Anda di halaman 1dari 13

PENGHANCURAN DAN PENGAYAKAN (SIEVING)

LAPORAN TETAP PRAKTIKUM SATUAN OPERASI

Disusun Oleh:

M. Aditya 0614 4041 1736

M. Fadil Taufik 0614 4041 1737

Steven Reymond Maldhy S. 0614 4041 1739

Yoga Suprayogi 0614 4041 1740

Rizka Perwita Sari 0614 4041 2037

Kelompok : 4

Kelas : 7 EGD

Instruktur: Mustain Zamhari, M.Si

JURUSAN TEKNIK KIMIA

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN TEKNIK ENERGI

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA

PALEMBANG
(SIEVNG I)

I. TUJUAN PERCOBAAN
Memisahkan partikel-partikel berdasarkan ukuran fraksi-fraksi yang diinginkan
dari suatu material hasil proses penghancuran (grinding).

II. ALAT DAN BAHAN


Alat yang digunakan:
 Satu set ayakan ukuran 20, 28, 35, 48, 65, 100, 150 dan 200 mesh
Bahan yang digunakan:
 1 kg batubara

III. DASAR TEORI


Pengayakan (sieving) meruapakan salah satu metode pemisahan sesuai
dengan ukuran yang dikehendaki. Pengayakan biasanya dilakukan terhadap
material yang telah mengalami proses penghancuran (grinding). Partikel yang
lolos melalui ukuran saring tertentu disebut sebagai undersize dan partikel yang
tertahan diatas saringan tertentu diatas saringan disebut oversize. Bebarapa
ayakan yang sering digunakan atara lain:
 Grizzly, merupakan jenis ayakan dimana material yang diayak mengikuti
aliran pada posisi kemiringan tertentu.
 Vibrating screen, ayakan dinamis dengan permukaan horizontal dan miring,
digerakkan pada frekuensi 1000 – 7000 Hertz. Satuan kapasitas tinggi dengan
efisiensi pemisahan yang baik, digunakan untuk interval ukuran partikel yang
luas.
 Oscillating screen, ayakan dinamis pada frekuensi yang lebih rendah dari
vibrating screen (100 – 400 Hz) dengan waktu yang lebih lama, lebih linier
dan tajam.
 Recipracating screen, ayakan dinamis yang dioperasikan dengan gerakan
mengoyangkan, pantulan yang panjang (20 – 200 Hz).
 Shifting screen, ayakan dinamis yang dioperaiskan dengan gerakan memutar
dalam bidang permukaan ayakan. Gerakan aktual dapat berupa putaran atau
getaran memutar. Digunakan untuk pengayakan material basah atau kering.
 Revolving screen, ayakan dinamis dengan posisi miring, berotasi pada
kecepatan rendah (10 – 20 rpm). Digunakan untuk pengayakan basah dari
material – material relatif kasar.
Secara umum tujuan dari size reduction atau pemecah atau pengecilan
ukuran adalah sebagai berikut :
1. Menghasilkan padatan dengan ukuran maupun spesifik permukaan tertentu
2. Memecahkan bagian dari mineral atau kristal dari persenyawaan kimia
yang terpaut dalam padatan tertentu
Beberapa cara untuk memeperkecil ukuran zat padat dapat dilakukan
dengan menggunakan berbagai cara berikut:
1. Kompresi (tekanan)
2. Impak (pukulan)
3. Atrisi (gesekan)
4. Pemotongan

Kompresi umumnya digunakan utnuk pemecahan kasar zat padat keras,


dengan menghasilkan relatif sedikit halusan. Pukulan menghasilkan hasil yang
berukuran kasar, sedang dan halus.Berdasarkan ukuran zat padat yang akan
dikecilkan (umpan), maka peralatan  pemecah atau pengecilan ukuran dibedakan
atas:

1. Pemecah kasar, yaitu menghasilkan padatan dengan ukuran umpan antara


2 sampai 96 inchi
2. Pemecah antara, yaitu menghasilkan padatan dengan ukuran 1 sampai 3
inchi
3. Pemecah halus , yaitu menghasilkan padatan dengan ukuran 0,25 sampai
0,5 inchi

Pengayakan atau penyaringan adalah proses pemisahan secara mekanik


berdasarkan perbedaan ukuran partikel. Pengayakan (screening) dipakai dalam
skala industri, sedangkan penyaringan (sieving) dipakai untuk skala laboratorium.

Produk dari proses pengayakan, diantaranya:


 Ukuran lebih besar daripada ukuran lubang-lubang ayakan (oversize).
 Ukuran yang lebih kecil daripada ukuran lubang-lubang ayakan
(undersize)

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pengayakan, yaitu:


 Jenis ayakan
 Cara pengayakan
 Kecepatan pengayakan
 Ukuran ayakan
 Waktu pengayakan
 Sifat bahan yang akan diayak

Tujuan dari proses pengayakan ini adalah: [Taggart,1927]


1. Mempersiapkan produk umpan (feed) yang ukurannya sesuai untuk
beberapa proses berikutnya.
2. Mencegah masuknya mineral yang tidak sempurna dalam peremukan
(Primary crushing) atau oversize ke dalam proses pengolahan berikutnya,
sehingga dapat dilakukan kembali proses peremukan tahap berikutnya
(secondary crushing).
3. Untuk meningkatkan spesifikasi suatu material sebagai produk akhir.
4. Mencegah masuknya undersize ke permukaan.
5. Pengayakan biasanya dilakukan dalam keadaan kering untuk material
kasar, dapat optimal sampai dengan ukuran 10 in (10 mesh). Sedangkan
pengayakan dalam keadaan basah biasanya untuk material yang halus
mulai dari ukuran 20 in sampai dengan ukuran 35 in.

Permukaan ayakan yang digunakan pada screen bervariasi, yaitu:


[Brown,1950]
1. Plat yang berlubang (punched plate, bahan dapat berupa baja ataupun karet
keras.
2. Anyaman kawat (woven wire), bahan dapat berupa baja, nikel, perunggu,
tembaga, atau logam lainnya.
3. Susunan batangan logam, biasanya digunakan batang baja (pararel rods). 
4. Sistem bukaan dari permukaan ayakan juga bervariasi, seperti bentuk
lingkaran, persegi ataupun persegi panjang. Penggunaan bentuk bukaan ini
tergantung dari ukuran, karakteristik material, dan kecepan gerakan screen.

Faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan material untuk menerobos


ukuran ayakan adalah :
1. Ukuran buhan ayakan
Semakin besar diameter lubang bukaan akan semakin banyak material
yang lolos.
2. Ukuran relatif partikel
Material yang mempunyai diameter yang sama dengan panjangnya akan
memiliki      kecepatan dan kesempatan masuk yang berbeda bila posisinya
berbeda, yaitu yang satu melintang dan lainnya membujur.
3. Pantulan dari material
Pada waktu material jatuh ke screen maka material akan membentur kisi-
kisi screen sehingga akan terpental ke atas dan jatuh pada posisi yang tidak
teratur.
4. Kandungan air
 Kandungan air yang banyak akan sangat membantu tapi bila hanya sedikit
akan menyumbat screen.
Diameter partikel
            Diameter partikel dapat diukur dengan berbagai cara. Untuk partikel
berukuran besar (> 5 mm) dapat diukur secara langsung dengan menggunakan
mikrometer standar. Ukuran partikel yang sangat halus diukur dengan
menggunakan ukuran ayakan standar. Ukuran ayakan dapat dinyatakan dengan
dua cara, yaitu dengan ukuran mesh (jumlah lubang dalam inchi kuadrat) dan
dengan ukuran actual dari bukaan ayakan dengan ukuran partikel besar ( dalam
mm atau inchi). Ada beberapa standar dalam penggunaan ukuran ayakan tetapi
yang penting adalah memperoleh standar tertentu dalam penentuan ukuran
partikel yang kita kehendaki. Tabel dibawah ini menunjukkan daftar nomor mesh
yang bersesuaian untuk ayakan baku tyler.

Table 1. Ayakan tyler

Ukuran mesh Inchi Millimeter

3 0,263 6,680

4 0,185 4,699

6 0,131 3,327

8 0,093 2,362

10 0,065 1,651

14 0,046 1,168

20 0,0328 0,833

28 0,023 0,0589

35 0,0164 0,417

48 0,0116 0,295

65 0,0082 0,208

100 0,0058 0,147

150 0,0041 0,104

200 0,0029 0,074

270 0,0021 0,053


400 0,0015 0,083

            Diameter rata-rata partikel antar ayakan berdasarkan ayakan tyler, missal
partikel lolos melalui ayakan 150 mesh tetapi tertahan pada 200 mesh dituliskan -
150+200 mesh. Berikut ini tabel diameter partikel rata-rata penentuan ayakan
tyler.

Tabel 2. Diameter partikel rata-rata berdasarkan ayakan tyler.

Ukuran ayakan Diameter partikel Dp


(mesh) (inchi)

-10+14 0,0555

-14+20 0,0394

-20+28 0,0280

-28+35 0,0198

-35+48 0,0140

-48+65 0,0099

-65+100 0,0070

-100+150 0,0050

-150+200 0,0035

Diameter partikel rata-rata (Dpw) dirumuskan dengan persamaan :

Dpw                = ∑ xi. Dp mean

Dpw                = diameter rata-rata partikel

Xi                    = fraksi massa

Dp mean          = diameter rata-rata antar ayakan


IV. PROSEDUR PERCOBAAN

1. Menyiapkan  satu set ayakan dengan ukuran seperti diatas


2. Menghancurkan material yang akan diayak
3. Melakukan pengayakan
4. Menimbang masing-masing fraksi yang lolos ayakan tersebut
V. DATA PENGAMATAN

 Percobaan 1 (5 menit)

Dp, Xi.dp
No Ukuran Massa Fraksi mean fk mean
1 2 0 0 1 1 0
0,0000
2 1,4 0 0 1,7 1,00000 0
0,1228 0,1473790
3 1 12,16 2 1,2 0,87718 5
0,4687 0,3820235
4 0,63 46,41 4 0,815 0,40844 3
0,3664 0,1804656
5 0,355 36,28 3 0,4925 0,04202 1
0,0392 0,0109026
6 0,2 3,89 9 0,2775 0,00273 9
0,0015 0,0001893
7 0,05 0,15 1 0,125 0,00121 7
Nampa 0,0012
8 n 0,12 1 0,025 0,00000 0,00003
3,331582 0,7209905
  total 99,01 1 5,635 7 6

 Percobaan 2 (10 menit)

Dp, Xi.dp
No Ukuran Massa Fraksi mean fk mean
1 2 0 0 1 1 0
0,0000
2 1,4 0 0 1,7 1,00000 0
0,1081 0,1297493
3 1 10,7 2 1,2 0,89188 9
0,4724 0,3850166
4 0,63 46,75 1 0,815 0,41946 7
0,3780 0,1861805
5 0,355 37,41 3 0,4925 0,04143 3
0,0375 0,0104314
6 0,2 3,72 9 0,2775 0,00384 9
7 0,05 0,24 0,0024 0,125 0,00141 0,0003031
3 5
Nampa 0,0014 0,0000353
8 n 0,14 1 0,025 0,00000 7
3,358023
  total 98,96 1 5,635 4 0,7117166

 Percobaan 3 (15 menit)

Dp, Xi.dp
No Ukuran Massa Fraksi mean fk mean
1 2 0 0 1 1 0
2 1,4 0 0,00000 1,7 1,00000 0
0,0687449
3 1 5,66 0,05729 1,2 0,94271 4
0,46862 0,3819281
4 0,63 46,3 3 0,815 0,47409 4
0,2017355
5 0,355 40,47 0,40962 0,4925 0,06447 8
0,0164590
6 0,2 5,86 0,05931 0,2775 0,00516 1
0,0003542
7 0,05 0,28 0,00283 0,125 0,00233 5
Nampa 0,0000582
8 n 0,23 0,00233 0,025 0,00000 0
3,488765 0,6692801
  total 98,8 1 5,635 2 1

 Percobaan 4 (20 menit)

No Ukuran Massa Fraksi Dp, fk Xi.dp


mean mean
1 2 0 0 1 1 0
0,00000
2 1,4 0 0 1,7 1,000000 0
0,04343 0,0521158
3 1 4,29 0 1,2 0,956570 1
0,46821 0,3815929
4 0,63 46,25 2 0,815 0,488358 3
0,41992 0,2068121
5 0,355 41,48 3 0,4925 0,068435 1
0,06306 0,0175017
6 0,2 6,23 9 0,2775 0,005365 7
0,00293 0,0003669
7 0,05 0,29 6 0,125 0,002430 8
Nampa 0,00243 0,0000607
8 n 0,24 0 0,025 0,000000 4
3,521158 0,6584503
  total 98,78 1 5,635 1 4


Percobaan 5 (25 menit)
Dp,
No Ukuran Massa Fraksi mean fk Xi.dp mean
1 2 0 0 1 1 0
0,0000
2 1,4 0 0 1,7 1,00000 0
0,0391 0,04693009
3 1 3,86 1 1,2 0,96089 1
0,4834 0,39404052
4 0,63 47,72 9 0,815 0,47741 7
0,4038
5 0,355 39,86 5 0,4925 0,07356 0,19889615
0,0669 0,01858434
6 0,2 6,61 7 0,2775 0,00659 7
0,0034 0,00043059
7 0,05 0,34 4 0,125 0,00314 8
Nampa 0,0031
8 n 0,31 4 0,025 0,00000 0,00007852
3,52158054 0,65896023
  total 98,7 1 5,635 7 3
VI. ANALISA DATA PERCOBAAN
Pada praktikum Penghancuran dan Pengayakan yang telah dilakukan,
tujuan dari praktikum ini adalah untuk memisahkan partikel-partikel berdasarkan
ukuran fraksi-fraksi yang diinginkan dari suatu material hasil proses
penghancuran (grinding). Dimana, pengayakan merupakan salah satu metode
pemisahan sesuai ukuran yang dikehendaki. Sebelumnya, sebelum dilakukan
pengayakan terlebih dahulu dilakukan proses penghancuran atau pemecahan.
Pengayakan dilakukan dalam interval waktu sebesar 5 menit, 10 menit, 15
menit, 20 menit dan 25 menit dengan kecepatan yang sama yaitu 10 rpm. Partikel
yang lolos pada saat terjadi pengayakan disebut undersize dan partikel yang
tertahan diatas disebut oversize. Pada alat pengayakan susunan alat disusun
berdasarkan jumlah mesh yang terkecil sampai yang terbesar. Dimana, semakin
besar ukuran ayakan maka semakin kecil ukuran lubang, yaitu 2,0 mm, 1,4 mm,
1,00 mm, 0,63 mm, 0,355 mm, 0,200 mm dan 0,05 mm.
Jumlah atau berat yang diayak yaitu sebesar 100 gram. Pada percobaan,
didapatkan bahwa semakin besar ukuran mesh pada ayakan maka semakin kecil
diameter partikel yang lolos. Dimana, pengayakan ini dipengaruhi oleh bentuk
lubang ayakan, celah, ukuran partikel dan interval waktu.
Pada percobaan, didapatkan total massa diantaranya percobaan 1 sebesar
99,01 gram, percobaan 2 sebesar 98,96 gram, percobaan 3 sebesar 98,8 gram,
percobaan 4 sebesar 98,78 gram, dan percobaan 5 sebesar 98,7 gram. Semakin
lama waktu pengayakan, maka jumlah atau hasil ayakan akan semakin berkurang
atau semakin halus.

VII. KESIMPULAN
Dari praktikum yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa:
1. Pengayakan (sieving) merupakan salah satu metode pemisahan sesuai dengan
ukuran yang dikehendaki. Dimana, partikel yang lolos disebut undersize dan
partikel yang tertahan disebut oversize.
2. Didapatkan hasil fraksi.Dp mean, yaitu”
 Percobaan 1: 0,72099056
 Percobaan 2: 0,7117166
 Percobaan 3: 0,66928011
 Percobaan 4: 0,65845034
 Percobaan 5: 0,658960233
3. Semakin lama waktu pengayakan, maka jumlah atau hasil akan semakin
berkurang.
DAFTAR PUSTAKA

Tim Penyusun. 2015. Penuntun Praktikum Satuan Operasi I. Palembang:


Politeknik Negeri Sriwijaya

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/29440/4/Chapter%20II.pdf

http://eprints.undip.ac.id/34232/6/1680_chapter_III.pdf

http://ekaandrians.blogspot.co.id/2014/09/penghancuran-dan-pengayakan.html
GAMBAR ALAT

Satu set ayakan

Anda mungkin juga menyukai