Anda di halaman 1dari 35

BAB 3 METODE PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Bahan Teknik Sipil Politeknik


Negeri Samarinda. Waktu penelitian dan penyusunan laporan akan berlangsung
kurang lebih selama 5 bulan sampai dengan 6 bulan dan akan di rincikan dalam
sub-bab 3.7.

3.2 Objek Penelitian

Objek utama pada penelitian ini adalah dua bahan aditif beton yaitu Fly
Ash dan Lignosulfonate Acid, yang akan dibandingkan keefektifannya untuk
memperlambat pengerasan beton tetapi nilai kuat tekan beton yang direncanakan
tetap akan terpenuhi.

3.3 Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang akan digunakan selama proses penelitian ini adalah :

3.3.1 Alat yang Digunakan

Timbangan digital, timbangan air, timbangan kapasitas 200 kg,


gelas ukur, Water bath, satu set mixer, satu set alat vicat, Le Chateiler
500ml + penutup, kerucut abram + pemadat, mold uji berat volume +
pemadat, cetok, pipet, oven, mesin Siever + Ayakan 37.5 mm sampai
dengan no.200, bak pengaduk beton, cangkul, kerucut slump + pemadat,
meteran, palu karet, cetakan kubus 15 cm x 15 cm x 15 cm, bak
penampung benda uji, mesin kuat tekan, mesin Setting Time Mortar dan
Pasta Semen

36
3.3.2 Bahan yang Digunakan

Semen, air, batu pecah 1/2 inch, batu pecah 2/3 inch, pasir palu,
Fly Ash dan Lignosulfonate Acid (Sika Plastocrete RT6 Plus).

3.4 Tahapan Penelitian

Dalam penyusunan penelitian ini terdapat 7 tahapan yang akan dilakukan.


Tahapan tersebut adalah sebagai berikut :

3.4.1 Pengadaan Material

Pada tahapan ini akan dilakukan pengadaan material sesuai dengan


keperluan material yang akan digunakan seperti yang tercantum dalam
sub-bab 3.3.2.

3.4.2 Pengujian Material

Pengujian terhadap material bertujuan untuk mengetahui sifat dan


karakteristik bahan yang akan digunakan pada penelitian, selain untuk
mengetahui sifat dan karakteristik bahan tersebut, pengujian material juga
bertujuan untuk mengetahui apakah bahan tersebut memenuhi persyaratan
untuk digunakan sebagai bahan beton normal. Pengujian terhadap material
dapat dilihat dalam tabel berikut:

Tabel 3.1 Pengujian Material


Pengujian Material
No.
Agregat Kasar Agregat Halus Semen
Berat Jenis dan Berat Jenis dan
1. Berat Jenis
Penyerapan Penyerapan
Konsistensi
2. Analisa Saringan Analisa Saringan
Normal
3. Kadar Air Kadar Air setting Time
4. Bobot Isi Bobot Isi Kehalusan

37
5. Kadar Lumpur Kadar Lumpur -
6. Abrasi - -
Pengujian material yang tertera pada tabel 3.1 akan dilaksanakan
dengan mengacu kepada SNI, seperti yang tertera dibawah ini :

Tabel 3.2 Standar Acuan Pengujian Material

No Standar Acuan
Jenis Pengujian
. Pengujian
Berat Jenis dan Penyerapan
1. SNI 03-1970-2008
Agregat Halus
Berat Jenis dan Penyerapan
2. SNI 03-1969-2008
Agregat Kasar
3. Analisa Saringan Agregat Kasar ASTM C33-99a
SNI 03-2834-2002 dan
4. Analisa Saringan Agregat Halus
ASTM C33-99a
5. Kadar Air SNI 03-1971-2011
6. Kadar Lumpur SNI 03-4141-1996
7. Berat Volume Agregat SNI 03-4804-1998
8. Abrasi SNI 03-2417-2008
9. Konsistensi Normal SNI 03-6826-2002
10. Setting Time SNI 03-6827-2002
11. Densitas Semen SNI 15-2531-2015
12. Kehalusan Semen SNI 15-2530-1991

3.4.3 Pembuatan Rancangan Beton

Perencanaan campuran (mix desain) pada penelitian ini mengacu


pada SNI 03-2834-2002 untuk beton normal, dikarenakan mutu yang
ditargetkan adalah 25 Mpa dan bahan tambah yang digunakan dalam
campuran beton pada penelitian ini adalah Fly Ash dan Lignosulfonate
Acid.

3.4.4 Pembuatan Sampel Beton dan Pengujian Setting Time Mortar

Pembuatan Sampel Beton dilaksanakan sesuai dengan Job Mix


Design yang diperoleh setelah pengujian material selesai, dan untuk

38
keterangan penambahan Fly Ash dan Lignosulfonate Acid yang digunakan
adalah :

Tabel 3.3 Perbandingan Proporsi Campuran 1 Sampel Beton

Perbandingan Campuran 1 Sampel Kubus 15 cm × 15 cm × 15 cm


Kode Sampel Rasio Air Semen
Semen : Air : P. Palu : Batu 1/2 : Batu 2/3 : FA : LA
(Air/Semen)
M25 1,00 : 0,56 : 1,69 : 1,87 : 1,76 : - : - 0,56

M25 + FA10 1,00 : 0,56 : 1,69 : 1,87 : 1,76 : 0,10 : - 0,56

M25 + FA15 1,00 : 0,56 : 1,69 : 1,87 : 1,76 : 0,15 : - 0,56

M25 + FA20 1,00 : 0,56 : 1,69 : 1,87 : 1,76 : 0,20 : - 0,56

M25 + FA25 1,00 : 0,56 : 1,69 : 1,87 : 1,76 : 0,25 : - 0,56

M25 + FA30 1,00 : 0,56 : 1,69 : 1,87 : 1,76 : 0,30 : - 0,56

M25 + LA0,6 1,00 : 0,56 : 1,69 : 1,87 : 1,76 : - : 0,006 0,57

M25 + LA1,2 1,00 : 0,56 : 1,69 : 1,87 : 1,76 : - : 0,012 0,58

M25 + LA1,8 1,00 : 0,56 : 1,69 : 1,87 : 1,76 : - : 0,018 0,58

M25 + LA2,4 1,00 : 0,56 : 1,69 : 1,87 : 1,76 : - : 0,024 0,59

M25 + LA3,0 1,00 : 0,56 : 1,69 : 1,87 : 1,76 : - : 0,030 0,59

Tabel 3.4 Kebutuhan Material Campuran 1 Sampel Beton

Kebutuhan Material 1 Sampel Kubus 15 cm × 15 cm × 15 cm


Kode Sampel Semen Air P. Palu Batu 1/2 Batu 2/3 FA LA Berat Keterangan
Kg Kg Kg Kg Kg Kg Kg Total
M25 1,40 0,79 2,37 2,62 2,47 - - 9,64 Tanpa Bahan Tambah
Menambahkan 10% Fly Ash dari
M25 + FA10 1,40 0,79 2,37 2,62 2,47 0,14 - 9,78
berat kebutuhan semen
Menambahkan 15% Fly Ash dari
M25 + FA15 1,40 0,79 2,37 2,62 2,47 0,21 - 9,85
berat kebutuhan semen
Menambahkan 20% Fly Ash dari
M25 + FA20 1,40 0,79 2,37 2,62 2,47 0,28 - 9,92
berat kebutuhan semen
Menambahkan 25% Fly Ash dari
M25 + FA25 1,40 0,79 2,37 2,62 2,47 0,35 - 9,99
berat kebutuhan semen
Menambahkan 30% Fly Ash dari
M25 + FA30 1,40 0,79 2,37 2,62 2,47 0,42 - 10,06
berat kebutuhan semen
Menambahkan 0,6% Lignosulfonate
M25 + LA0,6 1,40 0,79 2,37 2,62 2,47 - 0,01 9,65
Acid dari berat kebutuhan semen
Menambahkan 1,2% Lignosulfonate
M25 + LA1,2 1,40 0,79 2,37 2,62 2,47 - 0,02 9,66
Acid dari berat kebutuhan semen
Menambahkan 1,8% Lignosulfonate
M25 + LA1,8 1,40 0,79 2,37 2,62 2,47 - 0,03 9,66
Acid dari berat kebutuhan semen
Menambahkan 2,4% Lignosulfonate
M25 + LA2,4 1,40 0,79 2,37 2,62 2,47 - 0,03 9,67
Acid dari berat kebutuhan semen
Menambahkan 3,0% Lignosulfonate
M25 + LA3,0 1,40 0,79 2,37 2,62 2,47 - 0,04 9,68
Acid dari berat kebutuhan semen

Jumlah sampel yang akan dibuat untuk setiap variasi campuran


beton adalah 3 sampel dan akan diuji kuat tekan untuk umur 3, 7 dan 28
hari. Setiap pengadukan variasi campuran beton akan dilakukan pengujian

39
Slump Test terlebih dahulu sebelum dilakukan percetakan sampel beton
yang mengacu pada SNI 03-1972-2008. Selanjutnya setiap variasi yang
dibuat sembari melakukan percetakan beton pada cetakan kubus 15 cm x
15 cm x 15 cm, akan dilakukan pengujian setting time mortar yang
dilakukan dengan mengacu pada ASTM C403 / C403M : 2012.

3.4.5 Perawatan Sampel Beton

Perawatan (curing) dimaksudkan untuk menghindari panas hidrasi


yang tidak diinginkan, dan untuk memastikan reaksi hidrasi senyawa
semen termasuk bahan tambahan atau bahan pengganti dapat berlangsung
secara optimal sehingga mutu beton yang diharapkan dapat tercapai.
Perawatan (curing) dilakukan setelah beton berumur 1 hari sampai sehari
sebelum dilakukan pengujian terhadap beton tersebut. Pada penelitian ini,
pengujian beton dilakukan pada saat beton berumur 3, 7, dan 28 hari.

3.4.6 Pengujian Sampel Beton

Pengujian yang dilakukan untuk setiap variasi sampel beton adalah


pengujian kuat tekan dengan benda uji berbentuk kubus yang memiliki
ukuran 15 cm x 15 cm x 15 cm pada umur 3, 7 dan 28 hari. Pengujian kuat
tekan dilakukan dengan mengacu pada SNI 03-1974-1990.

3.4.7 Analisa Data dan Penyusunan Laporan

Tahap ini mencakup analisa data yang telah diperoleh dari


pengujian kuat tekan beton pada setiap variasi campuran beton yang telah
dibuat. Analisa data dilakukan menggunakan program Microsoft Excel dan
Microsoft Word. Kemudian setelah analisa data selesai dilaksanakan, akan
dilanjutkan dengan pembuatan laporan hasil penelitian.

40
3.5 Diagram Alir Penelitian

Berikut adalah diagram alir pengerjaan penelitian skripsi ini yang dibuat
berdasarkan tahapan penelitian yang telah dijelaskan pada sub-bab 3.4 :

Studi
Pustaka

Pengadaan peralatan Pengadaan material


yang akan digunakan yang akan digunakan
selama penelitian selama penelitian

Tidak

Pengecekkan mutu
Pengecekkan kondisi material sesuai
peralatan Sesuai ?
pengujian yang akan
dilaksanakan
Ya

Pembuatan Job Mix Design


dengan rencana mutu beton 25
Mpa

Pembuatan sampel beton sesuai rencana yang dibuat yaitu :


1. Sampel Beton tanpa bahan tambah
2. Sampel Beton dengan bahan tambah Fly Ash sebanyak 10%,
15%, 20%, 25% dan 30% dari berat semen
3. Sampel Beton dengan bahan tambah Lignosulfonate Acid
sebanyak 0,6%, 1,2%, 1,8%, 2,4, dan 3% dari berat semen

41
A

Pengujian Slump
Test
Pengujian
Setting Time
Mortal
Perawatan sampel beton
sebelum dilaksanakan
pengujian kuat tekan

Pengujian Kuat
Tekan Sampel usia
3, 7 dan 28 hari

Pengolahan Data Hasil


Pengujian

Pembuatan
Laporan Hasil
Penelitian

Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian

3.6 Teknik Pengumpulan dan Analisa Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan pada pengerjaan skripsi ini


adalah dengan melaksanakan penelitian terhadap ide yang diangkat dalam skripsi
ini, kemudian data hasil penelitian tersebut diolah menggunakan aplikasi
Microsoft Excel dan Microsoft Word yang selanjutnya akan dibuat dalam bentuk
laporan.

42
Berikut adalah langkah-langkah pengujian untuk setiap jenis penelitian
yang akan dilakukan dalam pengerjaan skripsi ini :

3.6.1 Pengujian Berat Jenis dan Penyerapan Agregat Halus

Tujuan

Untuk mendapatkan nilai berat jenis keadaan kering


permukaan (SSD), berat jenis semu dan berat jenis kering agregat
halus.
Peralatan

Timbangan digital ketelitian 0,1 gram, pan, oven, pan box,


picnometer kapasitas 500 ml, kerucut terpancung dan penumbuk,
dan timbangan air.

Bahan

Pasir Palu sebanyak ± 1000 gram dan air

Langkah Kerja

a. Persiapan pengujian :
1. Mempersiapkan ± 1000 gram pasir palu.
2. Mencuci bersih pasir palu yang telah disiapkan hingga air
yang digunakan tidak keruh lagi.
3. Merendam Pasir Palu yang telah dicuci bersih selama ± 24
jam.
4. Setelah 24 jam tiriskan Pasir Palu, lakukan secara perlahan
agar tidak ada Pasir Palu yang terbuang bersama air.
5. Kemudian jemur pasir dibawah matahari hingga kondisi
pasir kering permukaan (SSD).
6. Pengecekkan kondisi SSD Pasir Palu dapat dilakukan
dengan cara memasukkan Pasir Palu kedalam Kerucut
Abram, dengan ketentuan setiap diisi 1/3 bagian dilakukan
penumbukan sebanyak 8 kali, setelah terisi penuh lakukan

43
penumbukan 1 kali lagi agar total penumbukan yang
dilakukan menjadi 25 kali.
7. Kemudian mengangkat kerucut abram dan memperhatikan
pola keruntuhannya. Apabila Pasir Palu tidak mengalami
keruntuhan dan Pasir Palu berbentuk seperti Kerucut
Abram berarti kondisi Pasir Palu masih terlalu basah,
apabila mengalami runtuh sebagian maka kondisi SSD
telah terpenuhi dan terakhir apabila terjadi keruntuhan total
berarti Pasir Palu terlalu kering.
8. Setelah pola SSD tercapai maka pengujian berat jenis siap
untuk dilaksanakan.
b. Pelaksanaan pengujian :
1. Mempersiapkan Pasir Palu yang telah memenuhi kondisi
SSD sebanyak 500 gram dan dicatat sebagai berat SSD.
2. Kemudian menyiapkan Picno dan memasukkan Pasir Palu
yang telah disiapkan pada langkah 1.
3. Selanjutnya mengisi air hingga penuh kedalam Picno yang
telah berisi Pasir Palu.
4. Kemudian memutar Picno yang telah berisi Pasir Palu + Air
dengan posisi Picno dimiringkan agar udara yang ada
didalam Picno keluar.
5. Setelah itu memasang penutup Picno dan melakukan
penimbangan berat Picno + Pasir Palu + Air dan
mencatatnya sebagai berat semu.
6. Selanjutnya mengeluarkan Pasir Palu dan air dari dalam
Picno dan menuangkannya kedalam Pan.
7. Meniriskan air yang masih ada hingga menyisakan Pasir
Palu saja.
8. Selanjutnya memasukkan pan yang berisi Pasir Palu
kedalam oven dan nyalakan oven selama ± 6 jam.

44
9. Setelah 6 jam keluarkan Pasir Palu dari dalam oven dan
diamkan terlebih dahulu hingga suhunya normal.
10. Melakukan penimbangan berat Pasir Palu yang telah kering
dan catat sebagai berat kering.
11. Kemudian isi Picno dengan air hingga penuh dan pasang
penutup Picno.
12. Melakukan penimbangan berat Picno + Air.
13. Selanjutnya melakukan perhitungan data hasil pengujian.
c. Perhitungan data hasil pengujian

Berat Jenis Kering Permukaan


=
(SSD)

Berat Jenis Semu (Apparent) =

Berat Jenis Kering (Bulk)


=

Penyerapan (%)
=

Keterangan :

Bj = Berat Kering Permukaan Jenuh (SSD)

Bk = Berat Kering Oven

Bt = Berat Picno + Benda Uji + Air

B = Berat Picno + Air

3.6.2 Pengujian Berat Jenis dan Penyerapan Agregat Kasar

Tujuan

Untuk mendapatkan nilai berat jenis keadaan kering


permukaan (SSD), berat jenis semu dan berat jenis kering agregat
kasar.

45
Peralatan

Timbangan digital ketelitian 0,1 gram, pan, oven, majun,


pan box, dan timbangan air.

Bahan

Agregat kasar batu 2/3, batu 1/2 masing-masing 3000 gram


dan air.

Langkah Kerja
a. Persiapan pengujian
1. Menimbang batu 1/2 dan 2/3 masing-masing 3000 gram
2. Selanjutnya mencuci kedua Batu tersebut hingga air yang
digunakan untuk mencuci tidak keruh lagi.
3. Kemudian rendam kedua Batu yang sudah dicuci bersih
selama ± 24 jam.
4. Setelah direndam selama 24 jam, keluarkan kedua Batu
dari dalam air rendaman dan mengelap permukaan kedua
Batu tersebut menggunakan majun.
5. Selanjutnya Batu siap untuk dipakai pengujian.
b. Pelaksanaan pengujian
1. Kedua batu yang telah dilap permukaannya ditimbang
masing-masing berat kering permukaannya (SSD).
2. Kemudian menyiapkan timbangan air untuk melakukan
penimbangan berat semu masing-masing Batu.
3. Memasukkan agregat kedalam timbangan air dan mencatat
masing-masing berat semunya.
4. Kemudian tiriskan air dan letakkan kedua Batu tersebut
diatas Pan yang berbeda dan masukkan kedalam oven
selama ± 4 jam.

46
5. Setelah kedua Batu tersebut di oven selama 4 jam
keluarkan kedua Batu tersebut dan diamkan sejenak hingga
suhu normal.
6. Melakukan penimbangan berat kering masing-masing
Batu.
7. Setelah selesai dapat dilanjutkan dengan pengolahan data
hasil pengujian.
c. Perhitungan data hasil pengujian

Berat Jenis Kering Permukaan


=
(SSD)

Berat Jenis Semu (Apparent) =

Berat Jenis Kering (Bulk)


=

Penyerapan (%) =

Keterangan :

Bj = Berat Kering Permukaan Jenuh (SSD)

Bk = Berat Kering Oven

Ba = Berat Semu

3.6.3 Pengujian Analisa Saringan Agregat Kasar

Tujuan

Untuk mengetahui apakah agregat kasar yang digunakan


memenuhi persyaratan analisa saringan yang ada dan untuk acuan
dalam membuat gradasi campuran agregat halus dan kasar untuk
membuat Job Mix Design.

47
Peralatan

Sieve shaker machine, 1 set ayakan dan timbangan digital


ketelitian 0,1 gram

Bahan

Batu 1/2 dan batu 2/3

Langkah Kerja
a. Persiapan pengujian
1. Menyiapkan 1 set saringan mulai dari saringan 2’’, 1½’’,
1’’, ¾’’, ⅜’’, No.4, No.8 dan Pan.
2. Menimbang berat masing-masing saringan.
3. Menyusun saringan mulai dari saringan 2’’ diposisi paling
atas sampai dengan saringan No.8 + Pan diposisi paling
bawah.
4. Menyiapkan batu 1/2 dan 2/3 masing-masing 2000 gram.
b. Pelaksanaan pengujian
1. Memasang 1 set ayakan yang telah disusun sebelumnya
pada alat Sieve shaker machine.
2. Memasukkan Batu 2/3 yang telah disiapkan kedalam
saringan yang telah dipasang pada alat Sieve shaker
machine kemudian tutup saringan.
3. Memasang plat penahan saringan dan kencangkan scrup
penguncinya.
4. Mengatur waktu pada alat Sieve shaker machine selama 15
menit, kemudian nyalakan alat Sieve shaker machine.
5. Setelah selesai matikan alat Sieve shaker machine dan
melepas saringan dari alat Sieve shaker machine.
6. Kemudian menimbang setiap Batu 2/3 yang tertahan dan
mencatat beratnya.

48
7. Mengulangi langkah pelaksanaan pengujian no.1 sampai
dengan no.6 untuk pengujian analisa saringan batu 1/2.
8. Selanjutnya dilakukan perhitungan data hasil pengujian.
c. Perhitungan data hasil pengujian
1. Berat tertahan
Diperoleh dari hasil penimbangan setiap agregat
yang tertahan pada setiap saringan.

2. % Berat tertahan pada setiap saringan


Berat Agregat yang tertahan pada saringan
¿ ×100
Total berat keseluruhan agregat yang diuji
3. % Tertahan Komulatif
= % berat tertahan saringan sebelumnya + % berat tertahan
saringan selanjutnya
4. % Lolos Komulatif
= 100 % - % lolos komulatif pada setiap saringan

3.6.4 Pengujian Analisa Saringan Agregat Halus

Tujuan

Untuk mengetahui apakah agregat halus yang digunakan


memenuhi persyaratan analisa saringan yang ada dan untuk acuan
dalam membuat gradasi campuran agregat halus dan kasar untuk
membuat Job Mix Design.

Peralatan

Sieve shaker machine, 1 set ayakan dan timbangan digital


ketelitian 0,1 gram.

Bahan
Pasir Palu.

49
Langkah Kerja
a. Persiapan pengujian
1. Menyiapkan 1 set saringan mulai dari saringan No.4, No.8,
No.16, No.30, No.50, No.100, No.200 dan Pan.
2. Menimbang berat masing-masing saringan.
3. Menyusun saringan mulai dari saringan No.4 diposisi
paling atas sampai dengan saringan No.200 + pan diposisi
paling bawah.
4. Menyiapkan Pasir Palu sebanyak 2000 gram.
b. Pelaksanaan pengujian
1. Memasang 1 set ayakan yang telah disusun sebelumnya
pada alat Sieve shaker machine.
2. Memasukkan Pasir Palu yang telah disiapkan kedalam
saringan yang telah dipasang pada alat Sieve shaker
machine kemudian tutup saringan.
3. Memasang plat penahan saringan dan kencangkan scrup
penguncinya.
4. Mengatur waktu pada alat Sieve shaker machine selama 15
menit, kemudian nyalakan alat Sieve shaker machine.
5. Setelah selesai matikan alat Sieve shaker machine dan
melepas saringan dari alat Sieve shaker machine.
6. Kemudian menimbang setiap Pasir Palu yang tertahan dan
mencatat beratnya.
7. Selanjutnya dilakukan perhitungan data hasil pengujian.
c. Perhitungan data hasil pengujian
1. Berat tertahan
Diperoleh dari hasil penimbangan setiap agregat
yang tertahan pada setiap saringan.
2. % Berat tertahan pada setiap saringan
Berat Agregat yang tertahan pada saringan
¿ ×100
Total berat keseluruhan agregat yang diuji

50
3. % Tertahan Komulatif
= % berat tertahan saringan sebelumnya + % berat
tertahan saringan selanjutnya
4. % Lolos Komulatif
= 100 % - % lolos komulatif pada setiap saringan

3.6.5 Pengujian Kadar Air Agregat

Tujuan

Tujuan dari pengujian ini adalah untuk mengetahui kadar


air yang terkandung didalam agregat halus dan agregat kasar.

Peralatan

Oven, pan dan timbangan digital ketelitian 0,1 gram.

Bahan

Batu 2/3, batu ½ dan pasir palu.

Langkah Kerja
a. Persiapan pengujian
1. Menyiapkan Batu 2/3, Batu 1/2 dan Pasir Palu masing-
masing 1000 gram.
2. Menimbang berat masing-masing pan kosong yang akan
digunakan untuk mengoven ketiga agregat yang telah di
siapkan pada langkah persiapan no. 1.
3. Selanjutnya akan dilanjutkan dengan pelaksanaan
pengunjian.
b. Pelaksanaan pengujian
1. Menempatkan ketiga agregat kedalam Pan masing-masing
yang telah ditimbang sebelumnya berat kosongnya.
2. Setelah itu menimbang berat masing-masing Pan +
Agregat.

51
3. Kemudian masukkan ketiga Pan + Agregat kedalam Oven.
4. Menyalakan Oven selama ± 4 jam.
5. Setelah selesai, mengeluarkan ketiga Pan + Agregat dari
dalam Oven dan diamkan sejenak hingga suhu normal.
6. Kemudian menimbang berat masing-masing Pan + Agregat
yang telah kering Oven.
7. Dilanjutkan dengan pengolahan data hasil penelitian.
c. Perhitungan data hasil pengujian
1. Berat agregat basah (Sebelum dioven)
= (Berat Pan + Agregat sebelum dioven) – Berat Pan
kosong
2. Berat agregat kering (Setelah dioven)
= (Berat Pan + Agregat setelah dioven) – Berat Pan kosong
3. Berat air
= Berat agregat sebelum dioven – Berat agregat setelah
dioven
Berat Air
4. Kadar air ¿ Berat Agregat Kering × 100

3.6.6 Pengujian Kadar Lumpur Agregat

Tujuan

Untuk mengetahui apakah agregat kasar dan agregat halus


yang akan digunakan untuk pembuatan sampel telah memiliki
kadar lumpur yang aman atau tidak, untuk agregat kasar kadar
lumpur maksimum yang diizinkan adalah 1% dari berat agregat
yang dipakai sedangkan untuk agregat halus adalah 5% dari berat
agregat yang akan dipakai.

Peralatan

52
Ayakan No.16, ayakan No.200, pan dan timbangan digital
ketelitian 0,1 gram.

Bahan

Batu 2/3, batu 1/2, pasir palu dan air bersih.

Langkah Kerja
a. Persiapan pengujian
1. Melakukan penimbang berat kosong Pan.
2. Menyusun saringan No.16 dan No.200.
3. Menyiapkan Batu 2/3, Batu 1/2 dan Pasir Palu masing-
masing sebanyak 1000 gram dan dicatat sebagai berat
agregat sebelum dicuci.
4. Setelah selesai maka pengujian siap dilakukan.
b. Pelaksanaan pengujian
1. Melakukan pencucian setiap agregat yang telah disiapkan
sebelumnya.
2. Setiap akan meniriskan air bekas pencucian, harus
dilakukan dengan menumpahkan air bekas pencucian pada
saringan yang sudah disusun, hal ini bertujuan agar agregat
yang ikut larut akan tertahan pada saringan, agregat yang
lolos ayakan No.200 dianggap sebagai lumpur. Nantinya
agregat yang tertahan saringan No.16 dan No.200 akan
diambil kembali karena masih terhitung sebagai bagian
dari agregat dan bukan lumpur.
3. Setelah pencucian setiap agregat selesai, setiap agregat
harus dimasukkan kedalam Oven.
4. Nyalakan Oven dan diamkan selama ± 4 jam.
5. Setalah selesai timbang berat setiap Pan + Agregat yang
telah dicuci.

53
6. Setalah selesai, maka dapat dilanjutkan dengan pengolahan
data hasil penelitian.

c. Perhitungan data hasil pengujian


1. Berat agregat sebelum dicuci
Diperoleh dari hasil penimbangan setiap agregat
yang telah disiapkan untuk penelitian.
2. Berat agregat setelah dicuci
= (Berat Pan + Agregat yang telah dicuci) – Berat Pan
kosong
3. % Kadar Lumpur
Berat agregat awal−Berat agregat setelah dicuci
¿ ×100
Berat Agregat setelah dicuci

3.6.7 Pengujian Berat Volume Agregat

Tujuan

Untuk mengetahui berat volume dari agregat kasar dan


agregat halus yang akan digunakan dalam pelaksanaan penelitian.

Peralatan

Mold Cilinder, batang penumbuk, timbangan digital


ketelitian 0,1 gram dan sekop kecil.

Bahan

Batu 2/3, batu 1/2 , pasir palu, dan air bersih.

Langkah Kerja

a. Persiapan pengujian
1. Melakukan penimbangan berat kosong Mold.
2. Mengisi mold dengan Air sampai penuh.

54
3. Menimbang berat Mold + Air, nantinya data ini akan
dipakai untuk menghitung volume Mold.
4. Melanjutkan ketahap pelaksanaan pengujian.

b. Pelaksanaan pengujian
1. Metode Tusuk

1) Mengisi 1/3 bagian Mold dengan Batu 2/3.


2) Menusuk Mold yang telah terisi 1/3 bagian sebanyak 25
kali menggunakan batang penumbuk.
3) Mengisi lagi Batu 2/3 sampai Mold terisi 2/3 bagian,
dan lakukan lagi penumbukan sebanyak 25 kali.
4) Mengisi lagi Batu 2/3 hingga Mold penuh dan
melakukan penumbukan lagi sebanyak 25 kali.
5) Selanjutnya ratakan permukaan atas Batu 2/3 yang
telah terisi penuh didalam Mold menggunakan batang
penumbuk.
6) Menimbang berat Mold + Batu 2/3.
7) Mengulangi langkah 1 sampai 6 metode tusuk pada
Batu 1/2 dan Pasir Palu.

2. Metode Goyang

1) Mengisi 1/3 bagian Mold dengan Batu 2/3.


2) Menggoyangkan Mold yang telah terisi 1/3 bagian
sebanyak 25 kali ke kanan dan 25 kali ke kiri.
3) Mengisi lagi Batu 2/3 sampai Mold terisi 2/3 bagian,
dan menggoyangkan lagi ke kanan dan ke kiri masing-
masing 25 kali.
4) Mengisi lagi Batu 2/3 hingga Mold penuh dan
menggoyangkan lagi ke kanan dan ke kiri masing-
masing 25 kali.

55
5) Selanjutnya ratakan permukaan atas Batu 2/3 yang
telah terisi penuh didalam Mold menggunakan batang
penumbuk.
6) Menimbang berat Mold + Batu 2/3.
7) Mengulangi langkah 1 sampai 6 metode goyang pada
Batu 1/2 dan Pasir Palu.

3. Metode Lepas

1) Mengisi penuh Mold dengan cara mengambil Batu 2/3


menggunakan sekop dan menjatuhkannya dari
ketinggian ± 30 cm kedalam Mold.
2) Setelah penuh meratakan permukaan Batu 2/3 yang
berlebih.
3) Menimbang berat Mold + Batu 2/3.
4) Mengulangi langkah 1 sampai 3 metode lepas pada
Batu 1/2 dan Pasir Palu.

4. Setalah selesai, maka dapat dilanjutkan dengan pengolahan


data hasil penelitian.
c. Perhitungan data hasil pengujian

1. Volume Mold
= (Berat Mold + Air) – Berat Mold Kosong
2. Berat Agregat
= (Berat Mold + Agregat) – Berat Mold Kosong
3. Berat Volume Agregat
Berat Agregat
¿
Volume Mold
4. Rata-rata berat volume
BV .Tusuk + BV .Goyang + BV . Lepas
¿
3

56
3.6.8 Pengujian Abrasi Agregat Kasar

Tujuan

Untuk mengetahui tingkat keausan agregat kasar yang akan


digunakan dalam penelitian. Agregat dikatakan memenuhi
persyaratan apabila %Keausannya di bawah 40%.

Peralatan

Mesin Los Angeles, bola baja 12 buah, saringan No.12,


saringan 1½’’, 1’’, ¾’’, ½’’, ⅜’’, pan dan timbangan digital
ketelitian 0,1 gram.

Bahan

Batu 2/3 dan Batu 1/2.

Langkah Kerja
Untuk pengujian abrasi Batu 2/3 dan Batu 1/2 dilakukan
dengan metode yang berbeda tetapi tetap mengacu pada standar
yang sama yaitu SNI 2417:2008. Dimana Batu 2/3 menggunakan
Metode A sedangkan Batu 1/2 menggunakan Metode B.
a. Persiapan pengujian
1. Batu 2/3

1) Menyusun saringan secara berurutan mulai dari 1½’’,


1’’, ¾’’, ½’’, dan ⅜’’ diposisi paling bawah.
2) Memasukkan Batu 2/3 kedalam saringan yang telah
disusun dan mengayaknya.
3) Mengelompokkan setiap Batu 2/3 yang tertahan pada
saringan 1’’, ¾’’, ½’’ dan ⅜’’ pada Pan yang berbeda,

57
kemudian menimbangnya sampai setiap Batu yang
dikelompokkan masing-masing memiliki berat sebesar
1250 gram.

2. Batu 1/2

1) Menyusun saringan secara berurutan mulai dari ¾’’,


½’’, dan ⅜’’ diposisi paling bawah.
2) Memasukkan Batu 1/2 kedalam saringan yang telah
disusun dan mengayaknya.
3) Mengelompokkan setiap Batu 1/2 yang tertahan pada
saringan ½’’ dan ⅜’’ pada Pan yang berbeda, kemudian
menimbangnya sampai setiap Batu yang
dikelompokkan masing-masing memiliki berat sebesar
2500 gram.

b. Pelaksanaan pengujian
1. Menggabungkan kembali Batu 2/3 yang telah di siapkan
sebelumnya, dan lakukan penimbangan untuk memastikan
berat Batu 2/3 adalah 5000 gram.
2. Kemudian memasukkan Batu 2/3 kedalam mesin Los
Angeles.
3. Selanjutnya memasukkan bola baja sebanyak 12 bola
kedalam mesin Los Angeles dan menutup rapat mesin Los
Angeles agar saat mesin dinyalakan Batu 2/3 yang diuji
tidak terhambur keluar, serta pastikan Pan penampung
agregat telah terpasang pada bagian bawah mesn Los
Angeles.
4. Menyalakan mesin Los Angeles dan biarkan mesin
berputar sebanyak 500 putaran atau ± 15 menit.
5. Setelah selesai, matikan mesin dan membuka penutup
mesin, kemudian menumpahkan Batu 2/3 dan bola baja
yang sebelumnya dimasukkan pada Pan yang berada

58
dibawah mesin Los Angeles, selanjutnya mengambil Pan
dari bawah mesin Los Angeles, kemudian memasang
kembali penutup mesin Los Angeles.
6. Kemudian melakukan penyaringan agregat yang telah
selesai diabrasi menggunakan saringan No.12 dan
kumpulkan material yang tertahan pada saringan tersebut.
7. Selanjutnya Menimbang berat Batu 2/3 yang tertahan
saringan No.12.
8. Membersihkan sisa Batu 2/3 yang lolos saringan No.12
dari Pan, kemudian memasang kembali pan dibawah mesin
Los Angeles.
9. Mengulangi langkah pelaksanaan nomor 1 sampai 8, untuk
melakukan abrasi pada Batu 1/2, tetapi untuk langkah ke 3
jumlah bola baja yang dimasukkan kedalam mesin Los
Angeles dikurangi menjadi 11 bola baja saja.
10. Setelah selesai dapat dilanjutkan ketahap perhitungan data
hasil pengujian.
c. Perhitungan data hasil pengujian
1. Berat agregat sebelum di abrasi
Diperoleh dari hasil penimbangan setiap agregat
yang telah disiapkan untuk penelitian.
2. Berat agregat setelah diabrasi
Diperoleh dari hasil penimbangan berat agregat
yang tertahan saringan No.12 setelah abrasi dilakukan.
3. Berat agregat yang hilang
= Berat agregat sebelum abrasi – Berat agregat setelah
abrasi
4. % Keausan agregat
Berat agregat yang hilang
¿ ×100
Berat Agregat sebelum abrasi

59
3.6.9 Pengujian Konsistensi Normal Semen

Tujuan

Untuk mengetahui kadar air yang dapat menghasilkan


rekatan semen yang optimum.

Peralatan

Sarung tangan karet, mesin pengaduk, alat vicat, cincin


konik+alas, timbangan digital ketelitian 0,1 gram, spatula dan
mangkuk pengaduk.

Bahan

Semen 3 Roda dan air bersih.

Langkah Kerja
a. Persiapan pengujian
1. Menyiapkan semen sebanyak 3 sampel, masing-masing
seberat 300 gram.
2. Menyiapkan air sesuai kadar air yang direncanakan untuk
dilakukan pengujian, misalnya 23%, 24% dan 25% dari
berat sampel semen yang disiapkan.
3. Kemudian dapat dilanjutkan dengan pelaksanaan
pengujian.
b. Pelaksanaan pengujian
1. Memasukkan salah satu sampel semen kedalam mangkuk
pengaduk, beserta dengan salah satu kadar air yang
direncanakan, misalnya kadar air 23 %.
2. Memasang mangkuk pengaduk pada mixer, kemudian
diamkan selama 15 detik.
3. Menyalakan mixer dengan kecepatan 1 selama 30 detik.
4. Selanjutya matikan mixer dan mengaduk pasta semen yang
tercecer menggunakan spatula selama 15 detik.

60
5. Menyalakan kembali mixer dengan kecepatan 2 selama 60
detik.
6. Selanjutnya mematikan mixer dan mengangkat wadah
mixer dan mengambil adonan pasta menggunaan sarung
tangan karet.
7. Membentuk adonan pasta menjadi bola dan
melemparkannya ketangan kiri lalu ketangan kanan
sebanyak 12 kali.
8. Setelah selesai, memasukkan adonan pasta yang telah
berbentuk bola kedalam cincin konik dan meletakkan
cincin konik diatas alasnya.
9. Meratakan permukaan adonan pasta menggunakan spatula.
10. Meletakkan cincin konik pada alat vicat.
11. Mengatur posisi jarum vicat yang besar menjadi dibawah
dan menyentuhkan ujung jarum vicat yang besar pada
permukaan pasta semen kemudian menguncinya.
12. Mengatur bacaan alat vicat menjadi 0 mm.
13. Kemudian membuka pengunci batang vicat sehingga
batang vicat jatuh dan ujung jarum yang besar menekan
permukaan pasta semen, sehingga terjadi penurunan.
14. Menunggu selama 30 detik.
15. Setelah 30 detik, mengunci kembali batang vicat dan baca
nilai penurunan yang terjadi pada pasta semen.
16. Mengulangi langkah pengujian 1 sampai 15 untuk menguji
sampel 2 dan 3.
17. Setelah selesai dapat dilanjutkan dengan pengolahan data
hasil pengujian.
c. Pengolahan data hasil pengujian
1. Membuat grafik hubungan antara kadar air dan penurunan
yang dialami sampel pasta semen yang telah diuji.

61
2. Pada penurunan 10 mm ditarik garis horizontal hingga
bersilangan dengan garis grafik hubungan kadar air dengan
penurunan.
3. Dari titik perpotongan ditari garis vertical kebawah sampai
menyentuh garis kadar air. Maka akan diperoleh nilai kadar
air yang dapat menghasilakn rekatan optimum dari semen.
3.6.10 Pengujian Setting Time Semen

Tujuan

Untuk mengetahui waktu ikatan awal dan ikatan akhir


semen yang digunakan dalam penelitian.

Peralatan

Sarung tangan karet, mesin pengaduk, alat vicat, cincin konik


+ alas, timbangan digital ketelitian 0,1 gram, spatula, water bath
dan mangkuk pengaduk.

Bahan

Semen 3 Roda dan air bersih.

Langkah Kerja
a. Persiapan pengujian
1. Menyiapkan semen sebanyak 300 gram.
2. Menyiapkan air sesuai kadar air yang diperoleh dari
pengujian konsistensi normal semen.
3. Kemudian dapat dilanjutkan dengan pelaksanaan
pengujian.
b. Pelaksanaan pengujian
1. Memasukkan semen kedalam mangkuk pengaduk, beserta
air yang telah disiapkan sesuai dengan kadar air yang
diperoleh dari pengujian konsistensi normal, misalnya
kadar air 24,4 %.

62
2. Memasang mangkuk pengaduk pada mixer, kemudian
diamkan selama 15 detik.
3. Menyalakan mixer dengan kecepatan 1 selama 30 detik.
4. Selanjutya matikan mixer dan mengaduk pasta semen yang
tercecer menggunakan spatula selama 15 detik.
5. Menyalakan kembali mixer dengan kecepatan 2 selama 30
detik.
6. Mengulangi langkah ke 4.
7. Menyalakan kembali mixer dengan kecepatan 2 selama 60
detik.
8. Selanjutnya mematikan mixer dan mengangkat wadah
mixer dan mengambil adonan pasta menggunaan sarung
tangan karet.
9. Membentuk adonan pasta menjadi bola dan
melemparkannya ketangan kiri lalu ketangan kanan
sebanyak 12 kali.
10. Setelah selesai, memasukkan adonan pasta yang telah
berbentuk bola kedalam cincin konik dan meletakkan
cincin konik diatas alasnya.
11. Meratakan permukaan adonan pasta menggunakan spatula.
12. Meletakkan cincin konik yang telah berisi pasta semen
kedalam Water bath selama 30 menit.
13. Mengambil kembali cincin konik + pasta semen dari dalam
Water bath, kemudian meletakkan cincin konik + pasta
semen pada alat vicat.
14. Mengatur posisi jarum vicat yang kecil menjadi dibawah
dan menyentuhkan ujung jarum vicat yang kecil pada
permukaan pasta semen kemudian menguncinya.
15. Mengatur bacaan alat vicat menjadi 0 mm.

63
16. Kemudian membuka pengunci batang vicat sehingga
batang vicat jatuh dan ujung jarum yang kecil menekan
permukaan pasta semen, sehingga terjadi penurunan.
17. Menunggu selama 30 detik.
18. Setelah 30 detik, mengunci kembali batang vicat dan baca
nilai penurunan yang terjadi pada pasta semen.
19. Mengangkat kembali batang vicat dan memposisikan
kembali ujung jarum pada permukaan pasta semen, tetapi
dengan menggeser posisinya 1 cm dari posisi awal,
kemudian kunci batang vicat dan mengatur kembali posisi
bacaan menjadi 0, dan tunggu selama 15 menit.
20. Setelah 15 menit jatuhkan kembali batang vicat dan baca
nilai penurunannya.
21. Mengulangi langkah 19 dan 20 hingga tidak terjad
penurunan lagi pada pasta semen.
22. Setelah selesai dapat dilanjutkan dengan pengolahan data
hasil pengujian.
c. Pengolahan data hasil pengujian
1. Waktu pengikatan awal diperoleh dari penurunan sebesar
25 mm yang di alami pasta semen pada saat pengujian,
apabila pada saat pengujian tidak ada data yang
menunjukkan penurunan 25 mm, maka dapat dihitung
dengan rumus :
(25 mm−b )
¿ a− ( a−d )
( c−b )
Keterangan :

a = interval waktu pada saat terjadinya


penurunan dibawah 25 mm
b = nilai penurunan yang terjadi dibawah 25
mm
c = nilai penurunan yang terjadi sebelum

64
interval waktu penurunan 25 mm
d = interval waktu pada saat sebelum terjadinya
penurunan 25 mm
25 mm = penurunan yang menandakan ikatan awal
2. Waktu pengikatan akhir didapat pada saat tidak terjadi lagi
penurunan pada pasta semen saat pengujian dilakukan.

3.6.11 Pengujian Densitas Semen

Tujuan

Untuk menentukan perbandingan anatar berat semen dan


volume semen yang akan digunakan untuk membuat rancangan
Job Mix Design.

Peralatan

Corong Kaca, botol Le Catiler, Water Bath dan timbangan


digital ketelitian 0,1 gram

Bahan

Semen 3 Roda dan minyak tanah.

Langkah Kerja
a. Persiapan pengujian
1. Menyiapkan minyak tanah secukupnya.
2. Menyiapkan semen sebanyak 64 gram.
3. Mengisi minyak tanah kedalam botol Le Catiler sampai
terisi dibatasan garis 0 dan 1 yang ada pada botol Le
Catiler, kemudian tutup botol Le Catiler.

65
4. Kemudian memasukkan botol Le Catiler yang telah berisi
minyak tanah kedalam Water bath yang telah terisi air
selama 60 menit.
5. Setelah 60 menit keluarkan botol Le Catiler dari dalam
Water bath, kemudian baca nilai V1 (V1 adalah nilai
permukaan minyak yang berada diantara garis 0 dan 1).
6. Kemudian pengujian dapat dilaksanakan.
b. Pelaksanaan pengujian
1. Memasukkan semen yang telah disiapkan kedalam botol
Le Catiler yang telah berisi minyak tanah secara perlahan
menggunakan corong kaca, diusahakan tidak ada semen
yang menempel pada dinding bagian dalam botol Le
Catiler.
2. Selanjutnya memiringkan botol Le Catiler, dan memutar
botol selama ± 15 menit untuk mengeluarkan udara yang
masih ada didalam botol Le Catiler.
3. Kemudian menutup botol Le Catiler dan memasukkan
kembali botol kedalam Water bath selama 60 menit.
4. Setelah itu mengeluarkan botol Le Catiler dari dalam
Water bath, kemudian membaca nilai V2 (nilai permukaan
minyak tanah yang mengalami peningkatan akibat semen
yang dimasukkan kedalam botol Le Catiler).
5. Selanjutnya dilanjutkan dengan perhitungan data hasil
pengujian.
c. Perhitungan data hasil pengujian

Berat Semen
Berat densitas ¿ ×d
V 2−V 1
Keterangan :
V1= volume minyak tanah (diperoleh dari hasil permukaan
minyak yang berada diantara garis 0 dan 1 pada botol Le
Catiler)

66
V2= volume minyak tanah + semen (diperoleh dari nilai
permukaan minyak tanah yang mengalami peningkatan akibat
semen yang dimasukkan kedalam botol Le Catiler)
d = berat densitas air yaitu 1

3.6.12 Pengujian Kehalusan Semen

Tujuan

Untuk menentukan nilai kehalusan dari semen yang akan


digunakan untuk penelitian.

Peralatan

Saringan No.100, saringan No.200, pan, sieve shaker


machine dan Timbangan digital ketelitian 0,1 gram.

Bahan

Semen 3 Roda

Langkah Kerja
a. Persiapan pengujian
1. Menyusun saringan mulai dari saringan No.100, kemudian
dibawahnya No.200 + Pan.
2. Memasang saringan yang telah disusun pada Sieve shaker
machine.
3. Menyiapkan semen sebanyak 50 gram.
b. Pelaksanaan pengujian

1. Memasukkan semen yang telah disiapkan kedalam


saringan yang telah dipasang pada Sieve shaker machine.
2. Memasang penutup saringan dan plat penahan saringan,
kemudian nyalakan Sieve shaker machine selama 5 menit.

67
3. Kemudian mematikan Sieve shaker machine dan
melakukan penimbangan untuk setiap semen yang tertahan
pada saringan No.100, No.200 dan Pan.
4. Selanjutnya dapat dilanjutkan dengan melakukan
perhitungan hasil pengujian.

c. Perhitungan data hasil pengujian


1. Persentase semen tertahan pada saringan
Berat semen yang tertahan pada saringan
¿ ×100
Berat awal semen yang disiapkan

68
3.7 Jadwal Pelaksanaan Skripsi (Schedule)

Berikut adalah jadwal pengerjaan skripsi yang telah disusun :

Tahun 2021
No Jenis Kegiatan Januari Februari Maret April Mei Juni Juli
M1 M2 M3 M4 M5 M6 M7 M8 M9 M10 M11 M12 M13 M14 M15 M16 M17 M18 M19 M20 M21 M22 M23 M24 M25 M26
Pencarian Data Penelitian
1
Terdahulu

2 Pengajuan Judul

3 Pengerjaan Proposal Skripsi

4 *Penelitian Awal

5 Seminar Proposal Skripsi

6 Revisi Proposal Skripsi

7 *Penelitian Lanjutan

8 Penyusunan Laporan Skripsi

9 Sidang Akhir Skripsi

10 Revisi Laporan Skripsi

Penjilidan dan Pengumpulan


11
Laporan Skripsi

Gambar 3.2 Jadwal Pengerjaan Skripsi


Catatan : *Penelitian Awal : Pengujian Material penyusun beton dan pembuatan Job Mix Formula

*Penelitian Lanjutan : Pembuatan Sampel Beton, Uji Setting Time Mortar dan Kuat Tekan Beton

68

69
70

Anda mungkin juga menyukai