BAB 15
REKAPITULASI HASIL PERCOBAAN
Berdasar SNI 03-1970-2008 syarat Bulk Specific Gravity SSD adalah 2,50 – 2,70.
Hasil percobaan dan analisis data menunjukkan bahwa nilai Bulk Specific Gravity
SSD adalah 2,52 sehingga dapat disimpulkan bahwa pasir sampel memenuhi
syarat dan layak digunakan sebagai agregat halus dalam pembuatan beton.
276
Laporan Praktikum Bahan Bangunan dan Properti Material 2018 277
Bab 15 Rekapitulasi Hasil Percobaan
Kelompok 17
pertama. Hal ini menunjukkan bahwa agregat kasar sampel memenuhi syarat
sebagai bahan bangunan pembuatan beton karena standar nilai kehilangan
berat harus < 1 %.
2. Dari perhitungan data pengujian pertama didapat Modulus kehalusan agregat
kasar sebesar 4.22. Berdasarkan ketentuan SK-SNI-T-15-1990-03, syarat
modulus kehalusan agregat kasar adalah 5<MK<8. Jadi, agregat kasar sampel
tidak memenuhi syarat sebagai bahan bangunan pembuatan beton.
3. Dari perhitungan data solusi pengujian kedua didapat Modulus kehalusan
agregat kasar sebesar 4.86. Berdasarkan ketentuan SK-SNI-T-15-1990-03,
syarat modulus kehalusan agregat kasar adalah 5< MK <8. Jadi, agregat kasar
sampel tidak memenuhi syarat sebagai bahan bangunan pembuatan beton.
4. Berikut jumlah penambahan agregat kasar dapat memenuhi standar SNI 03-
1969-2008
Laporan Praktikum Bahan Bangunan dan Properti Material 2018 278
Bab 15 Rekapitulasi Hasil Percobaan
Kelompok 17
Jumlah
Berat Sebelum Berat setelah
Ayakan penambahan
ditambah ditambah
agregat
5. Dari Grafik 3.1 didapat data pada lubang ayakan berdiameter 9,5 , 12,5, 19,
25 agregat kasar sampel yang lolos, tidak memenuhi memenuhi standar SNI
T-15-1990-03 sehingga agregat kasar sampel tidak memenuhi syarat sebagai
bahan bangunan pembuatan beton, ditandai dengan garis hasil percobaan di
luar batas bawah standar dan batas atas standar. Sedangkan dari Grafik 3.2
didapat data yang memenuhi syarat sebagai bahan bangunan pembuatan beton,
ditandai dengan garis hasil percobaan yang berada diantara batas atas dan
batas bawah standar.
Berdasarkan hasil di atas, didapatkan Bulk Specific Gravity SSD agregat kasar
2,66. Menurut SK-SNI-T-15-1990-03 syarat Bulk Specific Gravity SSD antara
2,5–2,7. Jadi,sampel kerikil memenuhi syarat SK-SNI-T-15-1990-03.
Perbandingan Campuran
Semen : Pasir : Kerikil : Air
1 : 2,38 : 2,58 : 0,46
Berdasarkan Tabel 1.15, maka mutu baja ulir yang diuji termasuk dalam:
a. Baja ulir 1: σmax = 407,72 MPa
Laporan Praktikum Bahan Bangunan dan Properti Material 2018 285
Bab 15 Rekapitulasi Hasil Percobaan
Kelompok 17
ε = 25%
Maka, baja ulir 1 termasuk jenis baja BJ-37
6. Untuk sampel F dengan desak 33,01 MPa, tergolong pada kode mutu E16,
karena kekuatan tekan antara 33-34 Mpa dengan Retak kayu sejajar serat
kayu.
7. Untuk sampel G dengan desak 29,47 MPa, tergolong pada kode mutu E13,
karena kekuatan tekan antara 28-31 MPa dengan Retak kayu sejajar serat
kayu.
8. Untuk sampel H dengan desak 62,01 MPa, tergolong pada kode mutu E26,
karena kekuatan tekan ≥ 46 Mpa dengan Retak kayu sejajar serat kayu.
9. Untuk sampel I dengan desak 41,15 MPa, tergolong pada kode mutu E22,
karena kekuatan tekan 41-43 Mpa dengan Retak kayu sejajar serat kayu.
10. Untuk sampel J dengan desak 34,47 MPa, tergolong pada kode mutu E17,
karena kekuatan tekan 34-35 Mpa dengan Retak kayu sejajar serat kayu.
11. Untuk sampel K dengan desak 35,03 MPa, tergolong pada kode mutu E18,
karena kekuatan tekan 35-37 MPa dengan retak kayu sejajar serat kayu.
12. Untuk sampel L dengan desak 30,60 MPa, tergolong pada kode mutu E14,
karena kekuatan tekan 30-31MPa dengan retak kayu sejajar serat kayu.
13. Untuk sampel M dengan desak 34,06 MPa, tergolong pada kode mutu E17,
karena kekuatan tekan 34-35 MPa dengan retak kayu sejajar serat kayu.
14. Untuk sampel N dengan desak 39,30 MPa, tergolong pada kode mutu E20,
karena kekuatan tekan antara 39-40 MPa dengan retak kayu sejajar serat
kayu.
15. Untuk sampel O dengan desak 30,08 MPa, tergolong pada kode mutu E14,
karena kekuatan tekan antara 30-31 MPa dengan retak kayu sejajar serat
kayu.
16. Untuk sampel P dengan desak 30,22 MPa, tergolong pada kode mutu E14,
karena kekuatan tekan 30-31 MPa dengan retak kayu sejajar serat kayu.
17. Untuk sampel Q dengan desak 37,31 MPa, tergolong pada kode mutu E17,
karena kekuatan tekan 36-39 MPa dengan retak kayu sejajar serat kayu.
18. Untuk sampel R dengan desak 37,31 MPa, tergolong pada kode mutu
E17,karena kekuatan tekan antara 36-39 MPa dengan retak kayu sejajar serat
kayu.
Laporan Praktikum Bahan Bangunan dan Properti Material 2018 289
Bab 15 Rekapitulasi Hasil Percobaan
Kelompok 17
19. Untuk sampel S dengan desak 41,16 MPa, tergolong pada kode mutu E22,
karena kekuatan tekan 41-43 MPa dengan Retak kayu sejajar serat kayu.
20. Untuk sampel T dengan desak 49,62tergolong pada kode mutu E26, karena
kekuatan tekan ≥ 46 MPa dengan Retak kayu sejajar serat kayu.
15.7.2 Kuat Tarik Kayu
Dari percobaan yang dilakukan, dapat diketahui jenis mutu kayu menurut tabel
sebagai berikut :
1. Untuk sampel A dengan Tarik 51,06 MPa, tergolong pada kode mutu E22,
dengan kekuatan tarik 50-53 MPa.
2. Untuk sampel B dengan Tarik 46,47 MPa, tergolong pada kode mutu E20,
dengan kekuatan tarik 44-47 MPa.
3. Untuk sampel C dengan Tarik 44,02 MPa, tergolong pada kode mutu E20,
dengan kekuatan tarik 44-47 MPa.
4. Untuk sampel D dengan Tarik 45,88 MPa, tergolong pada kode mutu E20,
dengan kekuatan Tarik 44-47 MPa.
5. Untuk sampel E dengan Tarik 30,90 MPa, tergolong pada kode mutu E14,
dengan kekuatan tarik 28-31 MPa.
6. Untuk sampel F dengan Tarik 11,58 MPa, tergolong pada kode mutu dibawah
E10, dengan kekuatan tarik < 17 MPa.
7. Untuk sampel G dengan Tarik 35,50 MPa, tergolong pada kode mutu E16,
dengan kekuatan tarik 33-38 MPa.
8. Untuk sampel H dengan Tarik 24,39 MPa, tergolong pada kode mutu E12,
dengan kekuatan tarik 22-25 MPa.
9. Untuk sampel I dengan Tarik 30,10 MPa, tergolong pada kode mutu E14,
dengan kekuatan tarik 28-31 MPa.
10. Untuk sampel J dengan Tarik 34,24 MPa, tergolong pada kode mutu E16,
dengan kekuatan tarik 33-36 MPa.
11. Untuk sampel K dengan Tarik 10,09 MPa, tergolong pada kode mutu
dibawah E10, dengan kekuatan tarik < 17 MPa.
12. Untuk sampel L dengan Tarik 14,01 MPa, tergolong pada kode mutu dibawah
E10, dengan kekuatan tarik < 17 MPa.
Laporan Praktikum Bahan Bangunan dan Properti Material 2018 290
Bab 15 Rekapitulasi Hasil Percobaan
Kelompok 17
13. Untuk sampel M dengan Tarik 59,40 MPa, tergolong pada kode mutu E25,
dengan kekuatan tarik 58-60 MPa.
14. Untuk sampel N dengan Tarik 13,95 MPa, tergolong pada kode mutu
dibawah E10, dengan kekuatan tarik < 17 MPa.
15. Untuk sampel O dengan Tarik 33,79 MPa, tergolong pada kode mutu E16,
dengan kekuatan tarik 33-36 MPa.
16. Untuk sampel P dengan Tarik 20,91 MPa, tergolong pada kode mutu E11,
dengan kekuatan tarik 19-22 MPa.
17. Untuk sampel Q dengan Tarik 32,23 MPa, tergolong pada kode mutu
dibawah E 15, dengan kekuatan tarik 31-33 MPa.
18. Untuk sampel R dengan Tarik 29,63 MPa, tergolong pada kode mutu E14,
dengan kekuatan tarik 28-31 MPa.
19. Untuk sampel S dengan Tarik 8,92 MPa, tergolong pada kode mutu dibawah
E10, dengan kekuatan tarik < 17 MPa.
20. Untuk sampel T dengan Tarik 10,31 MPa, tergolong pada kode mutu dibawah
E10, dengan kekuatan tarik < 17 MPa.
Dapat disimpulkan bahwa kuat lentur keramik rata-rata adalah 17,35 Mpa, nilai
ini tidak memenuhi kuat lentur minimum yang diizinkan berdasarkan SNI 13-006-
2010 karena kuat lentur keramik yang diuji > 183.548918336022 Kg/ cm2 atau 18
MPa.