Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

SPIRITUALITAS ST PAULUS
Disusun untuk memenuhi tugas
Mata kuliah: Spritualitas ST Paulus
Dosen pengampuh:Emilianus Jehadus, S.S.,M.PD.

Disusun Oleh:
1. Agustina Muliati Muhut (20104005)
2. Elisabeth Lasitania Trinitas (20104017)
3. Nofi Satria Nurhayati Peda Hela (20104047)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIFERSITAS KATOLIK
INDONESIA SANTU PAULUS RUTENG
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan hidayah-Nya, kelompok
kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "Pengertian dan Komeponen
Spiritualitas Kristiani" dengan tepat waktu.
Makalah disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Spritualitas ST Paulus. Selain itu,
makalah ini bertujuan menambah wawasan tentang pengertian dan komponen spiritualitas
kristiani bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang kami miliki
sangat kurang. Oleh kerena itu kami harapkan kepada para pembaca untuk memberikan
masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Mendengar kata spiritual atau spiritualitas mungkin yang ada dalam benak pikiran yakni
yang berkaitan dengan dunia lain atau alam bawah sadar. Namun disini bukan mengacu pada hal
tersebut melainkan yang mengaju pada spiritualitas kristiani yang termasuk dalam penyerahan
diri secara penuh kepada Tuhan Yesus. Jiwa spiritualitas kristiani sebenarnya memang layak kita
lakukan yang mana juga sudah diwajibkan dan tertulis dalam kitab suci. Arti, dari sifat
spiritualitas kristiani ialah merupakan sebuah kelahiran baru atau lahir kembali menurut Alkitab
yang ada di dalam jiwa masing-masing anak Allah dan merupakan cara bagaimana mengijinkan
Roh Kudus masuk dalam kehidupan dan memimpin serta menguasai seluruh kehidupan kita.
Disini dijelaskan bila kita dilahirkan kembali, bahkan merupkan ayat Alkitab tentang berserah,
maka harus menerima Roh Kudus yang telah memetaraikan semua umat yang percaya untuk
tujuan penebusan. Dengan demikian sangat jelas jika spiritualitas kristiani itu sangat diperlukan
dalam pribadi masing-masing.Konsep dari spiritualitas kristiani sebenarnya juga sudah tertuang
di dalam Alkitab yang mana disini dimaksudkan dengan sebuah rumusan bahkan pedoman yang
harus dilakukan agar relasi dengan Tuhan Yesus semakin baik. Bahkan anda dan saya bisa
mengetahui ayat Alkitab tentang hidup. Dengan adanya kedekatan relasi dengan Tuhan seperti
ini jelas akan membuat hidup akan lebih baik dan sesuai dengan ajaran yang sudah diberikan
Tuhan Yesus kepada semua anak-anaknya.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Spiritual atau spiritualitas?
2. Menjelaskan Komponen-komponne Spiritualitas Kristiani !
1.3. Tujuan Penulisan
Untuk mengetahui apa itu spiritualitas serta apa itu komponen-komponen spiritualitas
kristiani.
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN SPIRITUALITAS

Spiritualitas berasal dari mata spirit yang berasal dari bahasa latin yaitu spiritus yang
berarti nafas. Dalam istilah modern mengacu kepada energi batin yang non jasmani meliputi
emosi dan karakter. Dalam kamus psikologi, kata spirit berarti suatu zat atau makhluk
immaterial, biasanya bersifat ketuhanan menurut aslinya, yang diberi sifat dari banyak ciri
karakteristik manusia, kekuatan, tenaga, semangat, moral atau motivasi (J.P Caplin, 1998:480).
Istilah “spiritualitas” berasal dari kata spirituality, yang merupakan kata benda, turunan
dari kata sifa spiritual. Dalam bentuk kata sifat spiritual mengandung arti “yang berhubungan
dengan spirit”, “yang berhubungan dengan fenomena dan makhluk supernatural” (Hendrawan,
2009: 18). Spiritual mencakup seluruh aspek kehidupan manusia yang merupakan sarana
pencerahan diri dalam menjalani kehidupan untuk mencapai tujuan dan makna hidup (Hasan,
2008: 288)
Menjelaskan di Pargament (2013), spiritualitas diartikan sebagai kesadaran atau
keyakinan pada kekuatan yang lebih tinggi atau energi yang menginspirasi seseorang untuk
mencari makna dan tujuan di luar dirinya kehidupan. Didefinisikan sebagai perubahan sebesar
apapun dalam spiritual atau orientasi atau pengalaman agama, ke segala arah (misalnya,
pertumbuhan spiritual dan perjuangan spiritual; Balk, 1999).
Spiritualitas dipahami secara luas konstruksi yang mencakup pengalaman pribadi yang
beragam, di dalam dan di luar konteks agama yang berbeda. Sebagai ilustrasi, spiritualitas dapat
mencakup semua orang pengalaman yang sakral, baik di gereja atau sinagoga, alam, atau
seseorang dalam kamar tidur sendiri. Demikian pula, dapat memasukkan perubahan yang secara
eksplisit bersifat religius alam (misalnya, perubahan keyakinan atau afiliasi agama ), serta sering
terjadi di luar konteks agama (misalnya, perubahan rasa keterhubungan ke alam).
Halkes menegaskan dinamika Roh Kudus dalam memahami spiritualitas ketika ia
menyatakan : “Spiritualitas merupakan sebuah sikap hidup yang berorientasi kepada Roh Kudus
sebagai dorongan untuk hidup dalam keadilan dan kasih suatu kehidupan yang di dalamnya Roh
diberikan kesempatan untuk berperan“.
Lascaris berpendapat bahwa spiritualitas merupakan suatu penghayatan iman yang di
dalamnya penghayatan tidak hanya menyangkut suatu pengalaman, tetapi sekaligus sebuah
praktek beriman yaitu berbuat sesuatu.
Tischler mengatakan bahwa spiritualitas mirip atau dengan suatu cara, berhubungan
dengan emosi atau perilaku dan sikap tertentu dari seorang individu. Menjadi seorang yang
spiritual berarti menjadi seorang yang terbuka, memberi, dan penuh kasih. Spiritualitas adalah
kebutuhan bawaan manusia untuk berhubungan dengan sesuatu yang lebih besar dari diri
manusia itu.
Menurut Fontana dan Davic, mendefinisikan spiritual lebih sulit dibandingkan
mendefiniskan agama atau religion, dibanding dengan kata religion, para psikolog membuat
beberapa definisi spiritual, pada dasarnya spiritual mempunyai beberapa arti, diluar dari konsep
agama, kita berbicara masalah orang dengan spirit atau menunjukkan spirit tingkah laku.
Kenyakan spirit selalu dibandingkan dengan faktor kepribadian. Secara pokok spirit merupakan
energi baik secara fisik dan psikologis (Tamani, 2011: 19).
Dari beberapa pendapat beberapa ahli diatas dapat digaris besari bahwa definisi tentang
spiritualitas dengan pendekatan yang berbeda-beda, berpendapat bahwa spiritualitas adalah aspek
kemanusiaan yang mengacu pada cara individu mencari makna tersurat, tujuan dan cara mereka
mengalami keterhubungan mereka untuk saat ini, untuk diri, orang lain, dengan alam, dan
dengan kebermaknaan atau suci.
Jadi, dari penjabaran diatas dapat disimpulkan bahwa spiritualitas adalah dimensi
supranatural yang dapat mempengaruhi dan membentuk kualitas jiwa, mensinergikan hubungan
dengan Tuhan dan alam semesta demi keseimbangan dan tujuan hidup yang baik.

B. KOMPONEN-KOMPONEN SPIRITUALITAS
Tischler mengatakan bahwa spiritualitas mirip atau dengan suatu cara, berhubungan
dengan emosi atau perilaku dan sikap tertentu dari seorang individu. Menjadi seorang yang
spiritual berarti menjadi seorang yang terbuka, memberi, dan penuh kasih. Spiritualitas adalah
kebutuhan bawaan manusia untuk berhubungan dengan sesuatu yang lebih besar dari diri
manusia itu. Istilah ”sesuatu yang lebih besar dari manusia”adalah sesuatu yang diluar diri
manusia dan menarik perasaan akan diri orang tersebut. Pengertian spiritualitas ini memiliki dua
komponen, yaitu:
a) Komponen Vertikal, yaitu sesuatu yang suci, tidak berbatas tempat dan waktu, sebuah
kekuatan yang tinggi, sumber, kesadaran yang luar biasa.
b) Komponen Horizontal, yaitu melayani teman-teman manusia dan planet secara
keseluruhan.

Komponen vertikal sejalan dengan pengertian spiritualitas dari Schreurs yang


memberikan pengertian spiritualitas sebagai hubungan personal terhadap sosok transenden.
Spiritualitas mencakup inner life individu, idealisme, sikap, pemikiran, perasaaan dan
pengharapannya terhadap Yang Mutlak. Spiritualitas juga mencakup bagaimana individu
mengekspresikan hubungannya dengan sosok transenden tersebut dalam kehidupan sehari-hari.
Selain itu, spiritualitas diartikan sebagai suatu cara menjadi dan mengalami sesuatu yang datang
melalui kesadaran akan dimensi transenden dan memiliki karakteristik beberapa nilai yang dapat
diidentifikasi terhadap diri sendiri, kehidupan, dan apapun yang dipertimbangkan seseorang
sebagai Yang Kuasa.
Sedangkan komponen horizontal sejalan dengan pengertian spiritualitas dari Fernando
yang mengatakan bahwa spiritualitas juga bisa tentang perasaan akan tujuan, makna, dan
perasaan terhubung dengan orang lain. Pendapat ini tidak memasukkan agama dalam
mendefinisikan spiritualitas.
Menurut Elkins, terdapat delapan (8) komponen spiritualitas, yaitu dimensi transenden,
makna dan tujuan dalam hidup, misi hidup, kesakralan hidup, nilai-nilai material, altruisme,
idealisme, serta kesadaran akan peristiwa tragis. Komponen-komponen spiritualitas menurut
Elkins mencakup hubungan seorang individu dengan daya yang melebihi dirinya dan juga
dengan orang-orang di sekitarnya. Seseorang dengan spiritualitas yang berkembang akan
memiliki komponen-komponen di atas.
1. Dimensi Transenden
Individu spiritual percaya akan adanya dimensi transenden dari kehidupan. Inti yang
mendasar dari komponen ini bisa berupa kepercayaan terhadap Tuhan atau apapun yang
dipersepsikan oleh individu sebagai sosok transenden. Individu bisa jadi menggambarkannya
dengan menggunakan istilah yang berbeda, model pemahaman tertentu atau bahkan metafora.
Pada intinya penggambaran tersebut akan menerangkan kepercayaannya akan adanya sesuatu
yang lebih dari sekedar hal-hal yang kasat mata. Kepercayaan ini akan diiringi dengan rasa
perlunya menyesuaikan diri dan menjaga hubungan dengan realitas transenden tersebut. Individu
yang spiritual memiliki pengalaman bersentuhan dengan dimensi transenden.
2. Makna dan Tujuan dalam Hidup
Individu yang spiritual memahami proses pencarian akan makna dan tujuan hidup. Dari
proses pencarian ini, individu mengembangkan pandangan bahwa hidup memiliki makna dan
bahwa setiap eksistensi memiliki tujuannya masingmasing. Dasar dan inti dari komponen ini
bervariasi namun memiliki kesamaan yaitu bahwa hidup memiliki makna yang dalam dan bahwa
eksistensi individu di dunia memiliki tujuan.
3. Misi Hidup
Individu merasakan adanya panggilan yang harus dipenuhi, rasa tanggung jawab pada
kehidupan secara umum. Pada beberapa orang bahkan mungkin merasa akan adanya takdir yang
harus dipenuhi. Pada komponen makna dan tujuan hidup, individu mengembangkan pandangan
akan hidup yang didasari akan pemahaman adanya proses pencarian makna dan tujuan.
Sementara dalam komponen misi hidup, individu memiliki metamotivasi yang berarti mereka
dapat memecah misi hidupnya dalam target-target konkrit dan tergerak untuk memenuhi misi
tersebut.
4. Kesakralan Hidup
Individu yang spiritual mempunyai kemampuan untuk melihat kesakralan dalam semua
hal hidup. Pandangan akan hidup mereka tidak lagi dikotomi seperti pemisahan antara yang
sakral dan yang sekuler, atau yang suci dan yang duniawi, namun justru percaya bahwa semua
aspek kehidupan suci sifatnya dan bahwa yang sakral dapat juga ditemui dalam hal-hal
keduniaan.
5. Nilai-Nilai Material
Individu yang spiritual menyadari akan banyaknya sumber kebahagiaan manusia,
termasuk pula kebahagiaan yang bersumber dari kepemilikan material. Oleh karena itu, individu
yang spiritual menghargai materi seperti kebendaan atau uang namun tidak mencari kepuasaan
sejati dari hal-hal material tersebut. Mereka menyadari bahwa kepuasaan dalam hidup
semestinya datang bukan dari seberapa banyak kekayaan atau kebendaan yang dimiliki.
6. Altruisme
Individu yang spiritual menyadari akan adanya tanggung jawab bersama dari masing-
masing orang untuk saling menjaga sesamanya (our brother’s keepers). Mereka meyakini bahwa
tidak ada manusia yang dapat berdiri sendiri, bahwa umat manusia terikat satu sama lain
sehingga bertanggung jawab atas sesamanya. Keyakinan ini sering dipicu oleh kesadaran mereka
akan penderitaan orang lain. Nilai humanisme ini diikuti oleh adanya komitmen untuk
melakukan tindakan nyata sebagai perwujudan cinta altruistiknya pada sesama.
7. Idealisme
Individu yang spiritual memiliki kepercayaan kuat pada potensi baik manusia yang dapat
diaktualisasikan dalam berbagai aspek kehidupan. Memiliki keyakinan bukan saja pada apa yang
terlihat sekarang namun juga pada hal baik yang dimungkinkan dari hal itu, pada kondisi ideal
yang mungkin dicapai. Mereka percaya bahwa kondisi ideal adalah sesuatu yang sebenarnya
mungkin untuk diwujudkan. Kepercayaan ini membuat mereka memiliki komitmen untuk
menjadikan dunia tempat yang lebih baik, setidaknya dalam kapasitasnya masing-masing.
8. Kesadaran akan Peristiwa Tragis
Individu yang spiritual menyadari akan perlu terjadinya tragedi dalam hidup seperti rasa
sakit, penderitaan atau kematian. Tragedi dirasa perlu terjadi agar mereka dapat lebih
menghargai hidup itu sendiri dan juga dalam rangka meninjau kembali arah hidup yang ingin
dituju. Peristiwa tragis dalam hidup diyakininya sebagai alat yang akan membuat mereka
semakin memiliki kesadaran akan eksistensinya dalam hidup.
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Spiritualitas adalah dimensi supranatural yang dapat mempengaruhi dan membentuk
kualitas jiwa, mensinergikan hubungan dengan Tuhan dan alam semesta demi keseimbangan dan
tujuan hidup yang baik dan terdapat delapan (8) komponen spiritualitas, yaitu dimensi
transenden, makna dan tujuan dalam hidup, misi hidup, kesakralan hidup, nilai-nilai material,
altruisme, idealisme, serta kesadaran akan peristiwa tragis.
3.2. Saran

Kehidupan spiritualitas seseorang bukan hanya merupakan topik perbincangan di


kalangan orang beragama atau para teolog saja jadi sebaiknya kita pun harus mempelari tentang
kehidupan spiritualitas.
Daftar Pustaka
https://text-id.123dok.com/document/rz3p778yx-komponen-spiritualitas-spiritualitas-1-
pengertian-spiritualitas.html
BAHAN KULIAH SPIRITUALITAS PRODI PGSD STKIP ST. PAULUS RUTENG
OLEH;CHRISPINUS H. JEBARUS, S. FIL
https://tuhanyesus-org.cdn.ampproject.org/v/s/tuhanyesus.org/spiritualitas-kristiani/amp?
amp_js_v=a6&amp_gsa=1&usqp=mq331AQKKAFQArABIIACAw%3D
%3D#aoh=16326196118428&referrer=https%3A%2F%2Fwww.google.com&amp_tf=Dari
%20%251%24s&ampshare=https%3A%2F%2Ftuhanyesus.org%2Fspiritualitas-kristiani

Anda mungkin juga menyukai