Anda di halaman 1dari 34

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Uji Material Pemulutan


4.1.1 Uji analisa saringan agregat halus (pasir)
Dari hasil uji analisa saringan yang telah dilakukan di Laboratorium Teknik
Sipil Uji Material (Uji Bahan) didapat hasil sebagai berikut :

Tabel 4.1 Hasil Uji Analisa Saringan Agregat Halus

Lubang Berat Tertahan


Ayakan Lolos ( % )
( mm ) Gram % % Kumulatif

4,75 2,8 0,28 0,28 99,72


2,36 2,4 0,24 0,52 99,48
1,18 3,6 0,36 0,88 99,12
0,6 20,2 2,02 2,9 97,1
0,3 297,9 29,79 32,69 67,31
0,15 584,9 58,49 91,18 8,82
0,075 33,43,3 3,34 94,520 5,48
PAN 54,8 5,48 - -
Jumlah 1000 100 222,970 -
(Sumber : Hasil Uji di Laboratorium Teknik Sipil Uji Material, 2021)

Maka didapat nilai Modulus Halus Butir Agregat (MHB) =

= 2,230
Berdasarkan hasil uji analisa saringan agregat halus didapat nilai MHB yang
didapat yaitu 2,230 telah memenuhi standar SNI 03-1968-1990 yaitu antara
1,5 – 3,8. Telah Memenuhi.

64
65

Zona III Gradasi Agregat Halus


120

100 100 100 100


100
100
Presentase Komulatif

79 90
80 85
75
60
60
40
40

20
10
12
0

Gradasi Atas Bawah

Gambar 4.1 Kurva Gradasi Agregat Halus Pemulutan

4.1.2 Uji analisa saringan agregat kasar (split ukuran ½)


Dari hasil uji analisa saringan agregat kasar didapatkan nilai sebagai
berikut:
Tabel 4.2 Hasil uji Analisa Saringan Agregat Kasar Ukuran ½

Berat Tertahan Persen


Persen
No ayakan Kumulatif
Gram % Lolos
Tertahan
19 45,8 2,29 2,29 97,71
12,5 745,6 37,280 39,570 60,43
9,5 632,5 31,625 71,195 28,821
4,75 576,1 28,805 100 -
2,36 - - 100 -
1,18 - - 100 -
0,60 - - 100 -
0,30 - - 100 -
0,15 - - 100 -
0,75 - - 100 -
PAN - - - -
Jumlah 2000 100 813,055 -
(Sumber : Hasil Uji di Laboratorium Teknik Sipil Uji Material, 2021)
66

Maka didapat nilai Modulus Halus Butir Agregat (MHB) =

= 8,131
Berdasarkan nilai MHB yang didapat dari hasil uji yaitu 8,131
telah memenuhi standar SNI 03-1968-1990 MHB untuk agregat kasar yaitu 5-8.
Telah Memenuhi

4.1.3 Uji berat jenis dan penyerapan agregat halus (pasir)


Dari hasil uji berat jenis dan penyerapan agregat halus didapat hasil sebagai
berikut :

Tabel 4.3 Hasil Uji Berat Jenis dan Penyerapan Agregat Halus

Pemeriksaan Notasi
Sample

Berat pasir SSD (gram) A 500 gr


Berat Piknometer + pasir + Air (gram) B 1565,6 gr
Berat Piknometer + air (gram) C 1263,1 gr
Berat pasir kering oven (gram) D 482,3 gr

Berat Jenis Kering D 2,442 %


(A + C − 𝐵)

Berat Jenis Jenuh Permukaan (SSD) A 2,532%


(A + C − B)

Persentase Penyerapan Air (%) A−D 3,67%


x 100%
D

(Sumber: Hasil Uji di Laboratorium Teknik Sipil Uji Material, 2021)

Berdasarkaan hasil perhitungan berat jenis dan penyerapan agregat halus di


dapat nilai berat jenis kering sebesar 2,442 ; berat jenis SSD sebesar 2,532 ; dan
penyerapan sebesar 3,67 %.
67

4.1.4 Uji berat jenis dan penyerapan agregat kasar (split ukuran ½)
Dari hasil uji berat jenis dan penyerapan agregat kasar didapat hasil sebagai
berikut:

Tabel 4.4 Hasil Uji Berat Jenis dan Penyerapan Agregat Kasar Ukuran ½

Pemeriksaan Notasi
Sample

Berat Agregat kasar (gram) A 500 gr

Berat Bejana + Agregat +


B 1596,5 gr
Air (gram)
Berat Agregat Kering oven
C 493,0 gr
(gram)
Berat Bejana Yang Di Isi Air
D 1301,6 gr
(gram)
Berat Kering Permukaan
E 502,7 gr
Jenuh Air (gram)

Berat Jenis Kering C 2,372 gr


D+E−B
Berat Jenis Jenuh Permukaan
𝐸 2,419%
(SSD) D+E−B
Persentase Penyerapan Air E−C
x 100 1,96 %
(%) C
(Sumber: Hasil Uji di Laboratorium Teknik Sipil Uji Material, 2021)

Berdasarkan hasil uji agregat kasar ukuran ½ didapat hasil berat jenis kering
yaitu 2,372; berat jenis SSD yaitu 2,419; dan penyerapan sebesar 1,96l%.
68

4.1.5 Uji kadar lumpur agregat halus (pasir)


Dari hasil uji kadar lumpur yang telah dilakukan didapat hasil sebagai
berikut:

Tabel 4.5 Kadar Lumpur Agregat Halus

Pemeriksaan Notasi Sampel


Berat Agregat Halus sebelum dicuci
A 970,3
(gram)
Berat Agregat Halus konstan (gram) B 955,9

Kadar Lumpur (%) A−B 1,505 %


A
x 100%
(Sumber: Hasil Uji di Laboratorium Teknik Sipil Uji Material, 2021)

Berdasarkan hasil perhitungan uji kadar lumpur agregat didapat nilai kadar
lumpur sebesar 1,505 %, dimana syarat kandungan kadar lumpur untuk agregat
halus berdasarkan SNI 03-4142-1996 <5%. Telah Memenuhi

4.1.6 Uji kadar lumpur agregat kasar (split ukuran ½)


Dari hasil uji kadar lumpur yang telah dilakukan dilaboratorium didapat
hasil sebagai berikut:

Tabel 4.6 Kadar Lumpur Agregat Kasar


Pemeriksaan Notasi Sampel
Berat Agregat Kasar sebelum dicuci
A 980,0
(gram)
Berat Agregat Kasar konstan (gram) B 972,0
A−B
Kadar Lumpur (%) x 100% 0,81 %
A
(Sumber: Hasil Uji di Laboratorium Teknik Sipil Uji Material, 2021)
Berdasarkan hasil perhitungan uji kadar lumpur agregat didapat nilai kadar
lumpur sebesar 0,81 %, dimana syarat kandungan kadar lumpur untuk agregat
kasar berdasarkan SNI 03-4142-1996 <1%. Telah Memenuhi
69

4.1.7 Uji bobot isi agregat halus (pasir)


Dari hasil uji bobot isi agregat halus yang telah dilakukan dilaboratorium
didapat hasil sebagai berikut:

Tabel 4.7 Bobot Isi Gembur Agregat Halus

Bobot isi gembur agregat halus


Sampel
Pemeriksaan Notasi
A B C
Berat silinder (gram) A 839,1 839,1 839,1
Berat silinder + Agregat (gram) B 3076,6 3124,2 3109,9
Berat Agregat (gram) C 2237,5 2285,1 2270,8
Volume silinder (cm³) D 1900,801 1900,801 1900,801
C
Bobot isi gembur (gr/cm³) 1,177 1,202 1,195
D
Bobot isi rata-rata (gr/cm³) 1,191
(Sumber: Hasil Uji di Laboratorium Teknik Sipil Uji Material, 2021)

Tabel 4.8 Bobot Isi Padat Agregat Halus

Bobot isi padat agregat halus


Sampel
Pemeriksaan Notasi
A B C
Berat silinder (gram) A 839,1 839,1 839,1
Berat silinder + Agregat (gram) B 3375,6 3379,4 3422,3
Berat Agregat (gram) C 2356,5 2540,3 2603,2
Volume silinder (cm³) D 1900,801 1900,801 1900,801
C
Bobot isi padat (gr/cm³) 1,334 1,336 1,370
D
Bobot isi rata-rata (gr/cm³) 1,347
(Sumber: Hasil Uji di Laboratorium Teknik Sipil Uji Material, 2021)

Berdasarkan hasil uji bobot isi gembur agregat halus yaitu sebesar 1,191
gr/cm3 dan bobot isi padat agregat halus sebesar 1,347q gr/cm3.
70

4.1.8 Uji bobot isi agregat kasar (split ukuran ½)


Dari hasil uji bobot isi agregat kasar yang telah dilakukan dilaboratorium
didapat hasil sebagai berikut:

Tabel 4.9 Bobot Isi Padat Agregat Kasar

Berat isi Padat agregat kasar


Sampel
Pemeriksaan Notasi
A B C
Berat silinder (gram) A 2175,8 2175,8 2175,8
Berat silinder + Agregat (gram) B 6142,2 6033,2 6066,4
Berat Agregat (gram) C 3966,4 3856,4 3890,6
Volume silinder (cm³) D 2703,7331 2703,7331 2703,7331

C
Bobot isi gembur (gr/cm³) 1,467 1,426 1,439
D

Bobot isi rata-rata (gr/cm³) 1,444


(Sumber: Hasil Uji di Laboratorium Teknik Sipil Uji Material, 2021)

Tabel 4.10 Bobot Isi Gembur Agregat Kasar

Bobot isi Gembur agregat kasar


Sampel
Pemeriksaan Notasi
A B C
Berat silinder (gram) A 2175,8 2175,8 2175,8
Berat silinder + Agregat (gram) B 5641,2 5657,1 5652,6
Berat Agregat (gram) C 3465,4 3481,3 3476,8
Volume silinder (cm³) D 2703,7331 2703,7331 2703,7331
C
Bobot isi padat (gr/cm³) 1,282 1,288 1,286
D
Bobot isi rata-rata (gr/cm³) 1,285
(Sumber: Hasil Uji di Laboratorium Teknik Sipil Uji Material, 2021)

Berdasarkan hasil uji bobot isi padat agregat kasar yaitu sebesar 1,444
.gr/cm3 dan bobot isi gembur agregat kasar sebesar 1,285 gr/cm3.
71

4.1.9 Uji Bejana Rudolf


• Agregat tertahan di saringan 16 mm : 1700 gr (A)
• Agregat tertahan di saringan 9,6 mm : 1300 gr (A)
• Agregat tertahan di saringan 2,36 mm : 2957 gr (B)
• Benda uji yang menembus saringan 2,36 mm

= 100
( )−
= 100
( − )

= 10,75 %
• Kekerasan agregat = (100-10,75) %
= 89,25 %

4.1.10 Uji Berat Jenis Semen Portland


Dari hasil uji berat jenis semen portland yang telah dilakukan
dilaboratorium didapat hasil sebagai berikut:

Tabel 4.11 Berat Jenis Semen Portland


Pemeriksaan Notasi Sampel
Berat semen (gram) A 64
Tinggi minyak tanah konstan (ml) B 0
Tinggi minyak tanah + semen (ml) C 21,05

Berat isi air pada suhu ruang yang tetap d 1

Berat jenis semen (gr/ml) A 3,04


(C − B)d
(Sumber: Hasil Uji di Laboratorium Teknik Sipil Uji Material, 2019)

Berdasarkan hasil uji berat jenis semen didapat nilai sebesar 3,04 gr/ml.
Hasil perhitungan tersebut memenuhi ketentuan umum yaitu berat jenis semen
berkisar antara 3,0-3,2 gr/ml.
72

4.2 Perhitungan Campuran Beton Agregat Pemulutan ( Mix Design )


1. Pendahuluan
Tata cara ini hanya berlaku untuk beton berkekuatan tinggi yang diproduksi
dengan menggunakan bahan dan metode produksi konvensional. Metode
perhitungan yang digunakan adalah SNI 03-6468-2000
Dalam perhitungan ini, nilai-nilai yang perlu diketahui sebelum
perhitungan yaitu: Kuat tekan yang disyaratkan fc’ = 35 MPa pada umur 28 hari,.
Pasir yang digunakan pasir alam ( Pemulutan), dengan karakteristik sebagai
berikut : modulus kehalusan = 2,230 ; berat jenis relatif (kering oven) = 2,532 ;
kapasitas absorpsi = 3,67 % ; berat isi padat kering oven =1347 kg/m3.
Agregat kasar yang digunakan adalah batu pecah, ukuran maksimum
agregat dibatasi 20 mm dengan karakteristik sebagai berikut: Berat jenis relatif
(kering oven) = 2,419 ; kapasitas absorpsi = 1,96 %, berat isi padat kering oven =
1444 kg/m3.

2. Perhitungan proporsi campuran agregat Pemulutan


a. Menentukan slump dan kuat tekan rata-rata yang ditargetkan
Slump awal sesudah penambahan pelambat pengikatan dan direncanakan
sebesar 50 – 100 mm. proporsi campuran akan dibuat berdasarkan campuran
coba di laboratorium. Persamaan (2.5) digunakan untuk menentukan kuat
tekan rata-rata yang ditargetkan fcr’:
( )
= 49,62 MPa pada umur 28 hari.

b. Menentukan ukuran agregat kasar maksimum.


Kuat tekan rata-rata yang ditargetkan 49,62 MPa > 35 MPa, maka
digunakan agregat kasar batu pecah dengan ukuran maksimum 20 mm.
c. Menentukan kadar agregat kasar optimum
Karena ukuran agregat kasar maksimum 20 mm, maka dari Tabel 2.6, fraksi
volume agregat kasar optimum = 0,72.
Kadar agregat kasar padat kering oven = 0,72 x1444 = 1039,68 kg/m3.
73

d. Estimasi kadar air pencampur dan kadar udara


Berdasarkan slump awal sebesar 50 – 75 mm dan ukuran agregat kasar
maksimum 20 mm, dari Tabel 2.6 didapat estimasi pertama kebutuhan air =
175 liter/m3 dan kadar udara untuk beton kekuatan tinggi.
Kadar rongga udara dihitung dengan Persamaan (2.6) :
1347
(1 − ) x 100 46 801
2 532 x 1000
Koreksi kadar air dihitung dengan Persamaan (2.7):
Koreksi kadar air, liter/m3 = (46,801-35) x 4,75 = 56,055 liter/m3.
Maka kebutuhan air total = 175 + 56,055 = 231,055 liter/m3.
e. Penentuan rasio W/(C+P)
Lihat Tabel 2.8., untuk beton kekuatan tinggi dan ukuran agregat maksimum
20 mm. Lihat penjelasan Persamaan (2.5). Kuat tekan rata-rata yang
ditargetkan untuk kondisi laboratorium 28 hari:
Fcr’ = 49,62 MPa, setelah diinterpolasi, maka nilai Rasio W/(c+p) = 0,40.
f. Menghitung kadar bahan bersifat semen
Kadar bahan bersifat semen: (c + p) = 231,055 : 0,40 = 577,638 kg/m3
beton. Pada ketentuan tidak dipersyaratkan nilai kadar minimum bahan
bersifat semen, maka kadar bahan bersifat semen yang digunakan 577,638
kg/m3 beton.
g. Proporsi campuran dasar dengan semen portland
Volume semua bahan kecuali pasir per m3 campuran beton adalah sebagai
berikut:
Semen Portland = 577,638 : 3 = 192,546 liter
Agregat Kasar = 1039,68 : 2,419 = 429,797 liter
Air = 231,055 = 231,055 liter
Kadar Udara = 0,02 x 1000 = 20 liter
Sub Total = 873,398 liter
Maka kebutuhan volume pasir per semen m3 beton = 1000 – 873,398 =
126,602 liter. Dikonversi menjadi berat pasir kering oven = 0,127 x 3,67 x
1000 = 466,09 kg. Proporsi campuran dasar : (berat kering).
74

Air = 231,055 kg
Semen Portland = 677,638 kg
Agregat Kasar = 1039,68 kg (kering oven)
Pasir = 466,09 kg (kering oven)
h. Campuran coba
Dibuat campuran coba sesuai proporsi campuran dasar yang harus
disesuaikan dengan kondisi kebasahan agregat saat perencanaan. Kadar air
pasir 3,67 % dan kadar air agregat kasar 1,96 % diukur terhadap berat
kering oven.
Untuk campuran dasar (keadaan basah):
Agregat kasar (basah) = 1039,68 x (1 + 0,0196) = 1060,058 kg
Pasir (basah) = 466,09 x (1 + 0,0367) = 483,196 kg
Air = 231,055– 0,0196 x 1039,68 – 0,0367 x 466,09 =
193,572 kg

Tabel 4.12 Proporsi per m3 campuran (sesuai kondisi kebasahan agregat)


Tipe campuran Dasar
Air (kg) 193,572
Semen (kg) 577,638
Agregat kasar (kg) 1060,058
Pasir (kg) 483,196
(Sumber: Hasil Perhitungan Campuran, 2021

Tabel 4.13 Proporsi untuk per campuran coba (0,0053 m3)


Tipe campuran Dasar
Air (kg) 1,026
Semen (kg) 3,061
Agregat kasar (kg) 5,618
Pasir (kg) 2,561
(Sumber: Hasil Perhitungan Campuran, 2021)
75

4.3 Perbandingan Campuran Beton Agregat Pemulutan


Dari hasil perhitungan Mix Design beton didapatkan proporsi campuran
untuk tiap variasi yang dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :

Tabel 4.14 Bahan Campuran Beton


Jumlah bahan untuk satu kali pengadukan
Nama Material (6 buah) (kg)
BN
Air 6,150
Semen 18,366
Agregat Kasar ( Pemulutan) 33,708
Pasir ( Pemulutan) 15,36
Jumlah bahan untuk satu kali pengadukan
Nama Material (6 buah) (kg)

BN
Air 6,150
Semen 18,366
Super Plastizer 0,116
Agregat Kasar ( Pemulutan) 33,708
Pasir ( Pemulutan) 15,36
(Sumber: Hasil Perhitungan Campuran, 2021)
76

4.4 Uji Material Tanjung Raja


4.4.1 Uji analisa saringan agregat halus (pasir)
Dari hasil Uji analisa saringan yang telah dilakukan di Laboratorium Teknik
Sipil Uji Material (Uji Bahan) didapat hasil sebagai berikut :

Tabel 4.15 Hasil Uji Analisa Saringan Agregat Halus

Lubang Berat Tertahan


Ayakan Lolos ( % )
( mm ) Gram % % Kumulatif

4,75 7,9 0,79 0,79 99,21


2,36 24,8 2,48 3,27 96,73
1,18 64,9 6,49 9,76 90,24
0,6 258,6 25,86 35,62 64,38
0,3 459,6 45,96 81,58 18,42
0,15 143,2 14,32 95,90 4,1
0,075 3,3 0,33 96,23 3,77
PAN 37,7 3,77 - -
Jumlah 1000 100 323,15 -
(Sumber : Hasil Uji di Laboratorium Teknik Sipil Uji Material, 2021)

Maka didapat nilai Modulus Halus Butir Agregat (MHB) =

= 3,230
Berdasarkan hasil uji analisa saringan agregat halus didapat nilai MHB yang
didapat yaitu 3,230 telah memenuhi standar SNI 03-1968-1990 yaitu antara 1,5 –
3,8. Telah Memenuhi
77

Zona I Gradasi Agregat Halus


120

100 100
100 95
100
Presentase Komulatif

90
80
70

60
60

40 34

20 30
20
10
15
0
0 5

Gradasi Atas Bawah

Gambar 4.2 Kurva Gradasi Agregat Halus Tanjung Raja

4.4.2 Uji analisa saringan agregat kasar (split ukuran ½)


Dari hasil uji analisa saringan agregat kasar didapatkan nilai sebagai berikut
:
Tabel 4.16 Hasil Uji Analisa Saringan Agregat Kasar Ukuran ½

Berat Tertahan Persen


Persen
No ayakan Kumulatif
Gram % Lolos
Tertahan
19 66,5 3,32 3,32 96,68
12,5 98,3 49,15 52,470 47,53
9,5 607,2 30,36 82,830 17,17
4,75 343,3 17,17 100 -
2,36 - - 100 -
1,18 - - 100 -
0,60 - - 100 -
0,30 - - 100 -
0,15 - - 100 -
0,75 - - 100 -
PAN - - 0 -
Jumlah 2000 100 838,620 -
(Sumber : Hasil Uji di Laboratorium Teknik Sipil Uji Material, 2021)
78

Maka didapat nilai Modulus Halus Butir Agregat (MHB) =

= 8,386
Berdasarkan nilai MHB yang didapat dari hasil uji yaitu 8,386 telah
memenuhi standar SNI 03-1968-1990 MHB untuk agregat kasar yaitu 5-8. Telah
Memenuhi

4.4.3 Uji berat jenis dan penyerapan agregat halus (pasir)


Dari hasil uji berat jenis dan penyerapan agregat halus didapat hasil sebagai
berikut :

Tabel 4.17 Hasil Uji Berat Jenis dan Penyerapan Agregat Halus

Pemeriksaan Notasi Sample

Berat pasir SSD (gram) A 500 gr


Berat Piknometer + pasir + Air (gram) B 1560,8 gr
Berat Piknometer + air (gram) C 1263,1 gr
Berat pasir kering oven (gram) D 487,1 gr

Berat Jenis Kering D 2,407 %


(A + C − 𝐵)

Berat Jenis Jenuh Permukaan (SSD) A 2,47 %


(A + C − B)

Persentase Penyerapan Air (%) A−D 2,64 %


x 100%
D

(Sumber: Hasil Uji di Laboratorium Teknik Sipil Uji Material, 2021)

Berdasarkaan hasil perhitungan berat jenis dan penyerapan agregat halus di


dapat nilai berat jenis kering sebesar 2,407 ; berat jenis SSD sebesar 2,47 ; dan
penyerapan sebesar 2,64 %.
79

4.4.4 Uji berat jenis dan penyerapan agregat kasar (split ukuran ½)
Dari hasil Uji berat jenis dan penyerapan agregat kasar didapat hasil sebagai
berikut:

Tabel 4.18 Hasil Uji Berat Jenis dan Penyerapan Agregat Kasar Ukuran ½
Pemeriksaan Notasi Sample
Berat Agregat kasar SSD
A 500 gr
(gram)
Berat Bejana + Agregat +
B 1612,5 gr
Air (gram)
Berat Agregat Kering oven
C 491,4 gr
(gram)
Berat Bejana Yang Di Isi Air
D 1301,6 gr
(gram)
Berat Kering Permukaan
E 500 gr
Jenuh Air (gram)

Berat Jenis Kering C 2,598 gr


D+E−B
Berat Jenis Jenuh Permukaan
𝐸 2,644 %
(SSD) D+E−B
Persentase Penyerapan Air E−C
x 100 1,75 %
(%) C
(Sumber: Hasil Uji di Laboratorium Teknik Sipil Uji Material, 2021)

Berdasarkan hasil uji agregat kasar ukuran ½ didapat hasil berat jenis kering
yaitu 2,598; berat jenis SSD yaitu 2,644; dan penyerapan sebesar 1,75%.
80

4.4.5 Uji kadar lumpur agregat halus (pasir)


Dari hasil uji kadar lumpur yang telah dilakukan didapat hasil sebagai
berikut:

Tabel 4.19 Kadar Lumpur Agregat Halus

Pemeriksaan Notasi Sampel


Berat Agregat Halus sebelum dicuci
A 947,2
(gram)
Berat Agregat Halus konstan (gram) B 934,0
A−B
Kadar Lumpur (%) x 100% 1,39 %
A
(Sumber: Hasil Uji di Laboratorium Teknik Sipil Uji Material, 2021)

Berdasarkan hasil perhitungan uji kadar lumpur agregat didapat nilai kadar
lumpur sebesar 1,39%, dimana syarat kandungan kadar lumpur untuk agregat
halus berdasarkan SNI 03-4142-1996 <5%. Telah Memenuhi

4.4.6 Uji kadar lumpur agregat kasar (split ukuran ½)


Dari hasil uji kadar lumpur yang telah dilakukan dilaboratorium didapat
hasil sebagai berikut:

Tabel 4.20 Kadar Lumpur Agregat Kasar

Pemeriksaan Notasi Sampel


Berat Agregat Kasar sebelum dicuci
A 985,9
(gram)
Berat Agregat Kasar konstan (gram) B 981,2
A−B
Kadar Lumpur (%) x 100% 0,47 %
A
(Sumber: Hasil Uji di Laboratorium Teknik Sipil Uji Material, 2021)

Berdasarkan hasil perhitungan uji kadar lumpur agregat didapat nilai kadar
lumpur sebesar 0,47 %, dimana syarat kandungan kadar lumpur untuk agregat
kasar berdasarkan SNI 03-4142-1996 <1%. Telah Memenuhi
81

4.4.7 Uji bobot isi agregat halus (pasir)


Dari hasil uji bobot isi agregat halus yang telah dilakukan dilaboratorium
didapat hasil sebagai berikut:

Tabel 4.21 Bobot Isi Gembur Agregat Halus

Bobot isi gembur agregat halus


Sampel
Pemeriksaan Notasi
A B C
Berat silinder (gram) A 839,1 839,1 839,1
Berat silinder + Agregat (gram) B 3262,2 3297,4 3281,6
Berat Agregat (gram) C 2423,1 2458,3 2442,5
Volume silinder (cm³) D 1900,801 1900,801 1900,801
C
Bobot isi gembur (gr/cm³) 1,275 1,293 1,284
D
Bobot isi rata-rata (gr/cm³) 1,284
(Sumber: Hasil Uji di Laboratorium Teknik Sipil Uji Material, 2021)

Tabel 4.22 Bobot Isi Padat Agregat Halus

Bobot isi padat agregat halus


Sampel
Pemeriksaan Notasi
A B C
Berat silinder (gram) A 839,1 839,1 839,1
Berat silinder + Agregat (gram) B 3489,0 3490,9 3503,8
Berat Agregat (gram) C 2649,9 2651,8 2664,7
Volume silinder (cm³) D 1900,801 1900,801 1900,801
C
Bobot isi padat (gr/cm³) 1,394 1,395 1,402
D
Bobot isi rata-rata (gr/cm³) 1,397
(Sumber: Hasil Uji di Laboratorium Teknik Sipil Uji Material, 2021)

Berdasarkan hasil uji bobot isi gembur agregat halus yaitu sebesar 1,284
gr/cm3 dan bobot isi padat agregat halus sebesar 1,397 gr/cm3.
82

4.4.8 Uji bobot isi agregat kasar (batu split ukuran ½)


Dari hasil uji bobot isi agregat kasar yang telah dilakukan dilaboratorium
didapat hasil sebagai berikut:

Tabel 4.23 Bobot Isi Padat Agregat Kasar

Berat isi Padat agregat kasar


Sampel
Pemeriksaan Notasi
A B C
Berat silinder (gram) A 2175,8 2175,8 2175,8
Berat silinder + Agregat
B 6130,1 6051,7 6148,7
(gram)
Berat Agregat (gram) C 3954,3 3875,9 3972,9
Volume silinder (cm³) D 2703,7331 2703,7331 2703,7331

C
Bobot isi gembur (gr/cm³) 1,463 1,434 1,469
D

Bobot isi rata-rata (gr/cm³) 1,455


(Sumber: Hasil Uji di Laboratorium Teknik Sipil Uji Material, 2021)

Tabel 4.24 Bobot Isi Gembur Agregat Kasar

Bobot isi Gembur agregat kasar


Sampel
Pemeriksaan Notasi
A B C
Berat silinder (gram) A 2175,8 2175,8 2175,8
Berat silinder + Agregat
B 5705,1 5690,9 5602,0
(gram)
Berat Agregat (gram) C 3529,3 3515,1 3426,2
Volume silinder (cm³) D 2703,7331 2703,7331 2703,7331
C
Bobot isi padat (gr/cm³) 1,305 1,300 1,267
D
Bobot isi rata-rata (gr/cm³) 1,291
(Sumber: Hasil Uji di Laboratorium Teknik Sipil Uji Material, 2021)
83

Berdasarkan hasil uji bobot isi padat agregat kasar yaitu sebesar
1,455gr/cm3 dan bobot isi gembur agregat kasar sebesar 1,291 gr/cm3.

4.4.9 Uji Bejana Rudolf


• Agregat tertahan di saringan 16 mm : 1700 gr (A)
• Agregat tertahan di saringan 9,6 mm : 1300 gr (A)
• Agregat tertahan di saringan 2,36 mm : 2988 gr (B)
• Benda uji yang menembus saringan 2,36 mm

= 100
( )−
= 100
( − )

= 3,00 %
• Kekerasan agregat = (100-3,00) %
= 97,00 %

4.4.10 Uji Berat Jenis Semen Portland


Dari hasil uji berat jenis semen portland yang telah dilakukan
dilaboratorium didapat hasil sebagai berikut:

Tabel 4.25 Berat Jenis Semen Portland


Pemeriksaan Notasi Sampel
Berat semen (gram) A 64
Tinggi minyak tanah konstan (ml) B 0,9
Tinggi minyak tanah + semen (ml) C 21,05

Berat isi air pada suhu ruang yang tetap d 1

Berat jenis semen (gr/ml) A 3,04


(C − B)d
(Sumber: Hasil Uji di Laboratorium Teknik Sipil Uji Material, 2021)
84

Berdasarkan hasil uji berat jenis semen didapat nilai sebesar 3,04 gr/ml.
Hasil perhitungan tersebut memenuhi ketentuan umum yaitu berat jenis semen
berkisar antara 3,0-3,2 gr/ml.

4.5 Perhitungan Campuran Beton Tanjung Raja ( Mix Design )


1. Pendahuluan
Tata cara ini hanya berlaku untuk beton berkekuatan tinggi yang diproduksi
dengan menggunakan bahan dan metode produksi konvensional. Metode
perhitungan yang digunakan adalah SNI 03-6468-2000
Dalam perhitungan ini, nilai-nilai yang perlu diketahui sebelum
perhitungan yaitu: Kuat tekan yang disyaratkan fc’ = 35 MPa pada umur 28 hari,.
Pasir yang digunakan pasir alam (Tanjung Raja), dengan karakteristik sebagai
berikut : modulus kehalusan = 3,23 ; berat jenis relatif (kering oven) = 2,471 ;
kapasitas absorpsi = 2,64 % ; berat isi padat kering oven =1396 kg/m3.
Agregat kasar yang digunakan adalah batu pecah, ukuran maksimum
agregat dibatasi 20 mm dengan karakteristik sebagai berikut: Berat jenis relatif
(kering oven) = 1,396 ; kapasitas absorpsi = 1,75 %, berat isi padat kering oven =
1455 kg/m3.

2. Perhitungan proporsi campuran agregat tanjung raja


a. Menentukan slump dan kuat tekan rata-rata yang ditargetkan
Slump awal sesudah penambahan pelambat pengikatan dan direncanakan
sebesar 50 – 100 mm. proporsi campuran akan dibuat berdasarkan campuran
coba di laboratorium. Persamaan (2.5) digunakan untuk menentukan kuat
tekan rata-rata yang ditargetkan fcr’:
( )
= 49,62 MPa pada umur 28 hari.

b. Menentukan ukuran agregat kasar maksimum.


Kuat tekan rata-rata yang ditargetkan 49,62 MPa > 35 MPa, maka
digunakan agregat kasar batu pecah dengan ukuran maksimum 20 mm.
85

c. Menentukan kadar agregat kasar optimum


Karena ukuran agregat kasar maksimum 20 mm, maka dari Tabel 2.6, fraksi
volume agregat kasar optimum = 0,72.
Kadar agregat kasar padat kering oven = 0,72 x 1455 = 1047,6 kg/m3.
d. Estimasi kadar air pencampur dan kadar udara
Berdasarkan slump awal sebesar 50 – 75 mm dan ukuran agregat kasar
maksimum 20 mm, dari Tabel 2 .6 didapat estimasi pertama kebutuhan air
= 175 liter/m3 dan kadar udara untuk beton kekuatan tinggi.
Kadar rongga udara dihitung dengan Persamaan (2.6) :
1396
(1 − ) x 100 43 505
2 471 x 1000
Koreksi kadar air dihitung dengan Persamaan (2.7) :
Koreksi kadar air, liter/m3 = (43,505-35) x 4,75 = 40,40 liter/m3.
Maka kebutuhan air total = 175 + 40,40 = 215,40 liter/m3.
e. Penentuan rasio W/(C+P)
Lihat Tabel 2.8 untuk beton kekuatan tinggi dan ukuran agregat maksimum
20 mm. Lihat penjelasan Persamaan (2.5). Kuat tekan rata-rata yang
ditargetkan untuk kondisi laboratorium 28 hari:
Fcr’ = 49,62 MPa, setelah diinterpolasi, maka nilai Rasio W/(c+p) = 0,40.
f. Menghitung kadar bahan bersifat semen
Kadar bahan bersifat semen: (c + p) = 215,40 : 0,40= 538,50 kg/m3 beton.
Pada ketentuan tidak dipersyaratkan nilai kadar minimum bahan bersifat
semen, maka kadar bahan bersifat semen yang digunakan 538,50 kg/m3
beton.
86

g. Proporsi campuran dasar dengan semen portland


Volume semua bahan kecuali pasir per m3 campuran beton adalah sebagai
berikut:
Semen Portland = 538,50 : 3 = 179,50 liter
Agregat Kasar = 1047,6 : 2,644 = 396,22 liter
Air = 215,40 = 215,40 liter
Kadar Udara = 0,02 x 1000 = 20 liter
Sub Total = 811,12 liter
Maka kebutuhan volume pasir per semen m3 beton = 1000 – 811,12 =
188,12 liter. Dikonversi menjadi berat pasir kering oven = 0,189 x 2,64 x
1000 = 498,96 kg. Proporsi campuran dasar : (berat kering).
Air = 215,40 kg
Semen Portland = 538,50 kg
Agregat Kasar = 1047,6 kg (kering oven)
Pasir = 498,96 kg (kering oven)
h. Campuran coba
Dibuat campuran coba sesuai proporsi campuran dasar yang harus
disesuaikan dengan kondisi kebasahan agregat saat perencanaan. Kadar air
pasir 2,64 % dan kadar air agregat kasar 1,75 % diukur terhadap berat
kering oven.
Untuk campuran dasar (keadaan basah):
Agregat kasar (basah) = 1047,6 x (1 + 0,0175) = 1065,93 kg
Pasir (basah) = 498,96 x (1 + 0,0264) = 512,13 kg
Air = 215,40– 0,0175 x 1047,6 – 0,0264 x 498,96 =
183,89kg
87

Tabel 4.26 Proporsi per m3 campuran (sesuai kondisi kebasahan agregat)


Tipe campuran Dasar
Air (kg) 183,89
Semen (kg) 538,50
Agregat kasar (kg) 1065,93
Pasir (kg) 512,13
(Sumber: Hasil Perhitungan Campuran, 2021)

Tabel 4.27 Proporsi untuk per campuran coba (0,0053 m3)


Tipe campuran Dasar
Air (kg) 0,97
Semen (kg) 2,85
Agregat kasar (kg) 5,64
Pasir (kg) 2,71
(Sumber: Hasil Perhitungan Campuran, 2021)
88

4.6 Perbandingan Campuran Beton Agregat Tanjung Raja


Dari hasil perhitungan Mix Design beton didapatkan proporsi campuran
untuk tiap variasi yang dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :

Tabel 4.28 Bahan Campuran Beton

Jumlah bahan untuk satu kali pengadukan


(6 buah) (kg)
Nama Material
BN
Air 5,820
Semen 17,1
Agregat Kasar (Tanjung Raja) 33,84
Pasir (tanjung raja) 16,26
Jumlah bahan untuk satu kali pengadukan
(6 buah) (kg)
Nama Material
BN
Air 5,820
Semen 17,1
Super Plastizer 0,116
Agregat Kasar (Tanjung Raja) 33,84
Pasir (tanjung raja) 16,26
(Sumber: Hasil Perhitungan Campuran, 2021)

4.7 Pembahasan Data Uji Tekan Beton


4.7.1 Hasil Uji Slump
Dari hasil uji slump beton didapatkan hasil berikut:

Tabel 4.29 Hasil Uji Slump


Nilai Slump
Benda Uji Pemulutan Tanjung Raja
1 2 Rata-Rata 1 2 Rata-Rata
Beton Normal 5.5 6.5 6 6.5 6 6.25
Beton Superplasticizer 5 5.8 5.4 5.5 5 5.25
(Sumber: Hasil Perhitungan, 2021)
89

Dari data Tabel 4.29 dapat dilihat bahwa semua benda uji telah memenuhi
slump yang telah direncanakan 50-75 mm.

4.7.2 Hasil Uji Kuat Tekan Beton


Setelah dilakukan pembuatan benda uji dan perawatan benda uji,
selanjutnya dilakukan uji kuat tekan benda uji tersebut. Uji kuat tekan beton
Pemulutan dan Tanjung Raja dilakukan pada benda uji berumur 7, 14, 28 hari
yang diuji di laboratorium teknik sipil, dalam menentukan Kuat tekan (Mpa)
memakai rumus:
B
(Kuat Tekan Beton = ):
B

1. Hasil uji kuat tekan beton umur 7 hari dapat dilihat ditabel berikut:

Tabel 4.30 Hasil Uji Tekan Beton Umur 7 Hari Pemulutan

Luas Kuat
Berat Beban Fc' Rata-
Benda Uji Silinder Tekan
(kg) (KN) Rata Mpa
(cm) (Mpa)
176,78 11426,1 275 15,5 14,25
Beton Normal
176,78 11623,2 230 13,0
176,78 11935,0 335 18,9 20,90
Beton Superplasticizer
176,78 11806,4 405 22,9
(Sumber: Hasil Perhitungan, 2021)

Tabel 4.31 Hasil Uji Tekan Beton Umur 7 Hari Tanjung Raja
Luas Kuat
Berat Beban Fc' Rata-
Benda Uji Silinder Tekan
(kg) (KN) Rata Mpa
(cm) (Mpa)
Beton Normal 176,78 12092,4 430 24,30
21,45
176,78 11571,6 330 18,60
Beton Superplasticizer 176,78 12240,5 540 30,5
27,10
176,78 12313,7 420 23,7
(Sumber: Hasil Perhitungan, 2021)
90

HASIL UJI PERBANDINGAN KUAT TEKAN BETON UMUR 7 HARI


35

30

25

20

15

10
Beton
Beton Normal
Normal Beton
Beton Beton Normal Beton
Sungai Musi
Pemulutan Superplasticizer
Superplasticizer Tanjung Raja Superplasticize
Sungai Musi
Pemulutan Tanjung Raja

Gambar 4.3 Histogram Perbandingan Kuat Tekan Beton Umur 7 Hari

Dari Gambar 4.3 menunjukkan kuat tekan beton normal pada umur 7 hari
agregat tanjung raja memiliki kekuatan lebih tinggi dari beton Pemulutan dengan
rata-rata 21,45 Mpa dan kuat tekan beton superplasticizer agregat tanjung raja
memiliki kekuatan lebih tinggi dari beton superplasticizer Pemulutan dengan
kuat tekan rata-rata 27,10.

2. Hasil uji kuat tekan beton umur 14 hari dapat dilihat ditabel berikut:

Tabel 4.32 Hasil Uji Tekan Beton Umur 14 Hari Pemulutan

Luas Kuat
Berat Beban Fc' Rata-
Benda Uji Silinder Tekan
(kg) (KN) Rata Mpa
(cm) (Mpa)
176,78 11789,2 250 14,1
Beton Normal 15,85
176,78 11582,4 295 16,6
176,78 11968,5 400 22,6
Beton Superplasticizer 22,45
176,78 11843,2 395 22,3
(Sumber: Hasil Perhitungan, 2021)
91

Tabel 4.33 Hasil Uji Tekan Beton Umur 14 Hari Tanjung Raja

Luas Kuat Fc' Rata-


Beban
Benda Uji Silinder Berat (kg) Tekan Rata
(KN)
(cm) (Mpa) Mpa

176,78 12190,8 520 29,4 27,85


Beton Normal
176,78 12292,8 465 26,3
176,78 12160,4 385 21,7
Beton Superplasticizer 25,10
176,78 12298,3 505 28,5
(Sumber: Hasil Perhitungan, 2021)

HASIL UJI PERBANDINGAN KUAT TEKAN BETON UMUR 14


HARI
35

30

25

20

15

10
Beton
Beton Normal
Normal Beton
Beton Beton Normal Beton
Sungai Musi
Pemulutan Superplasticizer
Superplasticizer Tanjung Raja Superplasticizer
Sungai Musi
Pemulutan Tanjung Raja

Gambar 4.4 Histogram Perbandingan Kuat Tekan Beton Umur 14 Hari

Dari Gambar 4.4 menunjukkan kuat tekan beton normal pada umur 14 hari
agregat tanjung raja memiliki kekuatan lebih tinggi dari beton Pemulutan dengan
rata-rata 27,85 Mpa dan kuat tekan beton superplasticizer agregat tanjung raja
memiliki kekuatan lebih tinggi dari beton superplasticizer Pemulutan dengan
kuat tekan rata-rata 25,10.
92

3. Hasil uji kuat tekan beton umur 28 hari dapat dilihat ditabel berikut:
Tabel 4.34 Hasil Uji Tekan Beton Umur 28 Hari Pemulutan
Fc'
Luas
Berat Beban Kuat Tekan Rata-
Benda Uji Silinder
(kg) (KN) (Mpa) Rata
(cm)
Mpa
176,78 11554,7 370 20,9 19,5
Beton Normal
176,78 11838,9 320 18,1
176,78 12092,6 480 27,1 28,3
Beton Superplasticizer
176,78 12191,1 525 29,6
(Sumber: Hasil Perhitungan, 2021)

Tabel 4.35 Hasil Uji Tekan Beton Umur 28 Hari Tanjung Raja

Luas
Berat Beban Kuat Tekan Fc' Rata-
Benda Uji Silinder
(kg) (KN) (Mpa) Rata Mpa
(cm)

176,78 12135,1 470 26,5


Beton Normal 28,3
176,78 12309,3 535 30,2
176,78 12354,4 590 33,3
Beton Superplasticizer 33,9
176,78 12485,7 610 34,5
(Sumber: Hasil Perhitungan, 2021)

HASIL UJI PERBANDINGAN KUAT TEKAN BETON UMUR 28


HARI
40

35

30

25

20

15

10
BetonNormal
Beton Normal Beton
Beton Beton Normal Beton
Sungai Musi Superplasticizer
Superplasticizer Tanjung Raja Superplasticizer
Pemulutan
Sungai Musi
Pemulutan Tanjung Raja

Gambar 4.5 Histogram Perbandingan Kuat Tekan Beton Umur 28 Hari


93

Dari Gambar 4.5 diatas pada umur 28 hari terjadi peningkatan kuat tekan
beton normal dan kuat beton menggunakan campuran superplasticizer. Pada umur
28 hari kuat tekan beton normal yang paling tinggi didapat dari beton normal
Tanjung Raja sebesar 28,3 MPa, dan kuat tekan beton campuran superplasticizer
yang paling tinggi didapat dari beton superplasticizer Tanjung Raja sebesarr 33,9
MPa.

4.7.3 Anlisa Hasil Uji Kuat Tekan Beton


Dari data- data nilai kuat tekan beton pada perbandingan agregat Pemulutan
dan Tanjung Raja diatas, diperoleh nilai kuat tekan beton pada Tabel 4.36 sebagai
berikut:

Tabel 4.36 Hasil Uji Kuat Tekan Setiap Benda Uji


Rata- rata Kuat Tekan Benda Uji (Mpa)
Jenis Beton
7 14 28
BN Pemulutan 14,25 15,85 19,5
BN Tanjung Raja 21,45 27,85 28,3
BSP Pemulutan 20,9 22,45 28,3
BSP Tanjung Raja 27,1 25,1 33,9
(Sumber: Hasil Perhitungan, 2021)

KUAT TEKAN BETON


40
KUAT TEKAN MPa

33.9

30 27.1 27.85 28.3 28.3


25.1
21.45 20.9 22.45
20 19.5
14.25 15.85

10

0
7 14 28
HARI

BN
BNPemulutan
Sungai Musi BN Tanjung
BN TanjungRaja
Raja BSP Sungai
BSP Pemulutan
Musi BSP
BSP Tanjung
TanjungRaja
Raja

Gambar 4.6 Histogram Peningkatan Kuat Tekan Beton


94

Dari Gambar 4.6 dapat dilihat bahwa kuat tekan beton pada umur 28 hari
yang tertinggi terdapat pada campuran beton superplasticizer yaitu sebesar 33,9
MPa dan kuat tekan beton terendah terdapat pada beton normal Pemulutan 19,5
MPa.

Pada penelitian ini menentukan kuat beton , kuat beton terjadi di umur 28
hari yaitu Beton campuran superplasticizer Tanjung Raja sebesar 33,9 dan
penelitian Perbandingan Kuat Tekan Beton Dengan Campuran Agregat
Pemulutan dan Agregat Tnjung Raja ini dapat di simpulkan bahwa agregat
Tanjung Raja dapat menciptakan beton mutu lebih tinggi daripada agregat
Pemulutan.

4.7.4 Regresi Kuat Tekan Beton

Dari persamaan kurva yang diperoleh dari Microsoft Exel dapat diketahui
nilai regresi maksimum dengan memasukan nilai x pada persamaan kurva
tersebut. Berikut hasil hasil regresi pada grafik di bawah ini:

1) Regresi campuran beton dengan menggunakan superplasticizer sebanyak


2%
95

A. Regresi kuat tekan BN Pemulutan

ANALISA REGRESI
25
Kuat Tekan BN Pemulutan (MPa)

19.5
20
15.85
14.25
15

10 y = 2.625x + 11.283
R² = 0.9516
5

0
7 14 28
Hari

Gambar 4.7 Grafik Regresi Kuat Tekan BN Pemulutan

Dari persamaan kurva regresi BN Pemulutan y=2.625x + 11.283 dan


R2=0.9516

B. Regresi kuat tekan BN Tanjung Raja

ANALISA REGRESI
35
Kuat Tekan BN Tanjung Raja (MPa)

27.85 28.3
30
25 21.45
20 y = 3.425x + 19.017
R² = 0.799
15
10
5
0
7 14 28
Hari

Gambar 4.8 Grafik Regresi Kuat Tekan BN Tanjung Raja


96

Dari persamaan kurva regresi BN Tanjung Raja y=3.425x + 19.017 dan


2
R =0.799

C. Regresi kuat tekan BSP Pemulutan

ANALISA REGRESI
28.3
30
Kuat Tekan BSP Pemulutan (MPa)

25 22.45
20.9
20
y = 3.7x + 16.483
15 R² = 0.8988

10

0
7 14 28
Hari

Gambar 4.9 Grafik Regresi Kuat Tekan BSP Pemulutan

Dari persamaan kurva regresi BSP Pemulutan y=3.7x + 16.483 dan


R2=0.8988
97

D. Regresi kuat tekan BSP Tanjung Raja

ANALISA REGRESI
40
33.9
Kuat Tekan BSP Tanjung Raja (MPa)

35
30 27.1
25.1
25
y = 3.4x + 21.9
20
R² = 0.5432
15
10
5
0
7 14 28
Hari

Gambar 4.10 Grafik Regresi Kuat Tekan BSP Tanjung Raja

Dari persamaan kurva regresi BSP Tanjung Raja y=3.4x + 21.9 dan
R2=0.5432

Anda mungkin juga menyukai