasarkan nilai paling kecil, maka :
213.3 / 0.53 = 402.5 kg/mm3 . (menggunakan faktor air semen maksimum, dengan nilai
0.53)
75
13. Menentukan semen maksimum jika tidak ditetapkan dapat diabaikan. Namun dapat
diasumsikan adalah nilai dari jumlah semen pada penentuan jumlah semen.
14. Menentukan jumlah semen seminimum mungkin. Penentuan ini diambil pada tabel 5.13
dibawah ini yang mana diawal tadi dipilih keadaan non korosif, maka diambil 275
kg/m3.
Tabel 5.13 Nilai jumlah semen minimum untuk beton dengan kondisi tertentu
76
Tabel 5.14 Jumlah semen minimum untuk pekerjaan beton bertulang dalam air
Tabel 5.15 Jumlah semen minimum untuk pekerjaan beton bertulang yang
berhubungan dengan air tanah yang mengandung sulfat
77
15. Menentukan faktor air semen yang disesuaikan, disesuaikan dengan angka air semen
maksimal, yaitu 0,60.
16. Menentukan susunan besar butir agregat halus (pasir) telah ditentukan dari analisa
ayakan pasir, yaitu Zona 3
17. Menentukan prosentase pasir dengan menggunakan grafik 10 s/d 12 adalah 4,8 mm.
Dengan diketahuinya ukuran butir agregat maksimum dapat dicari dalam grafik 12
untuk kelompok butir agregat maksimum 19 mm pada nilai slump 60-180 mm dan nilai
factor air semen 0,60. Dan ditarik garis sehingga menyentuh butir atau Zona 3 tarik garis
datar. Nilai yang tercipta agregat halus 34%.
78
18. Menghitung berat jenis relatif agregat adalah menghitung berat jenis gabungan. Artinya
gabungan agregat halus dan agregat kasar. Perhitungan berat jenis relatif rumusnya :
34% berat jenis pasir + 69% berat jenis kerikil = 34% x 2,6 + ((100-34) : 100) x 2,5 =
2,5
19. Berat jenis beton diperoleh dari grafik 13 dengan jalan membuat grafik baru yang sesuai
dengan nilai berat jenis agregat gabungan 2,7. Titik potong grafik baru tadi dengan
tegak yang menunjukkan kadar air bebas (dalam hal ini 216 kg/m3, menunjukkan beton
yang direncanakan) dalam hal ini diperoleh angka 2275 kg/m3.
Gambar 5.8. Grafik Nilai Berat Jenis Beton Berdasarkan Kandungan Air Semen Bebas
20. Menghitung kadar agregat gabungan yang besarnya adalah berat jenis beton dikurangi
jumlah kadar semen dan kadar air bebas dengan prosentase berat jenis beton pada butir
19 dikurangi hasil tambah dari jumlah semen pada butir 12 dan kadar air semen bebas
pada butir 11, maka = 2275 - (402,5+213,3)=1659,2 kg/m3.
79
21. Menghitung kadar agregat halus yang besarnya adalah hasil kali prosentase pasir butir
17 dikali kadar agregat gabungan butir 20, maka =
34% x 1659 = 564,1 kg/m3.
22. Menghitung kadar agregat kasar yang besarnya adalah kadar agregat gabungan butir 20
dikurangi kadar agregat gabungan butir 21, maka :
1659,2 – 564,1 = 1095,1 kg/m3.
23. Perhitungan Proporsi campuran yaitu langkah awal dengan masukan data bahan :
Air 213.3 kg/m3, Semen 402.5 kg/m3, Pasir 564.1 kg/m3 , Batu Pecah 1095.1 kg/m3.
Sementara itu dari data yang ada, maka untuk pembuatan 10 benda uji silinder ukuran
diameter 15.5 cm dan tinggi 15.5 cm adalah :
Bahan x Volume Silinder x Jumlah Benda Uji x 1.3, maka :
Air = 213.3 x 0.00157 x 10 x 1.3 = 4.35 >> 4.4
Semen = 402.5 x 0.00157 x 10 x 1.3 = 8.215 >> 8.2
Pasir = 564.1 x 0.00157 x 10 x 1.3 = 11.51 >> 11.5
Batu Pecah = 1095.1 x 0.00157 x 10 x 1.3 = 22.35 >> 22.4
Dengan keterangan nilai 1.3 adalah faktor penambahan volume adukan untuk menjaga
adanya kehilangan campuran karena menempel pada concrete mixer atau pada bak
80