Anda di halaman 1dari 9

1

Pengecilan Ukuran dengan Ball Mill

Objektif:
Mempelajari kinerja ball mill dalam pengecilan ukuran garam dengan cara
membandingkan distribusi ukuran partikel dari campuran awal dan akhir.

Pendahuluan
Ball milling adalah metode yang digunakan untuk memecah padatan menjadi ukuran
yang lebih kecil atau menjadi serbuk. Ball mill adalah salah satu jenis penggiling
dengan bagian utama sebuah silinder. Metode ini biasanya digunakan dalam
menggiling (atau mencampur) bahan seperti bijih logam, bahan kimia, bahan baku
keramik dan cat. Silinder berputar mengelilingi sumbu horizontal. Silinder diisi
dengan media penggiling (grinding ball) dan bahan yang akan digiling. Bahan yang
dapat digunakan sebagai media penggiling adalah bola keramik, kerikil dan bola
stainless steel. Ball mill berukuran besar hingga sedang diputar secara mekanis
pada porosnya, tetapi pada ball mill yang berukuran kecil (seperti di laboratorium)
silinder diputar menggunakan dua poros penggerak (dengan katrol dan sabuk
digunakan untuk memfasilitasi gerakan berputar).
Ada beberapa jenis peralatan penggilingan yang digunakan dan dapat dikategorikan
menurut metode utama yang digunakan. Apapun metode utama yang diterapkan,
tingkat pengecilan ukuran selalu dikaitkan dengan waktu penggilingan. Dikenal
metode pemotongan, metode tumbukan, metode kompresi dan metode gesekan.
Ball mill menggunakan gabungan metode tumbukan dan gesekan.
Dalam percobaan ini, akan dilakukan pengecilan ukuran garam kasar menggunakan
ball mill kemudian distribusi ukuran partikelnya dapat diketahui dengan mengguna-
kan saringan (ayakan/sieving).

Pengalaman menunjukkan bahwa bola (grinding ball) berukuran kecil efektif untuk
menggiling partikel umpan berukuran kecil/halus, sedangkan bola (grinding ball)
besar dibutuhkan untuk menangani partikel besar. Selain itu, bijih yang lebih keras
dan lebih kasar membutuhkan energi benturan tinggi dan media (grinding ball)
besar. Umpan berukuran sangat halus memerlukan luas permukaan kontak antar
umpan dan grinding ball yang besar dan ini dapat dilakukan dengan grinding ball
berukuran kecil (Napier-Munn et al., 1996).

1
Penggilingan pada ball mil terutama disebabkan oleh tumbukan (impact) dan
gesekan (attrition).

Gambar 1. Zona penggerusan diidentifikasi dalam profil beban bola


(Napier-Munn et al., 1996)

Tabel 1 Skala kekerasan bahan (Mohs)


bahan talek gipsum NaCl kalsit fluorit apatit feldspar kwarsa topas korundum intan
kekerasan 1 2 2,5 3 4 5 6 7 8 9 10

Gambar 2. Variabel pada pengecilan ukuran


Ayakan
Proses pengayakan pada percobaan ini menggunakan tumpukan ayakan yang
memiliki mata jaring terkecil di atas nampan pengumpul dilanjutkan dengan jaring
yang semakin kasar ke arah atas tumpukan.

Diameter partikel dapat diukur dengan berbagai cara. Untuk partikel berukuran besar
( > 5 mm) dapat diukur secara langsung dengan menggunakan micrometer. Untuk

2
partikel yang sangat halus diukur dengan menggunakan ukuran ayakan standar.
Ukuran ayakan dapat dinyatakan dalam dua angka. Pertama, berupa angka ukuran
mesh (jumlah lubang dalam 1 inchi linear). Misalnya untuk ayakan ukuran 4-mesh,
berarti terdapat 4 lubang di sepanjang 1 inchi linear. Ayakan 100-mesh memiliki 100
bukaan dan seterusnya. Semakin besar nilai mesh maka ukuran partikel yang dapat
melewati ayakan tersebut semakin kecil. Kedua, ukuran aktual dari bukaan ayakan
berupa ukuran besar partikel (dalam mm atau inchi). Ada beberapa perbedaan yang
standar dalam penggunakan ukuran ayakan tetapi yang penting adalah
menggunakan standar tertentu dalam penentuan ukuran partikel yang kita
kehendaki. Tabel di bawah ini menunjukan daftar nomor mesh yang bersesuaian
untuk ayakan baku Tyler.

Tabel 2. Ayakan Tyler


Mesh Number ( in ) ( mm ) Mesh Number ( in ) ( mm )
3 0.263 6.680 35 0.0164 0.417
4 0.185 4.699 48 0.0116 0.295
6 0.131 3.327 65 0.0082 0.208
8 0.093 2.362 100 0.0058 0.147
10 0.065 1.651 150 0.0041 0.104
14 0.046 1.168 200 0.0029 0.074
20 0.0328 0.833 270 0.0021 0.053
28 0.023 0.589 400 0.0015 0.038

Diameter rata-rata partikel antar ayakan berdasarkan ayakan Tyler, misal partikel
yang lolos melalui ayakan 150 mesh tetapi tertahan pada 200 mesh dilambangkan
dengan partikel –150/+200 mesh. Berikut tabel diameter partikel rata-rata
berdasarkan ayakan Tyler.

Tabel 3. Diameter partikel rata-rata berdasarkan ayakan Tyler


Ukuran ayakan Diameter partikel Dp dlm in
-10 /+14 0.0555
-14 /+20 0.0394
-20 /+28 0.0280
-28 /+35 0.0198
-35 /+48 0.0140
-48 /+65 0.0099
-65 /+100 0.0070
-100 /+150 0.0050
-150 /+200 0.0035

3
Diameter rata-rata partikel juga dapat ditentukan menggunakan persamaan berikut.
𝑫𝒑 + 𝑫𝒑
𝒂𝒘𝒂𝒍 𝒂𝒌𝒉𝒊𝒓
𝑫𝒑 =
𝒓𝒂𝒕𝒂−𝒓𝒂𝒕𝒂 𝟐

Gambar 3. Presentasi data ayakan a) plot histogram, b) plot distribusi kumulatif

Percobaan
Bahan: Garam kasar (diameter 2 mm)

Peralatan:
• Mesin penggilingan bola (ball mill)
• Bola baja (grinding ball) dengan dua ukuran berbeda
• Timbangan
• Ayakan (sieving)

4
Ball mill Sieve shaker

Prosedur:

1. Timbang 100 g garam kasar (rata-rata diameter 2 mm).


2. Bola penggiling (grinding ball) baja dengan diameter 1 cm dengan berat 100 g
dimasukkan ke dalam 'gilingan' (silinder).
3. Garam kasar dimasukkan ke dalam 'gilingan'.
4. Proses penggilingan dilakukan dengan kecepatan tertentu--- rpm, selama waktu
tertentu.
5. Produk yang diperoleh ditimbang kembali.
6. Serbuk yang diperoleh diayak dengan sieve nest.
7. Plot grafik (histogram) distribusi ukuran partikel produk.

8. Variasi: waktu, ukuran GB, bahan GB, rasio umpan/GB, putaran (rpm), kekerasan
umpan, waktu sizing.

Tabel Data Pengamatan


Data Dp awal dan Dp akhir :
Ukuran Massa Massa
μm *) awal, akhir,
(g) (g)
+4000
-4000/+2000
+2000/+1000
-1000/+500
-500/+250

5
-250/+125
-125/+63
-63/+45
-45/0
Total
*) Jumlah dan ukuran ayakan disesuaikan dengan alat yang tersedia

Hasil, Perhitungan dan Pengolahan Data


Variabel tetap Variabel Berubah Hasil
a Umpan: waktu: 5; 10; 20 menit) Kurva t- Dp
Garam 2 mm 100 g
N = 80 rpm
GB = steel 1 cm
Rasio U/GB = 1/1
b Umpan: kecepatan putaran: 40; 80; Kurva N-Dp
Garam 2 mm 100 g 110 rpm
Waktu = 10 menit
GB = steel 1 cm
Rasio U/GB = 1/1
c Umpan: GB: steel, diameter GB : Kurva
Garam 2 mm = 100 g 1 cm, 2 cm, campuran GB 1 histogram:
Waktu = 10 menit cm: 2cm = 50/50 GB-Dp
Rasio U/GB = 1/1
N = 80 rpm
d Umpan: massa jenis GB : Kurva
Garam 2 mm 100 g bahan keramik , steel, histogram:
N = 80 rpm (diameter sama), GB-Dp
Rasio U/GB = 1/1 GB campuran st/ker, rasio
Waktu = 10 menit 50/50
e Umpan: rasio umpan/GB : 2/1; 1/1; Kurva
Garam 2 mm 100 g 1/2 histogram:
N = 80 rpm rasio U/GB-
GB = steel 1 cm Dp
Waktu = 10 menit
f Umpan: 2 mm 100 g Kekerasan bahan/umpan: Kurva
N = 80 rpm garam, batubara/arang kayu histogram:
GB = steel 1 cm Jenis U-Dp

6
Variabel tetap Variabel Berubah Hasil
Rasio U/GB = 1/1
Waktu = 10 menit
g Data percobaan a Waktu sizing 5; 10; 20 menit Kurva t- Dp

Pertanyaan:

1. Faktor apa saja yang mempengaruhi proses pengecilan ukuran partikel (milling)?
• Faktor-faktor yang mempengaruhi proses milling.:
Ukuran partikel, jumlah bola, kepadatan partikel, kekerasan, jumlah media
yang digunakan, waktu penggerusan, dan kecepatan putar ball mill (rpm)
• Ukuran: Semakin kecil partikel media, semakin kecil ukuran partikel produk
akhir. Sedangkan ukuran partikel media (grinding ball) harus lebih besar
dari bahan yang akan digerus.
• Densitas: Media gerinda (grinding ball) harus lebih padat dari bahan yang
digiling. Jika media (grinding ball) mengapung di atas bahan yang digiling
maka akan menjadi masalah.
• Kekerasan: Media gerinda harus cukup tahan lama untuk menggiling
bahan, tetapi tidak terlalu keras sehingga dapat merusak silinder dengan
cepat.
• Jumlah media (grinding ball) yang digunakan: Semakin banyak jumlah
media, semakin cepat proses pengecilan ukuran. Tetapi akan terjadi
pengurangan kapasitas penggilingan, sehingga menurunkan produksi.
Faktanya, penggunaan campuran dua ukuran media yang berbeda dapat
memberikan hasil yang jauh lebih cepat, dibandingkan dengan
penggunaan satu ukuran media.
• Waktu penggilingan: Semakin lama waktu penggilingan, semakin cepat
proses pengurangan ukuran partikel.
• Kecepatan putar ball mill (rpm): Semakin cepat putaran ball mill, semakin
cepat pula proses pengecilan ukuran.

Ball mill menggiling partikel menggunakan media penggilingan (grinding ball) dan
dapat dengan cepat menghasilkan bubuk halus yang semula berupa butiran
kasar. Ball mill biasanya digunakan dalam industri pertambangan.

Diskusi:
Dari hasil tersebut pengecilan ukuran bertambah seiring peningkatan kecepatan
putar ball mill. Sementara itu, peningkatan waktu untuk ball milling juga akan
meningkatkan pengecilan ukuran. Hal lain yang perlu dipertimbangkan adalah
bahwa semua kurva mempunyai kemiringan negatif. Ini menunjukkan bahwa
sebagian besar ukuran partikel terdistribusi ke sisi kiri.
7
Terakhir, bobot yang lebih sedikit diperoleh setelah milling dibandingkan dengan
sebelum milling karena beberapa partikel tertinggal di ball mill. Tidak semua partikel
dapat dikeluarkan dari ball mill karena beberapa partikel yang berukuran kecil
cenderung menempel di dinding dan sebagian lagi tertahan oleh bukaan ball mill
yang sempit.

Kesimpulan:
Pengecilan ukuran meningkat seiring dengan bertambahnya jumlah rotasi dan waktu
untuk ball milling. Ayakan dengan aperture yang lebih besar harus digunakan dalam
penyaringan untuk mendapatkan kurva distribusi ukuran partikel yang lengkap.
Beberapa partikel hilang saat memindahkannya keluar dari ball mill, yang
menghasilkan bobot yang lebih ringan setelah ball milling.

Referensi:
1. M. E. Aulton. (1988) Pharmaceutics – The Science Of Dosage Form Design. 2nd Edition. Churchill Livingstone,
UK. Pg. 166-172

2. Robert E. Schilling, Union Process Inc. (n.d.) Citing Websites. Choose The Right Grinding Mill. Retrieved date.
21st December 2013. From http://www.unionprocess.com/tech_papers/ChooseTheRightGrindingMill.pdf

3. Citing Websites. Rod Mills, How Do They Work? (1994-2012) Retrieved date. 21st December 2013.
From http://www.mine-engineer.com/mining/rodmill.htm

4. Citing Websites. Ball Mills. (2013) Retrieved date. 21st December 2013.
From http://www.unitednuclear.com/index.php?main_page=index&cPath=25_35

5. A. Sahoo* and G. K. Roy. (2008) Citing Websites. Correlations for the Grindability of the Ball Mill As a Measure of
Its Performance. From http://dspace.nitrkl.ac.in/dspace/bitstream/2080/879/1/correlations1.p

Anda mungkin juga menyukai